PELAKSANAAN PEMEKARAN KECAMATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

PELAKSANAAN PEMEKARAN KECAMATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

M. Ruhly Kesuma Dinata, Dr. Yuswanto, S.H., M.H., Nurmayani, S.H., M.H.
Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35154
e-mail: k.ruhly@yahoo.com
ABSTRAK
Menurut UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 126 ayat (1) bahwa
Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Peraturan daerah yang berpedoman
pada Peraturan Pemerintah.

pemerintah Kota Bandar Lampung melakukan pemekaran

kecamatan dengan peraturan daerah nomor 04 Tahun 2012 Tentang Penataan dan
pembentukan kelurahan dan kecamatan, yang harus berpedoman pada Peraturan
Pemerintah no 19 tahun 2008 tentang kecamatan. Jenis penelitian ini adalah

yuridis


normatif dan yuridis empiris yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Dalam
hal ni pelaksanaan pemekaran kecamatan di Kota Bandar Lampung sudah dinyatakan
mampu sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2008 tentang kecamatan.
Kemudian

faktor pengahambat pelaksanaan pemekaran kecamatan di Kota Bandar

Lampung yaitu Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan
Kecamatan dan Pada kantor-kantor Kecamatan yang melakukan pemekaran masih ada yang
sewa dan kurang ideal.
Kata kunci; Pelaksanaan, pemekaran, kecamatan

ABSTRACT

According to Law 32 of 2004 on Regional Government, Article 126 paragraph (1) that the
District was formed in the district/city with local regulations which are based on Government
Regulation.Bandar Lampung city government did districts with local regulations division
number 04 of 2012 on Structuring and formation of villages and districts,to be guided by

Government Regulation No. 19 of 2008 concerning districts.This research is normative and
empirical juridical used form of primary data and secondary data.In this case the
implementation of the division of districts in the city of Bandar Lampung has been declared

1

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

capable accordance with Government Regulation No. 19 of 2008 concerning districts.Then
the limiting factor in the implementation of the expansion districts namely Bandar Lampung
Regional Regulation No. 12 Year 2012 on Amendment Bylaw No. 4 of 2012 About Stylists
and In the sub-district offices that conduct the rental division is still there and less than ideal.
Keyword: Implementation, enlargement, subdistrict

I. PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,

dari dalam daerah itu sendiri yaitu tuntutan


bahwa fungsi dari pelaksanaan pemerintahan

makin

daerah1 merupakan kebijakan desentralisasi

masyarakat. Dari aspek geografis terkadang

yang memberikan kewenangan lebih besar

suatu wilayah daerah, sangat jauh dari

pada daerah otonom dalam mengatur dan

rentang kendali ibukota daerah otonom,

mengurus urusan rumah tangganya, pada

sehingga


intinya antara lain, adanya perwujudan

pelayanan. Pada dimensi yang terakhir inilah

demokratisasi

lahir tuntutan pemekaran daerah dan/atau

pemerintahan
sentralistis.

penyelenggaraan
daerah

yang

Kebijakan

selama


ini

penyerahan

mendekatkan

pemekaran

pemerintah

berpengaruh

pada

dengan

akselerasi

wilayah2,seperti


banyaknya

keluar kebijakan-kebijakan dalam melakukan

kewenangan lebih besar kepada daerah untuk

pemekaran

lebih memberdayakan dan memandirikan

pemekaran itu harus memenuhi syarat-syarat

daerah, baik dalam peningkatan pelayanan

untuk melakukan pemekaran tersebut.

kepada masyarakat, maupun peningkatan

syarat-syaratnya


pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

pemekaran kecamatan tersebut, Sebagaimana

Implementasi kebijakan otonomi daerah
tersebut, memunculkan lagi tuntutan baru
1

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, dalam Pasal 1 angka 2, yaitu
pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prisip otonomi
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.

kecamatan,


untuk

akan

tetapi

melakukan

yang tercamtum di dalam Undang-Undang
Nomor

32

Tahun

2004

tentang


pemerintahan Daerah, pasal 126 ayat (1)
bahwa Kecamatan dibentuk di wilayah
kabupaten/kota dengan Peraturan daerah

2

Dr. Sudi Fahmi,SH.,M.Hum. Realitas Pelaksanaan
Otonomi Daerah di Indonesia, (Kreasi Total Media
Yogyakarta, 2009),
http://kphindonesia.freevar.com/?p=244 (diakses
tanggal 31-05-2013, Pukul 20:18 wib)

2

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

yang

berpedoman


pada

Peraturan

f) Kecamatan

Telukbetung

Pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah (PP)

sebagai

Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan,

Telukbetung Barat; dan

yang mengatur pembentukan atau pemekaran
kecamatan


pada

dikemukakan
Kecamatan

Pasal

3

bahwa
harus

PP

memenuhi

Syarat

Menambah 7 (Tujuh) Kecamatan , Walapun
Peraturan Daerah tersebut, menuai berbagai

namun

DPRD

Kota

akhirnya

Bandar
terbentuk

Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2012 tentang
Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan

Akan tetapi, Sejak tanggal
2012,

Labuhan Ratu sebagai

pemekaran Kecamatan Kedaton;
Way Halim sebagai

pemekaran Kecamatan Sukarame;
c) Kecamatan

Langkapura sebagai

pemekaran Kecamatan Kemiling;
d) Kecamatan

Enggal

pemekaran

sebagai
Kecamatan

Kedamaian

pemekaran

berjalan,

sampai

Bandar
saat

ini

pemekaran kecamatan ini karena Pemerintah
Kota Bandar Lampung kurang siap atau
terburu-buru

melakukan

pemekaran

kecamatan, ini terlihat dari adanya perubahan
Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2012 tentang
Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan

2012

tentang

Perubahan

Atas

Peraturan Daerah No 4 Tahun 2012 tentang
Penataan dan Pembentukan Kelurahan dan
Kecamatan, dan banyaknya kantor-kantor
Kecamatan yang telah melakukan pemekaran
kurang ideal untuk sebuah kantor atau
kantor-kantor

kecamatan

tersebut

tidak

sesuai dengan Peraturan Mentri Dalam
Negeri

No

7

Tahun

2006

tentang

Standarisasi Saran dan Prasarana Kerja

Tanjungkarang Pusat;
e) Kecamatan

Kecamatan

masyarakat belum merasakan tujuan dari

Tahun

b) Kecamatan

Pemekaran

17 September

Kecamatan dengan Peraturan Daerah No 12

Kecamatan , yang meliputi: 4
a) Kecamatan

Bumi Waras sebagai

pemekaran Telukbetung Selatan.

Lampung

Saat ini, Kota Bandar Lampung Berencana

Lampung

Kecamatan

pembentukan

Kewilayahan.3

anggota

g) Kecamatan

tersebut

Administrasi, Syarat Teknis dan Syarat Fisik

intrupsi

pemekaran

Timur

sebagai

Pemerintah Daerah.

Kecamatan

Tanjungkarang Timur;

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka yang menjadi pokok permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini

3

Ibid,.hlm.40
Peraturan Daerah No 4 Tahun 2012 tentang Penataan
dan Pembentukan Kelurahan dan Kecamatan , di
dalam Pasal 5.
4

adalah :

3

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

1. Bagaimanakah
pemekaran

Pelaksanaan

kecamatan

di

Kota

berhubungan dengan permasalahan yang
dibahas.

Bandar Lampung?
2. Faktor-faktor apakah yang menjadi
penghambat pelaksanaan pemekaran
kecamatan di Bandar Lampung?

Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Metode ini dilakukan mengumpulkan data
dengan cara membaca, mengutip, mencatat

II. METODE PENELITIAN

dan memahami berbagai literatur yang ada

Penelitian ini adalah penelitian hukum

hubungannya

normatif empiris. Penelitian hukum normatif

berupa

empiris adalah penelitian hukum mengenai

undangan, majalah-majalah serta dokumen

pemberlakuan ketentuan hukum normatif

lain yang berhubungan dengan masalah yang

(kodifikasi, undang-undang atau kontrak)

dibahas.

dengan

buku-buku,

materi

penelitian,

peraturanperundang-

secara in action pada setiap peristiwa hukum
tertentu yang terjadi dalam masyarakat.
b. Studi Lapangan
Studi Lapangan adalah mengumpulkan data
Data yang digunakan dalam skripsi ini

dengan mengadakan penelitian langsung

adalah data primer dan sekunder.

pada tempat atau objek penelitan di Kantor

1. Data Primer

Pemerintahan Kota di Kota Bandar Lampung

adalah data yang diperoleh secara lisan dari

di bagian Pemerintahan sebagai lembaga

pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini

yang berwewenang dalam melaksanakan

melalui
primer
teknik

wawancara.
dilakukan

Pengumpulan

dengan

wawancara

data

pemekaran Kecamatan tersebut.

menggunakan

terhadap

Aparat

Pemerintahan Kota di Kota Bandar Lampung
dan wawancara kepada masyarakat Kota
Bandar Lampung serta Observasi.

Data yang terkumpul kemudian diproses
melalui pengolahan dan pengkajian data.

2. Data Sekunder
data

yang

c. Pengolahan Data

diperoleh

kepustakaan

dengan

dari

studi

mempelajari

Data tersebut diolah melalui proses :
1) Editing, yaitu memeriksa data yang

peraturan perundang-undangan, buku-

didapatkan

buku

apakah data yang didapat itu relevan

hukum,

dan

dokumen

yang

untuk

mengetahui

4

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

dan sesuai dengan bahasan. Apabila

Lampung terletak di wiayah yang strategis

terdapat data yang salah maka akan

karena merupakan daerah transit kegiatan

dilakukan perbaikan.

perekonomian antara pulau sumatera dan

2) Klasifikasi data, yaitu data yang

pulau jawa, sehingga menguntungkan bagi

telah selesai diseleksi kemudian

pertumbuhan

diklasifikasi sesuai dengan jenisnya

Bandar Lampung sebagi pusat perdagangan,

dan berhubungan dengan masalah

industri dan pariwisata.

penelitian.

Ditengah-tengah kota mengalir beberapa

dan

pengembangan

Kota

3) Penarikan kesimpulan yaitu langkah

sungai seperti sungai way halim, way balau,

selanjutnya setelah data tersusun

way Awi, way Simpur di way tanjung karang

secara

dan way kuripan, way balau, way kupang,

sistematis,

kemudian

dilanjutkan dengan penarikan suatu

way

kesimpulan yang bersifat umum dari

diwilayah Teluk Betung. Daerah hulu sungai

data yang bersifat khusus.

berapa dibagian barat, daerah hilir sungai

Data hasil pengolahan tersebut dianalisis
secara deskriptif kualitatif yaitu menguraikan
data secara bermutu dalam bentuk kalimat
yang teratur, logis dan efektif sehingga
memudahkan

interpretasi

data

dan

pemahaman hasil analisis guna menjawab
permasalahan yang ada.

garuntang,

way

kuwala

mengalir

berada doi sebalah selatan yaitu di wilayah
pantai. Luas wilayah yang datar hingga
landai meliputi 60 persen total wilayah,
landai hingga miring meliputi 35 persen total
wilayah, dan sangat miring hingga curam
meliputi 4 persen wilayah.

Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung
merupakan perbukitan, yang diantaranya
bernama; Gunung Kunyit, Gunung Kulutum,

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Kota Bandar

Banten,

Gunung

Kucing

dan

Gunung Kepuk. Secara geografis Kota
Bandar Lampung terletak pada koordinat 5º

Lampung
Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota
Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain
merupakan

Gunung

pusat

kegitan

pemerintahan,

sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan,
kota ini juga merupakan pusat kegitan
perekonomian daerah lampung. Kota Bandar

20º-5º30º

lintang

selatan

dan

105º28º-

105º37º bujur timur,
Pada

tahun

2012,

penduduk

Bandar

Lampung berjumlah 902.885 jiwa dengan
sex

ration

102,

yang

berarti

jumlah

penduduk laki-laki lebih banyak daripada

5

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

penduduk perempuan. Kepadatan penduduk

140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987

paling besar terdapat di Kecamatan Tanjung

tentang pemekaran kelurahan di wilayah

karang

jiwa/km2,

Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar

yang paling kecil

Lampung terdiri dari 9 Kecamatan dan 84

kepadatan penduduknya adalah Kecamatan

kelurahan. Pada tahun 2001 berdasarkan

kemiling yaitu 2.625 jiwa/km2

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No.

pusat

yakni

11,166

sedangkan Kecamatan

04, Kota Bandar Lampung menjadi 13
3.2 Sejarah Kecamatan di Kota Bandar

Kecamatan dengan 98 kelurahan.

Lampung

Selanjutnya, pada tanggal 17 september

Sebelum tanggal 18 Maret 1964, provinsi
Lampung merupakan keresidenan, dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor
3 tahun 1964 yang kemudian menjadi

2012, berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Bandar Lampung No 04 Tahun 2012, Bandar
Lampung menjadi 20 Kecamatan

dengan

126 kelurahan.

Undang-undang Nomor 14 tahun 1964.
Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi

3.3. Proses Pelaksanaan Pemekaran

provinsi

Kecamatan di Bandar Lampung

Lampung

dengan

Tanjungkarang-Telukbetung.

ibukotanya
Selanjutnya

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24
tahun 1983 Kotamadya Daerah Tingkat II
Tanjungkarang-Telukbetung diganti menjadi
Kotamadya

Daerah

Tingkat

II

Bandar

Lampung terhitung sejak tanggal 17 Juni
1983 dan tahun 1999 berubah menjadi Kota
Bandar Lampung
Dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1975

Otonomi daerah merupakan fenomena politis
yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi
(penjagadan, penduniaan) dan demokrasi,
apalagi jika dikaitkan dengan tantangan masa
depan memasuki era perdagangan bebas
yang antara lain dengan tumbuhnya berbagai
bentuk

kerja

sama

regional

(sijori),

perubahan pola atau sistem informasi global.

dan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1982

Melalui otonomi diharapkan daerah akan

tentang perubahan wilayah, maka Kota

mandiri dalam menentukan seluruh kegiatan

Bandar

dengan

dan pemerintah pusat diharapkan tidak

pemekaran dari 4 Kecamatan 30 kelurahan

terlalu aktif mengatur daerah. Pemerintah

menjadi 9 Kecamatan

daerah

Lampung

diperluas

58 kelurahan.

diharapkan

Kemudian berdasarkan SK Gubernur No.

perannya

G/185.B.111/Hk/1988 tanggal 6 Juli 1988

memajukan

serta surat persetujuan Mendagri nomor

identifikasi

dalam

mampu
membuka

daerah
potensi

dengan

memainkan
peluang
melakukan

sumber-sumber

6

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

pendapatannya dan mampu menetapkan

Daerah (DPRD) Kota Bandar Lampung,

belanja daerah secara ekonomi yang wajar,

mulai dari tahap pembahasan sampai kepada

efisien,

kemampuan

perumusan kebijakan pemekaran kecamatan

perangkat daerah meningkatkan kinerja,

menjadi suatu Peraturan Daerah (perda)

mempertanggungjawabkan

tentang pemekaran kecamatan.

efektif,

termasuk

kepada

pemerintah atasannya maupun kepada publik
atau masyarakat.
Bandar

Pada tahap pembahasan sampai kepada
perumusan kebijakan pemekaran kecamatan

Lampung

dalam

rangka

menjadi suatu Peraturan daerah (perda)

dan

efesiensi

menuai berbagai intrupsi Anggota DPRD

maka

Kota Bandar Lampung namun akhirnya

pemerintah Kota Bandar Lampung membuat

perubahan Peraturan Daerah Nomor 04 tahun

kebijakan salah satunya yaitu pemekaran

2012 tentang penataan dan pembentukan

kecamatan. Dalam melakukan pemekaran

kelurahan dan kecamatan disetujui serta

Kecamatan sebagaimana pasal 126 ayat (1)

disahkan

Undang-Undang No 32 Tahun 2004, bahwa “

Lampung,5

Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten

pemekaran meliputi;

meningkatkan

efektifitas

penyelenggaraan

atau

kota

pemerintahan,

dengan

Peraturan

menjadi

Perda

kecamatan

Kota

yang

Bandar

melakukan

Daerah
1) Kecamatan Labuhan Ratu sebagai

berpedoman pada peraturan pemerintah”,

pemekaran Kecamatan Kedaton;

maka kecamatan tidak akan terbentuk jika

2) Kecamatan

tidak ada peraturan Daerah yang mengatur

Way

Halim

sebagai

pemekaran Kecamatan Sukarame;

tentang pembentukan Kecamatan, yang harus

3) Kecamatan

berpedoman pada peraturan pemerintah.

Langkapura

sebagai

pemekaran Kecamatan Kemiling;
Oleh karena itu, pelaksanaan pemekaran
kecamatan

di

Kota

Bandar

4) Kecamatan Enggal sebagai pemekaran

Lampung

Kecamatan Tanjungkarang Pusat;

dilakukan melalui tahap-tahap tertentu oleh

5) Kecamatan

Kedamaian

sebagai

panitia pemekaran kecamatan Kota Bandar

pemekaran Kecamatan Tanjungkarang

Lampung secara koordinatif pelaksanaan

Timur;

pembahasaan dalam pemekaran dilakukan

6) Kecamatan

oleh beberapa pihak panitia pemekaran dari

sebagai

kecamatan yang bersangkutan, tim panitia

Telukbetung Barat; dan

pemekaran

kecamatan

Kota

Telukbetung
pemekaran

Timur

Kecamatan

Bandar

Lampung dan Dewan Perwakilan Rakyat

5

Wawancara dengan Ahmad Efendi Sebagai kasubag
pemerintahan umum Kota Bandar lampung

7

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

7) Kecamatan

Bumi

Waras

sebagai

pemekaran Telukbetung Selatan.

4. Keputusan kepala desa atau nama lain
untuk desa dan keputusan lurah atau
nama lain untuk kelurahan diseluruh

Menurut Peraturan pemerintah Nomor 19
Tahun 2008 tentang Kecamatan dalam Pasal
3

menyebutkan

bahwa

pembentukan

Kecamatan sebagaimana dimaksud Pasal 2

wilayah Kecamatan baik yang akan
menjadi cakupan wilayah Kecamatan
baru maupun kecamtan induk tentang
persetujuan pembentukan Kecamatan.

harus memenuhi persyaratan administratif,
teknis,

dan

fisik

kewilayahan.

Syarat

pembentukan Kecamatan terdapat pada Pasal
4 yaitu, syarat

pembentukan Kecamatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
meliputi:

5. Rekomendasi Gubernur.
Selanjutnya pada Pasal 5 PP Nomor 19
Tahun 2008 dikemukakan mengenai syarat
fisik kewilayahan meliputi cakupan wilayah,

6

lokasi calon ibukota, sarana dan prasarana

1. Batas

usia

penyelenggaraan

pemerintah minimal 5 (lima) tahun;

pemerintahan yang tersedia. Makna cakupan
wilayah diatur secara lebih rinci dalam Pasal
6 PP Nomor 19 Tahun 2008 yaitu sebagai

2. Batas

usia

penyelenggaraan

pemerintahan
kelurahan

desa

yang

berikut:7

dan/atau

akan

dibentuk

menjadi Kecamatan minimal 5 (lima)

1. Cakupan

wilayah

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 untuk daerah
kabupaten paling sedikit terdiri dari

tahun;

atas 10 desa/kelurahan dan untuk
3. Keputusan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) atau nama lain untuk
Desa

dan

forum

di

seluruh

wilayah

Kecamatan baik yang menjadi calon
cakupan wilayah Kecamatan baru
maupun Kecamatan induk tentang
persetujuam

pembentukan

Kecamatan

6

5 desa/kelurahan.

komunikasi

kelurahan atau nama lain untuk
kelurahan

daerah kota paling sedikit terdiri atas

Nurmayani, S.H., M.H., Op, Cit,.hlm.51

2. Lokasi calon ibukota sebagaimana
dimaksud

dalam

Pasal

5

memperhatikan aspek tata ruang,
ketersediaan fasilitas, aksesibilitas,
kondisi

dan

kependudukan,

letak

geografis,

social

ekonomi,

social politik, dan social budaya

8

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

3. Sarana dan prasarana pemerintahan

Metode

rata-rata

adalah

metode

yang

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

membandingkan besaran/nilai tiap calon

meliputi bangunan dan lahan untuk

kecamatan dan kecamatan induk terhadap

kantor Camat yang dapat digunakan

besaran/nilai

untuk

kecamatan di kabupaten/kota. Dalam hal

memeberikan

pelayanan

kepada masyarakat.

terdapat

Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2008 tentang Kecamatan mengatur
persyaratan teknis pemerkaran Kecamatan,
yaitu:8

rata-rata

kecamatan

keseluruhan

yang

memiliki

besaran/nilai indikator yang sangat berbeda
(di atas 5 kali dari besaran/nilai terendah),
maka

besaran/nilai

tersebut

tidak

diperhitungkan.
Kemudian, Metode Kuota adalah metode

(1) Persyaratan

teknis

sebagaiamana

yang menggunakan angka tertentu sebagai

dimaksud dalam Pasal 3 ini, meliputi:

kuota penentuan skoring baik terhadap calon
kecamatan maupun kecamatan induk. Untuk

1. Jumlah penduduk;

pembentukan kecamatan di kabupaten adalah
2. Luas wilayah;

10 (sepuluh) kali rata-rata jumlah penduduk

3. Rentang kendali penyelengaraan
pelayanan pemerintahan;

desa/kelurahan
kabupaten

seluruh
yang

kecamatan

di

bersangkutan.Untuk

pembentukan kecamatan di kota adalah 5
4. Aktivitas perekonomian;
5. Ketersediaan saran dan prasarana;

(lima)

kali

rata-rata

jumlah

penduduk

desa/kelurahan seluruh kecamatan di kota
yang bersangkutan.Semakin besar perolehan

(2) Persyaratan

teknis

sebagaimana

besaran/nilai

calon

kecamatan

dan

dimaksud pada ayat (1) Pasal 7

kecamatan

dinilai bedasarkan hasil kajian yang

terhadap kuota pembentukan kecamatan,

dilakukan pemerintah kabupaten/kota

maka semakin besar skronya

sesuai

sebagaimana

Setiap indikator mempunyai skor dengan

dicantumkan dalam lampiran yang

skala 1-5, dimana skor 5 masuk dalam

merupakan bagian tidak terpisahkan

kategori sangat mampu, skor 4 kategori

dari pemerintah Nomor 19 Tahun

mampu, skor 3 kategori kurang mampu, skor

2008 tentang Kecamatan.

2 kategori tidak mampu dan skor 1 kategori

indikator

induk

(apabila

dimekarkan)

sangat tidak mampu.
Dalam

Pemberian

skor

5

apabila

9

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

besaran/nilai indikator lebih besar atau sama

Berdasarkan

dengan

Pelakasanaan

80%

besaran/nilai

rata-rata,

hal

tersebut,

pemekaran

Maka

kecamatan

di

pemberian skor 4 apabila besaran/nilai

Bandar Lampung menggunakan yang metode

indikator lebih besar atau sama dengan 60%

rata-rata yaitu metode yang membandingkan

besaran/nilai rata-rata, pemberian skor 3

besaran/nilai tiap calon kecamatan dan

apabila besaran/nilai indikator lebih besar

kecamatan induk terhadap besaran/nilai rata-

atau sama dengan 40% besaran/nilai rata-

rata

rata, pemberian skor 2 apabila besaran/nilai

kabupaten/kota, penilaian tersebut sebagai

indikator lebih besar atau sama dengan 20%

berikut; kecamatan tanjung karang timur

besaran/nilai rata-rata, pemberian skor 1

mempunyai nilai total 350 dan kecamatan

apabila besaran/nilai indikator kurang dari

kedamaian mempunyai nilai total 416,

20% besaran/nilai rata-rata.

kecamatan kedaton mempunyai nilai total

Nilai indikator adalah hasil perkalian skor

376 dan kecamatan labuhan ratu mempunyai

dan bobot yang mempunyai bobot yang

nilai

berbeda-beda untuk masing-masing faktor

mempunyai nilai total 411 dan kecamatan

dan indicator, sesuai dengan perannya dalam

way halim mempunyai nilai total 386,

pembentukan kecamatan, sebagai berikut:

kecamatan tanjung karang pusat mempunyai

Kelulusan kecamatan baru ditentukan oleh

nilai total 382 dan kecamatan enggal

total nilai seluruh indikator dengan kategori

mempunyai nilai total 362, kecamatan Teluk

sebagai berikut: Suatu calon kecamatan

betung Barat mempunyai 370 dan kecamatan

direkomendasikan menjadi kecamatan baru

Teluk Betung Timur mempunyai nilai total

apabila calon kecamatan dan kecamatan

380,

induknya (setelah pemekaran) mempunyai

mempunyai nilai total 360 dan bumi waras

total nilai seluruh indikator dengan kategori

400. Berdasarkan berdasarkan tabel 3 yaitu

sangat mampu (420-500) atau mampu (340-

suatu calon kecamatan direkomendasikan

419).

menjadi kecamatan baru apabila calon

ditolak

Usulan

pembentukan

apabila

calon

kecamatan

kecamatan

keseluruhan

total

381,

kecamatan

kecamatan

kecamatan

Teluk

Betung

di

sukarame

Selatan

atau

kecamatan dan kecamatan induknya (setelah

kecamatan induknya (setelah pemekaran)

Pemekaran) mempunyai total nilai seluruh

mempunyai total nilai seluruh indikator

indikator dengan kategori sangat mampu

dengan kategori kurang mampu (260-339),

(420-500) atau mampu (340-419) dan usulan

tidak mampu (180-259) dan sangat tidak

pembentukan kecamatan ditolak apabila

mampu (100-179).

calon kecamatan atau kecamatan induknya
(setelah pemekaran) mempunyai total nilai

10

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

seluruh indikator dengan kategori kurang

Kecamatan

mampu (260-339), tidak mampu (180-259)

yang

dan sangat tidak mampu (100-179).

masyarakat. Padalah tanggal 9 Juni

Tanjungkarang

dinilai

lebih

Barat,

memberatkan

2012 lalu, tokoh masyarakat adat,
tokoh agama, pemuda, dan ketua3.4.

Faktor

Penghambat

Pemekaran

Kecamatan di Bandar Lampung

sudah sepakat menyetujui pemekaran

Dari penelitian yang dilakukan di kantor
pemerintah Kota Bandar Lampung bagian
pemerintahan,

dan

berdasarkan

hasil

wawancara kepada masyarakat kota Bandar
Lampung khususnya masyrakat yang terkena
pemekaran kecamatan , maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor-faktor penghambat
dalam Pelaksanaan Pemekaran Kecamatan di

1) permasalahan di peraturan daerah
nomor 04 Tahun 2012 Tentang
Penataan dan pembentukan kelurahan
dan kecamatan, karena
protes

sejumlah

karena

efek

pemekaran itu membuat jarak tempuh
dari kelurahan ke kecamatan menjadi
lebih jauh dari sebelumnya dan
banyaknya nama kelurahan di ubah
serta banyaknya pusat pemerintahan
kecamatan di ubah. Mereka yang
melakukan protes adalah sejumlah
warga di Kelurahan Segalamider
Kecamatan
keberatan

Langkapura.
dengan

tapal

Warga
batas

kelurahan hasil pemekaran, yakni
Kelurahan

wilayah Segalamider dan Gunung
Agung. Gunung Agung disepakati
masuk

ke

wilayah

Gunung

Agung

Kecamatan

Langkapura sebagai kecamatan baru,
sedangkan

Segalamider

sebagai

kelurahan induk masuk ke wilayah
Tanjungkarang Barat. Tapi di dalam
Perda No 4 Tahun 2012 tentang
Pembentukan

Bandar Lampung adalah :

masyarakat

ketua RT Kelurahan Segalamider

dan

Penataan

Kelurahan dan Kecamatan yang ada
sekarang malah terbalik. Gunung
Agung masuk Tanjungkarang Barat
dan Segalamider masuk Langkapura,
di tambah lagi banyaknya penggatian
nama-nama

kelurahan.

permasalahan

tersebut

Dari
keluarlah

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun
2012

Tentang

Perubahan

Atas

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
2012

Tentang

Pembentukan

Penataan
Kelurahan

dan
dan

Kecamatan.
2) Pada kantor-kantor Kecamatan yang
melakukan pemekaran masih ada

11

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

yang

sewa

dan

sebagaimana

ideal9,

berarti kurangnya displin pegawai

Peraturan

baik dalam tugas pekerjaan maupun

kurang

dengan

Mentri Dalam Negeri No 7 Tahun

waktu kerja.

2006 tentang Standarisasi Saran dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah.

IV. PENUTUP

3) Banyaknya Masyarakat yang bersikap
apatis kepada kebijakan pemerintah

4.1. Kesimpulan

kota Bandar Lampung, ditambah lagi

Berdasarkan hal-hal yang telah dimuat pada

kurangnya

bab hasil dan pembahasan, maka dapat

sosialisasi

dan

keterbukaan

pemerintah

kepada

masyarakat

dalam

kebijakan

mengambil

terutama

pemekaran wilayah,

10

disimpulkan hal-hal antara lain :
1. Pelaksanaan pemekaran Kecamatan

kebijakan

di

Kota

Bandar

Lampung,

contohnya

Pemerintah mengesahkan Peraturan

ketidakterbukaan Pemerintah Kota

Daerah Nomor 04

Bandar Lampung dalam anggaran

tentang penataan dan pembentukan

yang dikucurkan dalam pelaksanaan

kelurahan dan Kecamatan, dalam

pemekaran

Kota

melaksanakan pemekaran Kecamatan

Bandar Lampung, ini tidak sesuai

di Kota Bandar Lampung, yang

dengan Peraturan Pemerintah No 58

menggunakan metode rata-rata yaitu

Tahun 2005 Tentang Pengelolaan

metode

Keuangan

besaran/nilai tiap calon Kecamatan

kecamatan

Daerah

dan

di

Undang-

yang

Tahun 2012

membandingkan

undang Nomor 14 Tahun 2008

dan Kecamatan

tentang

Informasi

besaran/nilai rata-rata keseluruhan

Publik dan tidak sesuai dengan

Kecamatan di kabupaten/kota. Dari 7

krakteristik good governance.

(tujuh) Kecamatan di Kota Bandar

4) Masih

Keterbukaan

terdapat

para

pelaksanan

Lampung

induk terhadap

yang

melakukan

administrasi kecamatan yang lebih

pemekaran di nyatakan layak sesuai

mengutamakan kepentingan pribadi

dengan Peraturan Pemerintah (PP)

dari tugas di Kantor kecamatan ini

No

19

Tahun

2008

tentang

Kecamatan .
9

Hasil wawancara dengan Ahmad Efendi Sebagai
kasubag pemerintahan umum Kota Bandar lampung
10

Hasil dari wawancara dengan masyarakat bandar
lampung

2. Faktor

penghambat

dalam

Pelaksanaan Pemekaran Kecamatan
di Bandar Lampung adalah adanya

12

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

keberatan

sejumlah

masyarakat

ekonomian, dan ketersediaan sarana

karena efek pemekaran itu membuat

dan

jarak tempuh dari kelurahan ke

pemekaraan Kecamatan agar tidak

Kecamatan menjadi lebih jauh dari

mudah di manipulasi datanya.

sebelumnya dan banyaknya nama

prasana

melakukan

2. Sebaiknya pemerintah Kota Bandar

kelurahan di ubah serta banyaknya

Lampung

pusat pemerintahan Kecamatan

kecamatan

di

dalam

dalam
lebih

pemekaran
serius

dalam

ubah. Dari permasalahan tersebut,

melayani masyarakat bukan untuk

keluarlah Peraturan Daerah Nomor

kepentingan

12 Tahun 2012 Tentang Perubahan

kepentingan politik.

pribadi

dan/atau

Atas Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2012 Tentang Penataan dan
Pembentukan

Kelurahan

dan

Kecamatan .

DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar

Kemudian, kantor-kantor Kecamatan
yang melakukan pemekaran masih

Metode Penelitian Hukum,
RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2009.

ada yang sewa atau belum memiliki
kantor sendiri, banyaknya masyarakat

Nurmayani, Hukum Administrasi Daerah,

belum mengetahui daerah tempat

Universitas lampung, Bandar lampung: 2009.

tinggalnya menjadi daerah pemekaran
wilayah dan di tambah minimnya
informasi

dari

pemerintah

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara,
Grafindo persada, Jakarta: 2006.

ke

masyarakat, serta masyarakat belum

Sujadi,Firman Lampung Sai Bumi Ruwa

mengetahui siapa Camatnya.

Jurai, Cita Insan Mandani, Jakarta: 2012
Sunarno, Siswanto, Hukum Pemerintahan
Daerah. Sinar Grafik Jakarta: 2012.

4.2. Saran
1. Sebaiknya

pemerintah

lebih

Sabarno, Hari, Memandu Otonomi Daerah

memperketat mekanisme atau syarat-

Menjaga Kesatuan

syarat pemekaran Kecamatan dengan

Bangsa,SinarGrafik, Jakarta: 2007.

menyantumkan secara jelas berapa
jumlah

penduduk,

rentang

kendali

pelayanan

luas

wilayah,

penyelenggaran

pemerintah,

aktivitas

Santosa, Pandji, Administrasi Publik Teori
dan Aplikasi Good governance,
Refika Aditama, Bandung: 2008.

13

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

Sumarto, Hetifan JS, Inovasi,pratisipasi dan
Good Gavernance; 20 Prakasa

Huda, Ni’Matul. Hukum Pemerintahan

inovasi dan pratisipasi di Indonesia,

Daerah, Nusa Media:Bandung, 2009,

Yayasan Obor Indonesia,Jakarta:

http://kphindonesia.freevar.com/?p=185.

2009

INKINDO Jawa Tengah,

Sunindhia, Y.W., Praktek penyelenggaraan

http://www.inkindo-jateng.web.id/?p=779.

Pemerintahan di Daerah, Rineka

Kuswanto,

Cipta: Jakarta, 1987.

Goto,http://www.banyumaskab.go.id/berita/b

Wasistiono, Sadu dkk, Perkembangan

erita_detail/246

Organisasi Kecamatandari Masa ke

Mansurene, Anselmus, Kedudukan

Masa, Fokusmedia, bandung: 2009.

KecamatanMenurut Undang-Undang
5/1974, 22/1999 dan 32/2004,
http://anselmusmansurene.blogspot.com/201

__________, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta, 1997
__________, Format Penulisan Karya

3/04/a.html.
Mulyana ,Budi,Good Governance dan
lmplementasi di Indonesia,

Ilmiah Universitas Lampung,

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/01/19

Universitas Lampung: Bandar

/good-governance-dan-implementasi-di-

Lampung, 2010.

indonesia/.

Yuswanto, Hukum Desentralisasi Keuangan,

Teguh, Eko,”Dampak Pemekaran

Rajawali pers, 2012: Jakarta

Kecamatan”,

Website dan lain-lain

http://ekoteguh23.blogspot.com/2010/10/da
mpak-pemekaran-Kecamatan-terhadap.html.

Art Lovers, Kuantan, Pembentukan
Kecamatan Sentaji Raya,
http://www.sungaikuantan.com/2009/05/pem
bentukan-Kecamatan-sentajo-

Rimal, “Pengertian Pelaksaan”,
http://rimalrimaru.com/pengertianpelaksanaan.

raya.htmlFahmi, Sudi,. Realitas Pelaksanaan

Simbolon , Manggidar, Tujuan Pemekaran

Otonomi Daerah di Indonesia, Kreasi Total

Daeah adalah untuk Mewujudkan Tata

Media: Yogyakarta, 2009,

Kelola Pemerintahan yang Good

http://kphindonesia.freevar.com/?p=244

governance,
http://tolping-

14

M. Ruhly Kesuma Dinata
Universitas Lampung

samosir.blogspot.com/2009/04/ir-mangindarsimbolon-tujuan-pemekaran.html.
Sapawula, Rasidin, Konsep Good
governance

http://mandalaputrayes.blogspot.com/2011/1
0/konsep-good-governance.html.
Yuswanto, Naskah Akademik pemekaran
kecamatan di kota Bandar Lampung 2012.
Wikipedia, Kota Bandar Lampung,

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_La
mpung.

Dasar Hukum
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun
2008 Tentang Kecamatan .
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun
2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

15