PENERAPAN DAN TANTANGAN DALAM PENERAPAN
PENERAPAN DAN TANTANGAN DALAM PENERAPAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI TINGKAT
PEMERINTAHAN DESA
Anjar Muhammad Ridwan1, Rizcky Nur Hakim2, Esa Firmansyah3
Jurusan Teknik Informatika, STMIK Sumedang
Jl. Angkrek Situ No.19, Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Desa Akhir-akhir ini cukup menjadi perhatian dikarnakan menjadi program pemerintah untuk pembangunan
desa, karna desa adalah pondasi-pondasi untuk melakukan sistem kenegaran, hal ini juga tidak luput dari perhatian
dalam perkembangan TIK dalam setiap desa-desa di daerah. Dalam penulisan kali ini penulis mencoba menganalisa
dengan fungsi e-government dan harapan terakhirnya menjadi e-governance. Walaupun hal tersebut tidak dapat di
bangun dalam waktu yang singkat.
Kata kunci: Desa, e- government, Teknologi Informasi dan komunikasi, TIK
2.1. TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi)
Teknologi adalah metode ilmiah
untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan.[1] dan Informasi
adalah penerangan; pemberitahuan; kabar
atau berita tentang sesuatu.[2] sedangkan
kata Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami; hubungan;
kontak.[3] Jadi Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah suatu sarana untuk
menyediakan kabar atau berita tentang
sesuatu berupa simbol-simbol atau datadata (informasi) dan dapat digunakan
sebagai alat penyampaian pesan antara dua
belah pihak atau lebih.
I. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi saat ini
memberikan manfaat yang sangat besar dalam
kelangsungan hidup manusia. Teknologi yang
mampu mengirimkan informasi ini dapat
memberikan kemudahan dalam berbagai aspek
kehidupan. Salah satu bidang kehidupan yang
memiliki hubungan yang mulai terbawa oleh
pemanfaatan teknologi ini dalam menyampaikan
informasi adalah dunia pemerintahan.
Semenjak indonesia memberlakukan otonomi
daerah maka peran daerah cukup penting dalam
pembangunan nasional, terlebih lagi yang lebih
mendalam yaitu peran desa terhadap pembangunan
daerah dan nasional merupakan fondasi agar dapat
menciptakan
sistem-sistem/aturan-aturan
yang
sesuai dengan masyarakat itu sendiri agar dapat
berkembang dengan potensi yang mereka miliki.
Dalam hal ini desa sering dikaitkan dengan
kurangnya sistem tata kelola yang baik, baik dalam
publikasi kegiatan-kegiatan yang telah masuk
kedalam agenda kerja tahunan dan informasiinformasi mengenai layanan-layanan apa saja yang
dikelola oleh desa atau dengan istilah good
governance. Adapun desa dapat mengangkat
potensi-potensi
di
lingkungannya
agar
terpromosikan ke masyarakat luar, hal ini dapat
mengangkat nilai jual yang ada di desa tersebut.
2.2. Desa
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) versi daring, Desa adalah
kesatuan wilayah yang dihuni oleh
sejumlah keluarga yang mempunyai sistem
pemerintahan sendiri (dikepalai oleh
seorang kepala desa).[4]
Menurut Undang-Undang No. 6
tentang Desa Pasal 1 menyatakan bahwa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang
II. TINJAUAN PUSTAKA
1
E-Governance adalah penggunaan
internet oleh pihak pemerintah untuk
memungkinkan orang-orang atau
masyarakat dapat menggunakan layanan
yanf disediakan pemerintah dan terlibat
dalam pengambilan keputusan.[8]
disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan
pemerintahan,
kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.[5]
Dapat disimpulkan bahwa Desa
adalah Suatu pemerintahan yang memiliki
kesatuan wilayah yang dihuni oleh
sejumlah keluarga yang memiliki batasbatas wilayah dan berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat.
III. PEMBAHASAN
3.1. Jenis-Jenis E-Government
Ada 4 jenis layanan e-government menurut
Anil Saldhana :[9]
• Government to Citizen (G2C) adalah
teknologi informasi yang mempunyai
tujuan untuk memperbaiki hubungan
interaksi antara pemerintah dengan
publik dan memperoleh kemudahan
bagi masyarakat dalam mendapatkan
layanan pemerintahan yang diperlukan.
• Government to Business (G2B) adalah
jenis dari hubungan pemerintahan
dengan bisnis yang terjadi, karena
butuhnya relasi yang baik antara
pemerintah dengan kalangan pelaku
bisnis untuk tujuan kemudahan
berbisnis oleh masyarakat kalangan
pebisnis itu sendiri.
• Government to Government (G2G)
adalah teknologi sebuah website atau
perangkat digital milik pemerintah
yang dibuat untuk memenuhi berbagai
pencarian informasi yang dibutuhkan
pemerintah satu dengan pemerintah
lainnya serta untuk melancarkan serta
memudahkan kerja sama antara
pemerintahan yang bersangkutan.
• Government to Employees (G2E)
adalah
jenis
hubungan
yang
diperuntukan
bagi
pegawai
pemerintahan atau pegawai negeri
untuk lebih meningkatkan kinerja serta
kesejahteraan pegawai yang bekerja di
institusi pemerintahan.
2.3. E-Government
E-Government adalah penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk meningkatkan kegiatan organisasi sektor
publik.[6]
E-Government adalah himpunan semua
layanan administrasi publik elektronik yang
tersedia untuk semua orang di negara ini. Ini
juga merupakan sinonim untuk lahan modern
dan inovatif, di mana kualitas, kepercayaan dan
kecepatan memainkan peran sentral. Otoritas
publik menggunakan teknologi seperti Internet
atau layanan seluler untuk berhubungan dengan
warga dan bisnis. Mereka juga menggunakan
teknologi ini untuk melakukan proses kerja
internal. eGovernment berdampak pada setiap
warga negara, bisnis, dan otoritas publik.[7]
Bisa
disimpulkan
bahwa
EGovernment merupakan bagian dua kata yaitu
Electronics sering disingkat dengan E dalam
bahasa indonesia Elektonik dan Government
yaitu Pemerintahan, e-government merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah
untuk memanfaatkan teknologi informasi, baik
seperti komputer, internet ataupun perangkat
digital lainnya dalam menjalankan dan
mengelola pemerintahan dan pelayanan
masyarakat publik.
3.2. Faktor-faktor Kesuksesan
Menurut Dr. Nag Yeon Lee Faktorfaktor kesuksesan implementasi e-government
dapat dikelompokkan menjadi lima bagian
besar :[10]
2.4. E-Governance
2
Hal-hal penting yang mempengaruhi perubahan
organisasi adalah sebagai berikut:
• Kepemimpinan
yang
kuat
dengan
komitmen
• Perencanaan - manajemen TI dan
manajemen perubahan
• Persiapan anggaran dan pelaksanaan
anggaran
• Koordinasi dan kolaborasi
• Pemantauan dan pengukuran kinerja
• Kemitraan
pemerintah-sektor
swastamasyarakat
Proses Bisnis
Cara mengerjakan bisnis yang sedang berlangsung
saat ini bisa jadi bukanlah langkah yang paling
tepat atau efektif. Salah satu alat untuk melakukan
inovasi proses bisnis adalah Business Process
Reengineering (BPR). BPR meliputi perancangan
ulang alur kerja dalam/antar level departemen
untuk meningkatkan efisiensi proses (misal, untuk
menghapuskan inefisiensi dalam proses kerja)
Teknologi informasi
Teknologi informasi berubah dengan cepat. Faktorfaktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
teknologi dan vendor adalah:
• Tingkatan dari teknologi aplikasi yang
dibutuhkan
• Infrastruktur jaringan
• Interoperabilitas
• Standarisasi
• Kemampuan teknis dan SDM
Gambar. Success Factor
Visi, objektif, strategi
Rencana jangka panjang dengan visi dan strategi
yang jelas adalah sangat penting dalam
implementasi e-government. Pendekatan tambal
sulam dan setengah-setengah tidak akan berhasil.
Pendekatan yang efektif adalah dengan berpikir dan
berpandangan yang luas (rancangan top-down),
namun memulai dengan tugas-tugas yang kecil dan
berprioritas
(bottom-up)
selama
proses
implementasi.
Singkatnya, keberhasilan e-government
membutuhkan:
• Visi yang jelas dari pemimpin
• Dukungan yang kuat dari masyarakat
• Penetapan agenda
Hukum dan Peraturan
Adalah penting untuk merencanakan waktu dan
usaha yang cukup untuk perubahan legislatif yang
mungkin
diperlukan
untuk
mendukung
implementasi proses yang baru. Aturan hukum
berikut perlu dicanangkan demi keberhasilan egovernment:
• Hukum privasi dan isu terkait
• Hukum terkait perubahan proses bisnis dan
sistem informasi
• Hukum terkait arsitektur teknologi
informasi pemerintah dan pendirian sebuah
pusat komputer terintegrasi.
Struktur organisasi
Usaha yang dibutuhkan dalam bidang ini tidak
boleh dianggap enteng. Restrukturisasi organisasi
mempengaruhi sekitar 30 sampai 50 persen dari
keseluruhan usaha. Perubahan dalam struktur
organisasi harus direncanakan dengan matang dan
diimplementasikan dengan sistematis.
3.3. Faktor Resiko dalam E-Governement
Telah banyak diketahui bahwa
implementasi e-government di banyak negara
tidak menemui harapan. Salah satu studi
menunjukkan bahwa 35 persen dari programprogram e-government di dunia mengalami
kegagalan, 50 persen adalah kegagalan parsial,
dan hanya 15 persen yang dianggap
berhasil.[10]
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
kegagalan penerapan e-government di negara
berkembang meliputi:
• Kurangnya kesepakatan dalam sistem
administrasi
publik: penolakan
internal oleh pemerintah
• Kurangnya rencana dan strategi: egovernment diperkenalkan dengan
setengah-setengah dan tidak sistematik
3
• Kurangnya
SDM:
kurangnya
pengembangan kapasitas institusi dan
personel
• Tidak adanya rencana investasi
• Kurangnya vendor sistem dan TI
• Ketidakmatangan
teknologi: terlalu
menekankan teknologi atau penerapan
yang berorientasi teknologi
• Implementasi yang terburu-buru tanpa
persiapan dan pengujian yang cukup.
Tantangan yang paling penting ialah
menyadari bahwa tidak ada solusi tunggal
yang cocok untuk semua situasi. Asia dan
Pasifik dikenal dengan konteks politik,
ekonomi, sosial, dan pemerintahan yang
sangat
beragam,
yang
masing-masing
memerlukan pendekatan yang berbeda-beda.
telekomunikasi
dan
informatika
(telematika).
4.1.3. Kelembagaan (Peran, Fungsi,
Struktur, Praktek)
Dengan kelembagaan yang
baik, akan menciptakan sistem layanan
yang baik pula. Sejumlah faktor yang
mendorong kepuasan pelanggan atau
pengguna jasa di seluruh pelayanan
publik dapat diidentifikasi: pengiriman,
ketepatan waktu, penyediaan informasi,
profesionalisme dan sikap staf. Namun,
pentingnya faktor yang berbeda juga
dapat bervariasi untuk berbagai jenis
layanan, di bidang kesehatan, misalnya,
diperlakukan dengan bermartabat dan
hormat dipandang sangat penting oleh
masyarakat.[11]
4.1.4. Anggaran
Alokasi
Anggaran
untuk
layanan IT lebih bisa dibilang sudah
cukup memadai dengan pemerintah
pusat menganggarkan ± 1 (satu) miliar
untuk
mengembangkan
potensi
daerahnya dalam UU RI No. 8 2017
Pasal 9 Ayat (3).[12] Anggara tersebut
akan menunjukkan keseriusan dari
pemegang otoritas untuk penerapan EGovernment. Urusan penganggaran
merupakan urusan yang sangat penting,
karena
dibutuhkan
pertanggungjawaban yang serius.
4.1.5. Pelayanan IT
Layanan yang dibutuhkan oleh
masyarakat sangat beragam. Untuk
jenis dan urusan layanan yang
diberikan di semua desa/kelurahan
sama. Dengan kemajuan teknologi,
harapannya dapat diterapkan untuk
layanan di desa/kelurahan. Sebagai
contoh layanan pengajuan pembuatan
Surat Nikah, pengajuan pembuatan
Akta Kelahiran, dan pengajuan
pembuatan KTP, dan lain-lain. Hal ini
pengakomdasian permintaan yang
dimungkinkan tidak akan sama dengan
antar desa yang lain dikarnakan,
penerapan pelayanan IT yang berbeda.
Hal ini semoga dapat diselesaikan
dengan standarisasi layanan.
IV. HASIL
4.1. Kesiapan Penerapan TIK Pada Administrasi
Desa[11]
4.1.1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sampai Saat ini kesiapan
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
layanan TI di Desa masih jadi kendala
dan mengalami beberapa masalah.
Kurangnya keahlian di bidang TI pada
aparat/pegawai desa dan kurang sesuai
dengan lulusan yang bekerja dibidang
tesebut atu bisa dibilang lulusan nonIT. Untuk mengatasi masalah tersebut,
maka diperlukan kemampuan dibidang
perencanaan
pembangunan
dan
pemberian pelayanan yang baik dan
berkualitas oleh para aparatur desa
kepada masyarakat.
4.1.2. Sarana dan Prasarana
Dalam kesiapan sarana dan
prasarana untuk layanan IT lebih bisa
dibilang sudah cukup memadai dengan
pemerintah menganggarkan ± 1 (satu)
miliar untuk mengembangkan potensi
daerahnya dalam UU RI No. 8 2017
Pasal 9 Ayat (3).[12] padahal dengan
mengaggarkan 10% dari total anggar
sudah cukup bisa untuk membangun
infrasturktur IT yang lebih baik.
Tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk
penyediaan
sarana
teknologi
4
4.1.6. Standar Pelayanan Administrasi
Desa/Kelurahan
Tujuan penerapan IT ini adalah
untuk
memecahkan
kekurangan
organisasi
dan
mempermudah
pekerjaan
pemerintah.
Dengan
diadakannya standarisasi maka akan
anda kesamaan pelayanan yang sama
dan tidak bedakan satu dengan yang
lainnya. Hal lain yang perlu
ditambahkan yaitu dengan diadakan
Standar Pelayanan Minimum (SPM)
agar menjadi acuan untuk pemerintah
desa yang belum bisa berkembang
secara cepat untuk pelayanan IT-nya,
dengan hal ini desa tersebut wajib
mengadakan/melaksanakan
Standar
Pelayan Minimum.
https://kbbi.web.id/komunikasi. [Accessed:
03-Jun-2018].
[4]
E. Setiawan, “Arti kata desa - Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Online,” Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus
versi online/daring (dalam jaringan).
[Online]. Available:
https://kbbi.web.id/desa. [Accessed: 03-Jun2018].
[5]
State Secretariat, “Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa,” J. Artic., no. 1, pp. 1–103,
2014.
[6]
Richard Heeks, “What is eGovernment? eGovernment Definitions,” eGovernment for
Developmen, 2008. [Online]. Available:
http://www.egov4dev.org/success/definition
s.shtml. [Accessed: 04-Jun-2018].
[7]
“What is eGovernment?,” Digital Austria .
[Online]. Available:
https://www.digital.austria.gv.at/what-isegovernment-.
[8]
C. Dictionary, “e-governance in the
Cambridge Dictionary,” Cambrige
Dictionary Press. [Online]. Available:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/e
nglish/e-governance. [Accessed: 04-Jun2018].
[9]
A. Saldhana, “Secure E-Government Portals
Benefits of a Secure Portal Examples of
usage of online services by US
Governmental Agencies Example Use
Case,” 2007.
V. PENUTUP
Pemanfaat TIK dalam lingkup pemerintahan
tingkat desa sebenarnya masih perlu banyak pihak
yang terlibat, seperti contoh: pemerintah pusat yang
terus memfollow-up anggaran yang telah diberikan
ke tingkat desa, dan tidak lupa dibentuknya relawanrelawan IT dari pihak institusi akademik untuk
percepatan informasi/ilmu agar dapat mengatasi
perkembangan zaman & teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
E. Setiawan, “Arti kata teknologi - Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,”
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring (dalam
jaringan). .
E. Setiawan, “Arti kata informasi - Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,”
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring (dalam
jaringan). [Online]. Available:
https://kbbi.web.id/informasi. [Accessed:
03-Jun-2018].
[10] United Nation Asian and Pacific Training
Centre for Information and Communication
Technology for Development, “Akademi
Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk Pimpinan Pemerintahan,” 2009.
E. Setiawan, “Arti kata komunikasi - Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,”
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring (dalam
jaringan). [Online]. Available:
[11] Y. Mayowan, “KAJIAN PELAYANAN
ADMINISTRASI DESA BERBASIS
APLIKASI IT DALAM MENUNJANG
KINERJA PEMERINTAHAN DESA,”
2013. [Online]. Available:
5
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/2013/11/ka
jian-pelayanan-administrasi-desa-berbasisaplikasi-it-dalam-menunjang-kinerjapemerintahan-desa/. [Accessed: 03-Jun2018].
[12]
Ministry of Finance, “Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017
Tentang ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA NEGARA,” 2017.
6
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI TINGKAT
PEMERINTAHAN DESA
Anjar Muhammad Ridwan1, Rizcky Nur Hakim2, Esa Firmansyah3
Jurusan Teknik Informatika, STMIK Sumedang
Jl. Angkrek Situ No.19, Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Desa Akhir-akhir ini cukup menjadi perhatian dikarnakan menjadi program pemerintah untuk pembangunan
desa, karna desa adalah pondasi-pondasi untuk melakukan sistem kenegaran, hal ini juga tidak luput dari perhatian
dalam perkembangan TIK dalam setiap desa-desa di daerah. Dalam penulisan kali ini penulis mencoba menganalisa
dengan fungsi e-government dan harapan terakhirnya menjadi e-governance. Walaupun hal tersebut tidak dapat di
bangun dalam waktu yang singkat.
Kata kunci: Desa, e- government, Teknologi Informasi dan komunikasi, TIK
2.1. TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi)
Teknologi adalah metode ilmiah
untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan.[1] dan Informasi
adalah penerangan; pemberitahuan; kabar
atau berita tentang sesuatu.[2] sedangkan
kata Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami; hubungan;
kontak.[3] Jadi Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah suatu sarana untuk
menyediakan kabar atau berita tentang
sesuatu berupa simbol-simbol atau datadata (informasi) dan dapat digunakan
sebagai alat penyampaian pesan antara dua
belah pihak atau lebih.
I. PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi saat ini
memberikan manfaat yang sangat besar dalam
kelangsungan hidup manusia. Teknologi yang
mampu mengirimkan informasi ini dapat
memberikan kemudahan dalam berbagai aspek
kehidupan. Salah satu bidang kehidupan yang
memiliki hubungan yang mulai terbawa oleh
pemanfaatan teknologi ini dalam menyampaikan
informasi adalah dunia pemerintahan.
Semenjak indonesia memberlakukan otonomi
daerah maka peran daerah cukup penting dalam
pembangunan nasional, terlebih lagi yang lebih
mendalam yaitu peran desa terhadap pembangunan
daerah dan nasional merupakan fondasi agar dapat
menciptakan
sistem-sistem/aturan-aturan
yang
sesuai dengan masyarakat itu sendiri agar dapat
berkembang dengan potensi yang mereka miliki.
Dalam hal ini desa sering dikaitkan dengan
kurangnya sistem tata kelola yang baik, baik dalam
publikasi kegiatan-kegiatan yang telah masuk
kedalam agenda kerja tahunan dan informasiinformasi mengenai layanan-layanan apa saja yang
dikelola oleh desa atau dengan istilah good
governance. Adapun desa dapat mengangkat
potensi-potensi
di
lingkungannya
agar
terpromosikan ke masyarakat luar, hal ini dapat
mengangkat nilai jual yang ada di desa tersebut.
2.2. Desa
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) versi daring, Desa adalah
kesatuan wilayah yang dihuni oleh
sejumlah keluarga yang mempunyai sistem
pemerintahan sendiri (dikepalai oleh
seorang kepala desa).[4]
Menurut Undang-Undang No. 6
tentang Desa Pasal 1 menyatakan bahwa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang
II. TINJAUAN PUSTAKA
1
E-Governance adalah penggunaan
internet oleh pihak pemerintah untuk
memungkinkan orang-orang atau
masyarakat dapat menggunakan layanan
yanf disediakan pemerintah dan terlibat
dalam pengambilan keputusan.[8]
disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan
pemerintahan,
kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.[5]
Dapat disimpulkan bahwa Desa
adalah Suatu pemerintahan yang memiliki
kesatuan wilayah yang dihuni oleh
sejumlah keluarga yang memiliki batasbatas wilayah dan berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat.
III. PEMBAHASAN
3.1. Jenis-Jenis E-Government
Ada 4 jenis layanan e-government menurut
Anil Saldhana :[9]
• Government to Citizen (G2C) adalah
teknologi informasi yang mempunyai
tujuan untuk memperbaiki hubungan
interaksi antara pemerintah dengan
publik dan memperoleh kemudahan
bagi masyarakat dalam mendapatkan
layanan pemerintahan yang diperlukan.
• Government to Business (G2B) adalah
jenis dari hubungan pemerintahan
dengan bisnis yang terjadi, karena
butuhnya relasi yang baik antara
pemerintah dengan kalangan pelaku
bisnis untuk tujuan kemudahan
berbisnis oleh masyarakat kalangan
pebisnis itu sendiri.
• Government to Government (G2G)
adalah teknologi sebuah website atau
perangkat digital milik pemerintah
yang dibuat untuk memenuhi berbagai
pencarian informasi yang dibutuhkan
pemerintah satu dengan pemerintah
lainnya serta untuk melancarkan serta
memudahkan kerja sama antara
pemerintahan yang bersangkutan.
• Government to Employees (G2E)
adalah
jenis
hubungan
yang
diperuntukan
bagi
pegawai
pemerintahan atau pegawai negeri
untuk lebih meningkatkan kinerja serta
kesejahteraan pegawai yang bekerja di
institusi pemerintahan.
2.3. E-Government
E-Government adalah penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk meningkatkan kegiatan organisasi sektor
publik.[6]
E-Government adalah himpunan semua
layanan administrasi publik elektronik yang
tersedia untuk semua orang di negara ini. Ini
juga merupakan sinonim untuk lahan modern
dan inovatif, di mana kualitas, kepercayaan dan
kecepatan memainkan peran sentral. Otoritas
publik menggunakan teknologi seperti Internet
atau layanan seluler untuk berhubungan dengan
warga dan bisnis. Mereka juga menggunakan
teknologi ini untuk melakukan proses kerja
internal. eGovernment berdampak pada setiap
warga negara, bisnis, dan otoritas publik.[7]
Bisa
disimpulkan
bahwa
EGovernment merupakan bagian dua kata yaitu
Electronics sering disingkat dengan E dalam
bahasa indonesia Elektonik dan Government
yaitu Pemerintahan, e-government merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah
untuk memanfaatkan teknologi informasi, baik
seperti komputer, internet ataupun perangkat
digital lainnya dalam menjalankan dan
mengelola pemerintahan dan pelayanan
masyarakat publik.
3.2. Faktor-faktor Kesuksesan
Menurut Dr. Nag Yeon Lee Faktorfaktor kesuksesan implementasi e-government
dapat dikelompokkan menjadi lima bagian
besar :[10]
2.4. E-Governance
2
Hal-hal penting yang mempengaruhi perubahan
organisasi adalah sebagai berikut:
• Kepemimpinan
yang
kuat
dengan
komitmen
• Perencanaan - manajemen TI dan
manajemen perubahan
• Persiapan anggaran dan pelaksanaan
anggaran
• Koordinasi dan kolaborasi
• Pemantauan dan pengukuran kinerja
• Kemitraan
pemerintah-sektor
swastamasyarakat
Proses Bisnis
Cara mengerjakan bisnis yang sedang berlangsung
saat ini bisa jadi bukanlah langkah yang paling
tepat atau efektif. Salah satu alat untuk melakukan
inovasi proses bisnis adalah Business Process
Reengineering (BPR). BPR meliputi perancangan
ulang alur kerja dalam/antar level departemen
untuk meningkatkan efisiensi proses (misal, untuk
menghapuskan inefisiensi dalam proses kerja)
Teknologi informasi
Teknologi informasi berubah dengan cepat. Faktorfaktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
teknologi dan vendor adalah:
• Tingkatan dari teknologi aplikasi yang
dibutuhkan
• Infrastruktur jaringan
• Interoperabilitas
• Standarisasi
• Kemampuan teknis dan SDM
Gambar. Success Factor
Visi, objektif, strategi
Rencana jangka panjang dengan visi dan strategi
yang jelas adalah sangat penting dalam
implementasi e-government. Pendekatan tambal
sulam dan setengah-setengah tidak akan berhasil.
Pendekatan yang efektif adalah dengan berpikir dan
berpandangan yang luas (rancangan top-down),
namun memulai dengan tugas-tugas yang kecil dan
berprioritas
(bottom-up)
selama
proses
implementasi.
Singkatnya, keberhasilan e-government
membutuhkan:
• Visi yang jelas dari pemimpin
• Dukungan yang kuat dari masyarakat
• Penetapan agenda
Hukum dan Peraturan
Adalah penting untuk merencanakan waktu dan
usaha yang cukup untuk perubahan legislatif yang
mungkin
diperlukan
untuk
mendukung
implementasi proses yang baru. Aturan hukum
berikut perlu dicanangkan demi keberhasilan egovernment:
• Hukum privasi dan isu terkait
• Hukum terkait perubahan proses bisnis dan
sistem informasi
• Hukum terkait arsitektur teknologi
informasi pemerintah dan pendirian sebuah
pusat komputer terintegrasi.
Struktur organisasi
Usaha yang dibutuhkan dalam bidang ini tidak
boleh dianggap enteng. Restrukturisasi organisasi
mempengaruhi sekitar 30 sampai 50 persen dari
keseluruhan usaha. Perubahan dalam struktur
organisasi harus direncanakan dengan matang dan
diimplementasikan dengan sistematis.
3.3. Faktor Resiko dalam E-Governement
Telah banyak diketahui bahwa
implementasi e-government di banyak negara
tidak menemui harapan. Salah satu studi
menunjukkan bahwa 35 persen dari programprogram e-government di dunia mengalami
kegagalan, 50 persen adalah kegagalan parsial,
dan hanya 15 persen yang dianggap
berhasil.[10]
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
kegagalan penerapan e-government di negara
berkembang meliputi:
• Kurangnya kesepakatan dalam sistem
administrasi
publik: penolakan
internal oleh pemerintah
• Kurangnya rencana dan strategi: egovernment diperkenalkan dengan
setengah-setengah dan tidak sistematik
3
• Kurangnya
SDM:
kurangnya
pengembangan kapasitas institusi dan
personel
• Tidak adanya rencana investasi
• Kurangnya vendor sistem dan TI
• Ketidakmatangan
teknologi: terlalu
menekankan teknologi atau penerapan
yang berorientasi teknologi
• Implementasi yang terburu-buru tanpa
persiapan dan pengujian yang cukup.
Tantangan yang paling penting ialah
menyadari bahwa tidak ada solusi tunggal
yang cocok untuk semua situasi. Asia dan
Pasifik dikenal dengan konteks politik,
ekonomi, sosial, dan pemerintahan yang
sangat
beragam,
yang
masing-masing
memerlukan pendekatan yang berbeda-beda.
telekomunikasi
dan
informatika
(telematika).
4.1.3. Kelembagaan (Peran, Fungsi,
Struktur, Praktek)
Dengan kelembagaan yang
baik, akan menciptakan sistem layanan
yang baik pula. Sejumlah faktor yang
mendorong kepuasan pelanggan atau
pengguna jasa di seluruh pelayanan
publik dapat diidentifikasi: pengiriman,
ketepatan waktu, penyediaan informasi,
profesionalisme dan sikap staf. Namun,
pentingnya faktor yang berbeda juga
dapat bervariasi untuk berbagai jenis
layanan, di bidang kesehatan, misalnya,
diperlakukan dengan bermartabat dan
hormat dipandang sangat penting oleh
masyarakat.[11]
4.1.4. Anggaran
Alokasi
Anggaran
untuk
layanan IT lebih bisa dibilang sudah
cukup memadai dengan pemerintah
pusat menganggarkan ± 1 (satu) miliar
untuk
mengembangkan
potensi
daerahnya dalam UU RI No. 8 2017
Pasal 9 Ayat (3).[12] Anggara tersebut
akan menunjukkan keseriusan dari
pemegang otoritas untuk penerapan EGovernment. Urusan penganggaran
merupakan urusan yang sangat penting,
karena
dibutuhkan
pertanggungjawaban yang serius.
4.1.5. Pelayanan IT
Layanan yang dibutuhkan oleh
masyarakat sangat beragam. Untuk
jenis dan urusan layanan yang
diberikan di semua desa/kelurahan
sama. Dengan kemajuan teknologi,
harapannya dapat diterapkan untuk
layanan di desa/kelurahan. Sebagai
contoh layanan pengajuan pembuatan
Surat Nikah, pengajuan pembuatan
Akta Kelahiran, dan pengajuan
pembuatan KTP, dan lain-lain. Hal ini
pengakomdasian permintaan yang
dimungkinkan tidak akan sama dengan
antar desa yang lain dikarnakan,
penerapan pelayanan IT yang berbeda.
Hal ini semoga dapat diselesaikan
dengan standarisasi layanan.
IV. HASIL
4.1. Kesiapan Penerapan TIK Pada Administrasi
Desa[11]
4.1.1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sampai Saat ini kesiapan
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
layanan TI di Desa masih jadi kendala
dan mengalami beberapa masalah.
Kurangnya keahlian di bidang TI pada
aparat/pegawai desa dan kurang sesuai
dengan lulusan yang bekerja dibidang
tesebut atu bisa dibilang lulusan nonIT. Untuk mengatasi masalah tersebut,
maka diperlukan kemampuan dibidang
perencanaan
pembangunan
dan
pemberian pelayanan yang baik dan
berkualitas oleh para aparatur desa
kepada masyarakat.
4.1.2. Sarana dan Prasarana
Dalam kesiapan sarana dan
prasarana untuk layanan IT lebih bisa
dibilang sudah cukup memadai dengan
pemerintah menganggarkan ± 1 (satu)
miliar untuk mengembangkan potensi
daerahnya dalam UU RI No. 8 2017
Pasal 9 Ayat (3).[12] padahal dengan
mengaggarkan 10% dari total anggar
sudah cukup bisa untuk membangun
infrasturktur IT yang lebih baik.
Tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk
penyediaan
sarana
teknologi
4
4.1.6. Standar Pelayanan Administrasi
Desa/Kelurahan
Tujuan penerapan IT ini adalah
untuk
memecahkan
kekurangan
organisasi
dan
mempermudah
pekerjaan
pemerintah.
Dengan
diadakannya standarisasi maka akan
anda kesamaan pelayanan yang sama
dan tidak bedakan satu dengan yang
lainnya. Hal lain yang perlu
ditambahkan yaitu dengan diadakan
Standar Pelayanan Minimum (SPM)
agar menjadi acuan untuk pemerintah
desa yang belum bisa berkembang
secara cepat untuk pelayanan IT-nya,
dengan hal ini desa tersebut wajib
mengadakan/melaksanakan
Standar
Pelayan Minimum.
https://kbbi.web.id/komunikasi. [Accessed:
03-Jun-2018].
[4]
E. Setiawan, “Arti kata desa - Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Online,” Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus
versi online/daring (dalam jaringan).
[Online]. Available:
https://kbbi.web.id/desa. [Accessed: 03-Jun2018].
[5]
State Secretariat, “Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa,” J. Artic., no. 1, pp. 1–103,
2014.
[6]
Richard Heeks, “What is eGovernment? eGovernment Definitions,” eGovernment for
Developmen, 2008. [Online]. Available:
http://www.egov4dev.org/success/definition
s.shtml. [Accessed: 04-Jun-2018].
[7]
“What is eGovernment?,” Digital Austria .
[Online]. Available:
https://www.digital.austria.gv.at/what-isegovernment-.
[8]
C. Dictionary, “e-governance in the
Cambridge Dictionary,” Cambrige
Dictionary Press. [Online]. Available:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/e
nglish/e-governance. [Accessed: 04-Jun2018].
[9]
A. Saldhana, “Secure E-Government Portals
Benefits of a Secure Portal Examples of
usage of online services by US
Governmental Agencies Example Use
Case,” 2007.
V. PENUTUP
Pemanfaat TIK dalam lingkup pemerintahan
tingkat desa sebenarnya masih perlu banyak pihak
yang terlibat, seperti contoh: pemerintah pusat yang
terus memfollow-up anggaran yang telah diberikan
ke tingkat desa, dan tidak lupa dibentuknya relawanrelawan IT dari pihak institusi akademik untuk
percepatan informasi/ilmu agar dapat mengatasi
perkembangan zaman & teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
E. Setiawan, “Arti kata teknologi - Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,”
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring (dalam
jaringan). .
E. Setiawan, “Arti kata informasi - Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,”
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring (dalam
jaringan). [Online]. Available:
https://kbbi.web.id/informasi. [Accessed:
03-Jun-2018].
[10] United Nation Asian and Pacific Training
Centre for Information and Communication
Technology for Development, “Akademi
Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk Pimpinan Pemerintahan,” 2009.
E. Setiawan, “Arti kata komunikasi - Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,”
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring (dalam
jaringan). [Online]. Available:
[11] Y. Mayowan, “KAJIAN PELAYANAN
ADMINISTRASI DESA BERBASIS
APLIKASI IT DALAM MENUNJANG
KINERJA PEMERINTAHAN DESA,”
2013. [Online]. Available:
5
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/2013/11/ka
jian-pelayanan-administrasi-desa-berbasisaplikasi-it-dalam-menunjang-kinerjapemerintahan-desa/. [Accessed: 03-Jun2018].
[12]
Ministry of Finance, “Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017
Tentang ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA NEGARA,” 2017.
6