PENGARUH KAWASAN PENDIDIKAN FORMAL TERHADAP KINERJA RUAS JALAN KAHARUDDIN NASUTION KOTA PEKANBARU

  Jurnal aintis

  ISSN: 1410-7783

  Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 10-21

PENGARUH KAWASAN PENDIDIKAN FORMAL TERHADAP

KINERJA RUAS JALAN KAHARUDDIN NASUTION KOTA

PEKANBARU

  

The Impact of Formal Education Zone to Kaharuddin Nasution Road in Pekanbaru City

Wenny Trianingsih, Abdul Kudus Zaini, Puji Astuti

  

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Universitas Islam Riau

Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru 28284

pujiastutiafrinal@yahoo.co.id

  Abstrak

Kinerja Jalan Kaharuddin Nasution Kota Pekanbaru terganggu karena aktifitas kiri-kanan jalan yang beragam

diantaranya aktifitas perdagangan dan aktifitas pendidikan. Jumlah pengguna jalan yang semakin meningkat dan jenis

kendaraan yang beragam serta tingkah laku pengguna ruas jalan Kaharudin Nasution yang tidak tertib juga menjadi

penyebab terganggunya ruas jalan tersebut. Namun aktifitas pendidikan formal SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi,

diduga kuat menjadi penyumbang terbesar kemacetan di Jalan Kaharrudin Nasution.

Untuk membuktikan hipotesa tersebut dilakukan penelitian menggunakan metode penelitian survei eksplanatori.

Penelitian dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan

secara faktual serta memberikan penjelasan peristiwa atau keadaan sekarang maupun menjelaskan peristiwa atau

keadaan yang akan datang, Sehingga teridentifikasi kinerja ruas jalan dan saat terjadinya permasalahan lalu lintas di

Jalan Kaharudin Nasution akibat pengaruh kawasan pendidikan formal.

  

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengaruh kawasan pendidikan formal terhadap ruas Jalan Kaharuddin Nasution

terjadi arus lalu lintas puncak pada hari kerja dan sekolah di jam puncak sore pukul 16.00–17.30, derajat kejenuhan

masih dalam batas diterima, dikategorikan pada tingat pelayanan D dimana arus mendekati tidak stabil dengan

kecepatan yang masih bisa dipertahankan walaupun kadang-kadang terhambat oleh kepadatan lalu lintas.

  Kata kunci : kinerja jalan, lalu lintas, kawasan pendidikan formal, ruas jalan.

  Abstract

The activities of Kaharuddin Nasution Road in Pekanbaru City disrupted because of road side activities including trade

and educational activities. The number of road users, increasing variety of vehicle types, and road user behavior that

are not orderly, contributed to the cause of the disruption of these roads. But formal education activities such as

elementary school, junior high school, high school and university, allegedly the biggest traffic jam in Kaharrudin

Nasution road.

To prove the hypothesis, its conducted research using survey explanatory methods. The study was conducted to obtain

the facts of existing symptoms, seek factual descriptions and provide an explanation of events present and explain the

events that will come, so identified road performance and the time of the traffic problems in Kaharudin Nasution Road

due to the influence of formal education.

  

Based on the research, it is known that the area of formal education influence on Kaharuddin Nasution Road its

happen peak traffic flow on weekdays and school in the afternoon peak hour at 16:00pm to 17:30pm, the degree of

saturation is still within acceptable limits, categorized on their level of service of D where the current approach is not

stable with speeds can still be maintained despite sometimes hampered by traffic density.

  Keywords : performance of the road, traffic, area of formal education, roads

  

Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Ruas Jalan

PENDAHULUAN

  Jalan Kaharuddin Nasution di Kota Pekanbaru menjadi salah satu ruas jalan yang mengalami tingkat kepadatan dan keramaian lalu lintas yang cukup tinggi. Hal ini diakibatkan karena sepanjang Jalan Kaharuddin Nasution terdapat kawasan pendidikan formal mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Dengan kecenderungan bahwa peserta didik dan mahasiswa bertempat tinggal tidak jauh dari kawasan pendidikan formal tersebut, terutama adalah mahasiswa Universitas Islam Riau.

  Karakteristik pengguna jalan dimana hampir keseluruhan berurusan yang berkaitan dengan pendidikan dan semakin diperkuat dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Pekanbaru Wilayah Pembangunan IV sebagai kawasan pendidikan. Salah satu pergerakan penarik utama adalah kegiatan pendidikan tinggi di Universitas Islam Riau yang berada di Perhentian Marpoyan. Pergerakan di Kecamatan Marpoyan Damai yang sangat berpengaruh pada kegiatan lalu lintas pada ruas Jalan Kaharuddin Nasution terutama pada jam puncak pagi dan jam puncak sore hari saat kegiatan pendidikan berlangsung.

  Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang mendukung yaitu jumlah mahasiswa dan peserta didik yang semakin banyak sehingga mempengaruhi pertumbuhan fisik bangunan yaitu rumah sewa dan semakin tingginya kepemilikan kendaraan pribadi mahasiswa. Tingkah laku pengguna ruas Jalan Kaharuddin Nasution yang tidak tertib juga menjadi faktor kemacetan, kecelakaan dan antrian semakin panjang semakin kelihatan mulai persimpangan Jalan Tengku Bey sampai persimpangan Jalan Kaharuddin Nasution- Kubang yang merupakan pemukiman penduduk, pertokoan, dan kegiatan sosial lainnya.

  Peneliti melihat terdapat berbagai gejala-gejala yang terjadi di sepanjang Jalan Kaharuddin Nasution :

  a. Keberadaan Universitas Islam Riau menyebabkan beberapa faktor yaitu: pertumbuhan jumlah mahasiswa yang meningkat setiap tahunnya, pertumbuhan fisik bangunan (rumah sewa), pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi, pertumbuhan angkutan umum.

  b. Keberadaan pendidikan formal lainnya seperti TK, SD, SMP, dam SMA YLPI memyebabkan kemacetan pada jam-jam sibuk sekolah serta kurangnya kedisiplinan pengguna jalan.

  c. Pertumbuhan kendaraan yang semakin pesat menyebabkan kepadatan lalu lintas terlebih pada saat-saat jam sibuk yang mengakibatkan kemacetan sedangkan ruas jalan tidak mendukung terhadap pertumbuhan kendaraan itu sendiri.

  d. Pertumbuhan fisik bangunan di kanan kiri jalan berupa pertokoan dan warung makan tidak menyediakan tempat parkir yang cukup sehingga kendaraan parkir di badan jalan (on street

  parking) sehingga menyebabkan kemacetan.

  e. Tidak tertibnya pengguna jalan terhadap peraturan lalu lintas.

  Jalan raya yang merupakan prasarana transportasi darat memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan, terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Dalam Undang-Undang Jalan Raya No.38 Tahun 2004 menyatakan bahwa jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  

J. Saintis, Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013

  Kapasitas suatu ruas jalan didefenisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang dapat melintasi suatu ruas jalan yang seragam per-jam, dalam satu arah untuk jalan dua jalur dua arah dengan median atau total dua arah untuk jalan dua jalur tanpa median, selama satuan waktu tertentu pada kondisi jalan dan lalu lintas yang tertentu. Kondisi jalan adalah kondisi fisik jalan, sedangkan kondisi lalu lintas adalah sifat lalu lintas (nature of traffic).

  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan antara lain faktor jalan, seperti lebar jalur, kebebasan lateral, bahu jalan, ada median atau tidak, kondisi permukaan jalan, alinyemen, kelandaiaan jalan, trotoar, dan lain-lain, faktor lalu lintas, seperti komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, dan gangguan lalu lintas, adanya kendaraan tidak bermotor, hambatan samping dan lain-lain, dan faktor lingkungan, seperti misalnya pejalan kaki, pengendara sepeda, binatang yang menyeberang, dan lain-lain.

  Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI) memberikan metode untuk memperkirakan kapasitas jalan di Indonesia dengan rumus sebagai berikut:

  o cw sf cs C= C x F x FCsp x FC x FC

  Dimana: C = Kapasitas (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam) F cw = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah

  sf

  FC = Faktor penyesuaian akibat pemisah arah FC cs = Faktor penyesuaian untuk ukuran kota

  Tingkat kinerja jalan berdasarkan MKJI (1997) adalah ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional jalan. Nilai kuantitatif dinyatakan dalam kapasitas, derajat kejenuhan, derajat iringan, kecepatan rata–rata, waktu tempuh, tundaan, dan rasio kendaraan berhenti.

  Tingkat pelayanan (level of service/LOS) adalah ukuran kinerja ruas atau simpang yang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan jalan, kecepatan, kepadatan dan hambatan yang terjadi. Tingkat pelayanan dikategorikan dari yang terbaik (A) sampai yang terburuk (tingkat pelayanan F) (MKJI, 1997).

  Parameter kinerja ruas jalan dinyatakan oleh besarnya derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan (Degree of Saturation/DS) didefenisikan sebagai rasio volume arus lalu lintas V (smp/jam) terhadap kapasitas C (smp/jam) digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak.

  Ukuran kualitatif yang menerangkan kondisi operasional dalam arus lalu lintas dan persepsi pengemudi tentang kualitas berkendaraan dinyatakan dengan tingkat pelayanan jalan (LOS). LOS tersebut sangat ditentukan oleh derajat kejenuhan (DS) dan kecepatan perjalanan (travel speed). MKJI (1997) menggunakan beberapa ukuran kinerja sebagai berikut :

  A. Derajat Kejenuhan (DS) Didefenisikan sebagai rasio terhadap kapasitas sebagai faktor kunci dalam penentuan prilaku lalu lintas pada suatu jalan. Parameter ini menggambarkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan dapat dihitung : DS = Q/C Dimana: DS = Derajat kejenuhan

  Q = Volume lalu lintas (smp)

  Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Ruas Jalan

  C = Kapasitas jalan (smp/jam)

  B. Kecepatan Arus Bebas Adalah kecepatan pada saat arus sama dengan nol sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan bermotor tanpa ada halangan dari kendaraan lain. Persamaan untuk penentuan arus bebas pada jalan perkotaan : FV = (FVo + FVw) x FFVsf + FFVcs (MKJI 1997) Dimana: FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)

  Fvo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam) FVw = Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur lalu lintas (km/jam) FFVsf = Faktor penyesuaian kecepatan akibat hambatan samping FFVcs = Faktor penyesuaian akibat ukuran kota

  C. Tingkat Pelayanan (LOS) Merupakan pengukuran kualitatif yang menerangkan tentang kondisi operasional dalam suatu aliran lalu lintas, persepsi pemakai jalan (umumnya dinyatakan dalam bentuk kecepatan perjalanan, kebebasan mengadakan manuver, kenyamanan, kemudahan dan keselamatan). Gambaran kondisi operasional arus lalu lintas dan persepsi pengendara dalam termiologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan bergerak, keamanan dan keselamatan serta menentukan kualitas kinerja pelayanan jalan. Terdapat dua buah defenisi tentang tingkat pelayanan suatu ruas jalan yang perlu dipahami :

  1. Tingkat Pelayanan (tergantung-arus) Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi dan fasilitas jalan, yang tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Oleh karena itu, tingkat pelayanan pada suatu jalan tergantung pada arus lalu lintas. Defenisi ini digunakan oleh Highway Capacity

  Manual (2000) yang mempunyai enam buah tingkat pelayanan, yaitu :

Tabel 1. Tingkat Pelayanan

  Tingkat Kecepatan Ideal D=V/C Artinya

  Pelayanan (km/jam) A <0.04 >60 Arus Bebas B 0.04-0.24 50-60 Arus Stabil (untuk merancang jalan antar kota) C 0.25-0.54 40-50 Arus Stabil (untuk merancang jalan perkotaan) D 0.55-0.80 35-40 Arus Mulai Tidak Stabil

  E 0.81-1.00 30-35 Arus Tidak Stabil (tersendat- sendat) F >1.00 <30 Arus Terhambat

  (berhenti,antrian,macet)

  Sumber: Highway Capacity Manual,2000

  2. Tingkat Pelayanan (tergantung-fasilitas) Hal ini sangat tergantung pada jenis fasilitas, bukan arusnya. Jalan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan yang tinggi, sedangkan jalan yang sempit mempunyai tingkat pelayanan rendah.

  

J. Saintis, Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013

  Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei eksplanatori yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual dan memberikan penjelasan peristiwa atau keadaan sekarang maupun menjelaskan peristiwa atau keadaan yang akan datang.

  Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja ruas Jalan Kaharuddin Nasution akibat pengaruh aktifitas pendidikan formal. Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa proses yang dilakukan untuk mempresentasikan keadaan nyata yang ada dilapangan, memprediksi kecenderungan masa yang akan datang dan mengkaji alternatif penanganan yang mungkin dilakukan. Adapun proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, observasi lapangan, mengumpulkan data primer dan data sekunder, menghitung dan menganalisa kinerja ruas jalan.

  Dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan yang melewati ruas Jalan Kaharuddin Nasution dengan pembatasan lokasi penelitian dimulai dari simpang Jalan Tengku Bey sampai dengan simpang Kubang-Pasir Putih sepanjang 2,9 Km dengan klasifikasi kendaraan roda 2, kendaraan roda 4, kendaraan umum dan kendaraan berat dari kedua arah jalan. Penghitungan ini dilakukan pada jam puncak pagi 06.30 – 07.30 WIB, jam puncak siang 12.00 – 13.30 WIB, dan jam puncak sore 16.00 – 17.30 WIB.

  Waktu pelaksanaan didasarkan atas jam-jam sibuk berangkat sekolah atau kekantor, saat pulang sekolah, jam makan siang, pulang kantor, dimana pada jam tersebut konsentrasi massa ramai dan tingkat kemacetan pun semakin meningkat serta dilakukan pada hari senin, kamis, sabtu selama satu minggu.

  Penetapan hari berdasarkan karakteristik hari yang beragam, hari senin merupakan hari yang memiliki karakteristik berupa hari kerja dan sekolah penuh, hari kamis mewakili hari selasa dan rabu karena diasumsikan pergerakan pada ketiga hari tersebut sama dan hari sabtu diasumsikan memiliki karakteristik hari sekolah penuh pengecualian pada hari sabtu tersebut hari libur kerja dengan cara penghitungan kendaraan yang lewat sepanjang Jalan Kaharuddin Nasution. Adapun waktu penelitiannya adalah sebagai berikut :

  

Tabel 2. Waktu Penelitian

No Hari Tanggal Waktu Penghitungan Jam

  1 Senin

  19 Nov 2012 Pagi hari 06.30-07.30 Siang hari 12.00-13.30

  Sore hari 16.00-17.30

  2 Kamis

  22 Nov 2012 Pagi hari 06.30-07.30 Siang hari 12.00-13.30

  Sore hari 16.00-17.30

  3 Sabtu

  24 Nov 2012 Pagi hari 06.30-07.30 Siang hari 12.00-13.30

  Sore hari 16.00-17.30

  Sumber : Hasil Survey, 2012 Benang merah kinerja jalan yaitu kondisi operasional lau lintas dan persepsi pengemudi.

  Ukuran kinerja jalan terbagi dua yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan penelitian ini menggunakan ukuran kuantitatif yaitu melihat, mengamati dan menghitung jumlah kendaraan

  

Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Ruas Jalan

  yang melewati Jalan Kaharudin Nasution dengan hasil dari analisa kapasitas jalan, volume dan arus lalu lintas, analisa derajat kejenuhan, analisa kecepatan arus bebas, dan tingkat pelayanan menggunakan penghitungan volume lalu lintas dengan hasil tingkat pelayanan dikategorikan dari yang terbaik (A) sampai yang terburuk (F) dan analisa pengaruh kawasan pendidikan formal terhadap kinerja Jalan Kaharuddin Nasution.

  

Gambar 1. Peta Jaringan Jalan Kaharuddin Nasution

  

J. Saintis, Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013

Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Jaringan jalan harus mampu menerima ataupun mendukung kapasitas harian rata-rata (LHR) serta sumbu muatan terbatas (SMT) maksimum yang sesuai dengan kelas jalan serta jenis jalan (primer, sekunder, dan kolektor). Dibawah ini adalah data geomatrik Jalan Kaharuddin Nasution :

  1.Tipe jalan adalah dua jalur dua arah terbagi (2/2 D)

  

Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Ruas Jalan

  2.Lebar lajur lalu lintas 3 m

  3.Lebar bahu jalan 0,5

  Median 1.5 m 0.5 m 6 m 0.5 m 6 m 0.5 m 1.5m Lajur Lajur Lajur Lajur Jalur Jalur

  Sumber: Hasil Survey Lapangan, 2012

Gambar 3. Penampang Melintang Jalan Kaharuddin Nasution

Perhitungan Kapasitas Jalan

  Untuk menentukan kapasitas jalan ini diperlukan data teknik jalan dan data arus lalu lintas yang diambil dari hasil survey dilapangan yang merupakan data primer untuk kondisi tahun 2012. Data ini dihitung dan dianalisa dengan mengacu pada MKJI 1997, kapasitas jalan ditentukan oleh faktor- faktor berikut : a. Kapasitas dasar ; Co= 2900 smp/jam

  b. Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; FCw= 0,87

  c. Faktor penyesuaian akibat pemisah arah ; FCsp= 0,97

  d. Faktor peyesuaian hambatan samping dan lebar bahu jalan ; FCsf= 0,86

  e. Faktor penyesuaian ukuran kota ; FCcs= 0,94 Kapasitas jalan dihitung dengan persamaan : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs C = 2900 x 0,87 x 0,97 x 0,86 x 0,94 C = 1978,40 smp/jam

  Perhitungan Volume dan Arus Lalu Lintas

  Volume lalu lintas dinyatakan dalam kendaraan per-jam yang besarnya menunjukkan jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk kedua jurusan. Perhitungan arus lalu lintas dilakukan persatuan jam untuk satu atau lebih periode. Data volume lalu lintas yang didapat per jam dikalikan dengan faktor emp (ekivaken mobil penumpang) yaitu faktor yang menentukan berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan sehubungan dengan pengaruhnya terhadap kecepatan ringan dalam arus lalu lintas. Dari MKJI 1997 didapat nilai emp untuk kendaraan ringan (LV) = 1,0 , kendaraan berat (HV) = 1,3 dan untuk sepeda motor (MC) = 0,2.

  

J. Saintis, Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013

  Untuk arus lalu lintas jam puncak jalan Kaharudin Nasution terjadi pada hari Senin yaitu jam 16.00-17.30 WIB. Adapun rumus yang dipakai dalam menghitung volume arus lalu lintas total dua arah tersebut adalah :

  LV X MC HV HV MC MC

  Q = (Q emp +Q X emp + (Q X emp )

  

Volume 13 Nomor 1, April 2013, 10-31

  Dimana:

  LV

  Q = Arus kendaraan ringan

  HV

  Q = Arus kendaraan berat Q MC = Arus kendaraan sepeda motor emp HV = Ekivalen kendaraan penumpang emp MC = Ekivalen kendaraan sepeda motor

  Dari data hasil survey diatas dapat dihitung jumlah arus total (Q) pada hari Senin jam 16.00-

  17.30 WIB arah selatan-utara : Q = (Q LV X emp MC +Q HV X emp HV + (Q MC X emp MC ) Q = 2817 x 0,2+681 x 1+34 x 1,3 Q = 1288,6 smp/jam

  Perhitungan Derajat Kejenuhan

  Untuk jalan Kaharudin Nasution ini analisa derajat kejenuhan dilakukan dengan menggunakan data arus lalu lintas (Q) dalam smp/jam yang diambil dari data survey lapangan pada hari hari Senin, Kamis dan Sabtu. Data arus lalu lintas itu dibagi dengan kapasitas (C) yang telah dihitung. Dalam perhitungan arus lalu lintas total per-jam per hari pada arus lalu lintas saat jam-jam puncak. Kemudian dihitung derajat kejenuhan dengan cara membagi arus lalu lintas total dua arah pada jam puncak dengan kapasitas (C) jalan. DS = Q (smp/jam)

  C (smp/jam) Dari hasil perhitungan untuk analisa derajat kejenuhan, diambil perhitungan derajat kejenuhan pada hari Senin pada pukul 16.00-17.30 WIB dengan total arus lalu lintas sebesar 1288,6 smp/jam dan kapasitas jalan (C) adalah 1878,40 smp/jam (analisa kapasitas), sehingga diperoleh derajat kejenuhan (DS). DS = Q (smp/jam) = 1288,60

  C (smp/jam) 1978,40 DS = 0,65 smp/jam

  Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Jalan Kaharudin Nasution belum dalam kondisi jenuh. Hal ini sesuai dengan perhitungan derajat kejenuhan yang < 0,75 sehinggan pelayanan jalan belum perlu ditingkatkan. Apabila derajat kejenuhan > 0,75 maka jalan tersebut harus ditingkatkan.

  Perhitungan Kecepatan Arus Bebas

  

Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Ruas Jalan

  Kecepatan arus bebas didefenisikam sebagai kecepatan pada saat tingkat arus nol, sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lainnya di jalan (yaitu saat arus=0). Kecepatan arus bebas mobil menumpang biasanya 10-15% lebih tinggi dari jenis kendaraan lain. Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas pada jalan perkotaan mempunyai bentuk berikut : FV= (FV 0 + FV W ) X FFV SF

  X FFV CS Dimana: FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam) FV = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan dan alinyemen yang diamati

  (km/jam) FV W = Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur lalu lintas (km/jam) FFV SF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar bahu/jarak kereb ke penghalang

  CS

  FFV = Faktor penyesuaian kota Perhitungan kecepatan arus bebas : FV = (FV 0 + FV W ) X FFV SF

  X FFV CS FV = (44 + (-3,0)) X 0,86 X 0,94 FV = 33,14 Km/jam

  Perhitungan Tingkat Pelayanan Jalan

  Tingkat pelayanan jalan berdasarkan MKJI (1997) ditandai dengan nilai derajat kejenuhan dan kecepatan kendaraan. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai derajat kejenuhan (DS) di Jalan Kaharuddin Nasution adalah 0,65 smp/jam. Tingkat pelayanan Jalan Kaharuddin Nasution berdasarkan tingkat pelayanan menurut MKJI (1997) untuk nilai D = V/C 0,55-0,80 dapat dikategorikan dalam tingkat pelayanan D, dimana tingkat D adalah arus mendekati tidak stabil dengan kecepatan yang masih bisa dipertahankan walaupun kadang-kadang terhambat oleh kepadatan lalu lintas. Kenaikan volume sering menyebabkan penurunan kecepatan. Kebebasan gerak pengendara sangat terbatas, kenyamanan sangat kurang, tetapi keadaannya masih dapat ditolerir. Perhitungan volume lalu lintas dengan formula : smp = jumlah kendaraan x emp Kend roda 2 = 28009 x 0,2 = 5601,8 smp/jam Kend roda 4 = 7605 x 1,0 = 7605 smp/jam Kend umum = 1380 x 1,0 = 1380 smp/jam Kend berat = 246 x 1,3 = 319,8 smp/jam Volume Total = 14906,6 smp/jam Lebar jalan (w) = 2 x 6 = 12 m Kapasitas C = 1800 X 12 = 21600 smp/jam V/C = 14906,6

  21600 = 0,69

  Berarti jalan tersebut termasuk arus mulai tidal stabil (D) karena V/C = 0,55 – 0,80

  Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Jalan

  

J. Saintis, Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013

  Ditinjau dari tingakat pelayanan Jalan Kaharuddin Nasution berdasarkan tingkat pelayanan menurut MKJI (1997) untuk nilai D = V/C 0,55-0,80 dapat dikategorikan dalam tingkat pelayanan D. Dengan derajat kejenuhan 0,65 smp/jam yang mana belum melampuai derajat kejenuhan yaitu 0,75. Hal ini dipengaruhi dengan keberadaan kawasan pendidikan formal seperti Universitas Islam Riau, TK, SD, SMP dan SMA YLPI yang berada pada ruas Jalan Kaharuddin Nasution.

  Pada ruas jalan ini selalu mengalami kemacetan pada jam-jam puncak sekolah dan kuliah sehingga terjadinya peningkatan volume lalu lintas serta kurangnya kedisiplinan pengguna Jalan Kaharuddin Nasution yang bisa dikategorikan mahasiswa dan siswa juga menyebabkan tingkan kecelakaan bertambah yakni banyaknya pengguna jalan yang melawan arah dikarenakan jarak yang di tempuh lebih dekat. Jam puncak terjadi pada saat jam sore dikarenakan jam pulang sekolah, jam pulang kantor, jam pulang kuliah menjadi satu sehingga kemacetan tidak dapat dihindarkan lagi. Hal-hal ini juga terjadi karena kecenderungan pengguna jalan memakai kendaraan pribadi dibanding menggunakan kendaraan umum.

  Jika hari libur tiba pada ruas Jalan Kaharuddin Nasution ini bisa dikategorikan sepi hal ini disebabkan karena faktor penduduk di kawasan ini cenderung diramaikan oleh mahasiswa dan siswa. Bangunan-bangunan di sisi kiri dan kanan jalan juga mempengaruhi karena para konsumemnya cenderung parkir di badan jalan, selain itu bangunan-bangunan ini berkembang disebabkan keberadaan kawasan pendidikan sebagai penarik kegiatan.

  PENUTUP

  Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa :

  1. Kapasitas ruas Jalan Kaharuddin Nasution sebesar 1987,40 smp/jam, arus lalu lintas puncak terjadi pada hari Senin jam puncak sore 16.00-17.30 WIB yaitu sebesar 1288,6 smp/jam, nilai derajat kejenuhan (DS) adalah 0,65 smp/jam. Artinya tingkat kinerja ruas Jalan Kaharuddin Nasution belum melampuai nilai derajat kejenuhan yang masih diterima yaitu 0,75.

  2. Tingkat pelayanan ruas Jalan Kaharuddin Nasution dikategorikan pada tingat pelayanan D, dimana tingkat D adalah arus mendekati tidak stabil dengan kecepatan yang masih bisa dipertahankan walaupun kadang-kadang terhambat oleh kepadatan lalu lintas. Kenaikan volume sering menyebabkan penurunan kecepatan. Kebebasan gerak pengendara sangat terbatas, kenyamanan sangat kurang, tetapi keadaannya masih dapat ditolerir.

  3. Keberadaan kawasan pendidikan formal pada ruas Jalan Kaharuddin Nasution sangat mempengaruhi kinerja jalan tersebut dikarenakan peningkatan volume lalu lintas terjadi pada jam-jam puncak sibuk yakni jam puncak pagi, jam puncak siang dan jam puncak sore. Kedispilinan pengguna Jalan Kaharuddin Nasution yang bisa dikategorikan mahasiswa dan siswa meyebabkan tingkat kecelakaan bertambah yakni banyaknya pengguna jalan yang melawan arah dikarenakan jarak yang di tempuh lebih dekat. Hal ini terjadi karena kecenderungan pengguna jalan menggunakan kendaraan pribadi di banding kenderaan umum.

  DAFTAR PUSTAKA Abdul Kudus Zaini, Pengantar Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit UIR Press, Pekanbaru, 2011.

  Adji Sakti Adisasmita, Jaringan Transportasi; Teori dan Analisis, Graha Ilmu,Yogyakarta, 2000. Anthony J. Catanese & James C. Snyder, Perencanaan Kota, Edisi 2 Penerbit Erlangga, Jakarta, 1988.

  Edward K. Morlok, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1984.

  

Pengaruh Kawasan Pendidikan Formal Terhadap Kinerja Ruas Jalan

  Faisal, Dampak Pembangunan Pelabuhan Ulee Lheue Terhadap Lalu Lintas Kota Banda Aceh, Tesis, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2006. Fidel Miro, PerencanaanTransportasi Untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Erlangga, Jakarta, 2005. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Bina Marga, Jakarta, 1997. Nursakti, Rekayasa Lalu Lintas Melalui Alternatif Perubahan Arah Dengan Indikasi Tingkat

  Pelayanan Jalan Studi Kasus Konsentrasi Pendidikan Kawasan Pucang, Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 2006.

  Ofyar Z. Tamin, Perencanan dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung, 2000. Rita Susanti, Analisa Pengaruh Kemacetan Lalu Lintas Terhadap Kapasitas Jalan Akibat Aktivitas

  Pendidikan Pada Jalan Ahmad Yani Pekanbaru (Kinerja Jalan), Tugas Akhir, Universitas Islam Riau, Pekanbaru, 2010.

  Riza, Evaluasi Kinerja Jalan Jendral Sudirman Kabupaten Bengkalis, Tugas Akhir, Universitas Islam Riau, Pekanbaru, 2008. Saraswati, Pengaruh Kegiatan-kegiatan Disepanjang Koridor Terhadap Jaringan Jalan Mayjen Sungkono, Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, 2007. Suwardjoko Warpani, Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung, 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.