EFISIENSI LIGHTING DAN RENDERING DALAM FILM PENDEK ANIMASI 3D BED TIME STORY

EFISIENSI LIGHTING DAN RENDERING DALAM FILM
PENDEK ANIMASI 3D BED TIME STORY

Christian Aditya

Abstract: Light, Everything we currently, ever, or will see in the world, the fact
is due to the presence of light. without light there is no color, shape, and of course
we cannot distinguish the material, distance, and the nature of the object when
not it’s not illuminated by light.

Therefore the author felt it is important to discuss about lighting, especially for
applications in the author’s field of interest, 3D Animation. In this journal, will
be found an alternative to a more efficient way to do lighting and rendering in
3D animation projects using a variety of theories and basic knowledge of light.
Keywords: Bed

Time Story, animation, 3D, lighting, rendering

PENDAHULUAN

masih jauh dari kesan hidup karena kurang


Pertumbuhan industri animasi 3D di

memperhatikan berbagai hukum animasi,

Indonesia semakin hari semakin ber-

juga rendahnya kualitas visual animasi

kembang. Apabila dilihat dari munculnya

yang diberikan kepada audiens karena

berbagai konten-konten animasi dalam

kurangnya perhatian kepada Lighting

film dan iklan komersial dalam layar te-

dan rendering dalam produk animasi


levisi atau layar lebar yang sehari-hari kita

lokal. Hal ini senada dengan perkataan

saksikan. ini menunjukkan bahwa minat

Marlin Sugama, pendiri Main Studio pada

masyarakat terhadap produk produk ani-

cekricek.com (2012), menurutnya kualitas

masi semakin tinggi.

animasi indonesia masih jauh tertinggal

Secara umum kelemahan dari produk

dan kalah saing dengan animasi luar.


animasi 3D lokal Indonesia ini terdapat

Hal hal ini terjadi karena di Indonesia

pada kurang berbobotnya cerita yang

sendiri masih banyak yang beranggapan

disajikan oleh produk animasi Indonesia,

bahwa animasi lebih masuk kategori tek-

selain itu gerakan animasi karakter yang

nik komputer dibandingkan sebuah bentuk

Christian Aditya adalah Staf Pengajar pada Fakultas

e-mail : christianaditya91@gmail.com


Seni dan Desain,
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang.

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

15

Christian Aditya

Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story

Gambar 1. Konsep environment interior kamar

kesenian. Banyak bukti yang dapat kita

bagaimana

lihat apabila pergi ke toko buku lokal,


sumber cahaya perlahan lahan menurun

banyak

intensitasnya seilir dengan jarak, juga tidak

buku

buku

yang

membahas

mengenai animasi 3D namun kontennya

cahaya

yang


dihasilkan

ketinggalan pengaturan bayangan.

hanya membahas mengenai softwaresoftware tertentu. Kesalahpahaman yang

Rendering

timbul membuat banyak animator yang

Proses

lebih mementingkan hal-hal teknis seperti

berhubungan erat dengan proses rendering

spesifikasi komputer dan cara menjalankan

yang dilakukan. Beane mengatakan bahwa


software-software 3D.

rendering, merupakan tahap akhir dari

penataan

lighting

sangat

sebuah pipeline produksi, yang mengambil
semua unsur-unsur yang ada dalam scene

Atribut cahaya
pada software 3D

3D yang telah dibuat menjadi sebuah hasil

Andy Beane (2012) dalam buku 3D


video 2D atau gambar 2D. Hasil dari proses

Animation Essentials menjelaskan me-

rendering ini akan diberikan kepada tim

ngenai atribut dari cahaya pada pro-

post produksi untuk persiapan akhir dan

ses penataan lighting. Tugas utama se-

hasil jadi akhir.

lighting

artist

adalah


Beberapa render engine banyak ter-

memanipulasi atribut-atribut dari tipe-tipe

dapat di pasaran saat ini. Ini semua ter-

sumber cahaya untuk menghasilkan hasil

masuk render engine bawaan dari software

yang diinginkan. Beberapa diantaranya

3D. Terdapat juga plug-in tambahan

adalah terdapat intensitas dari sumber

yang dapat bekerja di dalam software 3D

cahaya, warna dari sumber cahaya, decay/


animasi, atau sebagai software rendering

attenuation atribut ini mengatur mengenai

yang berdiri sendiri.

bagai

16

seorang

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story

Christian Aditya


Gambar 2. Penyusunan lampu pada scene interior malam

Gambar 3. Penyusunan lampu pada scene interior malam

Gambar 4. Daftar lampu pada scene interior malam

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

17

Christian Aditya

Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story

Gambar 5. Hasil akhir render setelah compositing

Analisis scene interior malam
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Bedtime Story
Metodologi

screenshot

Menelaah kembali dari konsep yang telah

pada film film animasi 3D di pasaran.

dibuat untuk perencanaan awal nuansa

Setelah menemukan beberapa scene yang

pencahayaan di dalam scene environment

memiliki kondisi yang mirip dengan scene

ini pada gambar konsep, memiliki nuansa

pada cerita, dilakukan lah eksperimen

yang terlalu didominasi oleh warna biru.

untuk menemukan cara terbaik untuk

Setelah diteliti kembali, scene ini dipakai

mendapatkan hasil yang memiliki kualitas

untuk menangkap interaksi intim antara

baik dan sesuai dengan kebutuhan cerita,

seorang ibu dan anak perempuannya. Pada

tanpa melupakan unsur terutama yaitu

gambar konsep awal nuansa warna terkesan

efisiensi waktu dalam proses rendering

terlalu dingin dan menunjukkan nuansa

sehingga hasil yang didapatkan secara

mencekam dibandingkan dengan nuansa

visual akan menarik, namun tidak me-

yang intim. Penulis memutuskan untuk

makan waktu lama. Setelah dilakukan

melakukan sedikit perubahan pada warna

penelitian, rupanya proses lighting dan

dari sumber cahaya yaitu warna dari lampu

rendering yang membutuhkan waktu yang

meja, menjadi lebih jingga kemerahan, dan

lebih singkat adalah dengan teknik Direct

juga warna biru dari langit yang berwarna

Illumination atau tanpa menggunakan

sedikit ungu. Untuk penyusunan lampu

teknologi Indirect illumination yang di-

yang dipakai pada scene environment

tawarkan pada render engine mental ray.

ini dilakukan dengan metode tanpa final

observasi

18

terhadap

contoh

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Christian Aditya

Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story

gather dan global illumination berjumlah

lampu nampak kontras dan menimpa hasil

15 lampu.

bayangan dari cahaya bulan.

Secara garis besar terdapat dua sum-

Lampu-lampu lain yang berjenis target

ber utama cahaya yang ada dalam scene

direct diberikan untuk memberi cahaya

environment ini, yaitu cahaya dari bulan

cahaya pantul dari sumber cahaya utama.

yang berwana biru dengan tingkat saturasi

Hal ini dilakukan karena final gather

tinggi, dan cahaya berwarna jingga hangat

dan global illumination tidak digunakan,

yang dipancarkan dari lampu meja di se-

sehingga penghitungan cahaya pantul ha-

belah kasur. Untuk cahaya bulan digu-

rus ditentukan secara manual. Proses ini

nakan sebuah lampu berjenis Target Light

juga memberi kebebasan seluruhnya untuk

dengan bayangan aktif berjenis mental

dapat mengatur bagaimana tampilan akhir

ray shadow map, hal ini dilakukan agar

dari sebuah scene sesuai dengan keinginan.

bayangan yang muncul lebih halus kare-

Bagian kamar yang diberi cahaya

na cahaya bulan memang lebih halus di-

pantul adalah setiap sisi dinding dengan

bandingkan dengan cahaya lain. Cahaya

intensitas

lampu sengaja diberikan 2 lampu omni, 1

pantul juga diberikan untuk menambah

yang meng-exclude geometri tutup lam-

detil-detil kecil, seperti cahaya pantul

pu dan vas lampu, dan yang 1 lagi dengan

untuk peti mainan, juga papan gambar di

setting normal untuk mengejar bayangan

dekat pintu, ini diberikan agar benda benda

yang dihasilkan oleh penutup lampu, jenis

tersebut tidak hilang tertutup bayangan.

yang

berbeda-beda.

Cahaya

bayangan yang digunakan adalah bayangan

Meskipun memakan trial dan error

raytraced agar hasil render bayangan dari

untuk menghitung dan menyusun cahaya

Gambar 6. Setting atribut levels pada After Effects

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

19

Christian Aditya

Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story

Gambar 7. Hasil render final dengan material
cahaya pantul, semua terbayar dengan
waktu render yang jauh lebih singkat

Proses compositing sebagai
pelengkap lighting render

dari metode final gather dan global illu-

Setelah proses rendering dari 3ds Max

mination. Untuk settingan dengan resolusi

dan menghasilkan hasil render sequence

1280 x 720, dengan image quality medium

terdapat proses yang tidak kalah penting,

dibutuhkan waktu 5 menit 33 detik per 1

yaitu proses compositing dan adjustment

frame gambar.

dimana proses ini dilakukan di software
beauty,

After Effects. Hasil rendering dari 3ds Max

dilakukan rendering ambient occlusion,

yang pertama adalah hasil render beauty

dengan menggunakan sebuah lampu omni

yang menjadi dasar dari image sequence

yang hanya memiliki efek ambient. Setelah

dari film animasi ini.

itu karena ambient occlusion akan menjadi

Bedtime

sebuah rendering terpisah yang akan

multi pass rendering dimana 3dsMax akan

dipakai untuk proses akhir compositing,

menghasilkan beberapa jumlah pass yang

maka pilihan material override dipakai,

akan disusun kembali sesuai kegunaannya

yaitu merender semua geometri yang ada

pada proses compositing.

Setelah

proses

rendering

Story

Pada proyek

menggunakan

metode

di dalam scene dengan 1 jenis material

Pada proyek Bedtime Story, beberapa

ambient occlusion. Berikut adalah hasil

elemen yang dirender pada proses multi

render beauty dan ambient occlusion yang

pass rendering adalah beauty render

didapat setelah dilakukan compositing dan

hasil render dasar yang secara garis besar

sedikit adjustment.

adalah hasil gambar akhir yang akan

20

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Christian Aditya

Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story

dilihat saat animasi. Hasil render lainnya

Setelah proses ini tinggal memanfa-

adalah render z-depth yang digunakan

atkan layer z-depth yang diberikan efek lens

sebagai pass yang dapat dibaca oleh

blur, dan velocity pass sebagai motion blur.

software compositing sebagai data untuk

Pada bagian akhir untuk mempermanis

menentukan dan menghasilkan blur yang

hasil visual, diberikan efek glow pada

tercipta dari kedalaman, dan terakhir

compositing dengan cara membuat layer

adalah pass velocity yang digunakan

baru diatas compositing yang telah saya

sebagai data untuk software After Effects

buat dan membuatnya menjadi hitam putih

menentukan blur dari gerakan animasi.

dan blur, lalu mengubah color blending

Setelah

proses

rendering

selesai,

menjadi screen.

perlu adanya tambahan pass untuk proses
compositing nanti, yaitu hasil render

Kesimpulan dan Saran

ambient occlusion yang didapat dari

Penyusunan lighting dan rendering sa-

scene yang sama namun dengan material

ngat berpengaruh dan penting dalam

ambient occlusion. Setelah semua hasil

pembuatan proyek film animasi 3D. De-

render telah lengkap, proses compositing

mi menghasilkan hasil visual yang sangat

dapat dimulai. Proses Compositing adalah

menarik, namun dikarenakan proses ini

dengan menaikan adjustment level pada

memakan waktu, pada akhirnya proses ini

layer beauty pass, ini dibutuhkan karena

sering disepelekan dan dikerjakan dengan

pada akhirnya kita tidak bisa hanya

seadanya saja dan akhirnya menyerahkan

mengandalkan hasil yang didapat dari

semua

lighting dan render langsung dari 3ds Max

dan komputer yang membebani waktu

adjustment

Proses

layer

yang

dilakukan adalah dengan mengembalikan

penghitungan

software

pada

produksi.
Proses

lighting

dan

rendering

arah panah dari atribut levels sehingga

tidak berakhir ketika proses render dari

berada di tiap sisi kurva, ini akan membuat

software 3D selesai. Ada beberapa hal yang

hasil gambar menjadi lebih kontras dan

perlu dicatat karena sangat mempengaruhi

tentunya menjadi lebih jelas.

proses dan hasil akhir, salah satunya adalah

Setelah proses ini hal yang dilakukan
adalah
occlusion

memasukkan

layer

dengan

mengubah

ambient

texture material yang ternyata sangat
mempengaruhi

waktu

render.

Ketika

color

dengan resolusi yang berlebihan, proses

dengan

rendering akan berjalan jauh lebih lambat.

multiply, ini membuat warna putih pada

Hal lainnya adalah proses compositing

layer ini menjadi transparan sehingga

dengan memanfaatkan proses ini lighting

sisa dari warna hitam akan menimbulkan

artist dapat menghemat banyak waktu

efek bayangan yang halus pada hasil

untuk menghasilkan hasil visual yang baik

compositing.

tidak perlu dengan me-render berkali

blending

dari

layer

tersebut

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

21

Christian Aditya

Efisiensi Lighting dan Rendering dalam Film
Pendek Animasi 3D Bed Time Story

kali di software 3D. Dengan melakukan

Concepts,

adjustment pada software compositing

Massachusets, USA: Charles River Media,

tentunya

Inc.

akan

memudahkan

untuk

and

Techniques.

Rockland,

menghasilkan hasil yang sesuai dengan
Vickery, J. (2010). Practical Light and

keinginan.
Kepada para peminat animasi 3D,
disarankan untuk tidak hanya mempelajari
hal-hal yang berbau teknis dan lebih
mengutamakan

hasil

pada

komputer

dan software. Peminat animasi harus
mengembalikan esensi animasi 3d sebagai
sebuah bentuk seni dan bukan merupakan
teknik komputer.

Referensi
Brooker, Darren. (2008). Essential CG
Lighting

Techniques

with

3ds

Max.

Oxford,UK: Focal Press.
Birn, J. (2006). Digital Lighting and
Rendering. Berkeley, CA, USA: New Riders.
Beane, A. (2012). 3D Animation Essentials.
Indianapolis, Indiana, USA: John Wiley &
Sons, Inc.
Chopine, A. (2011). 3D Art Essentials:
The Fundamentals of 3D Modeling and
Animation. Oxford,UK: Focal Press.
Van der Steen, J. (2007). Rendering with
Mental ray and 3Ds Max. Oxford,UK:
Focal Press.
Gallardo, A. (2000). 3D Lighting History,

22

VOL VIII, No. 1 Juni 2015

Color. Hollywood, CA, USA: The Gnomon
Workshop.