PENGARUH PERUBAHAN KURIKULUM 2013 TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

PENGARUH PERUBAHAN KURIKULUM 2013 TERHADAP
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Yuna Mumpuni Rahayu
(Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon)
ABSTRACT
This study aims to investigate how Kurikulum 2013 influences students’
development in learning English in Kelas IX in SMP Negeri 14 Cirebon. The
focus of this study is to findout how the implementation of Scientific approach
can improve students’ participation and learning outcome in learning Narrative
text. This collaborative classroom action research did in three cycles and the
participants of this study were 20 students from the target class, the researcher
herself as an observer, and one of English teacher from the target school as a
teacher (collaborator). This is a descriptive-qualitative study because this study
investigated the value of teaching text and the finding from the classroom
observation, the vidio recorded, the field notes and the students’text were

analyzed and then described according to the relevant theorists. The findings are
as follows. Kurikulum 2013 that proposes Scientific approach as a focuses
methodology in teaching significants to improve students’ participation and
learning outcome in Kelas IX di SMP Negeri 14 Cirebon. Students’ ability in
collaborative work influences by heteregonism of the member of group work, and
also the maximal participation of students and teacher. The impelmentation of
Scientific approach contributes on students’ self-esteem in asking and answer
quaestion, give oppinion, investigating for information and in doing presentation.
The approach also creates a joyful and meaningful process of learning because it
facilitates students to give maximal participation during a learning process.
However, Scientific approach consumes time and collaborative work tents to
create inconducive classroom. In implementing this method teacher needs to
encourages students to be maximal in doing their task. Thus, a bigger study with
sufficient time and broaden cycle still suggested for it might contribute on more
significant finding regarding the primary issues.
Keywords: Students’ participation and learning outcome, Kurikulum 2013, A
Scientific approach, Descriptive-qualitative-study, Collaborative classroom action
research, Junior high school level

22


JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kurikulum 2013
berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX di SMP Negeri 14 Cirebon. Pembelajaran
Saintifik sebagai metode pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum 2013
merupakan salah satu instrumen dalam penelitian ini, selain pembelajaran teks
Narrative sebagai teks fokus. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kolaboratif
yang diselenggarakan dalam tiga siklus penelitian dan melibatkan 20 siswa, serta
peneliti sendiri sebagai partisipan dan salah seorang guru mata pelajaran Bahasa
Inggris di sekolah target sebagai pelaksana tindakan (kolaborator). Penelitian ini
bersifat deskriftif-kualitatif sebab berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran
bahasa, dimana hasil temuan dari observasi, hasil rekaman vidio, catatan lapangan

dan hasil tulisan siswa ditelaah secara deskriptif kualitatif berdasarkan teori-teori
yang dimunculkan dalam telaah ini. Hasil telaah ini adalah sebagai berikut.
Kurikulum 2013 yang memfokuskan kegiatan belajar dengan pendekatan Saintifik
mampu meningkatkan partisipasi dan hasil belajar Bahasa Inggris siswa di Kelas
IX di SMP Negeri 14 Cirebon. Kemampuan siswa dalam kerjasama kelompok
sangat dipengaruhi heteregonisme anggota kelompok, partisipasi maksimal dari
guru dan siswa. Implementasi pendekatan Saintifik mampu mempengaruhi hasil
pembelajaran siswa, rasa percaya diri dalam bertanya, mengemukakan pendapat,
mencari informasi, melakukan presentasi dan sekaligus mampu menciptakan suatu
kegiatan belajar yang menyenangkan dan berkesan bagi siswa. Akan tetapi,
kegiatan belajar dengan pendekatan Saintifik yang disarankan Kurikulum 2013
tersebut cukup memakan waktu. Kerja kelompok dan kegiatan presentasi
cenderung menciptakan suasana kelas yang tidak kondusif, sehingga guru harus
bekerja keras dalam memanajemen kelas dan memerlukan persiapan yang matang
sebelum melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, penelitian yang lebih jauh
sehubungan dengan tema-tema di atas masih perlu dilakukan untuk memperoleh
hasil yang lebih memuaskan.
Kata Kunci : Partisipasi dan Hasil Belajar, Bahasa Inggris, Pendekatan Saintifik,
Penelitian deskriptif-kualitatif, PTK Kolaboratif, Sekolah Menengah Pertama.


23

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

antara pengembangan sikap spiritual dan

PENDAHULUAN
dengan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja

implementasi pendekatan Saintifik adalah

sama dengan kemampuan intelektual dan

proses pembelajaran yang disarankan


psikomotorik

dalam

(Depdiknas,

Pembelajaran

Kurikulum

2013

(Depdiknas,

dalam
2013).

diri


Dalam

siswa
hal

ini,

2013). Pendekatan Saintifik dirancang

sekolah dianggap sebagai bagian dari

sedemikian rupa agar peserta didik secara

masyarakat dan diyakini akan mampu

aktif

memfasilitasi

mampu


mengonstruksi

konsep,

pengalaman

belajar

hukum atau prinsip pengetahuan melalui

terencana yang berkesan bagi siswa,

tahapan-tahapan

sehingga

mengamati

mengidentifikasi

masalah),

atau

(untuk

menerapkan

menemukan

merumuskan

siswa
apa

masyarakat

masalah,

kelak

yang

dan

akan

mampu

dipelajari

di

memanfaatkan

mengajukan atau merumuskan hipotesis,

pengetahuan tersebut sebagai bekal di

mengumpulkan data dengan berbagai


kehidupan nyata.

menarik

Selanjutnya, hasil suatu studi

mengomunikasikan

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

konsep (Depdiknas, 2013). Pendekatan

di Kelas IX di SMP Negeri 14 Cirebon

saintifik dimaksudkan untuk memberikan

terkait pengaruh perubahan kurikulum

pemahaman kepada peserta didik dalam


terhadap perkembangan peserta didik

mengenal, memahami berbagai materi

dalam

dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

Inggris, akan dijelaskan sebagai berikut.

Hal itu akan mengajarkan kepada siswa

Berdasarkan hasil wawancara singkat

bahwa informasi bisa berasal dari mana

antara peneliti dengan beberapa guru

saja, kapan saja dan tidak melulu

bahasa Inggris di SMP Negeri 14

bergantung pada informasi searah dari

Cirebon, ditemukan kesimpulan bahwa

guru.

kecenderungan Kurikulum 2013 yang

teknik,

menganalisis

kesimpulan

dan

Relevan
Kurikulum

data,

dengan

2013

hal

mengarahkan

tersebut,

dirancang

mengikuti

dengan

kelompok

siswa

pelajaran

Bahasa

belajar

mengakibatkan

secara

partisipasi

akan

siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mampu mengembangkan keseimbangan

cukup meningkat. Kemudian, kesimpulan

karakteristik

yang

diharapkan

24

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

lain dari wawancara tersebut adalah telah

diselenggarakan

terjadi pergeseran pembelajaran yang

penelitian dan berfokus pada bagaimana

semula didominasi guru menjadi suatu

pengaruh pembelajaran Saintifik terhadap

kegiatan yang mampu melibatkan siswa

perkembangan peserta didik, khususnya

dalam

pembelajaran.

dalam berpartisipasi menyelesaikan tugas

Selanjutnya, dari observasi singkat di

Bahasa Inggris di Kelas IX di SMP

beberapa kelas IX di sekolah sasaran,

Negeri 14 Cirebon. Partisipan dalam

peneliti menemukan bahwa meskipun

penelitian ini adalah peneliti sendiri

siswa tampak cukup berpartisipasi dalam

sebagai obeserver dan salah seorang guru

kegiatan belajaran, minat siswa dan hasil

mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai

belajar siswa dalam mata pelajaran

pelaksana tindakan/kolaborator (Sugiono,

Bahasa Inggris belum sesuai dengan

2008). Selain peneliti dan kolaborator,

harapan. Guru yang mengajar masih

maka partisipan lain dalam telaah ini

cenderung mengimplementasikan metode

adalah siswa-siswi di Kelas IX di SMP

ceramah

belajar

Negeri 14 Cirebon, yang berjumlah 20

selanjutnya adalah guru meminta siswa

siswa dengan perincian 10 siswa laki-laki

mendiskusikan tugas tanpa bimbingan

dan

maksimal.

mengadakan kajian ini di SMP Negeri 14

kegiatan

dimana

kegiatan

10

Cirebon

Demikianlah, berdasarkan temuan

dalam

siswa

tiga

perempuan.

disebabkan

peneliti

siklus

Peneliti

pernah

dari studi pendahuluan tersebut, peneliti

menjadi tenaga pengajar di sekolah

selanjutnya berniat mengadakan telaah

sasaran,

yang lebih jauh untuk mencari tahu

memperoleh akses yang baik untuk

bagaimana

menyelenggarakan penelitian di sekolah

pengaruh

perubahan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

peserta

didik

menyebabkan

peneliti

tersebut.
Selanjutnya, telaah ini bersifat

(KTSP) ke Kurikulum 2013 terhadap
perkembangan

yang

dalam

kualitatif-deskriptif

dimana

teknik

Bahasa

pengumpulan data dilakukan dengan

Inggris di Kelas IX di SMP Negeri 14

observasi dan dokumentasi. Analisis data

Cirebon. Penelitian ini merupakan suatu

yang dilakukan dalam penelitian ini

Penelititan

adalah dengan analisis deskriptif dengan

mengikuti

kegiatan

belajar

Kolaboratif,

yang

25

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
mengklasifikasi,

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

secara efektif dalam kurun waktu tertentu

memaparkan,

(Warijan, 1990).

menjabarkan dan menyimpulkan data

Selanjutnya, perubahan seseorang dari

yang diperoleh dan kemudian dikaji
dengan teori-teori yang relevan yang

tidak

dikemukakan

ini

merupakan hasil belajar, namun demikian

(Sugiono, 2008). Prosedur penelitian

yang terpenting sebenarnya dalam belajar

yang dilakukan dalam kajian ini adalah

adalah

model

dalam proses tersebutlah siswa akan

dalam

PTK Arikunto

penelitian

(2006),

yang

tahu

menjadi

proses

tahu

adalah

pembelajarnya

karena

perencanaan

mendapatkan

(planning), tindakan (acting), observasi

pengetahuan

(obseving) dan refleksi (reflecting).

Berkaitan dengan hal tersebut, John

menyangkut

kegiatan

Dewey

pengalaman

dan

(Depdiknas,

(Warijan,

1990)

2004).

menyatakan

bahwa siswa seharusnya berpartisipasi

KAJIAN PUSTAKA

dalam belajar untuk merumuskan dan
Waridjan
bahwa

(1990)

belajar

adalah

memecahkan

mengemukakan

yang

tertunjukkan

problematik)

adanya

(memberi

respon/tanggapan terhadap rangsangan

permodifikasi

tingkah laku melalui pengalaman. Belajar
oleh

masalah

perubahan

menggambarkan
dengan

situasi

menggunakan

tingkah laku sebagai hasil mengalami

peraturan yang dikuasainya. Menurutnya,

sesuatu. Belajar adalah proses perolehan

siswa yang mencapai tingkatan belajar di

gaya-gaya atau pola-pola baru tingkah

sekolah,

laku.

perubahan

mengidentifikasi permasalahannya yang

tingkah laku yang relatif permanen

dihadapinya, dimana permasalahannya itu

sebagai hasil penerapan kondisi-kondisi

akan dicari solusi mengatasinya.

lingkungan. Dengan demikian, secara

Dengan

umum belajar dapat diartikan kegiatan

belajar Bahasa Inggris diartikan sebagai

yang menghasilkan perubahan tingkah

pengambilan

laku, yang merupakan pencapaian suatu

peran

tujuan

menjadi

Belajar

mencakup

belajar melalui

suatu

proses

kegiatan yang disadari dan dapat diuji

harus

demikian,

serta

mampu

partisipasi

bagian,
dan

peserta

dalam

dalam

keikut-sertaan,

penggabungan
pembelajar

diri

Bahasa

Inggris (Partono, 2008). Partisipasi sangat

26

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

kelompok

banyak mempengaruhi keputusan dan

(Partanto, 2004). Eka Ningsih (2007)

berpotensi untuk memberikan sumbangan

kemudian

yang berarti dan positif serta diakui

diperlukan

dalam

kerja

mengemukakan

beberapa

dalam derajat yang lebih tinggi.

aspek yang dapat dikaji dalam partisipasi
belajar siswa yakni menyelesaikan tugas

Berkenaan dengan tujuan penelitian

rumah secara tuntas, berpartisipasi dalam

ini, siswa sekolah menengah pertama (13-

diskusi,

guru,

15 tahun) adalah merupakan siswa masa

tulis,

pubertas yang merupakan suatu periode

mengerjakan soal tes secara individu dan

dimana kematangan kerangka berpikir

menyimpulkan materi pelajaran di akhir

dan

pertemuan.

terjadi

mencatat

menyelesaikan

Proses

penjelasan

soal

di

keterlibatan

pembelajaran
terjadinya

akan

asimilasi

papan

siswa

seksual

secara pesat (Partono, 2008).

terjadi
merupakan

akomodasi

berangsur-angsur.
periode

peralihan

perbuatan serta pengalaman langsung

dengan masa remaja.

terhadap balikannya dan pembentukan

pubertas

nilai

perubahan

sikap.

Dalam

proses

antara

siswa

Pubertas

transisi

kognitif dalam pencapaian pengetahuan,

dan

mereka

Pubertas merupakan suatu proses yang

dalam

memungkinkan
dan

perkembangan

masa

kanak-kanak
Selama masa

mengalami

dalam

dalam

dirinya

berbagai
yang

pembelajaran, seorang guru hendaknya

disebabkan oleh perubahan

dapat

proses

pubertas, kognitif, peningkatan idealisme

dapat

dan penalaran logis, perubahan sosial

terwujudnya partisipasi aktif siswa dalam

yang berfokus pada kemandirian dan

kegiatan belajar mengajar (Ekaningsih,

identitas, serta perubahan kebijaksanaan

2007). Dengan adanya partisipasi siswa

pada orang tua (Partono, 2008).

mengembangkan

pembelajaran

aktif,

sehingga

biologis

yang optimal maka pengalaman belajar

Selanjutnya,

akan tercapai secara efektif dan efisien.

mengakibatkan

Lebih jauh Burt, K. Sachlan dan Roger

semakin abstrak, logis dan idealistik dan

dalam Ekaningsih (2007) menjelaskan

lebih mampu menguji pemikiran diri

bahwa

lebih

sendiri, pemikiran orang lain, dan apa

banyak komunikasi dua arah, lebih

yang orang lain pikirkan tentang diri

partisipasi

menciptakan

27

hal

tersebut

pemikiran

remaja

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
mereka

dan

menginterpretasikan

dan

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

cenderung

seorangpun

mengerti

bagaimana

memantau

perasaan mereka sebenarnya.
Relevan dengan kajian ini, selanjutnya

dunia sosial. Sebagai akibatnya remaja
suka menolak hal-hal yang tidak masuk

Semiawan

akal.

sering

tiga tingkat kreativitas remaja, yang

terjadi dengan orang tua, guru, atau orang

masing-masing tingkat mempunyai ciri

dewasa lainnya jika mereka (remaja)

kognitif dan

mendapat pemaksaan untuk menerima

tingkatan

pendapat tanpa alasan rasional (Partono,

divergen, proses pemikiran dan perasaan

2008).

yang majemuk dan keterlibatan dalam

Pertentangan

pendapat

Lebih jauh lagi, perubahan-

perubahan

yang mengesankan

(1990)

mengemukakan ada

afektif.
kreatif

meliputi

tantangan-tantangan

dalam

Pertama adalah

nyata.

fungsi

Semiawan

kognisi sosial juga menjadi salah satu

(1990) lebih lanjut menjelaskan belajar

ciri

kreatif dapat berlangsung secara lebih

perkembagnan

mengembangkan

remaja. Remaja
suatu

lancar dalam suatu iklim yang menunjang

egosentris

khusus, yang menurut Santrock (Partono,

pendayagunaan

2008.) disebut sebagai egosentris remaja

mendorong

yang

diusahakan adanya suatu suasana terbuka

memiliki

dua

bagian

yaitu

kreativitas.

berpikir

kreatif,

perlu

penonton khayalan dan dongeng pribadi.

terhadap

Penonton

Lingkungan remaja perlu diusahakan agar

khayalan adalah keyakinan

remaja

bahwa

orang

lain

memperhatikan

dirinya

halnya dengan

dirinya sendiri, yang

ikut

gagasan-gagasan

Untuk

membantu

hambatan-hambatan

sebagaimana

baru.

menghilangkan
untuk

berpikir

kreatif. Dalam iklim yang kreatif ini

mengundang

terdapat remaja dan guru, anak dan orang

perhatian, ingin tampil dan diperhatikan

tua akan saling menerima dan saling

umum

menghargai.

memunculkan

terjadi

Kemudian

perilaku

pada

Dongeng

masa

remaja.

pribadi

adalah

Terkait

bagian dari egosentrisme remaja yang

kebijakan

meliputi perasaan unik seorang anak

menyelenggarakan pendidikan di tingkat

remaja,

sekolah

rasa

unik

pribadi

remaja

membuat mereka merasa bahwa tidak

pemerintah

menegah

Kurikulum sebagai

28

dalam

pertama,

maka

perangkat

mata

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

pelajaran dan program pendidikan yang

telah mengkaji ulang kurikulum 2006

diberikan

(KTSP) yang berdasarkan hasil kajian

oleh

suatu

lembaga

penyelenggara pendidikan dirancang

tersebut menyimpulkan bahwa masih

sedemikian rupa untuk mengarahkan agar

banyak permasalahan didalam kurikulum

siswa sekolah menegah pertama sebagai

KTSP yang harus diperbaiki melalui

calon generasi masa depan memiliki

pengembangan

kemampuan

Depdiknas (2013) menyebutkan bahwa

berkomunikasi,

kurikulum

2013.

berkemampuan berpikir jernih dan kritis,

permasalahan-permasalahan

berkemampuan mempertimbangkan segi

diantaranya adalah konten kurikulum

moral

permasalahan,

masih terlalu padat, kurikulum yang

berkemampuan menjadi warga negara

belum sepenuhnya berbasis kompetensi

yang efektif, berkemampuan mencoba

sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

untuk mengerti dan toleran terhadap

pendidikan nasional, kompetensi belum

pandangan yang berbeda dan kemampuan

menggambarkan

hidup

keterampilan dan pengetahuan secara

suatu

dalam

mengglobal,

masyarakat

memiliki

yang

minat

holistik,

luas

domain

tersebut

sikap

dan

kurikulum belum peka dan

mengenai hidup, memiliki kesiapan untuk

tanggap terhadap perubahan sosial yang

bekerja dan memiliki kecerdasan sesuai

terjadi

dengan

maupun

bakat/minatnya

(Depdiknas,

2013).

pada

tingkat

global,

pembelajaran

belum

lokal,

nasional

standar

proses

menggambarkan

urutan pembelajaran yang rinci, dan

Lebih
lanjut, kompetensi-kompetensi tersebut

standar penilaian belum mengarahkan

diharapkan akan mampu membatasan

pada

pengaruh

(proses dan hasil) dan remediasi belum

remaja

fenomena negatif terhadap
yang

mengemuka

penilaian

berbasis

kompetensi

tegas ditentukan secara berkala.

seperti

perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarism,
seperti

kecurangan
mencontek

dalam
dan

ujian

Demikianlah, hal-hal yang dijelaskan

gejolak

diatas merupakan latar belakang yang

masyarakat (Depdiknas, 2013). Selain

diangkat

alasan diatas, kemudian pemerintah juga

pengembangan kurikulum 2013. Pro dan

29

oleh

pemerintah

dalam

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

kontra yang muncul akibat wacana

Kurikulum

kurikulum 2013 bukan menjadi halangan

pendekatan pembelajaran Saintifik dalam

pemerintah untuk tetap melanjutkan

menyelenggarakan

kurikulum 2013 yang dianggap akan

mengajar di kelas (Depdiknas, 2013).

dapat

pendidikan

Kurikulum 2013 mengharapkan keaktifan

Indonesia menjadi jauh lebih baik serta

siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin

dapat

tahu,

memperbaiki

memberikan

solusi

terhadap

2013

yang

menyarankan

kegiatan

sangat

belajar

berperan

dalam

perkembangan pengetahuannya.

permasalahan yang muncul. Kurikulum
2013 mencoba mempersiapkan manusia

Sebagaimana Kurikulum 2013 yang

Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara

memfokuskan

yang beriman, produktif, kreatif, inovatif

pada mengembangkan sikap spiritual,

dan afektif serta mampu berkontribusi

sikap

pada

bermasyarakat,

keterampilan peserta didik (Depdiknas,

berbangsa, bernegara dan peradaban

2013), maka dinyatakan bahwa kegiatan

dunia (Depdiknas, 2013).

belajar seharusnya mampu memfasilitasi

kehidupan

kegiatan

sosial,

pembelajaran

pengetahuan

dan

peserta didik memperoleh nilai-nilai,

Lebih
lanjut, untuk mempersiapkan kehidupan

pengetahuan dan keterampilan secara

masa kini dan masa depan peserta didik,

berimbang.

Kurikulum

pembelajaran

2013

mengembangkan

Prinsip-prinsip
dengan

pendekatan

pengalaman belajar yang memberikan

Saintifik

kesempatan luas bagi peserta didik untuk

selanjutnya

mengemukakan

bahwa

menguasai kompetensi yang diperlukan

pendekatan

Saintifik

mampu

bagi kehidupan di masa kini dan masa

memfasilitasi peserta didik untuk mencari

depan, dan pada waktu bersamaan tetap

tahu, belajar dari berbagai sumber belajar,

mengembangkan

mengalami

kemampuan

mereka

menurut

kegiatan

sebagai pewaris budaya bangsa dan orang

menggunakan

yang

menjalani

peduli

terhadap

permasalahan

Kurikulum

proses

pembelajaran

pendekatan
pembelajaran

2013

ilmiah,
berbasis

kini

kompetensi dan pembelajaran terpadu,

(Depdiknas, 2013). Oleh karena itu,

mengalami kegiatan pembelajaran yang

masyarakat

dan

bangsa

masa

30

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

menekankan pada jawaban divergen yang

bentuk/gerak,

memiliki kebenaran multi dimensi, dan

membaca sumber lain selain buku teks,

mampu

mengumpulkan data dari nara sumber

melaksanakan

pembelajaran

berbasis

kegiatan

melalui

keterampilan

melakukan

angket,

eksperimen,

wawancara

dan

aplikatif yang mampu meningkatkan

memodifikasi/

keseimbangan, kesinambungan dengan

menambahi/mengembangkan.

keterkaitan antara hard-skills dan soft-

Kemudian,

skills.

informasi,

Adapun langkah-langkah kegiatan belajar

informasi yang sudah dikumpulkan baik

dengan aplikasi pendekatan Saintifik

terbatas

hasil

kegiatan

pada

mengumpulkan/eksperimen.

Kegiatan

pembelajaran

Kurikulum

2013

mengasosiasikan/mengolah
yakni

siswa

dari

mengolah

Mengamati,

mengumpulkan informasi dan mengolah

yakitu kegiatan membaca, mendengar,

informasi ini juga termasuk menganalisis

menyimak, melihat (dengan/tanpa atau

data dalam bentuk membuat kategori,

dengan alat) untuk mengidentifikasi hal-

mengasosiasi

hal yang ingin diketahui. Menanya, yang

fenomena/informasi yang terkait dalam

merupakan

rangka menemukan

adalah

sebagai

berikut.

kegiatan

mengajukan

atau

menghubungkan

suatu

pola dan

pertanyaan tentang hal-hal yang tidak

menyimpulkan. Yang terakhir adalah

dipahami dari apa yang diamati atau

mengkomunikasikan, dalam hal ini siswa

pertanyaan untuk mendapatkan informasi

menyampaikan

tambahan tentang apa yang diamati.

kesimpulan berdasarkan hasil analisis

Mencoba/mengumpulkan

data

secara lisan, tertulis, atau media lainnya

(informasi), berupa kegiatan melakukan

dan menyajikan laporan dalam bentuk

eksperimen, membaca sumber lain dan

bagan,

buku

mengamati

menyusun

wawancara

menyajikan laporan meliputi proses, hasil

dengan narasumber. Kegiatan mencoba

dan kesimpulan secara lisan. Dalam

juga merupakan kegiatan mengeksplorasi,

mengkomunikasikan siswa juga dapat

yakni

berdiskusi,

mencipta, yakni menginovasi, mencipta,

meniru

mendisain model, rancangan, produk

teks,

objek/kejadian/aktivitas,

mencoba,

mendemonstrasikan,

31

diagram,

hasil

atau

laporan

pengamatan,

grafik
tertulis

dan
dan

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

(karya) berdasarkan pengetahuan yang

partisipasi

dipelajarin.

Inggris siswa di kelas sasaran.

dan

hasil

belajar bahasa

Pertemuan pertama Siklus I yang
PEMBAHASAN
Penelitian ini berlangsung dalam

merupakan

empat

tahap,

yaitu

pelaksanaan

menyusun
menyusun

LKS

fase tersebut, guru memberikan motivasi

lembar

menyiapkan

kepada seluruh siswa untuk mengikuti

pembelajaran,

dan

tes

kegiatan

prestasi,

observasi

perlengkapan

bahasa

untuk

pelaksanaan kegiatan dari perencanaan

tindakan

pada

bagaimana

kegiatan

belajar

dan

memastikan

kegiatan

direkam

oleh

dimana

keheterogenan

singkat peneliti dengan guru yang pernah
mengajar di kelas sasaran terkait karakter
masing-masing siswa.

dibuat

Di pertemuan kedua Siklus I,

siklus

yang

berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui

mengamati

sebelumnya, serta dari hasil wawancara

memberi pemaknaan dari pelaksanaan

perencanaan

peneliti

dari hasil raport siswa di semester

tahap refleksi, yaitu menganalisis dan

dapat

dipahami,

tersebut ditentukan dari telaah prestasi

terhadap

belajar siswa di kelas sasaran. Terakhir

sehingga

kurang

heterogen,

aktivitas mengajar guru dan aktivitas

tindakan,

diharapkan

siswa ke dalam enam kelompok yang

melalui pedoman observasi, observasi
observasi

Siswa

dipersiapkan. Kemudian, guru membagi

yaitu

pengamatan dari pelaksanaan tindakan

meliputi

dan

seorang rekan, yang sebelumnya telah

yang dibuat terdiri dari dua pertemuan,

disini

Inggris.

yang

tahap pelaksanaan tindakan yang meliputi

observasi,

maksimal

mengajukan pertanyaan untuk hal-hal

dengan model pembelajaran. Kemudian,

tahap

dengan

melakukan apersepsi terkait pembelajaran

dan

pelaksanaan pembelajaran yang sesuai

selanjutnya

Pelaksanaan

apersepsi dan pemberian motivasi. Dalam

tahap

perencanaan, yang meliputi menyusun
rencana

dari

Tindakan, dimulai dengan pelaksanaan

tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri
atas

bagian

masih

merupakan

pelaksanaan tindakan,

pelaksanaan

kegiatan

pendekatan Saintifik dapat meningkatkan

belajar

bagian

guru memulai

dengan

kegiatan

pendahuluan, yang kemudian dilanjutkan

32

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

pelajaran

Fairy tale untuk kelompok I dan II, tugas

dengan fasilitas laptop dan proyektor.

yang berkaitan dengan Fabel untuk

Guru dan peneliti telah terlebih dahulu

Kelompok III dan IV, serta tugas yang

mempersiapkan materi pelajaran yang

berkaitan

berhubungan dengan materi tentang teks

Kelompok V dan VI. Demikianlah,

Narrative, dalam hal ini mengharapkan

selama pertemuan ketiga berlangsung,

siswa mampu membaca dan menulis

masing-masing

kelompok

diharapkan

bentuk teks yang difokuskan. Peneliti dan

mengumpulkan

informasi

sebanyak-

guru

banyaknya sehubungan dengan jenis-jenis

dengan

penyajian

telah

bahan

berusaha

ajar

harapan

materi

yang

akan

mempersiapkan

sederhana

mudah

teks

dengan

dicerna

tersebut

dianggap

dan

dengan

dan

Legend

setelah

memadai,

untuk

informasi

maka

setiap

dipahami siswa. Sesi pertama pertemuan

kelompok diharapkan menulis sendiri

kedua adalah peneliti memberi penjelasan

teks Narrative sederhana, untuk kemudian

tentang materi pelajaran dan sesi kedua

dibacakan

dilanjutkan dengan tanya jawab antara

perwakilan

guru dan siswa. Selama pertemuan kedua

keempat.

dan

dipresentasikan

kelompok

di

oleh

pertemuan

berlangsung, peneliti tetap mengamati

Selama pertemuan ketiga dan

dan membuat catatan yang dianggap

keempat berlangsung, peneliti membuat

perlu ditelaah.

catatan lapangan yang lebih banyak

Kemudian di pertemuan ketiga

dibandingkan dengan pengamatan di

Siklus I, guru memberi tugas kepada

pertemuan

masing-masing

untuk

Dipertemuan ketiga, peneliti mengamati

didiskusikan. Masing-masing kelompok

kegiatan yang dilakukan guru dalam

diberikan

menelaah,

mengarahkan siswa untuk mengumpulkan

membaca dan memahami teks Narrative

informasi dan mengamati bagaimana

yang terdapat dalam buka paket bahasa

guru mengarahkan siswa mengajukan

Inggris. soal yaang berbeda, akan tetapi

pertanyaan,

diusaahan ada relevansinya dengan tema

menanggapinya. Di pertemuan keempat,

pembelajaran. Dalam hal ini peneliti

peneliti mengamati guru memotivasi dan

memberi tugas yang berkaitan dengan

membantu siswa yang tampil di depan,

tugas

kelompok

untuk

33

pertama

serta

dan

kedua.

bagaimana

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

mengajukan dan menjawab pertanyaan.

mengasosiakan temuan sesuai dengan

Peneliti juga mengamati bagaimana siswa

kebutuhan

bekerja secara kelompok, bagaimana

mengkomunikasikannya

mereka

guru,

presentasi. Berikut ini adalah kesimpulan

mengajukan dan menjawab pertanyaan,

data observasi siswa yang merupakan

mengumpulkan

hasil dan refleksi kegiatan Siklus I.

mengamati

penjelasan

informasi,

dan

kemudian
dalam

Tabel 1. Tabel Indikasi Partisipasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Saintifik Siklus
I
No

KELOMPOK
I

II

III

IV

V

VI

1

Mengamati

50

70

60

60

70

70

2

Menanya

50

70

60

60

65

75

3

Mengumpulkan

60

75

65

60

65

70

informasi
4

Mengasosiasikan

60

60

60

60

65

70

5

Mengkomunikasikan

50

70

65

60

65

70

Jumlah

27

345

31

300

330

355

0

Berdasarkan

0

Rata-rata

54

69

62

60

66

71

Kriteria

K

K

K

K

K

C

atas

dianggap berkemampuan tinggi, di antara

disimpulkan bahwa partisipasi dan hasil

kelompok lainnya. Meskipun hasil di atas

belajara siswa di Siklus I masih tidak

masih tidak memuaskan, namun apabila

memadai. Tabel di atas menunjukkan

dibandingkan dengan analisis hasil studi

bahwa untuk Siklus I maka kelompok I

pendahuluan, maka temuan Siklus I ini

III

sebagai

telah menunjukkan sedikit peningkatan.

rendah.

Hasil studi pendahuluan menunjukkan

dikategorikan

siswa yang pasif dan hampir tidak perduli

berkemampuan sedang dan kelompok VI

dengan hasil belajarnya, sedangkan di

dan

kelompok
Kelompok

IV

tabel

dikategorikan

berkemampuan
II

dan

V

di

34

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

gambaran

berpengaruh terhadap pemahaman siswa

tentang kemampuan siswa dan karakter

dan pencapain mereka. Lebih lanjut, hasil

mereka dalam mengikuti proses kegiatan

tulisan siswa terkait teks Narrtive belum

belajar.

cukup

Siklus

I

sudah

kelihatan

memuaskan.

Siswa

masih

Selain dari penampilan tabel di

mengalami kesulitan dalam menulis teks

atas, kesimpulan hasil rekaman dan

yang berkenaan dengan pemilihan kata,

catatan

penggunaan tenses, keefektifan kalimat

lapangan

menunjukkan

peneliti

bahwa

siswa

juga

dan kepaduan paragraf.

terutama

masih mengalami kesulitan dalam hal

Berdasarkan temuan Siklus I di

mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

atas peneliti selanjutnya berencana untuk

Guru juga terlihat belum begitu maksimal

membicarakan kembali langkah-langkah

dalam memotivasi dan mengarahkan

kegiatan

siswa menemukan pengetahuan melalui

spesifik, yang diharapkan akan benar-

pengalaman belajar yang mengesankan.

benar mampu membawa siswa dalam

Masih terlihat bahwa guru cenderung

kegiatan yang Saintifik. Selain itu,

masih

yang

peneliti mengharapkan agar guru juga

terbatas namun menuntut kerja kerja

memberi pengayaan materi pelajaran

siswa

yang lebih memadai di Siklus II dan

memberikan

untuk

penjelasan

menyelesaikan

tugas.

pembelajaran

lebih

Selanjutnya, kerjasama kelompok belum

sekaligus

begitu maksimal. Terlihat kecenderungan

dorongan yang lebih maksimal untuk

bahwa

dianggap

mengikuti kegiatan belajar. Berikut ini

berkemampuan baik yang diharapkan

adalah diskusi dan pembahasan Siklus II.

hanya

menyelesaikan
presentasi.

siswa

tugas

Fakta

yang

dan
lain

juga

seperti

yang

ditemukan dari Siklus I ini adalah

peneliti

kemampuan

(kolaborator)

guru

motivasi

dan

Untuk tahap persiapan Siklus II,

melakukan
yang

memberi

yang

dalam

dijelaskan

bersama

sebelumnya

dengan

kembali

guru

membicarakan

mengintegrasikan pembelajaran secara

langkah-langkah kegiatan pembelajaran

terpadu antara membaca, menulis dan

yang lebih spesifik, yang sejalan dan

mendengarkan

lebih

masih

belum

sesuai

harapan, yang dengan sendirinya akan

rinci

pembelajaran

35

sesuai

dengan

Saintifik.

tahapan

Kemudian,

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

peneliti dan guru menyusun kembali

kelompok,

perubahan

susunan

bahan ajar yang lebih singkat namun

tersebut

bertujuan

untuk

lebih

memaksimalkan

padat

serta

penjabarannya.
selanjutnya

lebih

Peneliti

sederhana
dan

mempersiapkan

instrumen

dan

diperlukan

seperti

heterogenisasi

dengan acuan hasil penelitian Siklus I.

guru

Kemudian,

kembali

pertemuan

kedua

lain

yang

Siklus II kegiatan diteruskan dengan guru

persiapan

untuk

memberikan penjelasan tentang materi

hal-hal

Siklus I, kemudian melakukan apersepsi

yang

dan pemberian motivasi, sebagai awal

pembelajaran di Siklus I. Guru kembali

dari pelaksanaan tindakan.

memberikan penjelasan tentang materi

Sama

seperti

berhubungan

dengan

tema

pelajaran, peneliti mengamati kegiatan

pertemuan

pertama Siklus I, maka pertemuan

belajar

pertama Siklus II juga dilaksanakan

direkam. Di pertemuan ketiga Siklus II,

dengan

guru kembali memberi tugas kepada

memotivasi

siswa

untuk

dan

mengikuti kegiatan dengan maksimal.

masing-masing

Sesi

didiskusikan,

pertama

pertemuan

pertama

memastikan

kegiatan

kelompok
dimana

untuk

masing-masing

Siklus II adalah penayangan vidio

kelompok diberikan soal yang berbeda

untuk

namun

memotivasi

siswa

dalam

relevan

dengan

tema

mengikuti kegiatan dan sesi kedua

pembelajaran. Tugas masih mirip dengan

dilanjutkan dengan penanganan vidio

tugas pertemuan ketiga Siklus I, dimana

yang

dengan

tugas yang berhubungan dengan Fairy

dengan

tale diberikan kepada kelompok I dan II,

pendekatan Saintifik. Di pertemuan

tugas yang berkaitan dengan Fabel untuk

pertama ini, guru menguji pemahaman

Kelompok III dan IV, serta tugas yang

siswa tentang pelaksanaan kegiatan

berkaitan

belajar

Kelompok V dan VI. Kemudian, selama

berhubungan

pelaksanaan

Saintifik

pembelajaran

berdasarkan

pendekatan

dengan

mengajukan

pertemuan

dengan

ketiga

Legend

berlangsung

untuk

maka

pertanyaan-pertanyaan yang relevan.

masing-masing

kelompok

diharapkan

Di akhir kegiatan pertemuan pertama,

mengumpulkan

informasi

sebanyak-

peneliti mengubah susunan anggota

banyaknya sehubungan dengan tema-

36

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

tema pelajaran yang mereka diskusikan.

pertemuan keempat. Tabel berikut adalah

Setelah informasi dianggap memadai dan

kesimpulan data observasi siswa yang

waktu yang ditargetkan cukup, maka

merupakan hasil dan refleksi kegiatan

setiap kelompok diharapkan menulis dan

Siklus II.

kemudian

mempresentasikannya

di

Tabel 2. Tabel Indikasi Partisipasi Belajar Siswa dengan Pendekatan
Saintifik Siklus II
No

KELOMPOK
I

II

III

IV

V

VI

1

Mengamati

60

75

70

70

80

80

2

Menanya

60

75

70

70

85

85

3

Mengumpulkan

75

80

75

80

85

90

informasi
4

Mengasosiasikan

70

80

70

70

85

80

5

Mengkomunikasikan

70

75

75

70

75

85

Jumlah

33

405

36

360

410

420

5

0

Rata-rata

67

81

72

72

82

84

Kriteria

K

B

C

C

B

B

Tabel di atas menunjukkan bahwa

dianggap

sebagai

kelompok

partisipasi dan hasil belajar siswa yang

berkemampuan sedang adalah Kelompok

semakin

perubahan

II dan V, tapi di Siklus II yang dianggap

kedudukan antara Siklus I dan II dalam

kelompok yang berkemampuan sedang

hal kategorisasi. Di Siklus I, Kelompok I,

adalah Kelompok III dan IV. Selanjutnya,

III

sebagai

apabila di Siklus I yang dikategorikan

kelompok berkemampuan rendah, dan di

berkemampuan tinggi hanya kelompok

Siklus

kelompok

VI, maka di Siklus II yang dianggap

berkemampuan rendah adalah kelompok I

berkemampuan tinggi adalah Kelompok

saja.

II, V dan VI, meskipun Kelompok VI

meningkat.

dan

II

IV

Ada

dikategorikan

yang

Kemudian,

dianggap

di

Siklus

I

yang
37

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)
Pertemuan

tetap memiliki nilai paling tinggi diantara

dilaksanakan

kelompok lainnya.

pertama
dengan

memberi motivasi dan

Bagaimanapun, hasil di atas tetap

kembali
melakukan

belum memuaskan terlebih disebabkan

apersepsi. Guru menayangkan vidio

oleh kesimpulan yang diambil dari telaah

lain

rekaman vidio pembelajaran dan catatan

motivasi

lapangan

bahwa

penguatan tentang pembelajaran yang

belum

mengikuti

yang

partisipasi
maksimal.
mampu

menunjukkan

guru

dan

siswa

kemampuan

siswa

menjawab

masih

tidak

disebabkan

keterbatasan

dan

kembali

dengan

melakukan

langkah-langkah

pertemuan kedua Siklus III, guru

presentasi,

bertanya

berhubungan

pendekatan Saintifik. Setelah itu, di

Siswa tetap tidak begitu
melaksanakan

yang

menayangkan

dan

lagi

slide

materi

pelajaran dengan fasilitas laptop dan

memadai
pemahaman

proyektor.

Siswa

mengamati,

mereka terkait materi pelajaran. Guru pun

kemudian

mengajukan

pertanyaan

belum mampu maksimal seperti yang

yang ditanggapi dengan guru dengan

ditargetkan. Hasil tulisan siswa juga

anstusias.

masih menunjukkan kelemahan dalam hal

ditayangkan di Siklus III ini adalah

pemilihan kata dan keefektifan.

kelanjutan materi Siklus I dan II.

Bahan

ajar

yang

(siklus

Di pertemuan ketiga kembali

terakhir) penelitian ini bertujuan untuk

diadakan diskusi kelompok, dimana

mamaksimalkan partispasi belajar siswa

siswa diarahkan secara maksimal oleh

dan

guru untuk melakukan eksplorasi dan

Pelaksanaan

Siklus

kemampuan

III

guru

dalam

mengimplementasi pendekatan Saintifik

mengumpulkan

dalam pembelajaran Bahasa Inggris di

mengasosiasikan

kelas

kebutuhan yang akan dipresentasi di

sasaran.

persiapan

yang

Setelah

dari

pertemuan

persiapan untuk Siklus I dan II, maka

pertemuan

peneliti dan guru kembali memasuki

pelaksanaan

kelas

merupakan

sasaran

lebih

melakukan

untuk

matang

melaksanakan

tindakan.

informasi
tema

keempat.
keempat

38

dengan

Demikianlah,
merupakan

presentasi

mengkomunikasikan

dan

yang
kegiatan
yang

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
dilaksanakan

oleh

siswa

ISSN : 1978-2560 (print)
e-ISSN: 2442-5176 (online)

dengan

lapangan dan memastikan kegiatan

bimbingan guru, yang berjalan dengan

direkam. Berikut ini adalah tampilan

cukup lancar dan menarik. Selama

hasil penelitian Siklus III.

kegiatan berlangsung, peneliti tetap
mengamati,

membuat

catatan

Tabel 3. Tabel Indikasi Partisipasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Saintifik
Siklus III
No

KELOMPOK
I

II

III

IV

V

VI

1

Mengamati

70

85

80

80

90

90

2

Menanya

70

85

80

80

90

95

3

Mengumpulkan

75

90

85

90

90

95

informasi
4

Mengasosiasikan

80

85

80

80

90

90

5

Mengkomunikasikan

80

85

90

85

80

95

Jumlah

37

430

42

415

440

465

5

5

Rata-rata

75

86

85

83

88

93

Kriteria

C

B

B

B

B

SB

39

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
ISSN : 1978-2560
(print)
www.jurnal.unswagati.ac.id
e-ISSN: 2442-5176
(online)
Dengan demikian, di Siklus III
Kemajuan siswa dalam memahami
disimpulkan bahwa Kelompok VI tetap

materi pelajaran meningkat disebabkan

menduduki kriteria sebagai kelompok

karena kegiatan belajaran mengajukan

dengan kemampuan Tinggi dengan

materi-materi pelajaran yang berbeda

capaian nilai rata-rata 93 (sangat baik).

dan luas. Kegiatan yang dilakukan guru

Meskipun kelompok I tetap menduduki

juga cukup memfasilitasi siswa dalam

kategori

kelompok

melakukan

rendah

namun

berkemampuan
hasil

ekplorasi,

asosiasi

dan

perolehan

komunikasi. Siswa menikmati kegiatan

kelompok tersebut di Siklus III telah

belajar sebab mereka diarahkan terlibat

mengalami peningkatan dari kriteria

maksimal dalam segala kegiatan dan

kurang menjadi cukup. Selanjutnya, di

semakin tumbuh perasaan kerja sama,

Siklus III, kelompok II, III, IV dan V

saling menghargai secara positif dalam

dikategorikan

kelopok

diri siswa. Teks Narrative hasil tulisan

berkemampuan sedang dengan nilai

siswa juga semakin baik dan dianggap

rata-rata di atas 80 (Baik).

cukup memadai.

sebagai

Lebih jauh lagi, dari rekaman
vidio

pembelajaran

catatan

kegiatan ini dianggap cukup memakan

lapangan disimpulkan bahwa partisipasi

waktu. Kerja kelompok dan kegiatan

guru dan siswa telah maksimal. Siswa

presentasi cukup membuat suasana

telah

melaksanakan

kelas berisik dan agak mengganggu

presentasi dan mengajukan pertanyaan

kelas lain di sekitarnya. Selain itu,

serta menjawab pertanyaan. Selain itu,

sangat diperlukan persiapan matang

beberapa kali guru tampak berusaha

dalam menyediakan bahan ajar dan

mengajukan

yang

kemampuan memanajemen kelas yang

dengan

materi

baik, mengingat siswa tingkat sekolah

membuat

siswa

menegah pertama cenderung aktif dan

bersemangat menemukan jawaban yang

memiliki mobilitas yang tinggi. Oleh

memuaskan.

karena itu, segala keterbatasan dan

lebih

mampu

pertanyaan

menantang

terkait

pelajaran,

yang

terlihat

dan

Akan tetapi, secara keseluruhan

Kerjasama

maksimal

di

kelompok
Siklus

III

kelemahan

dalam

penelitian

ini

penelitian ini, demikian juga keinginan

selanjutnya membuat peneliti sangat

untuk memperoleh nilai yang lebih

menyarankan dilaksanakannya telaah

tinggi telah membuat ada semacam

yang lebih jauh sehubungan dengan isu-

kompetisi

isu yang dimunculkan dalam penelitian

positif

antar

kelompok.
40

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
ISSN : 1978-2560
(print)
www.jurnal.unswagati.ac.id
e-ISSN: 2442-5176
(online)
ini untuk hasil yang lebih maksimal dan
dalam membawakannya di kelas,
memuaskan.

memerlukan persiapan yang matang
dalam menyediakan bahan ajar dan juga
memerlukan

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan di atas maka

kemampuan

memanajemen

kelas

yang

baik.

disajikan kesimpulan hasil penelitian

Selanjutnya, guru yang melaksanakan

sebagai

pendekatan

berikut.

pembelajaran

Pelaksanaan

Saintifik

diharapkan

dengan

aplikasi

memiliki pengetahuan dan wawasan

Saintifik

dalam

yang lusa terkait materi pelajaran yang

pembelajarann Bahasa Inggris mampu

akan diajarkannya untuk mencapai hasil

meningkatkan

hasil

belajar siswa yang maksimal. Guru

belajar siswa di Kelas IX di SMP

yang mengimplementasi pembelajaran

Negeri 14 Cirebon. Kemampuan siswa

yang berpusat kepada siswa seharusnya

dalam

sangat

selektif dan peka dalam menentukan

anggota

anggota kelompok supaya pencapaian

kelompok. Partisipasi maksimal dari

siswa memuaskan. Dalam pelaksanaan

guru dan siswa sangat mempengaruhi

kegiatan belajar Saintifik guru harus

hasil

kegiatan

maksimal dalam mengarahkan siswa

mengimplementasi

untuk berpartisipasi supaya sasaran

pendekatan

partisipasi

kerjasama

dipengaruhi

kelompok

heteregonisme

pembelajaran

belajar

yang

pendekatan
Saintifik
percaya

dan

dalam

Saintifik.

Pendekatan

mengarahkan
diri

siswa

kegiatan tercapai dengan memuaskan.

lebih

Guru

yang

mengimplementasi

dalam

bertanya,

pendekatan Saintifik tidak seharusnya

pendapat,

mencari

bertindak sebagai pemberi informasi

informasi dan melakukan presentasi.

saja dalam kegiatan belajar, akan tetapi

Implementasi

guru juga harus mampu bertindak

mengemukakan

pendekatan

Saintifik

mampu menciptakan kegiatan belajar

sebagai

motivator,

kolaborator,

yang menyenangkan dan berkesan bagi

inspirator

dan

yang

siswa.

Pelaksanaan

Sebagaimana kelas-kelas di Indonesia

Saintifik

memakan

kelompok

dan

pendekatan
waktu.

kegiatan

model

baik.

Kerja

masih memiliki jumlah siswa yang

presentasi

cukup banyak (di atas 20 orang), maka

cenderung menciptakan suasana kelas

guru

yang tidak kondusif.

pembelajaran Saintifik harus memiliki

Pembelajaran

Saintifik memerlukan kerja keras guru

yang

kemampuan
41

mengimplementasi

yang maksimal dalam

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
(print)
www.jurnal.unswagati.ac.id
(online)
mengelola kelas. Dengan demikian,
Partono.

ISSN : 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
(2008). Pencegahan dan

penelitian yang lebih jauh sehubungan

Penanggulangan

dengan tema-tema di atas masih perlu

kalangan

dilakukan untuk memperoleh hasil yang

Yogyakarta.

lebih memuaskan.

Semiawan, Conny, A.S. Munandar,

Narkoba

remaja.

di

Ekonisia:

S.C.U. Munandar. (1984) Memupuk
Bakat

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,

Suharsimi,Prof.

dan

Kreativitas

Siswa

2008.

Sekolah Menengah: Petunjuk Bagi

Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.

Guru dan Orang Tua. Jakarta:

Bumi Aksara

Gramedia.

Depdiknas,

(2006).

Sugiono.

Kurikulum

(2008).

Metodologi

Bahasa Inggris 2006 untuk Sekolah

Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Menegah Pertama Dan Madrasah

R&D. Bandung: Penerbit Alpabeta.

Tsanawiyah. Jakarta: Departemen

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-

Pendidikan Nasional Jakarta.

UPI.

Depdiknas,

(2006).

2007.

Ilmu

dan

Aplikasi

Pendidikan. Bandung: PT Imperial

Permen

Depdiknas 22 Tahun 2006. Jakarta:

Bhakti Utama.

Departemen Pendidikan Nasional

Warijan. (1990). Dinamika Kelompok

Jakarta.

dalam

Depdiknas. 2014. Materi Pelatihan

Rajawali Press: Bandung.

Guru. Implementasi Kurikulum 2013
Tahun 2014.

BPSDMP dan PMP.

Kemdikbud
Depdiknas. 2014. Materi Pelatihan
Guru.
Bahasa

Implementasi
Inggris

Kurikulum

Tahun

2014.

BPSDMP dan PMP. Kemdikbud
Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Ningsih, Eka (2007). Manajemen
dan sumber daya manusia. Rosda
Karya: Bandung.

42

Proses

belajar

mengajar.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26