Makalah Kegiatan Komunikasi lisan (1)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam
rangka mengikuti Ujian Akhir Semester 3 Mata Kuliah Komunikasi.
Makalah ini berisikan proses perencanaan pada suatu kegiatan
seminar film. Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari dukungan
dan bantuan dari beberapa pihak yang terkait, oleh karena itu pada
kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Ibu Dr. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., selaku ketua Institut Seni
Budaya Indonesia.
3. Bapak Hernawan, S.Sen., selaku ketua Program Studi Televisi dan
Film Institut Seni Budaya Indonesia.
4. Ibu Dr. Hj. Enok Wartika, S.Sos., M.Si., selaku dosen mata kuliah
Komunikasi.
5. Ayah dan Ibu saya, Apin Pujo Mujianto dan Nurlaela yang selalu
memberi motivasi dalam mengejar cita-cita saya, serta adik-adik
saya Alfiansyah Nurazhim dan M. Fakry Wildan yang selalu
membuat saya ceria.
6. Teman-teman saya yang senantiasa membantu dalam hal
material maupun spiritual.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan karya di masa yang
akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna khususnya
bagi saya dan bagi para pembaca umumnya.

Bandung, 19 Januari 2016
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Ide.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3

2.1 Definisi dan Bentuk Komunikasi.....................................................................................3
2.2 Sasaran Utama Penerima..................................................................................................4
2.3 Fungsi Kegiatan...............................................................................................................5
2.4 Strategi dan Metode Komunikasi.....................................................................................6
2.5 Jenis Media Promosi........................................................................................................8
2.6 Hambatan dan Cara Mengatasinya.................................................................................10
2.7 Jadwal Kegiatan.............................................................................................................14
2.8 Rencana Anggaran Biaya...............................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
LAMPIRAN POSTER.............................................................................................................21

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Acara Seminar Film.........................................................................................15
Tabel 2 Rancangan Anggaran Biaya........................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya
dan ingin mengetahui apapun yang terjadi pada lingkungannya. Rasa ingin tahu inilah yang
mendorong manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi jelas tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia, karena pada saat ini sebuah kesuksesan manusia dapat diukur dari
kemampuan berkomunikasi.
Komunikasi inipun sangat penting dalam proses pertukaran pikiran. Contohnya saja, saat
merencanakan sebuah kegiatan. Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan
tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas
strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi
(tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh (Suandy
2001). Perencanaan merupakan dasar dari sebuah pelaksanaan kegiatan, sedangkan
komunikasi merupakan dasar dari sebuah perencanaan.
Uraian di atas mendorong penulis untuk memposisikan komunikasi sebagai bagian dari
setiap kegiatan yang dilakukan setiap individu ataupun kelompok. Perencanaan kegiatan yang
dibahas dalam makalah ini adalah tentang seminar film.

1.2 Rumusan Ide
a.
b.

c.
d.
e.
f.
g.
h.

Definisi dan Bentuk Komunikasi.
Sasaran Utama Penerima.
Fungsi Kegiatan.
Strategi dan Metode Komunikasi.
Jenis Media Promosi.
Hambatan dan Cara Mengatasinya.
Jadwal Kegiatan.
Rencana Anggaran Biaya.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Memberikan beberapa bentuk komunikasi yang terjadi dan efek yang timbul dari
adanya kegiatan tersebut.

b. Memberikan beberapa solusi akan suatu hambatan yang terjadi dalam suatu
perencanaan kegiatan maupun saat dan sesudah kegiatan tersbut.
c. Menambah kepustakaan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat penulis petik dalam penulisan makalah ini yaitu :
a. Menambah ilmu dan pengetahuan dalam bidang Komunikasi.
b. Dapat dijadikan bahan pembelajaran masalah perencanaan yang melibatkan
komunikasi.

BAB II
ISI
2.1 Definisi dan Bentuk Komunikasi
Komunikasi pada umumnya diartikan segai tata hubungan yang intinya adalah
kegiatan untuk menyampaikan sesuatu informasi dari seseorang kepada orang lain dalam
rangka usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk melaksanakan komunikasi
dengan baik perlu adanya jalinan pengertian antara yang menyampaikan informasi dengan
yang menerima informasi.
Komunikasi yang dikemukakan oleh Prof. Drs. H. A. W. Widjaya memiliki definisi
hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.

Menurut William F. Glueck, komunikasi dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu
Interpersonal Communication (Komunikasi antarpribadi) dan Organization Communication
(Komunikasi organisasi). Interpersonal Communication memiliki arti bahwa pertukaran
informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok
manusia. Sedangkan Organization Communication merupakan proses pembicara secara
sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak dalam
organisasi dan kepada individu-individu dan lembaga-lembaga di luar yang ada
hubungannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiatan
menyampaikan sebuah pesan baik itu antarpribadi maupun masyarakat luas untuk mencapai
tujuan tertentu.
Adapun bentuk komunikasi lainnya yang sangat umum dijumpai, yaitu :
a. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapribadi yang dilakukan kepada diri sendiri, dimulai dari kegiatan
menerima informasi, mengolah dan menyimpan, kemudian menghasilkan kembali.
Contohnya : berdoa, bersyukur, berimajinasi, dan lain sebagainya.
b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi yang merupakan proses pertukaran makna dari orang yang
saling berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Komunikasi ini
dapat terjadi bila melibatkan perilaku verbal ataupun nonverbal, adanya umpan balik

pribadi, terjadi interaksi yang berkesinambungan, dan bersifat saling persuasif.
c. Komunikasi Kelompok

Komunikasi ini berarti sebagai tatap muka dari tiga atau lebih individu guna
memperoleh maksud dan tujuan yang dikehendaki. Seperti berbagi informasi,
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah. Contohnya : kuliah, rapat, seminar,
workshop, dan lain-lain.
d. Komunikasi Organisasi
Komunikasi ini terjadi dalam sebuah organisasi yang berlangsung secara formal
maupun nonformal dalam sebuah sistem. Pada umumnya komunikasi organisasi
membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia,
komunikasi dan proses pengorganisasian, serta budaya organisasi.
e. Komunikasi Massa
Komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)
dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah
banyak, heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Informasi yang diterima dari
komunikasi ini serentak dan sesaat, serta umpan baliknya bersifat tidak langsung.
Dalam kegiatan seminar ini, bentuk kegiatan yang terjadi adalah imajinasi dari
seorang pemberi gagasan (komunikasi intrapersonal) yang selanjutnya disampaikan pada
orang lain secara interpersonal untuk membentuk sebuah organisasi yang nantinya membuat

kegiatan yang dilaksanakan untuk masyarakat dalam sebuah tempat tertentu dan
disebarluaskan lewat beberapa media massa.

2.2 Sasaran Utama Penerima
Dalam menentukan sasaran, biasanya sebuah organisasi melakukan usaha untuk
memilah pasar dengan meneliti konsumen secara mandiri. Umpan balik dari penyampaian
aktivitas komunikasi pemasaran yang diberikan organisasi untuk dijadikan dasar penggunaan
dalam menilai bagaimana karakter konsumen yang dibedakan secara tempat, demografi, dan
psikografi menyikapi sesuatu. Setelah didapatkan gambaran, kemudian dilakukan :
a.
b.
c.
d.

Penentuan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat
Menentukan skala prioritas
Memilih bidang dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai
Mempersiapkan pesan-pesan

Komunikasi pun akan efektif apabila telah diketahui dan dipahami sasarannya

(audien) dengan baik. Sehingga komunikator dapat menyesuaikan pesan dan cara
penyampaiannya sesuai dengan perilaku pasar sasaranya. Mereka itu dapat meliputi :
a. Pasar pribadi
b. Organisasi
c. Masyarakat umum yang berperan sebagai :

- pemberi informasi (initiator),
- pengaruh (influencer),
- pengambil keputusan (decider),
- pelaku pembeli (purchaser), maupun
- pemakai produk (user) pada proses pembeliannya.
Lewat uraian di atas, komunikator dapat mudah memilih sasaran utama yang paling
tepat untuk kegiatan seminar film. Dimulai dari tempat, demografi, dan psikografi
komunikate menyikapi suatu pun dapat mempermudah komunikan untuk mempersiapkan
pesan apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.
Sasaran utama yang dapat dipilih dalam kegiatan seminar film adalah pemuda-pemudi
yang senang dalam menggeluti bidang film. Hal ini disebabkan karena adanya minat
(interest) dari orang tersebut. Semakin tertarik minat dari orang tersebut, semakin semangat
pula dia mengikuti seminar film ini.


2.3 Fungsi Kegiatan
Fungsi komunikasi dapat dilihat dalam hidup pribadi, hubungan dengan orang lain, di
tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat.
a. Hidup pribadi
-. Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita (komunikasi dapat menjadi alat katarsis
untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita mendapatkan
keseimbangan hidup kembali.
-. Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan perilaku kita sendiri.
-. Semakin mengenal diri (dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran dan
perilaku kita, dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita tentang emosi,
pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita).
b. Hubungan dengan orang lain
-. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi, orang lain mengungkapkan diri
kepada kita.
-. Menjalin perkenalan, pertemanan, dan persahabatan dengan orang lain.

-. Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama
orang lain.
-. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain.
-. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersama orang lain.

c. Di tempat kerja
-. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja.
-. Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan kerja.
-. Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan tujuan.
-. Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan konflik.
d. Dalam Masyarakat
-. Mempersatukan masyarakat.
-. Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat.
-. Membuat usaha untuk kemajuan masyarakat.
-. Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.
Pada umumnya fungsi dari sebuah kegiatan komunikasi adalah bertukar pikiran,
menjalin hubungan, dan mengenal lebih baik diri kita sendiri daripada sebelumnya. Dengan
berkomunikasi antarpribadi maupun kelompok, beberapa dampak akan muncul. Salah
satunya adalah lebih mengenal diri sendiri dan berpikiran lebih luas dari sebelumnya. Hal ini
akan terasa pada kedua belah pihak yang saling berkomunikasi.
Pada kegiatan seminar film ini pun, khalayak yang menerima pesan saat kegiatan
berlangsung dapat membahas suatu permasalahan yang ada, lalu memberikan solusinya. Hal
ini bukan hanya menambah wawasan dari penerima pesan, namun juga membuat penerima
pesan lebih berpikir kreatif, kritis, dan tanggap. Terlebih, kegiatan komunikasi seperti
seminar film dapat membuat seseorang mendapat banyak jalinan pertemanan dan
persahabatan yang nantinya akan berguna di kemudian hari.

2.4 Strategi dan Metode Komunikasi
Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi merupakan panduan dari
perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan (Effendy,
2003:301). Harold D. Lasswell menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan

komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who says what which channel to whom with what
effect?”.
Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan
dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus
Lasswell tersebut :
a.
b.
c.
d.
e.

Who? (Siapa komunikatornya?)
Says what? (Pesan apa yang dinyatakannya?)
In which channel? (Media apa yang digunakannya?)
To whom? (Siapa komunikannya?)
With what effect? (Efek apa yang diharapkan?)
Empat faktor penting yang harus diperhatikan menyusun strategi komunikasi :

a. Mengenal khalayak. Khalayak itu aktif sehingga antara komunikator dengan
komunikan bukan saja saling berhubungan, tapi juga saling mempengaruhi.
b. Menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam
mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian.
Awal efektivitas dalam komunikasi ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap
pesan-pesan yang disampaikan.
c. Menetapkan metode, dalam hal ini metode penyampaian yang dapat dilihat dari dua
aspek :
1) Cara pelaksanaanya
a) Metode Redudancy (Repetition) yaitu cara mempengaruhi khalayak
dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak.
b) Metode Canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan
yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan
pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki.
2) Bentuk isinya
a) Metode informatif lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran
khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa : keterangan,
penerangan, berita, dan sebagainya.
b) Metode persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk.
Dalam hal ini khalayak digugah baik pikiran maupun perasaanya.
c) Metode edukatif memberikan sesuatu ide kepada khalayak berdasarkan
fakta-fakta, pendapat, dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan
dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan
tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan.
d) Metode kursif mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa
memberi kesempatan berpikir untuk menerima gagasan-gagasan yang
dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan,
intimidasi, dan biasanya di belakangnya berdiri kekuatan tangguh.
d. Pemilihan media komunikasi. Kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari
beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan
dan teknik yang dipergunakan, karena masing-masing medium mempunyai
kelemahan-kelemahannya tersendiri sebagai alat.

Ada empat tujuan dalam strategi komunikasi yaitu :
a. To Secure Understanding, yaitu memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam
berkomunikasi.
b. To Establish Acceptance, yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan
baik.
c. To Motivate Action, yaitu penggiatan untuk memotivasinya.
d. To Goals Which Communicator Sought to Achieve, yaitu bagaimana mencapai tujuan
yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
Strategi juga memiliki fungsi ganda sebagimana dijelaskan oleh Effendy yaitu :
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif
secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
b. Menjembatani “cultural gap”, yaitu kondisi yang terjadi akbat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh yang
jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang dibangun.
Suatu prosedur yang banyak digunakan untuk menelaah/membuat suatu strategi
komunikasi adalah A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure dan dikenal
dengan sebutan AIDDA, yaitu Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Hasrat),
Decision (Keputusan), dan Action (Kegiatan/Tindakan). Melalui prosedur ini komunikator
akan memberi perhatian para komunikan dengan membangun minat mereka melalui hasrat
komunikan untuk nantinya mereka membuat keputusan dan tindakan sendiri. Tindakan yang
komunikator harapkan adalah tindakan membuat film itu sendiri setelah seminar.
Ini akan berjalan baik bila komunikator memilih metode Canalizing, informatif,
persuasif, dan edukatif. Selain memberikan informasi yang bermanfaat dan edukatif, perasaan
komunikan/khalayak pun akan tergugah untuk semangat membuat sebuah film. Oleh karena
itu komunikator pun harus menunjukkan source credibility (sumber kepercayaan) bagi
komunikan. Source credibility ini disebabkan adanya “ethos” yang dikemukakan oleh
Aristoteles dan berpedoman pada :
a. Good Sense (Itikad baik).
b. Good Moral Character (Dapat dipercaya).
c. Good Will (Kecakapan/kemampuan).

2.5 Jenis Media Promosi
Setiap komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antar
individu dan pada umumnya bersifat timbal balik dan selalu berbentuk lisan, tulisan, dab
audio visual. M. O Palapah membagi media atau saluran ini menjadi dua bagian yaitu media
umum dan media massa. Media umum artinya media yang dapat digunakan untuk
menyalurkan ketiga macam komunikasi, yaitu komunikasi persona, kelompok, dan massa.
Sedangkan media massa hanya digunakan untuk menyalurkan komunikasi massa saja.

Dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi.
Sedangkan dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca
dan mendengarnya. Selama ini kecenderungan dalam penggunaan media adalah alat
komunikasi massa. Media yang berkaitan dengan komunikasi massa ini diklasifikasikan oleh
Emery, Ault, dan Agee sebagai media cetak atau gambar yang membawa pesan-pesan
mereka kepada yang diinginkan. Misalnya surat kabar, majalah, buku-buku, pamflet,
billboard, dan surat kilat. Radia dan Televisi mempunyai fungsi ganda yaitu bisa didengar dan
dilihat (audio-visual).
Pemilihan media promosi ini sangat penting untuk kesuksesan sebuah kegiatan,
karena kegiatan komunikasi tidak akan berhasil bila komunikan tidak mendapat pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Agar promosi berhasil merangsang audien/komunikan
nantinya, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Attention
Interest
Desire
Conviction
Decision
Action

: mengandung daya tarik.
: mengandung perhatian dan minat.
: memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki.
: menimbulkan keyakinan terhadap sebuah kegiatan.
: menghasilkan kepuasan terhadap kegiatan.
: mengarah tindakan untuk mengikutinya.

Berdasarkan konsep di atas, promosi periklanan harus diperlukan pengetahuan yang
cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar. Tujuan iklan tersendiri menurut
Rhenald Kasali (1995:159) biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu :
a. Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon
komunikan.
b. Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan kegiatan.
c. Kesadaran.
d. Sasaran komunikan.
Menurut penelitian oleh Ester Krisnawati terhadap kalangan remaja dalam
menggunakan media sebagai sarana pencarian informasi di Salatiga diperoleh data sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

Perangkat internet
Perangkat televisi
Perangkat koran
Perangkat majalah
Perangkat radio

: 303 responden
: 267 responden
: 34 responden
: 14 responden
: 60 responden

Maka dari data tersebut diperoleh grafik :

350
300
250
200
150

Internet
Televisi
Koran
Majalah
Radio

100
50
0
Grafik 1 Penggunaan Media Massa di Kalangan Remaja

Grafik ini dapat menjadi acuan bahwa remaja lebih sering menggunakan sarana
internet dan televisi untuk mencari informasi. Namun, media yang paling cocok untuk
mempromosikannya adalah internet, khususnya di jejaring sosial.
Selain di media sosial, tentunya kegiatan ini akan disebarluaskan melalui media cetak.
Salah satunya adalah poster. Poster yang dibuat di media cetak dan media elektronik akan
berbeda pengemasannya, namun tema konsep poster akan tetap sama.

2.6 Hambatan dan Cara Mengatasinya
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (BaduduZain, 1994:489). Dalam konsteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun
semantik). Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45).
Efektivitas komunikasi adalah salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar
hambatan komunikasi yang terjadi.
Hambatan umum antar pribadi yang terjadi dalam komunikasi meliputi :
a. Hambatan internal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait
kondisi fisik dan psikologis.
Contohnya saat seseorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan
mengalamai hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan
(depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.

b. Hambatan eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait
dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya saat suara gaduh dari luar lingkungan sekitar dapat menyebabkan
komunikasi tidak berjalan lancar ataupun perbedaan latar belakang sosial budaya
dapat menyebabkan salah pengertian.
Berikut ini merupakan hambatan komunikasi menurut Leonard R. S. dan George
Strauss dalam Stoner James A. F. dan Charles Wankel :
a. Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama dalam hal mengartikan sebuah
pesan atau ungkapan. Ada orang yang mengartikan bentakan seseorang sebagai
sebuah ketegasan. Namun, ada juga orang yang mengartikan bentakan tersebut
sebagai sebuah kekejaman dan tindak kekerasan. Perbedaan persepsi inilah yang
menjadi alasan mengapa dua pihak terlibat konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa
diartikan beda bila disampaikan pada orang yang berbeda. Setiap orang bisa
mengartikan sebuah garis lurus sebagai tiang bendera, namun orang yang lainnya bisa
mengartikan sebuah garis lurus tersebut sebagai tanda seru. Padahal, sama-sama garis
lurus.
b. Budaya
Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam komunikasi, terlebih
bila masing-masing pihak tidak mengerti bahasa yang dipergunakan. Meskipun
demikian, hal ini bukanlah masalah besar, tidak sebesar alasan nomor satu karena bisa
diakali dengan cara menggunakan bahasa simbol atau saling mempelajari kebudayaan
masing-masing.
c. Karakter Dasar
Karakter dasar manusia pada dasarnya ada 4, yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan
sanguinis. Keempatnya memiliki karakter yang berseberangan. Koleris adalah
karakter kuat yang kadang suka menyinggung perasaan. Melankolis adalah karakter
yang lembut dan perasa. Sanguinis adalah karakter yang santai. Plegmatis adalah
karakter yang suka mengalah. Perbedaan karakter inilah yang memang kadangkadang menjadi penghambat komunikasi.
d. Kondisi
Kondisi saat berkomunikasi dengan lawan bicara juga menjadi sebab kesalahpahaman
terjadi. Bisa saja saat komunikasi antara dua pihak sedang terjadi, pihak pertama
sedang dalam kondisi yang tidak enak. Akibatnya, kondisi yang tidak enak tersebut
mempengaruhi cara menangkap pesan dari kawan bicara sehingga terjadilah
kesalahpahaman. Bila sudah tahu hambatan-hambatan yang ada pada komunikasi, kita
akan tahu cara mengatasinya.

Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi. dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif :
a. Perbedaan latar belakang
Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap orang
berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab komunikator
untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi pesan yang hendak
disampaikan dengan kondisi penerima pesan secara tepat, dan memilih media
serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang diharapkan dapat dicapai.
Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan, makin
besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif. Perbedaan yang
mungkin dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi antara lain :
1) Perbedaan persepsi
2) Perbedaan pengalaman dan latar belakang
3) Sikap praduga/stereotip
b. Faktor bahasa
Bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh) ikut
berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain :
1) Perbedaan arti kata
2) Penggunaan istilah atau bahasa tertentu
3) Komunikasi nonverbal
c. Sikap pada waktu berkomunikasi
Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang
yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain :
1) Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar
2) Mengadakan penilaian terhadap pembaca
3) Sibuk mempersiapkan jawaban
4) Bukan pendengar yang baik
5) Pengaruh faktor emosi
6) Kurang percaya diri
7) Gaya/cara bicara dan nada suara
d. Faktor lingkungan
Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan proses
maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang berpengaruh antara lain faktor
tempat dan faktor situasi/waktu.

Namun sebelum mengatasi hambatan yang ada dari luar, komunikator perlu mengatasi
hambatan internalnya (dari dalam) seperti :
a. Rasa takut

Rasa takut bisa bermacam-macam. Ketika komunikator tidak merasa yakin dia
mampu mendapatkan yang terbaik dalam hal yang dia lakukan, lebih baik tidak
melakukannya. Pemikiran seperti ini yang akan menghambat komunikator
mencapai target suksesnya karena dirinya sendiri tidak memberi kesempatan
untuk sukses.
Untuk mengatasinya, mulailah dengan mengakui ada rasa takut dalam diri
komunikator. Selama rasa takut itu ada di dalam alam bawah sadar, rasa takut itu
mempunyai kekuatan untuk melumpuhkan. Kenali sumber-sumber keresahan
secara sadar, dengan bergitu kekuatannya akan berkurang. Cobalah untuk
berbicara dari hati ke hati dengan seorang teman, keluarga, ataupun terapis yang
mengetahui bagaimana cara mengatasi hambatan emosionalnya sendiri.
b. Pikiran negatif
Pikiran komunikator yang menyakitkan bisa menghambat komunikator itu sendiri.
Sering sekali kita mengirimkan begitu banyak pesan negatif pada diri sendiri.
Mulailah amati pikiran-pikiran negatif tersebut dan tulis di buku catatan. Mintalah
rekan untuk membahas setiap komentar kritis yang dibuat tentang diri
komunikator untuk membantu menjadi lebih sadar terhadap hal tersebut. Lalu
analisa pesan-pesan tersebut. Dengan memahami pesan tersebut, lambat laun akan
mengubah cara berpikir dan bertindak. Yang terpenting, untuk merubah suatu
pendirian diperlukan keberanian dan kegigihan.
c. Rasa kewalahan
Bagilah pekerjaan yang menumpuk menjadi bagian yang kecil. Dengan begitu
akan membuat pemikiran menjadi lebih mudah untuk menyelesaikannya.
d. Kebiasaan menunda
Menunda pekerjaan atau tugas adalah hambatan sukses terbesar dalam bidang apa
saja. Rasa takut mengerjakan suatu tugas menghabiskan lebih banyak waktu dan
energi dibanding yang digunakan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Mengatur
waktu adalah hal yang paling tepat dan cobalah untuk mengerjakannya secara
nonstop untuk menyelesaikannya. Gunakan energi untuk membakar hasrat dan
keinginan untuk terus bergerak maju memenuhi tujuan kegiatan.
e. Kurang fokus
Selalu ingat pada tujuan awal., ini akan membantu agar tetap fokus dalam
pekerjaan apapun. Penting pula mengevaluasi ulang tujuan-tujuan yang telah
dibuat secara periodik.

Adapun cara lain dalam mengatasi hambatan dalam komunikasi, yaitu :

a. Gunakan umpan balik (feedback). Setiap orang yang berbicara memperhatikan
umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun
nonverbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara
benar.
b. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap
individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang
psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahaminya,
seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi apalagi
yang berkaitan dengan organisasi kompleks dalam pengadaan kegiatan.
c. Gunakan komunikasi langsung (face to face). Komunikasi langsung dapat
mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator
dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata
yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh
lainnya dan juga isyarat diluar bahasa yang membuat komunikasi lebih
berdaya guna.
d. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan
hendaknya dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang
sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana karena kalimat
yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.
Secara umum hambatan yang paling sering menonjol adalah perbedaan persepsi
karena latar belakang dan penggunaan kata yang rumit. Ini perlu ditekankan karena kita hidup
di Indonesia dengan bergam jumlah budaya yang tersebar luas. Gunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar karena itulah bahasa kesatuan dan umum dipakai di Indonesia.

2.7 Jadwal Kegiatan
Kegiatan dari seminar film ini akan dilaksanakan tiga hari berturut-turut dimulai di
hari Jum’at, di tempat yang sama. Tiga hari ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh
para komunikator dalam menyampaikan bahasannya tersendiri. Setiap harinya komunikator
akan diganti sesuai dengan bidangnya tersendiri mulai dari proses pra-produksi, produksi,
dan setelah produksi.

Berikut adalah rancangan jadwal pada hari pertama sampai hari ketiga :

Hari pertama

Hari kedua

Hari ketiga

Waktu
13.30 – 14.00
14.00 – 14.15
14.15 – 15.45
15.45 – 16.00
16.00 – 16.15
16.15 – 18.15
18.15
12.30 – 13.00
13.00 – 14.30
14.30 – 14.45
14.45 – 17.00
17.00
12.30 – 13.00
13.00 – 15.00
15.00 – 15.15
15.15 – 15.30
15.30 – 18.30
18.30 – 18.45

Kegiatan
Open Gate
Pembukaan
Penayangan film
Break ishoma
Diskusi film sebelumnya
Materi Pra-produksi
Penutup
Open Gate
Penayangan film
Diskusi film sebelumnya
Materi Produksi
Penutup
Open Gate
Penayangan film
Diskusi film sebelumnya
Break ishoma
Materi pasca produksi
Penutup dan penyerahan sertifikat

Pengisi Acara
MC
MC
Pemateri 1
Pemateri 1
MC
MC
Pemateri 2
Pemateri 2
MC
MC
Pemateri 3
Pemateri 3
MC

Tabel 1 Jadwal Acara Seminar Film

2.8 Rencana Anggaran Biaya
Pengertian anggaran menurut Munandar (2000:1) yang dimaksud dengan Bussiness
Budget atau budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesautan) moneter dan
berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Samryn (2001:226) berpendapat bahwa anggaran fleksibel merupakan suatu bentuk
anggaran yang dirancang untuk menutupi suatu aktivitas dan dapat digunakan untuk
membuat anggaran dalam kisaran yang dapat dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya
terjadi.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan
manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.
Dengan penyusunan anggaran, usaha-usaha kegiatan akan lebih banyak berhasil
apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh
perencanaan-perencanaan yang matang. Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa manfaat
utama dari business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling
profitable yang akan dilakukan.
Budgeting mempunyai manfaat yang pada dasarnya sama, yakni dalam hal
perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.

a. Perencanaan
Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian. Kebiasaan membuat
rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan yang berhubungan
dengan kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitas produksi, pembelian,
pengiklanan, penjualan, sales promotion, pengembangan produk, ekspansi, dan lain
sebagainya.
Budgeting pun dapat mengefektifkan pemakaian alat fisik. Dengan disusunnya
perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang timbul karena
kapasitas yang berlebihan.
b. Koordinasi
Membantu dalam mengkoordinasikan faktor manusia dalam kegiatan adalah hal yang
paling utama. Karena dari koordinasilah timbul sebuah komunikasi. Bila semua
berjalan dengan baik dan lancar, maka koordinasi akan menjadi baik. Setelah
koordinasi baik barulah kegiatan akan terlihat dan terasa lebih sempurna.
c. Pengawasan
Budgeting dalam hal pengawasan adalah untuk mengawasi kegiatan dan pengeluaran.
Tujuan utama dari perencaan adalah memilih kegiatan yang paling menguntungkan.
Kontrol terhadap pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi pemborosan.
Dari uraian di atas, sangat terlihat jelas bahwa budgeting dalam perencanaan kegiatan
sangatlah penting. Untuk itu, di bawah ini akan dipaparkan mengenai perencanaan anggaran
biaya dari kegiatan seminar.

No
.

Uraian

Unit
Kesekretariatan

Harga Satuan

Total

1
2
3
4

1
2
1
2

Cetak proposal
Cetak kartu panitia
Stempel panitia
Transportasi panitia

5
10
2

Konsumsi
Makan siang peserta dan panitia
250
(3 hari)
Snack peserta dan panita (3 hari)
250

2.000
1.500
35.000
100.000

10.000
15.000
70.000
100.000
185.000

@20.000 x 3

15.000.000

@10.000 x 3

7.500.000
22.500.000

Transportasi & Akomodasi Pemateri
Transportasi
3
100.000
Honor
3
500.000

1
2

Perlengkapan Seminar
Ballpoint
Sertifikat

1
2

Sewa ruangan
Sewa kursi

200
200

300.000
1.500.000
1.800.000

2.000
5.000

400.000
1.000.000
1.400.000

5.000.000
5.000

5.000.000
1.000.000
6.000.000

Logistik

1
2

200

Publikasi dan Dokumentasi
Cetak poster
50
5.000
Dokumentasi film dan foto
4.000.000
TOTAL KESELURUHAN

Tabel 2 Rancangan Anggaran Biaya

250.000
4.000.000
4.250.000
36.135.000

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebuah kegiatan pastilah tidak terlepas dari komunikasi. Ini membuktikan bahwa
manusia memanglah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari komunikasi. Manusia
selalu penasaran untuk mencari tahu arti dari dirinya, lingkungannya, maupun kehidupannya.
Dengan rasa penasaran inilah manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Saling
bertukar pikiran, berdiskusi, ataupun hanya sebatas mengobrol.
Sama halnya dengan seminar film ini, dimana para komunikan yang dihinggapi rasa
penasaran akan dunia film yang begitu luas, saling bertukar pikiran lewat forum seminar.
Lewat komunikator yang berpengalaman, komunikanpun akan diajak untuk mendiskusikan
sebuah permasalahan yang nantinya akan membuahkan sebuah solusi baru dan inovasi baru
bagi dunia film di Indonesia maupun di dunia.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pengadaan sebuah kegiatan perlu adanya komunikasi
yang baik. Komunikasi yang baik ini akan terjalin saat semua orang memiliki hubungan
(relationship) yang baik pula. Untuk itu, ada baiknya saat persiapan kegiatan seluruh
komponen panitia pelaksana mengadakan sebuah acara yang dapat mempererat hubungan
tersebut. Salah satunya dengan liburan bersama maupun mengadakan kegiatan yang sifatnya
informal.

DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2015. Khalayak Sasaran, https://id.wikipedia.org/wiki/Khalayak_sasaran. (Diakses
20 Januari 2016, 10:01 WIB).
2013.
Pengertian,
Fungsi
dan
Macam
Komunikasi,
http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-fungsi-dan-macamkomunikasi.html. (Diakses 20 Januari 2016, 10:46 WIB).
2015. Pengertian Komunikasi, Tujuan, Fungsi, dan Syarat-syaratnya,
http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-komunikasi-tujuan-fungsimanfaatnya.html. (Diakses 19 Januari 2016, 19:26 WIB).
2015. Strategi Komunikasi, http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategikomunikasi-pengertian-dan.html. (Diakses 20 Januari 2016, 12:04 WIB)
Budiarto,
Teguh.
2007.
Komunikasi
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran/Bab_9.pdf.
Januari 2016, 10:14 WIB).
Dino,

Pemasaran,
(Diakses
20

Anugerah.
2014.
Bentuk-bentuk
Komunikasi,
http://www.anugerahdino.com/2014/10/bentuk-bentuk-komunikasi.html. (Diakses
19 Januari 2016, 20:12 WIB).

Krisnawati, Ester. 2015. Penggunaan Media Sebagai Sarana Pencarian Informasi oleh
Kalangan Remaja di Salatiga, http://ris.uksw.edu/download/makalah/kode/M01544.
(Diakses 20 Januari 2016, 14:12 WIB).
Nurdin, Ali. 2013. Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Pembangunan Jembatan Selat
Sunda
Di
Propinsi
Banten
dan
Lampung,
http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/47/41.
(Diakses
20 Januari 2016, 12:19 WIB).
Pujiyanto. 2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan,
http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/viewFile/16097/16089. (Diakses 20
Januari 2016, 13:27 WIB).
Purwanto, Hendra. 2014. Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Anggaran Perusahaan,
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/pengertian-definisi-manfaattujuan-anggaran. (Diakses 23 Januari 2016 15:47 WIB).
Rahmisari, Inka. 2006. Pengelolaan Komunikasi pada PT.(persero) Cabang Belawan,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11682/1/032103086.pdf. (Diakses
19 Januari 2016, 13:36 WIB).

Riadi, Muchlisin. 2012. Anggaran Biaya, http://www.kajianpustaka.com/2012/11/anggaranbiaya.html. (Diakses 23 Januari 2016, 15:29 WIB).
Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba empat.
Suci,

Diah. 2015. Hambatan Komunikasi dan Strategi Mengatasi Hambatan,
http://www.slideshare.net/DiahSuciP/hambatan-komunikasi-dan-strategismengatasi-hambatan-kap-1. (Diakses 20 Januari 2016 17:40 WIB)

LAMPIRAN POSTER

Gambar 1 Poster Acara

Gambar 2 Brosur Acara