BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN - Klasifikasi Jenis Produk Yang Akan Ditata

BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN

PENATAAN BARANG DAGANGAN KLASIFIKASI JENIS PRODUK YANG AKAN DITATA

Bab I Penataan Barang Dagangan

Kompetensi Dasar :

3.3. Mengklasifikasikan Jenis-jenis produk yang akan ditata

4.3. Melakukan Pengelompokkan Jenis-jenis produk yang akan di display Materi pokok :

1. Penataan secara vertikal

2. Penataan secara horizontal

Direktorat Pembinaan SMK |2014

II | Pembelajaran

1.1 Tujuan Pembelajaran

a. Menjelaskan pengertian klasifikasi jenis-jenis barang menurut pengertiannya sendiri

b. Mengidentifikasi pengelompokkan produk yang dipajang

c. Menemukan tujuan utama dari pengelompokkan produk

d. Mencari pembagian nama counter di departemen store

e. Mengidentifikasi macam-macam barang yang diklasifikasikan berdasarkan barang yang dijual

f. Menemukan langkah-langkah melakukan klasifikasi jenis produk yang di tata.

1.2 Uraian Materi

Dalam melakukan penataan barang dagangan, kegiatan mengkalsifikasi jenis-jenis produk yang akan ditata sangat penting untuk dipelajari. Karena dengan kegiatan pengklasifikasian jenis-jenis produk yang akan ditata, akan mempengaruhi kerapihan dan penampilan produk bagi para calon pembeli yang datang pada toko/supermarket. Sehingga klasifikasi barang itu merupakan suatu kegiatan yang penting dan harus mendapat perhatian khusus, karena dapat mempengaruhi ketertarikan para pengunjung toko/swalayan untuk dapat memiliki produk/barang yang dipajangkan.

Produk merupakan unsur terpenting dalam kegiatan pemasaran, dengan menciptakan produk yang baik sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka perusahaan akan cepat mencapai tujannya, yaitu laba.

Kegiatan Penataan Barang dagangan memerlukan seseorang yang benar-benar memiliki ketrampilan dan keahlian yang cukup berarti untuk perusahaan, karena memang tidak lain tujuan perusahaan melakukan penataan barang dagangan intinya untuk memamerkan produk yang dipajang kepada para konsumen/pengunjung supaya mereka tertarik, dan berminat untuk memiliki sehingga melakukan pembelian.

Sebelum mempelajari tentang penggolongan jenis-jenis produk yang akan ditata, kita harus lebih dahulu dapat mengetahui dan memahami pengertian dari produk adalah segala sesuatu yang dapat menambah nilai jual dan`dan dibutuhkan bagi yang melakukan pembelian.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

22 Penataan Barang Dagangan

Sehingga pengertian produk dari berbagai para ahli adalah sebagai berikut :

a. Pengertian Produk menurut beberapa para ahli :

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan (Swastha dan Irawan, 1990:165) .

Menurut Kotler dan Armstrong, yang dialihkan oleh Sindoro dalam bukunya

yang berjudul “Dasar-dasar Pemasaran” (2001;337) adalah: “ Semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.”

Sering barang diartikan sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia yang secara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata. 1)

Dalam tinjuan yang lebih mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliputi atribut fisik saja, tetapi juga mencangkup sifat-sifat non fisik seperti harga, nama penjual, dan sebagainya. Semua unsur tersebut dipandang sebagai alat pemuas kebutuhan manusia/ atau pembelinya. Kombinasi yang berbeda dari unsur itu akan memberikan kepuasan yang berbeda pula karena kombinasi tersebut merupakan produk tersendiri.

Sedang menurut W.J. STANTON, yang dialihbahasakan oleh Alma dalam

bukunya “manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (2005:139) adalah : “ Seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga nama baik pabrik, nama baik toko yang mejual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna m emuaskan keinginannya”.

Produk adalah segala sesuatu yangditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan/dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan/keinginan pasar yang bersangkutan (Fandy Tjiptono, 1999:95).

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas prodak dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing

Maka dari beberapa definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dpat ditawarkan kepada pelangga untuk dapat dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen melalui ciri-ciri yang dimiliki baikyang nyata maupun yang tidak nyata.

Gambar berikut ini merupakan suatu siklus, bahwa produk itu memang benar-benar dibutuhkan oleh oleh pasar berdasar pada daya beli dan kebutuhannya, sedangkan dilihat dari segi Produsen itu mempunya tujuan untuk memenuhi kapasitas hasil produksinya guna memenuhi produk yang dibutuhkan pasar/konsumen.

TUJUAN KEBUTUHAN PRODUK

PRODUSEN

DAYA BELI

PASAR

DAYA BELI KAPASITAS

Bagan 1. 1 - Alur Produk dari Pasar dan Produsen

b. Konsep Tingkat Produk

Rancangan produk adalah pemahaman produsen sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produsen kemudian menjabarkan persepsi dan preferensi konsumen melalui rancangan produknya. Terdapat lima tingkatan produk yang pada hakekatnya mencerminkan tingkatan kebutuhan konsumen, yaitu

Direktorat Pembinaan SMK |2014

24 Penataan Barang Dagangan

Bagan 1. 2 - Bagan Tingkatan Produk Berdasar pada Kebutuhan

Penjelasan untuk gambar diatas dapat dilihat berikut ini :

1) PRODUK UTAMA (Core Benefit) adalah manfaat yang sebenernya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pembeli dari setiap produk.

2) PRODUK GENERIK (Generic Product) adalah produk dasar yang mampu memenuhi secara (minimal agar berfungsi) fungsional produk.

3) PRODUK HARAPAN (Expectad Product) adalah produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan disepakati dibeli

4) PRODUK PELENGKAP (Augmented Product) adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan berbagai manfaat sehingga memberikan tambahan kepuasan dan mampu dibedakan dengan produk pesaing

5) PRODUK POTENSIAL (Potential Product) adalah kondisi produk yang mempunyai peluang dan dipersiapkan untuk dikembangkan dimasa depan. Pendapat tentang 5 (lima) tingkatan produk menurut pendapat ahli, diantaranya : Kotler (2007:4) bahwa produk terdapat lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :

a. Core benefit (manfaat dasar) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.

b. Basic Product (bentuk dasar)) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

c. Expected product (atribut Produk)

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

d. Augmented product (pembeda produk) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing

e. Potential product (kemampuan/keungulan produk) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. Meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang

Tingkatan Produk

Atau jasa inti Manfaat

Manfaat

Inti

Sumber: Kotler “Manajemen Pemasaran (2007: 6)

Gambar 1. 5 - Tingkatan Produk.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

26 Penataan Barang Dagangan

c. Klasifikasi Produk

Seorang penjual yang baik, harus dapat mengklasifikasikan jenis-jenis produk yang akan dipajangkan atau ditata untuk dijual, disamping itu juga harus bisa menguasai pengetahuan produk yang dijualnya, sehingga apabila ada ada pembeli yang bertanya, dan mau membeli produk di toko, penjual bisa langsung melayaninya dengan baik.

Menurut kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2007:6), bahwa pemasar secara tradisional mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya; daya tahan; wujud; dan penggunan (konsumen atau industri). Setiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai.

Jadi dengan kata lain, pengertian klasifikasi produk adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang penjual atau wiraniaga apabila akan melaksanakan kegiatan penataan barang harus dapat membedakan masing-masing produk yang akan di jualnya, menempatkan produknya disesuaikan dengan tempatnya, sehingggga akan memberikan kesan yang positif bagi para calon pembelinya.

Klasifikasi Produk adalah kegiatan penggolongan jenis produk untuk dapat membedakan produk yang akan ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Barang diartikan sebagai atribut dans ecara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata baik dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, dan pengecer, serta pelayanan perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Stanton).

Gambar 1. 6 - Klasifikasi Display

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

Pembahasan penataan barang dagangan (display), tidak akan bisa lepas dengan jenis kebutuhan manusia. Untuk lebih jelasnya maka akan dibahas tentang penggolongan barang pemuas kebutuhan manusia. Selain barang sebagai pemuas kebutuhan, yaitu barang dan jasa. Perbedaan anatara barang dan jasa sangatlah jelas. Kalau barang dapat dilihat dengan mata bentuk dan wujudnya, dapat dirasakan manfaatnya dan juga dapat disentuh. Misalnya makanan dan minuman yang sehari- hari dapat kita rasakan dan kita dikmati. Sedangkan jasa itu tidak dapat dilihat,tetapi dapat diasakan manfaatnya. Seperti : jasa pendidikan, jasa angkutan, dan sebagainya. Adapun penggolongan barang secara lebih detail akan dapat dipahami, yaitu

1. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan Cara Memperolehnya

Macam barang menurut cara memperolehnya terdiri atas barang ekonomi dan barang bebas 1). Barang Ekonomi Barang ekonomi adalah barang yang untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan. Contoh : untuk memperoleh abras, pakaian, dan perabot rumah tangga

umumnya orang harus membelinya dengan menggunakan uang. 2). Barang Bebas Barang bebas adalah barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan

Contoh : sinar matahari, udara, kita peroleh setiap hari tanpa memerlukan

pengorbanan.

2. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan tujuan pemakaiannya

Barang Konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi atau dipakai sendiri oleh konsumen anggota keluarganya, jadi tidak memerlukan pengolahan/proses produksi lagi. Menurut Kotler (2007, 6), banyak jenis barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan menurut kebiasaan dalam belanja. Kita dapat membedakan antara barang mudah (convinience goods); barang toko (shooping goods); barang khusus Specialty goods; barang yang tidak dicari (unsouht goods).

Direktorat Pembinaan SMK |2014

28 Penataan Barang Dagangan

Jadi barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Seperti disebutkan di atas bahwa menurut pemakaiannya barang konsumsi (Consumer Goods) dapat dibedakan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu :

Bagan 1. 3 - Penggolongan Produk Menurut Pemakaiannya

1) Convenience Goods

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “ (2007:6) :

Barang sehari-hari (Convinience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Barang mudah dapat dibagi lebih jauh. Kebutuhan pokok (Staples) dan Barang dadakan (Impluse goods) Merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Barang Kebutuhan sehari-hari (Convinience Goods) adalah barang kebutuhan sehari-hari yang mudah didapatkan dimana tempat apabila diperlukan. Menurut pandangan konsumen, produk konsumen ini dibedakan menjadi 3 kategori:

a. Staples Products : Produk konsumen konvenien sehari-hari yang

sering dan rutin dibeli / teratur pembeliannya.

b. Impluse Products : Produk konsumen konvenien yang sering dibeli tanpa perencanaan sebelumnya karena terlihat pada saat belanja

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

c. Emergency Products : Produk konsumen kovenien yang harus dibeli dengan segera dan tidak ingin menundanya kemudian Convinience Goods pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

Contoh 1: Sabun Mandi

Contoh 2: Sabun mandi

Contoh 3 : Gula Pasir

Contoh 4: Surat Kabar

Gambar 1. 7 - Contoh barang/produk Convinience Goods

2) Shopping goods

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “

(2007:6) :barang shooping Barang toko adalah : barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Atau dapat dikatakan, bahwa barang shooping adalah merupakan Barang-barang yang dipilih-pilih.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

30 Penataan Barang Dagangan

Maksudnya apabila kita melakukan pembelian suatu barang perlu adanya pertimbangan terlebih dahulu.

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Berdasarkan usaha membandingkannya, produk shopping dibedakan menjadi:

a. Homogen Product

Gambar 1. 8 - Contoh Barang

b. Heterogenous Products

Homogenous Shopping Goods

Contoh Barang barang Shopping, diantaranya: alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya

Gambar 1. 9 - Contoh Barang Shopping Goods

Barang toko (shooping goods), dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a) Barang toko homogen (homogenous shopping goods):

Produk-produk konsumen yang relatifseragam kemampuannya dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar konsumen. Konsumen sudah mengenal tentang keseragaman berbagai ukuran, jenis, dan kualitas produk-produk sejenis sehingga yang diperbandingkan misalnya aspek harga atau merk.

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

Produk-produk konsumen yang relative seragam kemampuannya dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar konsumen. Konsumen sudah mengenal tentang keseragaman berbagai ukuran, jenis, dan kualitas produk-produk sejenis sehingga yang diperbandingkan misalnya aspek harga atau merk. Barang homogen sering dikatakan juga barang-barang toko yang memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup berbeda dari harga sehingga dapat menjadi alasan perbandingan dalam berbelanja.

Shopping Goods Homogen

Gambar 1. 10 - Contoh Barang/Produk yang Sejenis dan Memiliki

Kemiripan Mutu

b) Barang toko heterogen (heterogenous shopping goods):

Barang-barang toko yang berbeda ciri-ciri produk dan layanan yang mungkin dianggap lebih penting daripada harganya. Penjual barang-barang toko hetrogen menyediakan berbagai jenis produk untuk memuaskan selera masing-masing orang dan harus memiliki wiraniaga yang terlatih dengan baik untuk memberikan informasi dan saran kepada pelanggannya. Produk konsumen yang memerlukan usaha pembeli untuk membandingkan satu dengan yang lain. Konsumen lebih berkepentingan membandingkan kualitas dan style produk daripada factor harganya.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

32 Penataan Barang Dagangan

Gambar 1. 11 - Gambar Bermacam-Macam Jenis Barang (Heterogenous Shopping Goods)

3) Specialy Goods

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “

(2007:7) : Barang khusus (specialty good) adalah : barang-barang yang empunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dan karena itulah cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Atau dapat dikatakan lain barang-barang khusus itu merupakan Barang-barang istimewa, yaitu seseorang melakukan kegiatan pembelian dengan maksud barang yang dibelinya memiliki daya tarik secara khusus bagi si pembelinya.

Gambar 1. 12 - Contoh Barang Speciaty Goods, yang Memiliki Daya Tarik Khusus

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

Product specialty goods ini, apabila mengalami kerusakan/ probelem dalam pemakaiannya jarang pembeli bisa untuk mengatasi sendiri atau memperbaikinya. Karena barang-barang yang sifatnya khusus ini juga memerlukan orang-orang benar-benar ahli, untuk menangani problem atau kerusakan.

Sebagai contoh : seseorang yang melakukan pembelian produk Televisi dengan merek Toshiba, apabila TV tersebut setelah dibeli, dan dalam masa pemakaiannya mengalami kerusakan, maka yang bisa mempperbaiki adalah orang/ tenaga ahli yang memang benar-benar mempunyai keahlian (kompeten) untuk memperbaiki/melakukan service televisi tersebut.

Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon, stelan pria sebagainya.

Gambar 1. 13 - Barang/Produk Specialty Good dengan Rancangan Orang Terkenal

Direktorat Pembinaan SMK |2014

34 Penataan Barang Dagangan

Menurut Kotler dalam bukunya “ Manajemen Pemasaran “

(2007:7) : barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah : barang-barang yang tidak diketahui konsumend an biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya. Atau dapat dikatakan bahwa barang-barang yang tidak dicari, dan merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Bisa saja terjadi konsumen belum atau tidak mengetahui nilai yang sebenarnya dari produk sehingga tidak berusaha untuk membelinya, dan ini dibedakan dalam dua kategori yaitu

Gambar 1. 14 - Barang/Produk Unsought Goods

a. New Unsought Goods

Produk konsumen yang belum atau tidak dikenal karena tidak tersedia informasinya atau lingkungannya tidak memungkinkan menggunakan pada saat itu. Dengan kata lain, produk ini memang masih baru sehingga tidak menyadari manfaatnya.

Gambar 1. 15 - Barang/Produk New Unsought Goods

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

b. Regularly Unsought Goods

Produk konsumen yang tidak atau belum diperlukan konsumen karena belum merasa perlu memilikinya. Produk-produk ini sebenarnya sudah ada atau dipasarkan., tetapi tidak atau belum diperlukan. Misalnya peti mati belum diperlukan oleh orang yang masih hidup, antenna parabola tidak diperlukan untuk orang yang tidak memiliki TV. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya

Gambar 1. 16 - Contoh Barang/Produk Regularly Unsought Goods

3. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan proses produksi

Pada umumnya, kegiatan industri menghasilkan barang jadi. Proses yang berlangsung dalam kegiatan industri ada yang sederhana dan ada yang kompleks. Kegiatan industri yang kompleks membutuhkan peralatan mesin. Contoh industri perakitan atau asembling mobil, sepeda motor, dan televisi. Berbagai jenis industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu.

Klasifikasi industri berikut ini didasarkan modal dan tenaga kerja, barang yang dihasilkan, daerah pemasaran, lokasi, investasi-investasi dan tenaga kerja, serta departemen perindustrian.

Barang Industri adalah barang yang dibeli untuk diproses kembali atau untuk kepentingan dalam industri. Barang Industri ini banyak diperlukan/dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar maupun Home industri, dimana perusahaan besar maupun perusahaan kecil (Home Industri) ini melakukan

Direktorat Pembinaan SMK |2014

36 Penataan Barang Dagangan

kegiatan pembelian barang (product) bukan untuk di konsumsi secara pribadi melainkan untuk keperluan kegiatan pengolahan / di proses lagi menjadi barang yang siap pakai ataupun siap untuk di konsumsi oleh konsumen akhir. Yang termasuk barang Industri ini, yaitu :

a. Peralatan besar/utama (Mayor equipment)

b. Peralatan ekstra (Minor/ accessory equipment)

c. Komponen/barang setengah jadi (Fabricating or component parts)

d. Bahan-bahan proses

e. Perlengkapan penggerak

f. Bahan baku

1) Klasifikasi berdasarkan pada bagaimana cara barang tersebut memasuki

proses produksi dan kemahalan relatif. Barang barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan bagaimana cara barang tersebut memasuki proses produksi dan kemahalan relatifnya. Ada

3 (tiga) kelompok barang Industri, yaitu :

a. Bahan baku dan suku cadang (material and part) Bahan baku dan suku cadang adalah barang-barang yang seluruhnya termasuk produk produsen tersebut. Barang ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu bahan mentah untu bahan baku da suku cadang yan diproduksi.

Untuk bahan mentah dibedaan menjadi dua kelompok utama yaitu produk pertanian : (misalnya gandum, kapas, ternak, buah, dans ayuran); dan produk alam ( misalnya ikan, kayu minyak mentah, biji besi).

Bahan baku dan suku cadang yang diproduksi dibagi menjadi dua kategori: bahan baku komponen ( besi, benang, seme, kabel) dan suku cadang komponen (mesin kecil, ban, cetakan).

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

Gambar 1. 17 - Barang/ Produk Bahan Baku Dan Suku Cadang

Bahan baku komponen (componen materials) biasanya diolah lebih lanjut : gumpalan besi diolah menjadi baja, dan benang ditenu menjadi kain). Sifat standar bahan baku komponen biasanya berarti bahwa keandalanpemasok dan harga menjadi faktor pembelian utama. Sedangkan Suku cadang komponen (coponent parts) masuk ke produk jadi tanpa perubahan bentuk lebih lanjut, seperti ketika mesin kecil dipasang ke dalam penghisap debu, da ban yang dipasang pada mobil.

b. Barang modal (capital items)

Barang modal adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengolahan produk jadi. Barang modal mempunyai 2 kelompok yaitu : instalasi dan peralatan. Instalasi terdiri atas bangunan (pabrik dan kantor) sedangkan peralatan (generator, bor, komputer, mainprint, elevator. Instalasi merupakan pembelian besar. Biasanya langsung dibeli dari produsennya.

Gambar 1. 18 - Barang –Barang Modal

Direktorat Pembinaan SMK |2014

38 Penataan Barang Dagangan

Peralatan meliputi peralatan dan perkakas pabrik yang dapat dipindahkan (perkakas tangan truk pengangkut) dan peralatan kantor (komputer pribadi, meja).Jenis peralatan ini tidak menjadi bagian dari produk jadi. Peralatan tersebut memiliki masa pakai yang lebih singkat daripada instalasi, tetapi lebih lama dibandingkan dengan peralatan operasi.

Walaupun beberapa produsen peralatan melakukan penjualan langsung lebih sering produsen tersebut menggunakan perantara, karena pasar tersebar secara geografis, pembeli berjumlah banyak, dan pemesanannya berjumlah sedikit. Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :

a). Instalasi, yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya tangga berjalan, computer, generator, dan mesin bor

b). Peralatan ekstra (tambahan), yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi. Peralatan ini terdiri atas peralatan pabrik dan perkakas yang mudah dibawa, misalnya perkakas tangan dan alat pengungkit. Peralatan ekstra juga meliputi peralatan kantor, misalnya mesin tik, mesin teleks dan meja kantor.

c) Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies dan businness service) Perlengkapan dan layanan bisnis adalah barang dan jasa berumur pendek, memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Perelngkapan ada 2 jenis :  barang pemeliharaan dan perbaikan (cap, paku, sapu) dan  perlengkapan operasional (pelumas, batubara, kertas tulis,

pinsil). Secara keseluruhan, keduanya berada di bawah nama MRO. Perlengkapan adalah sesuatu yang equivalen dengan barang mudah (convenience good). Barang ini biasanya dibeli dengan upaya yang sangat sedikit dengan melakukan pembelian langsung.

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

2) Klasifikasi industri berdasarkan Jenis Usahanya

Berdasarkan jenis usahanya, maka klasiifikasi barang industri dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh

langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil- hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

3) Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan. Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumah tangga. Perhatikan gambar di samping! Pada gambar menunjukkan industri rumah tangga yang menghasilkan tahu. Jika kamu menemui industri ini amatilah proses produksinya, jumlah tenaga kerja yang digunakan, dan peralatan yang digunakan. Tanyakan pula berapa modal yang digunakan. Dari jawaban-jawaban yang diperoleh dapat kamu gunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui ciri-ciri industri rumah tangga. Adapun Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

 Modal yang digunakan relatif kecil.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

40 Penataan Barang Dagangan

 Tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya

dari anggota keluarga.  Peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin.  Bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Gambar 1. 19 - Industri Rumah Tangga

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan. Industri kecil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: o Modal yang dibutuhkan lebih besar daripada industry rumah tangga. o Jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang. o Menggunakan teknologi sederhana. o Biasanya hanya merupakan usaha sampingan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Industri kecil biasanya bergerak di bidang makanan dan kerajinan.

Contoh: industri makanan adalah industri makanan kecil, kecap, kerupuk, dan sebagainya. Contoh industry kerajinan adalah industri batik, anyaman, mebel kayu, dan sebagainya

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

Gambar 1. 20 - Industri Kecil

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Apabila dibandingkan dengan dua jenis industry sebelumnya,

industri sedang merupakan industri yang membutuhkan lebih banyak modal dan jumlah tenaga kerja

Industri onveksi, industri bordir, dan industri keramik.

Ciri-ciri industri sedang sebagai berikut. o Modal lebih besar daripada industri kecil.

o Tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang. o Sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi tetapi masih

banyak menggunakan o tenaga manusia.

o Sudah menerapkan manajemen meskipun masih sederhana. o Sudah ada pembagian kerja, misalnya bagian keuangan,

administrasi, produksi, dan pemasaran Contoh industri sedang antara lain industri konveksi (pakaian jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industry percetakan, industri bordir, dan industri keramik.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

42 Penataan Barang Dagangan

Gambar 1. 21 - Industri Sedang

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang. Berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja, industri besar memiliki tingkatan yang paling tinggi.

Gambar 1. 22 - Industri Besar

Industri besar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

o Membutuhkan modal besar.

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

o Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 100 orang. o Menggunakan mesin-mesin berat dan modern. o Lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada tenaga manusia. o Produk yang dihasilkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor. o Manajemen perusahaan sangat rapi. o Pembagian kerja sudah jelas, misalnya direktur, bagian produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, personalia, dan sebagainya. Contoh industri besar antara lain industri semen, tekstil, kendaraan bermotor, mobil, pupuk dan sebagainya

4) Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

5) Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

Direktorat Pembinaan SMK |2014

44 Penataan Barang Dagangan

a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.

c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

6) Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

7) Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

8) Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran

Berdasarkan daerah pemasaran, industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri dasar dan industri lokal.

a. Industri Dasar (Basic Industry)

Merupakan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar negeri.

b. Industri Lokal (Non-Basic Industry)

lokal, yaitu industri yang hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal

(dalam negeri).

9) Industri Berdasarkan Orientasi

Berdasarkan orientasi, industri dibedakan menjadi empat sebagai berikut.

a. Industri Berorientasi Pasar (Market Oriented Industry)

Direktorat Pembinaan SMK |2014

46 Penataan Barang Dagangan

Industri yang dibangun dengan tujuan lebih mendekatkan kepada konsumen atau pelanggan. Jarak lokasi industri dengan konsumen menjadi salah satu pertimbangan dalam membangun industri. Selain itu, kualitas barang hasil industri, yang terkait dengan mutu, model, keawetan, dan kegunaan barang berpengaruh pada banyak sedikitnya konsumen barang hasil industri tersebut.

b. Industri Berorientasi Permintaan (Supply Oriented Industry) Industri yang dibangun dengan tujuan menyediakan barangbarang kebutuhan konsumen. Apa yang dibutuhkan konsumen menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri. Selain itu, fasilitas pendukung seperti jalan, listrik, dan telepon juga dipertimbangkan.

c. Industri Berorientasi Tenaga Kerja (Power Oriented Industry) Industri ini dibangun dengan tujuan mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di daerah yang tersedia banyak tenaga kerja.

d. Industri Berorientasi Bahan Mentah (Raw Material Oriented Industry) Industri yang dibangun dengan tujuan memanfaatkan bahan mentah yang tersedia. Lokasi industri ini berada di daerah yang menyediakan bahan mentah. Alasan pembangunan industri di wilayah yang memiliki bahan mentah banyak, antara lain karena volume bahan mentah yang berat atau besar maupun kondisi bahan mentah yang cepat rusak, sehingga harus cepat diolah.

10) Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri Rumah Tangga/Industri Kecil, yaitu Industri kecil yang

termasuk dalam kelas ini Misalnya industri kerajinan. Ada banyak industri kerajinan, antara lain :

 kerajinan tenun,

Payung

Tanah liat

 batik tulis,

Anyaman

dan kulit.

 ukiran kayu,

Logam

b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai

untuk dikonsumsi. Misalnya:  industri obat-obatan,

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

 industri makanan ( makanan basah, makanan kering)  Dan industri minuman.

c. Industri sedang, yaitu ciri-ciri industri sedang hampir sama dengan industri ringan, hanya dalam penggunaan bahan mentah lebih banyak. Contoh industri sedang, yaitu :

 industri konveksi,  industri percetakan,  dan industri penggergajian kayu

d. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat

produksi lainnya. Misalnya:  industri alat-alat berat,  industri mesin,  Dan industri percetakan.

Gambar 1. 23 - Industri Berat Berdasar Barang yang Dihasilkannya

Direktorat Pembinaan SMK |2014

48 Penataan Barang Dagangan

11) Industri Berdasarkan Orientasi

Berdasarkan orientasi, industri dibedakan menjadi empat sebagai berikut.

a. Industri Berorientasi Pasar (Market Oriented Industry) Industri yang dibangun dengan tujuan lebih mendekatkan kepada konsumen atau pelanggan. Jarak lokasi industri dengan konsumen menjadi salah satu pertimbangan dalam membangun industri. Selain itu, kualitas barang hasil industri, yang terkait dengan mutu, model, keawetan, dan kegunaan barang berpengaruh pada banyak sedikitnya konsumen barang hasil industri tersebut.

b. Industri Berorientasi Permintaan (Supply Oriented Industry) Industri yang dibangun dengan tujuan menyediakan barangbarang kebutuhan konsumen. Apa yang dibutuhkan konsumen menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri. Selain itu, fasilitas pendukung seperti jalan, listrik, dan telepon juga dipertimbangkan.

c. Industri Berorientasi Tenaga Kerja (Power Oriented Industry) Industri ini dibangun dengan tujuan mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di daerah yang tersedia banyak tenaga kerja.

d. Industri Berorientasi Bahan Mentah (Raw Material Oriented Industry) Industri yang dibangun dengan tujuan memanfaatkan bahan mentah yang tersedia. Lokasi industri ini berada di daerah yang menyediakan bahan mentah. Alasan pembangunan industri di wilayah yang memiliki bahan mentah banyak, antara lain karena volume bahan mentah yang berat atau besar maupun kondisi bahan mentah yang cepat rusak, sehingga harus cepat diolah.

12) Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang

modalnya berasal dari penanaman modal asing.

Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

13) Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik

rakyat. misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik

negara yang dikenal dengan istilah BUMN. misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

14) Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.

b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10- 200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

50 Penataan Barang Dagangan

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

4. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan hubungan dengan barang lain

Golongan jenis barang dagangan berdasarkan hubungan dengan barang lain, ini biasa dipakai untuk golongan barang persediaanDalam perusahaan persediaan merupakan aset yang sangat penting bagi kelancaran yang ada pada aktivitas ekonomi perusahaan. Persediaan barang itu sendiri mempunyai klasifikasi yang berbeda sesuai dengan cara perolehan dan fungsinya. Berikut akan diuraikan klasifikasi persediaan.

Menurut Sukrisno Agoes ada beberapa perkiraan yang biasa digolongkan sebagai persediaan, yaitu:

1. bahan baku (raw materials)

2. barang dalam proses (work in process)

3. barang jadi (finished goods)

4. suku cadang (spare parts)

5. bahan pembantu

6. barang dalam perjalanan (goods in transit)

7. barang konsinyasi.” Sedangkan menurut Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, terdapat enam klasifikasi utama persediaan, yaitu:

1. bahan baku (raw materials)

2. barang setengah jadi (semi finished productss)

3. barang jadi (finished products)

4. barang umum dan suku cadang (general materials and spare parts)

5. barang untuk proyek (work in progress)

6. barang dagangan (commodities).”

Jadi pengelompokan jenis produk berdasar pada klasifikasi produk di dalam perusahaan itu memiliki kepentingan dengan produk persediaan barang lain

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

yang saling berhubungan atau berkesinambungan dalam kegiatan proses produksi selanjutnya. Macam barang berdasarkan hubungan dengan barang lain terdiri atas barang subtistusi dan barang komplementer.

1). Barang Subtitusi Barang subtitusi adalah barang yang dapat berperan sebagai pengganti barang lain. Contoh :

 jagung dapat menggantikan beras  bemo dapat menggantikan bus  margarin dapat menggantikan mentega  dan sebagainya.

2). Barang komplementer Barang komplementer adalah barang yang berperan melengkapi barang lain. Contoh :

 Minyak tanah dan sumbu melengkapi kompor  bensin, solar melengkapi kendaraan baik motor maupun mobil  Tinta melengkapi bolpoint atau spidol

 dan sebagainya.

5. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan kualitas barang

Macam penggolongan jenis barang berdasarkan pada kualitas dibedakan menjadi 3 yaitu : barang superior, barang inferior, dan barang pertengahan. 1). Barang superior

Barang superior adalah barang yang memiliki kualitas tinggi sehingga mampu memberikan prestise (martabat) tersendiri bagi pemakainya. Umumnya barang superior ini di konsumsi oleh orang-orang yang berpenghasilan tinggi.

Direktorat Pembinaan SMK |2014

52 Penataan Barang Dagangan

Kendaraan Mewah

Rumah Mewah

Pakaian Mewah

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

Jam Tangan Mewah

Gambar 1. 24 - Golongan Jenis Barang Dagangan berdasarkan Kualitas Barang

2) Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang memiliki kualitas rendah. Umumnya barang Inderior dikonsumsi oleh orang-orang yang mempunyai penghasilan rendah Contoh :

a. Barang-barang bekas

b. Sepatu yang berkualitas rendah harga murah

c. Baju yang berkualiatas rendah harga murah

Gambar 1. 25 – Contoh Barang Barang Eferior

Direktorat Pembinaan SMK |2014

54 Penataan Barang Dagangan

3) Barang pertengahan

Barang pertengahan adalah barang yang memiliki kualitas sedang. Umumnya barang pertengahan dikonsumsi oleh orang-orang yang berpenghasilan menengah. Contoh :  Beras berkualitas menengah  Sepatu berkualitas menengah  Tas berkualitas menengah  Baju berkualitas menengah

Jadi produk ini harganya tidak murah, juga tidak mahal.

Gambar 1. 26 - Barang-Barang Pertengahan

6. Golongan jenis barang dagangan berdasarkan jaminan

Golongan jenis barang dagangan berdasarkan jaminan, dibagi menjadi 2 yaitu barang bergerak dan barang tidak bergerak. 1). Barang bergerak

Barang bergerak adalah barang-barang yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman atau kredit jangka pendek. Contoh :  Televisi  Perhiasan  Motor  Kulkas  Radio Barang tersebut disebut barang bergerak karena barang tersebut dapat dipindah-pindahkan dengan mudah.

Direktorat Pembinaan SMK | 2014

II | Pembelajaran

2). Barang tidak bergerak Barang tidak bergerak adalah barang yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman atau kredit jangka panjang. Contoh :  Tanah  Rumah Barang tersebut disebut tidak bergerak karena umumnya benda-benda tersebut tidak dapat dipindahkan dengan mudah. Dan secara umum barang tidak bergerak bernilai lebih mahal dibanding dengan barang bergerak sehingga bisa digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang yang jumlahnya besar

7. Kelompok Barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahtreraan konsumen jangka panjang Solutary Product (barang yang bermanfaat)

a. Barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah, tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang. Contoh detergen dengan fosfat sangat rendah

b. Deficient Product (barang yang kurang sempurna)

Barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi, tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Contoh obat-obatan yang rasanya pahit, tetapi manjur mengobati penyakit

c. Pressing Product (barang yang sifatnya menyenangkan) Barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli, akan tetapui dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai barang tersebut. Contoh : rokok, minuman keras, ganja, kokain

d. Desirable Product (barang yang sangat diperlukan) Barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh: makanan dan minuman

Direktorat Pembinaan SMK |2014

56 Penataan Barang Dagangan

8. Klasifikasi Berdasar Pada Daya Tahan Dan Wujud

Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya:

1) Barang tidak tahan lama (nondurable goods).

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Barang konsumsi tidak tahan lama, yaitu Barang konsumsi yang cuma sekali kali pakai. Tidak awet/tahan lama. Habis dalam sekali pakai, Jika sudah digunakan nilainya habis, tidak bisa dijual kembali, artinya barang tersebut abis untuk di konsumsi sendiri atau anggota keluarga. contoh: makanan, sayuran, salonpas, sabun, pasta gigi, minuman kaleng

Gambar 1. 27 - Barang-Barang tidak Tahan Lama (Nondurable Goods).

Penggolongan barang-barang tidak tahan lama untuk jenis minuman: Jenis-jenis Minuman