ANALISIS ISI PRINSIP AKUNTABILITAS DAN T
ANALISIS ISI PRINSIP TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PERATURAN MENTERI NEGARA BUMN NOMOR : PER-09/MBU/2012
PADA PT. KERETA API (PERSERO)
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah metode penelitian
NANA NAJIYAH
15/388797/PSP/050402
Dosen pengampu :
Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ANALISIS ISI PRINSIP TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PERATURAN MENTERI NEGARA BUMN NOMOR : PER-09/MBU/2012
PADA PT. KERETA API (PERSERO)
1.1 Latar belakang
Jasa trasnportasi menjadi hal yang penting dalam melayani kebutuhan publik.
Karena peran dasar dari transportasi adalah menghubungkan antar-orang dan antar
tempat, sehingga dapat menunjang aktifitas sosial dan ekonomi (Bronzini, 2011).
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi publik yang
aman, nyaman, murah dan cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
semakin dinamis. Efisiensi waktu di sektor transportasi seringnya tidak sejalan
melihat kondisi jalan yang tidak bertambah namun jumlah volume kendaraan
pribadi yang setiap harinya bertambah. Sehingga kenyataan yang muncul adalah
keamanan dan kenyamanan transportasi publik masih buruk. Padahal, transportasi
merupakan katalisator pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah
(Munawar, 2007). Maka tidak heran ketika peristiwa-peristiwa seperti kemacetan,
kesemrawutan dan tingginnya angka kecelakaan menjadi masalah klise bagi
transportasi publik di Indonesia.
PT. Kereta Api (Persero) sebagai satu-satunya penyedia transportasi kereta api
di Indonesia beberapa dekade silam belum menjadi alat transportasi publik yang
memadai dan nyaman. Gambaran yang terjadi pada saat itu adalah gerbong kereta
api yang tua diperparah dengan jumlah penumpang kereta api yang melebihi
kapasitas tampung menjadi keadaan yang harus yang dihadapi oleh penguna
kereta api. Meskipun jumlah penumpang yang membludak ternyata hal tersebut
tidak membuat PT. Kereta Api mendulang laba, yang ada hanyalah kerugiaan
setiap tahunnya.
Hingga kemudian reformasi dilakukan oleh perusahaan jasa transportasi
publik PT. Kereta API (Persero) dan belakangan menjadi sorotan publik.
Bagaimana sebuah perusahaan BUMN yang selalu merugi setiap tahunnya
bertransformasi menjadi perusahaan BUMN yang mampu mendulang keuntungan
hanya dalam beberapa tahun dengan mengurai permasalahan-permasalahan yang
kompleks dalam PT. Kereta Api (persero). Reformasi pada PT. Kereta Api ini
tidak terjadi begitu saja, hal ini juga didukung karena Peraturan BUMN tentang
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dengan berbasis
prinsip transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, pengungkapan, kemandirian dan
kewajaran.
Penelitian analisis isi ini tentang bagaimanakah transparasi dan akuntabilitas
yang mengarah pada Good Corporate Governance dalam Peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT. Kereta Api (Persero)
1.2 Rumusan Masalah
Untuk menjawab berbagai permasalahan diatas, perlu diuraikan dan dijelaskan
dalam bentuk pernyataan spesifik untuk menemukan pokok masalah :
1. Bagaimana prinsip transparasi Good Corporate Governance diatur dalam
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT.
Kereta Api (Persero) ?
2. Bagaimana prinsip akuntabilitas Good Corporate Governance diatur dalam
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT.
Kereta Api (Persero) ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan
yang terdapat dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER
09/MBU/2012 tentang good corporate governance mengarah pada prinsip
akuntabilitas dan transparasi. Melalui prinsip-prinsip yang tertuang dalam good
governance secara langsung akan mencapai kesuksesan pemerintah dalam
penyedia layanan publik dan penyelenggara jasa transportasi publik yang optimal
guna mewujudkan kebutuhaan transportasi yang nyaman, aman dan terjangkau
bagi masyarakat. Sehingga lebih lanjut akan tercipta gambaran kebijakan
pemerintah yang dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang mampu
mendorong PT. Kereta Api (Persero) lebih efektif dalam meningkatan pelayanan
sebagai penyedia jasa transportasi kereta api publik.
Melalui analisis isi dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER
09/MBU/2012 tentang good corporate governance diharapkan dapat memberi
manfaat dalam pengembangan dalam tata kelola perusahaan khususnya berkaitan
dengan pengaturan tentang prinsip-prinsip good corporate governance yang
berupa transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan perusahaan yang baik.
1.4 Kerangka Teori
Pengertian good corporate governace (GCG) menurut Turnbull Report (April,
1999) didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang
memiliki tujuan utama mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan
bisnisnya melalui pengmanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi
pemegang saham dalam jangka panjang. Bank dunia (world bank) mendefinisikan
GCG sebagai kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk
berfungsi secar efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat secara
keseluruhan.
Sedangkan
menurut
lembaga
good
corporate
governance
mendefinisikan sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan
dan mengelola bisnis serta aktifitas perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan
bisnis dan akuntabilitas perusahaan.
Pada pasal 1 surat keputusan menteri BUMN No. 17/M-MBU/2002 tanggal 31
juli 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN menyatakan bahwa corporate
governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN
untuk meningkatkan keberhasilan usahan dan akuntabbilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundangan dan nilainilai etika. GCG secara singkat dapat diartikan sebagai seperangkat sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi
para stakeholder (Effendi, 2009). Implikasi penerapan prinsip-prinsip GCG dapat
mendorong terbentuknya pola kerja manajemen bersih, transparan akan laporan
keuangan yang dipublikasikan dan profesional. Walaupun masih banyak
perusahaan BUMN lain yang menerapkan GCG hanya semata menghindari
sanksi.
Prinsip-prinsip GCG mulai dikembangkan pada bulan april, 1998 mencangkup
:
Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham
Peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan perusahaan
Pengungkapan dan transparasi
Tanggung jawab dewan komisaris atau direksi
Prinsip-prinsip GCG sesuai pasal 3 surat keputusan menteri BUMN No.
117/M-MBU/2002 tanggal 31 juli 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN
sebagai berikut :
-
Transparasi : keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan pengungkapan informasi materil yang relevan
mengenai perusahaan
-
Pengungkapan : penyaji infomasi kepada para pemangku kepentingan,
baik diminta maupun tidak dimint, mengenai hal-hal yang berkenan
dengan kinerja operasional, keuangan dan resiko usaha perusahaan
-
Kemandirian : keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa konflik kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat
-
Akuntabilitas
:
kejelasan
fungsi,
pelaksanaan,
serta
pertanggungjawaban manajemen perusahaan sehingga pengelolaan
perusahaan secara efektif dan ekonomis
-
Pertanggung jawaban : kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundangan- perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
-
Kewajaran : keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
pemangku kepentingan yang timbul sebagai akibat dari perjanjian dan
peratutan perundangan-undangan yang berlaku.
Lalu hal berikutnya adalah bagaimana jika konsep good governance
dikontekskan pada level perusahaan/corporate. Siapa saja aktor yang berperan
dalam penyelenggaraannya dan prinsip-prinsip dasar apa saja sehingga
membentuk perusahaan yang baik. Tercatat telah ada beberapa perusahaan yang
setidaknya berusaha menegakkan good corporate governance (GCG) secara
konsekuen yakni PT. Timah Tbk dalam laporan tahunan 1999 memasukkan satu
bab khusus tentang corporate governance. Didalam bab itu dicantumkan
transparasi jumlah gaji dan bonus tahunan yang diterima oleh para direksi dan
komisaris (Sulistiyani, 2004).
1.5 Unit analisis
Unit Analisis Penelitian
Unit Analisis
Transparasi
Kategori/Sub unit analisis
1. Definisi
Keterangan
Transparasi
2. Mekanisme
Bagaimana
konsep
transparasi
good
corporate governance
Transparasi
diatur dalam Peraturan
Menteri
Negara
BUMN
Informasi dan data apa
saja yang disediakan
untuk masyarakat
Bagaimana kemudahan
akses
masyarakat
untuk
mengakses
informasi PT. Kereta
Akuntabilitas
1. Defisinisi
Akuntabilitas
2. Mekanisme
Api (Persero)
Bagaimana
akuntabilitas
konsep
good
corporate governance
Akuntabilitas
diataur
Peraturan
dalam
Menteri
Negara BUMN
Bagaimana
bentuk
akuntabilitas
PT.
Kereta Api (Persero)
Dari tabel unit analisis diatas maka akan diuraikan dari masing-masing unit kajian
sebagai berikut :
1. Transparasi
Penelusuran makna transparasi pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor
: PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance dan penjelasannya
jelas tercanntum secara eksplisit dalam pasal 3 bagian kesatu yang berbunyi :
Prinsip-prinsip GCG yang dimaksud dalam Peraturan ini, meliputi:
1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan;
Dari penjelasan pasal 3 bagian kesatu diatas prinsip transparasi didefinisikan
sebagai keterbukaan melaksanakan pengambil keputusan dan keterbukaan
untuk mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Makna tranparasi/keterbukaan mengindentifikasikan bahwa perusahaan
berkewajiban untuk menyediakan informasi proses pengambil keputusan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dan transparasi pengungkapan
setiap permasalahn yang berkaitan dengan perusahaan. Bila prinsip pasal
tersebut dikaitkan dengan laporan PT. Kereta Api indonesia melalui website
resminya yakni www.kereta-api.co.id menyediakan informasi mengenai
layanan produk, informasi media, galeri foto, reservasi tiket dan heritage
railway yang secara up-date dan bisa diakses oleh siapapun secara mudah.
2. Akuntabilitas
Penelusuran makna transparasi pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor
: PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance dan penjelasannya
jelas tercanntum secara eksplisit dalam pasal 3 bagian kesatu yang berbunyi :
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif;
Dari pasal diatas telah disebutkan makna akuntabilitas yang dimaksud dalam
prinsip-prinsip GCG, lebih lanjut lagi akuntabilitas merupakan tanggung
jawab pengelola perusahaan dalam bentuk kinerja secara internal dan eksternal
atas penggunaan dan pengelolaan otoritas kepada masyarakat sebagai pemilik
sebenarnya otoritas tersebut (Sutopo, 2015). Artinya ada kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan dan pengelolaan perusahaan atas
pedoman perusahaan secara efektif. Dalam hal ini, PT. Kereta Api harus
menekankan pertangungjawaban atas segala sesuatu yang terkait dengan
informasi pelaksanaan dan pengelolaan perusahaan terhadap pemegang saham.
1.6 Kerangka pikir
Kerangka pikir
Analisi isi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012
Tentang good corporate governance
Transparasi :
- Defisini trasnparasi
- Mekanisme
transparasi
Prinsip-prinsip
Akuntabilitas :
good corporate governance
- Defisini
akuntabilitas
- Mekanisme
akuntabilitas
Dari kerangka pikiran diatas, akan diuraikan beberapa konsep utama yang
digunakan dalam penelitian ini :
Governace : suatu set kaidah dan aturan yang membentuk suatu sistem
yang dapat membantu dalam perumusan kebijakan dan tujuan organisasi,
pelaksanaan dan pengurusan organisasi, pengendalian dan pengawasan,
serta evaluasi dan pelaporan terhadap semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan organisasi (code of
corporate governance PT. Kereta Api, 2014).
Good Corporate Governance : sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan untuk menciptakan nilai tambah untuk semua stakeholder
(Sutedi, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Menteri BUMN, GCG
merupakan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme
pengelolaan perusahaan berlansadkan peraturan perundang-undangan dan
etika berusaha.
Akuntabilitas : perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar (code of corporate governance PT.
Kereta Api, 2014). Perusahaan harus mampu menjelaskan peran dan
tanggung jawabnya, serta mendukung usaha untuk menjamin kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan
komisaris. Dalam mekanisme perusahaan, kewenangan tertinggi terdapat
pada dewan direksi sehingga pertanggung jawaban secara keseluruhan ada
ditanga dewan direksi. Selain itu, prinsip akuntabilitas ini mengharuskan
perusahaan terbuka ketika bersinggungan dengan konflik pentingan
(conflict of interest).
Transparasi : menjaga objektivitas dalam menjalan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi material dan relevan dengan cara mudah
diakses dan dipahami oleh stakeholder (code of corporate governance PT.
Kereta Api, 2014). Artinya perusahaan berkewajiban untuk menyediakan
informasi yang tepat, serta jelas dan dapat diperbandingkan yang
menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan
perusahaan. Informasi yang yang disediakan hendaknya memenuhi
kriteria tertentu sehingga mampu dinikmati oleh masyarakat secara
lengkap dan up-date demi kemudahan pemahanan infromasi yang
disediakan.
DAFTAR REFERENSI
Effendi, Muh. Arief. 2008. The Power Of Good Corporate Governance Teori Dan
Implementasi. Jakarta : Salemba empat.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Memahami Good Governance Dalam Perepektif
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gava media
Munawar, ahmad. 2007. Pengembangan Transportasi Yang Berkelanjutan. Pidato
pengukuhan jabatan guru besar fakultas teknik UGM
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika
Sutopo, Wawan. 2015. Mewujudkan Good Village Governance (Analisis Isi
Prinsip-Prinsip : Transparasi, Responsivitas, Akuntabilitas Dan Partisipasi
Masyarakat Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa).
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PERATURAN MENTERI NEGARA BUMN NOMOR : PER-09/MBU/2012
PADA PT. KERETA API (PERSERO)
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah metode penelitian
NANA NAJIYAH
15/388797/PSP/050402
Dosen pengampu :
Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ANALISIS ISI PRINSIP TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PERATURAN MENTERI NEGARA BUMN NOMOR : PER-09/MBU/2012
PADA PT. KERETA API (PERSERO)
1.1 Latar belakang
Jasa trasnportasi menjadi hal yang penting dalam melayani kebutuhan publik.
Karena peran dasar dari transportasi adalah menghubungkan antar-orang dan antar
tempat, sehingga dapat menunjang aktifitas sosial dan ekonomi (Bronzini, 2011).
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi publik yang
aman, nyaman, murah dan cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang
semakin dinamis. Efisiensi waktu di sektor transportasi seringnya tidak sejalan
melihat kondisi jalan yang tidak bertambah namun jumlah volume kendaraan
pribadi yang setiap harinya bertambah. Sehingga kenyataan yang muncul adalah
keamanan dan kenyamanan transportasi publik masih buruk. Padahal, transportasi
merupakan katalisator pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah
(Munawar, 2007). Maka tidak heran ketika peristiwa-peristiwa seperti kemacetan,
kesemrawutan dan tingginnya angka kecelakaan menjadi masalah klise bagi
transportasi publik di Indonesia.
PT. Kereta Api (Persero) sebagai satu-satunya penyedia transportasi kereta api
di Indonesia beberapa dekade silam belum menjadi alat transportasi publik yang
memadai dan nyaman. Gambaran yang terjadi pada saat itu adalah gerbong kereta
api yang tua diperparah dengan jumlah penumpang kereta api yang melebihi
kapasitas tampung menjadi keadaan yang harus yang dihadapi oleh penguna
kereta api. Meskipun jumlah penumpang yang membludak ternyata hal tersebut
tidak membuat PT. Kereta Api mendulang laba, yang ada hanyalah kerugiaan
setiap tahunnya.
Hingga kemudian reformasi dilakukan oleh perusahaan jasa transportasi
publik PT. Kereta API (Persero) dan belakangan menjadi sorotan publik.
Bagaimana sebuah perusahaan BUMN yang selalu merugi setiap tahunnya
bertransformasi menjadi perusahaan BUMN yang mampu mendulang keuntungan
hanya dalam beberapa tahun dengan mengurai permasalahan-permasalahan yang
kompleks dalam PT. Kereta Api (persero). Reformasi pada PT. Kereta Api ini
tidak terjadi begitu saja, hal ini juga didukung karena Peraturan BUMN tentang
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dengan berbasis
prinsip transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, pengungkapan, kemandirian dan
kewajaran.
Penelitian analisis isi ini tentang bagaimanakah transparasi dan akuntabilitas
yang mengarah pada Good Corporate Governance dalam Peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT. Kereta Api (Persero)
1.2 Rumusan Masalah
Untuk menjawab berbagai permasalahan diatas, perlu diuraikan dan dijelaskan
dalam bentuk pernyataan spesifik untuk menemukan pokok masalah :
1. Bagaimana prinsip transparasi Good Corporate Governance diatur dalam
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT.
Kereta Api (Persero) ?
2. Bagaimana prinsip akuntabilitas Good Corporate Governance diatur dalam
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT.
Kereta Api (Persero) ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan
yang terdapat dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER
09/MBU/2012 tentang good corporate governance mengarah pada prinsip
akuntabilitas dan transparasi. Melalui prinsip-prinsip yang tertuang dalam good
governance secara langsung akan mencapai kesuksesan pemerintah dalam
penyedia layanan publik dan penyelenggara jasa transportasi publik yang optimal
guna mewujudkan kebutuhaan transportasi yang nyaman, aman dan terjangkau
bagi masyarakat. Sehingga lebih lanjut akan tercipta gambaran kebijakan
pemerintah yang dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang mampu
mendorong PT. Kereta Api (Persero) lebih efektif dalam meningkatan pelayanan
sebagai penyedia jasa transportasi kereta api publik.
Melalui analisis isi dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER
09/MBU/2012 tentang good corporate governance diharapkan dapat memberi
manfaat dalam pengembangan dalam tata kelola perusahaan khususnya berkaitan
dengan pengaturan tentang prinsip-prinsip good corporate governance yang
berupa transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan perusahaan yang baik.
1.4 Kerangka Teori
Pengertian good corporate governace (GCG) menurut Turnbull Report (April,
1999) didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang
memiliki tujuan utama mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan
bisnisnya melalui pengmanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi
pemegang saham dalam jangka panjang. Bank dunia (world bank) mendefinisikan
GCG sebagai kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk
berfungsi secar efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat secara
keseluruhan.
Sedangkan
menurut
lembaga
good
corporate
governance
mendefinisikan sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan
dan mengelola bisnis serta aktifitas perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan
bisnis dan akuntabilitas perusahaan.
Pada pasal 1 surat keputusan menteri BUMN No. 17/M-MBU/2002 tanggal 31
juli 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN menyatakan bahwa corporate
governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN
untuk meningkatkan keberhasilan usahan dan akuntabbilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundangan dan nilainilai etika. GCG secara singkat dapat diartikan sebagai seperangkat sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi
para stakeholder (Effendi, 2009). Implikasi penerapan prinsip-prinsip GCG dapat
mendorong terbentuknya pola kerja manajemen bersih, transparan akan laporan
keuangan yang dipublikasikan dan profesional. Walaupun masih banyak
perusahaan BUMN lain yang menerapkan GCG hanya semata menghindari
sanksi.
Prinsip-prinsip GCG mulai dikembangkan pada bulan april, 1998 mencangkup
:
Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham
Peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan perusahaan
Pengungkapan dan transparasi
Tanggung jawab dewan komisaris atau direksi
Prinsip-prinsip GCG sesuai pasal 3 surat keputusan menteri BUMN No.
117/M-MBU/2002 tanggal 31 juli 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN
sebagai berikut :
-
Transparasi : keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan pengungkapan informasi materil yang relevan
mengenai perusahaan
-
Pengungkapan : penyaji infomasi kepada para pemangku kepentingan,
baik diminta maupun tidak dimint, mengenai hal-hal yang berkenan
dengan kinerja operasional, keuangan dan resiko usaha perusahaan
-
Kemandirian : keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa konflik kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang
tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat
-
Akuntabilitas
:
kejelasan
fungsi,
pelaksanaan,
serta
pertanggungjawaban manajemen perusahaan sehingga pengelolaan
perusahaan secara efektif dan ekonomis
-
Pertanggung jawaban : kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundangan- perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
-
Kewajaran : keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
pemangku kepentingan yang timbul sebagai akibat dari perjanjian dan
peratutan perundangan-undangan yang berlaku.
Lalu hal berikutnya adalah bagaimana jika konsep good governance
dikontekskan pada level perusahaan/corporate. Siapa saja aktor yang berperan
dalam penyelenggaraannya dan prinsip-prinsip dasar apa saja sehingga
membentuk perusahaan yang baik. Tercatat telah ada beberapa perusahaan yang
setidaknya berusaha menegakkan good corporate governance (GCG) secara
konsekuen yakni PT. Timah Tbk dalam laporan tahunan 1999 memasukkan satu
bab khusus tentang corporate governance. Didalam bab itu dicantumkan
transparasi jumlah gaji dan bonus tahunan yang diterima oleh para direksi dan
komisaris (Sulistiyani, 2004).
1.5 Unit analisis
Unit Analisis Penelitian
Unit Analisis
Transparasi
Kategori/Sub unit analisis
1. Definisi
Keterangan
Transparasi
2. Mekanisme
Bagaimana
konsep
transparasi
good
corporate governance
Transparasi
diatur dalam Peraturan
Menteri
Negara
BUMN
Informasi dan data apa
saja yang disediakan
untuk masyarakat
Bagaimana kemudahan
akses
masyarakat
untuk
mengakses
informasi PT. Kereta
Akuntabilitas
1. Defisinisi
Akuntabilitas
2. Mekanisme
Api (Persero)
Bagaimana
akuntabilitas
konsep
good
corporate governance
Akuntabilitas
diataur
Peraturan
dalam
Menteri
Negara BUMN
Bagaimana
bentuk
akuntabilitas
PT.
Kereta Api (Persero)
Dari tabel unit analisis diatas maka akan diuraikan dari masing-masing unit kajian
sebagai berikut :
1. Transparasi
Penelusuran makna transparasi pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor
: PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance dan penjelasannya
jelas tercanntum secara eksplisit dalam pasal 3 bagian kesatu yang berbunyi :
Prinsip-prinsip GCG yang dimaksud dalam Peraturan ini, meliputi:
1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan;
Dari penjelasan pasal 3 bagian kesatu diatas prinsip transparasi didefinisikan
sebagai keterbukaan melaksanakan pengambil keputusan dan keterbukaan
untuk mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Makna tranparasi/keterbukaan mengindentifikasikan bahwa perusahaan
berkewajiban untuk menyediakan informasi proses pengambil keputusan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dan transparasi pengungkapan
setiap permasalahn yang berkaitan dengan perusahaan. Bila prinsip pasal
tersebut dikaitkan dengan laporan PT. Kereta Api indonesia melalui website
resminya yakni www.kereta-api.co.id menyediakan informasi mengenai
layanan produk, informasi media, galeri foto, reservasi tiket dan heritage
railway yang secara up-date dan bisa diakses oleh siapapun secara mudah.
2. Akuntabilitas
Penelusuran makna transparasi pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor
: PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance dan penjelasannya
jelas tercanntum secara eksplisit dalam pasal 3 bagian kesatu yang berbunyi :
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif;
Dari pasal diatas telah disebutkan makna akuntabilitas yang dimaksud dalam
prinsip-prinsip GCG, lebih lanjut lagi akuntabilitas merupakan tanggung
jawab pengelola perusahaan dalam bentuk kinerja secara internal dan eksternal
atas penggunaan dan pengelolaan otoritas kepada masyarakat sebagai pemilik
sebenarnya otoritas tersebut (Sutopo, 2015). Artinya ada kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan dan pengelolaan perusahaan atas
pedoman perusahaan secara efektif. Dalam hal ini, PT. Kereta Api harus
menekankan pertangungjawaban atas segala sesuatu yang terkait dengan
informasi pelaksanaan dan pengelolaan perusahaan terhadap pemegang saham.
1.6 Kerangka pikir
Kerangka pikir
Analisi isi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012
Tentang good corporate governance
Transparasi :
- Defisini trasnparasi
- Mekanisme
transparasi
Prinsip-prinsip
Akuntabilitas :
good corporate governance
- Defisini
akuntabilitas
- Mekanisme
akuntabilitas
Dari kerangka pikiran diatas, akan diuraikan beberapa konsep utama yang
digunakan dalam penelitian ini :
Governace : suatu set kaidah dan aturan yang membentuk suatu sistem
yang dapat membantu dalam perumusan kebijakan dan tujuan organisasi,
pelaksanaan dan pengurusan organisasi, pengendalian dan pengawasan,
serta evaluasi dan pelaporan terhadap semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan organisasi (code of
corporate governance PT. Kereta Api, 2014).
Good Corporate Governance : sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan untuk menciptakan nilai tambah untuk semua stakeholder
(Sutedi, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Menteri BUMN, GCG
merupakan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme
pengelolaan perusahaan berlansadkan peraturan perundang-undangan dan
etika berusaha.
Akuntabilitas : perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar (code of corporate governance PT.
Kereta Api, 2014). Perusahaan harus mampu menjelaskan peran dan
tanggung jawabnya, serta mendukung usaha untuk menjamin kepentingan
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan
komisaris. Dalam mekanisme perusahaan, kewenangan tertinggi terdapat
pada dewan direksi sehingga pertanggung jawaban secara keseluruhan ada
ditanga dewan direksi. Selain itu, prinsip akuntabilitas ini mengharuskan
perusahaan terbuka ketika bersinggungan dengan konflik pentingan
(conflict of interest).
Transparasi : menjaga objektivitas dalam menjalan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi material dan relevan dengan cara mudah
diakses dan dipahami oleh stakeholder (code of corporate governance PT.
Kereta Api, 2014). Artinya perusahaan berkewajiban untuk menyediakan
informasi yang tepat, serta jelas dan dapat diperbandingkan yang
menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan
perusahaan. Informasi yang yang disediakan hendaknya memenuhi
kriteria tertentu sehingga mampu dinikmati oleh masyarakat secara
lengkap dan up-date demi kemudahan pemahanan infromasi yang
disediakan.
DAFTAR REFERENSI
Effendi, Muh. Arief. 2008. The Power Of Good Corporate Governance Teori Dan
Implementasi. Jakarta : Salemba empat.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Memahami Good Governance Dalam Perepektif
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gava media
Munawar, ahmad. 2007. Pengembangan Transportasi Yang Berkelanjutan. Pidato
pengukuhan jabatan guru besar fakultas teknik UGM
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika
Sutopo, Wawan. 2015. Mewujudkan Good Village Governance (Analisis Isi
Prinsip-Prinsip : Transparasi, Responsivitas, Akuntabilitas Dan Partisipasi
Masyarakat Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa).
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada