Bab 5 Penutup - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Sistem Budidaya Padi dengan Metode System Rice Intensification dalam Pertanian: Studi pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol Ka

Bab 5 Penutup Kesimpulan Fenomena dalam pertanian memiliki tantangan tersendiri

  dalam perkembangannya. Hasil tanaman pangan khususnya padi di Desa Ringgit yang dianggap kurang baik membuat masyarakat harus membuat inovasi baru dalam perkembangan pertaniannya. Faktor alam yang sudah tidak dapat mendukung Pranata Wangsa yang menjadi kekuatan kearifan lokal membuat masyrakat mulai beralih dengan metode konvensional dan pola pertanian tersebut hampir sama dengan yang diperintahkan oleh pemerintah sejak era industrialisasi di Indonesia mulai ditanamkan. Adanya industri membuat tenaga kerja pertanian beralih dan lebih terserap ke industri, sehingga pertanian pelan-pelan mulai berdampak kemunduran dan penurunan jumlah petani. Walaupun bukan menjadi profesi yang dianggap istimewa, namun petani merupakan cikal bakal penggerak kemajuan tanaman pangan khususnya dengan tanaman padi yang ramah lingkungan, dan mensejahterakan masyarakat. Teknologi menjadi instrument petani untuk menghadapi kendala dan menghasilkan produk yang berkualitas.

  Untuk memajukan pertanian, masyarakat Desa Ringgit terus berfokus pada penggunaan metode tanam SRI yang menjadikan pertanian sebagai pilihan untuk menghasilkan tanaman organik. Perbedaan dalam penggunaan sistem tanam bukan menjadi batasan dalam kehidupan sosial di desa Ringgit. Karena dalam metode tersebut organik atau konvensional dapat dibedakan dalam sistem penanamannya. Butuh waktu dalam menghasilkan lahan organik dalam proses penggunaan metode tanam SRI. Karena untuk menghasilkan beras organik membutuhkan waktu minimal 3 kali masa tanam (MT). Bahkan alam pun merasakan dampak dari metode tanam SRI yaitu dengan semakin suburnya lahan pertanian bebas kimia, bahkan lahan pun tidak memerlukan kompos yang banyak dikarenakan nutrisi tanah yang tinggi dan subur tanpa bahan kimia. Hal ini menjadi fokus bagi para petani SRI di Ringgit untuk selalu mengembangkan dan berinovasi untuk menghasilkan lahan organik walau masih belum begitu banyak yang beralih ke metode tanam SRI ini, selain perluasan lahan, penerapan SRI merambah pada pola pengembangan tanaman lain yang dapat membantu kebutuhan tanaman pangan seperti sayuran dan buah. Harapan yang dihasilkan seiring pertambahan lahan juga, kelompok tani berusaha untuk menghasilkan produk pertanian yang bisa memberikan kepercayaan di masyarakat dengan adanya legalitas produk aman dan benar-benar organik yang dibuktikan dengan sertifikasi nasional dan internasional.

  Para petani desa Ringgit pada awalnya menanam padi dengan sistem SRI Organik hanya untuk kebutuhan atau konsumsi rumah tangga mereka. Namun seiring berjalannya waktu, penanaman dengan metode SRI bagi para petani justru malah menghasilkan produksi yang lebih banyak ketimbang bertani dengan cara konvensional. Selain beras yang dihasilkan adalah beras sehat, harga dipasar dan permintaan juga tinggi untuk beras organik.

  Berawal dari konsumsi rumah tangga dan menghasilkan produk pertanian yang sehat, para petani desa Ringgit berupaya melakukan inovasi - inovasi. Dari mulai membuat varietas bibit sendiri yang dilakukan secara swadaya oleh beberapa petani, dimana menghasilkan pembibitan dari proses perkawinan silang antar jenis padi yang menghasilkan bibit yang terbaik dan menjadi ciri khas bibit di Desa Ringgit, hingga menghasilkan produk beras sehat yang dinamakan beras “Bogowonto”. pemasaran beras “Bogowonto” dilakukan dengan sistem pola bagaimana beras ini tidak melalui tengkulak tetapi langsung ke konsumen, hal ini agar harga beras tetap stabil dan menjadi produk yang bermutu di mata konsumen. Pemasaran dikelola oleh beberapa anggota kelompok tani pemuda lestari dalam suatu manajemen dan didistribusikan kepada saudara dan kerabat yang berada diluar Desa Ringgit

  Meningkatnya kesejahteraan petani yang dilihat dari pendapatan merupakan wujud nyata dari hasil kerja keras petani Desa Ringgit dalam mengembangkan komoditi beras. Konsep pertanian berkelanjutan yang sesuai pada masyarakat petani tanaman pangan, khususnya beras adalah pertanian yang menganut prinsip penanaman yang ramah lingkungan dan mempertahankan serta menjada kesuburan tanah tanpa merusak dalam jangka panjang. Penanam yang ramah lingkungan menjadi andalan penanaman yang menjaga keseimbangan alam yang diwujudkan dalam pengendalian lingkungan seperti pemahaman terkait rantai makanan dalam pola menjadi proses menghasilkan tanaman pangan.

  Pertanian SRI Organik pada para petani di Desa Ringgit terbukti memiliki keunggulan baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Pertanian SRI mengkonsumsi lebih sedikit air dan energi, meningkatkan kompisisi unsur hara tanah, menekan biaya produksi, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta ramah terhadap lingkungan. Sementara pertanian konvensional tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan dari sistem tanam SRI tersebut. Itulah alasan mengapa pertanian berkelanjutan merupakan cara terbaik untuk mengakomodasi kebutuhan pangan dan mempertahankan kelestarian lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang

  Dari rangkuman hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan :

  1. Pada awalnya metode tanam SRI dianggap oleh para petani sebagai metode tanam tidak praktis dan tidak efisien dan tidak menghasilkan nilai tambah bagi para petani. Tetapi berkat kegigihan beberapa petani yang konsisten dengan menanam dengan metode SRI, seiring berjalannya waktu justru mematahkan anggapan tersebut dan metode SRI merupakan metode yang tepat. Selain menghasilkan nilai tambah bagi para petani juga lahan sawah menjadi lebih subur karena tidak mengandung bahan kimia. Metode tanan SRI berhasil memberikan manfaat nilai tambah bagi para petani dengan melihat nilai dari bab analisis usaha tani (Tabel I. Analisis usaha tani Konvensional dan SRI Organik),menunjukkan bahwa pendapatan bersih SRI Organik 3x lebih besar ketimbang pertanian konvensional yaitu SRI senilai Rp.4.977.200,- sedangkan pertanian metode konvensional adalah Rp. 1.907.850,-

  2. Penanaman padi dengan metode SRI terbukti efektif. Hal ini ditunjukkan ketika lahan pertanian di Desa Ringgit mengalami wabah hama dan bencana gunung meletus, dimana lahan pertanian yang konvensional banyak yang rusak dan gagal panen. Hanya padi yang ditanam dengan metode SRI mampu bertahan dan menghasilkan.

  3. Mengenai pemasaran hasil pertanian, dengan manajemen organisasi yang tepat. Kelompok tani pemuda lestari mampu mensejahterakan para anggotanya dengan nilai jual yg stabil tanpa melewati tengkulak dan langsung ke konsumen.

  4. Kondisi ekonomi rumah tangga yang menanam dengan metode SRI lebih sejahtera ketimbang rumah tangga yang menanam secara konvensional, hal ini ditunjukkan dengan kepemilikan lahan (aset), serta pola manajemen yang baik.

  5. Sebagai petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Pemuda Lestari, setiap anggota memiliki kemandirian dalam mengembangkan kemampuannya dan berusaha untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Pemerintah dalam hal ini diharapkan mampu mendukung pengembangan sumber daya petani khususnya petani SRI. Bantuan pemerintah tidak lagi berupa dana hibah dan barang yang tidak sesuai atau yang dianggarkan sesuai keinginan pemerintah semata, namun bantuan harus disesuaikan kebutuhan petani itu sendiri dan organisai dari Kelompok Tani.

  6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin diindahkan oleh petani. Sarana informasi dan komunikasi tidak hanya menjadi milik orang-orang tertentu, namun hal tersebut dapat dibagi dan dikembangkan bersama didalam kelompok tani. Adanya bangunan serbaguna yang biasa digunakan untuk kegiatan produksi, penyimpan hasil bumi, dan juga sarana sebagai tempat berkumpul dalam membagikan ilmu pengetahuan sangat mendukung proses terciptanya sumber daya petani, yang dapat menggeser anggapan profesi merupakan tingkatan yang rendah, namun profesi petani dapat meningkatkan derajat dan sumber matapencaharian yang benar-benar utama dimasyarakat.

  7. Semenjak adanya industri sebagai pilihan untuk mencari pendapatan, banyak SDM di usia muda di Desa Ringgit memilih untuk merantau agar dapat mengubah nasib. Hal ini tidak bisa hanya dipandang sebelah mata saja, namun banyak hal yang perlu dijelaskan dalam hal yang kompleks ini. Banyak lahan terbengkalai yang berubah menjadi wilayah industri dan terkonversi menjadi hunian perumahan. Selain itu, pengelolaan lahan pertanian yang ada dilakukan oleh kaum tua, dan tidak berhenti disitu, kepemilikan lahan juga menjadi kendala untuk mereka agar dapat menikmati hasil yang sepadan, bukan hasil yang selalu berbagi dengan tuan tanah. Antara lahan dan SDM merupakan keterkaitan yang tidak dapat dilepaskan.

Implikasi Teoritis

  Inovasi sebagai penunjang yang memiliki rentetan kemampuan untuk mengubah pola masyarakat tertinggal menjadi masyarakat maju yang memiliki kemampuan untuk mensejahterakan sesama. Kemampuan ini dilihat dari penerapan inovasi yang memiliki nilai yang dapat diserap masyarakat. Dari pemahaman menurut Simamora inovasi adalah suatu ide, praktek, atau

  (2003) menyatakan bahwa produk yang dianggap baru oleh individu atau grup yang relevan. Sedangkan Kotler (2003) mengartikan inovasi sebagai barang, jasa, dan ide yang diangap baru oleh seseorang. Pola pertanian organik memang bukan merupakan ide yang baru, namun ketika ide tersebut mengalami modifikasi dalam inovasi menjadi bentuk metode SRI, maka hal ini yang mampu membantu petani menghasilkan produk tanaman pangan yang baru dan memunculkan bentuk-bentuk jasa yang mampu mensejahterakan petani sendiri dan sesama masyarakat.

Implikasi Terapan

  Pertanian yang ramah lingkungan menjadi pertimbangan bagi petani apakah masih menerapkan metode tanam konvensional dengan mengejar kuantitas hasil atau kualitas hasil dari pertanian organik yang mampu menjaga kelsetarian lingkungan dari dampak penggunaan bahan kimia yang terlalu banyak dengan tempo yang sudah berpuluh tahun.

  Adapun implikasi penerapan dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut.

  1. Pertanian yang baik diwujudkan pemahaman kondisi lahan pertaniannya. Pelaku pertanian harus tanggap menanggapi kerusakan lahan dan produktivitas hasil lahan yang diakibatkan oleh penggunaan produk pertanian dalam jangka panjang. Dampak yang dialami seharusnya cepat direspon dan ditanggulangi dalam memberikan hasil terbaik bagi pelaku pertanian.

  2. Pelaku pertanian dapat selektif dalam melakukan pengelolaan terhadap penggunaan pupuk dan obat. Walaupun lahan pertanian bukan merupakan lahan organik, namun pelaku pertanian harus memperhatikan efek jangka panjang dari penggunaan pupuk dan obat untuk lahan.

  3. Untuk mengatasi masalah hama yang dimiliki pertanian jangan memikirkan metode yang sempit yang hanya memikirkan pertanian dalam jangka pendek, namun hal ini harus memperhatikan kondisi lahan dan hasil pertanian pada jangka panjang. Pengendalian hama perlu diberlakukan lebih bijak seperti penggunaan hewan predator, jarak tanam, dan penggunaan bahan organik berupa Mol.

  4. Penggunaan metode tanam SRI dapat diterapkan dengan harapan untuk menghasilkan produk yang seimbang antara kualitas dan kuantitasnya.

  5. Pelaku pertanian perlu mengembangkan kembali organisasi yang mampu dan unggul pada industri pertanian, dalam menghasilkan sumber produksi pertanian.

Dokumen yang terkait

BAB 4 IDENTITAS TERITORIAL DI NEGRI HATUNURU - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

1 1 28

BAB 5 IDENTITAS TERITORIAL DAN RESISTENSI MASYARAKAT HATUNURU - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

1 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identitas Teritorial: Studi tentang Identitas Teritorial di Negri Hatunuru

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The High School Students’ Attitude towards Learning English

0 0 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Factors Leadingto Speaking Anxiety and Strategies to Overcome The Anxiety

0 0 47

Bab 1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Sistem Budidaya Padi dengan Metode System Rice Intensification dalam Pertanian: Studi pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Ringgit Kecamatan Ngo

0 0 8

Bab 2 Kajian Literatur - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Sistem Budidaya Padi dengan Metode System Rice Intensification dalam Pertanian: Studi pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Ringgit Kecamatan N

0 0 16

Bab 3 Metodologi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Sistem Budidaya Padi dengan Metode System Rice Intensification dalam Pertanian: Studi pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Ringgit Kecama

0 1 6

Bab 4 Analisis Data dan Pembahasan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Sistem Budidaya Padi dengan Metode System Rice Intensification dalam Pertanian: Studi pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Ringgit

0 0 38