Perlindungan hukum terhadap penyedia barang dan jasa dalam hal keterlambatan pembayaran oleh pejbat pembuat komitmen atas pengadaan barang dan jasa.

ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENYEDIA BARANG DAN JASA DALAM HAL
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Karen K.S.Napitu

Proses pengadaan barang/jasa merupakan tindakan pemerintah yang termasuk
ke dalam aspek perdata. Hubungan antara para pihak di dalam proses ini walau
dikategorikan sejajar namun pada praktiknya berindikasi ketidaksejajaran. Salah satu
yang mengindikasikan ketidaksejajaran hubungan ini adalah dalam hal sanksi atas
keterlambatan pembayaran. Dalam hal pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa
terlambat dalam menyelesaikan kewajibannya, maka akan dikenakan denda.
Sedangkan bila Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan pembayaran sangat
jarang dilakukan pembayaran meskipun Pasal 122 Perpres Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan barang/jasa pemerintah menyatakan dalam hal PPK cidera janji
maka PPK akan membayar kompensasi kepada penyedia. Namun dalam kenyataannya
di lapangan ketentuan ini tidak dipraktikkan.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan
spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Metode penelitian dengan tahap pengumpulan
data baik primer maupun sekunder. Data tersebut kemudia digunakan untuk
menggambarkan suatu objek permasalahan yang berupa sinkronisasi fakta-fakta yang
terjadi di lapangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi keterlambatan pembayaran yang dialami
penyedia dikarenakan Kontrak Mnier dan Perpres 54/2010 tidak memuat mengenai
tanggal pembayaran. Tidak termuatnya tanggal pembayaran ini menimbulkan
ketidakpastian pada penyedia barang/jasa dalam melakukan penagihan pembayaran
pekerjaan pengadaan yang sudah selesai dikerjakan/dilakukan. Namun, keadaan ini
dapat ditanggulangi dengan adanya PP 58/2005 yang mengatur mengenai pihak-pihak
yang bertanggung jawab atas pencairan anggaran juga termin waktu dalam proses
pencairan anggaran. Termin waktu dalam PP 58/2005 adalah 5 hari. Kontrak Mnier
yang mengacu pada Perpres 54/2010 secara tidak langsung juga mengacu pada PP
58/2005. Ganti rugi sebagaimana yang dimaksud Pasal 122 Perpres 54/2010
mewajibkan PPK dalam hal cidera janji untuk membayar ganti rugi kepada penyedia.
Penyelesaian dengan cara pembayaran ganti rugi atau sifatnya perdata mustahil
dilakukan karena kontrak Mnier merupakan akibat dari perbuatan publik pemerintah
yang bersegi dua. Untuk Itu perlu penyelesaian secara publik dari pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas pembayaran yaitu PA/KPA, BUD, Kuasa BUD, Bendahara
Pengeluaran, PPTK.

iv