HUBUNGAN NILAI PERSONAL EFIKASI DIRI DAN (1)
HUBUNGAN NILAI PERSONAL, EFIKASI DIRI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PRE-SERVICE GURU
FISIKA
Oleh
Putu Eka Dharma Putra, NIM. 0913021035
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana no 11 Singaraja
Email: eka_dp@live.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan profil Personal-value (PV), Selfefficacy (SE), Achievement Motivation (AM), dan Critical Thinking Skills (CTS) pada Preservice Guru Fisika di Undiksha; (2) menentukan hubungan antara Personal-value (PV)
terhadap Critical Thinking Skills (CTS), (3) menentukan hubungan antara Self-efficacy (SE)
terhadap Critical Thinking Skills (CTS), (4) menentukan hubungan antara Achievement
Motivation (AM) terhadap Critical Thinking Skills (CTS), serta (5) menentukan hubungan
antara Personal-value (PV), Self-efficacy (SE), dan Achievement Motivation (AM) secara
bersama-sama terhadap Critical Thinking Skills (CTS) pada Pre-service Guru Fisika di
Undiksha. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan desain ex post facto. Populasi
penelitian adalah seluruh Pre-service Guru Fisika di Undiksha tahun akademik 2012/2013.
Sampel penelitian terdiri dari 4 strata dengan jumlah 169 responden yang diambil dengan
teknik stratified proportional random sampling. Data PV, SE, dan AM dikoleksi
menggunakan kuesioner sedangkan data CTS dikoleksi dengan tes keterampilan berpikir
kritis yang diadaptasi dari Californian Critical Thinking Skills (CCTST). Data dianalisis
dengan teknik statistika deskriptif dan Regresi Linear Berganda 3 Prediktor. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) PV yang ditunjukkan oleh Pre-service Guru Fisika di Undiksha
dikategorikan sangat tinggi, SE dikategorikan sangat tinggi, AM dikategorikan sangat tinggi,
dan CTS dikategorikan sangat rendah; (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara PV
terhadap CTS (F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p > 0,05); (3) terdapat hubungan yang
signifikan antara SE terhadap CTS (F=9220, r = 0,229, r2 = 0,053, p0,05);
dan (5) terdapat hubungan antara PV, SE, CTS secara bersama-sama terhadap CTS pada Preservice Guru Fisika di Undiksha (F=3,463, r = 0,244, r2 = 0,060, p>0,05).
Kata kunci: Nilai Personal, Efikasi Diri, Motivasi Beprestasi, Keterampilan Berpikir
Kritis, Pre-service Guru
Abstract
The purpose of this research were (1) to described personal-value (PV), self-efficacy
(SE), achievement motivation (AM), and critical thinking skills (CTS) profile of pre-service
teacher on Undiksha; (2) to find out the relation between PV toward CTS, (3) to find out the
relation between SE toward CTS, (4) to find out the relation between AM toward CTS, and
(5) to find out the relation between between PV, SE, AM as together toward CTS of preservice teacher on Undiksha. This study were ex-post facto research. Population in this
research were entire of pre-service teacher of undiksha on 2012/2013 academic year.
Research sample consisted of 4 strata which have total 169 respondent that has been selected
by stratified proportional random sampling technique. PV, SE, dan AM data were collected
by quetionare while CTS recorded by critical thinking skills test that has been adapted from
Californian Critical Thinking Skills (CCTST). The data were analyzed by descriptive
statistics and multiple linear regression with 3 predictor technique. The result of this study
indicated (1) PV that showed by pre-service teacher of undiksha were categorized to very
high, SE were categorized to very high, AM were categorized to very high, and CTS were
categorized to very low; (2) there were no significant relationship between PV toward CTS
CTS (F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p > 0,05); (3) there were a significant relationship
between SE toward CTS (F=9220, r = 0,229, r2 = 0,053, p0,05); (5) there were
a significant relationship between PV, SE, CTS as together toward CTS of Pre-service
teacher on Undiksha (F=3,463, r = 0,244, r2 = 0,060, p>0,05).
dan profesional. Lebih lanjut disampaikan
PENDAHULUAN
memang
oleh Brandenburg (2006) bahwa kualitas
dipengaruhi oleh banyak faktor, namun
Guru adalah indikator tunggal paling akurat
kontribusi faktor-faktor tersebut selayaknya
yang mampu mempengaruhi kemampuan
harus terakomodasi secara maksimum agar
(performance) peserta didik di Sekolah.
kualitas
Dengan kata lain, kualitas Guru menjadi
Kualitas
seorang
seorang
calon
Guru
Guru
dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai
tanggungan
terbesar
yang
tujuan tersebut, seorang calon Guru harus
menjebatani konstruksi pengetahuan pada
berproses di lingkungan belajar yang mapan.
peserta didik.
Berdasarkan
Komunitas belajar atau learning community
mampu
program
kerja
untuk
Kementerian Pendidikan Nasional tahun
mengaktualisasi, mengimprovisasi strategi,
2011, terdapat beberapa program pemerintah
memediasi
yang
yang
mapan
merupakan
konstruksi
wadah
kompetensi-
mengarah
pada
preparasi
kompetensi keguruan untuk membentuk
Program-program
Guru seutuhnya (Turkovich & Harty, 2012).
Penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan
Revitalisasi
yang
Pendidikan
(KTSP)
menyertakan komunitas belajar dan proses
Pembinaan
dan
kondusif didalamnya, mampu membentuk
Tenaga Kependidikan (dalam jabatan) lewat
calon tenaga kependidikan yang berkualitas
Pendidikan
lingkungan
belajar
dan
tersebut
Guru.
ialah,
Tahun
2006;
Pengembangan
Latihan
Profesi
(1)
(2)
Profesi
Guru
(PLPG); (3) Pengembangan Pendidikan
indeks pengembangan manusia Indonesia
Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) di Asia
berada pada ranking 108 dari 169 Negara
Tenggara; (4) Menyediakan Buku Sekolah
dan pada tahun 2011 berada pada ranking
Elektronik (BSE) sebagai referensi publik;
124 dari 187 Negara yang disurvey di
(5)
seluruh dunia dengan nilai HDI 0,617.
Pengadaan
Portal
Garuda
sebagai
referensi ilmiah jurnal digital dan basis
Kesenjangan antara program preparasi
pengembangan ilmu. Fakta empiris di
dan hasil yang dicapai merupakan imbas
lapangan
balik
sangat
bertentangan
dengan
program preparasi tersebut.
dari
penyelenggaraan
dan
pembentukan tenaga pendidik yang belum
Berdasarkan data PISA tahun 2009
kompeten. Tindak lanjut atas kenyataan ini
dari organisasi survey, pengembangan, dan
harus diakomodasi dari masa pre-service
kerja sama Dunia yaitu Organisation For
Guru itu sendiri, karena kuantitas dan
Economic Co-operation And Development
kualitas pengajaran dari seorang Guru
atau OECD, Indonesia menduduki peringkat
dilapangan dimulai dari periode pre-service-
ke-61 dari sejumlah 65 peserta PISA untuk
nya.
bidang matematika dan peringkat ke-60
Kuantitas dan kualitas pre-service
untuk bidang sains. Hal ini menunjukkan
berkaitan
bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih
berpikir yang lebih baik, karena selama
rendah, sehingga perlu mendapat kajian
proses kognisi selalu melibatkan proses
lebih lanjut.
berpikir orde tinggi. Kuantitas dan kualitas
Hal
ini
diperkuat
tingkat
keterampilan
laporan
tersebut juga berkaitan dengan inernalisasi
Education for All (EFA) Global Monitoring
nilai-nilai personal dalam dirinya. Nilai pada
Dunia
dasarnya dapat bertindak sebagai kontrol
UNESCO yang menyatakan bahwa indeks
tingkah laku manusia (Nalcaci, 2012). Ada
pembangunan pendidikan atau Education
banyak faktor yang mampu mempengaruhi
Development Index (EDI) di Indonesia
kualitas dan kuantitas pre-service guru.
Report
adalah
2011
0,934.
dari
oleh
dengan
menempatkan
Penelitian yang merujuk pada pre-
Indonesia turun dari posisi 65 ke posisi ke-
service telah banyak dilakukan, namun hal
69 dari 127 Negara di Dunia. Indeks
itu belumlah cukup signifikan memberikan
pembangunan ini tidak terlepas dari kualitas
informasi mengenai pre-service Guru yang
tenaga pengajar atau pendidik di Indonesia.
mapan
Menurut
Development
Nilai
Organisasi
laporan
itu
United
Programme’s
dalam
memfilterisasi
anomali
Nations
semacam ini serta faktor-faktor yang mampu
Human
mempengaruhinya. Beberapa dari penelitian
Development Report 2010 (Poluakan, 2012),
tersebut,
ialah
(1)
Nalcaci
(2012)
mengungkapkan bahwa Nilai Personal (PV)
dipengaruhi oleh 4 sumber utama, yaitu (1)
mampu memprediksi keterampilan berpikir
mastery experience: Pengalaman ahli; (2)
kritis pre-service; (2) Yüksel dan Alci
vicarious experience: Pengalaman perilaku
(2012) mengungkap hubungan positif self-
dan pengalaman seseorang sebagai sebuah
efficacy (SE) antara dan critical thinking
proses pembelajaran individual. (3) social
(CT); (3) Mojavezi dan Tamiz (2012)
persuasive:
mengungkap hubungan positif antara SE dan
physiological and emotional states; Sumber
motivasi.
efikasi ini berfokus pada tingkatan afektif
Persuasif
sosial;
dan
(4)
Menurut Lovat et al (2011) Nilai
(level of arousal) dari individu. Sumber-
Personal (Personal Value) mengacu pada
sumber informasi ini berdiri secara mandiri
internalisasi nilai-nilai yang dibuktikan oleh
dalam
perilaku siswa atas kemauannya sendiri. Hal
terhadap taraf efikasi diri seseorang
memberikan
dampak
langsung
senada juga disampaikan oleh Coaley (2010)
Individu dengan self-efficacy yang
bahwa Nilai Personal (Personal Value)
mantap, memiliki aspirasi yang lebih tinggi
merupakan
dan ketekunan yang lebih besar dalam
keadaan
nilai
batin
yang
(inner
berfokus
state)
pada
seperti
bekerja
untuk
mencapai
tujuan
dan
perdamaian dan ketenangan. Keberadaan
mencapai kesuksesan dibandingkan individu
Nilai Personal (Personal Value) memegang
dengan Self-efficacy yang lebih rendah
peranan yang sangat penting dalam proses
(Bandura & Locke, 2003; Glickler, 2006;
belajar Pre-service Guru. Hal ini dipertegas
Betz, 2007; Feldman, 2011).
oleh pendapat dari Bektas dan Nalcaci
Motivasi beprestasi merupakan faktor
(2012) bahwa Nilai Personal (Personal
lain yang juga memegang peranan penting
Value) merupakan faktor penting dalam
terhadap preparasi calon Guru. Menurut
memprediksi sikap terhadap profesi guru.
Nicholls
Manusia secara individual memiliki
(Wigfield
&
Eccles,
2002)
menyatakan bahwa motivasi berprestasi
kemampuan untuk mempengaruhi orang
mengacu
lain. Setiap individu yang berbeda memiliki
tertentu dengan kompetensi individu yang
taraf atau level efficacy yang berbeda-beda.
menjadi masalahnya. Motivasi berprestasi
Menurut Jain dan Dowson (Dehghani et al,
dalam hal ini bisa dipandang sebagai
2011)
(Self-efficacy)
motivasi atau pendorong yang hanya terlibat
didefinisikan sebagai level kepercayaan diri
pada keadaan atau situasi yang khusus.
individu yang bersifat spesifik.
Kekhususan
Efikasi
Diri
Menurut Bandura (1995) keyakinan
seseorang mengenai efikasi dirinya dapat
pada
motivasi
tersebut
kompetensi-kompetensi
dalam
berfokus
yang
situasi
pada
dimiliki
individu
terkait
dalam
menyikapi
dipertahankan
dan
dibenarkan
(Moon,
2008).
permasalahannya.
Motivasi berprestasi juga bisa dilihat
Akomodasi
dan
pengendalian
dan
kontribusi faktor-faktor dalam masa pre-
Konteks
service menentukan mutu dan kualitas calon
kebutuhan dalam hal ini bisa berorientasi
guru. Program pendidikan Guru perlu
pada segala hal yang dirasa perlu untuk
mempersiapkan
dilengkapi, dicari, didapatkan, dimiliki dan
berkonfrontasi
dinikmati. Hal ini didukung oleh pernyataan
menegakkan praktek aplikasi pedagogik
McClelland et al (Sansone & Harackiewicz,
dunia pendidikan (OECD, 2010). Program
2000) bahwa seseorang mencari prestasi
pendidikan Guru juga perlu menawarkan
karena mereka memiliki sebuah hasrat yang
lingkungan belajar yang penuh dengan
cenderung diperlukan untuk itu. Sementara
pandangan isu diversity. Artinya, calon Guru
dalam
motivasi
mengalami
proses
pembelajaran
dan
berpestasi dipandang sebagai suatu nilai
pengajaran
dengan
pemikiran
yang
harap yang diinginkan untuk dicapai dan
terintegrasi dalam kondisi yang disversif
dimiliki.
atau berbeda-beda. Segala kompleksitas
dari
sudut
ekspektansi
pandang
kebutuhan
terhadap
konteks
sesuatu.
ekspektansi,
Proses kognisi dalam belajar selalu
faktor
Guru
dengan
yang
mungkin
perbedaan
dan
mempengaruhi
preparasi
Keterampilan berpikir kritis merupakan
memperoleh onformasi yang lebih akurat.
salah satu elemen yang menentukan tingkah
Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada
laku
berinteraksi,
preparasi Pre-service Guru dan menelaah
merespon
hubungan PV terhadap CTS, SE terhadap
perubahan sosial. Menurut Cottrell (2005)
CTS, AM, terhadap CTS, serta PV, SE, dan
berpikir kritis adalah aktivitas kognitif yang
AM secara bersama-sama terhadap CTS
melibatkan
Pre-service Guru.
menganalisis
saat
anomali,
pengunaan
dan
proses
berpikir.
Berpikir kritis juga bisa diartikan sebagai
kemampuan
untuk
mempertimbangkan,
menganalisis
berbagai
perlu
siap
menyertakan keterampilan untuk berpikir.
seseorang
Guru
untuk
dikaji
untuk
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1)
yang
untuk mendeskripsikan profil Personal-
diperoleh dari berbagai sumber, untuk
value (PV), Self-efficacy (SE), Achievement
kemudian memproses informasi ini dengan
Motivation (AM), dan Critical Thinking
cara yang kreatif dan logis dalam rangka
Skills (CTS) pada Pre-service Guru Fisika di
mebentuk suatu kesimpulan yang dapat
Undiksha; (2) menentukan hubungan antara
informasi
Personal-value
(PV)
terhadap
Critical
Thinking Skills (CTS), (3) menentukan
(Critical Thinking Skills). Oleh karena itu,
hubungan antara Self-efficacy (SE) terhadap
penelitian ini melibatkan 3 instrumen berupa
(4)
kuesioner dan satu instrumen berupa tes
menentukan hubungan antara Achievement
yang diadaptasi dari Californian Critical
Motivation (AM) terhadap Critical Thinking
Thinking Skills (CCTST).
Critical
Thinking
(CTS),
Skills
menentukan
Teknis analisis data yang digunakan
hubungan antara Personal-value (PV), Self-
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
efficacy (SE), dan Achievement Motivation
data deskriptif, teknik analisis korelasi, dan
(AM)
teknik analisis regresi linear dengan 3
(CTS),
Skills
secara
serta
(5)
bersama-sama
terhadap
Critical Thinking Skills (CTS) pada Pre-
prediktor.
service Guru Fisika di Undiksha.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
korelasional yaitu ex-post facto. Populasi
Hasil Penelitian
1) Deskripsi Umum Hasil Penelitian
dalam penelitian ini adalah seluruh pre-
Deskripsi profil variabel penelitian
service Guru fisika semester genap (II s.d
yaitu, nilai personal, efikasi diri, motivasi
VIII) pada tahun akademik 2012/2013.
berprestasi, dan keterampilan berpikir kritis
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 196
dari Pre-service Guru Fisika di Undiksha
yang
disajikan pada Tabel 1. Deskripsi profil pada
dipilih
dengan
teknik
stratified
Tabel 1 dibandingkan dengan panduan
proportional random sampling.
Variabel penelitian dalam hal ini
konversi nilai absolut skala lima untuk
melibatkan 3 variabel bebas yaitu Nilai
memperoleh
kategori
pencapaian
Personal (Personal Value), Efikasi Diri
ditunjukkan responden penelitian.
yang
(Self-efficacy), dan Motivasi Berprestasi
(Achievement Motivation), dan 1 variabel
terikat yaitu Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 1 Deskripsi Profile Variabel Penelitian
Variabel
Nilai Personal
1. Disiplin
2. Tanggung Jawab
3. Percaya diri
Mean
Modus
83,42
83,42
82,96
76,96
76,00
91,43
80,00
80,00
Standar
Deviasi
7,20
9,26
11,58
10,96
Maks.
Min.
Kategori
100,00
100,00
100,00
100,00
60,00
60,00
40,00
40,00
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Variabel
Mean
Modus
Maks.
Min.
Kategori
80,00
80,00
77,00
82,50
75,00
90,00
76,36
80,00
80,00
34,38
Standar
Deviasi
12,86
8,68
8,30
9,63
12,25
8,84
8,85
9,63
10,50
10,46
4. Profesional
5. Prestasi
Efikasi Diri
1. Level
2. Generality
3. Strength
Motivasi Berprestasi
1. Hope for success
2. Fear of failure
Keterampilan Berpikir
Kritis
1. Analisis
2. Evaluasi
3. Inferensi
4. Deduksi
5. Induksi
85,44
86,20
79,15
76,79
74,64
83,76
78,53
80,24
76,33
33,23
100,00
100,00
98,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
56,25
40,00
48,57
54,00
47,50
40,00
47,50
49,09
40,00
48,00
12,50
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
28,33
29,44
37,43
26,04
41,42
25,00
25,00
41,67
25,00
25,00
17,01
14,77
18,00
12,61
23,15
75,00
75,00
83,33
75,00
100,00
0,00
0,00
8,33
0,00
25,00
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tabel 2 Panduan Konversi Nilai Absolut Skala Lima
Variabel CTS
Variabel PV, SE, dan AM
Kategori
x ≥ 62,50
54,17 ≤ x < 62,50
45,83 ≤ x < 54,17
37,50 ≤ x < 45,83
x < 37,50
x ≥ 75,25
58,75 ≤ x < 75,25
42,25 ≤ x < 58,75
25,75 ≤ x < 42,25
x < 25,75
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2,
(Critical Thinking Skills) dengan nilai rata-
Variabel nilai personal yang memiliki nilai
rata 33,23 dikategorikan sangat rendah.
rata-rata
sehingga
Panduan yang sama juga digunakan untuk
dikategorikan sangat tinggi. Variabel Efikasi
setiap dimensi variabel penelitian, sehinga
Diri (Self-efficacy) memiliki nilai rata-rata
diperoleh kategori seperti yang tersaji pada
sebesar 79,15 sehingga dikategorikan sangat
Tabel 1.
tinggi.Variabel
2) Pengujian Hipotesis
sebesar
83,42
Motivasi
Berprestasi
(Achievement Motivation) dari Pre-service
Uji hipotesis dalam model Regresi ini
Guru Fisika memiliki nilai rata-rata sebesar
melibatkan 4 macam hipotesis. Uji hipotesis
78,53 sehingga dikategorikan sangat tinggi.
pertama, kedua, dan ketiga menggunakan uji
Variabel
Regresi Linear tunggal, sedangkan untuk uji
Keterampilan
Berpikir
Kritis
hipotesis keempat menggunakan uji Regresi
dilanjutkan. Setelah Uji Regresi Linear
Linear berganda. Karena uji asumsi sudah
diberlakukan, maka akan dilakukan uji
terpenuhi, maka penggunakan uji Regresi
keberartian koefisien Regresi.
Linear dalam pengujian hipotesis dapat
Tabel 3 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear
r
r2
Sig.
3,898
0,056
0,003
0,472
9,220
3,898
0,229
0,053
0,003
2,703
3,898
0,127
0,016
0,102
3,463
2,660
0,244
0,060
0,018
Pasangan
Variabel
Persamaan Regresi
F-hitung
F-tabel
X1 Y
Yˆ 6,873 0,025 X 1
Yˆ 2,712 0,092 X
0,520
X2 Y
2
Yˆ 5,634 0,084 X 3
X1, X2, Yˆ 4,274 0,048 X 1
X3, Y
0,108 X 2 0,017 X 3
X3 Y
Regresi antara variabel prediktor X1
(PV) terhadap Y (CTS) diperoleh nilai F-
keterampilan berpikir kritis pada Preservice Guru Fisika.
hitung sebesar 0,361. Dengan Derajat
Regresi antara X3 (AM) terhadap Y
kebebasan (numerator) 1 dan derajat
(CTS) diperoleh nilai F-hitung sebesar
kebebasan
maka
2,490. Dengan DF yang sama, diperoleh
diperoleh nilai F-tabel sebesar 3,898.
nilai F-tabel sebesar 3,898. Karena Fhitung <
Karena Fhitung < Ft(0,05), maka Ho diterima.
Ft(0,05), maka Ho diterima. Dengan kata
Dengan kata lain, dapat disimpulkan
lain, dapat disimpulkan bahwa tidak
bahwa tidak terdapat hubungan antara
terdapat
personal value terhadap keterampilan
berprestasi
berpikir kritis pada Pre-service Guru
berpikir kritis pada Pre-service Guru
Fisika.
Fisika.
(denumerator)
166
hubungan
antara
terhadap
motivasi
keterampilan
Regresi antara X2 (SE) terhadap Y
Regresi antara X1 (PV), X2 (SE), X3
(CTS) diperoleh nilai F-hitung sebesar
(AM) terhadap Y (CTS) diperoleh nilai F-
11,152. Dengan DF yang sama, diperoleh
hitung
nilai F-tabel sebesar 3,898. Fhitung > Ft(0,05),
numerator 3 dan denumerator 164 maka
maka Ho ditolak. Dengan kata lain, dapat
diperoleh nilai F-tabel sebesar 2,660.
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Karena Fhitung > Ft(0,05), maka Ho ditolak.
antara
Dengan kata lain, dapat disimpulkan
efikasi
diri
terhadap
bahwa
sebesar
terdapat
3,463.
Dengan
hubungan
DF
secara
bersama-sama antara nilai personal,
terhadap keterampilan berpikir kritis
efikasi diri, dan motivasi berprestasi
pada
Tabel 4
Pre-service
Statistik Uji-t
Koef. β1 yang bersesuaian dengan X1
Koef. β2 yang bersesuaian dengan X2
Koef. β3 yang bersesuaian dengan X3
Uji keberartian koefisien Regresi yang
bersesuaian dengan variabel X1 (PV)
t-hitung
Fisika.
Ringkasan Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi
Pasangan Variabel
memperoleh
Guru
sebesar
-1,079.
-1,079
2,735
0,240
Pembahasan
(1) Deskripsi Profil Efikasi Diri Preservice Guru Fisika
Dengan DF 166, maka diperoleh t-tabel
Hasil analisis terhadap skor Efikasi
sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih kecil
Diri (Self-efficacy) pada Pre-service Guru
dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan
Fisika di Undiksha menunjukkan deskripsi
koefisien Regresi yang bersesuaian dengan
skor rata-rata sebesar 79,15. Berdasarkan
variabel X1 (PV) adalah tidak berarti.
kriteria mengenai konversi nilai absolut
Uji keberartian koefisien Regresi yang
skala
lima,
maka
efikasi
diri
yang
bersesuaian dengan variabel X2 (SE)
ditunjukan oleh Pre-service Guru Fisika di
memperoleh
Undiksha
t-hitung
sebesar
2,735.
dikategorikan
sangat
tinggi.
Dengan DF 166, maka diperoleh t-tabel
Berdasarkan analisa deskriptif tersebut,
sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih besar
hanya dimensi Strength of Self-efficacy
dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan
yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan
koefisien Regresi yang bersesuaian dengan
dikategorikan
variabel X2 (SE) adalah berbarti.
Strength of Self-efficacy menunjukkan
sangat
tinggi.
tingkat
kemampuan
bersesuaian dengan variabel X3 (AM)
dimensi
yang
memperoleh
kekuatan/kemantapan individu terhadap
Uji keberartian koefisien Regresi yang
t-hitung
sebesar
0,240.
individu
Dimensi
terkait
terhadap
dengan
Dengan DF 167, maka diperoleh t-tabel
keyakinannya.
sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih kecil
(2) Deskripsi Profil Motivasi Beprestasi
dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan
Pre-service Guru Fisika
koefisien Regresi yang bersesuaian dengan
Motivasi
variabel X3 (AM) adalah tidak berbarti.
Berprestasi
(Achievement
Motivation) yang ditunjukkan oleh Preservice
Guru
Fisika
di
Undiksha
dikategorikan sangat tinggi. Secara umum,
batas
motivasi
menyatakan kategori sangat rendah.
berprestasi
dicapai
dengan
perolehan nilai rata-rata sebesar 78,53.
kriteria
sebesar
(4) Hubungan
antara
37,50
Nilai
yang
Personal
Nilai ini berada 3,28 lebih tinggi dari skor
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
batas krieria yang menyatakan kategori
Pre-service Guru Fisika
sangat
Hasil analisa Regresi hubungan Nilai
tinggi.
Berdasarkan
panduan
konversi nilai absolut skala lima, maka
Personal
dimensi Hope for success dan dimensi
Keterampilan Berpikir
Fear of Failure dikategorikan sangat
Thinking
tinggi. Perolehan nilai dimensi Hope for
memprediksi hubungan yang signifikan.
success berada 4,99 diatas batas krieria
Hal ini ditunjukkan oleh diterimanya
yang menyetakan kategori sangat tinggi.
Hipotesis Null yang menyatakan, “tidak
Sementara untuk dimensi Fear of Failure
terdapat hubungan antara Nilai Personal
berada 1,08 diatas batas kriteria yang
(Personal Value) terhadap Keterampilan
menyatakan
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
kategori
sangat
tinggi.
(Personal
terhadap
Value)
Kritis
belum
Skills)
(Critical
mampu
Dimensi Hope for success menjadi satu-
pada
satunya dimensi yang memiliki nilai rata-
Undiksha(F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p
rata tertinggi.
> 0,05). Hasl ini menerangkan bahwa
(3) Deskripsi
Berpikir
Profil
Kritis
Guru
Pre-service
Fisika
di
Keterampilan
hanya 0,3% variasi pada Keterampilan
Guru
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
Pre-service
Fisika
yang dapat diprediksi oleh variabel Nilai
Hasil analisis terhadap Keterampilan
Personal
(Personal
Value)
melalui
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
persamaan Regresi Yˆ 6,873 0,025 X 1 .
yang ditunjukkkan oleh Pre-service Guru
(5) Hubungan
Efikasi
Diri
terhadap
Fisika di Undiksha memperoleh nilai rata-
Keterampilan Berpikir Kritis Pre-
rata sebesar 33,23. Nilai ini dinilai sangat
service Guru Fisika
rendah daripada pencapaian variabel lain
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini,
walaupun dalam skala pengukuran yang
diperoleh bahwa Hipotesis
berbeda. Berdasarkan panduan konversi
menyatakan,
nilai absolut skala lima, Keterampilan
antara Efikasi Diri (Self-efficacy) terhadap
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
Keterampilan
yang ditunjukkkan oleh Pre-service Guru
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
Fisika di Undiksha dikategorikan sangat
Fisika di Undiksha” ditolak (F=9220, r =
rendah. Nilai rata-rata ini berada dibawah
“tidak
Null
terdapat
Berpikir
Kritis
yang
hubungan
(Critical
0,229, r2 = 0,053, p0,05).
Hasil
Motivasi
Efikasi
penelitian
ini
mengungkap
Hal ini diperkuat dari persamaan
Yˆ 4,274 0,048 X 1 0,108 X 2
bahwa tidak terdapat hubungan antara
prediksi
Motivasi
0,017 X 3 yang memperlihatkan koefisien
Berprestasi
(Achievement
Motivation) terhadap Motivasi Berprestasi
(Achievement Motivation). Dalam hal ini
Hipotesis Null diterima (F=2,703 r = 0,127,
r2 = 0,016, p>0,05). Hasil ini semakin
diperjelas
dari
persamaan
Yˆ 5,634 0,084 X 3
yang
Regresi
memiliki
arah regresi bertanda negatif pada variabel
yang bersesuaian dengan X1 dan X2.
Disamping itu koefisien tersebut bernilai
sangat kecil, yaitu -0,048 untuk Nilai
Personal (Personal Value), 0,108 untuk
Efikasi Diri (Self-efficacy), dan 0,017 untuk
koefisien arah Regresi yang sangat kecil,
Motivasi
yaitu sebesar 0,084. Koefisien determinasi
Motivation) dalam memprediksi hubungan
(r2) dalam model hubungan prediktif X3
secara bersama-sama terhadap Keterampilan
terhadap Y ini adalah sebesar 1,6%. Hal ini
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills).
sekaligus menegaskan informasi bahwa
Koefisien determinasi yang ditunjukkan
hanya terdapat 1,6% variasi pada kriterikum
oleh model hubungan prediktof ini adalah
Y(CTS)
sebesar 6,0%. Nilai ini memberikan arti
yang mampu
diprediksi
oleh
prediktor X3 (AM).
Motivasi
(Achievement
bahwa, terdapat 6,0% variasi pada kriterium
(7) Hubungan Nilai Personal, Efikasi diri
dan
Beprestasi
berprestasi
secara
Y(CTS)
yang mampu
diprediksi
oleh
prediktor X1(PV), X2(SE), dan X3(AM).
bersama-sama terhadap Keterampilan
Berpikir
Kritis
Pre-service
Guru
Fisika
Hasil temuan dalam penelitian ini
PENUTUP
Berdasarkan
pembahasan
hasil
tersebut,
analisis
maka
dan
dapat
mengungkap bahwa Hipotesis Null ditolak.
disimpulkan beberapa hal yaitu (1) Nilai
Dengan kata lain, terdapat hubungan yang
Personal (Personal Value) yang ditunjukkan
signifikan antara Nilai Personal (Personal
oleh Pre-service Guru Fisika pada semester
genap
tahun
akademik
di
mandiri dan optimal Efikasi Diri (Self-
Undiksha, dikategorikan sangat tinggi; (2)
efficacy) dalam dirinya sebagai bentuk
Efikasi Diri (Self-efficacy) dikategorikan
perluasan kazanah ilmu pengetahuan. (2)
sangat tinggi; (3) Motivasi Berprestasi
bagi Guru, Deskripsi dan temuan relasi yang
(Achievement
dikategorikan
signifikan dalam penelitian ini, tidak serta
sangat tinggi; (4) Keterampilan Berpikir
merta menyatakan bahwa Efikasi Diri (Self-
Kritis
Skills)
efficacy) bukanlah satu-satunya faktor yang
dikategorikan sangat rendah; (5) Tidak
mampu mempengaruhi kualitas Pre-service
terdapat hubungan yang positif antara Nilai
Guru, sehinnga perlu dikaji lebih lanjut. (3)
Personal
terhadap
Bagi Institusi yang dalam hal ini adalah
(Critical
Undiksha, temuan dan deskripsi hubungan
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
dalam penelitian ini dapat dijadikan suatu
Fisika; (6) Terdapat hubungan yang positif
kebijakan yang melibatkan Nilai Personal
antara Efikasi Diri (Self-efficacy) terhadap
(Personal
Value),
Keterampilan
efficacy),
dan
Motivation
(Critical
Thinking
(Personal
Keterampilan
2012/2013
Berpikir
Berpikir
Value)
Kritis
Kritis
(Critical
Efikasi
Diri
Motivasi
(Self-
Berprestasi
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
(Achievement Motivation) secara kolektif
Fisika; (7)Tidak terdapat hubungan yang
dalam meningkatkan Keterampilan Berpikir
positif
Kritis (Critical Thinking Skills) Pre-service
antara
(Achievement
Keterampilan
Motivasi
Motivation)
Berpikir
Kritis
Berprestasi
terhadap
Guru
(Critical
profesionalisme keguruan.
menuju
pembenahan
mutu
dan
Temuan dalam penelitian tidak serta
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
Fisika; dan (8) Terdapat hubungan yang
merta
positif secara bersama-sama antara Nilai
dikonstruksi adalah salah, namun temuan ini
Personal (Personal Value), Efikasi Diri
adalah
(Self-efficacy), dan Motivasi Berprestasi
dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh
(Achievement
terhadap
karena itu, dalam penelitian korelatif yang
(Critical
serupa, peneliti menyarankan instrumen
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
yang dikonstruksi harus disesuaikan dengan
Fisika.
keadaan responden penelitian, agar data
Keterampilan
Motivation)
Berpikir
Berdasarkan
Kritis
temuan
dalam
penelitian ini, maka (1) bagi Pre-service
Guru Fisika yang hendak mengembangkan
keterampilan dalam berpikir selama masa
Pre-service Guru perlu melibatkan secara
menyatakan
fakta
bahwa
empirik
teori
yang
yang
masih
mampu menghasilkan uji statistik yang
mendukung bangunan teori penelitian.
Dehghani, M., Sani, H. J., Pakmehr, H., &
DAFTAR PUSTAKA
Malekzadeh, A. 2011. Relationship
Bandura, A. 1995. Self-efficacy in Changing
between students critical thinking
Societies. New York: Cambridge
and self-efficacy beliefs in ferdowsi
University Press.
university of mashhad iran. Procedia
Bektas, F. & Nalcaci, A. 2012. The
Relationship
Personal
Special Issue. 2952–2955. Tersedia
towards
pada http://www.sciencedirect.com.
Teaching Profession. Educational
Diakses pada Senin 1 Oktober 2012.
Values
between
Social and Behavioral Sciences.
and
Attitude
and Research Center. Special Issue.
Tersedia
pada
http://www.edam.
com.tr. Diakses pada Kamis 24
Januari 2013.
Feldman,
R.
S.
2011.
Understanding
Essentials
Psychology
of
9th
Edition. New York: Mc Graw Hill.
Fu, J. 2011. The relationships among self-
Brandenburg, R. 2006. Powerfull Pedagogy
efficacy achievement
motivation,
:Self Study of a Teacher Educator’s
and work values for regular four-
Practice. Australia: Springer Press.
year
Busari, A. O. 2011. The relationship
university
community
students
college
students
and
in
between self-eficacy, motivation and
China. Disertasi. Tersedia pada
critical
to
Tersedia pada https://www.ideals.
achievement of sandwich degree
illinois.edu.Diakses pada Kamis 1
students. International Journal of
November 2012.
thinking
disposition
Asian Social Science. 1(1). 1-9.
Ginsberg, M. B. & Wlodkowski, R. J. 2009.
Tersedia pada http://www.aessweb
Diversity & Motivation: Culturally
.com.
Responsive Teaching in College. San
Diakses
pada
Senin
12
Fransisco: Jossey-Bass.
Agustus 2012.
Coaley, K. 2010. An Introduction to
Psychological
Assessment
and
Psychometrics.
London:
Sage
Cottrell, S. 2005. Critical Thinking Skills;
Develoving Effective Analysis and
Milan.
Motivation and Action. New York:
Cambridge Press.
KEMDIKNAS. 2011. Rekapitulasi program
Publisher.
Argument.
Heckhausen, J. & Heckhausen, H. 2008.
USA:
Palgrave
Mc
kerja
nasional
kementerian
tahun
pendidikan
2011.
Artikel.
Tersedia pada http://www.Kemdik
bud.go.id. Diakses pada 15 Januari
2012.
Lovat, T., Dally, K., Clement, N., &
Roberts, T. G., & Dyer, J. E. 2005. The
Toomey, R. 2011. Values Pedagogy
relationship
and
motivation, and critical thinking
Student
Achievement.
of
to
self-efficacy,
Conterporary Research Evidance.
disposition
achievement
and
London: Springer Press.
attitudes when an illustrated web
Mojavezi, A. & Tamiz, M.P. 2012. The
lecture is used in an online Learning
impact of teacher self-efficacy on
environment. Journal of Agricultural
the
Education. 46(2). 12-13. Tersedia
students’
motivation
and
achievement. Theory and Practice in
pada
Language Studies. 3(2). 483-491.
Diakses pada Diakses pada Sabtu 1
Tersedia
Desember 2012.
pada
http://ojs.academy
publisher.com. Diakses pada Selasa
6 November 2012.
http://www.jae-online.org.
Sansone, C. & Harackiewicz, J. M. 2000.
Instrinsic and Exstrisic Motivation;
Moon, J. 2008. Critical Thinking: An
The Search for Optimal Motivation
Exploration of Theory and Practice.
and
USA: Routledge.
Academic Press.
Performance.
California:
Nalcaci, A. 2012. The relationship between
Turkovich, D. M. & Harty, K. R. 2012.
the individual values and critical
Exploring pre-service elementary
thiking skills of prospective social
teachers’ efficacy beliefs associated
sciences
International
with a learning community created
Journal of Progressive Education.
by linked courses. International
8(1).
pada
Academic Conference. Special Issue.
Diakses
101-106. Tersedia pada http//:www.
teachers.
22-34.
Tersedia
http://www.inased.
org.
conferences.cluteonline.com.
pada Senin 26 Maret 2012.
OECD.
2010.
Educating
teacher
for
diversity: meeting the challenge.
OECD.
Diakses pada Senin 26 Juni 2012.
UNESCO.
2011.
Regional
report
on
Artikel. Tersedia Pada http://www.
progress towards education for all
oecd.org. Diakses pada Rabu 1 Juni
(efa) in asia and the pacific. Artikel.
2011.
Tersedia pada http://unesdoc.unesco.
2011.
Againts
the
odds
disadvantaged student who succeed
in school. Artikel. Tersedia Pada
http://www.oecd.org. Diakses pada
Kamis 1 November 2012.
org. Diakses pada Rabu 5 September
2012.
Wigfield, A. & Eccles, J. S. 2002. The
Development
of
Achievment
Motivation.
Press.
Michigan:
Academic
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PRE-SERVICE GURU
FISIKA
Oleh
Putu Eka Dharma Putra, NIM. 0913021035
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana no 11 Singaraja
Email: eka_dp@live.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan profil Personal-value (PV), Selfefficacy (SE), Achievement Motivation (AM), dan Critical Thinking Skills (CTS) pada Preservice Guru Fisika di Undiksha; (2) menentukan hubungan antara Personal-value (PV)
terhadap Critical Thinking Skills (CTS), (3) menentukan hubungan antara Self-efficacy (SE)
terhadap Critical Thinking Skills (CTS), (4) menentukan hubungan antara Achievement
Motivation (AM) terhadap Critical Thinking Skills (CTS), serta (5) menentukan hubungan
antara Personal-value (PV), Self-efficacy (SE), dan Achievement Motivation (AM) secara
bersama-sama terhadap Critical Thinking Skills (CTS) pada Pre-service Guru Fisika di
Undiksha. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan desain ex post facto. Populasi
penelitian adalah seluruh Pre-service Guru Fisika di Undiksha tahun akademik 2012/2013.
Sampel penelitian terdiri dari 4 strata dengan jumlah 169 responden yang diambil dengan
teknik stratified proportional random sampling. Data PV, SE, dan AM dikoleksi
menggunakan kuesioner sedangkan data CTS dikoleksi dengan tes keterampilan berpikir
kritis yang diadaptasi dari Californian Critical Thinking Skills (CCTST). Data dianalisis
dengan teknik statistika deskriptif dan Regresi Linear Berganda 3 Prediktor. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) PV yang ditunjukkan oleh Pre-service Guru Fisika di Undiksha
dikategorikan sangat tinggi, SE dikategorikan sangat tinggi, AM dikategorikan sangat tinggi,
dan CTS dikategorikan sangat rendah; (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara PV
terhadap CTS (F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p > 0,05); (3) terdapat hubungan yang
signifikan antara SE terhadap CTS (F=9220, r = 0,229, r2 = 0,053, p0,05);
dan (5) terdapat hubungan antara PV, SE, CTS secara bersama-sama terhadap CTS pada Preservice Guru Fisika di Undiksha (F=3,463, r = 0,244, r2 = 0,060, p>0,05).
Kata kunci: Nilai Personal, Efikasi Diri, Motivasi Beprestasi, Keterampilan Berpikir
Kritis, Pre-service Guru
Abstract
The purpose of this research were (1) to described personal-value (PV), self-efficacy
(SE), achievement motivation (AM), and critical thinking skills (CTS) profile of pre-service
teacher on Undiksha; (2) to find out the relation between PV toward CTS, (3) to find out the
relation between SE toward CTS, (4) to find out the relation between AM toward CTS, and
(5) to find out the relation between between PV, SE, AM as together toward CTS of preservice teacher on Undiksha. This study were ex-post facto research. Population in this
research were entire of pre-service teacher of undiksha on 2012/2013 academic year.
Research sample consisted of 4 strata which have total 169 respondent that has been selected
by stratified proportional random sampling technique. PV, SE, dan AM data were collected
by quetionare while CTS recorded by critical thinking skills test that has been adapted from
Californian Critical Thinking Skills (CCTST). The data were analyzed by descriptive
statistics and multiple linear regression with 3 predictor technique. The result of this study
indicated (1) PV that showed by pre-service teacher of undiksha were categorized to very
high, SE were categorized to very high, AM were categorized to very high, and CTS were
categorized to very low; (2) there were no significant relationship between PV toward CTS
CTS (F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p > 0,05); (3) there were a significant relationship
between SE toward CTS (F=9220, r = 0,229, r2 = 0,053, p0,05); (5) there were
a significant relationship between PV, SE, CTS as together toward CTS of Pre-service
teacher on Undiksha (F=3,463, r = 0,244, r2 = 0,060, p>0,05).
dan profesional. Lebih lanjut disampaikan
PENDAHULUAN
memang
oleh Brandenburg (2006) bahwa kualitas
dipengaruhi oleh banyak faktor, namun
Guru adalah indikator tunggal paling akurat
kontribusi faktor-faktor tersebut selayaknya
yang mampu mempengaruhi kemampuan
harus terakomodasi secara maksimum agar
(performance) peserta didik di Sekolah.
kualitas
Dengan kata lain, kualitas Guru menjadi
Kualitas
seorang
seorang
calon
Guru
Guru
dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai
tanggungan
terbesar
yang
tujuan tersebut, seorang calon Guru harus
menjebatani konstruksi pengetahuan pada
berproses di lingkungan belajar yang mapan.
peserta didik.
Berdasarkan
Komunitas belajar atau learning community
mampu
program
kerja
untuk
Kementerian Pendidikan Nasional tahun
mengaktualisasi, mengimprovisasi strategi,
2011, terdapat beberapa program pemerintah
memediasi
yang
yang
mapan
merupakan
konstruksi
wadah
kompetensi-
mengarah
pada
preparasi
kompetensi keguruan untuk membentuk
Program-program
Guru seutuhnya (Turkovich & Harty, 2012).
Penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan
Revitalisasi
yang
Pendidikan
(KTSP)
menyertakan komunitas belajar dan proses
Pembinaan
dan
kondusif didalamnya, mampu membentuk
Tenaga Kependidikan (dalam jabatan) lewat
calon tenaga kependidikan yang berkualitas
Pendidikan
lingkungan
belajar
dan
tersebut
Guru.
ialah,
Tahun
2006;
Pengembangan
Latihan
Profesi
(1)
(2)
Profesi
Guru
(PLPG); (3) Pengembangan Pendidikan
indeks pengembangan manusia Indonesia
Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) di Asia
berada pada ranking 108 dari 169 Negara
Tenggara; (4) Menyediakan Buku Sekolah
dan pada tahun 2011 berada pada ranking
Elektronik (BSE) sebagai referensi publik;
124 dari 187 Negara yang disurvey di
(5)
seluruh dunia dengan nilai HDI 0,617.
Pengadaan
Portal
Garuda
sebagai
referensi ilmiah jurnal digital dan basis
Kesenjangan antara program preparasi
pengembangan ilmu. Fakta empiris di
dan hasil yang dicapai merupakan imbas
lapangan
balik
sangat
bertentangan
dengan
program preparasi tersebut.
dari
penyelenggaraan
dan
pembentukan tenaga pendidik yang belum
Berdasarkan data PISA tahun 2009
kompeten. Tindak lanjut atas kenyataan ini
dari organisasi survey, pengembangan, dan
harus diakomodasi dari masa pre-service
kerja sama Dunia yaitu Organisation For
Guru itu sendiri, karena kuantitas dan
Economic Co-operation And Development
kualitas pengajaran dari seorang Guru
atau OECD, Indonesia menduduki peringkat
dilapangan dimulai dari periode pre-service-
ke-61 dari sejumlah 65 peserta PISA untuk
nya.
bidang matematika dan peringkat ke-60
Kuantitas dan kualitas pre-service
untuk bidang sains. Hal ini menunjukkan
berkaitan
bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih
berpikir yang lebih baik, karena selama
rendah, sehingga perlu mendapat kajian
proses kognisi selalu melibatkan proses
lebih lanjut.
berpikir orde tinggi. Kuantitas dan kualitas
Hal
ini
diperkuat
tingkat
keterampilan
laporan
tersebut juga berkaitan dengan inernalisasi
Education for All (EFA) Global Monitoring
nilai-nilai personal dalam dirinya. Nilai pada
Dunia
dasarnya dapat bertindak sebagai kontrol
UNESCO yang menyatakan bahwa indeks
tingkah laku manusia (Nalcaci, 2012). Ada
pembangunan pendidikan atau Education
banyak faktor yang mampu mempengaruhi
Development Index (EDI) di Indonesia
kualitas dan kuantitas pre-service guru.
Report
adalah
2011
0,934.
dari
oleh
dengan
menempatkan
Penelitian yang merujuk pada pre-
Indonesia turun dari posisi 65 ke posisi ke-
service telah banyak dilakukan, namun hal
69 dari 127 Negara di Dunia. Indeks
itu belumlah cukup signifikan memberikan
pembangunan ini tidak terlepas dari kualitas
informasi mengenai pre-service Guru yang
tenaga pengajar atau pendidik di Indonesia.
mapan
Menurut
Development
Nilai
Organisasi
laporan
itu
United
Programme’s
dalam
memfilterisasi
anomali
Nations
semacam ini serta faktor-faktor yang mampu
Human
mempengaruhinya. Beberapa dari penelitian
Development Report 2010 (Poluakan, 2012),
tersebut,
ialah
(1)
Nalcaci
(2012)
mengungkapkan bahwa Nilai Personal (PV)
dipengaruhi oleh 4 sumber utama, yaitu (1)
mampu memprediksi keterampilan berpikir
mastery experience: Pengalaman ahli; (2)
kritis pre-service; (2) Yüksel dan Alci
vicarious experience: Pengalaman perilaku
(2012) mengungkap hubungan positif self-
dan pengalaman seseorang sebagai sebuah
efficacy (SE) antara dan critical thinking
proses pembelajaran individual. (3) social
(CT); (3) Mojavezi dan Tamiz (2012)
persuasive:
mengungkap hubungan positif antara SE dan
physiological and emotional states; Sumber
motivasi.
efikasi ini berfokus pada tingkatan afektif
Persuasif
sosial;
dan
(4)
Menurut Lovat et al (2011) Nilai
(level of arousal) dari individu. Sumber-
Personal (Personal Value) mengacu pada
sumber informasi ini berdiri secara mandiri
internalisasi nilai-nilai yang dibuktikan oleh
dalam
perilaku siswa atas kemauannya sendiri. Hal
terhadap taraf efikasi diri seseorang
memberikan
dampak
langsung
senada juga disampaikan oleh Coaley (2010)
Individu dengan self-efficacy yang
bahwa Nilai Personal (Personal Value)
mantap, memiliki aspirasi yang lebih tinggi
merupakan
dan ketekunan yang lebih besar dalam
keadaan
nilai
batin
yang
(inner
berfokus
state)
pada
seperti
bekerja
untuk
mencapai
tujuan
dan
perdamaian dan ketenangan. Keberadaan
mencapai kesuksesan dibandingkan individu
Nilai Personal (Personal Value) memegang
dengan Self-efficacy yang lebih rendah
peranan yang sangat penting dalam proses
(Bandura & Locke, 2003; Glickler, 2006;
belajar Pre-service Guru. Hal ini dipertegas
Betz, 2007; Feldman, 2011).
oleh pendapat dari Bektas dan Nalcaci
Motivasi beprestasi merupakan faktor
(2012) bahwa Nilai Personal (Personal
lain yang juga memegang peranan penting
Value) merupakan faktor penting dalam
terhadap preparasi calon Guru. Menurut
memprediksi sikap terhadap profesi guru.
Nicholls
Manusia secara individual memiliki
(Wigfield
&
Eccles,
2002)
menyatakan bahwa motivasi berprestasi
kemampuan untuk mempengaruhi orang
mengacu
lain. Setiap individu yang berbeda memiliki
tertentu dengan kompetensi individu yang
taraf atau level efficacy yang berbeda-beda.
menjadi masalahnya. Motivasi berprestasi
Menurut Jain dan Dowson (Dehghani et al,
dalam hal ini bisa dipandang sebagai
2011)
(Self-efficacy)
motivasi atau pendorong yang hanya terlibat
didefinisikan sebagai level kepercayaan diri
pada keadaan atau situasi yang khusus.
individu yang bersifat spesifik.
Kekhususan
Efikasi
Diri
Menurut Bandura (1995) keyakinan
seseorang mengenai efikasi dirinya dapat
pada
motivasi
tersebut
kompetensi-kompetensi
dalam
berfokus
yang
situasi
pada
dimiliki
individu
terkait
dalam
menyikapi
dipertahankan
dan
dibenarkan
(Moon,
2008).
permasalahannya.
Motivasi berprestasi juga bisa dilihat
Akomodasi
dan
pengendalian
dan
kontribusi faktor-faktor dalam masa pre-
Konteks
service menentukan mutu dan kualitas calon
kebutuhan dalam hal ini bisa berorientasi
guru. Program pendidikan Guru perlu
pada segala hal yang dirasa perlu untuk
mempersiapkan
dilengkapi, dicari, didapatkan, dimiliki dan
berkonfrontasi
dinikmati. Hal ini didukung oleh pernyataan
menegakkan praktek aplikasi pedagogik
McClelland et al (Sansone & Harackiewicz,
dunia pendidikan (OECD, 2010). Program
2000) bahwa seseorang mencari prestasi
pendidikan Guru juga perlu menawarkan
karena mereka memiliki sebuah hasrat yang
lingkungan belajar yang penuh dengan
cenderung diperlukan untuk itu. Sementara
pandangan isu diversity. Artinya, calon Guru
dalam
motivasi
mengalami
proses
pembelajaran
dan
berpestasi dipandang sebagai suatu nilai
pengajaran
dengan
pemikiran
yang
harap yang diinginkan untuk dicapai dan
terintegrasi dalam kondisi yang disversif
dimiliki.
atau berbeda-beda. Segala kompleksitas
dari
sudut
ekspektansi
pandang
kebutuhan
terhadap
konteks
sesuatu.
ekspektansi,
Proses kognisi dalam belajar selalu
faktor
Guru
dengan
yang
mungkin
perbedaan
dan
mempengaruhi
preparasi
Keterampilan berpikir kritis merupakan
memperoleh onformasi yang lebih akurat.
salah satu elemen yang menentukan tingkah
Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada
laku
berinteraksi,
preparasi Pre-service Guru dan menelaah
merespon
hubungan PV terhadap CTS, SE terhadap
perubahan sosial. Menurut Cottrell (2005)
CTS, AM, terhadap CTS, serta PV, SE, dan
berpikir kritis adalah aktivitas kognitif yang
AM secara bersama-sama terhadap CTS
melibatkan
Pre-service Guru.
menganalisis
saat
anomali,
pengunaan
dan
proses
berpikir.
Berpikir kritis juga bisa diartikan sebagai
kemampuan
untuk
mempertimbangkan,
menganalisis
berbagai
perlu
siap
menyertakan keterampilan untuk berpikir.
seseorang
Guru
untuk
dikaji
untuk
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1)
yang
untuk mendeskripsikan profil Personal-
diperoleh dari berbagai sumber, untuk
value (PV), Self-efficacy (SE), Achievement
kemudian memproses informasi ini dengan
Motivation (AM), dan Critical Thinking
cara yang kreatif dan logis dalam rangka
Skills (CTS) pada Pre-service Guru Fisika di
mebentuk suatu kesimpulan yang dapat
Undiksha; (2) menentukan hubungan antara
informasi
Personal-value
(PV)
terhadap
Critical
Thinking Skills (CTS), (3) menentukan
(Critical Thinking Skills). Oleh karena itu,
hubungan antara Self-efficacy (SE) terhadap
penelitian ini melibatkan 3 instrumen berupa
(4)
kuesioner dan satu instrumen berupa tes
menentukan hubungan antara Achievement
yang diadaptasi dari Californian Critical
Motivation (AM) terhadap Critical Thinking
Thinking Skills (CCTST).
Critical
Thinking
(CTS),
Skills
menentukan
Teknis analisis data yang digunakan
hubungan antara Personal-value (PV), Self-
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
efficacy (SE), dan Achievement Motivation
data deskriptif, teknik analisis korelasi, dan
(AM)
teknik analisis regresi linear dengan 3
(CTS),
Skills
secara
serta
(5)
bersama-sama
terhadap
Critical Thinking Skills (CTS) pada Pre-
prediktor.
service Guru Fisika di Undiksha.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
korelasional yaitu ex-post facto. Populasi
Hasil Penelitian
1) Deskripsi Umum Hasil Penelitian
dalam penelitian ini adalah seluruh pre-
Deskripsi profil variabel penelitian
service Guru fisika semester genap (II s.d
yaitu, nilai personal, efikasi diri, motivasi
VIII) pada tahun akademik 2012/2013.
berprestasi, dan keterampilan berpikir kritis
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 196
dari Pre-service Guru Fisika di Undiksha
yang
disajikan pada Tabel 1. Deskripsi profil pada
dipilih
dengan
teknik
stratified
Tabel 1 dibandingkan dengan panduan
proportional random sampling.
Variabel penelitian dalam hal ini
konversi nilai absolut skala lima untuk
melibatkan 3 variabel bebas yaitu Nilai
memperoleh
kategori
pencapaian
Personal (Personal Value), Efikasi Diri
ditunjukkan responden penelitian.
yang
(Self-efficacy), dan Motivasi Berprestasi
(Achievement Motivation), dan 1 variabel
terikat yaitu Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 1 Deskripsi Profile Variabel Penelitian
Variabel
Nilai Personal
1. Disiplin
2. Tanggung Jawab
3. Percaya diri
Mean
Modus
83,42
83,42
82,96
76,96
76,00
91,43
80,00
80,00
Standar
Deviasi
7,20
9,26
11,58
10,96
Maks.
Min.
Kategori
100,00
100,00
100,00
100,00
60,00
60,00
40,00
40,00
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Variabel
Mean
Modus
Maks.
Min.
Kategori
80,00
80,00
77,00
82,50
75,00
90,00
76,36
80,00
80,00
34,38
Standar
Deviasi
12,86
8,68
8,30
9,63
12,25
8,84
8,85
9,63
10,50
10,46
4. Profesional
5. Prestasi
Efikasi Diri
1. Level
2. Generality
3. Strength
Motivasi Berprestasi
1. Hope for success
2. Fear of failure
Keterampilan Berpikir
Kritis
1. Analisis
2. Evaluasi
3. Inferensi
4. Deduksi
5. Induksi
85,44
86,20
79,15
76,79
74,64
83,76
78,53
80,24
76,33
33,23
100,00
100,00
98,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
56,25
40,00
48,57
54,00
47,50
40,00
47,50
49,09
40,00
48,00
12,50
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
28,33
29,44
37,43
26,04
41,42
25,00
25,00
41,67
25,00
25,00
17,01
14,77
18,00
12,61
23,15
75,00
75,00
83,33
75,00
100,00
0,00
0,00
8,33
0,00
25,00
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tabel 2 Panduan Konversi Nilai Absolut Skala Lima
Variabel CTS
Variabel PV, SE, dan AM
Kategori
x ≥ 62,50
54,17 ≤ x < 62,50
45,83 ≤ x < 54,17
37,50 ≤ x < 45,83
x < 37,50
x ≥ 75,25
58,75 ≤ x < 75,25
42,25 ≤ x < 58,75
25,75 ≤ x < 42,25
x < 25,75
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2,
(Critical Thinking Skills) dengan nilai rata-
Variabel nilai personal yang memiliki nilai
rata 33,23 dikategorikan sangat rendah.
rata-rata
sehingga
Panduan yang sama juga digunakan untuk
dikategorikan sangat tinggi. Variabel Efikasi
setiap dimensi variabel penelitian, sehinga
Diri (Self-efficacy) memiliki nilai rata-rata
diperoleh kategori seperti yang tersaji pada
sebesar 79,15 sehingga dikategorikan sangat
Tabel 1.
tinggi.Variabel
2) Pengujian Hipotesis
sebesar
83,42
Motivasi
Berprestasi
(Achievement Motivation) dari Pre-service
Uji hipotesis dalam model Regresi ini
Guru Fisika memiliki nilai rata-rata sebesar
melibatkan 4 macam hipotesis. Uji hipotesis
78,53 sehingga dikategorikan sangat tinggi.
pertama, kedua, dan ketiga menggunakan uji
Variabel
Regresi Linear tunggal, sedangkan untuk uji
Keterampilan
Berpikir
Kritis
hipotesis keempat menggunakan uji Regresi
dilanjutkan. Setelah Uji Regresi Linear
Linear berganda. Karena uji asumsi sudah
diberlakukan, maka akan dilakukan uji
terpenuhi, maka penggunakan uji Regresi
keberartian koefisien Regresi.
Linear dalam pengujian hipotesis dapat
Tabel 3 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear
r
r2
Sig.
3,898
0,056
0,003
0,472
9,220
3,898
0,229
0,053
0,003
2,703
3,898
0,127
0,016
0,102
3,463
2,660
0,244
0,060
0,018
Pasangan
Variabel
Persamaan Regresi
F-hitung
F-tabel
X1 Y
Yˆ 6,873 0,025 X 1
Yˆ 2,712 0,092 X
0,520
X2 Y
2
Yˆ 5,634 0,084 X 3
X1, X2, Yˆ 4,274 0,048 X 1
X3, Y
0,108 X 2 0,017 X 3
X3 Y
Regresi antara variabel prediktor X1
(PV) terhadap Y (CTS) diperoleh nilai F-
keterampilan berpikir kritis pada Preservice Guru Fisika.
hitung sebesar 0,361. Dengan Derajat
Regresi antara X3 (AM) terhadap Y
kebebasan (numerator) 1 dan derajat
(CTS) diperoleh nilai F-hitung sebesar
kebebasan
maka
2,490. Dengan DF yang sama, diperoleh
diperoleh nilai F-tabel sebesar 3,898.
nilai F-tabel sebesar 3,898. Karena Fhitung <
Karena Fhitung < Ft(0,05), maka Ho diterima.
Ft(0,05), maka Ho diterima. Dengan kata
Dengan kata lain, dapat disimpulkan
lain, dapat disimpulkan bahwa tidak
bahwa tidak terdapat hubungan antara
terdapat
personal value terhadap keterampilan
berprestasi
berpikir kritis pada Pre-service Guru
berpikir kritis pada Pre-service Guru
Fisika.
Fisika.
(denumerator)
166
hubungan
antara
terhadap
motivasi
keterampilan
Regresi antara X2 (SE) terhadap Y
Regresi antara X1 (PV), X2 (SE), X3
(CTS) diperoleh nilai F-hitung sebesar
(AM) terhadap Y (CTS) diperoleh nilai F-
11,152. Dengan DF yang sama, diperoleh
hitung
nilai F-tabel sebesar 3,898. Fhitung > Ft(0,05),
numerator 3 dan denumerator 164 maka
maka Ho ditolak. Dengan kata lain, dapat
diperoleh nilai F-tabel sebesar 2,660.
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Karena Fhitung > Ft(0,05), maka Ho ditolak.
antara
Dengan kata lain, dapat disimpulkan
efikasi
diri
terhadap
bahwa
sebesar
terdapat
3,463.
Dengan
hubungan
DF
secara
bersama-sama antara nilai personal,
terhadap keterampilan berpikir kritis
efikasi diri, dan motivasi berprestasi
pada
Tabel 4
Pre-service
Statistik Uji-t
Koef. β1 yang bersesuaian dengan X1
Koef. β2 yang bersesuaian dengan X2
Koef. β3 yang bersesuaian dengan X3
Uji keberartian koefisien Regresi yang
bersesuaian dengan variabel X1 (PV)
t-hitung
Fisika.
Ringkasan Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi
Pasangan Variabel
memperoleh
Guru
sebesar
-1,079.
-1,079
2,735
0,240
Pembahasan
(1) Deskripsi Profil Efikasi Diri Preservice Guru Fisika
Dengan DF 166, maka diperoleh t-tabel
Hasil analisis terhadap skor Efikasi
sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih kecil
Diri (Self-efficacy) pada Pre-service Guru
dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan
Fisika di Undiksha menunjukkan deskripsi
koefisien Regresi yang bersesuaian dengan
skor rata-rata sebesar 79,15. Berdasarkan
variabel X1 (PV) adalah tidak berarti.
kriteria mengenai konversi nilai absolut
Uji keberartian koefisien Regresi yang
skala
lima,
maka
efikasi
diri
yang
bersesuaian dengan variabel X2 (SE)
ditunjukan oleh Pre-service Guru Fisika di
memperoleh
Undiksha
t-hitung
sebesar
2,735.
dikategorikan
sangat
tinggi.
Dengan DF 166, maka diperoleh t-tabel
Berdasarkan analisa deskriptif tersebut,
sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih besar
hanya dimensi Strength of Self-efficacy
dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan
yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan
koefisien Regresi yang bersesuaian dengan
dikategorikan
variabel X2 (SE) adalah berbarti.
Strength of Self-efficacy menunjukkan
sangat
tinggi.
tingkat
kemampuan
bersesuaian dengan variabel X3 (AM)
dimensi
yang
memperoleh
kekuatan/kemantapan individu terhadap
Uji keberartian koefisien Regresi yang
t-hitung
sebesar
0,240.
individu
Dimensi
terkait
terhadap
dengan
Dengan DF 167, maka diperoleh t-tabel
keyakinannya.
sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih kecil
(2) Deskripsi Profil Motivasi Beprestasi
dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan
Pre-service Guru Fisika
koefisien Regresi yang bersesuaian dengan
Motivasi
variabel X3 (AM) adalah tidak berbarti.
Berprestasi
(Achievement
Motivation) yang ditunjukkan oleh Preservice
Guru
Fisika
di
Undiksha
dikategorikan sangat tinggi. Secara umum,
batas
motivasi
menyatakan kategori sangat rendah.
berprestasi
dicapai
dengan
perolehan nilai rata-rata sebesar 78,53.
kriteria
sebesar
(4) Hubungan
antara
37,50
Nilai
yang
Personal
Nilai ini berada 3,28 lebih tinggi dari skor
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis
batas krieria yang menyatakan kategori
Pre-service Guru Fisika
sangat
Hasil analisa Regresi hubungan Nilai
tinggi.
Berdasarkan
panduan
konversi nilai absolut skala lima, maka
Personal
dimensi Hope for success dan dimensi
Keterampilan Berpikir
Fear of Failure dikategorikan sangat
Thinking
tinggi. Perolehan nilai dimensi Hope for
memprediksi hubungan yang signifikan.
success berada 4,99 diatas batas krieria
Hal ini ditunjukkan oleh diterimanya
yang menyetakan kategori sangat tinggi.
Hipotesis Null yang menyatakan, “tidak
Sementara untuk dimensi Fear of Failure
terdapat hubungan antara Nilai Personal
berada 1,08 diatas batas kriteria yang
(Personal Value) terhadap Keterampilan
menyatakan
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
kategori
sangat
tinggi.
(Personal
terhadap
Value)
Kritis
belum
Skills)
(Critical
mampu
Dimensi Hope for success menjadi satu-
pada
satunya dimensi yang memiliki nilai rata-
Undiksha(F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p
rata tertinggi.
> 0,05). Hasl ini menerangkan bahwa
(3) Deskripsi
Berpikir
Profil
Kritis
Guru
Pre-service
Fisika
di
Keterampilan
hanya 0,3% variasi pada Keterampilan
Guru
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
Pre-service
Fisika
yang dapat diprediksi oleh variabel Nilai
Hasil analisis terhadap Keterampilan
Personal
(Personal
Value)
melalui
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
persamaan Regresi Yˆ 6,873 0,025 X 1 .
yang ditunjukkkan oleh Pre-service Guru
(5) Hubungan
Efikasi
Diri
terhadap
Fisika di Undiksha memperoleh nilai rata-
Keterampilan Berpikir Kritis Pre-
rata sebesar 33,23. Nilai ini dinilai sangat
service Guru Fisika
rendah daripada pencapaian variabel lain
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini,
walaupun dalam skala pengukuran yang
diperoleh bahwa Hipotesis
berbeda. Berdasarkan panduan konversi
menyatakan,
nilai absolut skala lima, Keterampilan
antara Efikasi Diri (Self-efficacy) terhadap
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)
Keterampilan
yang ditunjukkkan oleh Pre-service Guru
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
Fisika di Undiksha dikategorikan sangat
Fisika di Undiksha” ditolak (F=9220, r =
rendah. Nilai rata-rata ini berada dibawah
“tidak
Null
terdapat
Berpikir
Kritis
yang
hubungan
(Critical
0,229, r2 = 0,053, p0,05).
Hasil
Motivasi
Efikasi
penelitian
ini
mengungkap
Hal ini diperkuat dari persamaan
Yˆ 4,274 0,048 X 1 0,108 X 2
bahwa tidak terdapat hubungan antara
prediksi
Motivasi
0,017 X 3 yang memperlihatkan koefisien
Berprestasi
(Achievement
Motivation) terhadap Motivasi Berprestasi
(Achievement Motivation). Dalam hal ini
Hipotesis Null diterima (F=2,703 r = 0,127,
r2 = 0,016, p>0,05). Hasil ini semakin
diperjelas
dari
persamaan
Yˆ 5,634 0,084 X 3
yang
Regresi
memiliki
arah regresi bertanda negatif pada variabel
yang bersesuaian dengan X1 dan X2.
Disamping itu koefisien tersebut bernilai
sangat kecil, yaitu -0,048 untuk Nilai
Personal (Personal Value), 0,108 untuk
Efikasi Diri (Self-efficacy), dan 0,017 untuk
koefisien arah Regresi yang sangat kecil,
Motivasi
yaitu sebesar 0,084. Koefisien determinasi
Motivation) dalam memprediksi hubungan
(r2) dalam model hubungan prediktif X3
secara bersama-sama terhadap Keterampilan
terhadap Y ini adalah sebesar 1,6%. Hal ini
Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills).
sekaligus menegaskan informasi bahwa
Koefisien determinasi yang ditunjukkan
hanya terdapat 1,6% variasi pada kriterikum
oleh model hubungan prediktof ini adalah
Y(CTS)
sebesar 6,0%. Nilai ini memberikan arti
yang mampu
diprediksi
oleh
prediktor X3 (AM).
Motivasi
(Achievement
bahwa, terdapat 6,0% variasi pada kriterium
(7) Hubungan Nilai Personal, Efikasi diri
dan
Beprestasi
berprestasi
secara
Y(CTS)
yang mampu
diprediksi
oleh
prediktor X1(PV), X2(SE), dan X3(AM).
bersama-sama terhadap Keterampilan
Berpikir
Kritis
Pre-service
Guru
Fisika
Hasil temuan dalam penelitian ini
PENUTUP
Berdasarkan
pembahasan
hasil
tersebut,
analisis
maka
dan
dapat
mengungkap bahwa Hipotesis Null ditolak.
disimpulkan beberapa hal yaitu (1) Nilai
Dengan kata lain, terdapat hubungan yang
Personal (Personal Value) yang ditunjukkan
signifikan antara Nilai Personal (Personal
oleh Pre-service Guru Fisika pada semester
genap
tahun
akademik
di
mandiri dan optimal Efikasi Diri (Self-
Undiksha, dikategorikan sangat tinggi; (2)
efficacy) dalam dirinya sebagai bentuk
Efikasi Diri (Self-efficacy) dikategorikan
perluasan kazanah ilmu pengetahuan. (2)
sangat tinggi; (3) Motivasi Berprestasi
bagi Guru, Deskripsi dan temuan relasi yang
(Achievement
dikategorikan
signifikan dalam penelitian ini, tidak serta
sangat tinggi; (4) Keterampilan Berpikir
merta menyatakan bahwa Efikasi Diri (Self-
Kritis
Skills)
efficacy) bukanlah satu-satunya faktor yang
dikategorikan sangat rendah; (5) Tidak
mampu mempengaruhi kualitas Pre-service
terdapat hubungan yang positif antara Nilai
Guru, sehinnga perlu dikaji lebih lanjut. (3)
Personal
terhadap
Bagi Institusi yang dalam hal ini adalah
(Critical
Undiksha, temuan dan deskripsi hubungan
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
dalam penelitian ini dapat dijadikan suatu
Fisika; (6) Terdapat hubungan yang positif
kebijakan yang melibatkan Nilai Personal
antara Efikasi Diri (Self-efficacy) terhadap
(Personal
Value),
Keterampilan
efficacy),
dan
Motivation
(Critical
Thinking
(Personal
Keterampilan
2012/2013
Berpikir
Berpikir
Value)
Kritis
Kritis
(Critical
Efikasi
Diri
Motivasi
(Self-
Berprestasi
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
(Achievement Motivation) secara kolektif
Fisika; (7)Tidak terdapat hubungan yang
dalam meningkatkan Keterampilan Berpikir
positif
Kritis (Critical Thinking Skills) Pre-service
antara
(Achievement
Keterampilan
Motivasi
Motivation)
Berpikir
Kritis
Berprestasi
terhadap
Guru
(Critical
profesionalisme keguruan.
menuju
pembenahan
mutu
dan
Temuan dalam penelitian tidak serta
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
Fisika; dan (8) Terdapat hubungan yang
merta
positif secara bersama-sama antara Nilai
dikonstruksi adalah salah, namun temuan ini
Personal (Personal Value), Efikasi Diri
adalah
(Self-efficacy), dan Motivasi Berprestasi
dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh
(Achievement
terhadap
karena itu, dalam penelitian korelatif yang
(Critical
serupa, peneliti menyarankan instrumen
Thinking Skills) pada Pre-service Guru
yang dikonstruksi harus disesuaikan dengan
Fisika.
keadaan responden penelitian, agar data
Keterampilan
Motivation)
Berpikir
Berdasarkan
Kritis
temuan
dalam
penelitian ini, maka (1) bagi Pre-service
Guru Fisika yang hendak mengembangkan
keterampilan dalam berpikir selama masa
Pre-service Guru perlu melibatkan secara
menyatakan
fakta
bahwa
empirik
teori
yang
yang
masih
mampu menghasilkan uji statistik yang
mendukung bangunan teori penelitian.
Dehghani, M., Sani, H. J., Pakmehr, H., &
DAFTAR PUSTAKA
Malekzadeh, A. 2011. Relationship
Bandura, A. 1995. Self-efficacy in Changing
between students critical thinking
Societies. New York: Cambridge
and self-efficacy beliefs in ferdowsi
University Press.
university of mashhad iran. Procedia
Bektas, F. & Nalcaci, A. 2012. The
Relationship
Personal
Special Issue. 2952–2955. Tersedia
towards
pada http://www.sciencedirect.com.
Teaching Profession. Educational
Diakses pada Senin 1 Oktober 2012.
Values
between
Social and Behavioral Sciences.
and
Attitude
and Research Center. Special Issue.
Tersedia
pada
http://www.edam.
com.tr. Diakses pada Kamis 24
Januari 2013.
Feldman,
R.
S.
2011.
Understanding
Essentials
Psychology
of
9th
Edition. New York: Mc Graw Hill.
Fu, J. 2011. The relationships among self-
Brandenburg, R. 2006. Powerfull Pedagogy
efficacy achievement
motivation,
:Self Study of a Teacher Educator’s
and work values for regular four-
Practice. Australia: Springer Press.
year
Busari, A. O. 2011. The relationship
university
community
students
college
students
and
in
between self-eficacy, motivation and
China. Disertasi. Tersedia pada
critical
to
Tersedia pada https://www.ideals.
achievement of sandwich degree
illinois.edu.Diakses pada Kamis 1
students. International Journal of
November 2012.
thinking
disposition
Asian Social Science. 1(1). 1-9.
Ginsberg, M. B. & Wlodkowski, R. J. 2009.
Tersedia pada http://www.aessweb
Diversity & Motivation: Culturally
.com.
Responsive Teaching in College. San
Diakses
pada
Senin
12
Fransisco: Jossey-Bass.
Agustus 2012.
Coaley, K. 2010. An Introduction to
Psychological
Assessment
and
Psychometrics.
London:
Sage
Cottrell, S. 2005. Critical Thinking Skills;
Develoving Effective Analysis and
Milan.
Motivation and Action. New York:
Cambridge Press.
KEMDIKNAS. 2011. Rekapitulasi program
Publisher.
Argument.
Heckhausen, J. & Heckhausen, H. 2008.
USA:
Palgrave
Mc
kerja
nasional
kementerian
tahun
pendidikan
2011.
Artikel.
Tersedia pada http://www.Kemdik
bud.go.id. Diakses pada 15 Januari
2012.
Lovat, T., Dally, K., Clement, N., &
Roberts, T. G., & Dyer, J. E. 2005. The
Toomey, R. 2011. Values Pedagogy
relationship
and
motivation, and critical thinking
Student
Achievement.
of
to
self-efficacy,
Conterporary Research Evidance.
disposition
achievement
and
London: Springer Press.
attitudes when an illustrated web
Mojavezi, A. & Tamiz, M.P. 2012. The
lecture is used in an online Learning
impact of teacher self-efficacy on
environment. Journal of Agricultural
the
Education. 46(2). 12-13. Tersedia
students’
motivation
and
achievement. Theory and Practice in
pada
Language Studies. 3(2). 483-491.
Diakses pada Diakses pada Sabtu 1
Tersedia
Desember 2012.
pada
http://ojs.academy
publisher.com. Diakses pada Selasa
6 November 2012.
http://www.jae-online.org.
Sansone, C. & Harackiewicz, J. M. 2000.
Instrinsic and Exstrisic Motivation;
Moon, J. 2008. Critical Thinking: An
The Search for Optimal Motivation
Exploration of Theory and Practice.
and
USA: Routledge.
Academic Press.
Performance.
California:
Nalcaci, A. 2012. The relationship between
Turkovich, D. M. & Harty, K. R. 2012.
the individual values and critical
Exploring pre-service elementary
thiking skills of prospective social
teachers’ efficacy beliefs associated
sciences
International
with a learning community created
Journal of Progressive Education.
by linked courses. International
8(1).
pada
Academic Conference. Special Issue.
Diakses
101-106. Tersedia pada http//:www.
teachers.
22-34.
Tersedia
http://www.inased.
org.
conferences.cluteonline.com.
pada Senin 26 Maret 2012.
OECD.
2010.
Educating
teacher
for
diversity: meeting the challenge.
OECD.
Diakses pada Senin 26 Juni 2012.
UNESCO.
2011.
Regional
report
on
Artikel. Tersedia Pada http://www.
progress towards education for all
oecd.org. Diakses pada Rabu 1 Juni
(efa) in asia and the pacific. Artikel.
2011.
Tersedia pada http://unesdoc.unesco.
2011.
Againts
the
odds
disadvantaged student who succeed
in school. Artikel. Tersedia Pada
http://www.oecd.org. Diakses pada
Kamis 1 November 2012.
org. Diakses pada Rabu 5 September
2012.
Wigfield, A. & Eccles, J. S. 2002. The
Development
of
Achievment
Motivation.
Press.
Michigan:
Academic