HUBUNGAN NILAI PERSONAL EFIKASI DIRI DAN (1)

HUBUNGAN NILAI PERSONAL, EFIKASI DIRI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PRE-SERVICE GURU
FISIKA

Oleh
Putu Eka Dharma Putra, NIM. 0913021035
Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana no 11 Singaraja
Email: eka_dp@live.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan profil Personal-value (PV), Selfefficacy (SE), Achievement Motivation (AM), dan Critical Thinking Skills (CTS) pada Preservice Guru Fisika di Undiksha; (2) menentukan hubungan antara Personal-value (PV)
terhadap Critical Thinking Skills (CTS), (3) menentukan hubungan antara Self-efficacy (SE)
terhadap Critical Thinking Skills (CTS), (4) menentukan hubungan antara Achievement
Motivation (AM) terhadap Critical Thinking Skills (CTS), serta (5) menentukan hubungan
antara Personal-value (PV), Self-efficacy (SE), dan Achievement Motivation (AM) secara
bersama-sama terhadap Critical Thinking Skills (CTS) pada Pre-service Guru Fisika di
Undiksha. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan desain ex post facto. Populasi
penelitian adalah seluruh Pre-service Guru Fisika di Undiksha tahun akademik 2012/2013.
Sampel penelitian terdiri dari 4 strata dengan jumlah 169 responden yang diambil dengan
teknik stratified proportional random sampling. Data PV, SE, dan AM dikoleksi

menggunakan kuesioner sedangkan data CTS dikoleksi dengan tes keterampilan berpikir
kritis yang diadaptasi dari Californian Critical Thinking Skills (CCTST). Data dianalisis
dengan teknik statistika deskriptif dan Regresi Linear Berganda 3 Prediktor. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) PV yang ditunjukkan oleh Pre-service Guru Fisika di Undiksha
dikategorikan sangat tinggi, SE dikategorikan sangat tinggi, AM dikategorikan sangat tinggi,
dan CTS dikategorikan sangat rendah; (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara PV
terhadap CTS (F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p > 0,05); (3) terdapat hubungan yang
signifikan antara SE terhadap CTS (F=9220, r = 0,229, r2 = 0,053, p0,05);
dan (5) terdapat hubungan antara PV, SE, CTS secara bersama-sama terhadap CTS pada Preservice Guru Fisika di Undiksha (F=3,463, r = 0,244, r2 = 0,060, p>0,05).
Kata kunci: Nilai Personal, Efikasi Diri, Motivasi Beprestasi, Keterampilan Berpikir
Kritis, Pre-service Guru

Abstract
The purpose of this research were (1) to described personal-value (PV), self-efficacy
(SE), achievement motivation (AM), and critical thinking skills (CTS) profile of pre-service
teacher on Undiksha; (2) to find out the relation between PV toward CTS, (3) to find out the
relation between SE toward CTS, (4) to find out the relation between AM toward CTS, and
(5) to find out the relation between between PV, SE, AM as together toward CTS of preservice teacher on Undiksha. This study were ex-post facto research. Population in this
research were entire of pre-service teacher of undiksha on 2012/2013 academic year.
Research sample consisted of 4 strata which have total 169 respondent that has been selected

by stratified proportional random sampling technique. PV, SE, dan AM data were collected
by quetionare while CTS recorded by critical thinking skills test that has been adapted from
Californian Critical Thinking Skills (CCTST). The data were analyzed by descriptive
statistics and multiple linear regression with 3 predictor technique. The result of this study
indicated (1) PV that showed by pre-service teacher of undiksha were categorized to very
high, SE were categorized to very high, AM were categorized to very high, and CTS were
categorized to very low; (2) there were no significant relationship between PV toward CTS
CTS (F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p > 0,05); (3) there were a significant relationship
between SE toward CTS (F=9220, r = 0,229, r2 = 0,053, p0,05); (5) there were
a significant relationship between PV, SE, CTS as together toward CTS of Pre-service
teacher on Undiksha (F=3,463, r = 0,244, r2 = 0,060, p>0,05).
dan profesional. Lebih lanjut disampaikan

PENDAHULUAN
memang

oleh Brandenburg (2006) bahwa kualitas

dipengaruhi oleh banyak faktor, namun


Guru adalah indikator tunggal paling akurat

kontribusi faktor-faktor tersebut selayaknya

yang mampu mempengaruhi kemampuan

harus terakomodasi secara maksimum agar

(performance) peserta didik di Sekolah.

kualitas

Dengan kata lain, kualitas Guru menjadi

Kualitas

seorang

seorang


calon

Guru

Guru

dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai

tanggungan

terbesar

yang

tujuan tersebut, seorang calon Guru harus

menjebatani konstruksi pengetahuan pada


berproses di lingkungan belajar yang mapan.

peserta didik.
Berdasarkan

Komunitas belajar atau learning community

mampu

program

kerja

untuk

Kementerian Pendidikan Nasional tahun

mengaktualisasi, mengimprovisasi strategi,

2011, terdapat beberapa program pemerintah


memediasi

yang

yang

mapan

merupakan

konstruksi

wadah

kompetensi-

mengarah

pada


preparasi

kompetensi keguruan untuk membentuk

Program-program

Guru seutuhnya (Turkovich & Harty, 2012).

Penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan

Revitalisasi

yang

Pendidikan

(KTSP)

menyertakan komunitas belajar dan proses


Pembinaan

dan

kondusif didalamnya, mampu membentuk

Tenaga Kependidikan (dalam jabatan) lewat

calon tenaga kependidikan yang berkualitas

Pendidikan

lingkungan

belajar

dan

tersebut


Guru.

ialah,

Tahun

2006;

Pengembangan

Latihan

Profesi

(1)

(2)

Profesi


Guru

(PLPG); (3) Pengembangan Pendidikan

indeks pengembangan manusia Indonesia

Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) di Asia

berada pada ranking 108 dari 169 Negara

Tenggara; (4) Menyediakan Buku Sekolah

dan pada tahun 2011 berada pada ranking

Elektronik (BSE) sebagai referensi publik;

124 dari 187 Negara yang disurvey di

(5)


seluruh dunia dengan nilai HDI 0,617.

Pengadaan

Portal

Garuda

sebagai

referensi ilmiah jurnal digital dan basis

Kesenjangan antara program preparasi

pengembangan ilmu. Fakta empiris di

dan hasil yang dicapai merupakan imbas

lapangan

balik

sangat

bertentangan

dengan

program preparasi tersebut.

dari

penyelenggaraan

dan

pembentukan tenaga pendidik yang belum

Berdasarkan data PISA tahun 2009

kompeten. Tindak lanjut atas kenyataan ini

dari organisasi survey, pengembangan, dan

harus diakomodasi dari masa pre-service

kerja sama Dunia yaitu Organisation For

Guru itu sendiri, karena kuantitas dan

Economic Co-operation And Development

kualitas pengajaran dari seorang Guru

atau OECD, Indonesia menduduki peringkat

dilapangan dimulai dari periode pre-service-

ke-61 dari sejumlah 65 peserta PISA untuk

nya.

bidang matematika dan peringkat ke-60

Kuantitas dan kualitas pre-service

untuk bidang sains. Hal ini menunjukkan

berkaitan

bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih

berpikir yang lebih baik, karena selama

rendah, sehingga perlu mendapat kajian

proses kognisi selalu melibatkan proses

lebih lanjut.

berpikir orde tinggi. Kuantitas dan kualitas

Hal

ini

diperkuat

tingkat

keterampilan

laporan

tersebut juga berkaitan dengan inernalisasi

Education for All (EFA) Global Monitoring

nilai-nilai personal dalam dirinya. Nilai pada

Dunia

dasarnya dapat bertindak sebagai kontrol

UNESCO yang menyatakan bahwa indeks

tingkah laku manusia (Nalcaci, 2012). Ada

pembangunan pendidikan atau Education

banyak faktor yang mampu mempengaruhi

Development Index (EDI) di Indonesia

kualitas dan kuantitas pre-service guru.

Report

adalah

2011

0,934.

dari

oleh

dengan

menempatkan

Penelitian yang merujuk pada pre-

Indonesia turun dari posisi 65 ke posisi ke-

service telah banyak dilakukan, namun hal

69 dari 127 Negara di Dunia. Indeks

itu belumlah cukup signifikan memberikan

pembangunan ini tidak terlepas dari kualitas

informasi mengenai pre-service Guru yang

tenaga pengajar atau pendidik di Indonesia.

mapan

Menurut
Development

Nilai

Organisasi

laporan

itu

United

Programme’s

dalam

memfilterisasi

anomali

Nations

semacam ini serta faktor-faktor yang mampu

Human

mempengaruhinya. Beberapa dari penelitian

Development Report 2010 (Poluakan, 2012),

tersebut,

ialah

(1)

Nalcaci

(2012)

mengungkapkan bahwa Nilai Personal (PV)

dipengaruhi oleh 4 sumber utama, yaitu (1)

mampu memprediksi keterampilan berpikir

mastery experience: Pengalaman ahli; (2)

kritis pre-service; (2) Yüksel dan Alci

vicarious experience: Pengalaman perilaku

(2012) mengungkap hubungan positif self-

dan pengalaman seseorang sebagai sebuah

efficacy (SE) antara dan critical thinking

proses pembelajaran individual. (3) social

(CT); (3) Mojavezi dan Tamiz (2012)

persuasive:

mengungkap hubungan positif antara SE dan

physiological and emotional states; Sumber

motivasi.

efikasi ini berfokus pada tingkatan afektif

Persuasif

sosial;

dan

(4)

Menurut Lovat et al (2011) Nilai

(level of arousal) dari individu. Sumber-

Personal (Personal Value) mengacu pada

sumber informasi ini berdiri secara mandiri

internalisasi nilai-nilai yang dibuktikan oleh

dalam

perilaku siswa atas kemauannya sendiri. Hal

terhadap taraf efikasi diri seseorang

memberikan

dampak

langsung

senada juga disampaikan oleh Coaley (2010)

Individu dengan self-efficacy yang

bahwa Nilai Personal (Personal Value)

mantap, memiliki aspirasi yang lebih tinggi

merupakan

dan ketekunan yang lebih besar dalam

keadaan

nilai
batin

yang
(inner

berfokus
state)

pada
seperti

bekerja

untuk

mencapai

tujuan

dan

perdamaian dan ketenangan. Keberadaan

mencapai kesuksesan dibandingkan individu

Nilai Personal (Personal Value) memegang

dengan Self-efficacy yang lebih rendah

peranan yang sangat penting dalam proses

(Bandura & Locke, 2003; Glickler, 2006;

belajar Pre-service Guru. Hal ini dipertegas

Betz, 2007; Feldman, 2011).

oleh pendapat dari Bektas dan Nalcaci

Motivasi beprestasi merupakan faktor

(2012) bahwa Nilai Personal (Personal

lain yang juga memegang peranan penting

Value) merupakan faktor penting dalam

terhadap preparasi calon Guru. Menurut

memprediksi sikap terhadap profesi guru.

Nicholls

Manusia secara individual memiliki

(Wigfield

&

Eccles,

2002)

menyatakan bahwa motivasi berprestasi

kemampuan untuk mempengaruhi orang

mengacu

lain. Setiap individu yang berbeda memiliki

tertentu dengan kompetensi individu yang

taraf atau level efficacy yang berbeda-beda.

menjadi masalahnya. Motivasi berprestasi

Menurut Jain dan Dowson (Dehghani et al,

dalam hal ini bisa dipandang sebagai

2011)

(Self-efficacy)

motivasi atau pendorong yang hanya terlibat

didefinisikan sebagai level kepercayaan diri

pada keadaan atau situasi yang khusus.

individu yang bersifat spesifik.

Kekhususan

Efikasi

Diri

Menurut Bandura (1995) keyakinan
seseorang mengenai efikasi dirinya dapat

pada

motivasi

tersebut

kompetensi-kompetensi

dalam

berfokus
yang

situasi

pada
dimiliki

individu

terkait

dalam

menyikapi

dipertahankan

dan

dibenarkan

(Moon,

2008).

permasalahannya.
Motivasi berprestasi juga bisa dilihat

Akomodasi

dan

pengendalian

dan

kontribusi faktor-faktor dalam masa pre-

Konteks

service menentukan mutu dan kualitas calon

kebutuhan dalam hal ini bisa berorientasi

guru. Program pendidikan Guru perlu

pada segala hal yang dirasa perlu untuk

mempersiapkan

dilengkapi, dicari, didapatkan, dimiliki dan

berkonfrontasi

dinikmati. Hal ini didukung oleh pernyataan

menegakkan praktek aplikasi pedagogik

McClelland et al (Sansone & Harackiewicz,

dunia pendidikan (OECD, 2010). Program

2000) bahwa seseorang mencari prestasi

pendidikan Guru juga perlu menawarkan

karena mereka memiliki sebuah hasrat yang

lingkungan belajar yang penuh dengan

cenderung diperlukan untuk itu. Sementara

pandangan isu diversity. Artinya, calon Guru

dalam

motivasi

mengalami

proses

pembelajaran

dan

berpestasi dipandang sebagai suatu nilai

pengajaran

dengan

pemikiran

yang

harap yang diinginkan untuk dicapai dan

terintegrasi dalam kondisi yang disversif

dimiliki.

atau berbeda-beda. Segala kompleksitas

dari

sudut

ekspektansi

pandang

kebutuhan

terhadap

konteks

sesuatu.

ekspektansi,

Proses kognisi dalam belajar selalu

faktor

Guru
dengan

yang

mungkin

perbedaan

dan

mempengaruhi

preparasi

Keterampilan berpikir kritis merupakan

memperoleh onformasi yang lebih akurat.

salah satu elemen yang menentukan tingkah

Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada

laku

berinteraksi,

preparasi Pre-service Guru dan menelaah

merespon

hubungan PV terhadap CTS, SE terhadap

perubahan sosial. Menurut Cottrell (2005)

CTS, AM, terhadap CTS, serta PV, SE, dan

berpikir kritis adalah aktivitas kognitif yang

AM secara bersama-sama terhadap CTS

melibatkan

Pre-service Guru.

menganalisis

saat

anomali,

pengunaan

dan

proses

berpikir.

Berpikir kritis juga bisa diartikan sebagai
kemampuan

untuk

mempertimbangkan,

menganalisis

berbagai

perlu

siap

menyertakan keterampilan untuk berpikir.

seseorang

Guru

untuk

dikaji

untuk

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1)

yang

untuk mendeskripsikan profil Personal-

diperoleh dari berbagai sumber, untuk

value (PV), Self-efficacy (SE), Achievement

kemudian memproses informasi ini dengan

Motivation (AM), dan Critical Thinking

cara yang kreatif dan logis dalam rangka

Skills (CTS) pada Pre-service Guru Fisika di

mebentuk suatu kesimpulan yang dapat

Undiksha; (2) menentukan hubungan antara

informasi

Personal-value

(PV)

terhadap

Critical

Thinking Skills (CTS), (3) menentukan

(Critical Thinking Skills). Oleh karena itu,

hubungan antara Self-efficacy (SE) terhadap

penelitian ini melibatkan 3 instrumen berupa

(4)

kuesioner dan satu instrumen berupa tes

menentukan hubungan antara Achievement

yang diadaptasi dari Californian Critical

Motivation (AM) terhadap Critical Thinking

Thinking Skills (CCTST).

Critical

Thinking

(CTS),

Skills

menentukan

Teknis analisis data yang digunakan

hubungan antara Personal-value (PV), Self-

dalam penelitian ini adalah teknik analisis

efficacy (SE), dan Achievement Motivation

data deskriptif, teknik analisis korelasi, dan

(AM)

teknik analisis regresi linear dengan 3

(CTS),

Skills

secara

serta

(5)

bersama-sama

terhadap

Critical Thinking Skills (CTS) pada Pre-

prediktor.

service Guru Fisika di Undiksha.
HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
korelasional yaitu ex-post facto. Populasi

Hasil Penelitian
1) Deskripsi Umum Hasil Penelitian

dalam penelitian ini adalah seluruh pre-

Deskripsi profil variabel penelitian

service Guru fisika semester genap (II s.d

yaitu, nilai personal, efikasi diri, motivasi

VIII) pada tahun akademik 2012/2013.

berprestasi, dan keterampilan berpikir kritis

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 196

dari Pre-service Guru Fisika di Undiksha

yang

disajikan pada Tabel 1. Deskripsi profil pada

dipilih

dengan

teknik

stratified

Tabel 1 dibandingkan dengan panduan

proportional random sampling.
Variabel penelitian dalam hal ini

konversi nilai absolut skala lima untuk

melibatkan 3 variabel bebas yaitu Nilai

memperoleh

kategori

pencapaian

Personal (Personal Value), Efikasi Diri

ditunjukkan responden penelitian.

yang

(Self-efficacy), dan Motivasi Berprestasi
(Achievement Motivation), dan 1 variabel
terikat yaitu Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 1 Deskripsi Profile Variabel Penelitian
Variabel
Nilai Personal
1. Disiplin
2. Tanggung Jawab
3. Percaya diri

Mean

Modus

83,42
83,42
82,96
76,96

76,00
91,43
80,00
80,00

Standar
Deviasi
7,20
9,26
11,58
10,96

Maks.

Min.

Kategori

100,00
100,00
100,00
100,00

60,00
60,00
40,00
40,00

Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi

Variabel

Mean

Modus

Maks.

Min.

Kategori

80,00
80,00
77,00
82,50
75,00
90,00
76,36
80,00
80,00
34,38

Standar
Deviasi
12,86
8,68
8,30
9,63
12,25
8,84
8,85
9,63
10,50
10,46

4. Profesional
5. Prestasi
Efikasi Diri
1. Level
2. Generality
3. Strength
Motivasi Berprestasi
1. Hope for success
2. Fear of failure
Keterampilan Berpikir
Kritis
1. Analisis
2. Evaluasi
3. Inferensi
4. Deduksi
5. Induksi

85,44
86,20
79,15
76,79
74,64
83,76
78,53
80,24
76,33
33,23

100,00
100,00
98,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
56,25

40,00
48,57
54,00
47,50
40,00
47,50
49,09
40,00
48,00
12,50

Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi

28,33
29,44
37,43
26,04
41,42

25,00
25,00
41,67
25,00
25,00

17,01
14,77
18,00
12,61
23,15

75,00
75,00
83,33
75,00
100,00

0,00
0,00
8,33
0,00
25,00

Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi

Tabel 2 Panduan Konversi Nilai Absolut Skala Lima

Variabel CTS

Variabel PV, SE, dan AM

Kategori

x ≥ 62,50
54,17 ≤ x < 62,50
45,83 ≤ x < 54,17
37,50 ≤ x < 45,83
x < 37,50

x ≥ 75,25
58,75 ≤ x < 75,25
42,25 ≤ x < 58,75
25,75 ≤ x < 42,25
x < 25,75

Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2,

(Critical Thinking Skills) dengan nilai rata-

Variabel nilai personal yang memiliki nilai

rata 33,23 dikategorikan sangat rendah.

rata-rata

sehingga

Panduan yang sama juga digunakan untuk

dikategorikan sangat tinggi. Variabel Efikasi

setiap dimensi variabel penelitian, sehinga

Diri (Self-efficacy) memiliki nilai rata-rata

diperoleh kategori seperti yang tersaji pada

sebesar 79,15 sehingga dikategorikan sangat

Tabel 1.

tinggi.Variabel

2) Pengujian Hipotesis

sebesar

83,42

Motivasi

Berprestasi

(Achievement Motivation) dari Pre-service

Uji hipotesis dalam model Regresi ini

Guru Fisika memiliki nilai rata-rata sebesar

melibatkan 4 macam hipotesis. Uji hipotesis

78,53 sehingga dikategorikan sangat tinggi.

pertama, kedua, dan ketiga menggunakan uji

Variabel

Regresi Linear tunggal, sedangkan untuk uji

Keterampilan

Berpikir

Kritis

hipotesis keempat menggunakan uji Regresi

dilanjutkan. Setelah Uji Regresi Linear

Linear berganda. Karena uji asumsi sudah

diberlakukan, maka akan dilakukan uji

terpenuhi, maka penggunakan uji Regresi

keberartian koefisien Regresi.

Linear dalam pengujian hipotesis dapat
Tabel 3 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear
r

r2

Sig.

3,898

0,056

0,003

0,472

9,220

3,898

0,229

0,053

0,003

2,703

3,898

0,127

0,016

0,102

3,463

2,660

0,244

0,060

0,018

Pasangan
Variabel

Persamaan Regresi

F-hitung

F-tabel

X1  Y

Yˆ  6,873  0,025 X 1
Yˆ  2,712  0,092 X

0,520

X2 Y

2

Yˆ  5,634  0,084 X 3
X1, X2, Yˆ  4,274  0,048 X 1
X3,  Y
 0,108 X 2  0,017 X 3
X3  Y

Regresi antara variabel prediktor X1
(PV) terhadap Y (CTS) diperoleh nilai F-

keterampilan berpikir kritis pada Preservice Guru Fisika.

hitung sebesar 0,361. Dengan Derajat

Regresi antara X3 (AM) terhadap Y

kebebasan (numerator) 1 dan derajat

(CTS) diperoleh nilai F-hitung sebesar

kebebasan

maka

2,490. Dengan DF yang sama, diperoleh

diperoleh nilai F-tabel sebesar 3,898.

nilai F-tabel sebesar 3,898. Karena Fhitung <

Karena Fhitung < Ft(0,05), maka Ho diterima.

Ft(0,05), maka Ho diterima. Dengan kata

Dengan kata lain, dapat disimpulkan

lain, dapat disimpulkan bahwa tidak

bahwa tidak terdapat hubungan antara

terdapat

personal value terhadap keterampilan

berprestasi

berpikir kritis pada Pre-service Guru

berpikir kritis pada Pre-service Guru

Fisika.

Fisika.

(denumerator)

166

hubungan

antara

terhadap

motivasi

keterampilan

Regresi antara X2 (SE) terhadap Y

Regresi antara X1 (PV), X2 (SE), X3

(CTS) diperoleh nilai F-hitung sebesar

(AM) terhadap Y (CTS) diperoleh nilai F-

11,152. Dengan DF yang sama, diperoleh

hitung

nilai F-tabel sebesar 3,898. Fhitung > Ft(0,05),

numerator 3 dan denumerator 164 maka

maka Ho ditolak. Dengan kata lain, dapat

diperoleh nilai F-tabel sebesar 2,660.

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

Karena Fhitung > Ft(0,05), maka Ho ditolak.

antara

Dengan kata lain, dapat disimpulkan

efikasi

diri

terhadap

bahwa

sebesar

terdapat

3,463.

Dengan

hubungan

DF

secara

bersama-sama antara nilai personal,

terhadap keterampilan berpikir kritis

efikasi diri, dan motivasi berprestasi

pada

Tabel 4

Pre-service

Statistik Uji-t

Koef. β1 yang bersesuaian dengan X1
Koef. β2 yang bersesuaian dengan X2
Koef. β3 yang bersesuaian dengan X3
Uji keberartian koefisien Regresi yang
bersesuaian dengan variabel X1 (PV)
t-hitung

Fisika.

Ringkasan Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi

Pasangan Variabel

memperoleh

Guru

sebesar

-1,079.

-1,079
2,735
0,240

Pembahasan
(1) Deskripsi Profil Efikasi Diri Preservice Guru Fisika

Dengan DF 166, maka diperoleh t-tabel

Hasil analisis terhadap skor Efikasi

sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih kecil

Diri (Self-efficacy) pada Pre-service Guru

dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan

Fisika di Undiksha menunjukkan deskripsi

koefisien Regresi yang bersesuaian dengan

skor rata-rata sebesar 79,15. Berdasarkan

variabel X1 (PV) adalah tidak berarti.

kriteria mengenai konversi nilai absolut

Uji keberartian koefisien Regresi yang

skala

lima,

maka

efikasi

diri

yang

bersesuaian dengan variabel X2 (SE)

ditunjukan oleh Pre-service Guru Fisika di

memperoleh

Undiksha

t-hitung

sebesar

2,735.

dikategorikan

sangat

tinggi.

Dengan DF 166, maka diperoleh t-tabel

Berdasarkan analisa deskriptif tersebut,

sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih besar

hanya dimensi Strength of Self-efficacy

dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan

yang memiliki nilai rata-rata tertinggi dan

koefisien Regresi yang bersesuaian dengan

dikategorikan

variabel X2 (SE) adalah berbarti.

Strength of Self-efficacy menunjukkan

sangat

tinggi.

tingkat

kemampuan

bersesuaian dengan variabel X3 (AM)

dimensi

yang

memperoleh

kekuatan/kemantapan individu terhadap

Uji keberartian koefisien Regresi yang

t-hitung

sebesar

0,240.

individu

Dimensi

terkait

terhadap
dengan

Dengan DF 167, maka diperoleh t-tabel

keyakinannya.

sebesar 1,654. Karena t-hitung lebih kecil

(2) Deskripsi Profil Motivasi Beprestasi

dari t-tabelnya maka dapat disimpulkan

Pre-service Guru Fisika

koefisien Regresi yang bersesuaian dengan

Motivasi

variabel X3 (AM) adalah tidak berbarti.

Berprestasi

(Achievement

Motivation) yang ditunjukkan oleh Preservice

Guru

Fisika

di

Undiksha

dikategorikan sangat tinggi. Secara umum,

batas

motivasi

menyatakan kategori sangat rendah.

berprestasi

dicapai

dengan

perolehan nilai rata-rata sebesar 78,53.

kriteria

sebesar

(4) Hubungan

antara

37,50

Nilai

yang

Personal

Nilai ini berada 3,28 lebih tinggi dari skor

terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

batas krieria yang menyatakan kategori

Pre-service Guru Fisika

sangat

Hasil analisa Regresi hubungan Nilai

tinggi.

Berdasarkan

panduan

konversi nilai absolut skala lima, maka

Personal

dimensi Hope for success dan dimensi

Keterampilan Berpikir

Fear of Failure dikategorikan sangat

Thinking

tinggi. Perolehan nilai dimensi Hope for

memprediksi hubungan yang signifikan.

success berada 4,99 diatas batas krieria

Hal ini ditunjukkan oleh diterimanya

yang menyetakan kategori sangat tinggi.

Hipotesis Null yang menyatakan, “tidak

Sementara untuk dimensi Fear of Failure

terdapat hubungan antara Nilai Personal

berada 1,08 diatas batas kriteria yang

(Personal Value) terhadap Keterampilan

menyatakan

Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)

kategori

sangat

tinggi.

(Personal

terhadap

Value)
Kritis
belum

Skills)

(Critical
mampu

Dimensi Hope for success menjadi satu-

pada

satunya dimensi yang memiliki nilai rata-

Undiksha(F=0,520, r = 0,056, r2= 0,003, p

rata tertinggi.

> 0,05). Hasl ini menerangkan bahwa

(3) Deskripsi
Berpikir

Profil
Kritis

Guru

Pre-service

Fisika

di

Keterampilan

hanya 0,3% variasi pada Keterampilan

Guru

Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)

Pre-service

Fisika

yang dapat diprediksi oleh variabel Nilai

Hasil analisis terhadap Keterampilan

Personal

(Personal

Value)

melalui

Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)

persamaan Regresi Yˆ  6,873  0,025 X 1 .

yang ditunjukkkan oleh Pre-service Guru

(5) Hubungan

Efikasi

Diri

terhadap

Fisika di Undiksha memperoleh nilai rata-

Keterampilan Berpikir Kritis Pre-

rata sebesar 33,23. Nilai ini dinilai sangat

service Guru Fisika

rendah daripada pencapaian variabel lain

Berdasarkan

hasil

penelitian

ini,

walaupun dalam skala pengukuran yang

diperoleh bahwa Hipotesis

berbeda. Berdasarkan panduan konversi

menyatakan,

nilai absolut skala lima, Keterampilan

antara Efikasi Diri (Self-efficacy) terhadap

Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills)

Keterampilan

yang ditunjukkkan oleh Pre-service Guru

Thinking Skills) pada Pre-service Guru

Fisika di Undiksha dikategorikan sangat

Fisika di Undiksha” ditolak (F=9220, r =

rendah. Nilai rata-rata ini berada dibawah

“tidak

Null

terdapat

Berpikir

Kritis

yang

hubungan
(Critical

0,229, r2 = 0,053, p0,05).

Hasil

Motivasi

Efikasi

penelitian

ini

mengungkap

Hal ini diperkuat dari persamaan
Yˆ  4,274  0,048 X 1  0,108 X 2

bahwa tidak terdapat hubungan antara

prediksi

Motivasi

 0,017 X 3 yang memperlihatkan koefisien

Berprestasi

(Achievement

Motivation) terhadap Motivasi Berprestasi
(Achievement Motivation). Dalam hal ini
Hipotesis Null diterima (F=2,703 r = 0,127,
r2 = 0,016, p>0,05). Hasil ini semakin
diperjelas

dari

persamaan

Yˆ  5,634  0,084 X 3

yang

Regresi
memiliki

arah regresi bertanda negatif pada variabel
yang bersesuaian dengan X1 dan X2.
Disamping itu koefisien tersebut bernilai
sangat kecil, yaitu -0,048 untuk Nilai
Personal (Personal Value), 0,108 untuk
Efikasi Diri (Self-efficacy), dan 0,017 untuk

koefisien arah Regresi yang sangat kecil,

Motivasi

yaitu sebesar 0,084. Koefisien determinasi

Motivation) dalam memprediksi hubungan

(r2) dalam model hubungan prediktif X3

secara bersama-sama terhadap Keterampilan

terhadap Y ini adalah sebesar 1,6%. Hal ini

Berpikir Kritis (Critical Thinking Skills).

sekaligus menegaskan informasi bahwa

Koefisien determinasi yang ditunjukkan

hanya terdapat 1,6% variasi pada kriterikum

oleh model hubungan prediktof ini adalah

Y(CTS)

sebesar 6,0%. Nilai ini memberikan arti

yang mampu

diprediksi

oleh

prediktor X3 (AM).

Motivasi

(Achievement

bahwa, terdapat 6,0% variasi pada kriterium

(7) Hubungan Nilai Personal, Efikasi diri
dan

Beprestasi

berprestasi

secara

Y(CTS)

yang mampu

diprediksi

oleh

prediktor X1(PV), X2(SE), dan X3(AM).

bersama-sama terhadap Keterampilan
Berpikir

Kritis

Pre-service

Guru

Fisika
Hasil temuan dalam penelitian ini

PENUTUP
Berdasarkan
pembahasan

hasil

tersebut,

analisis
maka

dan
dapat

mengungkap bahwa Hipotesis Null ditolak.

disimpulkan beberapa hal yaitu (1) Nilai

Dengan kata lain, terdapat hubungan yang

Personal (Personal Value) yang ditunjukkan

signifikan antara Nilai Personal (Personal

oleh Pre-service Guru Fisika pada semester

genap

tahun

akademik

di

mandiri dan optimal Efikasi Diri (Self-

Undiksha, dikategorikan sangat tinggi; (2)

efficacy) dalam dirinya sebagai bentuk

Efikasi Diri (Self-efficacy) dikategorikan

perluasan kazanah ilmu pengetahuan. (2)

sangat tinggi; (3) Motivasi Berprestasi

bagi Guru, Deskripsi dan temuan relasi yang

(Achievement

dikategorikan

signifikan dalam penelitian ini, tidak serta

sangat tinggi; (4) Keterampilan Berpikir

merta menyatakan bahwa Efikasi Diri (Self-

Kritis

Skills)

efficacy) bukanlah satu-satunya faktor yang

dikategorikan sangat rendah; (5) Tidak

mampu mempengaruhi kualitas Pre-service

terdapat hubungan yang positif antara Nilai

Guru, sehinnga perlu dikaji lebih lanjut. (3)

Personal

terhadap

Bagi Institusi yang dalam hal ini adalah

(Critical

Undiksha, temuan dan deskripsi hubungan

Thinking Skills) pada Pre-service Guru

dalam penelitian ini dapat dijadikan suatu

Fisika; (6) Terdapat hubungan yang positif

kebijakan yang melibatkan Nilai Personal

antara Efikasi Diri (Self-efficacy) terhadap

(Personal

Value),

Keterampilan

efficacy),

dan

Motivation

(Critical

Thinking

(Personal

Keterampilan

2012/2013

Berpikir

Berpikir

Value)
Kritis

Kritis

(Critical

Efikasi

Diri

Motivasi

(Self-

Berprestasi

Thinking Skills) pada Pre-service Guru

(Achievement Motivation) secara kolektif

Fisika; (7)Tidak terdapat hubungan yang

dalam meningkatkan Keterampilan Berpikir

positif

Kritis (Critical Thinking Skills) Pre-service

antara

(Achievement
Keterampilan

Motivasi
Motivation)

Berpikir

Kritis

Berprestasi
terhadap

Guru

(Critical

profesionalisme keguruan.

menuju

pembenahan

mutu

dan

Temuan dalam penelitian tidak serta

Thinking Skills) pada Pre-service Guru
Fisika; dan (8) Terdapat hubungan yang

merta

positif secara bersama-sama antara Nilai

dikonstruksi adalah salah, namun temuan ini

Personal (Personal Value), Efikasi Diri

adalah

(Self-efficacy), dan Motivasi Berprestasi

dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh

(Achievement

terhadap

karena itu, dalam penelitian korelatif yang

(Critical

serupa, peneliti menyarankan instrumen

Thinking Skills) pada Pre-service Guru

yang dikonstruksi harus disesuaikan dengan

Fisika.

keadaan responden penelitian, agar data

Keterampilan

Motivation)
Berpikir

Berdasarkan

Kritis

temuan

dalam

penelitian ini, maka (1) bagi Pre-service
Guru Fisika yang hendak mengembangkan
keterampilan dalam berpikir selama masa
Pre-service Guru perlu melibatkan secara

menyatakan

fakta

bahwa

empirik

teori

yang

yang

masih

mampu menghasilkan uji statistik yang
mendukung bangunan teori penelitian.

Dehghani, M., Sani, H. J., Pakmehr, H., &

DAFTAR PUSTAKA

Malekzadeh, A. 2011. Relationship
Bandura, A. 1995. Self-efficacy in Changing

between students critical thinking

Societies. New York: Cambridge

and self-efficacy beliefs in ferdowsi

University Press.

university of mashhad iran. Procedia

Bektas, F. & Nalcaci, A. 2012. The
Relationship

Personal

Special Issue. 2952–2955. Tersedia

towards

pada http://www.sciencedirect.com.

Teaching Profession. Educational

Diakses pada Senin 1 Oktober 2012.

Values

between

Social and Behavioral Sciences.

and

Attitude

and Research Center. Special Issue.
Tersedia

pada

http://www.edam.

com.tr. Diakses pada Kamis 24
Januari 2013.

Feldman,

R.

S.

2011.

Understanding

Essentials

Psychology

of
9th

Edition. New York: Mc Graw Hill.
Fu, J. 2011. The relationships among self-

Brandenburg, R. 2006. Powerfull Pedagogy

efficacy achievement

motivation,

:Self Study of a Teacher Educator’s

and work values for regular four-

Practice. Australia: Springer Press.

year

Busari, A. O. 2011. The relationship

university

community

students

college

students

and
in

between self-eficacy, motivation and

China. Disertasi. Tersedia pada

critical

to

Tersedia pada https://www.ideals.

achievement of sandwich degree

illinois.edu.Diakses pada Kamis 1

students. International Journal of

November 2012.

thinking

disposition

Asian Social Science. 1(1). 1-9.

Ginsberg, M. B. & Wlodkowski, R. J. 2009.

Tersedia pada http://www.aessweb

Diversity & Motivation: Culturally

.com.

Responsive Teaching in College. San

Diakses

pada

Senin

12

Fransisco: Jossey-Bass.

Agustus 2012.
Coaley, K. 2010. An Introduction to
Psychological

Assessment

and

Psychometrics.

London:

Sage

Cottrell, S. 2005. Critical Thinking Skills;
Develoving Effective Analysis and

Milan.

Motivation and Action. New York:
Cambridge Press.
KEMDIKNAS. 2011. Rekapitulasi program

Publisher.

Argument.

Heckhausen, J. & Heckhausen, H. 2008.

USA:

Palgrave

Mc

kerja
nasional

kementerian
tahun

pendidikan

2011.

Artikel.

Tersedia pada http://www.Kemdik
bud.go.id. Diakses pada 15 Januari
2012.

Lovat, T., Dally, K., Clement, N., &

Roberts, T. G., & Dyer, J. E. 2005. The

Toomey, R. 2011. Values Pedagogy

relationship

and

motivation, and critical thinking

Student

Achievement.

of

to

self-efficacy,

Conterporary Research Evidance.

disposition

achievement

and

London: Springer Press.

attitudes when an illustrated web

Mojavezi, A. & Tamiz, M.P. 2012. The

lecture is used in an online Learning

impact of teacher self-efficacy on

environment. Journal of Agricultural

the

Education. 46(2). 12-13. Tersedia

students’

motivation

and

achievement. Theory and Practice in

pada

Language Studies. 3(2). 483-491.

Diakses pada Diakses pada Sabtu 1

Tersedia

Desember 2012.

pada

http://ojs.academy

publisher.com. Diakses pada Selasa
6 November 2012.

http://www.jae-online.org.

Sansone, C. & Harackiewicz, J. M. 2000.
Instrinsic and Exstrisic Motivation;

Moon, J. 2008. Critical Thinking: An

The Search for Optimal Motivation

Exploration of Theory and Practice.

and

USA: Routledge.

Academic Press.

Performance.

California:

Nalcaci, A. 2012. The relationship between

Turkovich, D. M. & Harty, K. R. 2012.

the individual values and critical

Exploring pre-service elementary

thiking skills of prospective social

teachers’ efficacy beliefs associated

sciences

International

with a learning community created

Journal of Progressive Education.

by linked courses. International

8(1).

pada

Academic Conference. Special Issue.

Diakses

101-106. Tersedia pada http//:www.

teachers.

22-34.

Tersedia

http://www.inased.

org.

conferences.cluteonline.com.

pada Senin 26 Maret 2012.
OECD.

2010.

Educating

teacher

for

diversity: meeting the challenge.

OECD.

Diakses pada Senin 26 Juni 2012.
UNESCO.

2011.

Regional

report

on

Artikel. Tersedia Pada http://www.

progress towards education for all

oecd.org. Diakses pada Rabu 1 Juni

(efa) in asia and the pacific. Artikel.

2011.

Tersedia pada http://unesdoc.unesco.

2011.

Againts

the

odds

disadvantaged student who succeed
in school. Artikel. Tersedia Pada
http://www.oecd.org. Diakses pada
Kamis 1 November 2012.

org. Diakses pada Rabu 5 September
2012.
Wigfield, A. & Eccles, J. S. 2002. The
Development

of

Achievment

Motivation.
Press.

Michigan:

Academic