KAJIAN POTENSI WISATA DI PULAU ANGSO DUO KOTA PARIAMAN Delfi Rahmi
KAJIAN POTENSI WISATA
DI PULAU ANGSO DUO KOTA PARIAMAN
1
2
2 Delfi Rahmi , Arlius , Usman Bulanin
Mahasiswa Program Pascasarjana, Prodi Pengelolaan Sumberdaya Pearairan, Pesisir dan Kelautan
Universitas Bung Hatta
Dosen Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Pesisir dan Kelautan, Program
Pascasarjana, Universitas Bung Hatta.
Abstract
Angso Island Duo is one of the islands located in the area of Pariaman City, located adjacent to the coastal city of Pariaman is Gandariah Beach with a distance of 1.75 km or with a journey of 15 minutes. Based on the concept of marine ecotourism Island Angso Duo grouped as a beach tourism is a tourism activity that prioritizes coastal resources as a place of recreation, sports, enjoying the scenery and climate. This research was conducted from May to July 2017. Determination of observation station was done purposively (purposive sampling). The suitability of the beach resort area on Angso Duo Island is in S2 category (compatible) with the average of regional suitability index is 79.97%. The carrying capacity of Angso Duo Island is 640 people / day and as a conservation area the carrying capacity of Angso Island is 64 people /day. The perception of tourists to the activity is quite good or quite supportive i.e. the average score of 3.14 with TCR 62.7%. Keywords: land suitability, carrying capacity, tourist perception
Abstrak
Pulau Angso Duo merupakan salah satu pulau yang terdapat di daerah Kota Pariaman letaknya berdekatan dengan pesisir Kota Pariaman yaitu pantai Gandoriah dengan jarak 1,75 km atau ± 15 menit perjalanan. Berdasarkan konsep ekowisata bahari Pulau Angso Duo dikelompokkan sebagai wisata pantai yaitu merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya pantai sebagai tempat rekreasi, olahraga, menikmati pemandangan dan iklim. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2017. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Kesesuaian kawasan wisata pantai di Pulau Angso Duo berada kategori S2 (sesuai) dengan rata-rata indekas kesesuaian kawasan adalah 79,97%, daya dukung kawasan Pulau Angso berjumlah 640 orang/hari dan sebagai kawasan konservasi daya dukung pemanfaatan Pulau Angso adalah 64 orang/hari. Persepsi wisatawan terhadap kegiatan pariwisata tergolong cukup baik atau cukup mendukung yaitu rata-rata skor 3,14 dengan TCR 62,7 %.
Kata kunci: kesesuaian lahan, daya dukung dan persepsi wisatawan
PENDAHULUAN
00º 37' 58,6" LS, 100º 05' 54,7" LUSecara geografis Pulau Angso Duo terletak dan 00º 38' 03,0" LS, 100º 05' 59,4"LU. dengan luas 4,65 hektar dimana 1,64 hektar hamparan pasir dan 3,01 hektar kawasan bervegetasi. Berada disebelah barat pesisir Kota Pariaman dengan jarak 1,75 km dari pantai gandoria, secara administratif pulau ini termasuk dalam wilayah Kelurahan Pasir Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Merupakan kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Pariaman telah di-SK-kan dengan No. 337/2006 dan di sempurnakan dengan SK Walikota No. 334/523 Tahun 2010.
Sebagai kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil dalam melakukan pengelolaan harus lebih spesifik karena memiliki dinamika ekosistem yang terus berubah-ubah. Hal ini sesuai dengan pendapat Arlius (2007), bahwa pendekatan wilayah pesisir secara terpadu merupakan pendekatan yang tepat dalam melakukan pengelolaan yang spesifik.
Meskipun termasuk dalam kawasan konservasi perairan, Pulau Angso Duo saat ini juga dimanfaatkan pemerintah Kota Pariaman sebagai objek wisata. Kegiatan wisata di kawasan pantai pada umumnya lebih mengutamakan keuntungan ekonomi, yaitu bagaimana menarik wisatawan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan yang ada. Suatu kawasan wisata jika tidak mampu lagi menampung jumlah wisatawan atau melebihi daya dukung kawasan maka akan terjadi penurunan atau degradasi kualitas lingkungan (Effendi, 2003).
Penetapan Pulau Angso Duo sebagai daerah tujuan wisata belum ada kajian yang terdokumentasi, demikian pula dengan pengembangannya. Oleh karena itu perlu adanya penelitian yang komprehensif dan terintegrasi diarahkan untuk pengelolaan ekowisata Pulau Angso Duo yang lebih baik serta memberikan suatu bentuk kesesuaian kawasan berdasarkan pemanfaatannya, ketersediaan air tawar, kapasitas assimilasi perairan serta potensi ekosistem pesisir yang ada untuk memperoleh suatu arahan pengembangan Pulau Angso Duo. Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan kajian kesesuaian lahan dan daya dukung serta persepsi wisatawan terhadap pariwisata di pulau Angso Duo.
Ekowisata merupakan suatu bentuk perjalanan yang bertanggung jawab ke wilayah-wilayah yang masih alami dengan tujuan konservasi atau melestarikan lingkungan dan memberi penghidupan pada penduduk lokal serta melibatkan unsur pendidikan (Ties, 2015). Pengendalian aktivitas dan jumlah wisatawan yang berada di Pulau Angso Duo merupakan satu diantara konsep pelestarian lingkungan yang lestari, dengan menganalisis kesesuaian lahan dan tingkat daya dukung Pulau Angso Duo serta melihat persepsi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Angso Duo diharapkan pelestarian dapat tercapai.
Jumlah pengunjung yang terus meningkat dapat memberikan keuntungan sekaligus mengancam keberlanjutan pariwisata, jika pariwisata tersebut tidak dikelola dengan baik. Karena itu analisis kesesuaian lahan di Pulau Angso Duo Kota Pariaman perlu dilakukan agar kegiatan pariwisata dapat berkelanjutan.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan wisata di Pulau Angso Duo dan mengidentifikasi persepsi wisatawan terhadap kegiatan wisata di Pulau Angso Duo.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan, mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel pada saat penelitian berlangsung dan mempertimbangkan parameter kesesuaian lahan dengan menggunakan matrik kesesuaian lahan untuk kesesuaian wisata pantai dan daya dukung kawasan serta persepsi wisatawan terhadap pariwisata berbasis lingkungan.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2017 di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat, dengan luas wilayah ± 4,65 hektar dimana 1,64 hektar hamparan pasir dan 3,01 hektar kawasan bervegetasi.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah GPS, Kamera, alat tulis, roll meter, bola duga, stop watch, secchi disk, refractometer, pH meter, thermometer, tali, dan spektrofotometer.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang dibagikan kepada pengunjung yang ada di Pulau Angso Duo.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung dilapangan. Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, survay dan wawancara. Variabel yang diteliti adalah variabel yang ada dalam matrik kesesuaian untuk wisata pantai serta daya dukung lingkungan (Tabel 1). Sedangkan untuk persepsi wisatawan data yang dikumpulkan berasal dari pernyataam setiap responden melalui wawancara langsung dan berpedoman pada kuisioner yang telah disediakan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka berupa buku penunjang, laporan, penelitian-penelitian sebelumnya, artikel-artikel dan jurnal serta informasi yang terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, BAPPEDA Kota Pariaman, Dinas Kelautan Perikanan dan Kantor BPSPL.
Tabel 1. Matriks Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai
Penentuan Responden
Penentuan responden untuk persepsi wisatawan menggunakan teknik purposive sampling, karena dengan cara ini peneliti dengan sengaja memilih responden berdasarkan kebutuhan data yang diinginkan sesuai dengan peran serta responden dalam kegiatan wisata, sehingga dengan demikian diharapkan para responden tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. untuk mendapatkan berapa banyak populasi yang akan dicari serta berapa responden yang akan diberikan kuesioner menggunakan cara penghitungan
Slovin (Slovin, dalam Riduwan, 2005) , yaitu: n n =
2
1 + Ne Keterangan: n = Jumlah sampel responden
N = Jumlah populasi e = Persentase ketidaktentuan kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan (0,10)
Analisis Data
Analisis Data yang dilakukan dalam penelitian adalah analisis kesesuain wilayah untuk wisata pantai, daya dukung kawasan untuk wisata pantai, daya dukung pemanfaatan dan persepsi terhadap pengembangan wisata di Plau Angso Duo.
Analisis kesesuaian wilayah untuk wisata pantai dilakukan dengan mempertimbangan matrik kesesuaian lahan untuk wisata pantai yang memiliki 4 klasifikasi penilaian (Yulianda 2007). Rumus kesesuaian wisata pantai yang digunakan adalah :
IKW = Σ [Nᵢ / Nmaks] x 100 %
Keterangan :
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata Ni = Nilai Parameter ke-i Nmaks = Nilai Maksimum dari suatu kategori wisata Analisis kesesuaian wilayah dihubungkan dengan kegiatan yang dilaksanakan seperti bermain pasir, olahraga pantai, berjemur, berenang serta aktivitas lainnya. Analisis tersebut dilakukan dengan mempertimbangan parameter yang tergabung dalam matrik kesesuaian lahan untuk wisata pantai.
Penentuan daya dukung kawasan di Pulau Angso perlu dilakukan karena sebagai pulau kecil kawasan ini mudah rusak dan ruang untuk berwisata sangat terbatas. Berdasarkan Yulianda (2007) seperti pada Tabel 2 dan 3. Penghitungan daya dukung kawasan wisata pantai dilakukan dengan menggunakan rumus :
[Lp] [Wt] DDK = K X
X Lt Wp Keterangan :
DDK : Daya Dukung Kawasan (orang) K : Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area (orang) Lp : Luas area (m2) atau panjang area (m) yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu (m2 atau m) Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari (jam) Wp : Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam)
Tabel 2. Potensi Ekologis Wisatawan (K) dan Luas area Kegiatan (Lt)
Jenis Kegiatan K (Σwisatawan) Unit area Keterangan (Lt) Rekreasi pantai 1 50 m 1 orang setiap 50 panjang pantai Wisata olahraga
1 50 m 1 orang setiap 50 panjang pantai Berenang 1 50 m 1 orang setiap 50 panjang pantai Berjemur 1 50 m 1 orang setiap 50 panjang pantai Memancing 1 10 m 1 orang setiap 10 panjang pantai Area berkemah 5 100 m2 5 orang setiap 100 m2 Tabel 3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata
No. Kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp Total waktu 1 hari Wt
(jam) (jam)1. Berenang
2
4
2. Berjemur
2
4
3. Rekreasi pantai
3
6
4. Wisata olah raga
2
4
5. Memancing
3
6
6 Berkemah
24
24 Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994, luas kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembangunan sarana dan prasana usaha pariwisata alam adalah maksimum 10 % dari luas zona pemanfaatan. Sehingga daya dukung kawasan konservasi dibatasi dengan daya dukung pemanfaatan (DDP) sehingga penghitungan daya dukung pemanfaatan wisata pantai dilakukan dengan menggunakan rumus :
DDP = 0,1 X DDK
Keterangan : DDP : Daya dukung pemanfaatan DDK : Daya dukung kawasan
Analisis tingkat persepsi wisatawan
Tahapan dalam menggambarkan karakteristik persepsi wisatawan di Pulau Angso Duo adalah : 1) Menyajikan data primer ke dalam tabel distribusi frekuensi 2) Menghitung total skor dari setiap jawaban responden untuk setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006):
Total Skor = (S.f) + (KS.f) + (TS.f)
Keterangan : S = Mendukung (4) KS = Kurang Mendukung (3) TS = Tidak Mendukung (2) f = Frekuensi
3) Menghitung rata-rata skor masing-masing variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
Rata-rata Skor = (Total Skor / jumlah responden)
Setiap pernyataan memiliki nilai skor, dimana skor terkecil adalah 2 (dua) dan skor terbesar adalah 4 (empat). Pemberian skor tersebut berdasarkan persepsi responden terhadap setiap pernyatan. Jika jumlah responden (n) = 72 orang, maka jumlah skor tertinggi 4 x 72 = 288 dan jumlah skor terendah 2 x 72 = 144 4) Menghitung Tingkat Capaian Responden (TCR) dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
TCR = (Rata-rata skor / 5 ) x 100%
Untuk menginterpretasikan nilai TCR yang diperoleh menggunakan kriteria Tingkat Capaian Responden (TCR) dapat dilihat pada Tabel 4 (Arikunto, 2006)
Tabel 8. Kriteria Tingkat Capaian Responden (TCR)
Item Pernyataan dan kriteria TCR Berbasis Mendukung Meminimalkan Memberikan Manajemen (%) lingkungan Etika Konservasi Dampak kepuasan pengelolaan alami 67 - 100 Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
34 - 66,9 Mendukung mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 0 - 33,9
Mendukung mendukung Mendukung Mendukung Mendukung Mendukung
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai
Pulau Angso Duo dikelilingi pantai berpasir putih dengan sedikit karang. Keindahan yang dimiliki Pulau Angso Duo membuat pulau ini pada saat musim liburan banyak dikunjungi oleh wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
Untuk mengembangkan kawasan Pulau Angso Duo menjadi kawasan wisata yang optimal dan berkelanjutan perlu dilakukan analisis kesesuaian wisata pantai
Tabel 5.. Hasil analisis kesesuaian lahan di Pulau Angso Duo No Parameter Bobot Stasiun I Stasiun II Stasiun III Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
2
6
3
6
7 Nitrit
2
2
4
2
4
4
6
8 H2S
3
1
3
9 Fosfat
1
3
3
3
3
3
3
3 Jumlah Kategori
4
10
2
10
2
10
4 Suhu
4
2
8
1
1
2
4
5 COD
2
3
6
3
6
3
6
6 BOD 5
3
27
5
2
9
3
9
4 Kedekatan dengan Pusat Kota
2
2
4
2
4
4 Jumlah Kategori
9
14
40
40
40 Total skor Kategori 3
70
5.71
5.71
5.71 Total Skor (Kategori 1 + 2 + 3) 243 194 193 196 Indeks Kesesuaian Wisata
79.84
79.42
3
3
64
15
53
57 Total skor Kategori 2 135
9.48
7.85
8.44 KATEGORI 3 (10 %)
1 Kemudahan Akses
5
3
15
3
3
3
15
2 Konflik Penggunaan Perairan dan Lahan
4
3
12
3
12
3
12
3 Keamanan
2
3 Amoniak
KATEGORI 1 (70%)
4
2
8
2
8
2
8
5 Kecepatan Arus (m/dtk)
4
1
2
4 Material Dasar Perairan
8
2
8
6 Kemiringan Pantai (o)
4
3
12
3
12
3
4
10
7 Kecerahan Perairan (m)
2
1 Kedalaman (m)
5
3
15
3
15
3
15
2 Type Pantai
5
10
2
2
10
2
10
3 Lebar Pantai (m)
5
3
15
3
15
12
4
12
12
9
3
9 Jumlah Kategori
40 90 100
99 Total skor Kategori 1 200
31.5
35
34.65 KATEGORI 2 (20%) 1 pH
4
3
3
9
12
3
12
2 Salinitas
4
3
12
2
8
3
3
3
2
6
8
2
8
3
12
8 Penutupan Lahan Pantai
3
2
6
2
2
3
6
9 Biota Berbahaya
3
1
3
3
9
3
9
10 Ketersediaan Air Tawar (Km)
80.66 Hasil analisis pada Tabel 5 terlihat bahwa Pulau Angso Duo sesuai (S2) dijadikan sebagai kawasan wisata pantai. Indeks kesesuaian wisata pantai Pulau Angso Duo sebesar 79,97 % diperoleh dari hasil analisis kondisi fisik pantai, parameter kualitas air dan parameter keamanan dan kenyamanan (Gambar 1).
Kondisi fisik pantai seperti kedalaman perairan 1,57 m, tipe pantai pasir putih berkarang, lebar pantai 17,33 m, material dasar perairan pasir sedikit
o
berkarang, kecepatan arus 26,67 cm/det, kemiringan pantai 7,10 , kecerahan perairan 9,60 m, penutupan lahan pantai terdiri dari semak belukar, biota berbahaya tidak ada dan ketersediaan air tawar mencukupi dan lokasinya dekat dari pinggir pantai, parameter kualitas air fisika dan kimia seperti pH 7,37,
o
salinitas 32,83 ppt, amoniak 0,03 ppm, suhu perairan 31,67
C, COD 4,75 ppm, BOD5 1,60 ppm, nitrit 0,01 ppm, H2S 0,03 ppm dan fosfat 0,06 ppm dan parameter keamanan dan kenyaman seperti kemudahan akses mudah, konflik penggunaan perairan dan lahan tidak ada, keamanan bagus dan kedekatan dengan pusat kota sedang.
Gambar 1. Peta Kesesuaian Lahan Wisata Pantai Pulau Angso Duo Kota Pariaman
Daya Dukung
Konsep daya dukung dalam suatu ekosistem adalah kemampuan suatu lingkungan dalam mendukung atau menyediakan semua kebutuhan makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Berdasarkan konsep ini dapat diketahui bahwa suatu ekosisitem mempunyai batas kemampuan maksimum yang dapat diabsorsi oleh makhluk hidup dalam waktu bersamaan. Artinya suatu ekosistem jika dimanfaatkan secara berlebihan dalam waktu yang bersamaan maka tingkat kenyamanan ekosistem tersebut menjadi berkurang bahkan dapat menyebabkan kerusakan. Berdasarkan konsep ini maka daya dukung lingkungan untuk pengembangan pariwisata di Pulau Angso Duo dapat dihitung. Oleh karena pariwisata di Pulau Angso Duo tidak bersifat pariwisata massal karena pemanfaatan sumberdaya dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas maka jumlah pengunjung dan wisatawan tidak boleh melebihi daya
Hasil analisis daya dukung Pulau Angso Duo dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisis Daya Dukung Kawasan dan Pemanfaatan
Jenis kegiatan Luas Area Daya Dukung Daya Dukung
2
(m ) Kawasan (orang) Pemanfaatan (orang) Wisata pantai 16.100 644
64 Sumber: Hasil olahan data primer 2017 Daya dukung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kawasan untuk menampung jumlah wisatawan yang memanfaatkan sumberdaya alam secara terus menerus tanpa merusak lingkungan. Dari tabel 6 dapat dilihat
2
bahwa Pulau Angso Duo yang memiliki luas pantai 16,100 m , dapat menampung wisatawan sebanyak 644 orang/hari, sedangkan untuk kenyamanan dalam memanfaatkan sumberdaya alam hanya untuk 64 orang/hari.
Menurut Rajab et al., (2013) jumlah daya dukung maksimum wisatawan yang diperbolehkan adalah jumlah wisatawan dalam waktu tertentu tidak merusak sumber daya alam. Karena kegiatan pariwisata baik langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan.
Yulianda, (2007) menyatakan penentuan daya dukung berkaitan dengan fasilitas akomodasi, pembangunan sarana rekreasi, karena lingkungan alami merupakan prioritas untuk mempertahankan kegiatan ekowisata.
Persepsi Pengunjung Terhadap Pulau Angso Duo
Secara umum wisatawan yang datang berkunjung berdasarkan umur banyak diminati oleh wisatawan 26 s/d 36 tahun 34,7 %, diikuti 37 s/d 47 tahun 26,4 %, 48 s/d 58 tahun 19,4 % dan sisanya 15 s/d 25 tahun 13,9 %, > 58 tahun 5,6 %.
Berdasarkan jenis kelamin, responden yang berwisata ke Pulau Angso Duo terdiri atas laki-laki dan perempuan. Responden lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 58,3 % dan perempuan 41,7 %.
Pengunjung yang berwisata ke Pulau Angso Duo berasal dari berbagai daerah, dari Sumatera Barat berjumlah 54,2 %, Jambi 22,2 %, Riau 12,5 %, Sumatera Utara 8,3 % dan Palembang 2,8 %.
Informasi tentang objek wisata Pulau Angso Duo banyak diperoleh responden dari teman atau saudara sebanyak 55,6 % selebihnya dari internet 26,4 % dan radio lokal 18,1 %.
Pengunjung yang datang ke Pulau Angso Duo memiliki berbagai macam tujuan yaitu untuk acara kumpul keluarga 50 %, refreshing 37,5 %, ziarah 11,1 % dan pendidikan/penelitian 1,4 %.
Berdasarkan lama kunjungan, responden bertahan paling lama di pulau Angso > 8 jam adalah 2,8 %, 6 s/d 8 jam berjumlah 8,3 %, 4 s/d 6 jam berjumlah 50 %, 2 s/d 4 jam 23,6 % dan yang paling sebentar 1 s/d 2 jam 15,3 %.
Faktor sosial ekonomi seperti jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat persepsi seseorang dalam memberi suatu penilaian.semakin tinggi tingkat pendidikan dan pendapatan seseorang maka penilaian akan lebih bermakna.
Persepsi Wisatawan Terhadap Pengembangan Pariwisata Pulau Angso Duo
Pengembangan pariwisata sangat bergantung pada wisatawan. Oleh karena itu sebaiknya wisatawan memahami prinsip-prinsp pengembangan pariwisata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iskandar (2010), pengembangan ekowisata disuatu kawasan wisata haruslah mendapat dukungan masyarakat setempat, pengelola kawasan wisata dan pengunjung wisata.
Menurut Fennell (2001), diacu dalam Rahmawati et.al (2014), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ekowisata dalam sebuah objek wisata yaitu (1) berbasis lingkungan yang alami, (2) mendukung konservasi, (3) pemanfaatan yang merujuk pada etika, (4) memberikan manfaat sosial ekonomi kepada masyarakat, (5) dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan dan (6) memiliki manajemen pengelolaan yang mendukung unsur-unsur diatas. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa orang responden diketahui persepsi wisatawan terkait dengan pengembangan kepariwisataan masih cukup mendukung sebesar 62,7 %.
Terkait dengan pengembangan kepariwisataan, persepsi wisatawan yang diamati adalah berbasis lingkungan alami dengan rata-rata skor 3,49 dan TCR 70 % berada kategori mendukung, mendukung konservasi memperoleh rata-rata skor 3,21 dengan TCR 64 % pada kategori cukup mendukung, pemanfaatan yang merujuk pada etika memperoleh skor 3,57 % dengan TCR 71 % dengan kategori mendukung, memberikan manfaat sosial dan ekonomi dengan rata-rata skor 2,72 dan TCR 54 % dengan kategori cukup mendukung, dapat memberikan kepuasan memperoleh rata-rata skor 2,67 dan TCR 53 % dengan kategori cukup mendukung. Dan penilaian terhadap manajemen pengelolaan wisata memperoleh rata-rata skor 3,19 dan TCR 64 % dengan kategori cukup mendukung.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan1. Wilayah Pulau Angso Duo secara keseluruhan tergolong dalam kategori sesuai (S2) untuk dijadikan wisata pantai. Daya dukung kawasan Pulau Angso berjumlah 640 orang/hari dan sebagai kawasan konservasi daya dukung pemanfaatan Pulau Angso adalah 64 orang/hari.
2. Persepsi wisatawan terhadap kegiatan pariwisata dilihat dari 6 indikator penelitian tergolong cukup baik atau cukup mendukung yaitu rata-rata skor 3,14 dengan TCR 62,7 %.
Saran
1. Dalam melakukan kepariwisataan di Pulau Angso Duo harus memperhatikan daya dukung kawasan dan daya dukung pemanfaatan agar wisata yang dilaksanakan dapat lestari dan tidak menimbulkan dampak bagi lingkungan dan ekosistem perairan
2. Untuk menciptakan kepuasan dalam berwisata pihak pengelola harus lebih meninggalkan prinsip ekowisata berkelanjutan, yaitu dengan memperhatikan keanekaragaman hayati, meningkatkatkan kualitas keindahan dan keaslian perairan serta menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisatawan.
3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang persepsi terhadap objek wisata Pulau Angso Duo.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, M. 2006. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramitha. Jakarta. Arlius, 2007. Hirarki Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu Universitas
Bung Hatta. Padang. Cetakan Ke - 1 Arlius, Usman. B, dan Lisa. M, 2015. Kajian Kesesuaian Lahan Wisata Pantai Di Pulau Angso Duo Kota Pariaman, Sumatera Barat. 12 p.
Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 halaman.
Fennel DA. 1999. Ecotourisme: An Introduction. London: Routledge.
Iskandar. C. K., 2010. Kajian Sumberdaya Pantai Pasca Tsunami 2004 Untuk Pengembangan Wisata Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. (Skripsi). Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rahmawati, A, S. Rahardjo, dan L Adrianto. 2014. Strategi Pengelolaan Ekowisata Di Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. JIPP Vol. 3 (2) : 99 - 110
Rajab, MA, Fahruddin A dan Setyobudiandi I. 2013. Daya Dukung Perairan Pulau Liukang Loe Untuk Aktivitas Bahari Depik 2 (3) ; 114-125
Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya
Pesisir berbasis Konservasi. Seminar Sain pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dikutip dari http : //www.scribd.cm/doc/3350012 3/Bahan-Seminar- Sps tanggal 16 Agustus 2017