PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG YUAN DAN EURO TERHADAP NILAI TUKAR DOLAR AS
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
ISSN : 2338 - 4794
Vol. 3. No. 3September 2015
PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG YUAN DAN EURO
TERHADAP NILAI TUKAR DOLAR AS
Akhmad Sodikin *)
Program Studi Magister Manajemen UNKRIS
Alamat: Kampus UNKRIS Jatiwaringin Jakarta Timur
Email: ihin_2007@yahoo.co.id
Abstract : The aim of the research is to know influence of yuan exchange and euro to US dollar
simultanously or partially. This research used quantitative analyses. Data was formed from January 2015 to
November 2015. Data which was analyzed using regression. To examine influence of independen variables
using F and t to examine partially.Based on data confirmed output that yuan and euro exchange influenced to
US dollar simultanously. This fact based on value of F is 1.341,74, significance level 0,00 lower than 0,05.
Yuan exchange influence to US dollar partially. Value of t is 36,261 and significance is 0,00. Euro
exchange influence to US dollar partially. Value of t is 23,854 and significance 0,00. That variable influence
to US dollar exchange 73,9 % other influenced by other variables.
Kata kunci: Nilai tukar Yuan, nilai tukar euro, nilai tukar kurs
.
PENDAHULUAN
Pasar uang global dalam pada awal
tahun 2015 sampai akhir tahun 2015,
dipenuhi dengan gejolak oleh penguatan
mata uang dolar Amerika Serikat, dan
devaluasi mata uang China, yuan.
Rencana kenaikan suku bunga acuan
Bank Sentral AS (The Fed), yang
diperkirakan terjadi pada September ini,
membuat mata uang dolar AS menguat
terhadap mata uang asing lainnya. Dolar
yang bersifat hard currency membuat
mata uang utama dunia melemah. Mata
uang Jepang, yen, mata uang Eropa, euro,
dan mata uang negara-negara Asia dibuat
melemah di hadapan dolar AS. Mata
uang yen dan rupiah pun jatuh ke level
terendah dalam 17 tahun terakhir, atau
sejak krisis ekonomi 1998.Di saat mata
uang dolar AS berdiri kokoh terhadap
mata uang dunia lainnya, China membuat
kebijakan
mengejutkan,
yakni
mendevaluasi
(melemahkan)
mata
uangnya terhadap dolar AS pada 11
Agustus 2015, sebesar 1,9 persen.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu
upaya meningkatkan daya saing ekspor
dan mendorong laju pertumbuhan
ekonominya yang menyusut, dengan
ekspor China yang menurun lebih dari
delapan persen pada Juli lalu.Walaupun
dalam rilis resmi pertamanya, Bank
Sentral China (People's Bank of
China/PBoC)
menyatakan
bahwa
devaluasi
ini
adalah
"one
off
devaluation",
atau
hanya
sekali
dilakukan. Namun, kenyataannya, Rabu
12 Agustus 2015, PBoC kembali
melanjutkan devaluasi sebesar 1,6 persen.
Beredar spekulasi bahwa PBoC akan
mendevaluasi yuan sampai 10 persen.
Pasar merespons negatif pelemahan
devaluasi
yuan,
sebagai
tanda
memburuknya perekonomian negara
ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Kekhawatiran pun memenuhi pasar
ekuitas global akan kemungkinan
terjadinya kembali krisis ekonomi
global.Kepanikan pun memenuhi pasar
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
ekuitas, yang memicu penjualan saham
dan pelemahan mata uang secara global,
dimulai dari kawasan Asia, diikuti Eropa,
dan AS. Kawasan Asia terkena pukulan
paling keras. Mata uang negara-negara
berkembang di Asia hingga Afrika,
terdepresiasi sangat dalam terhadap dolar
AS, karena investor menarik dananya
keluar.
China Yuan adalah mata uang
dalam Cina (CN, CHN). Dengan Rupiah
Indonesia adalah mata uang dalam
Indonesia (ID, IDN). China Yuan juga
dikenal sebagai Yuans, RMB, dan
Renminbi. Nilai tukar untuk China Yuan
terakhir diperbaharui pada 29 Oktober
2015 dari Dana Moneter Internasional.
Nilai tukar untuk dengan Rupiah
Indonesia terakhir diperbaharui pada 29
Oktober 2015 dari Dana Moneter
Internasional.
Dengan
melakukan
pelemahan nilai tukar yuan, pemerintah
Cina berharap hal itu akan mendongrak
kinerja ekspor dan membuat produkproduk negara itu lebih murah dan
kompetitif di pasar dunia.
Data ekonomi terbaru menunjukkan
ekspor
Cina
merosot,
sehingga
menambah kekhawatiran berlanjutnya
pelambatan ekonomi negara dengan
kekuatan ekonomi terbesar kedua di
dunia itu. Di dalam negeri Cina, dampak
penurunan nilai tukar yuan tidak terlalu
dirasakan oleh sebagian besar warga,
tetapi Xu Liping mengatakan lemahnya
nilai tukar yuan terhadap dolar berimbas
langsung
terhadap
warga
yang
menyekolahkan anaknya ke luar negeri
dan mereka yang membutuhkan dolar.
Kebijakan penurunan mata uang yuan
diharapkan
akan
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Menurut para
analis, devaluasi yuan akan mendongkrak
ekspor Cina yang mengalami penurunan
tajam selama bulan Juli
Federal Reserve pada Rabu, 28
Oktober 2015 waktu New York,
mengumumkan masih menunda rencana
menaikkan
suku
bunganya
yang
Akhmad Sodikin
mendekati nol selama lebih dari sembilan
tahun.
Keputusan tetap menunda
kenaikan suku bunga The Fed muncul
karena melemahnya beberapa data
perekonomian, khususnya di sektor
lapangan pekerjaan dan inflasi. jika The
Fed tetap akan menaikan suku bunganya
dalam waktu dekat, maka dolar AS
diperkirakan akan kian menguat terhadap
mata uang lain. Hal ini justru berdampak
buruk pada bisnis perusahaan-perusahaan
asal AS.
Pemerintah bekerja sama dengan BI
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akan
terus
melakukan
upaya
untuk
menguatkan rupiah dengan berbagai cara,
seperti menjaga defisit anggaran saat ini,
agar
tidak
semakin
besar,
memaksimalkan penyerapan anggaran,
dan membuka investasi masuk ke dalam
negeri.Pada 12 Agustus 2015 itu,
secara year to date (ytd) rupiah melemah
10,16 persen ke level Rp13.799 per dolar
AS, terendah sejak krisis ekonomi 1998.
Mata uang won (Korea) melemah 8,35
persen, bath (Thailand) 6,62 persen, dan
yen (Jepang) 3,96 persen.
Devaluasi yuan juga dikhawatirkan
akan memicu negara-negara di kawasan
itu untuk mendevaluasi mata uangnya
juga. Jika hal itu terjadi, bisa mengarah
pada devaluasi kompetitif, atau yang
dikenal sebagai perang kurs mata
uang.Namun, China mengklaim, langkah
yang ditempuhnya itu merupakan respons
terhadap pasar. "Reformasi mekanisme
kurs yuan ditujukan, agar bisa
mendorong lebih maju dengan orientasi
pasar. Pasar memainkan peran lebih besar
dalam menentukan nilai tukar untuk
memfasilitasi keseimbangan pembayaran
internasional," kata PBoC dalam sebuah
pernyataan.
Perkembangan dari mata uang
china tersebut dari bulan Januari sampai
dengan Oktober 2015 dapat dilihat pada
grafik berikut.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
2400
EURO
2300
20000
15000
10000
5000
0
2000
1900
1
20
39
58
77
96
115
134
153
172
191
1800
Gambar 1. Perkembangan kurs Yuan
terhadap rupiah
Data
tersebut
menunjukkan
perkembangan kurs mata uang Yuan
erhadap rupiah. Periode 1 pada sumbu X
menunjukkan tanggal pada akhir tahun.
Sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai
kurs yuan terhadap rupiah. Pada periode
akhir tahun 2015 kurs yuan terhadap
rupiah cenderung meningkat.
Mata uang lain yang terkena
dampak akibat krisis yang terjadi di dunia
yaitu euro. Mata uang tersebut terkena
dampak disamping dari krisi global yang
terjadi juga karena krisis salah satu
anggotanya yaitu Yunani. Yunani
mengalami krisis yang cukup berat
karena tidak mampu membayar sejumlah
hutang yang harus dibayar kepada IMF.
Perbankan di Yunani juga menutup bank
mereka karena khawatir masyarakat akan
beramai-ramai mengambil uang yang
berdampak pada situasu likuiditas yang
semakin
sulit
dikendalilan.
Perkembangan kur euro terhadap dapat
dilihat pada gambar berikut.
EURO
Gambar 2. Perkembangan kurs mata uang
euro terhadap rupiah
Pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa perkembangan kurs mata uang
euro terhadap rupiah juga berfluktuatif.
Angka 1 pada sumbu X menunjukkan
periode akhir. Pada awal periode 2015
angka kurs euro terhadap rupiah berada
pada level Rp 15.000 per euro. Nilai kurs
tersebut nak turun namun masih pada
level tersebut.
Perkembangan kur mata uang dolar
terhadap rupiah dapat dilihat pada
gambar berikut.
USD
16000
14000
12000
10000
USD
1
42
83
124
165
2100
1
31
61
91
121
151
181
2200
Gambar 3. Perkembangan kurs dolar
terhadap rupiah
Pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa perkembangan kurs mata uang
dollar AS terhadap rupiah juga
berfluktuatif. Angka 1 pada sumbu X
menunjukkan periode akhir. Pada awal
periode 2015 angka kurs dollar AS
terhadap rupiah berada pada level di
bawah Rp 13.000 per dollar AS. Nilai
kurs tersebut nak turun dan meningkat
pada akhir periode dengan menyentuh di
atas Rp 14.000 perdollar AS.
.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan metode
analisis kuantitatif. Data disusun dari
awal Januari 2015 sampai dengan akhir
tahun 2015. Data yang dikumpulkan
tersebut meliputi data harian selama 204
perkembangan kurs dari awal bulan
Januari 2015 sampai menjelang tahun
2015. Data tersebut kemudan dianalisis
dengan regresi linear berganda untuk
menganalisis pengaruh secara simultan.
Persamaan regresi linear berganda dapat
dibentuk dengan menggunakan model
sebagai berikut Y=a+bX1+bX2+e. Dalam
hal ini Y=nilai kurs dolar AS terhadap
Rupiah, X1= nilai kurs yuan terhadap
rupiah dan X2=nilai kurs euro terhadap
rupiah sedangkan Y=nilai kurs dolar AS
terhadap rupiah. Persamaan regresi
tersebut akan menganalisis apakah secara
bersama-sama
variabel
independen
berpengaruh terhadap nilai kurs dolar
terhadap
rupiah.
Uji
ini
akan
menggunakan ui nilai F.
Akhmad Sodikin
Pada analisis secara parsial maka
akan
dibentuk
sebagai
berikut
Y=a+bX1+e dalam hal ini Y=nilai kurs
dolar terhadap rupiah dan X adalah nilai
kurs yuan dan euro secara terpisah
terhadap rupiah. Uji analisis apakah
terdapat pengaruh secara parsial maka
menggunakan uji t.
Model yang dibentuk tersebut perlu
dilakukan uji asumsi klasik apakah
asumsi klasik bagi persamaan regresi
berganda yaitu meliputi uji autokorelasi
dengan menggunakan Durbin Watson, uji
multikolinieritas dengan menggunakan
VIF, uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan penyebaran pola regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum pembahasan perumusan
masalah di atas maka perlu dilakukan
deskripsi terhadap data yagn dianalisis
sebagai berikut:
Tabel 1. Statistik Data Yang Dianalisis
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
YOUN
204
2018,52
2301,92
2139,4120
62,59758
EURO
204
13633,48
16485,75
14788,3652
694,48151
USD
203
12382,00
14654,00
13255,2562
548,33509
Valid N (listwise)
203
Sumber : data dianalisis
Berdasarkan pada data di atas dapat
diketahui bahwa kurs mata uang yuan
terhadap rupiah tertinggi adalah Rp 2.301
sedangkan terendah adalah Rp 2.018.
pada kurs mata uang euro tertinggi adalah
Rp 16.485 sedangkan terendah adalah Rp
13.633. Kurs mata uang dolar AS
terhadap rupiah tertinggi adalah Rp
14.654 dan terendah adalah Rp 12.382.
Nilai mata uang ini diamati harian dari
tanggal 2 Januari 2015 sampai dengan
30 Oktober 2015 atau selama 204 hari.
Pengujian Asumsi Klasik
Persamaan regresi yang dihasilkan
dari perhitungan dengan menggunakan
SPSS versi 21 harus diuji kualitasnya
dengan menggunakan
asumsi klasik
sehingga memenuhi syarat Best Linear
Unbiased Estimated (BLUE). Beberapa
uji asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah uji normalitas, autokorelasi,
multikolinieritas dan Heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Pengujian
normalitas
data
digunakan untuk menarik kesimpulan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
apakah data yang diteliti terdisitribusi
secara normal sehingga jika digambarkan
akan membentuk kurva normal. Uji
Akhmad Sodikin
normalitas
data
menggunakan
Kolmogorov Smirnov dengan hasil dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Perhitungan Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
YOUN
N
Normal Parameters
a,b
USD
204
204
203
2139,4120
14788,3652
13255,2562
62,59758
694,48151
548,33509
Absolute
,066
,114
,132
Positive
,066
,114
,132
Negative
-,032
-,063
-,057
,066
,114
,132
c
c
,100c
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
EURO
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
,131
,130
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui bahwa data memenuhi asumsi
normalitas jika nilai signifikansi memiliki
angka yang lebih besar dari 0,05. Data
pada tabel di atas menggambarkan bahwa
data memiliki angka signifikansi di atas
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
data pada hasil kuisioner memiliki
distribusi normal.
Penggambaran kurva normalitas
juga dapat dilihat berdasarkan pada
gambar di bawah ini. Gambar tersebut
diperoleh dari ilustrasi pada SPSS dimana
X yang dimasukkan adalah S resid dan Y
adalah Z pred.
Berdasarkan pada gambar di atas
diketahui bahwa data terdistribusi secara
normal. Analisis ini mendukung analisis
yang telah dilakukan sebelumnya.
Persamaan
yang dibentuk jika
digambarkan juga membentuk kurva
yang linear. Kurva ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 5. Kurva linear
Gambar 4. Kurva normalitas data
Uji Autokorelasi Data
Uji ini meliputi pengujian apakah
data pada satu variabel memiliki korelasi
yang signifikan atau tidak. Pengujian
autokorelasi dapat dilihat dengan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
menggunakan nilai
sebagai berikut:
Durbin
Akhmad Sodikin
Watson
Tabel 3. Hasil Perhitungan Durbin Watson
Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
1
Adjusted R
,965
,931
,930
145,13186
Durbin-Watson
,086
a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
b. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas nilai
Durbin Watson berada pada penerimaan
tidak terjadi autokorelasi data.
Uji Multikolinieritas Data
Uji
multikolinieritas
data
merupakan pengujian untuk melihat
apakah terjadi korelasi yang tinggi antar
variabel independen. Pengujian asumsi
ini dilakukan dengan menggunakan nilai
VIF. Jika nilai VIF lebih kecil dari 5
maka antar variabel independen tidak
terjadi
multikolinieritas.
Hasil
perhitungan VIF dapat dilihat pada tabel
berikut.
Uji Heteroskedastisitas Data
Uji
heteroskedastisitas
data
merupakan pengujian untuk menilai
apakah nilai prediksi data berkorelasi
dengan nilai variabel independennya. Jika
terjadi maka persamaan yang dihasilkan
juga tidak bersifat sebagai estimator yang
baik. Pengujian ini dapat menggunakan
model kurva yang dihasilkan dari
persamaan antara X Pred pada variabel Y
dan D Resid pada variabel X pada
program SPSS. Gambar yang dihasilkan
dapat dilihat pada gambar berikut.
Tabel 4. Hasil Perhitungan VIF
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
YOUN
,449
2,225
EURO
,449
2,225
a. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai VIF lebih kecil dari
5 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel
independen
tidak
saling
berkorelasi.
Gambar 6. Model pengujian
heteroskedastisitas
Berdasarkan pada gambar di atas
dapat diketahui bahwa titik-titik yang
menyebar tidak membentuk pola tertentu
artinya bahwa tidak terpadat korelasi
antara prediksi data pada variabel Y
dengan nilai variabel independen pada
variabel X sehingga pada data tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
koefisien regresi untuk membentuk
model
regresi
dilakukan
dengan
menggunakan SPSS versi 21. Hasil
analisis data dapat dilihat pada tabel
berikut.
Pengaruh Kurs Yuan Dan Euro
Terhadap Dolar AS Secara Simultan
Analisis ini untuk menjawab
apakah hipotesis pertama dapat diterima.
Analisis ini menggunakan persamaan
regresi linear berganda. Pehitungan
Tabel 5. Hasil Analisis Data Persamaan Regresi Berganda
a
Coefficients
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-3421,314
357,056
YOUN
5,751
,245
EURO
,295
,022
Beta
t
Sig.
-9,582
,000
,653
23,509
,000
,375
13,504
,000
a. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Untuk membentuk persamaan
Nilai koefisien b1 dan b2bernilai
regresi berganda maka perlu diketahui
positif artinya semakin tinggikurs yuan
besarnya
kofisien
masing-masing
dan kurs euro maka kurs dolar AS juga
variabel dan nilai dari konstanta a.
akan semakin besar. Apakah kedua
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui
variabel
tersebut
secara simultan
bahwa persamaan regresi berganda dapat
berpengaruh terhadap kurs dolar AS perlu
dibuat sebagai berikut:
dilakukan pengujian terhadap F hitung
Y=-3.421+5,751X1+0,295X2
dengan hasil sebagai berikut:
dalam hal ini :
Y=kurs dolar AS; a=-3.421; b1=5,751;
b2=0,295; X1=kurs yuan; X2=kurs euro;
Y=kurs dolar AS.
.
Tabel 6. Hasil Perhitungan F Pada Persamaan Simultan
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Mean Square
56522965,481
2
28261482,740
4212651,199
200
21063,256
60735616,680
202
Residual
Total
df
F
1341,743
Sig.
b
,000
a. Dependent Variable: USD
b. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui nilai F hitung sebesar 1341,743
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00
maka dapat disimpulkan kurs yuan dan
kurs euro berpengaruh simultan terhadap
kurs dolar AS.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Besarnya pengaruh variabel kurs
yuan dan kurs euro terhadap kurs dolar
AS dapat dilakukan perhitungan dengan
menggunakan r kuadrat dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Perhitungan r Kuadrat Persamaan Simultan
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,965
a
,931
,930
145,13186
a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada data di atas
diketahui bahwa nilai r kuadrat sebesar
0,931. Hal ini berarti variabel kurs yuan
dan kurs euoro berpengaruh terhadap
kurs dolar AS sebesar 93,1 % sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan kedalam model
persamaan.
Analisis
Pengaruh
Kurs
Yuan
Terhadap Kurs Dolar AS Secara
Parsial
Model untuk menggambarkan
pengaruh kurs yuan terhadap kurs dolar
AS secara parsial dapat digambarkan
dari hasil perhitungan persamaan dari
SPSS seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Perhitungan Koefisien Model Parsial 1
a
Model
1
Coefficients
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-4297,126
484,266
YOUN
8,202
a. Dependent Variable: USD
,226
,931
t
Sig.
-8,873
,000
36,261
,000
Sumber: data dianalisis
Persamaan parsial dapat dibuat sebagai berikut
Y= -4.297+8,202X1
dalam hal ini :
Y=kurs dolar AS; X1=Kurs yuan; a=-4.297,126
Nilai koefisien X1 bertanda positif
dan hal ini berarti semakin besar kurs
yuanmaka kurs dolar AS juga akan
semakin besar.
Apakah
variabel
kurs yuan
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan
t
sebagai
berikut.
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui
bahwa signifikansi t hitung 36,261 dan
signifikansi kurang dari 5 % dan hal ini
menunjukkan bahwa variabel kurs yuan
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
secara parsial.
Besarnya pengaruh variabel kurs
yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS
dapat dihitung dengan menggunakan r
kuadrat dengan hasil sebagai berikut.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Tabel 9. Hasil R Kuadrat Persamaan Parsial Pertama
Model Summary
Model
R
R Square
a
1
,931
,867
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,867
200,16873
a. Predictors: (Constant), YOUN
Sumber: data dianalisi
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai kuadrat sebesar
0,867
artinya variabel kurs yuan
berpengaruh terhadap variabel kurs
dolar AS sebesar 86,7 % sedangkan
sisanya dipengaruhi variabel lain yang
tidak diteliti.
Pengaruh Kurs Euro Terhadap Kurs
Dolar ASSecara Parsial
Model
persamaan
regresi
sederhana kedua dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tabel 10. Model Regresi Kedua
Model
1
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
3241,614
420,247
EURO
,677
a. Dependent Variable: USD
,028
,860
t
Sig.
7,714
,000
23,854
,000
sumber: data dianalisis
Model regresi kedua dapat ditulis sebagai
berikut
Y=321,614+0,677X2
dalam hal ini :
Y=kurs dolar AS; X2=kurs euro;
a=konstanta; b2=koefisien variabel X2
Berdasarkan pada tabel di atas
koefisien variabel kurs euro bertanda
positif hal ini berarti semakin tinggi kurs
euro maka kurs dolar AS semakin tinggi
juga.
Apakah
variabel
kurs
euro
berpengaruh
terhadap
kurs
dolar
.
ASsecara parsial maka dilakukan analisis
terhadap t dengan hasil sebagai berikut.
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui
nilai hitung 23,854 dengan signifikansi
sebesar 0,00 atau kurang dari 5 %. Hal
ini berarti bahwa variabel kurs euro
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
secara parsial.
Besarnya pengaruh kurs euro
terhadap kurs dolar AS dapat dilihat
dengan menggunakan nilai r kuadrat
dengan hasil sebagai berikut :
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Tabel 11. Nilai r Kuadrat Dari Model Persamaan Parsial Kedua
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
,860
,739
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,738
280,84683
a. Predictors: (Constant), EURO
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai r kuadrat
sebesar 73,9 % artinya variabel kurs
yuan mempengaruhi kurs dolar AS
sebesar 73,9 % sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukan pada model.
uang ini memberikan dampak yang cukup
signifikan terhadap kenaikan mata uang
dolar AS. Jika nilai kurs dolar AS terus
meningkat maka akan berdampak pada
kenaikan biaya produksi akibatnya laba
perusahaan akan menurun.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Variabel kurs yuan dan euro
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
secara parsial. Hal ini dapat dilhat dri
nilai F hitung sebesar 1.341,74 dengan
signifikansi sebesar 0,00. Variabel kus
yuan dan euro mempengaruhi kurs dolar
AS sebear 93,1 %.
Variabel kurs yuan berpengaruh
terhadap kurs dolar AS secara parsial.
Nila t hitung sebesar 36,261 dan
signifikansi 0,00. Variabel tersebut dapat
menjelaskan variabel kurs sebesar 86,7
%.
Variabel kurs euro berpengaruh
terhadap kurs dolar AS secara parsial.
Nilai t hitung sebesar 23,854 dan
siginifikansi sebesar 0,00. Variabel
tersebut mempengaruhi kurs dolar
sebesar 73,9 % sedangkan sisanya
dipengaruhi variabel lain yang tidak
dimasukkan pada model.
Saran
Untuk menjaga kestabilan kurs
dolar terhadap rupiah maka pemerintah
melalui
otoritas
keuangan
perlu
mengantisipasi devaluasi mata uang yuan
dan fluktuasi nilai kurs euro. Kedua mata
Ferdinand, Augusty, 2006, “Metode
Penelitian Manajemen”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate
dengan
program
SPSS. Semarang: Badan. Penerbit
Universitas Diponegoro.
Nizar, A. 2013. Pengaruh jumlah turis
dan devisa pariwisata terhadap
nilai tukar rupiah. Sumber:
www.perpustakaan .depkeu.go.id
Otuori, H. 2013. Influence of exchange
rate
determinants
on
the
prformance of commercial bank in
Kenya. European journal of
management
science
and
economics, vol. 1, issue 2.
Ramasamy, R dan Abar, K. 2015.
Influence of macro economic
varibales on exchange rates.
Journal of enomoics, business and
management, Vol. 3, No. 2
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis.
2005. CV. Alfabeta : Bandung.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Administrasi , Edisi - 2,
Alfabeta, Bandung
Horn, V. 2003. Introduction to Financial
Management.
New
Jersey
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Akhmad Sodikin
ISSN : 2338 - 4794
Vol. 3. No. 3September 2015
PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG YUAN DAN EURO
TERHADAP NILAI TUKAR DOLAR AS
Akhmad Sodikin *)
Program Studi Magister Manajemen UNKRIS
Alamat: Kampus UNKRIS Jatiwaringin Jakarta Timur
Email: ihin_2007@yahoo.co.id
Abstract : The aim of the research is to know influence of yuan exchange and euro to US dollar
simultanously or partially. This research used quantitative analyses. Data was formed from January 2015 to
November 2015. Data which was analyzed using regression. To examine influence of independen variables
using F and t to examine partially.Based on data confirmed output that yuan and euro exchange influenced to
US dollar simultanously. This fact based on value of F is 1.341,74, significance level 0,00 lower than 0,05.
Yuan exchange influence to US dollar partially. Value of t is 36,261 and significance is 0,00. Euro
exchange influence to US dollar partially. Value of t is 23,854 and significance 0,00. That variable influence
to US dollar exchange 73,9 % other influenced by other variables.
Kata kunci: Nilai tukar Yuan, nilai tukar euro, nilai tukar kurs
.
PENDAHULUAN
Pasar uang global dalam pada awal
tahun 2015 sampai akhir tahun 2015,
dipenuhi dengan gejolak oleh penguatan
mata uang dolar Amerika Serikat, dan
devaluasi mata uang China, yuan.
Rencana kenaikan suku bunga acuan
Bank Sentral AS (The Fed), yang
diperkirakan terjadi pada September ini,
membuat mata uang dolar AS menguat
terhadap mata uang asing lainnya. Dolar
yang bersifat hard currency membuat
mata uang utama dunia melemah. Mata
uang Jepang, yen, mata uang Eropa, euro,
dan mata uang negara-negara Asia dibuat
melemah di hadapan dolar AS. Mata
uang yen dan rupiah pun jatuh ke level
terendah dalam 17 tahun terakhir, atau
sejak krisis ekonomi 1998.Di saat mata
uang dolar AS berdiri kokoh terhadap
mata uang dunia lainnya, China membuat
kebijakan
mengejutkan,
yakni
mendevaluasi
(melemahkan)
mata
uangnya terhadap dolar AS pada 11
Agustus 2015, sebesar 1,9 persen.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu
upaya meningkatkan daya saing ekspor
dan mendorong laju pertumbuhan
ekonominya yang menyusut, dengan
ekspor China yang menurun lebih dari
delapan persen pada Juli lalu.Walaupun
dalam rilis resmi pertamanya, Bank
Sentral China (People's Bank of
China/PBoC)
menyatakan
bahwa
devaluasi
ini
adalah
"one
off
devaluation",
atau
hanya
sekali
dilakukan. Namun, kenyataannya, Rabu
12 Agustus 2015, PBoC kembali
melanjutkan devaluasi sebesar 1,6 persen.
Beredar spekulasi bahwa PBoC akan
mendevaluasi yuan sampai 10 persen.
Pasar merespons negatif pelemahan
devaluasi
yuan,
sebagai
tanda
memburuknya perekonomian negara
ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Kekhawatiran pun memenuhi pasar
ekuitas global akan kemungkinan
terjadinya kembali krisis ekonomi
global.Kepanikan pun memenuhi pasar
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
ekuitas, yang memicu penjualan saham
dan pelemahan mata uang secara global,
dimulai dari kawasan Asia, diikuti Eropa,
dan AS. Kawasan Asia terkena pukulan
paling keras. Mata uang negara-negara
berkembang di Asia hingga Afrika,
terdepresiasi sangat dalam terhadap dolar
AS, karena investor menarik dananya
keluar.
China Yuan adalah mata uang
dalam Cina (CN, CHN). Dengan Rupiah
Indonesia adalah mata uang dalam
Indonesia (ID, IDN). China Yuan juga
dikenal sebagai Yuans, RMB, dan
Renminbi. Nilai tukar untuk China Yuan
terakhir diperbaharui pada 29 Oktober
2015 dari Dana Moneter Internasional.
Nilai tukar untuk dengan Rupiah
Indonesia terakhir diperbaharui pada 29
Oktober 2015 dari Dana Moneter
Internasional.
Dengan
melakukan
pelemahan nilai tukar yuan, pemerintah
Cina berharap hal itu akan mendongrak
kinerja ekspor dan membuat produkproduk negara itu lebih murah dan
kompetitif di pasar dunia.
Data ekonomi terbaru menunjukkan
ekspor
Cina
merosot,
sehingga
menambah kekhawatiran berlanjutnya
pelambatan ekonomi negara dengan
kekuatan ekonomi terbesar kedua di
dunia itu. Di dalam negeri Cina, dampak
penurunan nilai tukar yuan tidak terlalu
dirasakan oleh sebagian besar warga,
tetapi Xu Liping mengatakan lemahnya
nilai tukar yuan terhadap dolar berimbas
langsung
terhadap
warga
yang
menyekolahkan anaknya ke luar negeri
dan mereka yang membutuhkan dolar.
Kebijakan penurunan mata uang yuan
diharapkan
akan
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Menurut para
analis, devaluasi yuan akan mendongkrak
ekspor Cina yang mengalami penurunan
tajam selama bulan Juli
Federal Reserve pada Rabu, 28
Oktober 2015 waktu New York,
mengumumkan masih menunda rencana
menaikkan
suku
bunganya
yang
Akhmad Sodikin
mendekati nol selama lebih dari sembilan
tahun.
Keputusan tetap menunda
kenaikan suku bunga The Fed muncul
karena melemahnya beberapa data
perekonomian, khususnya di sektor
lapangan pekerjaan dan inflasi. jika The
Fed tetap akan menaikan suku bunganya
dalam waktu dekat, maka dolar AS
diperkirakan akan kian menguat terhadap
mata uang lain. Hal ini justru berdampak
buruk pada bisnis perusahaan-perusahaan
asal AS.
Pemerintah bekerja sama dengan BI
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akan
terus
melakukan
upaya
untuk
menguatkan rupiah dengan berbagai cara,
seperti menjaga defisit anggaran saat ini,
agar
tidak
semakin
besar,
memaksimalkan penyerapan anggaran,
dan membuka investasi masuk ke dalam
negeri.Pada 12 Agustus 2015 itu,
secara year to date (ytd) rupiah melemah
10,16 persen ke level Rp13.799 per dolar
AS, terendah sejak krisis ekonomi 1998.
Mata uang won (Korea) melemah 8,35
persen, bath (Thailand) 6,62 persen, dan
yen (Jepang) 3,96 persen.
Devaluasi yuan juga dikhawatirkan
akan memicu negara-negara di kawasan
itu untuk mendevaluasi mata uangnya
juga. Jika hal itu terjadi, bisa mengarah
pada devaluasi kompetitif, atau yang
dikenal sebagai perang kurs mata
uang.Namun, China mengklaim, langkah
yang ditempuhnya itu merupakan respons
terhadap pasar. "Reformasi mekanisme
kurs yuan ditujukan, agar bisa
mendorong lebih maju dengan orientasi
pasar. Pasar memainkan peran lebih besar
dalam menentukan nilai tukar untuk
memfasilitasi keseimbangan pembayaran
internasional," kata PBoC dalam sebuah
pernyataan.
Perkembangan dari mata uang
china tersebut dari bulan Januari sampai
dengan Oktober 2015 dapat dilihat pada
grafik berikut.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
2400
EURO
2300
20000
15000
10000
5000
0
2000
1900
1
20
39
58
77
96
115
134
153
172
191
1800
Gambar 1. Perkembangan kurs Yuan
terhadap rupiah
Data
tersebut
menunjukkan
perkembangan kurs mata uang Yuan
erhadap rupiah. Periode 1 pada sumbu X
menunjukkan tanggal pada akhir tahun.
Sedangkan sumbu Y menunjukkan nilai
kurs yuan terhadap rupiah. Pada periode
akhir tahun 2015 kurs yuan terhadap
rupiah cenderung meningkat.
Mata uang lain yang terkena
dampak akibat krisis yang terjadi di dunia
yaitu euro. Mata uang tersebut terkena
dampak disamping dari krisi global yang
terjadi juga karena krisis salah satu
anggotanya yaitu Yunani. Yunani
mengalami krisis yang cukup berat
karena tidak mampu membayar sejumlah
hutang yang harus dibayar kepada IMF.
Perbankan di Yunani juga menutup bank
mereka karena khawatir masyarakat akan
beramai-ramai mengambil uang yang
berdampak pada situasu likuiditas yang
semakin
sulit
dikendalilan.
Perkembangan kur euro terhadap dapat
dilihat pada gambar berikut.
EURO
Gambar 2. Perkembangan kurs mata uang
euro terhadap rupiah
Pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa perkembangan kurs mata uang
euro terhadap rupiah juga berfluktuatif.
Angka 1 pada sumbu X menunjukkan
periode akhir. Pada awal periode 2015
angka kurs euro terhadap rupiah berada
pada level Rp 15.000 per euro. Nilai kurs
tersebut nak turun namun masih pada
level tersebut.
Perkembangan kur mata uang dolar
terhadap rupiah dapat dilihat pada
gambar berikut.
USD
16000
14000
12000
10000
USD
1
42
83
124
165
2100
1
31
61
91
121
151
181
2200
Gambar 3. Perkembangan kurs dolar
terhadap rupiah
Pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa perkembangan kurs mata uang
dollar AS terhadap rupiah juga
berfluktuatif. Angka 1 pada sumbu X
menunjukkan periode akhir. Pada awal
periode 2015 angka kurs dollar AS
terhadap rupiah berada pada level di
bawah Rp 13.000 per dollar AS. Nilai
kurs tersebut nak turun dan meningkat
pada akhir periode dengan menyentuh di
atas Rp 14.000 perdollar AS.
.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan metode
analisis kuantitatif. Data disusun dari
awal Januari 2015 sampai dengan akhir
tahun 2015. Data yang dikumpulkan
tersebut meliputi data harian selama 204
perkembangan kurs dari awal bulan
Januari 2015 sampai menjelang tahun
2015. Data tersebut kemudan dianalisis
dengan regresi linear berganda untuk
menganalisis pengaruh secara simultan.
Persamaan regresi linear berganda dapat
dibentuk dengan menggunakan model
sebagai berikut Y=a+bX1+bX2+e. Dalam
hal ini Y=nilai kurs dolar AS terhadap
Rupiah, X1= nilai kurs yuan terhadap
rupiah dan X2=nilai kurs euro terhadap
rupiah sedangkan Y=nilai kurs dolar AS
terhadap rupiah. Persamaan regresi
tersebut akan menganalisis apakah secara
bersama-sama
variabel
independen
berpengaruh terhadap nilai kurs dolar
terhadap
rupiah.
Uji
ini
akan
menggunakan ui nilai F.
Akhmad Sodikin
Pada analisis secara parsial maka
akan
dibentuk
sebagai
berikut
Y=a+bX1+e dalam hal ini Y=nilai kurs
dolar terhadap rupiah dan X adalah nilai
kurs yuan dan euro secara terpisah
terhadap rupiah. Uji analisis apakah
terdapat pengaruh secara parsial maka
menggunakan uji t.
Model yang dibentuk tersebut perlu
dilakukan uji asumsi klasik apakah
asumsi klasik bagi persamaan regresi
berganda yaitu meliputi uji autokorelasi
dengan menggunakan Durbin Watson, uji
multikolinieritas dengan menggunakan
VIF, uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan penyebaran pola regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum pembahasan perumusan
masalah di atas maka perlu dilakukan
deskripsi terhadap data yagn dianalisis
sebagai berikut:
Tabel 1. Statistik Data Yang Dianalisis
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
YOUN
204
2018,52
2301,92
2139,4120
62,59758
EURO
204
13633,48
16485,75
14788,3652
694,48151
USD
203
12382,00
14654,00
13255,2562
548,33509
Valid N (listwise)
203
Sumber : data dianalisis
Berdasarkan pada data di atas dapat
diketahui bahwa kurs mata uang yuan
terhadap rupiah tertinggi adalah Rp 2.301
sedangkan terendah adalah Rp 2.018.
pada kurs mata uang euro tertinggi adalah
Rp 16.485 sedangkan terendah adalah Rp
13.633. Kurs mata uang dolar AS
terhadap rupiah tertinggi adalah Rp
14.654 dan terendah adalah Rp 12.382.
Nilai mata uang ini diamati harian dari
tanggal 2 Januari 2015 sampai dengan
30 Oktober 2015 atau selama 204 hari.
Pengujian Asumsi Klasik
Persamaan regresi yang dihasilkan
dari perhitungan dengan menggunakan
SPSS versi 21 harus diuji kualitasnya
dengan menggunakan
asumsi klasik
sehingga memenuhi syarat Best Linear
Unbiased Estimated (BLUE). Beberapa
uji asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah uji normalitas, autokorelasi,
multikolinieritas dan Heteroskedastisitas.
Uji Normalitas
Pengujian
normalitas
data
digunakan untuk menarik kesimpulan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
apakah data yang diteliti terdisitribusi
secara normal sehingga jika digambarkan
akan membentuk kurva normal. Uji
Akhmad Sodikin
normalitas
data
menggunakan
Kolmogorov Smirnov dengan hasil dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hasil Perhitungan Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
YOUN
N
Normal Parameters
a,b
USD
204
204
203
2139,4120
14788,3652
13255,2562
62,59758
694,48151
548,33509
Absolute
,066
,114
,132
Positive
,066
,114
,132
Negative
-,032
-,063
-,057
,066
,114
,132
c
c
,100c
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
EURO
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
,131
,130
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui bahwa data memenuhi asumsi
normalitas jika nilai signifikansi memiliki
angka yang lebih besar dari 0,05. Data
pada tabel di atas menggambarkan bahwa
data memiliki angka signifikansi di atas
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
data pada hasil kuisioner memiliki
distribusi normal.
Penggambaran kurva normalitas
juga dapat dilihat berdasarkan pada
gambar di bawah ini. Gambar tersebut
diperoleh dari ilustrasi pada SPSS dimana
X yang dimasukkan adalah S resid dan Y
adalah Z pred.
Berdasarkan pada gambar di atas
diketahui bahwa data terdistribusi secara
normal. Analisis ini mendukung analisis
yang telah dilakukan sebelumnya.
Persamaan
yang dibentuk jika
digambarkan juga membentuk kurva
yang linear. Kurva ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 5. Kurva linear
Gambar 4. Kurva normalitas data
Uji Autokorelasi Data
Uji ini meliputi pengujian apakah
data pada satu variabel memiliki korelasi
yang signifikan atau tidak. Pengujian
autokorelasi dapat dilihat dengan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
menggunakan nilai
sebagai berikut:
Durbin
Akhmad Sodikin
Watson
Tabel 3. Hasil Perhitungan Durbin Watson
Model Summaryb
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
1
Adjusted R
,965
,931
,930
145,13186
Durbin-Watson
,086
a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
b. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas nilai
Durbin Watson berada pada penerimaan
tidak terjadi autokorelasi data.
Uji Multikolinieritas Data
Uji
multikolinieritas
data
merupakan pengujian untuk melihat
apakah terjadi korelasi yang tinggi antar
variabel independen. Pengujian asumsi
ini dilakukan dengan menggunakan nilai
VIF. Jika nilai VIF lebih kecil dari 5
maka antar variabel independen tidak
terjadi
multikolinieritas.
Hasil
perhitungan VIF dapat dilihat pada tabel
berikut.
Uji Heteroskedastisitas Data
Uji
heteroskedastisitas
data
merupakan pengujian untuk menilai
apakah nilai prediksi data berkorelasi
dengan nilai variabel independennya. Jika
terjadi maka persamaan yang dihasilkan
juga tidak bersifat sebagai estimator yang
baik. Pengujian ini dapat menggunakan
model kurva yang dihasilkan dari
persamaan antara X Pred pada variabel Y
dan D Resid pada variabel X pada
program SPSS. Gambar yang dihasilkan
dapat dilihat pada gambar berikut.
Tabel 4. Hasil Perhitungan VIF
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
YOUN
,449
2,225
EURO
,449
2,225
a. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai VIF lebih kecil dari
5 sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel
independen
tidak
saling
berkorelasi.
Gambar 6. Model pengujian
heteroskedastisitas
Berdasarkan pada gambar di atas
dapat diketahui bahwa titik-titik yang
menyebar tidak membentuk pola tertentu
artinya bahwa tidak terpadat korelasi
antara prediksi data pada variabel Y
dengan nilai variabel independen pada
variabel X sehingga pada data tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
koefisien regresi untuk membentuk
model
regresi
dilakukan
dengan
menggunakan SPSS versi 21. Hasil
analisis data dapat dilihat pada tabel
berikut.
Pengaruh Kurs Yuan Dan Euro
Terhadap Dolar AS Secara Simultan
Analisis ini untuk menjawab
apakah hipotesis pertama dapat diterima.
Analisis ini menggunakan persamaan
regresi linear berganda. Pehitungan
Tabel 5. Hasil Analisis Data Persamaan Regresi Berganda
a
Coefficients
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-3421,314
357,056
YOUN
5,751
,245
EURO
,295
,022
Beta
t
Sig.
-9,582
,000
,653
23,509
,000
,375
13,504
,000
a. Dependent Variable: USD
Sumber: data dianalisis
Untuk membentuk persamaan
Nilai koefisien b1 dan b2bernilai
regresi berganda maka perlu diketahui
positif artinya semakin tinggikurs yuan
besarnya
kofisien
masing-masing
dan kurs euro maka kurs dolar AS juga
variabel dan nilai dari konstanta a.
akan semakin besar. Apakah kedua
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui
variabel
tersebut
secara simultan
bahwa persamaan regresi berganda dapat
berpengaruh terhadap kurs dolar AS perlu
dibuat sebagai berikut:
dilakukan pengujian terhadap F hitung
Y=-3.421+5,751X1+0,295X2
dengan hasil sebagai berikut:
dalam hal ini :
Y=kurs dolar AS; a=-3.421; b1=5,751;
b2=0,295; X1=kurs yuan; X2=kurs euro;
Y=kurs dolar AS.
.
Tabel 6. Hasil Perhitungan F Pada Persamaan Simultan
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Mean Square
56522965,481
2
28261482,740
4212651,199
200
21063,256
60735616,680
202
Residual
Total
df
F
1341,743
Sig.
b
,000
a. Dependent Variable: USD
b. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui nilai F hitung sebesar 1341,743
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00
maka dapat disimpulkan kurs yuan dan
kurs euro berpengaruh simultan terhadap
kurs dolar AS.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Besarnya pengaruh variabel kurs
yuan dan kurs euro terhadap kurs dolar
AS dapat dilakukan perhitungan dengan
menggunakan r kuadrat dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Perhitungan r Kuadrat Persamaan Simultan
Model Summary
Model
1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
,965
a
,931
,930
145,13186
a. Predictors: (Constant), EURO, YOUN
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada data di atas
diketahui bahwa nilai r kuadrat sebesar
0,931. Hal ini berarti variabel kurs yuan
dan kurs euoro berpengaruh terhadap
kurs dolar AS sebesar 93,1 % sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan kedalam model
persamaan.
Analisis
Pengaruh
Kurs
Yuan
Terhadap Kurs Dolar AS Secara
Parsial
Model untuk menggambarkan
pengaruh kurs yuan terhadap kurs dolar
AS secara parsial dapat digambarkan
dari hasil perhitungan persamaan dari
SPSS seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Perhitungan Koefisien Model Parsial 1
a
Model
1
Coefficients
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
-4297,126
484,266
YOUN
8,202
a. Dependent Variable: USD
,226
,931
t
Sig.
-8,873
,000
36,261
,000
Sumber: data dianalisis
Persamaan parsial dapat dibuat sebagai berikut
Y= -4.297+8,202X1
dalam hal ini :
Y=kurs dolar AS; X1=Kurs yuan; a=-4.297,126
Nilai koefisien X1 bertanda positif
dan hal ini berarti semakin besar kurs
yuanmaka kurs dolar AS juga akan
semakin besar.
Apakah
variabel
kurs yuan
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
maka dilakukan pengujian dengan
menggunakan
t
sebagai
berikut.
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui
bahwa signifikansi t hitung 36,261 dan
signifikansi kurang dari 5 % dan hal ini
menunjukkan bahwa variabel kurs yuan
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
secara parsial.
Besarnya pengaruh variabel kurs
yuan berpengaruh terhadap kurs dolar AS
dapat dihitung dengan menggunakan r
kuadrat dengan hasil sebagai berikut.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Tabel 9. Hasil R Kuadrat Persamaan Parsial Pertama
Model Summary
Model
R
R Square
a
1
,931
,867
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,867
200,16873
a. Predictors: (Constant), YOUN
Sumber: data dianalisi
Berdasarkan pada tabel di atas
diketahui bahwa nilai kuadrat sebesar
0,867
artinya variabel kurs yuan
berpengaruh terhadap variabel kurs
dolar AS sebesar 86,7 % sedangkan
sisanya dipengaruhi variabel lain yang
tidak diteliti.
Pengaruh Kurs Euro Terhadap Kurs
Dolar ASSecara Parsial
Model
persamaan
regresi
sederhana kedua dapat digambarkan
sebagai berikut :
Tabel 10. Model Regresi Kedua
Model
1
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
3241,614
420,247
EURO
,677
a. Dependent Variable: USD
,028
,860
t
Sig.
7,714
,000
23,854
,000
sumber: data dianalisis
Model regresi kedua dapat ditulis sebagai
berikut
Y=321,614+0,677X2
dalam hal ini :
Y=kurs dolar AS; X2=kurs euro;
a=konstanta; b2=koefisien variabel X2
Berdasarkan pada tabel di atas
koefisien variabel kurs euro bertanda
positif hal ini berarti semakin tinggi kurs
euro maka kurs dolar AS semakin tinggi
juga.
Apakah
variabel
kurs
euro
berpengaruh
terhadap
kurs
dolar
.
ASsecara parsial maka dilakukan analisis
terhadap t dengan hasil sebagai berikut.
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui
nilai hitung 23,854 dengan signifikansi
sebesar 0,00 atau kurang dari 5 %. Hal
ini berarti bahwa variabel kurs euro
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
secara parsial.
Besarnya pengaruh kurs euro
terhadap kurs dolar AS dapat dilihat
dengan menggunakan nilai r kuadrat
dengan hasil sebagai berikut :
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin
Tabel 11. Nilai r Kuadrat Dari Model Persamaan Parsial Kedua
Model Summary
Model
1
R
R Square
a
,860
,739
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,738
280,84683
a. Predictors: (Constant), EURO
Sumber: data dianalisis
Berdasarkan pada tabel di atas
dapat diketahui bahwa nilai r kuadrat
sebesar 73,9 % artinya variabel kurs
yuan mempengaruhi kurs dolar AS
sebesar 73,9 % sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukan pada model.
uang ini memberikan dampak yang cukup
signifikan terhadap kenaikan mata uang
dolar AS. Jika nilai kurs dolar AS terus
meningkat maka akan berdampak pada
kenaikan biaya produksi akibatnya laba
perusahaan akan menurun.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Variabel kurs yuan dan euro
berpengaruh terhadap kurs dolar AS
secara parsial. Hal ini dapat dilhat dri
nilai F hitung sebesar 1.341,74 dengan
signifikansi sebesar 0,00. Variabel kus
yuan dan euro mempengaruhi kurs dolar
AS sebear 93,1 %.
Variabel kurs yuan berpengaruh
terhadap kurs dolar AS secara parsial.
Nila t hitung sebesar 36,261 dan
signifikansi 0,00. Variabel tersebut dapat
menjelaskan variabel kurs sebesar 86,7
%.
Variabel kurs euro berpengaruh
terhadap kurs dolar AS secara parsial.
Nilai t hitung sebesar 23,854 dan
siginifikansi sebesar 0,00. Variabel
tersebut mempengaruhi kurs dolar
sebesar 73,9 % sedangkan sisanya
dipengaruhi variabel lain yang tidak
dimasukkan pada model.
Saran
Untuk menjaga kestabilan kurs
dolar terhadap rupiah maka pemerintah
melalui
otoritas
keuangan
perlu
mengantisipasi devaluasi mata uang yuan
dan fluktuasi nilai kurs euro. Kedua mata
Ferdinand, Augusty, 2006, “Metode
Penelitian Manajemen”, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate
dengan
program
SPSS. Semarang: Badan. Penerbit
Universitas Diponegoro.
Nizar, A. 2013. Pengaruh jumlah turis
dan devisa pariwisata terhadap
nilai tukar rupiah. Sumber:
www.perpustakaan .depkeu.go.id
Otuori, H. 2013. Influence of exchange
rate
determinants
on
the
prformance of commercial bank in
Kenya. European journal of
management
science
and
economics, vol. 1, issue 2.
Ramasamy, R dan Abar, K. 2015.
Influence of macro economic
varibales on exchange rates.
Journal of enomoics, business and
management, Vol. 3, No. 2
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis.
2005. CV. Alfabeta : Bandung.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Administrasi , Edisi - 2,
Alfabeta, Bandung
Horn, V. 2003. Introduction to Financial
Management.
New
Jersey
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana
Akhmad Sodikin