FENOMENA KEMISKINAN PADA MASYARAKAT PETA

FENOMENA KEMISKINAN PADA MASYARAKAT PETANI SAWAH
(Studi Kasus Pada Petani Sawah Di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung
Kab. Lampung Selatan)
Agus Salim 1
Gunawan Budi Kahono 2

Abstract

This research to determine the root causes of poverty in the farmers fields and to
determine the limiting factor in the rice farmers to overcome poverty. Usefulness of this
research is expected to contribute to Karang Anyar Village, Jati Agung District, Lampung
Selatan Regency, so that local governments pay attention to rice farmers in the village. On
this basis it is discussed in the formulation of the problem that includes what the root
causes of poverty in rice farmers in Karang Anyar Village, Jati Agung District, Lampung
Selatan Regency, and what is the limiting factor rice farmers in Karang Anyar Village, Jati
Agung District, Lampung Selatan Regency in addressing poverty. To achieve these
objectives, the researchers used a qualitative approach to basic research and case studies
are the primary data source is through interviews, observation and other techniques.
Keywords: Poverty, farmers fields

1.


Pendahuluan

Prioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi
dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian bertujuan untuk
meningkatkan produksi petani guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri
dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas
kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Besarnya peranan di
sector pertanian di Indonesia memberikan motivasi masyarakat untuk memiliki lahan
pertanian yang dapat dijadikan sebagai sumber produksi. Petani berupaya meningkatkan
cara untuk melakukan deversifikasi pertanian selain menambahkan luas lahan. Hal ini
dikarenakan masyarakat petani kehidupannya bergantung pada tanah sebagai sarana
produksi. Dengan memiliki lahan pertanian tersebut, petani akan dapat meningkatkan
pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup bagi keluarganya.
Luasnya lahan persawahan di Indonesia ternyata tidak mampu membuat taraf hidup
petani meningkat. Masih banyak petani sawah yang mengalami kesulitan dalam menjalani
hidup, dalam hal ini adalah kesejahteraan ekonomi. Banyak petani sawah didesa-desa
berada dalam garis kemiskinan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya berbagai
kebutuhan hidup, baik kebutuhan sekunder maupun kebutuhan primer dan juga karena
terjadinya krisis ekonomi yang tidak kunjung terselesaikan. Inilah yang membuat para

petani miskin semakin kewalahan dalam memperbaiki perekonomian. Kemiskinan
merupakan suatu masalah yang timbul akibat dari kekurangan dalam diri manusia atau skill
1
2

Alumni program sarjana Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung
Staf pengajar Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung
Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 1: 53-59

53

manusia itu sendiri, seperti dari faktor ekonomi, sosial psikologis dan kebudayaan setiap
masyarakat, norma yang bersangkutan dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan, serta
penyesuaian diri individu dalam kelompok sosial. Kemiskinan diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup melihat dirinya sesuai dengan taraf hidup
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental dan fisiknya
dalam kelompok. Kemiskinan merupakan problematika yang sifatnya multidimensional,
karena kemiskinan tidak hanya melibatkan faktor ekonomi akan tetapi juga akan terkait
dengan aspek sosial budaya dan struktural politik.
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir ditengah masyarakat

berkembang. Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan
sebuah masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Pada
masyarakat pedesaan, faktor kemiskinan menyebabkan masalah ketenagakerjaan. Umumnya
pekerja di pedesaan melakukan jenis pekerjaan lebih dari satu hal ini disebabkan karena
pekerjaan sebagai petani dianggap bukan sebagai mata pencaharian utama dalam
meningkatkan pendapatan keluarganya. Oleh karena itu petani melakukan pekerjaan lain
diluar status mereka sebagai petani dengan harapan dapat menambah pendapatan guna
memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan fenomena tersebut, maka penting kiranya untuk
membahas tentang kemiskinan pada masyarakat petani, karena fenomena kemiskinan
terhadap kehidupan masyarakat petani telah menjadi masalah sosial yang belum
terselesaikan hingga saat ini. Untuk itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Fenomena Kemiskinan Pada Masyarakat Petani Sawah, dengan studi kasus di
Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan”.
2.

Tinjauan Pustaka

2.1.

Tinjauan tentang Kemiskinan


Kemiskinan adalah kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
pokok. Mereka dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan mereka
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang paling pokok, seperti pangan, pakaian, tempat
tinggal, dan lain-lain. Kaitannya dengan fenomena dalam penelitian ini adalah melihat
Fenomena kemiskinan bukan hanya terbatas kepada kurangnya keuangan, melainkan
melebar kepada kurangnya kreatifitas, inovasi kurangnya kesempatan untuk bersosialisasi
dengan berbagai potensi dan sumber daya yang ada, atau secara khusus persoalan itu telah
melingkar diantara lemahnya penyeimbangan potensi diri dan tertutupnya potensi diri
untuk berkembang di masyarakat, semua itu akan berlangsung apabila proses marjinalisasi
dan pihak yang berkuasa berlangsung pula.
2.2.

Tinjauan tentang Masyarakat Petani

Petani adalah seorang yang mempunyai profesi bercocok tanam (menanam tumbuhtumbuhan) dengan maksud tumbuh-tumbuhan dapat berkembang biak menjadi lebih banyak
serta untuk dipungut hasilnya, tujuan menanam tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yaitu dapat dimakan manusia dan hewan peliharaanya. Sedangkan
Masyarakat petani disini identik dengan masyarakat yang bermukim di daerah pedesaan
yang mengolah usaha pertanian dan merupakan mata pencahariannya sebagai petani,

mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk keperluan hidup dengan sistem pengolahan

54

Fenomena Kemiskinan pada Masyarakat Petani Sawah

masih tergolong sederahana. Adapun pekerjaan lain yang dilakukan adalah pekerjaan
sampingan, seperti tukang kayu, pedagang, pengrajin, dan lain-lainnya.
Pengertian petani miskin adalah tenaga kerja upahan jika ditinjau dari aspek ekonomi
dicirikan salah satunya yakni, Pendapatan rumah tangga petani rendah termasuk usaha di
luar usaha tani, Petani tersebut disebut miskin bila tingkat pendapatan per kapita pertahun
kurang dari 320 kilogram setara beras untuk daerah pedesaan. Ciri khas petani miskin
diatas tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan erat satu sama lain serta saling
pengaruh-mempengaruhi, penilaian terhadap seorang petani apakah dia termasuk petani
miskin atau tidak. di negeri ini para petani merupakan golongan yang terendah
pendapatannya, penyebab utama di karenakan oleh produksi mereka yang rendah. Produksi
yang rendah itu disebabkan oleh lahan usaha tani sangat sempit dan di kelola dengan
teknologi sederhana serta peralatan yang terbatas. Keadaan itu lebih buruk lagi jika lahan
garapan milik orang orang lain yang harus di bayar uang sewa atau bagi hasil dengan beban
penggarap menanggung semua pupuk, bibit, dan pengolahan hingga massa panen.

Petani sawah adalah seorang yang mempunyai profesi bercocok tanam di sawah
dengan maksudtanaman dapat berkembang biak menjadi lebih banyak serta untuk dipungut
hasilnya. Tujuan menanam adalah agar hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Selanjutnya Petani sawah adalah seseorang yang bergerak di
bidang bisnis lahan basah utamanya terhadap cara melakukan pengelolaan tanah terhadap
tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara padi, terhadap harapan untuk memperoleh
hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

3.

Metode Penelitian

Tipe penelitian yang dipakai menggunakan Metode Deskriptif Kualitatif. Dengan
menggunakan metode ini yang berarti memahami atau pemahaman, yang memungkinkan
seseorang bisa memahami apa yang diyakini oleh orang lain tanpa prasangka tertentu.
Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah mengkaji apa saja yang
menjadi factor penyebab dan penghambat kemiskinan pada masyarakat petani sawah di
Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kab. Lampung Selatan. Penelitian dilakukan di
wilayah Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Adapun
informan pada penelitian ini adalah para petani sawah yang keadaan ekonominya lemah,

yang dianggap mampu memberikan data yang akurat tentang apa yang akan ingin dicapai
dalam penelitian ini.

4.

Hasil dan Pembahasan

4.1.

Identitas Informan

Jumlah informan dalam penelitian ini tidak ditentukan melainkan disesuaikan dengan
kebutuhan dalam penelitian ini artinya kalaupun dianggap sudah cukup informasi untuk
penelitian ini berapapun informan yang di minta untuk memperoleh informasi di anggap
cukup, dimana dalam menentukan informan dilakukan dengan cara teknik (purposive
sampling) yang dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu yaitu petani sawah.
Dalam penentuan informan, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan
dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua
Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 1: 53-59


55

orang sebelumnya. Begitu pun seterusnya, sehingga jumlah informan yang peneliti temukan
sebanyak lima orang. Identitas informan yang dipilih didasarkan atas beberapa identifikasi
seperti, Nama, Umur, Agama, Jenis kelamin, Alamat, Pendidikan terakhir, Status dalam
keluarga, dan sudah berapa lama dia menjadi Petani sawah.
4.2.

Faktor Penyebab Terjadinya Kemiskinan pada Petani Sawah

Seiring pergeseran peningkatan pendapatan, proporsi pola pengeluaran untuk pangan
akan menurun dan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan non pangan, salah satu
indikator tingkat kesejahteraan petani padi sawah adalah luas lahan yang diusahakan petani,
apabila luas lahan yang dimiliki oleh petani lebih kecil dari luas lahan standar maka petani
masih belum bisa memenuhi kebutuhannya. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya
kemiskinan pada petani sawah di Desa Karang Anyar maka perlu dijelaskan kondisi petani
sawah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini dijelaskan beberapa segi
penghasilan sebagai petani sawah. Adapun faktor penyebab terjadinya kemiskinan pada
petani sawah yaitu :

1. Kemiskinan Disebabkan Etos Kerja
Tata cara seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut di
imbangi dengan suatu target atau harapan, Karena tidak dapat dipungkiri tinggi
rendahnya pendapatan suatu rumah tangga itu tidak terlepas dari cara kerja atau etos
kerja seseorang dalam meningkatkan tingkat pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan terjadi
dimasyarakat, dimana seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan itu disertai dengan
etos kerja yang baik atau memiliki keinginan untuk merubah cara kerja demi merubah
tingkat pendapatan yang lebih baik, dengan demikian sedikit banyaknya dapat
membantu dalam mensejahterakan keluarganya. Sebaliknya bagi masyarakat dibawah
garis kemiskinan tidak akan membantu mereka dalam meningkatkan pendapatan bagi
keluarganya tanpa dibarengi dengan cara kerja yang baik, yang selalu memiliki hasrat
yang tinggi untuk merubah keadaan perekonomian yang lebih baik bagi keluarganya.
Dengan demikian peningkatan pendapatan itu tidak terlepas dari etos kerja yang baik
tersebut. hal ini berbanding terbalik apa yang ditemukan peneliti dilapangan dimana
para petani sawah tersebut mudah merasa cukup dengan keadaan pendapatan mereka
tanpa adanya hasrat yang lebih baik untuk menggapai suatu keadaan ekonomi keluarga
yang lebih baik. Hal ini tentu berpengaruh bagi keadaan pendapatan petani sawah,
dimana petani sawah mengalami kesulitan untuk merubah keadaan ekonomi
keluarganya. ini mengambarkan bahwa petani sawah sendiri belum ada hasrat yang

tinggi untuk merubah pendapatannya guna memenuhi segala kebutuhan keluarganya,
dengan hal demikian masyarakat petani kenapa selalu terjerat garis kemiskinan
dikarenakan faktor yang menyebabkan mereka miskin itu disebabkan oleh mereka
sendiri dengan tidak adanya suatu keingin yang lebih bukan hanya sebatas makan
sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya.
2. Kemiskinan Disebabkan Tekanan Harga
Tekanan terhadap harga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya suatu
kemiskinaan karena hal tersebut menyangkut dengan tingkat pendapatan sesorang
dalam meningkatkan pendapatan guna memenuhi segala kebutuhan keluarganya. Hal
semacam tekanan harga tersebut biasanya terjadi dan yang merasakan yakni masyarakat
kecil dalam hal ini petani sawah yang masih dibawah garis kemiskinan. Dimana dengan
56

Fenomena Kemiskinan pada Masyarakat Petani Sawah

kondisi tersebut dimanfaatkan sesorang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
banyak dalam hal ini para agen-agen penjual atau tengkulak ataupun orang-orang yang
memiliki kepentingan dari kondisi tersebut. tentu yang mengalami kesulitan ataupun
yang dirugikan dalam hal ini adalah para masyarakat yang masih dibawah garis
kemiskinan atau petani sawah yang miskin dimana mereka mengalami kesulitan dalam

meningkatan baik dalam kualitas untuk penggarapan maupun kualitas hasil yang akan
di dapat. seperti yang ditemukan peneliti dilapangan bahwa murahnya harga penjualan
hasil persawahan dalam hal ini gabah disertai dengan mahalnya dan sulitnya
memperoleh pupuk menyulitkan para ptani sawah dalam meningkatkan pendapatan
guna memenuhi kebutuhan keluarganya.
3. Kemiskinan Disebabkan Penghasilan Yang Rendah
Penghasilan petani sawah demi kesejahteraan keluarganya serta untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, ialah pendapatan yang dihasilkan petani sawah
dalam setiap kali panen di Desa Karang Anyar merupakan indikator penyebab adanya
kemiskinan pada petani sawah. Penghasilan informan yang dikategorikan sangat rendah:
(SR) ialah yang menghasilkan gabah kurang dari 2 ton/Ha setiap panen, dan
yang dikategorikan rendah (R) ialah yang menghasilkan 2 sampai

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25