Profitabilitas Sebagai Pemoderasi, Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag.

(1)

PROFITABILITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI

Oleh :

NI LUH MADE WINDA PRATIWI NIM :1215351036

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR


(2)

PROFITABILITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI

Oleh :

NI LUH MADE WINDA PRATIWI NIM :1215351036

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Denpasar 2016


(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal :…………..

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si., Ak. ………..…… 2. Sekretaris : Dr. Maria M. Ratna Sari, SE.,M.Si., Ak ……….……. 3. Anggota : Drs. I Wayan Putra, M.Si. ………

Mengetahui

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. Dr. Maria M. Ratna Sari, SE.,M.Si.,Ak NIP. 19650323 199103 1 004 NIP. 19650323 199103 1 004


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plaginasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Januari 2016 Mahasiswa

Ni Luh Made Winda Pratiwi 1215351036


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Profitabilitas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1) Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4) Drs. I Ketut Suardika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi dan Drs. I Made Jember, M.Si., selaku Sekretaris Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6) Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak, selaku Pembimbing Akademik yang membimbing dan selalu memberi dukungan untuk kemajuan penulis.

7) Dr. Maria M. Ratna Sari., SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

8) Dr. Ni Ketut Rasmini., SE., M.Si., Ak, selaku Dosen Ketua Penguji atas waktu, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

9) Drs. I Wayan Putra, M.Si., selaku Dosen Penguji atas waktu, bimbingan, masukan serta masukan selama penyelesaian skripsi ini.

10) Keluarga tercinta papa, mama, kakak, adik atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(6)

11) Teman-teman setia Ida Ayu Radha Arestantya, L.K. Inten Pratiwi Sucandra, Floriani Ria Dimarcia, Ida Ayu Eka Purnama Yuni, Karina Pravita, Ni Luh Nyoman Adi Kusuma Dewi, Ika Wulan Indah Sari, serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas dukungannya selama perkuliahan dan penulisan skripsi.

12) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi in bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Januari 2016


(7)

vi

Judul : Profitabilitas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Nama : Ni Luh Made Winda Pratiwi NIM : 1215351036

Abstrak

Audit report lag diukur berdasarkan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang dihitung sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profitabilitas sebagai pemoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 perusahaan dengan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis(MRA).

Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis, maka didapat simpulan bahwa (1) ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit report lag yang menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin pendek audit report lag, (2) profitabilitas mampu memoderasi (memperlemah) pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag yang menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor dengan profitabilitas yang tinggi memiliki tingkat audit report lag yang rendah. Penyelesaian audit akan lebih cepat apabila auditor mengaudit perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi pada perusahaan besar.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRAK ...vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...9

1.3 Tujuan Penelitian...9

1.4 Kegunaan Penelitian ...9

1.5 Sistematika Penulisan ...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep...12

2.1.1 Teori Keagenan ...12

2.1.2 Teori Sinyal ...14

2.1.3 Audit...15

2.1.4 Audit Report Lag...17

2.1.5 Ukuran Perusahaan...19

2.1.6 Profitabilitas ...20

2.2 Hipotesis Penelitian ...22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...27

3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian ...28

3.3 Objek Penelitian ...28

3.4 Identifikasi Variabel...28

3.5 Definisi Operasional Variabel ...29

3.6 Jenis dan Sumber Data ...31

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...31

3.8 Metode Pengumpulan Data ...33

3.9 Teknik Analisis Data...33

3.9.1 Uji Statistik Deskriptif ...33

3.9.2 Uji Asumsi Klasik...34


(9)

viii

4.3 Uji Statistik Deskriptif ...42

4.4 Uji Asumsi Klasik...44

4.5 Uji Regresi...46

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian...52

4.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag...52

4.6.2 Kemampuan Profitabilitas Memoderasi Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag ...54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...56

5.2 Saran...57 DAFTAR RUJUKAN


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian ...41

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...42

4.3 Hasil Uji Normalitas ...44

4.4 Hasil Uji Autokorelasi...45

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas...46


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian ...56

2. Tabulasi Data Perusahaan ...59

3. Analisis Statistik Deskriptif ...63

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ...64


(13)

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu negara seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif membutuhkan informasi yang transparan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam membuat keputusan investasi. Informasi seputar kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui berbagai media, diantaranya melalui laporan keuangan keuangan suatu perusahaan.

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang berguna di dalam membuat keputusan bisnis dan ekonomi (Dogan et al.,2007). Laporan keuangan menjadi sumber informasi yang wajib dipublikasikan dan sebagai sarana pertanggungjawaban terhadap banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, pemerintah, kreditor, dan lain-lainnya. Informasi yang terdapat pada laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan akan bermanfaat bagi pengguna apabila informasi disajikan tepat waktu. Knechel dan Payne (2001) menyatakan nilai informatif suatu laporan keuangan yang telah diaudit akan berkurang secara proporsional seiring


(15)

2

makin lama penundaan publikasi laporan keuangan, sejak para pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi dari sumber substitusi (Bonsόn et al.,2005).

Semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan mengumumkan kepada masyarakat. Waktu pelaporan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan go public tidak boleh melebihi dari ketentuan yang dikeluarkan oleh Bapepam. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan ini telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 1996, lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996 dan mulai berlaku pada tanggal 17 Januari 1996. Peraturan ini menyebutkan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan. Pada tanggal 30 September 2003 Bapepam mengeluarkan peraturan baru untuk memperketat penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan peraturan pasar modal dengan keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan secara berkala yang mulai berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2003, laporan keuangan harus disampaikan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan.

Peraturan tersebut tidak cukup membuat perusahaan tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Beberapa catatan mengungkapkan masih terdapat beberapa emiten yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia hingga tanggal 31 Maret 2015, status penyampaian


(16)

laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2014 menyebutkan 52 perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan tepat waktu. Keterangan mengenai perusahaan tersebut 13 perusahaan tercatat menyampaikan informasi mengenai keterlambatan penyampaian laporan keuangan sedangkan 39 perusahaan tidak menyampaikan informasi mengenai keterlambatannya. Sebelumnya di tahun 2013, terdapat tiga emiten yang terkena denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Sanksi denda dan peringatan tertulis diberikan karena perusahaan tidak menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit untuk laporan keuangan interim serta laporan keuangan per 31 Desember 2011 (Prasongkoputra, 2013).

Kendala yang biasanya dihadapi manajemen dalam menghasilkan laporan keuangan yakni harus menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit terlebih dahulu oleh akuntan publik sebelum disampaikan ke publik secara tepat waktu. Pemeriksaan laporan keuangan oleh akuntan publik bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan yang memerlukan waktu yang cukup panjang. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi, dan pengendalian intern yang kurang baik (Petronila, 2007).

Waktu penyelesaian pekerjaan audit yang lama, merupakan indikasi dari perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan atau yang biasa disebut audit report lag. Knechel dan Payne (2001) menyatakan audit report lag merupakan periode waktu antara akhir tahun fiskal dan


(17)

4

adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit.

Informasi laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dapat mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan. Hubungan teori keagenan sangat erat dengan audit report lag. Implementasi teori keagenan berupa kontrak kerja yang mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan utilitas. Agen diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan prinsipal. Perusahaan dalam hal ini digambarkan sebagai prinsipal, sedangkan yang berperan sebagai agen adalah auditor independen. Perusahaan menggunakan jasa auditor independen untuk mengaudit laporan keuangan mereka. Perusahaan berharap agar auditor menyelesaikan laporan keuangan tepat waktu, sehingga informasi dalam laporan keuangan menjadi berkualitas.

Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya sebuah persusahaan. Indikator ukuran perusahaan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang seperti total nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, anak perusahaan, dan sebagainya. Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana perusahaan dapat diklasifikasikan sesuai besar kecilnya perusahaan tersebut, umumnya diproksikan dengan total aset.

Perusahaan besar umumnya lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat dan tepat waktu. Perusahaan besar cenderung mendapat tekanan untuk segera melaporkan laporan keuangan sehingga tepat waktu dalam penyampaiannya dibandingkan dengan


(18)

perusahaan berskala kecil. Hal ini membuat manajemen perusahaan berkerja secara lebih professional sehingga proses penyusunan laporan dan auditnya lebih cepat.

Besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan. Menurut Febrianty (2011), perusahaan yang memiliki aset yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staff akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat. Munsif et al. (2012) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki audit report lag yang lebih pendek di banding dengan perusahaan besar. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki permintaan publik akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil.

Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Menurut Simnett et al. (dalam Ilaboya et al. 2014) perusahaan besar akan memiliki keterlambatan penerbitan lebih pendek, hal ini dikarenakan perusahaan memiliki sistem akuntansi dan kontrol yang lebih baik. Ilaboya et al. (2014) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin dapat mengerahkan tekanan yang lebih besar pada auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit report lag. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor


(19)

6

memiliki jumlah sampel yang lebih banyak jika dibandingkan dengan perusahaan menengah dan kecil yang nantinya akan berdampak pada lamanya audit report lag

pada perusahaan besar. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) sistem pengendalian yang intern menjadi faktor pendukung perusahaan besar sehingga dapat memudahkan di dalam melakukan proses audit. Ahmad dan Kamarudin (2003) menyatakan perusahaan besar memiliki sumber daya untuk membayar biaya audit lebih tinggi dan dapat membayar secepatnya setelah tahun berakhir. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi auditor sehingga berakibat pada penyelesaian audit yang lebih tepat waktu.

Penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel pemoderasi, variabel profitabilitas diambil karena apabila profitabilitas pada perusahaan besar tinggi maka, audit report lag perusahaan akan berkurang. Hal mengindikasikan kinerja manajemen perusahaan yang baik karena hal tersebut mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporka kinerjanya. Sebaliknya, proses pengauditan laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan mengalami kerugian. Menurut Ariyani dan Budiartha (2014) perusahaan yang mengalami kerugian akan berdampak buruk yang menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu perusahaan, sedangkan perusahaan yang memperoleh laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian kinerja suatu perusahaan. Apabila kinerja suatu kinerja perusahaan baik maka akan memiliki sistem pengendalian intern yang baik pula. Sistem pengendalian intern perusahaan besar yang baik akan menghabiskan lebih sedikit waktu dalam melakukan proses pengauditan.


(20)

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, dengan demikian dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik bagi perusahaan. Menurut Petronila (2007) profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas suatu perusahaan merupakan gambaran yang mengukur seberapa mampu perusahaan menghasilkan laba dari proses operasional yang telah dilaksanakan untuk menjamin kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang. Nilai profitabilitas yang tinggi mengindikasikan kinerja manajemen yang baik karena hal tersebut mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya.

Proses pengauditan laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan mengalami kerugian. Kartika (2011) menyatakan tingkat keuntungan digunakan sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaaan. Lee dan Jahng (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang mendapatkan laba akan mengambil sedikit waktu untuk mengaudit. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena laporan keuangannya mengandung bad news. Perusahaan yang mengalami kerugian atau tingkat profitabilitasnya rendah akan membawa dampak buruk yang menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu perusahaan.


(21)

8

Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat relevan) penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada pihak publik sehingga dapat memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai informasi yang bermanfaat atau memiliki good news. Semakin lama audit report lag menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam pengambilan keputusan karena informasi kehilangan sifat relevannya. Sinyal yang diberikan perusahaan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti publikasi laporan keuangan. Publikasi laporan keuangan dilakukan oleh manajer untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal bad news

atau good news.

Beberapa peneliti menguji tentang audit report lag yang dihubungkan dengan variabel faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Tedja (2010) menguji ukuran perusahaan pada audit report lag. Hasil penelitiannya membuktikan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma, dkk. (2010) menguji faktor-faktor yang berpengaruh pada audit report lag. Hasil penelitiannya membuktikan profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag, sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Juanita (2012) meneliti variabel ukuran perusahaan dan variabel profitabilitas pada audit report lag. Hasil penelitiannya membuktikan variabel ukuran perusahaan dan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.


(22)

Berdasarkan beberapa penelitian yang terdahulu yang di uraikan di atas menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti dengan variabel yang sama, hal ini menyebabkan ketertarikan penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai ukuran perusahaan serta pengaruhnya pada audit report lag. Bedanya, dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel pemoderasi yaitu profitabilitas yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag. Penelitian ini menggunakan objek penelitian perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur jumlahnya banyak di Indonesia dan memiliki kompleksitas dalam informasi laporan keuangan.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian:

1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada audit report lag?

2) Apakah profitabilitas mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada

audit report lag?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas adapun tujuan dari penelitian ini adalah:


(23)

10

2) Untuk mengetahui kemampuan profitabilitas memoderasi pengaruh ukuran perusahaan pada audit report lag.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Kegunaan Teoritis

Secara teoritis diharapkan penelitian ini akan memberikan wacana (input) bagi perkembangan studi akuntansi mengenai konsep dasar yang berkaitan dengan

Audit Report Lag (ARL), serta dapat membantu memberikan referensi dalam

mengadakan penelitian lebih lanjut tentang Report Lag (ARL). 2) Kegunaan Praktis

Bagi praktisi manajemen perusahaan, analisis keuangan, investor dan kreditor bahwa hasil penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan-temuan tentang ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap audit report lag.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut:


(24)

Bab ini memuat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini mengkaji mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum organisasi, deskripsi sampel penelitian, hasil deskripsi statistik, dan hasil uji hipotesis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(25)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipal. Dalam teori keagenan, agen memiliki peran sebagai pengambil keputusan menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal menutup kontrak untuk memberikan imbalan kepada agen. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam teori keagenan mendefinisikan hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (prinsipal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa, kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut.

Permasalahan yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen disebut agency problems. Masalah dalam teori keagenan tersebut secara eksplisit maupun implicit tercermin pada laporan keuangan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan yang terjadi dalam agency problems, yaitu:

1) Moral Hazard, yaitu permasalahan muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal

yang disepakati bersama dalam kontrak kerja.

2) Adverse Selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui


(26)

informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.

Informasi laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dapat mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan. Hubungan teori keagenan sangat erat dengan audit report lag. Implementasi teori keagenan berupa kontrak kerja yang mengatur posisi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan utilitas. Agen diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan prinsipal. Prinsipal akan memberikan insentif yang layak pada agen sehingga tercapai kontrak kerja optimal. Menurut Arifin (dalam Lestari, 2010) inti dari teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal ini terjadi konflik kepentingan.

Penelitian ini menjelaskan, perusahaan bertindak sebagai prinsipal, sementara auditor independen merupakan agen. Konflik kepentingan dapat terjadi karena berbagai sebab, seperti asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan ketidakseimbangan informasi yang diterima antara agen dan prinsipal. Efek dari asimetri informasi ini dapat berupa moral hazard, permasalahan yang timbul adalah jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang ada dalam kontrak kerja. Konflik kepentingan dapat terjadi pula karena adverse selection, yaitu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah keputusan yang diambil agen benar-benar didasarkan atas informasi yang diperoleh, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian tugas.


(27)

14 2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini merupakan informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisaikan keinginan pemilik. Menurut Hartono (dalam Wijaya 2012:112) teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.

Kualitas informasi yang baik akan mengurangi asimetri informasi yang timbul antara manajemen yang lebih mengetahui informasi internal dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan. Salah satu informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah laporan keuangan tahunan yang memuat semua informasi keuangan dan non keuangan sehingga dapat mencerminkan kinerja perusahaan. Sesuai dengan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki laporan keuangan, maka laporan keuangan harus disajikan secara andal, dapat diperbandingkan, mudah dipahami, dan relevan yang memuat informasi informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan.

Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat relevan) penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada pihak publik sehingga dapat memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai informasi yang bermanfaat atau memiliki good news. Semakin lama audit report lag menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam pengambilan keputusan karena informasi


(28)

kehilangan sifat relevannya. Menurut Givoly dan Palmon (1982) lamanya audit

report lag memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki bad news sehingga tidak

dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

2.1.3 Audit

Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen Elder et al. (2013:4). Auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya berpedoman pada standar audit yang berlaku di Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 1 telah menetapkan masing – masing standar audit sebagai berikut :

1) Standar umum, yaitu:

(1) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

(2) Semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

(3) Pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.


(29)

16

(1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya.

(2) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat dilakukan.

(3) Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3) Standar pelaporan, yaitu :

(1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan, dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

(3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

(4) Laporan auditor harus memuat sesuatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.


(30)

Kewajiban memenuhi standar profesi dan tanggung jawab atas opini audit menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan. Semua itu memberikan dampak terhadap lamanya penyelesaian audit jika auditor tidak memiliki kemampuan dan kecermatan. Auditor yang dapat memenuhi tanggung jawabnya akan membuat publikasi laporan keuangan kepada masyarakat umum akan dapat terlaksana secara tepat waktu. Penyelesaian audit jika cepat dilakukan maka informasi yang akan diberikan bagi stakeholder akan lebih cepat penyampaiannya.

2.1.4 Audit Report Lag

Proses penyediaan informasi akuntansi kepada publik akan memberikan nilai lebih apabila informasi tersebut disajikan tepat waktu. Informasi yang tepat waktu adalah informasi yang memiliki audit report lag kecil. Menurut Petronila (2007)

audit report lag adalah jangka waktu penyelesaian audit antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit. Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan, lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan disebut Audit Report Lag. Dalam penelitian Henderson dan Kaplan (2000) menyatakan bahwa kesenjangan antara akhir tahun buku dan tanggal laporan auditor adalah disebut sebagai audit report lag.


(31)

18

Audit report lag termasuk dalam karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi dalam laporan keuangan yaitu sifat relevan. Laporan keuangan dianggap tidak relevan saat laporan keuangan tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan waktu (Kieso,dkk., 2010:57). Audit report lag

sangat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Semakin panjang audit report lag, berarti perusahaan akan semakin terlambat untuk menyampaikan laporan keuangan kepada publik yang menunjukan semakin lamanya auditor menyelesaikan pekerjaan audit.

Menurut Halim (2000) audit report lag berkaitan dengan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang dihitung sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting karena merupakan salah satu indikator utama untuk dapat memberikan informasi yang relevan. Dyer dan McHugh (1975), menjelaskan tiga kriteria keterlambatan pelaporan keuangan antara lain:

1) Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2) Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3) Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.


(32)

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit report lag. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besar atau kecilnya perusahaan melalui total aset. Penelitian ini menggunakan total aset untuk mengukur besar kecilnya perusahaan. Iskandar dan Trisnawati (2010) menyatakan perusahaan besar akan melaporkan laporan keuangan lebih cepat karena didukung dengan proses audit yang cepat, karena perusahaan yang lebih besar juga memiliki sumber daya untuk membayar audit fee yang lebih tinggi sehingga pekerjaan audit dapat segera dilakukan setelah tahun buku berakhir. Menurut Kusuma, dkk. (2010) perusahaan berskala besar cenderung melaporkan laporan keuangan lebih cepat dibanding perusahaan kecil karena perusahaan besar lebih diawasi oleh pemerintah, investor, Bapepam, maka dari itu perusahaan besar lebih cepat melaporkan karena adanya tekanan dari eksternal.

Sesuai keputusan ketua Bapepam Nomor: Kep-11/PM/1997 menjelaskan bahwa perusahaan menengah dan kecil adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih dari seratus miliar rupiah, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan (total assets) lebih dari seratus miliar rupiah. Menurut Machfoedz (dalam Yulia, 2013) ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori, yaitu:


(33)

20

Total aset yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki ukuran yang besar pula. Perusahaan yang dikategorikan besar biasanya merupakan perusahaan yang telah go public di pasar modal dan memiliki aset sekurang-kurangnya 200 miliar.

2) Perusahaan menengah

Perusahaan yang digolongkan dalam kategori ini jika memiliki aset diantara 2 miliar dan biasanya telah terdaftar di pasar modal.

3) Perusahaan kecil

Perusahaan kecil merupakan perusahaan yang memiliki aset kurang dari 2 miliar dan biasanya belum terdaftar di pasar modal.

Penelitian ini menggunakan total aset untuk mengukur besar kecilnya perusahaan. Total aset yang dimaksud adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan pada akhir periode yang telah diaudit (Widosari, 2012). Menurut Modugu et al. (2012) total aset mencerminkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan serta mencerminkan ukuran dari perusahaan. Total aset dipilih karena penilaian ukuran perusahaan dengan total aset lebih stabil dibandingkan dengan nilai pasar dan total penjualan.

2.1.6 Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset atau ekuitas unuk menghasilkan laba bagi perusahaan tersebut atau ukuran efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan


(34)

(Wiagustini, 2010:76). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jenis rasio profitabilitas antara lain profit margin, return in total assets, dan return on equity (Wiagustini, 2010:81). Return On

Assets (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengembalian perusahaan di dalam operasional bisnisnya dengan memanfaatkan sumber daya asetnya. Alasan perusahaan penelitian ini menggunakan ROA karena penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur, dan perusahaan manufaktur cenderung lebih menggunakan aset dalam melakukan operasional perusahaan.

Profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mencapai keuntungan. Husnan (2010) menyatakan profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Menurut Petronila (2007) profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Nilai profitabilitas yang tinggi mengindikasikan kinerja manajemen yang baik karena hal tersebut mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya. Proses pengauditan laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena laporan keuangannya mengandung bad news. Perusahaan yang mengalami kerugian atau tingkat profitabilitasnya rendah akan membawa dampak buruk yang menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu perusahaan, maka auditor akan melakukan proses


(35)

22

analisis yang mendalam untuk memastikan kemungkinan terjadinya masalah keuangan maupun management fraud.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai berikut:

2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

audit report lag. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya. Manajemen harus mengolah informasi tersebut untuk dilaporkan kepada stakeholders sehingga perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyerahkan laporan keuangannya ke auditor. Selain itu, semakin besar perusahaan, auditor cenderung mengambil sampel semakin banyak serta melakukan prosedur audit yang lebih luas. Akibatnya, audit report lag cenderung lebih lama apabila ukuran perusahaan semakin besar (Almilia dan Setiady, 2006). Hanipah (2001) menemukan bahwa waktu penyelesaian audit cenderung panjang apabila ukuran perusahaan besar.

Semakin besar perusahaan maka perusahaan akan memiliki pengendalian internal yang semakin baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Perusahaan dengan sistem pengendalian internal yang telah berjalan secara efektif dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian


(36)

laporan keuangan, sehingga bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya daripada jika pengendalian internalnya lemah (Tedja, 2011). Menurut Modugu et al

(2012) perusahaan besar dikatakan mampu menyelesaikan auditnya lebih cepat dari perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki pengendalian internal yang lebih baik. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi salah saji dalam laporan keuangan (Elder, 2013:273). Hal ini akan menyebabkan auditor tidak perlu mencari bukti audit yang lebih banyak maupun membuat penyesuaian untuk memperbaiki kesalahan penyajian dalam laporan keuangan (Prabandari dan Rustiana, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan Subekti dan Widiyanti (2004), membuktikan bahwa total aset memiliki pengaruh yang besar terhadap audit report lag. Pada umumnya perusahaan besar dimonitor oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah sehingga terdapat kecenderungan mengurang audit report lag. Perusahaan besar juga telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai sehingga memudahkan proses audit.

Dyer dan McHugh (1975), menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi audit report lag maupun penundaan pelaporan karena diawasi secara ketat oleh investor, serikat buruh, dan regulator, akibatnya audit report lag pada perusahaan besar akan cenderung lebih pendek. Sedangkan Ahmad dan Kamarudin (2003) menyatakan perusahaan yang besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk membayar biaya audit dan memiliki kemampuan untuk membayarnya secepat mungkin setelah tutup tahun


(37)

24

pekerjaannya. Sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian laporan auditor. Petronila (2007) juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit

report lag. Penelitian yang telah dilakukan oleh Christian (2013) dan Owusu-Ansah

(2000) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Hal yang serupa juga ditemukan pada penelitian Wirakusuma (2004), dan pemelitian Aryati dan Theresia (2005). Namun sebaliknya Supriyati dan Rolinda (2007) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit report lag.

2.2.2 Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Teori keagenan menjelaskan perusahaan yang mendapatkan keuntungan berharap auditor akan menyelesaikan laporan keuangan tepat waktu, sehingga informasi dalam laporan keuangan menjadi berkualitas. Namun, apabila perusahaan mendapatkan kerugian maka perusahaan meminta auditor untuk menunda pelaporan laporan keuangan. Agen (auditor) diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan prinsipal (perusahaan).

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini merupakan


(38)

informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisaikan keinginan pemilik. Menurut Hartono (dalam Wijaya 2012:112) teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.

Jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi maka

audit report lag dan akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Menurut Colbert et al. (dalam Alim dan Shakawat, 2010) risiko usaha dapat menyebabkan auditor terkena kerugian sebagai akibat dari litigasi, publisitas buruk, atau peristiwa lain yang timbul sehubungan dengan laporan keuangan. Wirakusuma (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya, jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi, maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak lainnya. Sitanggang dan Ariyanto (2015) menyatakan perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan mengurangi audit report lag. Menurut Ahmad & Kamarudin (2003), perusahaan yang memperoleh laba membutuhkan auditor yang akan segera melakukan pengauditan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan ingin menginformasikan kepada publik secepatnya tentang kondisi baik perusahaan.


(39)

26

Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini konsisten dengan penelitian Na’im (1998), Halim (2000), dan Supriyati dan Rolinda (2007). Sedangkan penelitian Aryati dan Theresia (2005), Sumiadji (2006), dan Petronila (2007) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Ukuran perusahaan menunjukkan total aset yang dimiliki perusahaan. Sebuah perusahaan yang ukuran atau skalanya besar dan sahamnya tersebar luas, pada umumnya memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba lebih tinggi karena usaha atau bisnisnnya didukung oleh aset yang besar. Perusahaan besar memiliki sumber informasi dan staf yang lebih banyak, sistem pengendalian yang kuat dan dimonitor oleh investor, jika menghasilkan laba maka perusahaan tersebut akan ingin segera mempublikasikan ke publik atas laba yang diperoleh perusahaan, dengan demikian hipotesis yang didapat adalah:


(1)

(Wiagustini, 2010:76). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jenis rasio profitabilitas antara lain profit margin, return in total assets, dan return on equity (Wiagustini, 2010:81). Return On Assets (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan di dalam operasional bisnisnya dengan memanfaatkan sumber daya asetnya. Alasan perusahaan penelitian ini menggunakan ROA karena penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur, dan perusahaan manufaktur cenderung lebih menggunakan aset dalam melakukan operasional perusahaan.

Profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mencapai keuntungan. Husnan (2010) menyatakan profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Menurut Petronila (2007) profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Nilai profitabilitas yang tinggi mengindikasikan kinerja manajemen yang baik karena hal tersebut mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya. Proses pengauditan laporan keuangan akan semakin lama apabila perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena laporan keuangannya mengandung bad news. Perusahaan yang mengalami kerugian atau tingkat profitabilitasnya rendah akan membawa dampak buruk yang menyebabkan turunnya penilaian kinerja suatu perusahaan, maka auditor akan melakukan proses audit lebih lama dengan jangka waktu yang lebih lama juga. Auditor akan melakukan


(2)

analisis yang mendalam untuk memastikan kemungkinan terjadinya masalah keuangan maupun management fraud.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh hipotesis penelitian sebagai berikut:

2.2.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya. Manajemen harus mengolah informasi tersebut untuk dilaporkan kepada stakeholders sehingga perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyerahkan laporan keuangannya ke auditor. Selain itu, semakin besar perusahaan, auditor cenderung mengambil sampel semakin banyak serta melakukan prosedur audit yang lebih luas. Akibatnya, audit report lag cenderung lebih lama apabila ukuran perusahaan semakin besar (Almilia dan Setiady, 2006). Hanipah (2001) menemukan bahwa waktu penyelesaian audit cenderung panjang apabila ukuran perusahaan besar.

Semakin besar perusahaan maka perusahaan akan memiliki pengendalian internal yang semakin baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. Perusahaan dengan sistem pengendalian internal yang telah berjalan secara efektif dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian


(3)

laporan keuangan, sehingga bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya daripada jika pengendalian internalnya lemah (Tedja, 2011). Menurut Modugu et al (2012) perusahaan besar dikatakan mampu menyelesaikan auditnya lebih cepat dari perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki pengendalian internal yang lebih baik. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi salah saji dalam laporan keuangan (Elder, 2013:273). Hal ini akan menyebabkan auditor tidak perlu mencari bukti audit yang lebih banyak maupun membuat penyesuaian untuk memperbaiki kesalahan penyajian dalam laporan keuangan (Prabandari dan Rustiana, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan Subekti dan Widiyanti (2004), membuktikan bahwa total aset memiliki pengaruh yang besar terhadap audit report lag. Pada umumnya perusahaan besar dimonitor oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah sehingga terdapat kecenderungan mengurang audit report lag. Perusahaan besar juga telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai sehingga memudahkan proses audit.

Dyer dan McHugh (1975), menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi audit report lag maupun penundaan pelaporan karena diawasi secara ketat oleh investor, serikat buruh, dan regulator, akibatnya audit report lag pada perusahaan besar akan cenderung lebih pendek. Sedangkan Ahmad dan Kamarudin (2003) menyatakan perusahaan yang besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk membayar biaya audit dan memiliki kemampuan untuk membayarnya secepat mungkin setelah tutup tahun perusahaan yang dapat dijadikan motivasi bagi auditor untuk menyelesaikan


(4)

pekerjaannya. Sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian laporan auditor. Petronila (2007) juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Penelitian yang telah dilakukan oleh Christian (2013) dan Owusu-Ansah (2000) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. Hal yang serupa juga ditemukan pada penelitian Wirakusuma (2004), dan pemelitian Aryati dan Theresia (2005). Namun sebaliknya Supriyati dan Rolinda (2007) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada audit report lag.

2.2.2 Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Report Lag

Teori keagenan menjelaskan perusahaan yang mendapatkan keuntungan berharap auditor akan menyelesaikan laporan keuangan tepat waktu, sehingga informasi dalam laporan keuangan menjadi berkualitas. Namun, apabila perusahaan mendapatkan kerugian maka perusahaan meminta auditor untuk menunda pelaporan laporan keuangan. Agen (auditor) diharapkan bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan prinsipal (perusahaan).

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini merupakan


(5)

informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisaikan keinginan pemilik. Menurut Hartono (dalam Wijaya 2012:112) teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.

Jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi maka audit report lag dan akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Menurut Colbert et al. (dalam Alim dan Shakawat, 2010) risiko usaha dapat menyebabkan auditor terkena kerugian sebagai akibat dari litigasi, publisitas buruk, atau peristiwa lain yang timbul sehubungan dengan laporan keuangan. Wirakusuma (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Sebaliknya, jika perusahaan melaporkan laba yang tinggi, maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya sehingga good news tersebut segera dapat disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak lainnya. Sitanggang dan Ariyanto (2015) menyatakan perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan mengurangi audit report lag. Menurut Ahmad & Kamarudin (2003), perusahaan yang memperoleh laba membutuhkan auditor yang akan segera melakukan pengauditan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan ingin menginformasikan kepada publik secepatnya tentang kondisi baik perusahaan.


(6)

Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini konsisten dengan penelitian Na’im (1998), Halim (2000), dan Supriyati dan Rolinda (2007). Sedangkan penelitian Aryati dan Theresia (2005), Sumiadji (2006), dan Petronila (2007) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Ukuran perusahaan menunjukkan total aset yang dimiliki perusahaan. Sebuah perusahaan yang ukuran atau skalanya besar dan sahamnya tersebar luas, pada umumnya memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba lebih tinggi karena usaha atau bisnisnnya didukung oleh aset yang besar. Perusahaan besar memiliki sumber informasi dan staf yang lebih banyak, sistem pengendalian yang kuat dan dimonitor oleh investor, jika menghasilkan laba maka perusahaan tersebut akan ingin segera mempublikasikan ke publik atas laba yang diperoleh perusahaan, dengan demikian hipotesis yang didapat adalah:


Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013)

27 175 83

Analisis Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit, dan Audit Report Lag, yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 47 85

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Jenis Opini Audit dan Kualitas Audit terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012

0 58 70

Pengaruh profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, opini audit terhadap audit report lag.

10 139 156

Kemampuan Tenure Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag.

1 3 39

Likuiditas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Pada Audit Report Lag.

1 5 42

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, ANAK PERUSAHAAN, PROFITABILITAS PERUSAHAAN, UKURAN KAP, DAN OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG.

0 0 18

Pengaruh Profitabilitas, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan dan Jenis Perusahaan terhadap Audit Report LAG,

0 0 13

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT REPORT LAG - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT REPORT LAG

0 1 154