EFISIENSI LIGHTING DAN RENDERING DALAM FILM PENDEK ANIMASI 3D BED TIME STORY
EFISIENSI LIGHTING DAN RENDERING DALAM FILM
PENDEK ANIMASI 3D BED TIME STORY
Christian Aditya
Abstract: Light, Everything we currently, ever, or will see in the world, the fact
is due to the presence of light. without light there is no color, shape, and of course
we cannot distinguish the material, distance, and the nature of the object when
not it’s not illuminated by light.
Therefore the author felt it is important to discuss about lighting, especially for
applications in the author’s field of interest, 3D Animation. In this journal, will
be found an alternative to a more efficient way to do lighting and rendering in
3D animation projects using a variety of theories and basic knowledge of light.
Keywords: Bed
Time Story, animation, 3D, lighting, rendering
PENDAHULUAN
masih jauh dari kesan hidup karena kurang
Pertumbuhan industri animasi 3D di
memperhatikan berbagai hukum animasi,
Indonesia semakin hari semakin ber-
juga rendahnya kualitas visual animasi
kembang. Apabila dilihat dari munculnya
yang diberikan kepada audiens karena
berbagai konten-konten animasi dalam
kurangnya perhatian kepada Lighting
film dan iklan komersial dalam layar te-
dan rendering dalam produk animasi
levisi atau layar lebar yang sehari-hari kita
lokal. Hal ini senada dengan perkataan
saksikan. ini menunjukkan bahwa minat
Marlin Sugama, pendiri Main Studio pada
masyarakat terhadap produk produk ani-
cekricek.com (2012), menurutnya kualitas
masi semakin tinggi.
animasi indonesia masih jauh tertinggal
Secara umum kelemahan dari produk
dan kalah saing dengan animasi luar.
animasi 3D lokal Indonesia ini terdapat
Hal hal ini terjadi karena di Indonesia
pada kurang berbobotnya cerita yang
sendiri masih banyak yang beranggapan
disajikan oleh produk animasi Indonesia,
bahwa animasi lebih masuk kategori tek-
selain itu gerakan animasi karakter yang
nik komputer dibandingkan sebuah bentuk
Christian Aditya adalah Staf Pengajar pada Fakultas
e-mail : christianaditya91@gmail.com
Seni dan Desain,
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang.
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
15
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Gambar 1. Konsep environment interior kamar
kesenian. Banyak bukti yang dapat kita
bagaimana
lihat apabila pergi ke toko buku lokal,
sumber cahaya perlahan lahan menurun
banyak
intensitasnya seilir dengan jarak, juga tidak
buku
buku
yang
membahas
mengenai animasi 3D namun kontennya
cahaya
yang
dihasilkan
ketinggalan pengaturan bayangan.
hanya membahas mengenai softwaresoftware tertentu. Kesalahpahaman yang
Rendering
timbul membuat banyak animator yang
Proses
lebih mementingkan hal-hal teknis seperti
berhubungan erat dengan proses rendering
spesifikasi komputer dan cara menjalankan
yang dilakukan. Beane mengatakan bahwa
software-software 3D.
rendering, merupakan tahap akhir dari
penataan
lighting
sangat
sebuah pipeline produksi, yang mengambil
semua unsur-unsur yang ada dalam scene
Atribut cahaya
pada software 3D
3D yang telah dibuat menjadi sebuah hasil
Andy Beane (2012) dalam buku 3D
video 2D atau gambar 2D. Hasil dari proses
Animation Essentials menjelaskan me-
rendering ini akan diberikan kepada tim
ngenai atribut dari cahaya pada pro-
post produksi untuk persiapan akhir dan
ses penataan lighting. Tugas utama se-
hasil jadi akhir.
lighting
artist
adalah
Beberapa render engine banyak ter-
memanipulasi atribut-atribut dari tipe-tipe
dapat di pasaran saat ini. Ini semua ter-
sumber cahaya untuk menghasilkan hasil
masuk render engine bawaan dari software
yang diinginkan. Beberapa diantaranya
3D. Terdapat juga plug-in tambahan
adalah terdapat intensitas dari sumber
yang dapat bekerja di dalam software 3D
cahaya, warna dari sumber cahaya, decay/
animasi, atau sebagai software rendering
attenuation atribut ini mengatur mengenai
yang berdiri sendiri.
bagai
16
seorang
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Christian Aditya
Gambar 2. Penyusunan lampu pada scene interior malam
Gambar 3. Penyusunan lampu pada scene interior malam
Gambar 4. Daftar lampu pada scene interior malam
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
17
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Gambar 5. Hasil akhir render setelah compositing
Analisis scene interior malam
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Bedtime Story
Metodologi
screenshot
Menelaah kembali dari konsep yang telah
pada film film animasi 3D di pasaran.
dibuat untuk perencanaan awal nuansa
Setelah menemukan beberapa scene yang
pencahayaan di dalam scene environment
memiliki kondisi yang mirip dengan scene
ini pada gambar konsep, memiliki nuansa
pada cerita, dilakukan lah eksperimen
yang terlalu didominasi oleh warna biru.
untuk menemukan cara terbaik untuk
Setelah diteliti kembali, scene ini dipakai
mendapatkan hasil yang memiliki kualitas
untuk menangkap interaksi intim antara
baik dan sesuai dengan kebutuhan cerita,
seorang ibu dan anak perempuannya. Pada
tanpa melupakan unsur terutama yaitu
gambar konsep awal nuansa warna terkesan
efisiensi waktu dalam proses rendering
terlalu dingin dan menunjukkan nuansa
sehingga hasil yang didapatkan secara
mencekam dibandingkan dengan nuansa
visual akan menarik, namun tidak me-
yang intim. Penulis memutuskan untuk
makan waktu lama. Setelah dilakukan
melakukan sedikit perubahan pada warna
penelitian, rupanya proses lighting dan
dari sumber cahaya yaitu warna dari lampu
rendering yang membutuhkan waktu yang
meja, menjadi lebih jingga kemerahan, dan
lebih singkat adalah dengan teknik Direct
juga warna biru dari langit yang berwarna
Illumination atau tanpa menggunakan
sedikit ungu. Untuk penyusunan lampu
teknologi Indirect illumination yang di-
yang dipakai pada scene environment
tawarkan pada render engine mental ray.
ini dilakukan dengan metode tanpa final
observasi
18
terhadap
contoh
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
gather dan global illumination berjumlah
lampu nampak kontras dan menimpa hasil
15 lampu.
bayangan dari cahaya bulan.
Secara garis besar terdapat dua sum-
Lampu-lampu lain yang berjenis target
ber utama cahaya yang ada dalam scene
direct diberikan untuk memberi cahaya
environment ini, yaitu cahaya dari bulan
cahaya pantul dari sumber cahaya utama.
yang berwana biru dengan tingkat saturasi
Hal ini dilakukan karena final gather
tinggi, dan cahaya berwarna jingga hangat
dan global illumination tidak digunakan,
yang dipancarkan dari lampu meja di se-
sehingga penghitungan cahaya pantul ha-
belah kasur. Untuk cahaya bulan digu-
rus ditentukan secara manual. Proses ini
nakan sebuah lampu berjenis Target Light
juga memberi kebebasan seluruhnya untuk
dengan bayangan aktif berjenis mental
dapat mengatur bagaimana tampilan akhir
ray shadow map, hal ini dilakukan agar
dari sebuah scene sesuai dengan keinginan.
bayangan yang muncul lebih halus kare-
Bagian kamar yang diberi cahaya
na cahaya bulan memang lebih halus di-
pantul adalah setiap sisi dinding dengan
bandingkan dengan cahaya lain. Cahaya
intensitas
lampu sengaja diberikan 2 lampu omni, 1
pantul juga diberikan untuk menambah
yang meng-exclude geometri tutup lam-
detil-detil kecil, seperti cahaya pantul
pu dan vas lampu, dan yang 1 lagi dengan
untuk peti mainan, juga papan gambar di
setting normal untuk mengejar bayangan
dekat pintu, ini diberikan agar benda benda
yang dihasilkan oleh penutup lampu, jenis
tersebut tidak hilang tertutup bayangan.
yang
berbeda-beda.
Cahaya
bayangan yang digunakan adalah bayangan
Meskipun memakan trial dan error
raytraced agar hasil render bayangan dari
untuk menghitung dan menyusun cahaya
Gambar 6. Setting atribut levels pada After Effects
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
19
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Gambar 7. Hasil render final dengan material
cahaya pantul, semua terbayar dengan
waktu render yang jauh lebih singkat
Proses compositing sebagai
pelengkap lighting render
dari metode final gather dan global illu-
Setelah proses rendering dari 3ds Max
mination. Untuk settingan dengan resolusi
dan menghasilkan hasil render sequence
1280 x 720, dengan image quality medium
terdapat proses yang tidak kalah penting,
dibutuhkan waktu 5 menit 33 detik per 1
yaitu proses compositing dan adjustment
frame gambar.
dimana proses ini dilakukan di software
beauty,
After Effects. Hasil rendering dari 3ds Max
dilakukan rendering ambient occlusion,
yang pertama adalah hasil render beauty
dengan menggunakan sebuah lampu omni
yang menjadi dasar dari image sequence
yang hanya memiliki efek ambient. Setelah
dari film animasi ini.
itu karena ambient occlusion akan menjadi
Bedtime
sebuah rendering terpisah yang akan
multi pass rendering dimana 3dsMax akan
dipakai untuk proses akhir compositing,
menghasilkan beberapa jumlah pass yang
maka pilihan material override dipakai,
akan disusun kembali sesuai kegunaannya
yaitu merender semua geometri yang ada
pada proses compositing.
Setelah
proses
rendering
Story
Pada proyek
menggunakan
metode
di dalam scene dengan 1 jenis material
Pada proyek Bedtime Story, beberapa
ambient occlusion. Berikut adalah hasil
elemen yang dirender pada proses multi
render beauty dan ambient occlusion yang
pass rendering adalah beauty render
didapat setelah dilakukan compositing dan
hasil render dasar yang secara garis besar
sedikit adjustment.
adalah hasil gambar akhir yang akan
20
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
dilihat saat animasi. Hasil render lainnya
Setelah proses ini tinggal memanfa-
adalah render z-depth yang digunakan
atkan layer z-depth yang diberikan efek lens
sebagai pass yang dapat dibaca oleh
blur, dan velocity pass sebagai motion blur.
software compositing sebagai data untuk
Pada bagian akhir untuk mempermanis
menentukan dan menghasilkan blur yang
hasil visual, diberikan efek glow pada
tercipta dari kedalaman, dan terakhir
compositing dengan cara membuat layer
adalah pass velocity yang digunakan
baru diatas compositing yang telah saya
sebagai data untuk software After Effects
buat dan membuatnya menjadi hitam putih
menentukan blur dari gerakan animasi.
dan blur, lalu mengubah color blending
Setelah
proses
rendering
selesai,
menjadi screen.
perlu adanya tambahan pass untuk proses
compositing nanti, yaitu hasil render
Kesimpulan dan Saran
ambient occlusion yang didapat dari
Penyusunan lighting dan rendering sa-
scene yang sama namun dengan material
ngat berpengaruh dan penting dalam
ambient occlusion. Setelah semua hasil
pembuatan proyek film animasi 3D. De-
render telah lengkap, proses compositing
mi menghasilkan hasil visual yang sangat
dapat dimulai. Proses Compositing adalah
menarik, namun dikarenakan proses ini
dengan menaikan adjustment level pada
memakan waktu, pada akhirnya proses ini
layer beauty pass, ini dibutuhkan karena
sering disepelekan dan dikerjakan dengan
pada akhirnya kita tidak bisa hanya
seadanya saja dan akhirnya menyerahkan
mengandalkan hasil yang didapat dari
semua
lighting dan render langsung dari 3ds Max
dan komputer yang membebani waktu
adjustment
Proses
layer
yang
dilakukan adalah dengan mengembalikan
penghitungan
software
pada
produksi.
Proses
lighting
dan
rendering
arah panah dari atribut levels sehingga
tidak berakhir ketika proses render dari
berada di tiap sisi kurva, ini akan membuat
software 3D selesai. Ada beberapa hal yang
hasil gambar menjadi lebih kontras dan
perlu dicatat karena sangat mempengaruhi
tentunya menjadi lebih jelas.
proses dan hasil akhir, salah satunya adalah
Setelah proses ini hal yang dilakukan
adalah
occlusion
memasukkan
layer
dengan
mengubah
ambient
texture material yang ternyata sangat
mempengaruhi
waktu
render.
Ketika
color
dengan resolusi yang berlebihan, proses
dengan
rendering akan berjalan jauh lebih lambat.
multiply, ini membuat warna putih pada
Hal lainnya adalah proses compositing
layer ini menjadi transparan sehingga
dengan memanfaatkan proses ini lighting
sisa dari warna hitam akan menimbulkan
artist dapat menghemat banyak waktu
efek bayangan yang halus pada hasil
untuk menghasilkan hasil visual yang baik
compositing.
tidak perlu dengan me-render berkali
blending
dari
layer
tersebut
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
21
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
kali di software 3D. Dengan melakukan
Concepts,
adjustment pada software compositing
Massachusets, USA: Charles River Media,
tentunya
Inc.
akan
memudahkan
untuk
and
Techniques.
Rockland,
menghasilkan hasil yang sesuai dengan
Vickery, J. (2010). Practical Light and
keinginan.
Kepada para peminat animasi 3D,
disarankan untuk tidak hanya mempelajari
hal-hal yang berbau teknis dan lebih
mengutamakan
hasil
pada
komputer
dan software. Peminat animasi harus
mengembalikan esensi animasi 3d sebagai
sebuah bentuk seni dan bukan merupakan
teknik komputer.
Referensi
Brooker, Darren. (2008). Essential CG
Lighting
Techniques
with
3ds
Max.
Oxford,UK: Focal Press.
Birn, J. (2006). Digital Lighting and
Rendering. Berkeley, CA, USA: New Riders.
Beane, A. (2012). 3D Animation Essentials.
Indianapolis, Indiana, USA: John Wiley &
Sons, Inc.
Chopine, A. (2011). 3D Art Essentials:
The Fundamentals of 3D Modeling and
Animation. Oxford,UK: Focal Press.
Van der Steen, J. (2007). Rendering with
Mental ray and 3Ds Max. Oxford,UK:
Focal Press.
Gallardo, A. (2000). 3D Lighting History,
22
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Color. Hollywood, CA, USA: The Gnomon
Workshop.
PENDEK ANIMASI 3D BED TIME STORY
Christian Aditya
Abstract: Light, Everything we currently, ever, or will see in the world, the fact
is due to the presence of light. without light there is no color, shape, and of course
we cannot distinguish the material, distance, and the nature of the object when
not it’s not illuminated by light.
Therefore the author felt it is important to discuss about lighting, especially for
applications in the author’s field of interest, 3D Animation. In this journal, will
be found an alternative to a more efficient way to do lighting and rendering in
3D animation projects using a variety of theories and basic knowledge of light.
Keywords: Bed
Time Story, animation, 3D, lighting, rendering
PENDAHULUAN
masih jauh dari kesan hidup karena kurang
Pertumbuhan industri animasi 3D di
memperhatikan berbagai hukum animasi,
Indonesia semakin hari semakin ber-
juga rendahnya kualitas visual animasi
kembang. Apabila dilihat dari munculnya
yang diberikan kepada audiens karena
berbagai konten-konten animasi dalam
kurangnya perhatian kepada Lighting
film dan iklan komersial dalam layar te-
dan rendering dalam produk animasi
levisi atau layar lebar yang sehari-hari kita
lokal. Hal ini senada dengan perkataan
saksikan. ini menunjukkan bahwa minat
Marlin Sugama, pendiri Main Studio pada
masyarakat terhadap produk produk ani-
cekricek.com (2012), menurutnya kualitas
masi semakin tinggi.
animasi indonesia masih jauh tertinggal
Secara umum kelemahan dari produk
dan kalah saing dengan animasi luar.
animasi 3D lokal Indonesia ini terdapat
Hal hal ini terjadi karena di Indonesia
pada kurang berbobotnya cerita yang
sendiri masih banyak yang beranggapan
disajikan oleh produk animasi Indonesia,
bahwa animasi lebih masuk kategori tek-
selain itu gerakan animasi karakter yang
nik komputer dibandingkan sebuah bentuk
Christian Aditya adalah Staf Pengajar pada Fakultas
e-mail : christianaditya91@gmail.com
Seni dan Desain,
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang.
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
15
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Gambar 1. Konsep environment interior kamar
kesenian. Banyak bukti yang dapat kita
bagaimana
lihat apabila pergi ke toko buku lokal,
sumber cahaya perlahan lahan menurun
banyak
intensitasnya seilir dengan jarak, juga tidak
buku
buku
yang
membahas
mengenai animasi 3D namun kontennya
cahaya
yang
dihasilkan
ketinggalan pengaturan bayangan.
hanya membahas mengenai softwaresoftware tertentu. Kesalahpahaman yang
Rendering
timbul membuat banyak animator yang
Proses
lebih mementingkan hal-hal teknis seperti
berhubungan erat dengan proses rendering
spesifikasi komputer dan cara menjalankan
yang dilakukan. Beane mengatakan bahwa
software-software 3D.
rendering, merupakan tahap akhir dari
penataan
lighting
sangat
sebuah pipeline produksi, yang mengambil
semua unsur-unsur yang ada dalam scene
Atribut cahaya
pada software 3D
3D yang telah dibuat menjadi sebuah hasil
Andy Beane (2012) dalam buku 3D
video 2D atau gambar 2D. Hasil dari proses
Animation Essentials menjelaskan me-
rendering ini akan diberikan kepada tim
ngenai atribut dari cahaya pada pro-
post produksi untuk persiapan akhir dan
ses penataan lighting. Tugas utama se-
hasil jadi akhir.
lighting
artist
adalah
Beberapa render engine banyak ter-
memanipulasi atribut-atribut dari tipe-tipe
dapat di pasaran saat ini. Ini semua ter-
sumber cahaya untuk menghasilkan hasil
masuk render engine bawaan dari software
yang diinginkan. Beberapa diantaranya
3D. Terdapat juga plug-in tambahan
adalah terdapat intensitas dari sumber
yang dapat bekerja di dalam software 3D
cahaya, warna dari sumber cahaya, decay/
animasi, atau sebagai software rendering
attenuation atribut ini mengatur mengenai
yang berdiri sendiri.
bagai
16
seorang
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Christian Aditya
Gambar 2. Penyusunan lampu pada scene interior malam
Gambar 3. Penyusunan lampu pada scene interior malam
Gambar 4. Daftar lampu pada scene interior malam
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
17
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Gambar 5. Hasil akhir render setelah compositing
Analisis scene interior malam
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Bedtime Story
Metodologi
screenshot
Menelaah kembali dari konsep yang telah
pada film film animasi 3D di pasaran.
dibuat untuk perencanaan awal nuansa
Setelah menemukan beberapa scene yang
pencahayaan di dalam scene environment
memiliki kondisi yang mirip dengan scene
ini pada gambar konsep, memiliki nuansa
pada cerita, dilakukan lah eksperimen
yang terlalu didominasi oleh warna biru.
untuk menemukan cara terbaik untuk
Setelah diteliti kembali, scene ini dipakai
mendapatkan hasil yang memiliki kualitas
untuk menangkap interaksi intim antara
baik dan sesuai dengan kebutuhan cerita,
seorang ibu dan anak perempuannya. Pada
tanpa melupakan unsur terutama yaitu
gambar konsep awal nuansa warna terkesan
efisiensi waktu dalam proses rendering
terlalu dingin dan menunjukkan nuansa
sehingga hasil yang didapatkan secara
mencekam dibandingkan dengan nuansa
visual akan menarik, namun tidak me-
yang intim. Penulis memutuskan untuk
makan waktu lama. Setelah dilakukan
melakukan sedikit perubahan pada warna
penelitian, rupanya proses lighting dan
dari sumber cahaya yaitu warna dari lampu
rendering yang membutuhkan waktu yang
meja, menjadi lebih jingga kemerahan, dan
lebih singkat adalah dengan teknik Direct
juga warna biru dari langit yang berwarna
Illumination atau tanpa menggunakan
sedikit ungu. Untuk penyusunan lampu
teknologi Indirect illumination yang di-
yang dipakai pada scene environment
tawarkan pada render engine mental ray.
ini dilakukan dengan metode tanpa final
observasi
18
terhadap
contoh
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
gather dan global illumination berjumlah
lampu nampak kontras dan menimpa hasil
15 lampu.
bayangan dari cahaya bulan.
Secara garis besar terdapat dua sum-
Lampu-lampu lain yang berjenis target
ber utama cahaya yang ada dalam scene
direct diberikan untuk memberi cahaya
environment ini, yaitu cahaya dari bulan
cahaya pantul dari sumber cahaya utama.
yang berwana biru dengan tingkat saturasi
Hal ini dilakukan karena final gather
tinggi, dan cahaya berwarna jingga hangat
dan global illumination tidak digunakan,
yang dipancarkan dari lampu meja di se-
sehingga penghitungan cahaya pantul ha-
belah kasur. Untuk cahaya bulan digu-
rus ditentukan secara manual. Proses ini
nakan sebuah lampu berjenis Target Light
juga memberi kebebasan seluruhnya untuk
dengan bayangan aktif berjenis mental
dapat mengatur bagaimana tampilan akhir
ray shadow map, hal ini dilakukan agar
dari sebuah scene sesuai dengan keinginan.
bayangan yang muncul lebih halus kare-
Bagian kamar yang diberi cahaya
na cahaya bulan memang lebih halus di-
pantul adalah setiap sisi dinding dengan
bandingkan dengan cahaya lain. Cahaya
intensitas
lampu sengaja diberikan 2 lampu omni, 1
pantul juga diberikan untuk menambah
yang meng-exclude geometri tutup lam-
detil-detil kecil, seperti cahaya pantul
pu dan vas lampu, dan yang 1 lagi dengan
untuk peti mainan, juga papan gambar di
setting normal untuk mengejar bayangan
dekat pintu, ini diberikan agar benda benda
yang dihasilkan oleh penutup lampu, jenis
tersebut tidak hilang tertutup bayangan.
yang
berbeda-beda.
Cahaya
bayangan yang digunakan adalah bayangan
Meskipun memakan trial dan error
raytraced agar hasil render bayangan dari
untuk menghitung dan menyusun cahaya
Gambar 6. Setting atribut levels pada After Effects
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
19
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
Gambar 7. Hasil render final dengan material
cahaya pantul, semua terbayar dengan
waktu render yang jauh lebih singkat
Proses compositing sebagai
pelengkap lighting render
dari metode final gather dan global illu-
Setelah proses rendering dari 3ds Max
mination. Untuk settingan dengan resolusi
dan menghasilkan hasil render sequence
1280 x 720, dengan image quality medium
terdapat proses yang tidak kalah penting,
dibutuhkan waktu 5 menit 33 detik per 1
yaitu proses compositing dan adjustment
frame gambar.
dimana proses ini dilakukan di software
beauty,
After Effects. Hasil rendering dari 3ds Max
dilakukan rendering ambient occlusion,
yang pertama adalah hasil render beauty
dengan menggunakan sebuah lampu omni
yang menjadi dasar dari image sequence
yang hanya memiliki efek ambient. Setelah
dari film animasi ini.
itu karena ambient occlusion akan menjadi
Bedtime
sebuah rendering terpisah yang akan
multi pass rendering dimana 3dsMax akan
dipakai untuk proses akhir compositing,
menghasilkan beberapa jumlah pass yang
maka pilihan material override dipakai,
akan disusun kembali sesuai kegunaannya
yaitu merender semua geometri yang ada
pada proses compositing.
Setelah
proses
rendering
Story
Pada proyek
menggunakan
metode
di dalam scene dengan 1 jenis material
Pada proyek Bedtime Story, beberapa
ambient occlusion. Berikut adalah hasil
elemen yang dirender pada proses multi
render beauty dan ambient occlusion yang
pass rendering adalah beauty render
didapat setelah dilakukan compositing dan
hasil render dasar yang secara garis besar
sedikit adjustment.
adalah hasil gambar akhir yang akan
20
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
dilihat saat animasi. Hasil render lainnya
Setelah proses ini tinggal memanfa-
adalah render z-depth yang digunakan
atkan layer z-depth yang diberikan efek lens
sebagai pass yang dapat dibaca oleh
blur, dan velocity pass sebagai motion blur.
software compositing sebagai data untuk
Pada bagian akhir untuk mempermanis
menentukan dan menghasilkan blur yang
hasil visual, diberikan efek glow pada
tercipta dari kedalaman, dan terakhir
compositing dengan cara membuat layer
adalah pass velocity yang digunakan
baru diatas compositing yang telah saya
sebagai data untuk software After Effects
buat dan membuatnya menjadi hitam putih
menentukan blur dari gerakan animasi.
dan blur, lalu mengubah color blending
Setelah
proses
rendering
selesai,
menjadi screen.
perlu adanya tambahan pass untuk proses
compositing nanti, yaitu hasil render
Kesimpulan dan Saran
ambient occlusion yang didapat dari
Penyusunan lighting dan rendering sa-
scene yang sama namun dengan material
ngat berpengaruh dan penting dalam
ambient occlusion. Setelah semua hasil
pembuatan proyek film animasi 3D. De-
render telah lengkap, proses compositing
mi menghasilkan hasil visual yang sangat
dapat dimulai. Proses Compositing adalah
menarik, namun dikarenakan proses ini
dengan menaikan adjustment level pada
memakan waktu, pada akhirnya proses ini
layer beauty pass, ini dibutuhkan karena
sering disepelekan dan dikerjakan dengan
pada akhirnya kita tidak bisa hanya
seadanya saja dan akhirnya menyerahkan
mengandalkan hasil yang didapat dari
semua
lighting dan render langsung dari 3ds Max
dan komputer yang membebani waktu
adjustment
Proses
layer
yang
dilakukan adalah dengan mengembalikan
penghitungan
software
pada
produksi.
Proses
lighting
dan
rendering
arah panah dari atribut levels sehingga
tidak berakhir ketika proses render dari
berada di tiap sisi kurva, ini akan membuat
software 3D selesai. Ada beberapa hal yang
hasil gambar menjadi lebih kontras dan
perlu dicatat karena sangat mempengaruhi
tentunya menjadi lebih jelas.
proses dan hasil akhir, salah satunya adalah
Setelah proses ini hal yang dilakukan
adalah
occlusion
memasukkan
layer
dengan
mengubah
ambient
texture material yang ternyata sangat
mempengaruhi
waktu
render.
Ketika
color
dengan resolusi yang berlebihan, proses
dengan
rendering akan berjalan jauh lebih lambat.
multiply, ini membuat warna putih pada
Hal lainnya adalah proses compositing
layer ini menjadi transparan sehingga
dengan memanfaatkan proses ini lighting
sisa dari warna hitam akan menimbulkan
artist dapat menghemat banyak waktu
efek bayangan yang halus pada hasil
untuk menghasilkan hasil visual yang baik
compositing.
tidak perlu dengan me-render berkali
blending
dari
layer
tersebut
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
21
Christian Aditya
Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story
kali di software 3D. Dengan melakukan
Concepts,
adjustment pada software compositing
Massachusets, USA: Charles River Media,
tentunya
Inc.
akan
memudahkan
untuk
and
Techniques.
Rockland,
menghasilkan hasil yang sesuai dengan
Vickery, J. (2010). Practical Light and
keinginan.
Kepada para peminat animasi 3D,
disarankan untuk tidak hanya mempelajari
hal-hal yang berbau teknis dan lebih
mengutamakan
hasil
pada
komputer
dan software. Peminat animasi harus
mengembalikan esensi animasi 3d sebagai
sebuah bentuk seni dan bukan merupakan
teknik komputer.
Referensi
Brooker, Darren. (2008). Essential CG
Lighting
Techniques
with
3ds
Max.
Oxford,UK: Focal Press.
Birn, J. (2006). Digital Lighting and
Rendering. Berkeley, CA, USA: New Riders.
Beane, A. (2012). 3D Animation Essentials.
Indianapolis, Indiana, USA: John Wiley &
Sons, Inc.
Chopine, A. (2011). 3D Art Essentials:
The Fundamentals of 3D Modeling and
Animation. Oxford,UK: Focal Press.
Van der Steen, J. (2007). Rendering with
Mental ray and 3Ds Max. Oxford,UK:
Focal Press.
Gallardo, A. (2000). 3D Lighting History,
22
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Color. Hollywood, CA, USA: The Gnomon
Workshop.