Sistem Informasi Manajemen Presensi Sidi

Universitas
Widya Mataram Yogyakarta

Makalah
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
(FINGERPRINT ATAU FINGERSPOT)
PRESENSI SIDIK JARI

Oleh :
NAMA

: SUPARNI

NIM

: 13.211.3088

FAKULTAS
MATA KULIAH

: FE-MANAJEMEN

: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEMESTER

: GASAL TA. 2015/2016

KELAS

: A-16

DOSEN

: DIAN RETNANINGDIAH, SE, M.Si

0|P a ge

BAB. I
PENDAHULUAN

1.1


Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen atau SIM ( bahasa
Inggris: management information system, MIS ) adalah sistem
perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang
meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur
oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem
informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa
karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain
yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara
akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada
kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan
otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia,
misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem
informasi eksekutif.

1.1.1 Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli
memiliki beberapa pengertian :



Bodnar dan Hopwood ; buku Accounting Information
System : Kumpulan perangkat keras dan perangkat
lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data
dalam bentuk informasi yang berguna.



Turban, McLean, dan Waterbe ; buku Information
Technology for Management Making Connection for
Strategies Advantages : Sistem yang mengumpulkan,

1|P a ge

memproses,

menyimpan,

menganalisa,


dan

menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.


L. James Havery ; Sistem merupakan prosedur logis
dan rasional guna melakukan atau merancang suatu
rangkaian komponen yang berhubungan satu sama
lain.



Ludwig Von Bartalanfy ; Sistem merupakan seperangkat
unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi di
antara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.



O’brien ; Sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai

tujuan

bersama

dengan

menerima

input

serta

menghasilkan output dalam transformasi yang teratur.


Azhar Susanto ; Sistem adalah kumpulan/group dari
sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun
non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu
tujuan tertentu.


1.1.2 Hubungan Antara Sistem Informasi Dengan Organisasi
Kita dapat melihat secara lebih dekat hubungan antara
sistem informasi dengan organisasi. Namun sebelumnya kita perlu
mengetahui tentang bagaimana organisasi mempengaruhi teknologi
dan sistem. Organisasi akan berpengaruh terhadap sistem informasi
melalui keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajer dan
karyawan. Manajer membuat keputusan tentang desain sistem.
Mereka juga menggunakan teknologi informasi. Manajer juga akan
memutuskan siapa yang akan membuat dan mengoperasikan
sistem, dan pada akhirnya memberikan pertimbangan rasional
dalam pembuatan sistem.

2|P a ge

1.1.3 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan bidang ilmu
yang masih relatif baru. Awalnya, SIM hanya merupakan bidang
terapan yang mendapat perhatian para pelaku bisnis. Pada tahun
1960-an,


para

akademisi

dari

berbagai

bidang

ilmu—SIM

mendapatkan kontribusi dari berbagai bidang ilmu yang lebih
mapan, seperti Ilmu

Komputer, Ilmu

Teknik


Elektro, Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, Ilmu Matematika dan Statistika, Ilmu
Ekonomi dan Manajemen, serta berbagai Ilmu Sosial lainnya seperti
Psikologi, Budaya, Filsafat, dan mungkin masih ada klaim dari ilmu
lainnya

yang

tidak

dapat

diuraikan

satu

persatu—mulai

memperhatikan dan mengadakan kajian-kajian dan praktik dalam

bidang ini. Konsekuensi dari sebuah bidang ilmu yang relatif baru
ialah para penelitinya memiliki latar belakang non-SIM. Mereka
cenderung memanfaatkan kaidah dan metode sesuai bidang latar
belakang yang mereka anut, serta mempertahankan warna
bawaannya

tersebut.

menyelesaikan

Para

permasalahan

akademisi
SIM

dengan

berupaya


untuk

beraneka

ragam

kerangka-acuan, sesuai dengan latar belakang pendidikan masingmasing (Ibrahim, 2004: 1-2).
Para pakar yang fokus pada kajian sistem informasi
manajemen dalam organisasi pendidikan mengemukakan sejumlah
definisi

sistem

informasi

manajemen

pendidikan


(education

management information systems/EMIS).
Di antara mereka pun muncul definisi yang bervariasi seperti
berikut ini.
a. Evans (1970) menyatakan:
An educational management information system is a
network of communication channels, information sources,

3|P a ge

computer storage and retrieval devices, and processing routines
that provide data to educational managers at different levels,
places, and times to facilitate decision making.
b. Moses (2001: 8) mengemukakan:
An Education Management Information System (EMIS) is a
comprehensive system that bring together people, process, and
technology

to

provide

timely,

cost

effective,

and

user

appropriate information to support educational management at
whatever level is needed.
c. Carrizo et al. (2003: 15) mengemukakan definisi sebagai berikut.
The education management information system (EMIS) is a
sub-system of an education system whose aim is to collect,
store, process, analyze and disseminate information. Its purpose
is one of providing the basis (operating system in charge of
carrying out daily activities) and the summit (decision-making
system, the organ in-charge of defining objectives and strategic
choices) of an organization with information and knowledge, for
informed decision-making.
d. Cassidy (2005: 25) menyatakan definisi berikut ini.
An Education Management Information System (EMIS) is a
system for the collection, integration, processing, maintenance
and dissemination of data and information to support decision
making, policy-analysis and formulation, planning, monitoring
and management at all levels of an education system. It is a
system of people, technology, models, methods, processes,
procedures, rules and regulations that function together to
provide education leaders, decision makers and managers at all
levels with a comprehensive, integrated set of relevant, reliable,

4|P a ge

unambiguous, and timely data and information to support them
in completion of their responsibilities.
Pada

level

satuan

pendidikan

(sekolah/madrasah)

berkembang istilah sistem informasi manajemen sekolah (school
management

information

system/SMIS)

(Telem,

1996;

Isherwood et al., 2006) terkadang disebut sebagai sistem
informasi sekolah (school information system/SIS) (Selwood &
Visscher,

2007;

Pegler,

1993).

Pada

masa-masa

awal

penerapan SIM dalam lembaga sekolah, Bliss (Littler, 1979:2)
menyatakan bahwa sistem informasi manajemen sekolah adalah
―system encompassing the content and format of educational
information that will best satisfy the planning, controlling, and
operational needs of all levels of school administration‖.
Selanjutnya,

Telem (1998: 535)

mengemukakan definisi

sebagai berikut:

a MIS designed to match the structure, management tasks,
instructional processes and special needs of the school . . .
[SMIS] is not a means in itself. It is a computer artificial
technological system, providing decision support to the decision
system that is a regular part of organizational management.
Perkembangan

konsep

selanjutnya

tergambar

dalam

definisi yang dikemukakan oleh Visscher (Selwood & Visscher,
2007: 271), sebagai berikut:
. . . an information system based on one or more
computers, consisting of a data bank and one or more computer
applications which altogether enable the computer-supported
storage, manipulation, retrieval, and distribution of data to
support school management.

5|P a ge

Dengan mempertimbangkan uraian-uraian di atas dapat
dikemukakan definisi alternatif sistem informasi manajemen
pendidikan, yakni: sistem, yang terdiri dari sekelompok orang,
pedoman, dan perangkat pengolah data, yang memantau dan
mengambil kembali data dari lingkungan, yang memperoleh data
dari

transaksi

dan

operasi

dalam

organisasi,

dan

yang

menyaring, mengatur, dan memilih data serta menyajikannya
sebagai

informasi

kepada

para

pemangku

kepentingan

pendidikan/sekolah, terutama bagi para manajer pendidikan
pada semua level dan fungsi organisasi, untuk mendukung
pengambilan

keputusan

manajemen,

untuk

mendukung

kegiatan

dalam

menjalankan

mendukung

komunikasi,

operasional,

termasuk

fungsi-fungsi
dan
di

untuk

dalamnya

kegiatan instruksional.
1.2 Latar Belakang Masalah
Birokrasi sebagai suatu sistem kerja yang berdasarkan atas tata
hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung
mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku dan
tidak adanya rasa sentimen tanpa emosi atau pilih kasih, tanpa
pamrih

dan

prasangka.

Birokrasi

juga

dimaksudkan

untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan
banyak orang. Selain itu, birokrat dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya harus dilandasi persepsi dan kesadaran hukum yang
tinggi. Adapun ciri-ciri birokrasi, yaitu adanya pelaksanaan prinsipprinsip organisasi dengan sepenuhnya, adanya peraturan yang
benar-benar ditaati, para pejabat bekerja dengan penuh perhatian
menurut kemampuan masing-masing, para pejabat terikat oleh
disiplin, para pejabat diangkat berdasarkan syarat-syarat teknis
berdasarkan peraturan, dana danya pemisahan yang tegas antara

6|P a ge

urusan dinas dan urusan pribadi. Untuk memperoleh Pegawai Negeri
Sipil yang kuat, kompak dan bersatu padu, memiliki kepekaan,
tanggap dan memiliki kesetia kawanan yang tinggi, berdisiplin, serta
sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan
abdi masyarakat diperlukan pembinaan jiwa korps dan kode etik
Pegawai Negeri Sipil yang semuanya diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan Undang-Undang No. 43
Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal (2) bahwa Pegawai
Negeri Sipil terbagi menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai
Negeri Sipil Daerah.
Birokrat yang berada di daerah bila dilihat dari sistem
Pemerintahan Indonesia yaitu Sekretaris Daerah, karena Sekretaris
Daerah merupakan jabatan paling puncak dalam pola karier Pegawai
Negeri Sipil di daerah dan karena kedudukannya sebagai pembina
Pegawai Negeri Sipil di daerahnya, maka citra birokrasi pemerintahan
secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja pegawai
tersebut terutama mengenai kedisiplinan pegawainya. Sekretariat
Daerah adalah unsur pembantu pimpinan Pemerintah Daerah yang
dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari
Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah
bertugas membantu Kepala Daerah dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam
pelaksanaan tugas dankewajibannya, Sekretaris Daerah bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah.

7|P a ge

1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan fingerprint sebagai alat presensi dalam
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ?
2. Bagaimana mengatur waktu kedisiplinan guru atau pegawai
dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ?
3. Bagaimana penggunaan fingerprint bagi Guru atau Pegawai untuk
kedisiplinan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ?
1.4 Tujuan Penggunaan Presensi Finger Print atau Finger Spot
Untuk mengetahui apakah penggunaan fingerprint dapat dipakai
sebagai fungsi pengawasan atau controlling oleh manajemen bagi
guru atau pegawai meningkatkan kegiatan berdisiplin dengan maksud
supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib dengan tepat
waktu dan memenuhi target kegiatan pembelajaran yang telah
direncanakan.
1.5 Manfaat Penggunaan Presensi Finger Print atau Finger Spot
Manfaat Penggunaan Presensi Finger Print atau Finger Spot
adalah untuk Peningkatan kedisiplinan guru dan pegawai di SDN
Keputran 2 Khususnya dan pada institusi lain pada umumnya.
Adapun manfaat ilmu pengetahuan yaitu :
1. Secara Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam
pembelajaran, khususnya kepada lembaga pendidikan di SD
Negeri Keputran 2 Yogyakarta dalam mengembangkan dan
meningkatkan kedisiplinan guru dan pegawai terkait kedisiplinan
waktu kegiatan mengajar.
2. Secara Praktis
Makalah ini diharapkan dapat berguna khususnya bagi penulis dan
bagi masyarakat yang membaca pada umumnya.

8|P a ge

BAB. II
PEMBAHASAN

2.1

Penggunaan

fingerprint

sebagai

alat

presensi

dalam

melaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Penerapan presensi finger print diterapkan kepada pegawai
sejak tahun Juli 2015 yang berada di kantor Guru. Hasil dari
penerapan presensi finger print tersebut memiliki pengaruh yang
baik, sehingga tidak ada lagi guru atau pegawai yang datang
terlambat atau korupsi waktu dan tidak lagi menitip presensi
kepada pegawai lain, karena peralatan ini hanya merekam sidik jari
pegawai yang bersangkutan, selain itu peralatan ini bekerja secara
online dan dapat dipantau dari komputer yang terhubung dengan
peralatan tersebut. Finger print ini juga memudahkan bagi
administratornya untuk merekap presensi para guru dan pegawai.
Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan
diridengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;
Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatanhambatan konflik diantara bagian-bagian organisasi. Adapun
kriteria atau indikator dari pada efektivitas (Tangkilisan, 2005:141)
yakni diantaranya sebagai berikut :
1).

Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana
target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan
organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.

2).

Kemampuan
organisasi

Adaptasi
dilihat

dari

(Fleksibelitas).
sejauh

mana

Keberhasilan

suatu

organisasi

dapat

9|P a ge

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi
baik dari dalam organisasi dan luar organisasi.
3). Kepuasan Kerja Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh
anggota organisasi yang mampu memberikan kenyamanan
dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi. Yang
menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan
kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan
bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah melakukan
pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.
4). Tanggung Jawab Organisasi dapat melaksanakan mandat yang
telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat
sebelumnya, dan bias menghadapi serta menyelesaikan
masalah yang terjadi dengan pekerjaannya. Dari pemaparan
mengenai

efektivitas

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

efektivitas adalah tingkat seberapa jauh keseimbangan suatu
sistem social terhadap pencapaian tujuan dan pemanfaatan
tenaga manusia.
2.2

Mengatur waktu kedisiplinan guru atau pegawai dalam
pelaksanaan

Kegiatan

Belajar

Mengajar

dan

Tugas

Tambahan lainnya.
Mesin Presensi Sidik Jari (Finger Print atau Finger Spot)
Presensi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang dilakukan
oleh guru atau pegawai untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak
hadir dalam bekerja disuatu instansi, presensi ini berkaitan dengan
penerapan disiplin yang ditentukan oleh

masing

– masing

perusahaan atau institusi. Menurut Heriawanto (Faisal, 2006:26),
pelaksanaan pengisian daftar hadir atau absensi secara manual
(hanya berupa buku daftar hadir), akan menjadikan penghambat

10 | P a g e

bagi organisasi untuk memantau kedisiplinan pegawai dalam hal
ketepatan waktu kedatangan dan jam pulang pegawai setiap hari.
Hal tersebut di khawatirkan akan membuat komitmen pegawai
terhadap

pekerjaan

dan

organisasi

menjadi

berkurang.

Berkurangnya komitmen pegawai dalam bekerja akan berdampak
pada motivasi dan kinerja pegawai yang semakin menurun.
Menurut Cahyana (Faisal, 2006:26), menyatakan bahwa pencatatan
presensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam
pengelolaan sumberdaya manusia (SDM atau Human Resources
Management). Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai
kehadiran seorang pegawai dapat menentukan prestasi kerja
seseorang,

gaji/upah,

produktivitas,

dan

kemajuan

instansi/lembaga secara umum. Pada alat pencatatan presensi
pegawai yang konvensional memerlukan banyak intervensi pegawai
bagian administrasi SDM maupun kejujuran pegawai yang sedang
dicatat kehadirannya. Hal ini sering memberikan peluang adanya
manipulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu pada
proses ini tidak dilakukan semestinya. Penerapan teknologi dalam
satu

Instansi

Pemerintahan

selalu

mengacu

pada

sistem

lama/tradisional atau dapat disebut sebagai sistem manual, dimana
pada akhirnya sistem manual tersebut sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan dari suatu organisasi. Salah satu penerapan teknologi
guna mencapai tujuan meningkatkan efektifitas kerja adalah
dengan

meningkatkan

kedisiplinan

kerja

yaitu

dengan

menggunakan mesin presensi sidik jari (fingerprint). Mesin presensi
sidik jari adalah mesin presensi yang menggunakan sidik jari,
dimana sidik jari tiap-tiap orang tidak ada yang sama, oleh karena
itu dengan mesin tersebut otomatis tidak akan dapat dimanipulasi.
Proses yang yang dilakukan sehingga menghasilkan suatu laporan

11 | P a g e

dapat dibuat dengan cepat dan tepat. Mesin presensi sidik jari
(Fingerprint)

merupakan

Sistem

Informasi

Manajemen

yang

mengandung elemen-elemen fisik seperti yang diungkapkan oleh
Davis mengenai Sistem Informasi Manajemen (Widyahartono,
1992:3) adalah sebagai berikut :
1. Perangkat Keras Komputer, terdiri atas komputer (pusat
pengolahan, unit masukkan/keluaran, unit penyimpanan, file,
dan peralatan penyimpanan data.
2. Data Base (data yang tersimpan dalam media penyimpanan
computer).
3. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam
bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.
4. Personalia pengoprasian, seperti operator komputer, analisis
sistem pembuatan program, personalia penyimpanan data dan
pimpinan sistem informasi. Teknologi yang digunakan pada
mesin sidik jari adalah teknologi biometrik, ada beberapa
teknologi biometrik yang digunakan yaitu sidik jari,tangan,
bentuk wajah, suara, dan retina. Namun yang paling banyak
digunakan adalah teknologi sidik jari, hal ini dikarenakan
teknologi sidik jari jauh lebih murah dan akurat dibanding
teknologi lainnya. Berdasarkan survey Kevin Youngdari PC
Magazine pada tahun 2000, hampir 85% teknologi biometrik
yang digunakan adalah sidik jari.
Berikut ini cara menggunakan presensi sidik jari :
1. Registrasi Sidik Jari Pegawai Registrasi atau pendaftaran sidik
jari

merupakan

proses

yang

menentukan

dalam

keberlangsungan proses presensi pegawai. Proses ini harus
dilakukan dengan benar khususnya penempatan jari saat

12 | P a g e

pendaftaran pada mesin. Berikut ini cara penempatan sidik jari
yang benar :

Gambar 2. Finger Spot

Gambar 1. Mesin Finger Spot

Cara Penempatan Sidik Jari
1. Letakkan jari tepat pada tengah sensor dengan sedikit ditekan
agar seluruh sidik jari dapat terbaca. Untuk registrasi jari
disarankan meregistrasi lebih dari 1 jari. Atau memberikan jari
backup. Hal ini perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah
ketika jari utama tidak bisa digunakan untuk scan presensi.
Dalam Registrasi pegawai tidak perlu harus berurutan, yang
terpenting setiap No. ID pegawai sesuai dengan nama pegawai
yang nantinya akan digunakan pada Software Presensi.
2. Download Data dan Sidik Jari Pegawai Untuk membackup data
sidik jari dan memberikan nama pegawai agar muncul pada
mesin selanjutnya silahkan mendownload sidik jari dan data
pegawai

dari

mesin

presensi

ke

software.

Sebelum

mendownload tentu saja kondisi mesin dengan software
presensi Finger Print harus terkoneksi. Kemudian dilanjutkan
mengubah data pegawai dengan memberikan nama karyawan
sesuai dengan No. ID pegawai saat registrasi.

13 | P a g e

3. Upload Data Pegawai Untuk mensinkronisasi data, setelah
menginputkan

nama

pegawai

pada

software

silahkan

mengupload data pegawai. Dengan sistem ini bias memastikan
kebenaran sidik jari yang digunakan pegawai sesuai dengan
pegawai yang bersangkutan.
4. Mengatur Jam Kerja Instansi dan Jadwal pegawai yang nantinya
akan digunakan untuk menampilkan laporan. Pengaturan Jam
kerja ini disesuaikan dengan jam kerja secara umum yang
digunakan di instansi. Beberapa Instansi menggunakan sistem
jam kerja reguler/normal dan multi shift. Namun juga ada
kemungkinan dengan jam kerja yang tidak bisa ditentukan.
2.3

Penggunaan fingerprint bagi Guru atau Pegawai untuk
kedisiplinan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi
pemerintah

menuju

kearah

profesionalisme

dan

menunjang

terciptanya pemerintahan yang baik, perlu adanya penyatuan arah
dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan
sebagai

pedoman

atau

acuan

dalam

melaksanakan

tugas

baik manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan
unit organisasi instansi pemerintah secara terpadu. Selain itu,
pendisiplinan pegawai sangat perlu untuk meningkatkan citra,
kerja, dan kinerja pegawai. Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk
menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki
kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Sedangkan disiplin
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri
Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan

dalam

peraturan

perundang-undangan

dan/atau

peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar

14 | P a g e

dijatuhi hukuman. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak
pegawai

yang

melakukan

pelanggaran

atau

terlambat

saat

kehadiran dan pulang lebih cepat karena presensi menggunakan
presensi manual. Contohnya terlihat di SD Negeri Keputran 2
Yogyakarta masih banyak guru atau pegawai yang melakukan
pelanggaran terutama mengenai disiplin jam kerja. Untuk itu pihak
manajemen SDM telah diterapkan presensi Finger Print atau Finger
Spot sejak Juli 2015. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem
identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong
perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin
keamanan. Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (presensi)
bisa didapat melalui alat ini. Tentu saja hal ini sangat membantu
divisi sumber daya manusia untuk mengevaluasi kinerja para
pegawai. Contoh instansi yang berhasil menerapkan presensi finger
print untuk memotivasi kerja pegawainya, yaitu di SDN Keputran 2
Yogyakarta.

15 | P a g e

BAB. III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Fingerprint merupakan salah satu bentuk biometrika yang
merupakan sebuah teknologi baru yang memiliki fungsi utama untuk
mengenali manusia melalui sidik jari, mata, wajah, atau bagian tubuh
yang lain. Fingerprint berasal dari bahasa Inggris yang berarti sidik
jari. Sidik jari adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit ujung jari. Sidik
jari berfungsi untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat
memegang benda lebih erat. Suatu proses, cara, atau perbuatan
untuk meningkatkan suatu usaha atau kegiatan berdisiplin. Menurut
W.J.S Poerwadarminta, kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang
mendapat konfiks ke – an yang mempunyai arti latihan batin dan
watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati
tata tertib untuk Peningkatan kedisiplinan guru dan pegawai dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar dengan tepat waktu yang di
kontrol melalui fingerprint. Kaitannya dengan fungsi manajemen
merupakan fungsi pengawasan atau controlling.

B. Saran
Penggunaan

fingerprint

bagi

Guru

atau

Pegawai

untuk

kedisiplinan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar sangat
efektif dalam rangka meningkatan kedisiplinan guru dan pegawai
dengan tepat waktu. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem
identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong
perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin
keamanan. Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (presensi) bisa
didapat melalui alat ini. Tentu saja hal ini sangat membantu divisi
sumber daya manusia untuk mengevaluasi kinerja para pegawai.

16 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_manajemen
http://www.websekolahindonesia.com
http://unesdoc.unesco.org/images/0013/001323/132306e.pdf
[20 Mei 2008].
Carrizo, L., Sauvageot, C., and Bella, N. (2003). Information Tools for the
Preparation and Monitoring of Education Plans. Dalam Education
policies and strategies UNESCO 5. [Online].
http://www.iadb.org/IDBDocs.cfm?docnum=741813[20 Mei 2008].
Cassidy, T.(2005). Education Management Information System (EMIS)
Development in Latin America and the Caribbean: Lessons and
Challenges. [Online].
Evans, J.A. (1970). Educational Management Information Systems:
Progress and Prospectives. (Abstrak). Dalam Education Resources
Information Center (ERIC). [Online].
http://rms46.vlsm.org/2/114.pdf. [6 Januari 2005].
Ibrahim, R.M.S. (2004). Penelitian Bidang Sistem Informasi Managemen di
Indonesia
http://www.leadingtoday.org/weleadinlearning/spsu06school_managemen
t_information_sy.htm [20 Mei 2008].
(SIMDI): Quo Vadis?[Online]. 5. Isherwood, R.S., Barger-Anderson, R.,
and Merhaut, J.(2006). School Management Information System
Implementation and Its Impact on the Loosely Coupled
Organizational Structure of an Elementary School: A Case Study.
Dalam weLEAD In Learning: E-Journal of Organizational Learning
and Leadership, vol 5 (1), Spring & Summer 2006. [Online].
http://www.techknowlogia.org/TKL_active_pages2/CurrentArticles/main.as
p?FileType=PDF&ArticleID=221 [20 Mei 2008].

17 | P a g e

Moses, K.D. (2001). Education Management Information System: What Is
It and Why Do We Not Have More of It? Dalam TechKnowLogia,
January/February, 2001 © Knowledge Enterprise, Inc. [Online].
http://dx.doi.org/10.1007/978-1-4020-6446-3_12
Selwood, I. & Visscher, A.J. (2007). The Potential of School Information
Systems for Enhancing School Improvement. Dalam Soguel, N.C. &
Jaccard, P. (eds.). Governance and Performance of Education
Systems, h. 269–288. Springer: Netherlands [Online].
http://www.sciencedirect.com/science/article/B6VCJ3VV41852/2/45bc983
55c0947b40d44a6fe d4837b21
Telem, M. (1996). MIS Implementation in Schools: a Systems Sociotechnical Framework. Dalam Computers & Education, Vol. 27(2), h.
85-93. ScienceDirect.com [Online].
http://uex.sagepub.com/cgi/content/abstract/33/4/534
-------, (1998). School Administration Computerization Impact on The
Teacher's Role: A Case Study. Dalam Urban Education , Vol. 33 (4), h.534555. SagePublications.com [Online].
http://www.sciencedirect.com/science/article/B6VCJ44B1V4X9/2/9219a44
09ccd57644343f8bf 19abb8cd
-------, (2001). Computerization of School Administration: Impact on the
Principal’s Role—a Case Study. Dalam Computers & Education,Vol.
37 (3-4), h. 345–362. Elsevier Ltd., Science Direct.com [Online].

18 | P a g e