Strategi Guru dalam Memotivasi Siswa PAI

1“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

BAB I
PENDAHULUAN

Sesungguhnya kodrat manusia dilahirkan di dunia ini dengan membawa fitrah. Hal
inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan lainnya. Fitrah
merupakan faktor kemampuan dasar perkembangan manusia yang dibawa sejak lahir
yang merupakan potensi dasar untuk berkembang. Misalnya, kemampuan dasar untuk
beragama, manusia diberi kelebihan berupa akal yang tidak dimiliki oleh makhluk yang
lain. Dengan akal itu manusia dapat mengembangkan

potensinya untuk berfikir,

berkembang dan beragama serta dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Potensipotensi tersebut harus diaktualisasikan dan ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata
di dunia ini melalui proses pendidikan sepanjang hayat yang kelak akan di pertanggung
jawabkan di hadapan Allah SWT di akhirat.1
Pada umumnya pendidikan diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat.
Oleh karena itu, setelah lulus diharapkan anak dapat membantu mengembangkan
masyarakat atau ikut serta ambil bagian dalam memenuhi kebutuhan demi kesejahteraan

masyarakat. Hal ini selaras dengan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana tercantum
dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 yang berbunyi : “Pendidikan
Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan’’.2
Dalam UURI (sisdiknas), No.20 tahun 2003 Pasal 1 tentang pengertian pendidikan
adalah: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan ,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara’’.3
Dalam rangka memenuhi kebutuhan mental dan spiritual seperti yang disebutkan
dalam pengertian tersebut, Pendidikan Islam dapat membentuk manusia agar mempunyai
1

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002, hal :12
Tim Penyusun Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Sistem Nasional,
(Jakarta :Grasindo, 1991), hal : 10

3
Undang- undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 Tentang Sisdiknas ( Bandung : Citra Umbara,
2006), hal : 72
2

2“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

kepribadian muslim yakni manusia seluruh aspek kepribadiannya baik tingkah laku,
kegiatan- kegiatan jiwa maupun falsafah hidup dan kepercayaanya sesuai dengan nilainilai islam.4
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah sendiri untuk mata pelajaran agama
cenderung diabaikan oleh peserta didik, karena bagi sebagian peserta didik mata pelajaran
Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang membosankan, dengan adanya metode
ceramah, hafalan yang diterapkan selain metode-metode lain yang juga digunakan dalam
pembelajaran Akidah Akhlak. Harus diakui juga bahwa pendidikan agama islam termasuk
didalamnya Akidah Akhlak masih belum mendapatkan tempat di hati sebagian siswa dan
keberadaannya acap kali kurang mendapat perhatian serta waktu belajarnya masih relatif
kurang karena mata pelajaran ini waktunya hanya satu minggu sekali itupun hanya dua
jam pelajaran. Selain itu juga mata pelajaran agama yang didalamnya termasuk Akidah
Akhlak merupakan kelompok mata pelajaran yang tidak di UAN-kan.

Dalam pendidikan, Akidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran agama
islam yang dijadikan sumber hokum akan keimanan yang utama sebagaimana firman
Allah SWT :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.5
Salah satu prinsip dalam melaksanakan pendidikan adalah siswa secara aktif
mengambil bagian dalam kegiatan yang dilaksanakan. Untuk dapat melaksanakan suatu
kegiatan pertama-tama harus adanya pendorong untuk mewujudkan kegiatan itu atau
dengan kata lain, untuk dapat melakukan sesuatu harus ada motivasi. Sebagaimana
dijelaskan A.Tabrani dan kawan –kawan bahwa :
1. Motivasi memberi semangat terhadap peserta didik dalam kegiatan –kegiatan
belajarnya.
2. Motivasi- motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan-kegiatan untuk
melakukannya.
3. Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku.6
4

Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1989) hal : 68

A. Fattah Yasin, Dimensi- Dimensi Pendidikan Islam (Malang : UIN-Malang press, 2008), hal ;44
6
A. Tabrani, dkk, Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar. (Bandung : Remaja Karya, 1989), hal :
5

96

3“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Sebenarnya kegiatan atau tingkah laku individu bukanlah kegiatan yang terjadi
begitu saja, akan tetapi terdapat faktor yang mendorongnya dan selalu ada sasaran yang
akan dicapai sebagai tujuan. Faktor pendorong itu adalah motif yang bertujuan untuk
memenuhi atau mempertahankan situasi dan kondisi tertentu. Dengan demikian setiap
kegiatan individu selalu ada yang mendorongnya (motif) dan memiliki sasaran yang
dicapai atau tujuan. “motif diartikan sebagai daya seseorang untuk melakukan sesuatu.”7
Dari uraian tersebut, dapat ditegaskan bahwa motif adalah suatu dorongan yang
ada pada manusia yang menyebabkan dia bertindak atau bertingkah laku, sedangkan
motivasi adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri manusia yang menimbulkan
kegiatan atau aktifitas. Dalam hubungannya dengan pembelajaran maka aktifitas yang

dimaksud adalah belajar.
Motivasi belajar adalah faktor yang praktis, peranannya adalah menumbuhkan
gairah belajar, merasa senang dan semangat untuk belajar. A. Tabrani Rusyan mengutip
pendapat Crow dan Crow untuk memperjelas pentingnya motivasi dalam belajar sebagai
berikut :“Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang
dipentingkan dalam belajar itu dibangun dan minat yang telah ada pada diri anak.”8
Berdasarkan kegiatan

belajar-mengajar selalu

ada strategi guru untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Strategi guru bertujuan untuk memotivasi siswa agar
memiliki gairah dan semangat dalam belajar dan dapat prestasi yang optimal. Oleh karena
itu, guru harus mempunyai strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan untuk
membangkitkan semangat belajar siswa. Strategi guru dalam pembelajaran diperlukan
agar siswa tidak merasa bosan, bahkan benci tetapi dapat menikmati dengan senang
terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak. Apabila siswa benar- benar memahami dan
mengamalkan apa yang terkandung didalamnya yaitu Akidah Akhlak, maka siswa akan
mampu menjadi pribadi yang bijak serta mampu menjalankan perintah agama dengan

benar sesuai perintah Allah Swt.

Dari permasalahan inilah, penulis ingin meneliti dan mengungkapkan serta
memberikan pemecahan dari permasalahan yang timbul dengan judul “STRATEGI
GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN
7
8

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta ; rajawali pers, 1987), hal :73
A. Tabrani Rusyan, dkk. Op.cit, hal: 121

4“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH ALKHAIRIYAH”. Dalam pembelajaran sangat diperlukan strategi ataupun cara untuk
memberikan materi pelajaran sehingga siswa dapat termotivasi dalam kegiatan
pembelajaran dikelas. Dengan demikian siswa akan lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran dikelas sehinnga memudahkannya untuk memahami apa yang telah guru
sampaikan dengan baik.
Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang diungkap dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akidah
Akhlak kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah?
2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah AlKhairiyah?
3. Faktor penghambat dan penunjang dalam peningkatan motivasi belajar siswa kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VIII Mts Al-Khairiyah.
2. Untuk mengetahui peningkatan peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII Mts.
Al-Khairiyah.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan penunjang dalam peningkatan motivasi
belajar siswa kelas VIII Mts. Al-Khairiyah.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis, bermanfaat bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan di bidang
pembelajaran pendidikan islam khususnya Akidah Akhlak.
2. Secara praktis, penelitian ini berguna bagi:
a. Peneliti

Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai penerapan teori-teori yang
diperoleh selama 8 semester.
b. Guru

5“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Penelitian ini dapat digunakan bermanfaat sebagai bahan informasi yang
merupakan usaha peningkatan motivasi belajar siswa serta bahan evaluasi dan
pemikirannya.
c. Sekolah / Lembaga
Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi lembaga agar dapat
dijadikan sebagai rujukan dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Akidah Akhlak
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menjaga terjadinya pembahasan yang terlalu luas dan menyimpang dari materi
pokok, sehingga tidak mengarah pada sasaran dan tujuan, maka peneliti membuat batasanbatasan permasalahan yang akan dipaparkan yaitu meliputi Pembahasan motivasi belajar,
pengertian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, mcam-macam motivasi belajar,
fungsi motivasi belajar, pembahasan mengenai strategi guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa, metode yang digunakan guru pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

Sistematika Pembahasan
Supaya penelitian ini dapat mudah dipahami, maka peneliti perlu membatasi
penulisan ini dengan sistematika pembahasan sebagaimana yang disebutkan dibawah ini :
Pada bab I ini yaitu Bab pendahuluan, peneliti kemukakan berbagai gambaran singkat
untuk mencapai tujuan penulisan, yaitu meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika pembahasan.
Kemudian pada bab yang kedua yaitu kajian teori memaparkan tentang :
1. Motivasi belajar yang mencangkup pengertian motivasi dan belajar pengertian belajar
dari berbagai tokoh dan teori, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, macammacam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar.
2. Pembahasan mengenai strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang
mencangkup bentuk-bentuk motivasi belajar dalam belajar, upaya guru meningkatkan
motivasi belajar. Metode yang digunakan guru pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
Pada bab ketiga, yaitu menjelaskan tentang metodologi penelitian yang memaparkan
tempat waktu penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, sumber data,
pengecekan dan keabsahan data.
Selanjutnya pada Bab keempat, memaparkan hasil penelitian dilapangan yaitu di Mts
Al-Khairiyah yaitu laporan hasil penelitian yang terdiri dari latar belakang objek yang

6“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.


meliputi sejarah dan perkembangan Mts.Al-Khairiyah, keadaan struktur organisasi dan dewan
pengurus, keadaan guru dan siswa.
Pada bab kelima memaparkan hasil penelitian, berisi tentang pembahasan terhadap
temuan-temuan penelitian yang dikemukakan di dalam hasil penelitian.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran

7“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan peperangan. Dalam dunia
pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, orseries, of activities designed to
achieves a particular educational goal.9
Pengertian pembelajaran sendiri adalah berasal dari kata dasar “ajar” yang artinya
petunjuk yang di berikan kepada orang supaya diketahui. Dari kata “ajar” ini lahirlah kata

kerja “belajar” yang berarti berlatih atau berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu dan
kata “pembelajaran” berasal dari kata “belajar” yang mendapat awalan pem- dan akhiran -an
yang merupakan konflik nominal yang mempunyai arti proses.10
Berikut definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli:
a. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini
mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara yang lebih efektif dan
efisien.11
b. Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehigga menciptakan
kondisi belajar untuk siswa.12
Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran Rown Tree (1974) menjelaskan dalam bukunya
Wina

Sanjaya

“strategi

pembelajaran

berorientasi

standar

proses

pendidikan”

mengelompokan ke dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery
learning, strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individu atau groupsindividual learning.13
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi
dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy killen menyebutnya dengan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), dikatakan strategi pembelajaran langsung karena
dalam strategi ini materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut
mengolahnya kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh.

9

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, (Jakarta : kencana, 2006),

Hal :126
10

Depdikbud , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1990), hal : 664
Muhaimin M.A, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya : Citra Media,1996), hal : 99
12
Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hal :48
13
Ibid, hal : 128
11

8“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas sehingga tugas guru lebih banyak
sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.
Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan,
kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan
individu yang bersangkutan.
Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara
beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa guru. Bentuk belajar kelompok
bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau bisa juga siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil.
3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Metode Mengajar
Ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode
mengajar. Dasar pertimbangan itu bertolak dari faktor- faktor :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Berpedoman pada tujuan
Perbedaan individual anak didik
Kemampuan guru
Sifat bahan pelajaran
Situasi kelas
Kelengkapan fasilitas
Kelebihan dan kelemahan metode
Dan hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri dan Winarno .S. (1991) yang

tertuang dalam bukunya Pupuh Fathurrahman mengemukakan lima macam faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode mengajar. yakni 14:
a.
b.
c.
d.
e.

Tujuan dan berbagai jenis fungsinya.
Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
Situasi berlainan keadaannya.
Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitas.
Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan

penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Seorang guru tidak
akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.
Berikut beberapa metode dalam pembelajaran :
1. Metode Ceramah

14

Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan konsep Islami, (Bandung : PT.Refika Aditama, 2009)

9“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan
metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsurunsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama lebih
jelas dan teliti tentang sesuatu untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan
bersama.15
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan siswa.
4. Metode Hafalan
Metode hafalan merupakan metode yang sering digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Kendatipun cara belajar demikian kurang memberikan hasil, namun tetap
dianggap perlu, karena dengan menghafal kita akan dapat mengingat banyak hal. Menghafal
berlangsung sejalan dengan proses mengingat.
5. Metode Tugas Belajar dan Resitasi
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu.
Tugas bisa dilaksanakan dirumah, sekolah, perpustakaan dan di tempat lainnya.Tugas dan
resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
6. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok merngandung
pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok)
tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil dan mengutamakan belajar aktif.
7. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab
membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data)
yang benar. Demonstrasi merupakan suatu metode mengajar yang memperlihatkan
bagaimana proses terjadinya sesuatu.
15

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : PT. Sinar Baru
Algensindo,2000), Hal : 79

10“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

8. Metode Simulasi
Metode Simulasi merupakan metode tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura,
dalam hal ini bertujuan untuk melatih ketrampilan tertentu baik yang bersifat professional
atau untuk kehidupann sehari-hari.
4. Ciri-ciri Umum Metode yang Baik
Omar Muhammad al-Thaomi dalam bukunya Fathurrahman mengatakan, terdapat
beberapa ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran yakni :
a. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat dengan jiwa.
b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki gaya sesuai dengan watak siswa dan materi.
c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan mengantarkan siswa
pada kemampuan praktis.
d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi.
e. Memberikan keluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.
f. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat, dalam keseluruhan
proses pembelajaran.16
5. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Proses Pendidikan
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap
strategi mempunyai ke-khasan sendiri-sendiri.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Berorientasi pada tujuan
Aktivitas
Individualitas
Integritas

B. Kajian Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas- aktifitas tertentu demi terciptanya suatu
tujuan.17
Motivasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Motif Biognetis: Motif-motif yang berasal dari kebutuhan- kebutuhan organisme demi
kelanjutan hidupnya.
16

Pupuh fathurrahman dan M. Sobri Sutikno, op.cit, hal : 56
Isbandi Rukmianto, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial : Dasar- Dasar
Pemikiran, ( Jakarta : Grafindo persada, 1994), Hal : 154
17

11“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

2. Motif Sosiogenetis: yaitu dimana motif-motif yang berkembang berasal dari
lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada.
3. Motif Teologis: dalam motif ini manusia sebagai makhluk yang berketuhanan
sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya, misalnya keinginan untuk
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk merealisasikan norma-norma sesuai
agamanya.18
Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya.19
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya.20 Pendapat yang lebih lengkap dikemukakan oleh The Liang Gie, belajar adalah
segenap rangkaian kegiatan aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan
mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa pemahaman pengetahuan atau kemahiran
yang sifatnya sedikit banyak permanen.21
3. Ciri-Ciri Belajar
Dalam buku karang Syaiful Bahri Djamarah seorang dapat dikatakan belajar jika
mengalami cirri-ciri :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4.

Perubahan yang terjadi secara sadar.
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.22
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi 3 macam, yaitu:
a. Faktor Internal: kondisi atau keadaan jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor Eksternal: kondisi lingkungan disekitar siswa.

18

W.A.Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandung : PT.Erisco,1996), Hal 142-144
W.S. wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : Grafindo,1996), Hal : 151
20
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Press, 1987), Hal ;22
21
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien, (Yogyakarta : UGM, 1988) Hal : 14
22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), Hal : 14
19

12“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

c. Faktor Pendekatan Belajar: jenis upaya belajar siswa yang meliputi starategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan materimateri pembelajaran.23
Menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yakni:
a. Faktor yang ada pada diri organism itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut factor social.
Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Kematangan/ pertumbuhan.
Kecerdasan / intelegensi.
Latihan dan ulangan.
Motivasi.
Sifat-sifat pribadi seseorang.
Sedangkan yang termasuk factor social :

a.
b.
c.
5.

Keadaan keluarga.
Guru dan cara mengajar.
Alat-alat pengajaran.24
Pengertian Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan
arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tecapai. Dalam kegiatan
belajar, Motivasi tentu sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar
adalah kekuatan, daya pendorong atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat
dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan
menyenangkan dalam rangka perubahan tingkah laku, baik segi kognitif, afektif maupun
psikomotorik.25
6.

1.
2.

1.
2.


Macam-Macam Motivasi
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya dibagi menjadi dua :
Motif- motif bawaan.
Motif-motif yang dipelajari.
Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Motivasi jasmaniah seperti refleks, insting otomatis, nafsu.
Motivasi rohaniah seperti kemauan.
Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik

23

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2005), hal : 132
24
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : CV.Remaja Karya,1985), hal :101-102
25
Hanafiah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2009) hal :26

13“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

1. Motivasi Instrinsik: motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.26
2. Motivasi Ekstrinsik: motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar.
7. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
8.
1.
2.

Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar.
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan pencapaian

tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.
9. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi
ekstrensik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun dalam belajar. Ada beberapa
bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar peserta didik
dikelas sebagai berikut :
1. Memberi angka.
2. Hadiah.
3. Saingan/ kompetisi.
4. Ego-Involment.
5. Memberi ulangan.
6. Mengetahui Hasil.
7. Pujian.
8. Hukuman.
9. Hasrat untuk belajar.
10. Minat.
11. Tujuan yang diakui.
10. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Ada beberapa cara yang digunakan guru untuk merangsang dalam belajar yang
bersifat ekstrinsik. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menggairahkan Anak didik
Dalam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal
yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat peserta didik dalam belajar,
26

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV Rajawali, 1993) hal :88

14“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek
pelajaran dalam situasi belajar.
b. Memberikan Harapan Realistis
Guru harus memelihara harapan-harapan peserta didik yang realistis dan
memodifikasi harapan-harapan yang kurang dan realistis.
c. Memberikan Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada
peserta didik, sehingga anak terdorong usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan
pengajaran.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Jakarta Selatan.
Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu November hingga Desember
2013.
B. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dilapangan dalam rangka mendeskripsikan dan menjawab
fokus penelitian yang sedang diamati digunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut :
a. Metode observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian.
b. Metode interview (wawancara )
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.27
c. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkip, majalah, notulen rapat, ageda dan sebagainya.28
27
28

Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT.Remaja Rosda Karya,2002), hal :135
Ibid, hal :206

15“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

C. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan menuturkan dan menafsirkan data yang ada,
misalnya tentang situasi yang dialami oleh siswa sehubungan dengan motivasi belajar
siswa.
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah dengan kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen, arsip-arsip dan lain-lain.
Sebelum mengadakan penelitian peneliti mengenal dan memahami kondisi
sekolah terlebih dahulu. Selanjutnya secara resmi mengadakan observasi untuk
mengumpulkan berbagai macam data. Setelah data terkumpul baik dari dokumentasi
maupun wawancara kemudian ditafsirkan untuk memprediksi motivasi siswa dalam beljar
khususnya pada mata pelajaran qur’an hadits.
Selain itu peneliti juga membandingkan kondisi yang terjadi dengan pendapat
siswa , kepala sekolah dan guru mata pelajaran akidah akhlak sehingga akan memperoleh
kesimpulan tentang Strategi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Khariyah.
Sesuai dengan jenis datanya, maka peneliti menggunakan analisis deskriptif,
yaiu pengelolaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: setelah data terkumpul
selanjutnya diidentifikasi serta dikategorikan kemudian digambarkan berdasarkan logika
dengan dengan tidak melupakan hasil dari pengamatan, wawancara dan mengambil
keputusan. Adapun tahap-tahap analisis data tersebut sebagai berikut :
1. Analisis selama pengumpulan data
Dalam analisis data ini, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Pembatasan mengenai jenis kajian yang diperoleh.
b. Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
c. Merencanakan tahapan-tahapan pengumpulan data dengan memperhatikan hasil
pengamatan sebelumnya.
d. Menulis catatan bagi diri sendiri mengenai hal yang dikaji.
2. Analisis setelah pengumpulan data
Adapun untuk membatasi data yang telah terkumpul adalah bahwa data yang
diperoleh tidak direalisasikan dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk uraian atau
gambaran tentang kondisi objek penelitian yang berkenaan dengan tema yang di kaji
dalam penelitian ini.

16“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Untuk mendapatkan data yang lebih relevan dan urgen terhadap data yang
terkumpul, maka peneliti menggunakan beberapa tekhnik, yaitu: mengadakan observasi
secara terus menerus terhadap objek yang diteliti guna memahami gejala yang
mendalam mengenai Strategi Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Dalam Peningkatan
Motivasi Belajar kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah
D. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data, maka teknik yang digunakan adalah :
a. Triangulasi
Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data
itu.
b. Menggunakan data referensi
Penggunaan data referensi sangat membantu memudahkan peneliti dalm
pengecekan data, karena dari referensi yang ada sebagai pendukung dari observasi
penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti.
c. Teknik member check
Teknik member check dengan mendatangi kembali informan sambil
memperlihatkan data yang sudah diketik pada lembar catatan lapangan yang sudah
disusun menjadi paparan data dan temuan penelitian. Serta dikonfirmasikan pada
informan apakah maksud informan itu sudah sesuai denganapa yang ditulis apa belum.

17“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat MTs Al-Khairiyah
Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah merupakan bagian dari Yayasan AlKhairiyah. Pada tanggal 1 Oktober 1967 dideklarasikan bahwa pada tahun ajaran
1968 Yayasan Al-Khairiyah memulai lembaga pendidikan tingkat Tsanawiyah yang
langsung dipimpin (Kepala Sekolah) oleh pimpinan
2. Letak Geografis MTs Al-Khairiyah
MTs Al-Khairiyah terletak ditengah kota tepatnya dijalan Mampang Prapatan
IV No. 74 Jakarta Selatan. Luas Bangunan kurang lebih sekitar 1533 M2.
3. Visi dan Misi MTs Al-Khairiyah
a.

a.

Visi Madrasah
Mts Al-Khairiyah Beriman, bertaqwa, berbudi luhur, unggul dalam prestasi dan
Istiqomah.
Misi Madrasah
1. Melatih siswa agar tekun beribadah, tertib dan Istiqomah.
2. Menumbuhkan perilaku aktif, kreatif dan menyenangkan dalam membina
3.
4.

hubungan harmonis antara warga madrasah..
Bekerja sama, tertib bicara, tertib berpakaian dan berpendapat.
Menjadikan lembaga yang mandiri, bertanggung jawab dan mengamalkan

5.

akhlakul Islam.
Membina sikap dan perilaku kehidupan yang sesuai dengan norma-norma

6.

agama Islam.
Menciptakan keluarga beriman, bertaqwa, terampil, cerdas dan siap hidup
dalam masyarakat.

18“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

4. Struktur Organisasi MTs Al-Khairiyah
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang
menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain, sehingga jelas
tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan yang
teratur. Adapun bagan stuktur organisasi MTs Al-Khairiyah adalah sebagai berikut:
Adapun tugas masing-masing bagian dari struktur organisasi tersebut adalah:
1. Kepala Madrasah
Kepala madrasah adalah supervisor, administrator dan manager. Bertanggung
jawab kepada yayasan sebagai institusi penyelenggara pendidikan dan bertanggung
jawab kepada Depag/Depdiknas karena kepala sekolah sebagai pelaksana
pendidikan.
2. Wakil Kepala Madrasah
Mitra kerja kepala sekolah sesuai dengan bidangnya antara lain bidang
kurikulum, kesiswaan dan lain sebagainya.
3. Tata Usaha
Mengerjakan seluruh pekerjaan administrasi sekolah, melayani pekerjaan
dari kepala sekolah, wakepsek, wali kelas dan guru ( bukan perguruan dan yayasan).
Bila tata usaha sekolah disederhanakan untuk efisiensi tenaga kerja, kemudian
ditarik dibawah struktur yayasan, maka akan terjadi penyumbatan kerja dan
informasi.
Dan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mempermudah dalam
pengerjaannya, maka di MTs Al-Khairiyah ada beberapa devisi ataupun pembantu
Kepala Madrasah dan wakilnya dalam tugasnya yakni:
A. Wali Kelas
Wali kelas dijabat oleh seorang guru dan bertugas membantu kepala
sekolah dalam kegiatan, yakni :
1. Mengelola kelas baik teknis administrasi maupun edukatif.
2. Memberikan bahan masukan kepada guru pembimbing tentang siswa yang
ada dibawah asuhannya.
B. Guru Bidang Studi
a. Membuat Satpel, lengkap dengan AMP (Analisis Materi Pelajaran),Prota,
b.
c.
d.
e.

Promes.
Datang di madrasah, mengajar dan berada dimadrasah setiap hari kerja.
Mengadakan evaluasi pembelajaran secara teratur.
Ikut memelihara ketertiban kelas dan madrasah.
Ikut membina hubungan baik antara madrasah, guru, orangtua, masyarakat

19“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

dan pemerintah daerah.
C. Bimbingan dan Konseling (BP)
Bimbingan dan konseling ditangani oleh guru pembimbing atau guru mata
pelajaran yang dianggap mampu menangani tugas tersebut.
5. Kondisi Sarana dan Prasarana MTs Al-Khairiyah
Untuk mengetahui sarana fisik MTs Al-Khairiyah peneliti melakukan
penggalian data observasi secara langsung dilokasi penelitian dan didukung dengan
data dokumentasi yang penulis peroleh. Secara lebih jelasnya penulis paparkan
sebagai berikut:
Ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar yang ada sebanyak 1 2 kelas,
untuk kelas VII terbagi menjadi 4 kelas, untuk kelas VIII ada 4 kelas, Demikian juga
dengan kelas IX ada 4 kelas. Selain ruang kelas, ada ruang pembelajaran sebagai
penunjang, yaitu laboratorium walaupun hanya laboratorium komputer saja,
perpustakaan dan beberapa jenis ruangan yang menunjang proses akademik.
Masjid MTs Al-Khairiyah ini berada d i d a l a m
digunakan

untuk

melakukan

kegiatan-kegiatan

area sekolah yang

keagamaan

dalam

rangka

pembentukan moral siswa secara Islami tepatnya disamping lapangan utama sekolah.
Dihalaman sekolah ada lapangan dengan posisi halaman ditengah dikelilingi kelaskelas yang meningkat hingga lantai tiga, selain itu juga, halaman yang sekaligus
lapangan tersebut juga digunakan untuk upacara sekolah setiap senin. Disamping itu,
ada ruang untuk kegiatan ekstra kurikuler, seperti ruangan Osis. Adapun Sarana dan
Prasarana yang dimiki MTs Al-Khairiyah secara rinci sebagai berikut :

TABEL 1
TENTANG JUMLAH SARANA DAN PRASARANA “MTs DARUL
MA’ARIF” TAHUN AJARAN 2012
1
2
3
4
5
6
7

Ruang Belajar/ Kelas
Ruang Kepala Madrasah
Ruang Tata Usaha
Ruang Guru
Ruang Lab.komputer
Masjid
Ruang Perpustakaan

12
1
1
1
1
1
1

20“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

8
Koperasi Madrasah
1
9
Ruang BP
10 Ruang Osis
1
11 Kamar Mandi Guru dan Karyawan 2
12 Kamar Mandi Siswa
4
13 Ruang Administrasi
14 Kantin
1
15 Pos Satpam
1
(Sumber : Mts. Al-Khairiyah Tahun Ajaran 2013)
6. Keadaan Guru dan Pegawai MTs. Al-Khairiyah
Guru adalah yang pekerjaannya mengajar, baik mengajar bidang studi
maupun mengajar suatu ilmu pengetahuan kepada orang lain. Seorang guru di
sekolah dapat memegang dan mengajar satu atau lebih dari bidang studi. Jadi guru
bidang studi lazimnya adalah guru yang mengajar di sekolah terutama di sekolahsekolah lanjutan termasuk di dalamnya guru agama yaitu guru yang mengajar
bidang studi agama Islam yang bergerak dalam pembangunan mental serta akhlaq
yang baik bagi para siswanya. Selain itu pegawai juga sangat penting dalam
keberadaannya untuk membantu hal-hal yang diperlukan guru maupun komponen
yang lainya.
Dengan

alasan tersebut,

penulis

tidak

dapat

meninggalkan

dalam

penelitian ini, yaitu tentang keadaan guru dan pegawai yang nantinya dapat
dibuat acuan dalam melengkapi data. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai jumlah
guru di MTs Al-Khairiyah dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL II
TENTANG KEADAAN GURU DAN PEGAWAI “Al-Khairiyah” TAHUN AJARAN
2013
a. Guru/Pengajar
No
1

Jumlah
Guru PNS
15

Jumlah
Guru Honorer
15

b. Tata Usaha/Karyawan Pesuruh

30

21“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

No
1.
2.
3.
4.
5

Jabatan
Honorer
Jumlah
Tata Usaha
1
1
Staff Tata Usaha
3
3
Keamanan (security)
1
1
Penjaga/Pesuruh
2
2
Pustakawan
1
1
Jumlah
8
8
( Sumber : Mts. Al-Khairiyah Tahun Ajaran 2013)

7. Keadaan Siswa MTs Al-Khairiyah
Di dalam proses belajar mengajar di sekolah, maka adanya guru/pendidik
sebagai objek pemberi ilmu dan siswa sebagai subjek penerima ilmu keduanya itu
sangat penting. Karena tanpa adanya keduanya proses belajar mengajar tidak akan
berjalan dengan lancar. Dengan adanya kedua objek dan subjek ini, proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Siswa merupakan sentral dalam proses belajar mengajar bahwa siswalah yang
menjadi pokok persoalan dan sebagai tujuan perhatian didalam proses belajar
mengajar, siswa sebagai prihal yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan
kemudian ingin mencapai secara optimal.
Mengenai keadaan siswa di MTs Al-Khairiyah, sesuai dengan data yang penulis
peroleh, sebagai berikut:
TABEL III
JUMLAH SISWA KESELURUHAN MTs. Al-Khairiyah
NO
KELAS
1
VII
2
VIII
3
IX
JUMLAH KESELURUHAN

JUMLAH
137
160
121
418

(Sumber: Tata Usaha MTs. Al-Khairiyah)
B. Penyajian Data Dan Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil interview, observasi dan dokumentasi yang telah penulis
lakukan di MTs Al-Khariyah, terlihat bahwa secara berkesinambungan. MTs Al-Khariyah
terus untuk mengantarkan siswa atau peserta didik agar mencapai hasil pembelajaran yang
maksimal dan siswa dapat berprestasi dalam hidup, bermasyarakat, dalam mengemban
tugas sebagai khalifatullah di muka bumi.

22“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Peneliti memfokuskan permasalahan pada mata pelajaran Akidah Akhlak, karena
Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran pokok yang terkadang masih diabaikan oleh
peserta didik padahal Akidah Akhlak merupakan landasan ataupun pedoman membentuk
kepribadian diri yang berkarakter, guna mampu bermasyarakat dan bermanfaat bagi
kehidupan selanjutnya.
Menyadari beratnya tugas tersebut, MTs Al-Khariyah khususnya guru bidang
studi Akidah Akhlak senantiasa berupaya dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang
maksimal pada mata pelajaran Akidah Akhlak sehingga dalam belajar siswa akan berhasil,
maka untuk itu guru mata pelajaran Akidah Akhlak harus menyiapkan suatu strategi.
Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan motivasi belajar siswa karena motivasi
merupakan alat pendorong untuk membangkitkan semangat belajar pada siswa.
1. Strategi Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak kelas VIII
Berdasarkan hasil interview dengan Wakepsek Bid Kesiswaaan pada tanggal 21
November beliau menyatakan bahwa:
“Dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan yang maksimal, tidak hanya
guru saja yang berperan tetapi Kepala Sekolah dan Wakepsek juga berperan
sehingga pembelajaran di Madrasah

Tsanawiyah Al-Khariyah tidak

monoton,

khususnya mata pelajaran agama. Peran Kepala Sekolah dan Wakepsek dalam
meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih
efektif dan berhasil. Karena bukan hanya guru saja yang memberikan motivasi tetapi
tentunya saya tidak bisa memberikan motivasi pada siswa, maka yang perlu saya
lakukan adalah : Meningkatkan sarana prasarana, mengoptimalkan fungsi perpus
untuk meningkatkan sadar baca terhadap siswa, meningkatkan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) dalam mata pelajaran yang serumpun dengan membentuk
coordinator”.
Jadi dari hasil wawancara yang saya lakukan dengan bapak Kepala Sekolah
dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian motivasi sebenarnya tidak hanya guru
bidang studi saja yang yang berperan memberikan motivasi , tetapi secara tidak
langsung Kepala Sekolah dan wakepsek juga berperan dalam pemberian motivasi
karena tanpa adanya dukungan yang baik dari kepala sekolah maka, kegiatan
pembelajaran juga tidak akan berjalan dengan lancar. Dan ini sangat berpengaruh
terhadap guru dalam melakukan tugasnya

yakni sebagai pengajar di kelas.

Apabila dalam menjalankan tidak ditunjang oleh sarana yang memadai maka akan

23“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

berakibat pada siswanya. Siswa akan merasa jenuh dan tidak semangat dalam
malakukan kegiatan belajar-mengajar. Walaupun yang dominan berpangaruh adalah
faktor guru dalam kegiatan belajar-mengajar terutama dalam pemberian motivasi
ekstrinsik, karena dengan memberikan motivasi semangat siawa akan semakin
bertambah.29
Peneliti juga melakukan interview dengan guru mata pelajaran Akidah
Akhlak Ibu Hj Nurmillah Spd.i yang menyatakan bahwa :
“Memang

dalam

pembelajaran

mata

pelajaran

Akidah Akhlak pada

awalnya sebagian besar siswa acuh terhadap mata pelajaran ini. Sebenarnya tidak hanya
mata pelajaran Akidah Akhlak saja yang mendapat respon kurang baik, hampir semua
rekan guru agama yang lain juga bilang kepada saya sebagian siswa tidak antusias dalam
pelajaran agama. Apalagi mata pelajaran Akidah Akhlak diberikan pada jam terakhir
selama dua jam. Seandainya saya jadi siswa pasti saya juga merasa jenuh, tetapi saya
punya strategi agar siswa
metode

menjadi termotivasi, saya menggunakan berbagai

dan penggunaannya sesuai dengan kebutuhannya mengadakan evaluasi

asalkan materi yang saya sampaikan sudah selesai, saya memberikan hukuman pada
siswa yang belum bisa menghafal beberapa hal penting yang harus dihafal, dengan
begitu mereka akan jera dan berusaha untuk menghafal itu sampai hafal”30
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh dalam
memberikan motivasi yang bersifat ekstrinsik. Dalam belajar siswa memerlukan
perhatian dan pengarahan yang khusus dari guru. Seringkali jika mereka tidak
menerima umpan balik yang baik berkenaan dengan hasil pekerjaan mereka, maka
kerja mereka akan menjadi lamban atau mereka menjadi malas belajar. Siswa yang
demikian sangat tergantung pada keharusan-keharusan yang ditentukan oleh guru untuk
mendorong mereka dalam belajar. Namun tidak berarti bahwa motivasi ekstrinsik itu
jelek dan dan perlu dihindari tetapi antara motivasi ekstrinsik dan instrinsik saling
memperkuat bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi instrinsik.
Dalam upaya memberikan motivasi guru harus menganalisis motif-motif yang
melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya disekolah.
Setiap saat guru bertindak sebagai motivator, motivasi dapat efektif bila dilakukan
dengan dengan memperhatikan anak didik, dengan memeberikan penguatan dan
sebagainya.
29

Hasil wawancara dengan Bpk. Hidayat M.Pd Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah
pada tanggal 21 November 2013
30
Hasil wawancara dengan Ibu Hj Nurmillah Spd.I Mata Pelajaran Akidah Akhlak

24“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII/B
Yakni: Khairun Nisa yang mengatakan:
“Saya jadi senang pada mata pelajaran Akidah Akhlak habis Ibu Millah enak dalam
mengajar. Ibunya semangat sekali dalam mengajar, saya suka cara Bu Millah ngajar soalnya
saya waktu kelas tujuh saya sulit kalau disuruh hafalan tetapi di kelas delapan ini saya
lumayan cepat hafal kalau disuruh hafalan karena Bu Millah menuntut saya harus bisa
hafalan dan wajib harus bisa materi pelajaran. I b u nya juga sabar dalam mengajar. Di
kelas juga bapaknya juga sering melakukan tanya jawab. Ibunya juga dekat dengan siswa
kadang malahan ibunya kayak temen sendiri.”31
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Abdul Rasyid yakni:
“Saya senang cara Bu Millah menerangkan karena mudah dimengerti, kadang Bu
Millah memberikan

pertanyaan

sebelum

mengajar

jadi

saya

harus

belajar

sebelumnya. Metode yang sering digunakan hafalan dan ceramah dengan penjelasan
tapi saya senang karena dengan hafalan saya jadi bisa mengerjakan soal ulangan yang
diberikan Bu Millah. Ibunya juga memberikan bimbinga karena sangat penting
dalam memahami pelajaran Akidah Akhlak”.32
Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru sangat
berperan

dalam

pemberian

motivasi

terhadap

siswa.

Dengan

menggunakan

metode yang sesuai dalam pembelajaran dan cara guru menyampaikan materi
belajar di kelas dan kehangatan guru terhadap anak didiknya akan meningkatkan
motivasi dan keantusiasan siswa dalam belajar. Peranan metode akan nyata jika guru
memilih metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan

yang hendak dicapai

oleh tujuan pembelajaran. Banyak faktor yang perlu diketahui untuk mendapatkan
pemilihan metode yang akurat, seperti faktor guru sendiri, sifat bahan pelajaran,
fasilitas, jumlah anak didik di kelas, tujuan dan sebagainya.

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Khariyah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Akidah Akhlak yakni :
“Saya kira untuk peningkatan motivasi belajar siswa untuk kelas VIII cukup baik.
Usaha saya membangkitkan semangat belajar siswa dengan berbagai cara lumayan
berhasil. Siswa banyak yang antusias dalam belajarnya, walaupun ada beberapa siswa
31
32

Hasil wawancara dengan siswi Kelas VIII B, pada tanggal 21 November 2013
Hasil wawancara siswa kelas VIII A, pada tanggal 21 November 2013

25“STRATEGI GURU MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH AL-KHAIRIYAH”.

yang cuek kalau diberikan hukuman atau tugas.”33
Selanjutnya peneliti melakukan cross chek dengan mewawancarai salah satu
siswa kelas VIII B guna mengetahui keabsahan informasi dan tingkat kepastian data
yang diperoleh dari informan kunci yaitu Syahriani Rahma. Berdasarkan hasil crosschek
peneliti dengan salah satu siswa kelas VIII/ B, Syahriani Rahma dia menyatakan:
“Saya suka cara mengajar Bu Millah, memberikan materi santai tapi enak
dimengerti. Ibunya bisa diajak bercanda saya jadi suka mata pelajaran Akidah Akhlak.
Walaupun tiap belajar