KATA PENGANTAR - Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pasien Berdasarkan Hukum Positif Indonesia(Studi Padaunit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat, rahmat dan kasih karuniaNya tidak terhingga yang telah memberikan penulis kekuatan dan inspirasi yang terbaik sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PASIEN BERDASARKAN HUKUM POSITIF INDONESIA(Studi padaUnit Pelayanan Teknis BalaiKesehatan Indera Masyarakat Medan)”. Penulisan skripsi ini membahas tentang bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien sebagai konsumen pelayan jasa medis yang ditinjau dari beberapa hukum positif Indonesia. Untuk memperoleh informasi dan data-data dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada Unit Pelayanan Teknis Kesehatan Indera Masyarakat sebagai objek dalam penelitian ini.

  Penulisan skripsi ini juga merupakan salah satu syarat bagi setiap mahasiswa untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dalam perjalanan hidup ini, penulis juga bersyukur atas berkah yang dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa dalam memberikan jalan kehidupan bagi setiap umat manusia, yaitu dari jalan hidup yang berat menuju jalan hidup yang ringan melalui kebenaran dan ilmu pengetahuan bermanfaat yang disinari oleh iman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyaknya kekurangan, baik itu disebabkan literatur maupun pengetahuan penulis sehingga pembuatan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Dengan lapang hati penulis selalu menerima kritik, saran maupun masukan yang bersifat mendidik dan membangun dari berbagai pihak. i ii Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan, semangat, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.

  Prof. Dr. Runtung,S.H.,M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 2. Prof. Dr. Budiman Ginting,S.H.,M.Hum.,selaku Wakil Dekan I Fakultas

  Hukum Universitas Sumatera Utara; 3. Bapak Syafruddin Hasibuan,S.H.,M.H.,DFM.,selaku Wakil Dekan II Fakultas

  Hukum Universitas Sumatera Utara; 4. Bapak Dr. O.K. Saidin, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas

  Hukum Universitas Sumatera Utara; 5. Bapak Dr. Hasim Purba, S.H., M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum

  Keperdataan; 6. Bapak elaku Ketua Program Kekhususan

  Perdata BW 7. Ibu Rabiatul Syahriah, S.H., M.Hum., sebagai Sekretaris Departemen Hukum

  Perdata Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utarasekaligus merupakan Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing, memberi nasehat dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini; 8. Bapaelaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu beliau kepada penulis untuk membimbing, memberi nasehat dan motivasi dalam proses pengerjaan skripsi ini; 9. Bapak Alwan, S.H., M.Hum., selaku Dosen Penasehat Akademik penulis;

  10. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara seluruhnya yang telah mendidik danmembimbingpenulis selama tujuh semester dalam menempuh pendidikan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 11. Teristimewakan kepada orang tuaku tercinta yaitu Papa (P.Manurung,S.H.)

  ,Mama (M.Simbolon,S.H.),abangku (Rinward Ondolan Pengayoman,S.H.) ,adik-adikku (Chandra David Hasudungan Manurung,Tirta Sari Tiarasi Manurung, Patricia Mora Manurung),dan keluarga besarkuterima kasih atas dorongan motivasi serta cinta dan kasih sayang yang telah diberikandalam keseharian hidup penulis; 12. Kepada pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan yang telah memberikan kesempatan pada penulis melaksanakan riset dengan wawancara untuk penyelesaian skripsi penulis ini; 13. Kepada teman-teman sekalian yaituUnam Group (Kak Meita, Kak Haspeni,

  Afryna, Grace, Eskhana, Dewek, Emilia, Engelina, Gratia dan Martina),Pom2

  Group (Intan, Emma, Citra, Jhon Willy, Putri, Imelda, Octaviana, Novia

  Utami, Ari Pareme, Rurin, Kristy Emelia, Gabeta dan Dyah) , Rise and Shine (Kak Haspeni, Dewek dan Grace), Komunitas Peradilan Semu FH USU, Pelayan dan Seksi Acara Natal FH USU 2014, teman-teman kelas Grup A, teman-teman Grup Perdata BW dan seluruh teman-teman stambuk 2011 yang tidak dapat penulis sebut satu per satu, terima kasih atas doa dan juga dukungan semangat dalam perkuliahan selama ini; iii iv 14. Terima kasih kepada para mooters Komunitas Peradilan Semu FH USU, delegasi FH USU NMCC UNNES dan delegasi FH USU NMCC UNDIP yang telah memberikan banyak pembelajaran. Salam mooters! 15.

  Kepada Kak Mentari H.,S.H, Kak Deni Yanti,S.H., Bang Togi Sirait,S.H. terimakasih atas doa dan dukungan semangat dalam perkuliahan selama ini.

  16. Kepada seseorang disana yang selalu mendukung dengan kasih dan memberikan motivasi kepada penulis selama proses perkuliahan hingga proses penulisan skripsi ini selesai.

  17. Dan segenap pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas doa dan dukungan semangat yang dibagikan bersama.

  Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Bila ada kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata penulis memanjatkan doa dan puji kehadiratNya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

  Medan,Maret 2015

KARTIKA.P.L.M 110200071

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang ...............................................................................

  B.

  Permasalahan.................................................................................. 10 C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 10 D.

  Manfaat Penulisan .......................................................................... 11 E. Metode Penelitian........................................................................... 12 F. Keaslian Penulisan ......................................................................... 15 G.

  Sistematika Penulisan .................................................................... 16 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN .........................

  18 A. Pengertian perjanjian ..................................................................... 18 B.

  Asas umum dan unsur-unsur dalam suatu perjanjian .................... 21 C. Macam-macam perjanjian dan syarat sahnya suatu perjanjian ..... 26 D. Pembatalan dan pelaksanaan perjanjian ........................................ 38 E. Wanprestasi dan perbuatan melawan hukum ................................ 41

  BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN TERAPEUTIK (TRANSAKSI MEDIS) .......................................

  52 A. Pengertian perjanjian terapeutik .................................................... 52 B.

  Unsur-unsur perjanjian terapeutik ................................................. 55 C. Syarat sah dan dasar hukum perjanjian terapeutik ........................ 56 D. Para pihak dalam perjanjian terapeutik ......................................... 63 E. Inform Consent (Persetujuan Tindakan Medis) ............................ 65 v

  BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PASIEN BERDASARKAN HUKUM POSITIF INDONESIA PADA UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI KESEHATAN INDERA

MASYARAKAT MEDAN ..............................................................

  70 A. Bentuk hubungan hukum antara pasien dan dokter pada Unit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan ....

  70 B. Pertanggungjawaban apabila terjadi wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian pada pasien ......

  80 C. Penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh oleh para pihak .......

  83 D. Perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien sebagai konsumen pelayanan medis berdasarkan hukum positif Indonesia pada Unit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan ....

  87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 103 A. Kesimpulan .................................................................................... 103 B. Saran ............................................................................................... 104

  DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106 LAMPIRAN A.

  Hasil Wawancara B. Bentuk Catatan Rekam Medis UPT Kesehatan Indera MasyarakatMedan.

  C.

  Surat Informed Consent UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan vi

BAB.I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Negara Indonesia merupakan negara hukum.Hukum merupakan keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam suatu kehidupan bersama; keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.Wirjono Projodikoro menyebutkan bahwa hukum adalah rangkaian peraturan-peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota masyarakat,sedangkan satu-satunya tujuan hukum ialah mewujudkan

  

  keelamatan,bahagia dan tata tertib dalam masyarakat itu. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya hukum memegang peranan penting dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Hukum tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.Hal itu juga didasari adanya kepentingan masyarakat yang mempengaruhinya.Kita sebagai manusia selalu dikelilingi oleh bahaya yang mengancam kepentingan kita tersebut. Kepentingan dari perorangan dan kepentingan golongan-golongan manusia selalu akan bertentangan satu sama lain.

   Hal ini akan diakhiri dengan timbulnya suatu pertikaian. Dalam hal inilah hukum

  sangat diperlukan untuk mengatur serta menimbang kepentingan-kepentingan tersebut demi mewujudkan suatu perdamaian dalam masyarakat bernegara.

  1 Wirjono Projodikoro,Perbuatan Melanggar Hukum Perdata dari Sudut Hukum Perdata, Mandar Maju, Bandung, 2000, hlm.3. 2 L.J.Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, PT.Pradnya Paramita, Jakarta,2009, hlm.11.

  1 Masyarakat awam cenderung memandang bahwa bila berbicara mengenai hukum hanya mengarah pada peraturan perundang-undangan yang berujung pada pencapaian suatu keadilan dalam hubungan masyarakat.Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak dibicarakan sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum.

  Tujuan hukum bukan hanya keadilan, tetapi juga kepastian hukum dan kemanfaatan hukum.Idealnya, hukum memang harus mengakomodasikan ketiganya.Ketiga tujuan hukum ini sangat berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Adil atau keadilan adalah menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain yaitu bersentuhan dengan hak dan kewajiban.Bagaimana pihak-pihak yang saling berhubungan mempertimbangkan haknya yang kemudian dihadapkan dengan kewajibannya. Dalam hal inilah keadilan itu berfungsi.Kemanfaatan hukum perlu diperhatikan karena semua orang mengharapkan adanya manfaat dalam pelaksanaan penegakan hukum.Jangan sampai penegakan hukum justru menimbulkan keresahan.Adanya kepastian hukum merupakan harapan bagi pencari keadilan terhadap tindakan sewenang-wenang dari aparat penegak hukum yang terkadang selalu arogansi dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum. Karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan kewajiban menurut hukum.Jadi pada intinya ketiga unsur tujuan hukum tersebut diatas haruslah mendapat perhatian secara proporsional yang seimbang.

  Berbicara mengenai hukum maka juga bersinggungan dengan sistem hukum yang merupakan suatu susunan dari aturan-aturan hidup yang keseluruhannya terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain. Menurut Friedman, sistem hukum adalah suatu sistem yang meliputi substansi, hukum, dan budaya hukum. Dalam hal ini ada 2 sistem hukum yang lebih menonjol di mata hukum diseluruh dunia, yaitu sistem hukum Eropa Kontinental dan sistem hukum Anglo Saxon.Sistem hukum Eropa Kontinental, sistem hukum ini berkembang di Eropa daratan seperti Belanda, Prancis dan termasuk Indonesia.Sistem hukum ini disebut juga dengan Civil Law.Sistem hukum ini mengutamakan hukum yang memperoleh kekuatan hukum yang meningkat karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistematis didalam kodifikasi (pembukuan).Sedangkan sistem hukum Anglo Saxon merupakan sistem hukum yang berkembang di Inggris, kemudian meluas ke Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.Sistem hukum ini disebut juga dengan

  Common Law .Sumber sistem hukum terdiri dari yurisprudensi, kebiasaan-

  kebiasaan, peraturan administrasi negara.Fungsi hukum pada sistem hukum ini, tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan menafsirkan peraturan- peraturan hukum saja, melainkan perannya sangat besar, yaitu membentuk seluruh tata kehidupan masyarakat.

  Perkembangan hukum tidak dapat dilepaskan dari sistem hukum yang dianut oleh suatu negara atau masyarakat.Dalam hubungan perkembangan hukum tersebut juga tidak terlepas dari perkembangan ilmu-ilmu lain seperti kesehatan (kedokteran) .Maka dengan sendirinya hukum kesehatan berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Hukum kesehatan (public health law) lebih banyak mengatur hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan atau hukum kesehatan dapat dibatasi pada hukum yang mengatur antara pelayanan kesehatan dokter, rumah sakit, puskemas dan tenaga-tenaga kesehatan lain dengan pasien.

  Dalam kondisi sehat, orang dapat berpikir dan melakukan segala aktivitasnya secara optimal dan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupannya. Bila kesehatan seseorang terganggu, maka mereka akan melakukan berbagai cara untuk dapat mengembalikan kesehatannya seperti semula. Salah satunya adalah dengan cara berobat pada sarana-sarana pelayanan kesehatan yang tersedia. Upaya penyembuhan tersebut perlu didukung dengan sarana pelayanan kesehatan yang baik dan harus didasari dengan suatu sistem pelayanan medis yang baik pula dari sarana pelayanan kesehatan tersebut.

  Mengingat bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, maka sangat diperlukan suatu hukum yang mengatur segala tindakan medis yang terjalin dalam hubungan antara pihak tenaga medis dengan para pasien.Hubungan antara pihak tenaga medis dan para pasien adalah mencakup adanya hak dan kewajiban antara pasien dan tenaga medis dalam melakukan suatu tindakan medis.Hak dan kewajiban tersebut seyogyanya dilaksanakan seadil- adilnya sesuai dengan undang-undang berlaku yang mengaturnya.

  Perkembangan teknologi yang semakin pesat sejalan pula dengan semakin berkembangnya instrumen-instrumen serta pengetahuan yang digunakan dalam melakukan tindakan medis.Perkembangan ini seiring dengan semakin banyaknya pula kasus-kasus yang bermunculan di tengah masyarakat tentang kelalaian dan kesalahan dalam melakukan suatu tindakan pelayanan medis.Kelalaian dalam melakukan tindakan medis itu sering disebut dengan tindakan malpraktek.Sudah tidak asing lagi di telinga kita dengan istilah malpraktek dalam dunia kesehatan.Berdasarkan pengertiannya bahwa malpraktek adalah tindakan profesional yang tidak benar atau kegagalan untuk menerapkan keterampilan profesional yang tepat oleh profesional kesehatan seperti dokter, ahli terapi fisik, atau rumah sakit.Malpraktik mengharuskan pasien membuktikan adanya cedera

  

  dan bahwa hal itu adalah hasil dari kelalaian oleh profesional kesehatan. Valentin

  

v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de Los Angeles , California, 1956

  memberikan defenisi malpraktek dengan suatu kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau

   orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama.

  Banyaknya kasus-kasus tentang malpraktek yang pada akhirnya berujung pada kerugian yang dirasakan oleh salah satu pihak, dalam hal ini pasienlah merupakan pihak yang rentan mengalami kerugian dalam dunia pelayanan kesehatan.Seiring dengan keadaan tersebut, setiap masyarakat seharusnya dituntut untuk lebih peka terhadap aturan yang mengatur tentang hubungan antara tindakan tenaga pelayanan medis dan pasien. Hal itu dihimbau agar terkhususnya para pasien mengerti akan peran dan tindakan yang akan dilakukan apabila terjadi malpraktek yang mengakibatkan kerugian pada dirinya. Semakin sadar masyarakat akan aturan hukum, semakin mengetahui mereka akan hak dan kewajibannya dan semakin luas pula suara-suara yang menuntut agar hukum memainkan peranannya di bidang kesehatan.

  Adapun salah satu langkah hukum yang dapat diambil oleh para pasien korban malpraktek adalah dengan melayangkan gugatan kepada lembaga peradilan yang berwenang akan hal tersebut. Gugatan ini pada intinya menuntut 3

  http://kamuskesehatan.com/arti/malpraktik, diakses tanggal 20 September 2014,pukul

20.00WIB

  4 Agung Rakhmawan,http://agungrakhmawan.wordpress.com/2009/06/20/malpraktekdala mpelayanan-kesehatan/,Malprak- tek Dalam Pelayanan Kesehatan, diakses pada tanggal 11 Agustus 2010. pertanggungjawaban dari pihak tenaga pelayan medis.Sudah seharusnya pula pihak tenaga pelayan medis memberikan pertanggungjawaban yang sepantasnya sesuai dengan aturan dan undang-undang yang mengaturnya.Gugatan dari pihak pasien untuk meminta pertanggungjawaban dari dokter maupun pihak rumah sakit didasarkan pada Pasal 1239 KUHPerdata yaitu “...apabila si berutang tidak

  

memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban

   memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga....” dan pada Pasal 1365

  KUHPerdata yaitu “ Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian

  

kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan

   kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

  Hubungan antara pasien dengan pihak tenaga pelayanan medis pada dasarnya mengacu pada adanya hubungan perjanjian antara kedua belah pihak yang bersepakat sebelum dilakukan atau diambilnya suatu tindakan medis. Menurut Pasal 45 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, perikatan yang terjadi di antara tenaga kesehatan dengan pasien merupakan suatu bentuk persetujuan dari pasien sebelum tenaga kesehatan melakukan tindakan medis kepada pasien. Tindakan medis tersebut yang mengandung risiko yang tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Adanya suatu perikatan, diharapkan pasien atau keluarga pasien pun dapat lebih mengerti pada risiko yang akan terjadi.

  Dalam praktiknya istilah kontrak dan perjanjian terkadang membuat pandangan yang begitu rancu mengenai pemaknaan kedua istilah 5 R. Subekti & R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ,Pradnya

  Paramita,2004, hlm .324 6 Ibid , hlm .346

  tersebut.Sehingga di kalangan para ahli memberikan pendapat yang berbeda-beda mengenai kedua istilah tersebut.Subekti mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengertian kedua istilah ini.Menurut Subekti istilah kontrak mempunyai pengertian yang lebih sempit karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan

  

  yang tertulis. Sedangkan sarjana lain seperti Pothier tidak memberikan pembedaan antara kontrak dengan perjanjian, namum membedakan pengertian

  contract dan convention (pacte). Disebut convention (pacte) yaitu perjanjian

  dimana dua orang atau lebih menciptakan,menghapuskan (opheffen), atau mengubah (weijzegen) perikatan. Sedangkan contract adalah perjanjian yang

  

  mengharapkan terlaksanakannya perikatan. Dalam Kitab UU Hukum Perdata

  

(Burgerlijk Wetboek) pada Pasal 1313 merumuskan mengenai pengertian dari

  kontrak atau perjanjian adalah “ Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan

  

mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau

lebih.“ Dari defenisi Pasal 1313 KUH Perdata ini apabila diperhatikan banyak

  mempunyai kelemahan dan kurang jelas. Kelemahan defenisi perjanjian pada

Pasal 1313 KUH Perdata ini adalah: 1. Tidak jelas karena perbuatan ada dua macam yaitu perbuatan biasa dn perbuatan hukum.

  2. Subjek hukum tidak hanya orang, melainkan juga badan hukum.

  3. Perjanjian tidak hanya sepihak melainkan juga ada perjanjian timbal

   balik.

  7 8 R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Intermasa, 1996, hlm.1.

  Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Hukum Perikatan, Surabaya, Bina Ilmu, 1978, hlm.84. 9 Sunarto Ady Wibowo, Hukum Kontrak Terapeutik di Indonesia, Pustaka Bangsa Press,Medan, 2009, hlm.17. Dilandaskan pada pemahaman perjanjian atau kontrak yang telah dirumuskan dalam Pasal 1313 BW, maka pada dasarnya penulis akan menggunakan kedua istilah tersebut dalam penulisan skripsi ini. Hal ini bukan mengartikan bahwa penulis tidak konsisten dengan penggunaan kedua istilah tersebut, tetapi semata-mata untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap rangkaian kalimat yang disusun.

  Adapun yang menjadi alasan mengapa hubungan tenaga medis dan pasien mengacu pada titik adanya suatu perjanjian yang terjalin antara keduabelah pihak karena adanya kesanggupan dari dokter untuk mengupayakan kesehatan dan kesembuhan pasien.Pasien berinisiatif sendiri untuk mendatangi pihak tenaga medis untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudian pihak medis mengambil langkah atau tindakan medis yang sesuai dengan kebutuhan si pasien berdasarkan perjanjian tertulis yang disepakati oleh keduabelah pihak. Hubungan hukum ini bersumber pada kepercayaan pasien terhadap dokter, sehingga pasien bersedia memberikan persetujuan tindakan medis (Informed Consent), yaitu suatu persetujuan pasien untuk menerima upaya medis yang akan dilakukan terhadapnya. Hubungan hukum dokter atau dokter gigi dan pasien yang terjadi karena undang-undang memberikan kewajiban kepada dokter atau doktergigi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Artinya untuk terjadinya hubungan hukum ini tidak diperlukan prakarsa bahkan partisipasi pasien.

  Hubungan-hubungan hukum seperti ini terjadi misalnya pada keadaan emergensi yang tidak memungkinkan meminta persetujuan pasien untuk terjadi pelayanan kesehatan, padahal undang-undang memerintahkan kepada dokter atau dokter gigi

   memberikan pertolongan.

  Hubungan hukum mengenai pelayanan kesehatan tidak juga hanya berporos pada hubungan antara tenaga medis dan pasien saja. Namun pada dasarnya, rumah sakit,puskesmas,unit pelayanan teknis kesehatan lainnya juga sangat berpengaruh terhadap hubungannya dengan tindakan medis yang dilakukan tenaga medis terhadap pasien. Pihak lembaga pelayanan kesehatan tersebut harus juga memperhatikan seiring tindakan tenaga medis yang sebagaimana diatur dalam etika profesi seorang tenaga medis baik itu dokter umum maupun dokter spesialis.Pihak rumah sakit, puskesmas, unit pelayanan teknis kesahatan lainnya diharapkan juga mampu memahami konsumennya secara keseluruhan serta mampu menerapkan perlindungan terhadap hak-hak pasien sebagai konsumen jasa medis.

  Secara umum perlindungan hukum diberikan kepada subjek hukum ketika subjek hukum yang bersangkutan bersinggungan dengan peristiwa hukum.

  Perlunya perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien apabila terjadi suatu kelalaian dalam tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga medis serta banyaknya kasus-kasus tentang malpraktek medis, menjadi suatu alasan utama untuk membuat tulisan yang membahas tentang perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien yang lebih terfokus tidak hanya kepada pandangan hukum perdata saja namun juga bagaimana UU Perlindungan Konsumen, UU tentang Kesehatan dan UU tentang Kedokteran dan hukum pidana menelusuri tentang perlindungan hak-hak pasien yang dimaksud tersebut. 10 Syahrul Machmud, Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek , Penerbit Mandar Maju, Bandung, 2008, hlm. 49.

B. Permasalahan

  Permasalahan perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien berdasarkan hukum positif indonesia meliputi hal-hal berikut :

1. Bagaimana bentuk hubungan hukum antara pasien dan dokter pada

  Unit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan? 2. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban pihak UPT Kesehatan Indera

  Masyarakat Medan jika terjadi suatu wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian terhadap pihak pasien? 3. Bagaimana proses penyelesaian sengketa antara pasien dan dokter? 4. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien sebagai konsumen pelayanan medis pada Unit Pelayanan Teknis Balai

  Kesehatan Indera Masyarakat Medan?

C. Tujuan Penulisan

  Prof. Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Penelitian Hukum” menyebutkan bahwa langkah-langkah selanjutnya setelah merumuskan masalah adalah merumuskan tujuan penelitian.Tujuan penelitian dirumuskan secara deklaratif dan merupakan pernyataan-pernyataan tentang apa

   yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut.

  Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1.

  Untuk mengetahui bentuk hubungan antara pihak dokter dan pasien dalam bidang pelayanan medis.

11 Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm.118.

  2. Memberikan pengetahuan hukum mengenai bentuk pertanggungjawaban tenaga kesehatan terhadap kerugian yang diderita oleh pasien akibat wanprestasi dan perbuatan melawan hukum.

  3. Memperkaya pengetahuan mengenai proses penyelesaian sengketa antara pasien dan dokter

  4. Untuk mengetahui substansi materi dan konsep aturan yuridis tentang bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien dalam bidang pelayanan medis.

D. Manfaat Penulisan

  Salah satu faktor pemilihan masalah dalam penelitian ini bahwa penelitian ini dapat bermanfaat karena nilai dari sebuah penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat diambil dari adanya penelitian tersebut. Berikut manfaat yang diharapkan dari rencana penulisan ini antara lain :

1. Manfaat Teoretis

  Adapun yang menjadi manfaat teoretis dari rencana penulisan ini sebagai berikut : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya.

  b. Guna memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan tentang perlindungan hukum terhadap hak-hak pasien sebagai konsumen jasa pelayanan medis. c. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian- penilitian sejenis untuk tahap berikutnya.

  2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Manfaat praktis dari rencana penulisan ini sebagai berikut :

  1. Menjadi wahana bagi peneliti untuk mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir sekaligus untuk mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

  2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi masukan kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait dengan permasalahan yang diteliti dan dapat dipakai sebagai sarana yang efektif dan memadai dalam upaya mempelajari dan memahami ilmu hukum, khususnya Hukum Perdata dalam hal perlindungan pasien.

E. Metode Penelitian

  Menurut Soerjono Soekanto, penelitian dimulai ketika sseorang berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara sistematis dengan metode dan teknik tertentu yang bersifat ilmiah, artinya bahwa metode atau teknik yang digunakan tersebut bertujuan untuk satu atau beberapa gejala dengan jalan menganalisanya dan dengan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas masalah-masalah yang

   ditimbulkan faktor tersebut.

  1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian yuridis normatif dan penelitian yuridis empiris. Pada penelitian yuridis normatif yang diteliti hanya bahan pustaka atau data sekunder, yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Pada penelitian yuridis empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian

  

  terhadap data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat. Penelitian yuridis normatif yaitu dengan melakukan analisis terhadap permasalahan dengan pendekatan asas-asas hukum serta mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.Penelitian yuridis empiris yaitu dengan melakukan penelitian secaralangsung pada Unit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Unit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera

  Masyarakat Medan sebagai sebagai salah satu instansi dibawah naungan dinas kesehatan yaitu sebuah unit pelayanan kesehatan khusus untuk bagian indera.Oleh karena itu, peneliti memilih lokasi Unit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan untuk dijadikan lokasi penelitian.

  3. Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. 12 Khudzaifah Dimyati & Kelik Wriono, Metode Penelitian Hukum ,Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2004, hlm.1. 13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 2012,hlm. 52

  a.

  Data primer Metode pengumpulan data primer yaitu data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Sumber data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-pihak atau instansi-instansi yang terkait dengan objek yang diteliti secara langsung yaitu melalui wawancara dengan responden pada UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan.

  b.

  Data sekunder Data sekunder adalah merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui penelusuran bahan-bahan kepustakaan secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder mencakup: 1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, mulai dari KUHPerdata, KUHP, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang

  Perlindungan Konsumen, Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,dan UU Praktik Kedokteran.

  2) Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dengan menganalisa serta memahami bahan hukum primer. 3) Bahan hukum tertier, yaitu yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data a.

  Library Research (Studi Kepustakaan), yaitu mempelajari dan menganalisis secara sistematika peraturan perundang-undangan, buku- buku, maupun sumber lainnya yang memiliki hubungan dengan isi skripsi ini.

  b.

  Field Research (Studi Lapangan), yaitu penelitian yang dilaksanakan langsung ke lapangan melalui wawancarakepada pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan.

  4. Analisa data Analisis data dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan data kualitatif, yaitu suatu analisis data yang secara jelas serta diuraikan ke dalam bentuk kalimat sehingga dapat diperoleh gambaran dan maksud yang jelas yang berhubungan dengan skripsi ini.Data dalam skripsi ini merupakan hasil wawancara dari pihak UPT Kesehatan Indera Masyarakat Medan.

F. Keaslian Penulisan

  Skripsi ini berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pasien Sebagai Konsumen Berdasarkan Hukum Positif Indonesia”.Hal ini telah disetujui oleh Ketua Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan telah melalui tahap pengujian kepustakaan. Berdasarkan penelusuran kepustakaan oleh pihak Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atau Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maka judul skripsi ,tesis yang telah ada di Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum USU atau Pusat Dokumentasi dan Informasi FH USU adalah :

  Nama : Wanelfi Simangunsong Nim : 080200225 Judul : Perlindungan hukum terhadap pasien sebagai konsumen jasa di bidang pelayanan medis Nama : Rizky Wirdatul Husna Nim : 080200222 Judul : Perlundungan hukum pasien pengguna Jamkesmas dalam pelaksanaan kesehatan di RSUP H.Adam Malik Medan.

  Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, peraturan perundang-undangan dan literatur-literatur yang sesuai dengan kajian permasalahan dalam penulisan skripsi ini, sehingga hasil kajian dalam skripsi ini dapat dikatakan aktual dan asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi,penulisan hukum ini akan dibagi menjadi lima bab, yaitu :

  I. PENDAHULUAN Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, permasalahan,tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.

  II. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN Adapun yang mendasari penulisan ini adalah mengenai penjelasan tentang pengertian perjanjian, asas dan unsur-unsur perjanjian, macam-macam perjanjian, pelaksanaan perjanjian, wanprestasi serta perbuatan melawan hukum.

II. TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN TERAPEUTIK

  (TRANSAKSI MEDIS) Bab ketiga ini menguraikan secara detail mengenai pengertian unsur- unsur, syarat sah,dasar hukum,para pihak dalam perjanjian terapeutik serta menguraikan tentang persetujuan tindakan medis yang sering disebut dengan istilah Informed consent.

  IV.PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PASIEN BERDASARKAN HUKUM POSITIF INDONESIA PADA UNIT PELAYANAN TEKNIS BALAI KESEHATAN INDERA MEDAN

  Bab ini merupakan suatu hasil dari penelitian yang dilakukan serta membahas mengenai bagaimana bentuk hubungan antara pasien dan dokter pada UPT Balai Kesehatan Indera Medan, pertanggungjawaban apabila wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian pada pasien, penyelesaian sengketa serta bentuk perlindungan hukum terhadap pasien sebagai konsumen pelayanan medis.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham - Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Industri Manufaktur Tekstil dan Garmen Yang Ter

0 0 25

Analisis Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, EVA, Dividend Payout Ratio Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Industri Manufaktur Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Perkembangan Pembangunan di Kabupaten Dairi Tahun 2011-2013

4 17 28

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Keberhasilan otonomi daerah tidak lepas dari kemampuan bidang - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 18

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 16

A. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut - Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

0 1 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Karies - Perbedaan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Pengalaman Karies Pada Siswa Pendidikan Formal (Sdit Alif) Dan Nonformal (Sd Yayasan Amal Shaleh) Di Kecamatan Medan Polonia

0 2 19

Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pasien Berdasarkan Hukum Positif Indonesia(Studi Padaunit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan)

0 0 13

Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pasien Berdasarkan Hukum Positif Indonesia(Studi Padaunit Pelayanan Teknis Balai Kesehatan Indera Masyarakat Medan)

0 0 34