PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR S ERI PADA S IS WA KELAS V S D NEGERI 04 BANTARBOLANG TAHUN 2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR S ERI PADA S IS WA KELAS V S D NEGERI 04 BANTARBOLANG TAHUN 2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh : UNIASIH NIM X9707043

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA 2010

PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR S ERI PADA S IS WA KELAS V S D NEGERI 04 BANTARBOLANG TAHUN 2010

Oleh : UNIASIH NIM X9707043

Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA 2010

PERS ETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta.

Surakarta, 22 Juni 2010

Pembimbing, Supervisor,

Dra. Hj. Lies Lestari, M .Pd Rusmono, S.Pd.SD NIP 195403271981032001

NIP 196711141994031008

ii

PENGES AHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang

tanda tangan Ketua

: Drs. Hasan M ahfud, M .Pd. ………………………. Sekretaris

: Dr. Riyadi, M .Si. ……………………….. Anggota I

: Dra. Hj. Lies Lestari, M .Pd. ……………………….. Anggota II

: Dra. Jenny I.S Poerwanti ………………………..

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Dekan,

Prof. Dr. H.M . Furqon Hidayatullah, M .Pd. NIP 196007271987021001

iii

ABS TRAK

Uniasih, PENINGKATAN KEM AM PUAN M ENULIS KARANGAN M ELALUI M EDIA GAM BAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 BANTARBOLANG TAHUN 2010. Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta, Juni 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang tahun 2010. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai objek adalah siswa kelas V SD Negeri 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang yang berjumlah 54 siswa. Subjek diambil dengan alasan peneliti dalam mengambil subjek secara klasikal. Teknik pengumpulan data digunakan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Uji validasi data yang digunakan dengan trianggulasi sumber. Teknik analisa data yang digunakan adalah model analisa diskriptif dan analisis interaktif.

Berdasarkan penelitian ini dap at disimpulkan sebagai berikut: penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa. Penggunaan media gambar seri secara kontinu dan berkesinambungan dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa. Hal ini terbukti nilai rata-rata pra siklus 25,93, nilai rata-rata tes akhir siklus I 62,24, dan nilai rata-rata tesakhir siklus II 74,80, artinya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan M inimal untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis mencapai 100 % (KKM Bahasa Indonesia 62), sedangkan tingkat keaktifan siswa mencapai 91 % (Sangat Baik).

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penyelesaian PTK ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang dijumpai dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta yang telah memberikan ijin serta kesempatan belajar.

2. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua program PJJ SI PGSD Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Sebelas M aret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan belajar.

3. Dra. Hj. Lies lestari, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, saran sehingga tersusun PTK ini.

4. Semua Dosen, staf pengajar FKIP yang telah membimbing penulis selama kuliah dan memberikan bekal pengetahuan sebelum PTK.

5. Semua guru SDN 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam memperlancar penelitian ini. Semoga amal kebaikan semua pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang

M aha Esa. Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan PTK ini, namun penulis berharap semoga PTK ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, 2010 Penyusun

Uniasih v

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Nilai Formatif M enulis Karangan Siswa Kelas V Prasiklus ………… 60

2. Tabel 2 Nilai Formatif M enulis Karanga n Siswa Kelas V Siklus I………….. 62

3. Tabel 3 Nilai Formatif M enulis Karanga n Siswa Kelas V Siklus II…………. 64

4. Tabel 4 Rekapitulasi Nilai Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus III ………… 65

viii

Lampiran 24 Hasil Penilaian Kemampuan M enulis Karangan Siklus II............ 83 Lampiran 25 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus II ………………………... 85 Lampiran 26 Hasil Refleksi ………………………………………………… .. 87 Lampiran 27 Hasil Pendapat Siswa …………………………………………… 88 Lampiran 28 Hasil Observasi Siklus II ……………………………………….. 89 Lampiran 29 Daftar Hadir Guru ……………………………………………... 90 Lampiran 30 Daftar Hadir Siswa ……………………………………………… 91 Lampiran 31 Penilaian Kepala Sekolah Siklus II ………………………........... 93 Lampiran 32 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ………………........... 95

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Akan tetapi menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisir tidaklah mudah. M aka untuk bisa mengarang dengan baik seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Keterampilan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Oleh karena itulah keterampilan menulis karangan diajarkan di Sekolah Dasar untuk membekali siswa agar mampu dalam menulis.

Seperti yang dikatakan oleh H.G Tarigan (1983) bahwa menulis adalah “…menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang –lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut”. Mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Namun menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisir ke dalam tulisan tidak mudah .M aka untuk dapat mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Pada kenyataannya di sekolah kami (SD Negeri 04 Bantarbolang) kemampuan siswa dalam aspek menulis karangan masih rendah. Pada tahun ajaran 2008/2009 nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis belum memuaskan. Untuk KKM Bahasa Indonesia ditetapkan 62, akan tetapi setelah kami analisis nilai hasil belajar dari jumlah siswa 54, rata-rata kelas hanya mencapai 57, siswa yang tuntas (mencapai KKM ) hanya 18 siswa atau hanya mencapai 33,33%.

Nilai kemampuan menulis karangan siswa kelas V pra siklus, adalah rata- rata 57,59, siswa yang mencapai KKM 18, sedangkan 36 siswa belum tuntas.

Kondisi ini tidak hanya terjadi di kelas V saja ternyata dari hasil diskusi dengan guru-guru di kelas lain hasilnya sama. Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia juga kurang memuaskan.

Berdasarkan data pada tabel 1 maka dapat diketahui bahwa kemampuan menulis karangan sebelum PTK sangat rendah. Selain itu minat siswa untuk mengikuti lomba mengarang sangat rendah, bahkan sampai saat ini belum pernah ada siswa kami yang mendapat juara lomba menulis karangan. M engarang termasuk materi ujian praktek, artinya sangat menentukan bagi kelulusan siswa dan kelanjutan pendidikannya. Hal ini kami konfirmasikan kepada guru-guru pada kelas lain, ternyata keadaanya memang sama, kemampuan menulis karangan hasilnya mengecewakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa di SD negeri 04 Bantarbolang secara umum kemampuan menulis karangan masih rendah.

Selanjutnya hasil karangan siswa kelas V kami teliti kembali, dan kami temukan hal-hal sebagai berikut ;siswa sering bahkan berulang-ulang

menggunakan kata “lalu”, “kemudian “, dan “terus “,tidak membuat pokok-pokok pikiran sebelum menulis karangan, paragraf/alinea tidak sinambung,ada kerancuan antara tema dan judul, serta pada penulisan huruf kapital masih banyak kekeliruan.

Permasalahan tersebut menurut peneliti disebabkan karena; guru belum menggunakan media yang memudahkan siswa menemukan alur cerita, guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif, guru kurang memberikan kebebasan siswa untuk memilih tema sesuai dengan minatnya. Berpijak dari uraian di atas maka untuk selanjutnya pembelajaran menulis karangan dapat menggunakan media yang menarik dan dapat memudahkan siswa menulis karangan, guru menerapkan pembelajaran yang inovatif.

Penggunaan media gambar seri merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Oleh karena itulah peneliti mengambil judul Peningkatan Kemampuan M enulis Karangan M elalui Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SDN 04 Bantarbolang Tahun 2010.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, serta hasil observasi yang telah kami lakukan , maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

a.Apakah melalui media gambar seri kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang tahun 2010 dapat meningkat ?

b.Kendala-kendala apakah yang dihadapi ketika melaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri pada siswa kelas V SD Negeri

04 Bantarbolang Tahun 2010 ?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas dilakukan dengan penggunaan media gambar seri karena dengan penggunaan gambar seri siswa dapat mengurutkan kerangka karangan, menemukan judul dan tema karangan, terbiasa menulis dengan sistematis, dan aktif dalam pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa aktif mengurutkan gambar seri, berlomba dengan kelompok lain, kemudian mencoba menuliskan peristiwa / kejadian pada gambar yang telah diurutkan, dengan memperhatikan ejaan, penggunaan tanda baca, penulisan huruf kapital, yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Dari tulisan-tulisan tersebut dirangkai menjadi paragrap dan disusun menjadi sebuah karangan. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang menemui kesulitan dan selalu memberi penguatan dan semangat agar siswa gembira dengan kegiatan menulis karangan yang selama ini dianggap sulit.

Hasil tulisan siswa direspon guru dengan penguatan, dievaluasi, dan diberi motivasi agar kegiatan menulis karangan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Hasil karya siswa kemudian dipajang, sehingga akan

membuat siswa dari kelas lain tertantang untuk menulis. Berdasarkan alasan-alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang tahun 2010 akan meningkat dengan media gambar seri

C. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan melalui penggunaan media gambar seri.

2. Meningkatkan efektifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis karangan melalui media gambar seri pada siswa kelas

V SDN 04 Bantarbolang tahun 2010.

3. Melaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri dengan langkah-langkah yang benar, menyenangkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi Siswa :

a. Siswa dapat menulis karangan dengan cara mengurutkan gambar seri terlebih dahulu

b. Siswa akan aktif dalam pembelajaran ,karena penggunaan media yang menarik.

c. M enulis menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan.

d. M eningkatkan kemampuan menulis sehingga hasil belajar akan meningkat secara signifikan.

2. Bagi Guru :

a. M eningkatkan kreatifitas guru dalam membuat media.pembelajaran

b. M engembangkan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan.

c. Guru dapat mengetahui kendala dan permasalahan serta pemecahannya dalam

pembelajaran menulis karangan melalui media gambar seri.

3. Bagi Sekolah

a. M emperkaya perbendaharaan alat dan media pembelajaran untuk digunakan siswa pada tahun berikutnya.

b. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media, alat peraga, dan sumber belajar meningkat

c. M engurangi pembiayaan dalam penyediaan alat peraga.

BAB II KAJIAN PUS TAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Kemampuan

M enurut Chaplin (dalam The Liang Gie 1997..34) “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan , bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan ) untuk melakukan suatu perbuatan”.Menurut Robbins (Robbins, 2000.P.46 ) “ kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek”..

Lebih lanjut Robbins (2000,.46-48) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu; kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2000,.67 ) “secara psikologis

,kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (iq) dan kemampuan reality ( knowledge +skill ), artinya karyawan yang memiliki kemampuan di atas rata- rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.”

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya

2. Pengertian Menulis

Tarigan (1996:1) mengemukakan bahwa “ menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.”

M enurut Roberto Lodo (dalam Suramiharja 1996.1) mengatakan bahwa “menulis adalah menuliskan simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu M enurut Roberto Lodo (dalam Suramiharja 1996.1) mengatakan bahwa “menulis adalah menuliskan simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu

Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain.

3. Proses Menulis M enulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi: pra menulis, penulisan draf, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan. Seperti halnya perkembangan membaca, perkembangan anak dalam menulis juga terjadi perlahan-lahan. Dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Combs (dalam Ahmad Rofiudin 1996), mengemukakan bahwa perkembangan menulis mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Prinsip keterulangan (recurring principle): anak menyadari bahwa dalam suatu kata bentuk yang sama terjadi berulang-ulang. M ereka memperagakannya dengan cara menggunakan suatu bentuk secara berulang-ulang.

b. Prinsip generatif (generative principle): anak menyadari bentuk-bentuk tulisan secara rinci, menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi dan pola yang beragam. M ereka mulai memperhatikan adanya keteraturan huruf dalam suatu kata.

c. Konsep tanda (sign concept): anak memahami kearbriteran tanda-tanda dalam bahasa tulis. Untuk mempermudah kegiatan komunikasi, orang dewasa perlu menghubungkan benda tertentu dengan kata yang mewakilinya.

d. Fleksibilitas (flexibility): anak menyadari bahwa suatu tanda secara fleksibel dapat menjadi tanda yang lain. Dengan menambahkan tanda- tanda tertentu.

e. Arah tanda (directionality): anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier, bergerak dari satu huruf ke huruf yang lain sampai membentuk suatu kata, dari arah kiri menuju ke arah kanan, bergerak dari baris yang satu ke baris yang lain. Temple dkk (dalam Ahmad Rofiudin, 1988:99) mengidentifiksikan

adanya 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami anak, yaitu: prafonemik, fonemik, fonemik tahap awal, nama-huruf, transisi, dan menguasai.

Dalam tahap prafonemik anak sudah mengenal bentuk dan ukuran huruf, tetapi dia belum dapat menggabungkan huruf untuk menulis kata. Dia belum menguasai prinsip-prinsip fonetik, yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang membentuk kata. Bimbingan yang perlu diberikan pada anak yang berada pada tahap prafonemik dapat berupa : bacakan dengan keras kata- kata yang dekat dengan dunia anak , bacakan judul atau label yang dekat dengan dunia anak, berikan contoh penulisan huruf dan jelaskan bentuk serta ukurannya.

Dalam tahap fonemik awal anak sudah mulai mengenali prinsip -prinsip fonetik, tahu cara kerja tulisan, tetapi keterampilan mengoperasikan prinsip fonetik masih sangat terbatas. Akibat dari terbatasnya kemampuan ini, anak seringkali menuliskan kata dengan satu atau dua huruf saja. Bimbingan yang dapat diberikan pada anak yang berada dalam tahap awal adalah: ajaklah anak melalui dunia tulis (misalnya dengan memperkenalkan barang-barang cetak yang diminati anak). Kegiatan bimbingan difokuskan pada memantapkan konsep kata dalam diri anak. Teknik yang ditempuh: membacakan buku yang dekat dengan dunia anak. fokuskan pada kata-kata tertentu, beri kesempatan pada anak untuk menuliskan apa saja yang dapat ditulis. Yakinkan bahwa anak dapat menulis, hindarkan anak dari rasa takut membuat kesalahan dalam menulis.

Dalam tahap nama huruf (menguasai huruf) anak mulai dapat menerapkan prinsip fonetik. Dia sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. Tulisan yang dihasilkan seringkali belum dapat dibaca, termasuk oleh anak itu sendiri.

Bimbingan yang dapat diberikan pada tahap ini adalah: latihan penulisan kata/kelompok kata serta cara mengucapkannya, menunjukan contoh penulisan kata yang tepat dengan memanfaatkan kamus, mencatat kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan membaca.

Dalam tahap transisi, penguasaan anak terhadap sistem tata tulis semakin lengkap. M eskipun belum konsisten, dia sudah dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dalam menulis, khususnya pemberian spasi antar kata. Bimbingan untuk anak yang berada pada tahap ini adalah: memperkenalkan aturan tatatulis, cara mengucapkan kata, cara menulis, dan maknanya dalam konteks, menelaah kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan oleh temannya. Dan tahap terakhir adalah anak sudah dapat menerapkan dengan baik semua sistem tatatulis.

4. Pengertian Mengarang

Kegiatan mengarang terjadi apabila seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman atau lainnya ke dalam bahasa tulis.Untuk dapat mengarang seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai ,terampil menyusun kata-kata menjadi kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif.

The Liang Gie (1992 :17 ), mengatakan “Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannya

melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”. Dalam proses karang mengarang setiap ide perlu dilibatkan pada suatu kata-kata, kata-kata dirangkai menjadi sebuah kalimat, membentuk paragraf

dan paragraf-paragraf akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami orang

lain. M enurut Azhar ( dalam The Liang Gie 1992)” mengarang itu sesungguhnya tidak lain dari pada mengorganisasaikan ide dan perasaan atau lain. M enurut Azhar ( dalam The Liang Gie 1992)” mengarang itu sesungguhnya tidak lain dari pada mengorganisasaikan ide dan perasaan atau

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah kegiatan atau kemampuan seseorang untuk melahirkan ide-ide dalam bentuk tulisan yang tersusun secara teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadian atau peristiwa, mengucapkan sesuatu, dan tujuan lainnya.

5. Tujuan Pengajaran Mengarang

M enurut Ngalim Purwanto,dan Djeniah Alim (dalam Suramiharja 1997 :58 ) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran mengarang adalah, memperkaya bahasa positif dan aktif, melatih melahirkan pikiran-pikiran dan perasaan, latihan memaparkan pengalaman-pengalaman dengan tepat, latihan- latihan penggunaan ejaan yang tepat.

6. Macam-macam Karangan di S ekolah Dasar

M acam –macam karangan yang diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. M enurut Tingkatan 1). Karangan permulaan (kelas I dan II) 2). Karangan sebenarnya (Karangan lanjutan)di kelas-kelas berikutnya.

b. M enurut Isi/ Bentuk 1). Karangan Varslag (Laporan), umumnya diberikan di kelas-kelas rendah M isalnya : M enceritakan kembali (secara tertulis) apa-apa yang

dialami dalam pengajaran lingkungan. 2). Karangan Fantasi, mengeluarkan isi jiwa sendiri (Ekspresi jiwa), Misalnya : “ Cita-citaku setelah tamat SD”.”Seandainya aku jadi raja”. 3). Karangan Reproduksi,umumnya bersifat menceritakan/menguraikan sesuatu perkataan yang telah dipelajari atau difahami, seperti mengenal dialami dalam pengajaran lingkungan. 2). Karangan Fantasi, mengeluarkan isi jiwa sendiri (Ekspresi jiwa), Misalnya : “ Cita-citaku setelah tamat SD”.”Seandainya aku jadi raja”. 3). Karangan Reproduksi,umumnya bersifat menceritakan/menguraikan sesuatu perkataan yang telah dipelajari atau difahami, seperti mengenal

4). Karangan-karangan Argumentasi, Karangan berdasarkan alasan tertentu. Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikirannya berdasarkan alasan yang tepat. Di dalam silabus pokok bahasan menulis ada enam, yaitu; membaca, kosa kata, struktur, menulis, pragmatik, dan apresiasi sastra dan Bahasa. Pada aspek menulis dibagi empat sub pokok bahasan, yaitu ; M enulis Permulaan, Surat, M enulis Kata Serapan. Sedangkan pemberian bahan pembelajaran yang berisi pokok bahasan dan uraian perkelas sebagai berikut :

1. Kelas I berisi menulis permulaan penekanannya pada penulisan huruf

a sampai z.

2. Kelas II berisi menulis permulaan penekanannya pada menulis huruf kapital.

3. Kelas III penekanannya pada ejaan.

4. Kelas IV tentang pengembangan ide atau pesan secara tertulis dengan ejaan yang benar.

5. Kelas V menulis lanjut, menemukan judul, mengembangkan kerangka karangan, mengembangkan paragraf.

6. Kelas VI Pengembangan bermacam-macam karangan.

7. Pengertian Kata, Kalimat, dan Paragraf

a. Pengertian Kata Kata adalah unsur unsur kata yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa.

Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam tulisan karangan. Seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai dan pemilihan kata yang tepat.” Dalam memilih kata itu harus Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan dalam tulisan karangan. Seseorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai dan pemilihan kata yang tepat.” Dalam memilih kata itu harus

b. Pengertian Kalimat Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaian dari kata-kata. Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif yaitu kalimat benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pandangan, atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembaca. Suryamiharja et-al (1996:38) mengemukakan bahwa: Kalimat efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur-unsur:

1.Dapat mewakili gagasan penulis. 2.Sanggup menciptakan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran

pembaca seperti yang dipikirkan penulis.

c. Paragraf Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari pada kalimat: paragraf adalah kumpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu rangkaian gerak untuk membentuk suatu gagasan. Berkaitan dengan paragraf Akhadiah, dkk (996: 46).M enjelaskan bahwa “dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sam pai kalimat penutup”.

Fungsi dari paragraf dalam karangan adalah:

1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan.

2. M emudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan,1996:48) Menurut Suriamiharja (1996:48) “Paragraf baik dan efektif harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu (1) Kohesi (Kesatuan); (2) Koherensi, dan (3) Pengembangan/ Kelengkapan paragraf “.

Suatu paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan dan nilai-nilai.

8. Pengunaan Tanda Baca Titik, Koma, dan Huruf Kapital.

a. Penggunaan Tanda Baca Titik.

Tanda baca sangat penting untuk dimengerti siswa, tanda titik dipakai pada: (1) Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, pada akhir singkatan nama orang. (2).Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan, pada singkatan kata atau ungkapan sudah sangat umum. (3). Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik, untuk menunjukan waktu, untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukan jumlah. (4).M enuliskan singkatan yang terdiri dari huruf- huruf awal kata atau suku kata. (5). M enuliskan singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. (6). M enuliskan akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, table, dan sebagainya. (7). Tanda titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat pengirim surat. (8). Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

b. Penggunaan Tanda Koma.

Tanda koma dilambangkan dengan tanda (,) dipakai: (1). Diantara unsur-unsur dalam suatu perincian. (2). Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi , melainkan. (3). Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. (4). Di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. (5). Di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan , yang terdapat pada awal kalimat. (6). Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (7). Di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan wilayah atau negeri yang Tanda koma dilambangkan dengan tanda (,) dipakai: (1). Diantara unsur-unsur dalam suatu perincian. (2). Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi , melainkan. (3). Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. (4). Di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. (5). Di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan , yang terdapat pada awal kalimat. (6). Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (7). Di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan wilayah atau negeri yang

c. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital Huruf besar atau huruf kapital dip akai: (1). Sebagai huruf pertama kata awal kalimat. (2). Sebagai huruf pertama petikan langsung. (3). Sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan. (4). Sebagai huruf pertama gelar gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. (5). Sebagai huruf pertama nama jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang. (6). Sebagai huruf pertama nama orang. (7). Sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah. (8). Sebagai huruf pertama khas dalam geografi. (9). Sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. (10). Sebagai huruf pertama semua kata untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti: di, ke, dari, untuk, dan yang, yang terletak pada posisi awal. (11). Dipakai dalam singkatan nama, gelar dan sapaan. (12). Sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, saudara, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

8. Media

a. Pengertian Media

Kata “Media “ secara harfiah adalah “perantara atau pengantar “. Pengertian media sebagai sumber belajar adalah, manusia benda,

ataupuan peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.(Djamarah 1996)

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting. Ketidakjelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media. Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir konkrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikonkritkan dengan kehadiran media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran daripada tanpa bantuan media.

Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan, apabila diabadikan media pengajaran bukannya membantu proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah sesuatu yang dapat untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang berfikir, perasaan, perhatian, dan minat siswa dalam proses belajar.

b. Fungsi Media Pembelajaran. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana (dalam Djamarah, 1996:152), M erumuskan fungsi media sebagai berikut:

1). Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2). Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. 3). M edia pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran. 4). Penggunaan media bukan semata-mata alat hiburan, bukan sekedar

melengkapi proses belajar supaya menarik perhatian siswa. 5). Penggunaan media dalam pengajaran lebih dituangkan mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan guru.

6). Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, terlihatlah perannya sebagai berikut:

1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.

3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai(dalam Djamarah 1996:152) mengemukakan kriteria dalam memilih media pembelajaran sebagai berikut:

1). Ketepatan dengan tujuan pengajaran. 2). Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran

lebih mudah dipahami siswa. 3). M edia yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana, dan praktis penggunaannya.

4). Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran. 5). Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 6). Sesuai dengan tarap berfikir siswa.

d. Jenis-jenis media

M edia dapat diklasifikasikan: 1) M edia Visual; 2) M edia Audio;

3) M edia Audio-Visual; 4) M edia Asli dan Orang. M edia visual adalah media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Jenis-jenis media ini media gambar diam (Still Pictures) dan grafis,media papan, dan media dengan proyeksi. M edia gambar diam adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa/kejadian objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol, maupun gambaran.Yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain :grafik, chart atau bagan, peta, diagram, poster, karikatur, komik, gambar mati, dan photo. Grafik yaitu gambaran dari data statistik yang ditunjukankan dengan lambing-lambang visual. Chart yaitu gambaran dari sesuatu yang menunjukan adanya hubungan, perkembangan, atau perbandingan. Peta yaitu gambar yang menjelaskan permukaan bumi atau beberapa bagiandaripadanya. Diagram yaitu penampang atau irisan dari sesuatu benda atau objek. Poster yaitu gambar yang mengkomunukasikan pesan secara singkat. Karikatur yaitu gambar yang disederhanakan bentuknya dengan pesan biasanya menyindir. Komik yaitu suatu cerita yang disertai gambar. Gambar mati yaitu gambar dari sesuatu yang hasil lukisan, potret atau cetakan yang tidak dapat bergerak, dengan bentuk dua dimensi. Photo yaitu hasil dari sesuatu pemotretan.

M edia papan adalah media pembelajaran dengan papan sebagai bahan baku utamanya yang dapat dirancang secara memanjang atau maupun secara melebar.Alat-alat lain yang digunakan dalam media papan ini adalah dapat berupa kain flannel, kapur tulis, guntingan kertas untuk ditempel, brosur dan sebagainya.Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain papan tulis, papan flannel, papan tempel, papan pameran.

Gambar seri termasuk media visual jenis gambar mati, yaitu gambar dari sesuatu hasil dari lukisan, potret, atau cetakan yang t idak dapat bergerak, dengan bentuk dua dimensi.

e. Media Gambar S eri S ebagai Model Pembelajaran

Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan mengarang. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan.

Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (dalam Djamarah 1996), mengemukakan penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan juga Tarigan (1997:210), mengemukakan

b ahwa “mengarang melalui gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.

f. Ciri-ciri Gambar yang Baik dan Peranannya S ebagai Media Pembelajaran

Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai media belajar adalah memiliki ciri-ciri sebagaimana dikemukakan Sudirman et-al (dalam Djamarah 1991:219), yaitu: 1). Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu. 2). M emberi kesan kuat dan menarik perhatian. 3). M erangsang orang yang melihat untuk ingin mengungkapkan tentang

obyek-obyek dalam gambar. 4). Berani dan dinamis. 5). Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.

Sedangkan peranan gambar sebagai media pembelajaran yaitu : 1). Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu Sedangkan peranan gambar sebagai media pembelajaran yaitu : 1). Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu

yang lain. (Sudirman et-al : 220). Atas dasar uraian tersebut di atas, kita tahu bahwa penggunaan gambar

seri banyak membantu dalam pembelajaran menulis karangan.Karena dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya siswa mampu menulis karangan susuai dengan tema, ide, pengalaman, dan kejadiannya.

Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang penggunaan gambar seri sebagai media pembelajaran kami sampaikan langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Siswa dikelompokan dalam 6 kelompok dengan jenis kelompok heterogen.

2. Masing-masing kelompok diberi gambar seri yang masih acak.

3. Tiap kelompok berusaha mengurutkan gambar seri sesuai dengan tema yang mereka pilih sendiri, melalui diskusi.

4. Guru selalu memberi bimbingan dan penguatan selama kegiatan pembelajaran.

5. Dari gambar yang telah berhasil diurutkan , secara individu siswa mencoba menulis karangan.

6. Hasil karya siswa dievaluasi guru, kemudian dipajang. Berdasarkan pada uraian di atas, serta penjelasan tentang langkah- langkah pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri yang dapat dengan mudah dilakukan guru, maka penggunaan gambar seri dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan.

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dilakukan oleh M aryanti T. Permana, mahasiswa program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Tahun 2009, dengan judul PTK “ Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam M enulis Karangan M elalui Penggunaan Gambar Seri Di Kelas V SDN Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten M ajalengka. Temuan yang didapat hampir sama, yaitu; pada siklus I sudah ada peningkatan kemampuan siswa menjadi 61% siswa dapat mencapai KKM , dan pada siklus II mencapai 79% dilanjutkan pada siklus III ketuntasan belajar mencapai 93%. Ada

2 siswa yang belum dapat mencapai KKM . Perbedaan yang mencolok adalah pada PTK yang dilakukan oleh M aryanti jumlah siswanya hanya 17, jadi pengelolaan kelasnya sangat mudah, siswa dapat diawasi dengan baik, guru dapat memperhatikan siswa dengan lebih baik.

Di SD peneliti, jumlah siswa cukup banyak yaitu 54 siswa, sehingga sering terjadi keributan apalagi pada saat kegiatan pembelajaran siklus I dengan jumlah anggota kelompok 9 siswa sedangkan medianya hanya 1 set untuk tiap kelompok, perhatian guru juga secara individu masih kurang baik. Kalau kita cermati memang jumlah siswa yang terlalu banyak dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Dengan jumlah siswa yang sedikit saudara M aryanti dapat melaksanakan pembelajaran dengan media gambar seri cukup 3 set pada siklus satu sudah menunjukan peningkatan yang cukup tinggi. Penyediaan media juga sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, media yang ideal untuk pembelajaran menulis karangan adalah 1 set gambar seri digunakan untuk 2 siswa jadi dengan menggunakan kelompok berpasangan.

Dari temuan-temuan peneliti terdahulu dan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan.

C. Kerangka Pikir

Kemampuan siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang tahun pelajaran 2009/2010 pada semester I pembelajaran menulis karangan masih rendah, rata- rata kelas belum mencapai KKM , hal ini dapat kita lihat pada nilai hasil belajar siswa baru 54% siswa yang tuntas. Kenyataan ini membuat kami merenung, dan menemukan jawabannya, ketidakberhasilan siswa terjadi salah satunya disebabkan, potensi pada siswa belum tergali secara optimal, juga karena guru belum membelajarkan siswa dengan menyenangkan.

M enurut hemat peneliti permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media gambar seri. Gambar seri adalah sarana yang digunakan sebagai upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar) ke dalam bentuk tulisan. Gambar seri dapat mengaktifkan siswa, menarik, menuntun siswa menemukan tema karangan sehingga siswa dapat menulis secara sistematis. Gambar seri juga akan dapat mendekatkan siswa pada dunia mereka yang masih senang dengan gambar- gambar sebagai alat bermain. Permainan anak banyak yang berbentuk gambar, siswa banyak yang gemar membaca komik yang menyajikan gambar, sehingga dengan media gambar seri mereka akan menemukan sesuatu yang mereka gemari selama ini. Pembelajaran yang inovatif menuntut guru agar dapat membawa anak pada situasi yang mereka inginkan, sehingga siswa merasa nyaman, gembira, tidak merasa sedang belajar, suasana kelas yang tidak kaku, serta kebebasan mereka untuk mengurutkan gambar seri menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan.

Dengan menggunakan media gambar seri maka kemampuan menulis karangan siswa akan dapat meningkat, serta siswa menjadikan kegiatan menulis karangan sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka alur kerangka berpikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Guru : - Belum menggunakan

belajar siswa awal

-Belum mengaktifkan

siswa.

rendah

-Kurang kreatif membuat media

-Pembelajaran membosankan

Siklus I Tindakan

-Penggunaan M edia Gambar Seri, sehingga Siswa

aktif,pembelajaran menyenangkan

Ada penguatan,motivasi,

Siklus II

penghargaan dari guru

Kondisi

Kemampuan siswa dalam

akhir

menulis karangan meningkat

Gambar I. Skema Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Berpijak dari kerangka berpikir di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah: Dengan menggunakan media gambar seri pada pembelajaran menulis karangan, maka kemampuan menulis karangan pada siswa kelas V SD Negeri 04

Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang tahun 2010 akan meningkat.

BAB III PELAKS ANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 04 Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang karena SDN 04 belum pernah dijadikan tempat penelitian. Peneliti mengajar di SD tersebut, sehingga memudahkan penelitian baik dari segi waktu maupun biaya. Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010.

B. S ubjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu Siswa kelas V SDN 04 Bantarbolang, Kecamat an Bantarbolang, Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2009/2010 Semester II dengan jumlah 54 anak, sedangkan objek penelitian adalah penggunaan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan, pada matapelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester II tahun ajaran 2009/2010.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki.

Prosedur penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya menggunakan model classroom Action Research (CAR) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tagart (dalam Retno Winarni, 2009 :2). Konsep dasar PTK pada umumnya, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

Perencanaan (planning) Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan keadann y ang tepat. Pelaksanaan Tindakan (acting) Penelitian Tindakan kelas merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktek yang cermat dan

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus yang merupakan kegiatan berkelanjutan. Siklus inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari PTK. Penelitian Tindakan Kelas harus dilakukan dalam bentuk siklus, bukan satu kali tindakan saja. Putaran atau siklus tersebut berulang-ulang sampai masalah yang diteliti terselesaikan.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas inilah yang digunakan kami dalam melakukan PTK. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui dua siklus, namun sebelum tindakan siklus I kami lakuakan kegiatan analisis situasi awal untuk mengetahui kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK, Kegiatan ini dinamakan kegiatan pra siklus. Data yang diperoleh pada kegiatan pra siklus (tabel I) dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan siklus I. Begitu pula data yang diperoleh pada siklus I dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan siklus

II, begitu seterusnya sampai permasalahan terselesaikan. Untuk Penelitian Tindakan Kelas kali ini dibatasi dua siklus. Pelaksanaan Kegiatan tiap siklus secara umum dilaksanakan melalui tahap-tahap:(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.

Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:.

Implementasi Pra Siklus

Rencana

Pelaksanaan

Siklus I

Siklus I

Rencana

Refleksi

Analisis Data

Siklus II

Siklus I

Implementasi RPP S iklus I

Analisis Data Refleksi

S iklus II S iklus II

Gambar. 2. Bagan Prosedur Penelitian

D.S umber Data

Sumber data pada pelaksanaan penelitian ini berasal dari: (1) Siswa dan guru kelas V SD Negeri 04 Bantarboalang Kecamatan Bantarbolang, (2) Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran oleh teman sejawat selaku supervisor dan kepala sekolah, (3) Hasil wawancara dengan siswa, (4) Hasil Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan (5) Hasil Tes Formatif yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan pembelajaran.

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: (1) Observasi, digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dan kegiatan guru selam proses pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri, (2) Lembar Kegiatan Siswa untuk Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: (1) Observasi, digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dan kegiatan guru selam proses pembelajaran menulis karangan dengan media gambar seri, (2) Lembar Kegiatan Siswa untuk

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif interaktif. Teknik ini terdiri dari tiga bagian yang saling berhubungan, seperti skema berikut ini:

Pengumpulan Data

Deskripsi Data

Reduksi Data Kesimpulan-

kesimpulan

Gambar 3. S kema Analisis Data

Pengumpulan data dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran baik oleh kepala sekolah, teman sejawat, maupun oleh peneliti. Data disajikan dalam bentuk hasil observasi, hasil tes, dan hasil wawancara siswa. Data y ang sudah terkumpul dideskripsikan, kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.

G. Kriteria Keberhasilan