Chapter I Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri di desa Marendal kecamatan Medan Amplas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gunung

sinabung

adalah Gunung

Api di Dataran

Tinggi

Karo, Kabupaten

Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya
adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di
provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini tidak pernah
tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus

pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan
berlangsung hingga kini. Koordinat puncak gunung Sinabung adalah 3 derajat 10
menit LU, 98 derajat 23 menit BT. (Wikipedia B).
Material yang dihasilkan oleh letusan gunung merapi salah satunya adalah abu
vulkanik, sering juga disebut pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik bahan material
vulkanik, yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan terdiri dari batuan
yang berukuran besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar biasanya
jatuh di sekitar kawah sampai radius 5 hingga 7 km dari kawah. Sedangkan yang
berukuran halus dapat jatuh dengan jarak mencapai ratusan bahkan ribuan kilometer dari
kawah tergantung pada kecepatan angin. Sebagai contoh, letusan Gunung Galunggung
tahun

1982

yang

menyebabkan

abu


vulkaniknya

terbang

hingga

mencapai

Australia.(suryani, 2014)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu vulkanik mengandung unsur mayor
(alumunium, silika, kalium dan besi), unsur minor (Iodium, magnesium, mangan,
natrium, pospor, sulfur dan titanium). Dan tingkat trace (aurum, asbes, barium, kobalt,
krom, tembaga, nikel, plumbum, sulfur, stibium, stannum, stronsium, vanadium,
zirconium dan seng).
Debu vulkanik gunung berapi mengandung logam berat dan zat-zat mikro
berbahaya bersifat mudah mengendap dalam air. Logam berat merupakan unsur mikro
yang ada di semua jenis batuan. Jenis logam berat pada debu vulkanik, antara lain, Cd

dan Cu. Meski jumlahnya amat sedikit, tubuh tak boleh sama sekali terpapar logam berat
(Wikipedia, 2012).


Tercemarnya lingkungan diakibatkan kontrol yang hampir tidak pernah
dilakukan terhadap buangan atau limbah industri. Hal ini telah mengakibatkan
terjadinya pencemaran. Seperti pada kasus pencemaran tersebut adalah pencemaran
oleh pabrik plastik yang membuang merkuri ke teluk Minamata, dan masuk pula ke
sungai Minamata sehingga 43 orang meninggal akibat keracunan (Soemirat, 2005).

Banyak logam berat baik yang bersifat toksik maupun essensial terlarut dalam
air dan mencemari air tawar atau air laut. Didalam air biasanya logam berikatan
dengan senyawa kimia atau dalam bentuk logam ion, tergantung pada kompartemen
tempat logam tersebut berada. Tingkat kandungan logam pada setiap kompartemen
sangat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis kompartemen, dan tingkat
pencemaranya (palar,2008).
Adanya logm berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap
kehidupan orgainsme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan
manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat sifat logam berat yaitu sulit terdegredasi,
sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaanya secara
alami sulit terurai (dihilangkan), dapat terakumulasi dalam tubuh organisme, dan
akan


membahayakan

kesehatan

manusia.(sutamiharja,1982,

dalam

Dewi

Anggarini,2007).
Faktor lingkungan perairan seperti pH, kesadahan, temperatur, dan salinitas
juga mempengaruhi daya racun logam berat, kesadahan yang tinggi akan dapat
mempengaruhi daya racun logam berat, karena logam berat dalam air yang
berkesadahan yang tinggi akan membentuk senyawa kompleks yang mengendap
dalam dasar perairan. (Endang, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai analisis logam berat dan
unsur hara debu vulkanik Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara oleh
Sinuhaji, N. F, (2011), dan Penetapan kadar Mg, Fe, Pb, dan Cd dalam abu letusan
Gunung Sinabung secara Spektrofotometri Serapan Atom oleh Milala, I.V (2011),


dan juga Studi Perbandingan Kadar Logam Berat Fe, Mn, Zn, Pb, Cu, Al dan Na
Pada Debu Erupsi Gunung Sinabung dan Tanah Sebelum Erupsi oleh Tarigan, M
(2014) peneliti tertarik untuk melalukan penelitian dengan tujuan mengetahui kadar
ion Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Kadmium (Cd) dalam sedimen (padatan total) yang
tidak terlarut dan air sungai Lau Borus aliran lahar dingin gunung sinabung pasca
erupsi di desa guru kinayan kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo Sumatera
Utara.

1.2 Permasalahan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis merumuskan
beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini. Diantaranya:
1. Apakah abu Vulkanik Gunung Sinabung mengandung logam Berat yang
berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan.
2. Berapa jumlah kadar logam Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Kadmium (Cd) yang
terdapat dalam Sedimen (padatan total) dan Air sungai.
3. Apakah sedimen (padatan total) dan air yang telah tercemar logam berat dari
abu vulkanik sinabung melewati nilai ambang batas pencemaran.
4. Apakah ada pengaruh konsentrasi antara sedimen (padatan total) dan air
sungai yang terdapat di daerah hulu sungai dengan yang terdapat di daerah

hilir sungai.

1.3 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka
perlu ada pembatasan masalah penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1

Logam logam analisa yang di teliti dibatasi pada penentuan logam Besi (Fe),
Mangan (Mn) dan Kadmium (Cd).

2

Proses

uji

dan

Spektrofotometri


penentuan
Serapan

konsentrasi
Atom

(SSA)

dilakukan
dengan

dengan
alat

metode

ATOMIC

ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRIC merek GBC AVANTA

VER.2.02 dengan pembakar asetilen- udara.
3

Sampel diambil dari beberapa titik sampel sungai yaitu sungai Lao Borus
yang merupakan aliran lahar dingin Gunung Sinabung pasca erupsi, yang
terletak di kecamatan naman teran, Kabupaten Karo Sumatera Utara.

4

Metode pengambilan sampel Air dan sedimen (padatan total) menggunkan
metode Grab sample

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar logam Besi (Fe),Mangan (Mn) dan
Kadmium (Cd) yang ada di dalam sedimen (padatan total) dan air sungai pasca erupsi
di beberapa titik dari sumber erupsi Gunung Sinabung menggunakan metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) .

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian:

1.

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
berguna bagi masyarakat yang terkena dampak erupsi gunung sinabung .

2.

Sebagai bahan masukkan dan informasi terbaru untuk pemerintah terkait
dalam menanggulangi pencemaran lingkungan.

3.

Sebagai bahan referensi kepada peneliti lain yang tergerak di bidang analisa
lingkungan.

4.

Untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat yang terdapat disekitar
area dampak erupsi vulkanik yang dapat merusak kesehatan serta
mencemari lingkungan..


1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Dasar (LIDA) Universitas Sumatera
Utara (USU) dan sampel di ambil dengan metode grab sample disungai Lau Borus
desa Guru Kinayan yang merupakan aliran lahar dingin Gunung Sinabung di
Kecamatan Naman Teran kabupaten Karo Sumatera Utara. Sampel diambil pada hari
minggu 16 mei 2015 pada pukul 12.00 wib. Analisis Spektrofotometer Serapan Atom
dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) RISPA Medan
Sumatera Utara.

1.7 Metodologi Penelitian

1.

Penelitian ini bersifat Eksperimen Laboratorium.

2.

Penentuan pH saat perlakuan sampel menggunakan pH meter


3.

Sampel yang dianalisis adalah sampel Air sungai dan sedimen(padatan total) dari
sungai Lao Borus aliran lahar dingin gunung sinabung pasca erupsi.

4.

Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat (HNO3(P)).

5.

Penentuan kadar dilakukan dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom yaitu
logam Besi (Fe) λspesifik 248,3nm, Mangan (Mn), λspesifik 279,5 nm dan Kadmium
(Cd) λspesifik 228,8 nm.