PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY TERHADAP (1)

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1

Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh computer self-efficacy

terhadap kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan,
kepuasan pengguna, dan dampak individu bagi pengguna sistem e-learning
berbasis website di Kopertis Wilayah III Jakarta. Adapun kesimpulan yang dapat
dihasilkan adalah sebagai berikut:
1)

Semakin baik Computer self-efficacy akan meningkatkan persepsi kualitas
sistem. Temuan ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Chang et al.,
2011) yang menyatakan bahwa Computer self-efficacy berpengaruh
signifikan terhadap kualitas sistem. Indikator magnitude memiliki nilai loading
factor terbesar sehingga merupakan indikator yang paling kuat sebagai
pengukur variabel Computer self-efficacy.

2)


Semakin baik Computer self-efficacy akan semakin meningkatkan persepsi
kualitas informasi. Temuan ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya
(Chang et al., 2011) yang menyatakan bahwa Computer self-efficacy
berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi. Indikator magnitude
memiliki nilai loading factor terbesar sehingga merupakan indikator yang
paling kuat sebagai pengukur variabel Computer self-efficacy.

3)

Semakin baik Computer self-efficacy akan semakin meningkatkan persepsi
kualitas layanan. Temuan ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Chang
et al., 2011) yang menyatakan bahwa Computer self-efficacy berpengaruh
signifikan terhadap kualitas layanan. Indikator magnitude memiliki nilai
loading factor terbesar sehingga merupakan indikator yang paling kuat
sebagai pengukur variabel Computer self-efficacy.

266

267


4)

Semakin baik Computer self-efficacy

akan semakin meningkatkan

penggunaan sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi penelitian
sebelumnya (Chang et al., 2011) yang menyatakan bahwa Computer selfefficacy berpengaruh signifikan terhadap penggunaan. Indikator magnitude
memiliki nilai loading factor terbesar sehingga merupakan indikator yang
paling kuat sebagai pengukur variabel Computer self-efficacy.
5)

Computer self-efficacy berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan
pengguna. Keyakinan akan kemampuan mengoperasikan sistem e-learning
yang tinggi jika tidak tersedia sistem e-learning yang menarik dan
menantang (dalam hal desain yang menarik dan user friendly) bagi
pengguna akan berakibat pada rasa bosan dan frustasi untuk menggunakan
kembali. Kondisi ini akan berakibat pada tingkat kepuasan dalam hal
penggunaan sistem e-learning yang rendah.


6)

Semakin baik Computer self-efficacy akan semakin meningkatkan dampak
individu dalam penggunaan sistem e-learning. Hasil penelitian ini merupakan
temuan baru dalam penelitian ini serta memperkuat teori dari Pajares dan
Urdan (2006) yang mengatakan bahwa keyakinan seseorang tentang
kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan apa
saja yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan.

7)

Semakin baik persepsi kualitas sistem akan semakin meningkatkan persepsi
kualitas informasi sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi penelitian
sebelumnya (Gorla et al., 2010) yang menyatakan bahwa kualitas sistem
berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi. Walaupun terjadi
hubungan yang signifikan, rata-rata jawaban responden untuk keenam
indikator masih cenderung kurang baik sehingga masih diperlukan upaya
peningkatan kualitas sistem terutama dalam hal: kesesuaian materi sistem


268

e-learning dengan kebutuhan belajar dan kemudahan dalam mengakses
fitur sistem e-learning.
8)

Semakin baik persepsi kualitas sistem akan semakin meningkatkan
penggunaan sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi penelitianpenelitian

sebelumnya

yang

menyatakan

bahwa

kualitas

sistem


berpengaruh signifikan terhadap penggunaan.
9)

Semakin baik persepsi kualitas sistem akan semakin meningkatkan
kepuasan pengguna sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi
penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kualitas sistem
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Temuan ini
mengkonfirmasi salah satu teori dari Guiemares et al., 1992 yang
menyatakan bahwa ukuran kepuasan pemakai pada sistem komputer
dicerminkan oleh kualitas sistem yang dimiliki.

10)

Semakin baik persepsi kualitas informasi akan semakin meningkatkan
penggunaan sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi penelitianpenelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kualitas informasi
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan. Temuan ini mengkonfirmasi
salah satu teori dari Barnes dan Vidgen, 2003 yang menyatakan bahwa
kualitas informasi dapat dilihat dengan adanya potensi menghasilkan
informasi yang tidak terbatas, baik dalam organisasi maupun diluar

organisasi. Walaupun terjadi hubungan yang signifikan, rata-rata jawaban
responden untuk kelima indikator masih cenderung kurang baik sehingga
masih diperlukan upaya peningkatan kualitas informasi terutama dalam hal:
ketepatan waktu dalam penyajian informasi, peningkatan design sistem elearning, dan keakuratan penilaian kuis dalam sistem e-learning.

11)

Semakin baik persepsi kualitas informasi akan semakin meningkatkan
kepuasan pengguna sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi

269

penelitian-penelitian

sebelumnya

yang

menyatakan


bahwa

kualitas

informasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Temuan ini
mengkonfirmasi salah satu teori dari Ives et al., 1983 yang menyatakan
bahwa kualitas informasi merupakan dimensi kunci menyangkut instrument
kepuasan pengguna akhir.
12)

Semakin baik persepsi kualitas layanan akan semakin meningkatkan
penggunaan sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi penelitianpenelitian

sebelumnya

berpengaruh

signifikan

yang


menyatakan

terhadap

bahwa

penggunaan.

kualitas

Indikator

layanan
“jaminan”

(kecepatan download materi perkuliahan) memiliki nilai weight terbesar
sehingga merupakan indikator yang paling kuat sebagai pengukur variabel
kualitas layanan.
13)


Semakin baik persepsi kualitas layanan akan semakin meningkatkan
kepuasan pengguna sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi
penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kualitas layanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Indikator “jaminan”
(kecepatan download materi perkuliahan) memiliki nilai weight terbesar
sehingga merupakan indikator yang paling kuat sebagai pengukur variabel
kualitas layanan.

14)

Semakin baik penggunaan sistem e-learning akan semakin meningkatkan
kepuasan pengguna sistem e-learning. Temuan ini mengkonfirmasi
penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa penggunaan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Walaupun terjadi
hubungan yang signifikan, rata-rata jawaban responden untuk keempat
indikator masih cenderung kurang baik sehingga masih diperlukan upaya
peningkatan penggunaan terutama dalam hal: selalu menggunakan sistem
e-learning dalam perkuliahan (daily use), menggunakan sistem e-learning


270

karena panduan yang jelas (navigation patterns), peningkatan frekwensi
kunjungan ke sistem e-learning (number of site visit), dan mengikuti kuis
dengan sistem e-learning (number of transaction).
15)

Penggunaan berpengaruh tidak signifikan terhadap dampak individu. Hasil
penelitian ini menemukan bahwa besar kecilnya penggunaan sistem elearning tidak terlalu mempengaruhi besar kecilnya dampak individu.

16)

Kepuasan pengguna berpengaruh tidak signifikan terhadap dampak
individu. Penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya tingkat
kepuasan pengguna sistem e-learning tidak terlalu mempengaruhi besar
kecilnya dampak individu.

7.2

Saran


7.2.1

Bagi DIKTI dan Kopertis III Jakarta
Saran untuk DIKTI dan Kopertis Wilayah III Jakarta:

1)

Kebijakan pemerintah dalam bentuk: perencanaan, standarisasi mutu,
infrastruktur jaringan dan konten, serta kesiapan dan kultur sumberdaya
manusia untuk mengaplikasikan teknologi informasi khususnya dalam
penggunaan sistem e-learning di Kopertis III Jakarta merupakan hal yang
mendesak. Sistem e-learning akan dimanfaatkan atau tidak sangat
tergantung kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dan bagaimana
pengguna memandang atau menilai sistem e-learning tersebut. Namun
umumnya digunakannya teknologi tersebut dengan pertimbangan bahwa: (1)
teknologi tersebut memang sudah merupakan kebutuhan; (2) fasilitas
pendukung yang sudah memadai; (3) adanya dukungan dana yang
memadai; dan (4) adanya dukungan dari pembuat kebijakan.

2)

Perkembangan pengguna internet di Indonesia (Gambar 1.1) menunjukkan
tren yang selalu meningkat. Sebagai media yang diharapkan akan menjadi
bagian dari suatu proses pembelajaran di Kopertis III Jakarta, internet harus

271

mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi
interaktif antara pendidik dengan peserta didik sebagaimana yang
disyaratkan dalam proses pembelajaran. Agar pemanfaatan internet dalam
pembelajaran dapat berhasil secara efektif dan efisien, selain faktor
lingkungan, peserta, dan pendidik, hal pokok yang perlu diperhatikan adalah
faktor teknologi, meliputi: komputer, perangkat lunak, jaringan, koneksi ke
internet, dan berbagai kemampuan yang dibutuhkan berkaitan dengan
penerapan internet di lingkungan perguruan tinggi.
7.2.2

Bagi Perguruan Tinggi di Kopertis III Jakarta
Saran untuk perguruan tinggi di Kopertis Wilayah III Jakarta:

1)

Perguruan tinggi penyelenggara sistem e-learning di Kopertis III Jakarta
untuk lebih meningkatkan kualitas sistem dan kualitas informasi. Dengan
meningkatnya kualitas sistem dan kualitas informasi diharapkan akan
berdampak pada penggunaan dan kepuasan pengguna serta pada akhirnya
akan berdampak pada individu.

2)

Rendahnya penggunaan sistem e-learning di Kopertis III Jakarta bisa juga
diakibatkan oleh kurangnya sosialisasi sistem e-learning ke pengguna
(mahasiswa). Hal ini diperkuat dalam penelitian dengan ditemukan
hubungan yang tidak signifikan antara penggunaan dan kepuasan pengguna
terhadap dampak individu. Dengan temuan tersebut diharapkan perguruan
tinggi untuk mengadakan sosialisasi kepada mahasiswa berkaitan dengan
penggunaan sistem e-learning. Ketika mahasiswa menyadari manfaat yang
sangat besar dari sistem e-learning maka mereka akan menanggapi secara
positif terhadap proses pembelajaran dengan pembelajaran sistem online
tersebut.

7.2.2

Bagi Penelitian Selanjutnya
Saran untuk penelitian yang akan datang:

272

1)

Obyek penelitian saat ini hanya PTS di lingkungan Kopertis Wilayah III
Jakarta (1 kopertis), penelitian yang akan datang disarankan untuk
memperbanyak

obyek

penelitian

dan

memperluas

sampel

agar

menghasilkan hasil yang lebih baik jika kelompok yang lebih beragam dari
responden dapat dicapai.
2)

Penelitian hanya melibatkan perspektif tunggal dari mahasiswa, penelitian
yang

akan

datang

disarankan

menggunakan

perspektif

dari

organisasi/institusi (unit pengelola sistem e-learning) dan instruktur/dosen
pengampu mata kuliah.
3)

Penelitian selanjutnya dengan menarik garis (menghubungkan) dari variabel
dampak individu ke variabel penggunaan dan kepuasan pengguna.

4)

Memasukkan variabel lain yang relevan agar dapat mengakomodasi
perbedaan kondisi di luar negeri dengan kondisi di Indonesia ke dalam model
penelitian. Dengan memasukkan variabel tersebut diharapkan hasil
penelitiannya dapat lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia.

5)

Penelitian selanjutnya dengan menambahkan variabel lain, misalnya
variabel kebijakan karena nilai FIT dan AFIT masih berkisar 50%.

6)

Penelitian selanjutnya diarahkan pada penggunaan variabel lain dalam teori
pembelajaran sosial (Bandura, 1986).

7)

Penelitian selanjutnya dengan mereplikasi penelitian ini dengan e-service
dalam bidang bisnis (misalnya: e-procurement, e-shopping, e-banking) dan
e-service bidang pendidikan (misalnya: e-library, SIPKD, sim-litabmas).