KONFLIK DAN NILAI-NILAI PADA NOVEL SANDIWARA LANGIT KARYA ABU UMAR BASYIER SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KOTA SOLOK ARTIKEL

  KONFLIK DAN NILAI-NILAI PADA NOVEL SANDIWARA LANGIT KARYA ABU UMAR BASYIER SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KOTA SOLOK ARTIKEL MEGI AFROKA NPM 1210018512003 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2016

  

CONFLICT AND MORAL VALUE ON NOVEL THE SANDIWARA LANGIT,

CREATION OF A ABU UMAR BASYIER WITH IMPLICATION ABOUT

LEARNING LANGUAGE AND LITERATURE OF INDONESIA IN X GRADE SMA

MUHAMMADIYAH SOLOK CITY

  

Megi Afroka¹, Yetty Morelent¹, Welya Roza¹

¹Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  

[email protected]

ABSTRACT

  One of the works on literature is novel. Novel is a fiction work which is constructed by various elements. The elements are intentionally made as if they are real having events; they reflect those that are really happened. This research was aimed to get the understanding on the conflicts (mis harmony on the actors’ relationship) and values (religious of relationship to

  Sandiwara Langit

  God, honesty, and high-self confidence) of novel “ “, and its implication to Indonesian and Literary Instruction. Data of the research was literary text containing conflicts (internal and external of both physic and social) and values (religious, honest, and high-self confident) in the speech and expression of novel of “ Sandiwara Langit “ of the tenth publication in 2011. The design of the research was analytical descriptive (Semi, 1990). The theoretical framework of the research included concepts by Nurgiyantoro (1995), Atmazaki (2005), and Tarigan (2011). Conflicts and values in “ Sandiwara Langit “ were reflected in the speech and expression addressed by Rizqaan, Halimah, Ustadz, and Asyraf. Based on the result of data analysis, there were 21 conflicts of both internail and external as well as 52

  Sandiwara Langit values found in “ “.

  Key word : internal and external conflict; religious, honest, and self confident values

Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai

unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-

peristiwa di dalamnya, sehingga tampak seperti sungguh ada terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman tentang konflik dan nilai-nilai dalam novel Sandiwara Langit, serta

implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah

teks sastra yang mencakup tentang konflik dan nilai-nilai yang diungkapkan melalui ungkapan dan

tuturan dalam novel Sandiwara Langit cetakan kesepuluh tahun 2011. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitif (Semi, 1990). Konsep teoretis menggunakan

konsep Nurgiyantoro (1995), Atmazaki (2005) dan Tarigan (2011). Berdasarkan analisis data, novel

Sandiwara Langit membahas konflik dan nilai-nilai melalui para tokoh seperti Rizqaan, Halimah,

Ustadz, dan Asyraf. Konflik yang ditemukan ada dua macam yaitu konflik eksternal dan internal.

Konflik eksternal ada dua macam yaitu konflik fisik dan konflik sosial. Nilai-nilai yang ditemukan

antara lain nilai religius, nilai jujur, dan nilai tangguh. Konflik yang ditemukan yaitu adanya hubungan

yang tidak baik antara paratokoh dan tokoh itu sendiri. Nilai yang ditemukan seperti nilai religius

yaitu selalu berhubungan dengan tuhan, nilai jujur berkata apa adnya, nilai tangguh yaitu kuat sekali

terhadap pendirian. Dapat disimpulkan konflik ada dua macam yaitu konflik eksternal dan internal.

Sedangkan nilai berjumlah tiga yaitu nilai religius, nilai jujur, dan nilai tangguh. Konflik yang

ditemukan berjumlah 21 dan nilai-nilai yang ditemukan berjumlah 52.

A. Pendahuluan

  Sastra merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang selalu ada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat ditolak, bahkan kehadirannya diterima sebagai salah satu realitas sosial budaya. Hingga saat ini sastra tidak saja dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi, tetapi telah dianggap sebagai suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intlektual di samping konsumsi emosi (Semi, 1990 : 1).

  Sastra lahir atas dorongan pemikiran dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah manusia dan kemanusiaan, dan menaruh minat terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang hari dan sepanjang zaman. Sastra diharapkan dapat memberi kepuasan estetik dan kepuasan intelek bagi khalayak pembaca. Akan tetapi, seringkali karya sastra itu tidak mampu dinikmati dan dipahami sepenuhnya oleh sebagian besar anggota masyarakat. Dalam hubungan ini perlu adanya penelaahan oleh peneliti sastra (Semi, 1990:1).

  Karya sastra merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang yang sering kali menhadirkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap dan keyakinan pengarang. Sebagai salah satu produk sastra penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi kehidupan secara imajinatif. Persoalan yang dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan.

  Perkembangan novel di Indonesia cukup pesat, terbukti dengan banyaknya novel-novel yang diterbitkan. Novel tersebut berisi memiliki bermacam-macam tema dan isi, antara lain adanya konflik dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Novel sebagai sebuah cerita rekaan juga mempunyai bentuk yang terstruktur digunakan dalam penulisannya. Secara umum dapat diketahui struktur novel diantaranya ada tema dan amanat, alur dan peristiwa, latar, sudut pandang, tokoh, dan penokohan, dan gaya bahasa. Konsep sastra juga tidak hanya ditentukan oleh bentuk strukturnya saja, tetapi juga dengan gaya bahasa yang dipakai di dalam masyarakat. Bahasa tersebut digunakan untuk menjalankan fungsi yang lebih umum seperti penggunaan bahasa sehari- hari di dalam kehidupan bermasyarakat.

  Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya, dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai karya fiksi memiliki pemahaman yang lebih khayal atau angan-angan dari pengarang saja, melainkan, wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya (Siswanto, 2011:35).

  Dunia karya sastra terus berkembang dan berubah. Dahulu belum dikenal mantra, bidal, pantun, karmina, syair, talibun, dan gurindam; sekarang kita dapat mengenalnya. Sekarang kita juga mengenal puisi baru, puisi konkret, dan puisi kontemporer. Dahulu, bila tulisan ingin dimuat di sebuah majalah sastra, kita harus mati-matian untuk bersaing dengan sastrawan lainnya. Bila sudah dinyatakan diterima, kita harus menunggu tulisan diterbitkan. Sekarang bisa bersastra lewat internet. Siapa saja bisa menulis novel, puisi, cerita pendek, atau bentuk sastra lainnya melalui internet tanpa harus diseleksi dan menunggu kapan dimuat, karena karya kita langsung dimuat di internet dan bisa dibaca orang di negara mana pun (Siswanto, 2011:45). Secara singkat dapat dikatakan bahwa walaupun karya sastra merupakan tulisan yang lebih komplek dari segi muatannya, tetapi karya sastra makin mudah diperoleh berkat kecanggihan teknologi.

  Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga tampak seperti sungguh ada terjadi. Unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Selain unsur intrinsik, konflik serta permasalahan yang ada, yang membuat pembaca ingin terus membacanya, menjadikan novel menjadi lebih menarik dibaca oleh pembacanya. Dibandingkan bentuk tulisan lain seperti berita dan artikel.

  B. Identifikasi Masalah

  Berkaitan dengan pengamatan singkat dengan wawancara terbatas penulis dengan dosen, sesama mahasiswa, simpulan singkatnya adalah (i) belum banyak penelitian yang menggali konflik dalam novel unsur-unsur intrinsik, (ii) belum banyak penelitian yang menelusuri nilai-nilai dalam novel selain unsur-unsur intrinsiknya, (iii) belum banyak penelitian yang menyingkap implikasi hasil kajian konflik dan nilai-nilai dalam novel terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berminat untuk menganalisis novel Sandiwara Langit. Peneliti menjelaskan pemahaman nilai konflik dan nilai-nilai pada novel tersebut. Konflik dan nilai dalam novel Sandiwara Langit diketahui banyak memberikan inspirasi bagi pembaca. Hal itu berarti ada pesan dari konflik dan nilai-nilai positif selain yang diperoleh dari unsur-unsur intrinsik yang dapat diambil dan direalisasikan oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka.

  C. Fokus Penelitian

  Novel Sandiwara Langit karya Abu Umar basyier tergolong relatif baru. Novel Sandiwara Langi dapat diteliti baik dari unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Unsur intrinsik diantaranya meliputi tema, alur, penokohan, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Dari penelitian unsur intrinsik peneliti memfokuskan pada unsur penokohan sebagai bentuk interaksi pembicaraan antar tokoh. Kajian yang menjadikan novel ini sebagai tesis, khususnya tentang konflik dan nilai-nilai belum pernah dilakukan. Selain itu, konflik dan nilai-nilai juga memberikan implikasi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

  D. Rumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) konflik apa apa saja yang terdapat novel Sandiwara Langit? (2) nilai apa saja yang yang ingin disampaikan oleh pengarang Abu Umar Basyier dalam novel

  Sandiwara Langit?

  E. Tujuan

  Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konflik dan nilai-nilai novel Sandiwara Langit karya Abu Umar Basyier. Tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1) menganalisis serta menjelaskan bentuk dan pesan konflik internal dan eksternal, dan nilai religius, jujur, dan tangguh dalam novel Sandiwara Langit Karya Abu Umar Basyier. (2) menganalisis dan menjelaskan implikasi bentuk konflik dan nilai religius, jujur, dan tangguh dalam novel Sandiwara Langit terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

  F. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian terdiri atas dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

  Manfaat Teoretis

  Penelitian ini menjelaskan bahwa hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian.

  Hasil Penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek pekerjaan sosial terutama tentang konflik dan nilai-nilai pada novel

  Sandiwara Langit karya Abu Umar

  Basyier Manfaat Praktis Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi guru Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi guru untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran sastra yang menarik, kreatif tentang konflik dan nilai religius, jujur, dan tangguh dalam novel, dan inovatif.

  2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang dirumuskan.

  Selain itu, dengan selesainya penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi peneliti untuk semakin aktif menyumbangkan hasil karya ilmiah bagi dunia sastra dan pendidikan.

  3. Bagi pembaca Hasil penelitian ini bagi pembaca adalah agar dapat lebih memahami isi novel

  Sandiwara Langit dan mengambil manfaat darinya. Selain itu, diharapkan pembaca semakin jeli dalam memilih bahan bacaan (khususnya novel) dengan memilih novel- novel yang mengandung pesan moral yang baik dan dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk sarana pembinaan watak diri pribadi.

  4. Bagi peneliti yang lain Hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi maupun bahan pijakan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang konflik dan nilai-nilai

  5. Bagi peserta didik Diharapkan peserta didik mampu memaknai sebuah novel dan dapat menerapkan nilai-nilai yang terdapat pada novel dalam kehidupan sehari-hari.

  G. Pengertian novel, Nilai, dan Konflik

  1. Pengertian Novel

  Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang secara harfiah berarti “sebuah barang baru yang kecil

  ‟, dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa

  ‟. Dewasa ini istilah novella dan novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Nurgiyantoro, 1995:9).

  Menurut Reeve, novel merupakan gambaran kehidupan dan perilaku nyata pada saat novel itu ditulis; sedangkan roman ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah, menggambarkan apa yang tidak pernah terjadi dan tidak mungkin terjadi (Atmazaki 2005:30).

  2. Pengertian Konflik

  Konflik berasal dari kata configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya (Nurgiyantoro, 1996: 122). Konflik (conflict), yang notabene adalah kejadian yang tergolong penting (jadi, ia akan berupa peristiwa fungsional, utama, atau kernel), merupakan usur esensial dalam pengembangan plot. Kemampuan pengarang pengarang untuk memilih dan membangun konflik melalui berbagai peristiwa (baik aksi maupun kejadian) akan sangat menentukan kadar kemenarikan, suspense, cerita yang dihasilkan. Misalnya peristiwa-peristiwa manusiawi yang seru, yang sensasional, yang saling berkaitan satu sama lain dan cenderung disenangi pembaca. Bahkan sebenarnya, yang dihadapi menyita perhatian pembaca sewaktu membaca suatu karya naratif adalah (terutama) peristiwa- peristiwa konflik, konflik yang semakin memuncak, klimaks, dan kemudian penyelesaian (Nurgiyantoro, 1996:122).

  Nilai berasal dari bahasa latin valere (berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat). Nilai adalah sesuatu yang penting atau hal-hal yang berguna bagi manusia atau kemanusiaan yang menjadi sumber ukuran dalam sebuah karya sastra (Bagus, 1996:73). Nilai dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca.

  H. Penelitian Relevan

  Sebelum melakukan penelitian, penulis belum banyak menemuka penelitian tentang konflik dan nilai. Berikut beberapa peneliti yang meneliti konflik dan nilai. Pertama, Penelitian Gusmarni Yelmita dalam “Unsur-unsur Intrinsik dan Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel De Winst Karya Afifah Afra serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada Kurikulum 2013”. Data penelitian adalah narasi dan dialog. Hasil analisis data menunjukkan: (1) unsur intrinsik utama yang meliputi penokohan, latar, dan alur cerita. (2) nilai-nilai pendidikan karakter yang mencakupi karakter religius, sosial, tangguh, jujur, dan cerdas. (3) implikasi penelitian terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menurut kurikulum 2013 mengutamakan pendidikan karakter. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa novel de

3. Pengertian Nilai

  winst karya Afra merupakan sebuah novel

  yang banyak mengajarkan perilaku dan pendidikan karakter yang baik. Sejumlah nilai karakter yang tercermin dalam novel ini adalah sikap jujur, religius, sopan, tangguh, dan kepedulian antar sesama. Semuanya tercermin di dalam unsur intrinsik, penokohan, latar, dan alur cerita. Karakter ini dapat ditiru oleh siswa sambil belajar bahasa dan sastra Indonesia. Oleh karena itu, disarankan agar guru-guru dapat untuk mengajarakan perilaku yang baik menggunakan novel atau karya sastra lain dan pendidikan karakter kepada siswa.

I. KerangkaKonseptual

  Novel Media Pembelajaran Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik

  Tokoh Tema Cerita Plot Pelataran Sudut Pandang Gaya Bahasa Konflik Nilai Jujur Tangguh Religius

  Internal Eksternal Pengarang Fisik Sosial Alasan

  Tujuan Implikasi terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

  Analisis konflik dan nilai-nilai pada novel Sandiwara Langit karya Abu Umar Basyier serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia kelas SMA

x

  Muhammadiyah kota Solok

Diagram 2.1 Alur Penelitian

  

J. Jenis Penelitian novel berulang-ulang, mencatat mana yang

  termasuk nilai dan mana yang termasuk Penelitian mengenai nilai-nilai dan konflik. konflik dalam novel Sandiwara Langit karya Abu Umar Basyier termasuk jenis penelitian

  d. Pengujian Keabsahan Data kualitatif dengan metode analisis deskriptif.

  Penelitian yang deskriptif artinya data Keabsahan data merupakan terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar- kebenaran data dari proses penelitian. gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Dalam keabsahan data ini peneliti Data pada umumnya berupa pencatatan, menggunakan teori mengulang beberapa bukan dalam bentuk angka-angka. Dalam kali membaca novel sambil mencatat hal- penelitian kualitatif pelaporan dengan hal yang dianggap penting dan langsung bahasa verbal yang cermat amat dikelompokkan data tersebut mana yang dipentingkan karena semua interpretasi dan termasuk nilai dan mana yang termasuk simpulan-simpulan yang diambil konflik. disampaikan secara verbal (Semi, 1990:24- K. Hasil penelitian 25).

  a. Konflik Eksternal

  a. Objek dan Fokus Penelitian

  Konflik atau tikaian adalah Objek penelitian adalah novel ketegangan atau pertentangan antara dua

  Sandiwara Langit karya Abu Umar Basyier. kepentingan atau kekuatan di dalam cerita

  Novel Sandiwara Langit karya Abu Umar rekaan atau drama. Pertentangan ini dapat Basyier oleh Shafa Publika cetakan terjadi dalam diri satu tokoh, antara dua kesepuluh tahun 2011. tokoh, antara tokoh dan masyarakat atau

  b. Data dan Sumber Data

  lingkungannya, antara tokoh dan alam, Data bersumber pada novel Sandiwara serta antara tokoh dan tuhan. Langit cetakan kesepuluh yang terdiri dari Konflik fisik terdapat pada kutipan kata-kata yang berasal dari perkataan atau berikut:

  Slepp, plakk! Rizqaan tak bisa tuturan dari pengarang dan informasi- menjawab lagi. Tapi secara informasi yang ada di internet untuk spontanitas saja, ia menarik menguatkan penemuan tersebut. tangannya dengan cepat dan keras, lalu secara refleks ia menampar

  c. Instrumen Penelitian

  wajah gadis itu. Gadis itu meraung keras. Rizqaan memang tak sempat Teknik alat pengumpul datanya adalah berpikir lagi. Karena kejadian itu teknik catat karena datanya berupa data-data berlangsung begitu cepat, dan ia pun melakukan pembelaan diri secara

  b. Konflik Internal

  Konflik internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa sorang tokoh atau konflik kejiwaan seorang tokoh dengan dirinya. Indikatornya adalah bergejolaknya jiwa tokoh dalam suatu hal. Beriku kutipannya:

  Pertama, melalui Rizqaan berikut kutipannya: Ucapan bapak mertuanya bagaikan petir yang menyambar ke lubuk hatinya. Saat itu bagaikan petir yang menyambar kelubuk hatinya. Saat itu, ia merasa dadanya teraduk-aduk. Nyaris meledak. Panas, bergejolak tak karuan. Tubuhnya menggigil menahan amarah. Urat-urat di pelipisnya menegang. Rizqaan berusaha menahan diri, agar tidak melampiaskan kemurkaannya. Ia beristighfar. Ia tak mau menzhalimi dirinya sendiri di hadapan Allah (Basyier, 2011:128).

  c. Nilai religius

  Pertama, Rizqaan memiliki karakter religius yakni taat beribadah, selalu ingat tuhan, dan selalu berserah diri kepada Allah. Berikut kutipan-kutipan Rizqaan yaitu; “Mulailah dengan bismillah.

  Bertawakkallah kepada Allah, sebelum di saat dan sesudah kamu memulai usahamu setiap hari. “Hanya kepada Allah saja hendaknya kaum beriman itu bertaakkal.” (Basyier, 2011:30).

  Tetaplah berjalan di atas garis lurus ajaran syariat. Tawakkal selalu memberi kebaikan buat dirimu” (Basyier, 2011:30). Rizqaan seperti tumbuh menjadi remaja shalih, di lingkungan orang- keshalihan. Ia mengenal masjid, saat remaja-remaja lain lebih akrab dengan bioskop, mall atau malah diskotik dan Night Club. Ia sudah akrab membuka lembaran-lembaran buku berbahasa Arab, membaca tafsir dan mempelajari bacaan al- Quran secara tartil, saat anak-anak muda seusianya sibuk membaca komik-komik, cerpen dan novel percintaan Schakespeare, atau mendengar lagu-lagu pop terbaru yang disenandungkan oleh para biduan dan biduanita bersuara emas. Ia menjadi sosok remaja yang langka, yang dalam bahasa hadits disebut gharib, asing. Namun keterasingannya itulah yang membuatnya menjadi unik, dan karenanya saya tertarik mengajaknya menempuh jalan-jalan kemuliaan. Dari situlah, berbagi kisah nyata ini bermula, dan saya ikut menjadi saksi dari setiap desah keceriaan dan kesedihan di balik lembaran- lembarannya. (Basyier, 2011:19) Rizqaan teringat firman Allah SWT: “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21) (Basyier, 2011:24)

  d. Nilai jujur

  Nilai jujur indikatornya adalah berkata apa adanya, lapang dada, membela kebenaran, bertanggung jawab. Jujur terdapat pada beberapa tokoh. Kutipannya sebagai berikut. Pertama, Rizqaan yang terdapat pada kutipan berikut: “Hidup saya seharian di jalan-jalan. Berjualan, bergaul dengan orang banyak. Melihat dan menyaksikan banyak keharaman. Saya khawatir terjebak dalam kecintaan terhadap dunia.” Ujar Rizqaan kepada saya usai pengajian hari ahad. Saat itu menjelang zhuhur. Hari Ahad, Rizqaan seringkali libur menjajakan rotinya (Basyier, 2011:56).

e. Nilai tangguh

  Tangguh yang dimaksud adalah sabar, mengendalikan diri, berani menanggung resiko, bekerja sama, dan tidak mudah putus asa tangguh hampir sama dengan jujur.

  Pertama, Rizqaan memiliki karakter tangguh. Berikut beberapa kutipan. Kenyataan itu tak membuat Rizqaan dan Halimah pupus harapan. Bukan harapan mengejar kekayaan, tapi untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka. Dalam perjudian ini, mereka memang dibuat ketar-ketir. Sebelum berumah tangga, hal itu banyak menyedot perhatian mereka. Tapi saat cinta antara keduanya tumbuh bersemi, berkembang dan semakin mengakar dalam jiwa seiring dengan semakin lama mereka berumah tangga, betapa bayang-bayang perceraian itu menjadi amat menakutkan. (Basyier, 2011:77)

  L. Kesimpulan dan saran

  a. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka, dapat penulis simpulkan sebagai berikut; (1) konflik konflik internal. Konflik eksternal ada dua macam yaitu konflik fisik dan konflik social sedangkan konflik internal tidak ada bagiannya konflik difokuskan terhadap para tokoh yaitu Rizqaan, Halimah, Asyraf dan tokoh lainnya, dengan adanya konflik tersebut diharapkan siswa mampu menyelesaikan konflik dengan baik dan tidak gegabah. Jumlah konflik yang ditemukan 24. (2) Nilai-nilai yang ditemukan antara lain nilai religius, nilai jujur dan nilai tangguh yang disampaikan lewat tokoh Rizqaan, Ustadz, Halimah, dan tokoh lainnya. Jumlah nilai yang ditemukan 52.

  b. Saran

  Saran-saran yang akan disampaikan yakni: (a) Diharapkan bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep- konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian. (b) Saran kepada siswa Siswa hendaknya mengambil nilai positif dari novel Sandiwara Langit karya Abu Umar Basyier yaitu sikap jujur, tangguh, religius dan mampu menyelesaikan masalah sesuai apa yang dilakukan oleh tokoh utama sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (c) Saran kepada guru bahasa dan sastra. Guru hendaknya memperkaya bahan ajar menggunakan didiknya, tentang pembelajaran sastra.(d) Saran kepada pembaca karya sastra. Pembaca karya sastra sebaiknya mengambil nilai-nilai positif dalam karya sastra yang dibacanya dalam kehidupan di masyarakat. Novel Sandiwara Langit adalah novel yang bagus dan berkualitas, sehingga tidak ada salahnya membaca novel tersebut dan diharapkan mampu mencari nilai-nilai yang lainnya selain dari tiga nilai yang didapatkan peneliti.

  Daftar pustaka

  Konsep dan Model Pendidikan Karakter . Bandung: Remaja

  Jakarta: Rineka Cipta. Sari, Akmelia, Dkk. 2009. Kamus Bahasa

  Bandung: Dian Angkasa Press. Saliman, Sudarsono. 1994. Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum.

  Bumi Aksara Ramadansyah. 2010. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia .

  Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 . Jakarta:

  Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain

  Popi. 2013. Konflik dan Nilai-nilai Religius dalam Novel Saat Langit dan Bumi Bercumbu karya Wiwid Prasetyo. Skripsi yang tidak diterbitkan. Padang : Universitas Bung Hatta

  . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

  Pengkajian Fiksi

  Bandung: Pustaka Setia. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori

  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mahmud. 2012. Psikologi Pendidikan.

  Rosdakarya. Hoed, H Benny. 1992. Kala Dalam Novel Fungsi dan Penerjemahannya .

  Padang: Jasa Surya Hariyanto, Muchlas, Samani. 2013.

  Abdi, Rianse Usman. 2009. Metodologi

  Ermaleli. 2011. Budaya Alam Minangkabau Untuk SD Kelas 3 .

  Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa 2014. Jakarta: Gramedia

  Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Departemen Pendidikan Nasional. 2014.

  Angkasa. Bagus, Lorens.1996. Kamus Filsafat .

  Indonesia Untuk SMP dan SMA Serta Sekolah Yang Sederajat . Bandung:

  1993. Kamus Terampil Berbahasa

  Basiran, Marubi, dan Iswati, Veronica.

  Indonesia . Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

  Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran . Bandung: Alfabeta. Badudu, Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa

  Terapan. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia.

  Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan

  Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). ……….: Alfabeta.

  Indonesia Untuk SD/MI. Padang: Semi, Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra.

  Bandung: Angkasa Siswanto, Wahyudi. 2011. Pengantar Teori Sastra . Jakarta: Grasindo.

  Tarigan, Henri Guntur.

  Prinsip-Prinsip Dasar Sastra 2011. Bandung:

  Angkasa. Umar, Basyier Abu. 2011. Sandiwara

Langit . Malang: Shafa Publika.

  Verhaar, J,W,M. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

  Wahyuni, Sri. 2011. Nilai-Nilai Moral

  dalam Novel Si Anak Kampung Karya

  Dematra. Skripsi yang tidak

  Damien

  diterbitkan. Padang: Universitas Bung Hatta. Yelmita, Gusmarni. 2015. Unsur-Unsur

  Intrinsik dan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel De Winst Karya Afifah Afra Serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Pada Kurikulum 2013 . Tesis S2 yang tidak diterbitkan.

  Padang: Universitas Bung Hatta