PDF ini PENGARUH MENTAL ACCOUNTING DAN PSYCHOLOGICAL FACTORS TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN KARTU KREDIT | Haryana | JURNAL AKUNTANSI 1 SM

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

PENGARUH MENTAL ACCOUNTING DAN PSYCHOLOGICAL
FACTORS TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM
PENGGUNAAN KARTU KREDIT
Ratih Dewi Titisari Haryana
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi “Urip Sumoharjo” Surabaya
r.dewi017@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mental accounting dan
pshycological factors terhadap perilaku konsumen dalam penggunaan kartu kredit.
Metode analisis menggunakan regresi linear berganda dengan pengambilan sampel
menggunakan teknik convenience sampling dimana diperoleh 112 responden. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa ketiga indikator dari mental accounting yaitu mental
budget, self control dan short term orientation memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku konsumen dalam penggunaan kartu kredit. Pada pshycological
factors hanya emotional instability, conscientiousness, materialism dan debt adverse
yang berpengaruh signifikan sedangkan pada introvertion dan need for arousal tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumen dalam penggunaan
kartu kredit.
Kata kunci: mental accounting, pshycological factors, perilaku konsumen, kartu kredit.

1.

PENDAHULUAN
Kartu kredit telah menjadi lifestyle

pada era modern yang serba cepat saat
ini. Kartu kredit mampu memberikan
keuntungan, alasannya tak lain adalah
mampu menunjukkan kemudahan bagi
penggunanya.

Dengan

menggunakan

kartu kredit pembayaran yang dilakukan

terasa lebih cepat dan lebih mudah
dibandingkan menggunakan uang tunai
atau cek. Penggunaan kartu kredit telah
menjadi hal umum dikarenakan adanya
peningkatan transaksi tanpa uang tunai,
termasuk electronic banking dan belanja

masyarakat.
Hirschman

Menurut
(1979)

penelitian

seseorang

yang

menggunakan kartu kreditnya justru

akan lebih banyak melakukan pembelian
(impulsive) ketika dirinya berbelanja di
departement store.
Sikap

konsumen

terhadap

penggunaan kartu kredit dalam hal
pembelian telah menjadi menguntungkan
dari waktu ke waktu. Sifat kartu kredit
yang praktis dan mudah serta memiliki
prinsip “buy now pay later” telah
memikat banyak orang.
Morgan

(1998)

Black and


menemukan

bahwa

online yang saat ini banyak digemari

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

553

Volume II No. 3, Oktober 2017

kebanyakan

pemegang

ISSN 2502 - 3764

kartu


kredit

seperti halnya model akuntansi (Thaler

menggunakan kartu kreditnya untuk

and Shefrin, 1981). Pada hakikatnya,

menutupi pengeluaran yang sifatnya

setiap

digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

mengedepankan

Menariknya, tidak ada sama sekali yang

sehingga


bertujuan atau melibatkan penggunaan

pengambilan

kartu kredit untuk pembiayaan aset.

optimal.

Dengan demikian, terlihat bahwa mereka

individu

dituntut

untuk

rasionalitasnya

tidak


mengarah

keputusan

yang

mental

Fenomena

tidak

accounting

lebih memilih melakukan pembayaran

terhadap

yang sifatnya tertunda dan menanggung


merupakan tema yang menarik untuk

tagihan kartu kredit dengan suku bunga

diteliti terutama bagi masyarakat yang

yang relatif tinggi.

hidup di kota besar seperti Surabaya.

Beberapa
berpendapat

kartu

kredit

ekonomi


Perilaku yang bersifat “overspending”

penggunaan

dalam penggunaan kartu kredit dapat

pakar
bahwa

penggunaan

pada

penggunaan kartu kredit yang terus

menyebabkan

menerus

Pengelolaan


keuangan

yang

baik

memberikan kesan bahwa konsumen

merupakan

satu-satunya

cara

agar

bertindak secara

tidak masuk akal


seseorang mampu menggunakan kartu

(irasional). Fenomena ini menjelaskan

kreditnya secara bijak sehingga terhindar

bahwa

berfikir

dari hutang yang menyulitkan, serta

mengenai kemudahan dari penggunaan

mampu mempersiapkan tabungan dan

kartu kredit saja bukan berfikir mengenai

investasi di masa mendatang. Selain

berapa banyak hutang yang nantinya

pengaruh

harus ditanggung. Perilaku irrasional

psikologi juga turut memberikan andil

dalam penggunaan kartu kredit dapat

dalam mempengaruhi penggunaan kartu

dikatakan

individu

kredit. Faktor psikologi tersebut meliputi

mental

personality traits dan attitude toward

accounting

debt. Perlunya ditumbuhkan pemahaman

didefinisikan sebagai perilaku kognitif

terhadap masyarakat modern mengenai

seseorang

mereka

kartu kredit tak lain adalah untuk

menggolongkan antara masukan dan

menurunkan hutang yang mereka miliki.

keluaran berdasarkan pos-pos tertentu

Sikap seperti inilah yang seharusnya

tersebut

dan

konsumen

bahwa

berulang

lebih

tindakan

dipengaruhi

accounting.

554

cenderung

Mental

dimana

oleh

peningkatan

mental

accounting

hutang.

faktor

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

dimiliki oleh setiap individu dimana
mereka harus lebih berhati-hati terhadap
kredit/hutang sehingga mereka tidak
akan

terjebak

pada

pengelolaan

keuangan yang buruk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
memprediksi dan menjelaskan bahwa
mental accounting dan psychological
factors

memiliki

pengaruh terhadap

perilaku seseorang dalam penggunaan

Gambar 1. Kerangka Konseptual

kartu kredit Hasil penelitian diharapkan
dapat menambah khasanah keilmuan di

Berdasarkan kerangka konseptual

bidang akuntansi yang membuktikan

di atas maka hipotesis yang digunakan di

bahwa

mental

accounting

pada

dalam penelitian ini adalah sebagai

hakikatnya dapat berimplikasi positif

berikut:

jika diterapkan dengan baik terutama

H1: Semakin tinggi

mental budget

dalam hal penggunaan kartu kredit.

seseorang

maka

Mental accounting yang merupakan ilmu

menurunkan

penggunaan

di bidang akuntansi keprilakuan pada

kredit.

dasarnya berhubungan langsung dengan

H2: Semakin

semakin
kartu

self

tinggi

control

ilmu psikologi sehingga pada penelitian

seseorang

maka

ini akan diteliti adanya faktor-faktor

menurunkan

penggunaan

kartu

psikologi terhadap penggunaan kartu

kredit.
short

term

kredit.

H3: Semakin

tinggi

semakin

orientation seseorang maka semakin
2.

KERANGKA KONSEPTUAL

meningkatkan

DAN HIPOTESIS

kredit.

Kerangka

konseptual

yang

H4: Semakin

penggunaan

tinggi

sifat

kartu

emotional

digunakan di dalam penilitian ini dapat

instability seseorang maka semakin

digambarkan sebagai berikut:

meningkatkan

penggunaan

kartu

kredit.

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

555

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

H5: Semakin tinggi sifat introversion
seseorang

maka

semakin

meningkatkan

penggunaan

kartu

kredit.
H6:

dengan menggunakan metode survey
dengan

cara

penyebaran

kuesioner.

Populasi di dalam penelitian ini adalah
seluruh pengunjung Tunjungan Plaza

Semakin

tinggi

sifat

Surabaya

conscientiousness seseorang maka

kreditnya

semakin menurunkan penggunaan

pembayaran ketika berbelanja dengan

kartu kredit.

jumlah yang tidak diketahui secara pasti

H7: Semakin tinggi sifat materialism
seseorang

maka

semakin

meningkatkan

penggunaan

kartu

kredit.

yang

menggunakan

sebagai

alat

kartu

transaksi

sehingga populasi ini disebut sebagai
populasi infinite. Oleh karena populasi
yang digunakan di dalam penelitian ini
tidak dapat diketahui (infinite) maka

H8: Semakin tinggi sifat need for arousal
seseorang

maka

semakin

meningkatkan

penggunaan

kartu

pengambilan sampel dilakukan dengan
cara

menggunakan

rumus

sebagai

berikut:

kredit.
H9: Semakin tinggi sifat debt adverse
seseorang

maka

semakin

meningkatkan

penggunaan

kartu

dimana,
n = Besar sampel
p = Estimator proporsi populasi (jika

kredit.

tidak diketahui dianggap 50% =
3.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian

pendekatan

menggunakan

kuantitatif

menggunakan
penelitian

ini

data

adalah

menggunakan

kartu

dengan

primer.

Subyek

konsumen
kredit

yang
ketika

0,5)
q = 1-p (100% - p)
Zα2=

Harga

kurva

normal

tergantung dari alpha (Zα

yang
0.05

=

1,96)
d = Toleransi kesalahan yang dipilih,

berbelanja. Kartu kredit yang digunakan

menggunakan

batas

kesalahan

oleh dapat beragam seperti kartu kredit

sebesar 10% (d = 0.1) yang berarti

Bank Mandiri, Bank BCA, Bank Mega,

tingkat akurasi sebesar 90%.

HSBC dan lain sebagainya. Teknik
pengumpulan

556

data

yang

dilakukan

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

Dengan menggunakan rumus di
atas maka diperoleh jumlah sampel
minimal sebanyak:

(Perry, 2000)
2. Psychological Factors meliputi
komponen yang terdiri dari :
-

Personality Traits terdiri dari :
a. Emotional Instability (X4)
b. Introversion (X5)
c. Conscientiousness (X6)
d. Materialism (X7)
e. Need for Arousal (X8)

(minimal jumlah sampel 96 responden)

-

Attitude

toward

Debt

yang

mencangkup Debt - Adverse
(X9)

Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian

ini

sampling

yang

convenience

adalah

merupakan

teknik

(Pirog and Robert, 2007 dan Lea et.
al, 1995)

pengambilan sampel yang berdasarkan

Sedangkan

pada kemudahan saja. Responden yang

dependen (Y) adalah perilaku konsumen

diambil sebagai sampel dikarenakan

dalam hal penggunaan kartu kredit

responden tersebut kebetulan berada di

(credit

dalam

(Tunjungan

berdasarkan kerasionalan individu dalam

Plaza Surabaya), memenuhi kriteria

penggunaan kartu kredit (D’Astous,

(menggunakan

1990).

lokasi

penelitian

kartu

kredit

ketika

yang

card

menjadi

use)

yang

variabel

diukur

berbelanja) serta dengan senang hati

Instrumen penelitian ini adalah

bersedia untuk membantu peneliti dalam

kuesioner dengan pengukuran variabel

mengisi kuesioner yang diberikan.

yang menggunakan “Skala Likert”. Skala

Di dalam penelitian ini variabel
yang

digunakan

adalah

variabel

likert digunakan untuk mengukur sikap
ataupun respon dari seseorang terhadap

independen (X) adalah sebagai berikut:

suatu objek yang akan diteliti. Skala

1. Mental Accounting meliputi

likert terdiri dari kumpulan pertanyaan

komponen yang terdiri dari :

atau pernyataan yang telah dirancang

-

Mental budget (X1)

oleh peneliti dimana responden akan

-

Self Control (X2)

menjawab pertanyaan atau pernyataan

-

Short-Term Orientation (X3)

tersebut sesuai pribadi masing-masing

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

557

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

tanpa ada jawaban yang benar atau salah.

2. Uji Reliabilitas

Jawaban responden atas pertanyaan atau

Uji reliabilitas dapat dilakukan

pernyataan tersebut berupa pemilihan

setelah uji validitas. Uji reliabilitas

jawaban “setuju” atau “tidak setuju”.

hanya

Pada penelitian ini skala likert yang akan

pertanyaan-pertanyaan

digunakan adalah sebagai berikut:

kuesioner yang telah dianggap valid.

dapat

digunakan

pada
dari

Uji reliabilitas merupakan suatu
Tabel 1. Pengukuran Variabel
Sangat Tidak Sesuai (STS)
1
Tidak Sesuai (TS)
2
Ragu - Ragu (R)
3
Sesuai (S)
4
Sangat Sesuai (SS)
5

indeks yang dapat menunjukkan
sejauh mana suatu pengukuran dapat
dipercaya. Pada penelitian ini, uji
reliabilitas dapat dilihat dari nilai
cronbach alpha (α). Suatu variabel

Peneliti
regresi

menggunakan

berganda

untuk

mental

pengaruh

analisis
meneliti

accounting

dan

psychological factors terhadap perilaku
konsumen
kredit.

dalam
Proses

penggunaan

kartu

pengolahan

data

menggunakan program SPSS.
Tahapan yang dilalui adalah sebagai
berikut:

validitas

digunakan

pada

untuk

dasarnya
mengukur

kevalidan atas kuesioner yang telah
diajukan sebelumnya. Kriteria data
dikatakan valid jika korelasi r hitung
> r tabel, sedangkan data dikatakan
tidak valid jika korelasi r hitung < r
tabel.

nilai cronbach alpha (α) > 0,6
sedangkan dikatakan tidak reliabel
jika nilai cronbach alpha (α) < 0,6.

3. Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini terdapat
sembilan variabel independent dan
satu

variabel

dependent.

Untuk

dapat mengetahui adanya pengaruh

1. Uji Validitas
Uji

dikatakan reliabel jika memberikan

antara variabel independent terhadap
variabel dependent maka digunakan
pengujian hipotesis dengan metode
analisis

Multiple

data

Linear

Regression (regresi linier berganda).
Analisis regresi

linier berganda

digunakan di dalam penelitian ini
dikarenakan

terdapat

variabel

independent yang lebih dari satu.
Sehingga, persamaan regresi linier

558

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

berganda dapat dituliskan sebagai

variabel dependen dapat dikatakan

berikut:

amat terbatas. Akan tetapi jika nilai
R2 mendekati satu maka dapat
dikatakan

bahwa

variabel

independen

tersebut

mampu

memberikan keseluruhan informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen.

Dimana,
Y = Credit Card Use

5. Uji Kelayakan Model (Uji F)

X1 = MA = Mental Budget

Uji kelayakan model atau yang

X2 = SC = Self Control
ST = Short - Term

X3 =

lebih

dikenal

sebagai

uji

merupakan tahapan awal

Orientation

F

untuk

X4 = EI = Emotional Instability

mengidentifikasi model regresi yang

X5 = IN = Introversion

diestimasi

layak

atau

X6 = CO = Conscientiousness

Kelayakan

yang

dimaksudkan

X7 = MA = Materialism

apakah model yang diestimasi layak

X8 = NA = Need for Arousal

digunakan

untuk

X9 = AD = Debt – Adverse

pengaruh

variable

independen
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

tidak.

menjelaskan
-

(bebas)

variabel
terhadap

variabel dependen (terikat). Apabila
(R2)

nilai prob. F hitung (pada ouput

digunakan untuk mengukur seberapa

SPSS akan ditunjukkan pada kolom

jauh kemampuan suatu model dalam

sig.)

menjelaskan

kesalahan/error (alpha) maka model

Koefisien

determinasi

variable

- variabel

lebih

dari

regresi

diukur oleh nilai R-Square atau

sedangkan apabila nilai prob. F

Adjusted R-Square. Nilai koefisien

hitung lebih besar dari tingkat

determinasi berkisar antara nol dan

kesalahan/error (alpha) maka model

satu. Nilai R2 yang kecil berarti

regresi yang diestimasi tidak layak.

independen

kemampuan
dalam

diestimasi

tingkat

terikat. Nilai koefisien determinasi

bahwa

yang

kecil

layak,

variabel
menjelaskan

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

559

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

6. Uji Hipotesis (Uji t)

4.

HASIL

Hipotesis di dalam penelitian ini
diuji dengan menggunakan T-test

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
4.1

(uji t) dimana uji t ini dimaksudkan

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas merupakan pengujian

untuk melihat signifikansi antara

yang

variabel independen dengan variabel

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dependen. Uji statistik t menunjukan

dalam melakukan fungsi pengukurannya.

seberapa jauh pengaruh masing-

Pengujian ini dilakukan dengan cara

masing variabel independen secara

mengkorelasikan skor item dengan skor

parsial/individual

mempunyai

total variabel. Bagian dari uji validitas

pengaruh yang signifikan atau tidak

yang dipakai dalam penelitian adalah

terhadap variabel dependen. Uji t

melalui analisis item-item pertanyaan.

dalam

regresi

linier

menunjukkan

sejauh

mana

berganda

Dalam penelitian ini data yang

dimaksudkan untuk menguji apakah

diuji adalah sebanyak 112 responden

parameter (koefisien regresi dan

dengan menggunakan software SPSS 20.

konstanta)

for

yang

diduga

untuk

windows.

Item

atau

indikator

mengestimasi

persamaan/model

dikatakan valid jika hasil angka korelasi

regresi

berganda

sudah

product moment Pearson (r hitung) pada

merupakan parameter yang tepat

level signifikansi < 0,01 dan instrumen

atau belum. Apabila nilai prob. t

di dalam penelitian dapat dikatakan valid

hitung (ouput SPSS ditunjukkan

jika nilai koefisien korelasinya lebih

pada kolom sig.) lebih kecil dari

besar dari 0.3. Hasil pengujian validitas

tingkat

ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.

maka

linier

kesalahan/error
dapat

dikatakan

(alpha)
bahwa

variabel independen berpengaruh
signifikan

terhadap

variabel

dependen, sedangkan apabila nilai
prob. t hitung lebih besar dari
tingkat

kesalahan/error

(alpha)

maka variabel independen tidak
berpengaruh

signifikan

terhadap

variabel dependen.

560

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

0.01) sehingga dinyatakan bahwa data
yang dihasilkan adalah “valid”.
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah instrumen penelitian
yang berupa kuesioner tersebut handal
atau

konsisten,

jika

kehandalan

(konsistensi) tersebut dapat dibuktikan
maka dapat dikatakan bahwa instrumen
tersebut

sudah

reliabilitas

baik.

Pengukuran

menggunakan

metode

cronbatch’s alpha dengan menggunakan
indeks numerik yang disebut koefisien.
Analisis reliabilitas dilakukan dengan
cara

melihat

apakah

koefisien

cronbatch’s alpha lebih besar dari 0,60.
Jika

koefisien

cronbatch’s

alpha

menunjukkan nilai lebih besar dari 0,60
Hasil

pengujian

validitas

bahwa

item-item

menunjukkan

pertanyaan pada variabel independen
dan dependen yaitu mental budget (x1),

maka dapat dikatakan bahwa variabel
yang

diukur

tersebut

reliabel

atau

memiliki kehandalan untuk digunakan
dalam suatu penelitian.

self control (x2), short term orientation
(x3),

emotional

instability

(x4),

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

introvertion (x5), conscientiousness (x6),
materialism (x7), need for arousal (x8),
debt adverse (x9) dan credit card use (y)
menunjukkan

bahwa

seluruh

item

pertanyaan untuk variabel independen
mempunyai nilai r yang lebih besar dari
0.3 (r > 0.3) dan mempunyai nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,01 (α <

Berdasarkan
menunjukkan

Tabel
bahwa

3

diatas
koefisien

cronbatch’s alpha pada semua item

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

561

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

pertanyaan untuk variabel independen

4.2

(mental budget (x1), self control (x2),

Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian

short term orientation (x3), emotional

penelitian

instability

analisis

(x4),

introvertion

(x5),

hipotesis

di

dalam

ini

menggunakan

teknik

regresi

linear

berganda.

conscientiousness (x6), materialism (x7),

Pemilihan teknik tersebut berdasarkan

need for arousal (x8) dan debt adverse

tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

(x9)) dan dependen (credit card use (y))

pengaruh

seluruhnya menunjukkan nilai lebih dari

berjumlah lebih dari satu terhadap

0,60. Dengan demikian seluruh variabel

variabel dependen dengan menggunakan

baik

data

independen

dinyatakan

maupun

memiliki

dependen
reliabilitas

/kehandalan yang baik, “reliabel”.

variabel

berskala

independen yang

interval.

Berdasarkan

perhitungan dari regresi linear berganda
maka

diperoleh

hasil

sebagaimana

ditunjukkan pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Analisis korelasi ganda digunakan

antara variabel independen terhadap

untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel dependen berkisar antara 0

atau lebih variabel independen (X1,

sampai dengan 1. Nilai R yang semakin

X2,…, Xn) terhadap variabel dependen

mendekati 1 menunjukkan hubungan

(Y) secara serentak. Nilai koefisien

yang terjadi semakin kuat sebaliknya

korelasi berganda (R) menunjukkan

nilai R yang mendekati 0 menunjukkan

seberapa besar hubungan yang terjadi

hubungan yang terjadi semakin lemah.

562

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

Interpretasi
korelasi

terhadap

menurut

nilai

ISSN 2502 - 3764

koefisien

Sugiyono

(2010)

self control, short term orientation,
emotional

instability,

introvertion,

conscientiousness, materialism, need for

adalah sebagai berikut:
0,000 – 0,199 = sangat rendah

arousal dan debt adverse) mampu

0,200 – 0,399 = rendah

menjelaskan

0,400 – 0,599 = sedang

variabel dependen (credit card use).

0,600 – 0,799 = kuat

Sedangkan sisanya 30% dipengaruhi

0,800 – 1,000 = sangat kuat

atau dijelaskan oleh variabel lain yang

Pada penelitian ini nilai koefisien

tidak

korelasi berganda atau multiple (R) yang

sebesar

70%

dimasukkan

variasi

dalam

model

penelitian ini.

diperoleh dari hasil analisis korelasi

Pada penelitian ini selanjutnya

berganda (ditunjukkan pada tabel 4)

akan dilakukan uji kelayakan model (uji

adalah sebesar 0,837. Nilai koefisien

F). Uji F digunakan untuk menguji

korelasi berganda berada di antara

apakah model regresi yang digunakan

0,800-1,000 dimana dapat dikatakan

sudah baik/signifikan atau sebaliknya.

bahwa terjadi hubungan yang sangat

Dalam

kuat antara mental accounting dan faktor

dibandingkan dengan nilai Ftabel, dan

psychology terhadap perilaku konsumen

nilai

dalam penggunaan kartu kredit.

keputusannya

uji

F,

nilai

signifikansi

(α).

adalah

Fhitung

akan

Pengambilan
apabila

nilai

Analisis determinasi dilihat dari

signifikansi < 0.1 (α = 10%). maka

koefisien determinasi yang ditunjukkan

model regresi dikatakan layak, namun

pada nilai R2. Nilai R² berkisar antara 0

jika nilai signifikansi > 0.1 (α = 10%).,

sampai 1, semakin mendekati 1 maka

maka model regresi dikatakan tidak

semakin baik kemampuan dari variabel

layak. Berdasarkan tabel 4 diperoleh

independen dalam menjelaskan variabel

nilai Fhitung = 26.435 dengan sign =

dependen dalam model. Pada penelitian

0.000.

ini nilai koefisien determinasi yang

tersebut, maka diperoleh kesimpulan

ditunjukkan pada tabel 4 adalah 0,700

nilai Fhitung lebih besar Ftabel (26.435 >

atau sebesar 70%. Hal ini menunjukkan

1.694) dan nilai probabilitas nilai F atau

bahwa

persentase

dari

signifikan lebih kecil 10% (0.000 < 0.1)

variasi

variabel

yang

sehingga model regresi layak digunakan

sumbangan
independen

digunakan dalam model (mental budget,

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Berdasarkan

hasil

pengujian

untuk penelitian.

563

Volume II No. 3, Oktober 2017

4.3

ISSN 2502 - 3764

Pengujian Hipotesis
Tabel 5. Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis

Hipotesis 2

Hipotesis 1
perhitungan

Berdasarkan hasil perhitungan yang

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh

ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh nilai

nilai tstatistik lebih kecil daripada ttabel (-

tstatistik lebih kecil daripada ttabel (-1.823 <

1.735 < -1.659) dan nilai sig. lebih kecil

-1.659) dan nilai sig. lebih kecil 10%

dari

Dengan

(0.071

Berdasarkan

10%

hasil

(0.086

<

0.1).

<

0.1).

Dengan

demikian

demikian

pengujian

tersebut

pengujian tersebut menunjukkan H2

menunjukkan

H1

variabel

diterima,

mental

budget

diterima,

variabel

self

control

secara

berpengaruh secara signifikan terhadap

signifikan terhadap penggunaan kartu

penggunaan kartu kredit. Pengaruh self

kredit. Adanya pengaruh mental budget

control

terhadap

terhadap

kredit

dibuktikan

berpengaruh

penggunaan

kartu

kredit

menunjukkan bahwa

mental

budget

yang dimiliki

oleh

setiap

berdampak

pada

penelitian

penggunaan

kartu

oleh

beberapa

sebelumnya

yang

individu

menghubungkan masalah self control

pengaturan

dengan penggunaan kartu kredit secara

keuangannya termasuk dalam hal kredit.

berulang dan belanja yang bersifat

Hasil penelitian ini didukung oleh Perry

impulsif (Faber and O’Guinn 1988;

(2000)

bahwa

Tokunaga 1993; Medina, et. al 1996. Self

mental budget berpengaruh signifikan

control merupakan salah satu cara agar

terhadap penggunaan kartu kredit.

seseorang

yang

menyimpulkan

tersebut

564

terhindar
dimana

dari

mereka

masalah
seharusnya

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

merencanakan terlebih dahulu pembelian

(2000)

dimana

atau pengeluaran sehingga mereka tidak

pentingnya

terjebak pada penggunaan kartu kredit

seseorang terhadap orientasi di masa

yang tidak terencana. Dengan adanya

depan. Dengan tabungan atau investasi

pengendalian diri maka mereka akan

maka

terhindar dari pengelolaan keuangan

keuangan seseorang.

dapat

Perry

menyarankan

penekanan

psikologis

memperbaiki

kondisi

yang buruk.
Hipotesis 4
Berdasarkan

Hipotesis 3
Berdasarkan

hasil

hasil

perhitungan

perhitungan

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh

nilai tstatistik lebih besar daripada ttabel

nilai tstatistik lebih besar daripada ttabel

(2.117 > 1.659) dan nilai sig. lebih kecil

(3.991 > 1.659) dan nilai sig. lebih kecil

10% (0.037 < 0.1). Dengan demikian

10% (0.000 < 0.1). Dengan demikian

pengujian tersebut menunjukkan bahwa

pengujian tersebut menunjukkan bahwa

H4

emotional

variabel

term

instability berpengaruh secara signifikan

secara

terhadap penggunaan kartu kredit. Emosi

signifikan terhadap penggunaan kartu

seseorang yang cenderung tidak stabil

kredit. Adanya pengaruh short term

memiliki pengaruh untuk meningkatkan

orientation terhadap penggunaan kartu

penggunaan kartu kredit. Hal ini dapat

kredit menunjukkan bahwa pentingnya

terjadi ketika seseorang tidak mampu

seseorang untuk berorientasi ke masa

menahan dirinya terhadap sesuatu atau

depan.

hanya

barang yang diinginkannya padahal saat

berorientasi jangka pendek relatif tidak

itu dirinya tidak memiliki uang yang

memikirkan kebutuhan di masa yang

cukup

akan datang. Individu dengan cakrawala

berfikir bahwa kartu kredit adalah

waktu yang lebih pendek akan menjadi

solusinya. Roberts (1998) menemukan

kurang peduli dengan biaya masa depan,

bahwa

seperti halnya saldo tagihan kartu kredit

adalah prediktor terkuat dari pembelian

yang semakin tinggi atau biaya bunga

yang bersifat compulsive dan alasan

kartu kredit yang semakin meningkat.

penting di balik pembelian compulsive

Hasil penelitian ini didukung oleh Perry

adalah untuk perbaikan suasana hati.

H3

diterima,

orientation

variabel

short

diterima,

berpengaruh

Seseorang

yang

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

sehingga

mereka

penyalahgunaan

cenderung

kartu

kredit

565

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

Hasil penelitian ini didukung oleh Pirog

informasi mengenai hal tersebut. Hasil

and Robert (2007).

pengujian ini didukung oleh penelitian
Santoso (2012) sifat introvert tidak
memiliki

Hipotesis 5
Berdasarkan

hasil

perhitungan

pengaruh

yang

signifikan

terhadap penggunaan kartu kredit.

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh
nilai tstatistik lebih besar daripada ttabel (0.670 > -1.659) dan nilai sig. lebih besar

Hipotesis 6
Berdasarkan

hasil

perhitungan

10% (0.504 > 0.1). Dengan demikian

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh

pengujian tersebut menunjukkan bahwa

nilai tstatistik lebih kecil daripada ttabel (-

introvertion

2.618 < -1.659) dan nilai sig. lebih kecil

berpengaruh secara signifikan terhadap

10% (0.010 < 0.1). Dengan demikian

penggunaan kartu kredit. Tidak adanya

pengujian tersebut menunjukkan bahwa

pengaruh

kepribadian

H6 diterima, variabel conscientiousness

introvertion terhadap penggunaan kartu

berpengaruh secara signifikan terhadap

kredit dapat dijelaskan bahwa seseorang

penggunaan

cenderung bersikap terbuka dengan cara

pengaruh

menerima informasi dari orang lain

penggunaan kartu kredit menunjukkan

terutama yang berkaitan dengan kartu

bahwa pentingnya sikap cermat, berhati-

kredit. Dengan adanya sifat terbuka yang

hati dan terorganisir. Dengan adanya

dimiliki oleh individu maka mereka

sikap cermat dan berhati-hati di dalam

dapat

diri seseorang maka akan cenderung

H5

ditolak,

variabel

dari

sifat

memperoleh

informasi

lebih

kredit.

Adanya

conscientiousness

terhadap

mengenai kartu kredit, seberapa praktis

menurunkan

dan

penggunaan

mudahnya

menggunakan

karu

kartu

sikapnya
kartu

terhadap

kredit.

Sikap

kredit. Bahkan, tidak jarang diantara

conscientiousness

mereka akan tergoda dengan tawaran-

mereka lebih mempertimbangkan segala

tawaran yang diberikan kartu kredit

hal terutama dalam membuat keputusan

seperti pembelian yang mendapat diskon

keuangan. Hasil pengujian ini didukung

tambahan ketika membayar dengan kartu

oleh penelitian Santosa (2012) yang

kredit. Hal ini jelas berbeda dengan

menyimpulkan

orang yang memiliki sifat lebih tertutup

conscientiousness mampu mendorong

dimana

individu untuk lebih mempertimbangkan

566

mereka

tidak

mendapat

akan

bahwa

menjadikan

sifat

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

resiko-resiko dari penggunaan kartu

tersebut akan menjadikan seseorang

kredit

tidak

bukan hanya

melihat

faktor

terkontrol

untuk

kepraktisan dan kemudahan dari kartu

pembelian

dan

kredit tersebut.

kegiatan

pembelian

pembelanjaan

yang

melakukan

berbelanja.

Ketika
ataupun

dilakukan

tidak

memiliki cukup uang maka kartu kredit

Hipotesis 7
Berdasarkan

hasil

perhitungan

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh

menjadi solusinya “Buy Now, Pay
Later”.

nilai tstatistik lebih besar daripada ttabel
(2.370 > 1.659) dan nilai sig. lebih kecil

Hipotesis 8

10% (0.020 < 0.1). Dengan demikian

Berdasarkan hasil perhitungan

pengujian tersebut menunjukkan bahwa

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh

materialism

nilai tstatistik lebih besar daripada ttabel (-

berpengaruh secara signifikan terhadap

1.508 > -1.659) dan nilai sig. lebih besar

penggunaan

Adanya

10% (0.135 > 0.1). Dengan demikian

pengaruh sifat materialism dalam diri

pengujian tersebut menunjukkan bahwa

seseorang

H9 ditolak, variabel need for arousal

H7

diterima,

variabel

kartu

kredit.

cenderung

penggunaan
ditunjukkan

kartu

meningkatkan

kredit,

dengan

hal

tidak

berpengaruh

secara

signifikan

tidak

terhadap penggunaan kartu kredit. Sifat

atas

dasar kepribadian need for arousal

kepemilikan suatu barang terutama bagi

merupakan suatu sifat yang cenderung

mereka yang menyukai barang bermerk

berambisi dan antusias maka dari itu

dan mahal. Hasil penelitian ini didukung

sifat yang berambisi seperti ini akan

oleh Pirog and Robets (2007) yang

memunculkan emosi yang positif dan

menunjukkan bahwa sifat materialism

negatif. Emosi positif terjadi ketika

hanya merujuk pada kepemilikan suatu

seseorang melakukan pembelian atau

barang yang dapat meningkatkan status

belanja terhadap produk baru yang

sosial

dibelinya

terkendalinya

seseorang.

sikap

ini

seseorang

Selama

seseorang

akan

tetapi

secara

tidak

berusaha meningkatkan status sosialnya

langsung akan memunculkan emosi

dengan cara kepemilikan suatu barang

negatif

maka akan terjadi tingkat persaingan

tagihan yang akan tiap akhir bulannya.

yang kompetitif, yang mana persaingan

Belanja bisa dilihat sebagai kegiatan

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

ketika

dirinya

memikirkan

567

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

pemanjaan diri dan sebagai metode

seseorang menyatakan jika mereka tidak

perbaikan suasana hati. Namun, belanja

suka

juga terkadang menimbulkan perasaan

barang akan tetapi belum lunas) namun

gelisah,

mereka bersedia mengeluarkan biaya

tidak

berdaya

bahkan

berhutang (misalnya: membeli

menghilangkan kontrol diri. Perasaan

ekstra

senang

lalu

Mereka lebih baik menggunakan kartu

mendapatkan barang yang diinginkan

kredit untuk membayar barang secara

merupakan salah satu ciri individu yang

lunas dibandingkan berhutang kepada

memiliki kepribadian need for arousal.

penjual barang tersebut. Sifat negatif

Hasil penelitian ini didukung oleh oleh

seperti ini yang terkadang tidak disadari

Santosa (2012) yang menyimpulkan

dalam diri setiap individu. Mereka

bahwa tidak adanya pengaruh need for

kurang menyadari bahwa kartu kredit

arousal

merupakan bentuk lain dari hutang

ketika

terhadap

berbelanja

penggunaan

kartu

kredit.

untuk

menghindari

hutang.

bahkan kartu kredit memiliki biaya
ekstra

(bunga)

yang

relatif

tinggi.

Seseorang mungkin tidak menyukai

Hipotesis 9
Berdasarkan

hasil

perhitungan

hutang akan tetapi mereka juga tidak

yang ditunjukkan pada tabel 5 diperoleh

melihat bahwa kartu kredit itu juga

nilai tstatistik lebih besar daripada ttabel

merupakan bentuk lain dari hutang.

(7.332 > 1.659) dan nilai sig. lebih kecil
10% (0.000 < 0.1). Dengan demikian

5.

PENUTUP

pengujian tersebut menunjukkan bahwa

5.1

Simpulan

debt adverse

Dari uraian hasil penelitian ini,

berpengaruh secara signifikan terhadap

dapat disimpukan bahwa komponen dari

penggunaan

Adanya

mental accounting dan pshycological

terhadap

factors tidak seluruhnya berpengaruh

penggunaan kartu kredit menunjukkan

signifikan terhadap penggunaan kartu

bahwa seringkali seseorang menganggap

kredit.

kartu kredit bukanlah hutang akan tetapi

accounting yang meliputi mental budget,

salah satu cara untuk menghindari

self control dan short term orientation

hutang. Lea et al (1995) menyimpulkan

diperoleh

bahwa sifat debt adverse dalam diri

tersebut mempunyai

H9 diterima, variabel

pengaruh

568

kartu
debt

kredit.
adverse

Pada

komponen

bahwa

ketiga

mental

indikator

pengaruh yang

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

materialism

signifikan terhadap penggunaan kartu

(ketidakstabilan

kredit. Hal ini dapat dikatakan bahwa

(materialisme) dan debt-adverse (sikap

akibat adanya penggunaan kartu kredit

enggan berhutang) memiliki pengaruh

yang tidak terkendali dapat disebabkan

negatif atau cenderung meningkatkan

oleh

kecenderungan

tinggi

mental

penggunaan

emosi),

kartu

kredit

sedangkan

budget, kurangnya self control dan

conscientiousness (sikap berhati-hati)

adanya orientasi jangka pendek dalam

memiliki

pengaruh

diri

cenderung

menurunkan

setiap

individu.

Dengan

positif

atau

penggunaan

mental

kartu kredit. Akan tetapi pada variabel

accounting terhadap penggunaan kartu

introvertion dan need for arrousal tidak

kredit dari hasil analisis maka dapat

memiliki pengaruh terhadap penggunaan

disimpulkan bahwa rumusan masalah

kartu kredit. Individu yang cenderung

pertama dari penelitian ini telah terbukti.

bersifat

ditemukannya

Selain

pengaruh

memprediksi

introvertion

(sifat

tertutup),

pengaruh

seringkali tidak memperoleh informasi

mental accounting penelitian ini juga

lebih sehingga mereka tidak tergoda oleh

melakukan prediksi terhadap adanya

benefit yang ditawarkan oleh kartu

pengaruh pshycological factors terhadap

kredit. Pada sifat need for arousal

penggunaan

Faktor

(antusias) dapat disimpulkan bahwa

psikologi yang diuji terdiri dari dari

kebanyakan orang tidak menyukai resiko

personality traits yang mencangkup

yang

emotional

pengelolaan keuangannya.

kartu

kredit.

instability,

introvertion,

tinggi

khususnya

dalam

hal

conscientiousness, materialism dan need
for arousal; serta attitude toward debt

5.2

Saran

yang mencangkup debt-adverse. Hasil

Penelitian ini memberikan peluang

analisis menyimpulkan bahwa hanya

untuk peneliti selanjutnya, baik dari sisi

instability,

issu, metode riset, maupun teori yang

conscientiousness, materialism dan debt-

digunakan. Hal ini dikarenakan masih

adverse

pengaruh

terbatasnya penelitian yang membahas

signifikan terhadap penggunaan kartu

mental accounting secara mendalam

kredit.

khususnya di Indonesia. Pada dasarnya,

variabel

emotional

yang mempunyai

Dari hasil temuan ini diperoleh
bahwa

emotional

instability

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

komponen mental accounting juga tidak
hanya mencangkup mental budget, self

569

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

control dana short term orientation.
Sehingga,

penelitian

ini

sebenarnya

Hoch, S. J. and G. F. Loewenstein
(1991).

“Time-Inconsistent

masih dapat dikembangkan lebih jauh

Preferences and Consumer Self-

lagi dengan menambahkan faktor-faktor

Control.” Journal of Consumer

lainnya

Research: 492-507.

yang

memberikan

diprediksi
pengaruh

mampu
terhadap

Lea, S. E., et al. (1995). ”Psychological
Factors in Consumer Debt: Money

penggunaan kartu kredit.

Management,

Economic

DAFTAR PUSTAKA

Socialization, and Credit Use.”

Black, S. E. and D. P. Morgan (1998).

Journal of Economic Psychology.

“Meet

the

New

Borrowers”.

16(4): 681-701.

Current Issues in Economics and

Loewenstein, G. and R. H. Thaler

Finance. Federal Reserve Bank of

(1989). “Anomalies: Intertemporal

New York: 5(3).

Choice.” The Journal of Economic

D’Astous, A. (1990). “An Inquiry Into
The Compulsive Side of ‘Normal’
Consumers.” Journal of Consumer
Faber, R. J and T. C. O’Guinn (1988).
Credit

Consumption

and

Journal

of

Abuse”.

Consumer Policy, 11: 97-109.
Ghozali,

I.

Multivariate

181-193.
Medina, et. al. (1996). “Comparison and
Mexican-American

Policy, 13(1): 15-31.
“Compulsive

Perspectives Volume 3, Number 4:

(2005).
dengan

American

and

Attitudes

AngloToward

Money”, Journal of Consumer
Affairs, 122-145.
Mowen, J. C. (2000). “The 3M Model of

“Aplikasi

Motivation and Personality:Theory

Program

and

Empirical Application to

SPSS.” Badan Penerbit Universitas

Consumer

Diponegoro, Semarang.

Kluwer Academic.

Behavior.”

Boston:

Hirschman, E. C. (1979). “Differences In

Perry, V. G. (2000). “Antecedents of

Consumer Purchase Behavior By

Consumer Financing Decisions: A

Credit Card Payment System.”

Mental

Journal of Consumer Research: 58-

Revolving Credit Usage.” Ann

66.

Arbor, The University of North

Accounting

Model

of

Carolina at Chapel Hill.

570

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

Volume II No. 3, Oktober 2017

ISSN 2502 - 3764

Pirog, S. F., III and J. A. Roberts.
(2007). “Personality and Credit
Card

Misuse

Among

College

Students: The Mediating Role of
Journal

Impulsiveness.”

of

Control.”

Journal

of

Political

Economy 89(2): 392-406.
Tokunaga, H. (1993). “The Use and
Abuse

of

Applications

Consumer
of

Credit:

Psychological

Marketing Theory and Practice

Theory and Research.” Journal of

15(1): 65-77.

Economic Psychology, 14(2), 285-

Roberts, J. A. (1998). “Compulsive

316.

Buying Among College Students:
An

Investigation

of

Its

Antecedents, Consequences, and
Implications for Public Policy.”
The Journal of Consumer Affairs,
32 (2): 295-319.
Santosa, Y. D. (2012). “Pengaruh
Personality

Traits

terhadap

Penggunaan Kartu Kredit dengan
Locus of Control sebagai Variabel
Moderating
Karyawan

(Studi
PT.

terhadap

Kinocare

Era

Kosmetindo Jakarta)”. Program
Studi Manajemen FEB-UKSW.
Sugiyono, D. (2010). “Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.
Penerbit Alfabeta.
Thaler,

R.

H.

(1999).

“Mental

Accounting Matters.” Journal of
Behavioral

Decision

Making

12(3): 183-206.
Thaler, R. H. and H. M. Shefrin (1981).
“An Economic Theory of Self-

Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi

571