Persamaan diatas ditranformasikan ke dalam bentuk logaritma natural sehingga menjadi: ln π = ln α + ∑αi ln Pi + ∑βj ln Xj ln π = ln α + α1 ln P1 + α

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Teori Produksi

  Menurut Sudarman (2004) untuk menganalisis proses produksi baik secara fisik maupun dalam hubungan dengan ongkos produksi, maka akan lebih mudah bila faktor produksi diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1.

  Faktor produksi tetap adalah faktor produksi dimana jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidak dapat diubah secara cepat, bila keadaan pasar menghendaki perubahan output. Kenyataannya tidak ada faktor produksi yang bersifat tetap secara mutlak, tetapi untuk penyederhanaan analisis, pada umumnya dianggap ada beberapa faktor produksi yang bersifat tetap. Misalnya luas lahan.

  2. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi dimana jumlahnya dapat diubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalnya tenaga kerja, pupuk, bibit, dan pestisida. Sejalan dengan pembagian faktor produksi menjadi faktor produksi bersifat tetap dan variabel, maka ahli ekonomi sering membagi kurun waktu produksi menjadi dua macam, yaitu: 1.

  Jangka pendek (short run) adalah menunjukan kurun waktu dimana salah satu faktor produksi lebih bersifat tetap.

2. Jangka panjang (long run) adalah kurun waktu dimana semua faktor produksi adalah bersifat variabel.

2.1.2. Fungsi Produksi

  Dalam pembicaraan mengenai teori produksi hal yang selalu mendapat tekanan adalah jumlah output selalu tergantung atau merupakan fungsi dari faktor- faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan antara output yang dihasilkan dan faktor-faktor produksi yang digunakan ini sering dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (production function) (Sudarman, 2004).

  Fungsi produksi adalah suatu skedul (tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimal yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Singkatnya, fungsi produksi adalah katalog dari kemungkinan hasil produksi (Sudarman, 2004).

  Menurut Budiono (2002) dalam Larsito (2005) Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis, yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi Produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan kombinasi penggunaan input-input.

  Pendekatan dengan menggunakan fungsi produksi secara luas banyak dipergunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan suatu pembahasan mengenai ekonomi produksi, khususnya dalam bidang pertanian (Larsito, 2005).

  Faktor produksi menunjukan sifat perkaitan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal dengan istilah input, dan jumlah produksi disebut output (Sukirno, 2001).

  Mubyarto (1989) di dalam ekonomi kita kenal apa yang disebut fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor (input). Dalam bentuk matematik sederhana fungsi produksi dituliskan sebagai berikut:

  Y = f (X 1 , X 2 n ) ……X

  dimana: Y : hasil produksi fisik

  X

  1 ...X n : faktor-faktor produksi 2.1.3.

   Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas

  Bagi seorang petani, analisis pendapatan (keuntungan) membantu untuk mengukur apakah usahataninya pada saat itu menguntungkan atau tidak menguntungkan (Tiku, 2008). Oleh karena itu disini menggunakan teori fungsi keuntungan Cobb-Douglas.

  Menurut Soekartawi (2003) dalam Larsito (2005) fungsi produksi Cobb- Douglas dikembangkan oleh para peneliti, sehingga namanya bukan saja fungsi produksi, tetapi fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Hal ini menjadi indikasi bahwa fungsi Cobb-Douglas dianggap penting. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, yang secara matematik fungsi keuntungan Cobb-Douglas dituliskan sebagai berikut:

  αi βj Persamaan diatas ditranformasikan ke dalam bentuk logaritma natural sehingga menjadi:

   ln P ln X i i j j ln π = ln α + ∑α + ∑β 1 ln P

  1 2 ln P

  2 3 ln P

  3 4 ln P

  4 5 ln X + D + e ln π = ln α + α + α + α + α + α

  dimana: π : pendapatan (Rp/luas lahan usahatani) α : intersep

  e : kesalahan (error)

  : parameter input variabel α i P

  1 : harga benih (Rp/harga output)

  P

  2 : harga pupuk (Rp/harga output)

  P : harga pestisida (Rp/harga output)

  3 P 4 : upah tenaga kerja luar keluarga (Rp/harga output)

2 X : luas lahan (m )

  D : dummy keikut sertaan petani dalam program PUAP 1 : PUAP, 0: non-PUAP

2.1.4. Biaya Produksi dan Penerimaan 1.

  Biaya Produksi Biaya produksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya tetap seluruhnya dan biaya variabel seluruhnya merupakan biaya total produksi, yang ditulis dengan rumus:

  TC = TFC + TVC

  dimana: TC : biaya total (total cost) TFC : total biaya tetap (total fixed cost) TVC : total biaya variabel (total variabel cost)

  Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu kali musim tanam yang terdiri dari sewa lahan. Sedangkan biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya yang digunakan untuk membeli atau menyediakan bahan baku yang habis per musim tanam yang terdiri dari biaya pupuk, benih, pestisida, dan upah tenaga kerja luar keluarga (Hernanto, 1989).

2. Penerimaan Usahatani

  Menurut Hernanto (1993) dalam Paulus (2015) penerimaan usahatani yaitu hasil perkalian antara total produksi yang diperoleh dengan harga jual dihitung dengan rumus:

  TR = Q.P

  dimana: TR: total penerimaan (total revenue) Q : jumlah/kuantitas padi dalam sekali musim tanam P : harga padi (price) 2.1.5.

   Pendapatan Usahatani

  Mosher dalam Mubyarto (1989) memberikan definisi farm (yang diterjemahkan oleh Krisnandi menjadi usahatani) sebagai suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau majajer yang digaji. Usahatani adalah himpunan sumber-sumber alam yang terdapat dialam yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti sumber daya lahan, tenaga kerja dan modal. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.

  Menurut Sudarman (1990) pendapatan (keuntungan) usahatani adalah selisih antara penerimaan total yang diperoleh dengan pengeluaran total yang dikeluarkan.

  Menurut Winardi (1998) dalam Danamik (2014) pendapatan menunjukkan

seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau

jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu

pada suatu kegiatan ekonomi. Suatu kegiatan ekonomi, tidak terlepas dari prinsip

  ekonomi dimana segala tindakan dilakukan dengan pertimbangan biaya yang harus dikeluarkan dengan pendapatan yang harus diterima (Dharmaningtyas, 2011). Menurut Sudarman (1990) pendapatan usahatani dihitung dengan rumus:

  π = TR-TC

  dimana: π : pendapatan TR : total penerimaan (total revenue) TC : total biaya (total cost)

  2.1.6. Analisis Perbandingan

  Menurut Soekartawi dkk. (2011) analisis perbandingan adalah cara menilai penampilan suatu usahatani. Ada dua cara yang harus dibedakan satu dengan lainnya, yaitu:

  1. Metode Khusus yaitu membandingkan penampilan usahatani terhadap ukuran baku. Ukuran baku yang digunakan yaitu seperti produktivitas, atau penggunaan faktor produksi, selain itu ukuran baku lainya dapat dinyatakan dengan nilai uang seperti marjin kotor per hektar, pendapatan bersih per hektar.

  2. Metode Umum yaitu menyajikan hasil survei dalam bentuk tabel atau gambar.

  2.1.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani

  Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani di Dukuh Legok, Kauman Kidul, Salatiga yaitu sebagai berikut: a.

  Harga Benih Harga benih adalah harga yang digunakan petani pada saat penelitian berlangsung, benih ini yang nantinya dijadikan bibit. Menurut Cahyono (2010) bibit padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasan benih. Mutu benih padi dibagi menjadi: 1)

  Benih bersertifikat sistem pembenihan yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian laboratories dari instansi yang berwenang memenuhi standar yang ditentukan. 2)

  Benih tidak bersertifikasi yaitu benih yang dikelola petani yang biasanya petani menyisihkan hasil panen yang lalu untuk bibit tanaman berikutnya.

  Jika tidak petani membeli gabah dari petani lain untuk dijadikan bibit. Bibit yang dibuat petani kurang berkualitas dan kadang hasil produksinya kurang standar (jika dilihat dari luas lahan).

  b.

  Harga Pupuk Harga pupuk adalah harga beli yang digunakan petani pada saat penelitian

  Menurut AAK (1990) dalam Cahyono (2010) kebutuhan unsur hara pada tanaman.

unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada

pada tanah yang diperlukan tanaman. Tujuan penggunaan pupuk adalah untuk

mencukupi kebutuhan makanan (hara) pada tanaman. Pupuk yang biasanya

digunakan oleh petani berupa: 1)

Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman, baik

yang berasal dari tanaman padi seperti jerami. 2)

Pupuk anorganik (pupuk buatan) memang sengaja dibuat dari bahan-bahan

kimia guna menambah dan menggantikan unsur hara yang hilang terserap oleh pertanaman sebelumnya, pupuk buatan juga dapat berfungsi menambah hara pada lahan miskin hara yang biasa diserap tanaman dalam jumlah besar.

  c.

  Harga Pestisida Harga pestisida adalah harga beli yang yang digunakan petani pada saat penelitian berlangsung. Semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik (Mo) dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah penyakit pada tanaman dan hasil pertanian (Cahyono, 2010).

  d.

  Upah Tenaga Kerja Tenaga kerja (manpower) yaitu penduduk yang berada pada usia kerja (15- 64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Nababan, 2009)

  Tenaga kerja usahatani dapat dibedakan atas tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita dan tenaga kerja anak-anak. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upah. Tenaga kerja upahan ini biasanya terdapat pada usahatani yang berskala luas. Kebutuhan tenaga kerja usahatani biasanya meliputi seluruh proses produksi berlangsung untuk pertanaman, kegiatan itu dilakukan mulai dari persiapan tanaman, pengadaan sarana produksi, penanaman, pemeliharaan, dan penjualan (Hernanto, 1993 dalam Nasution, 2008).

  Upah kerja adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan (Pambudi, 2010). Jadi upah tenaga kerja yaitu uang yang diterima atas perjanjian kerja oleh pekerja yang telah melakukan pekerjaan.

  e. Luas Lahan Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usahatani dan usaha pertanian (Nasution, 2008).

  Secara teori semakin luas lahan garapan semakin tinggi pendapatan yang diterima. Tetapi pendapatan yang diterima petani dipengaruhi oleh faktor lain seperti komoditi yang ditanam (Cahyono, 2010).

  f. Harga Jual Padi Harga suatu barang yang diperjualbelikan ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan suatu pasar. Keseimbangan pasar tersebut terjadi apabila jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atas jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau mengunakan produk atau jasa tersebut (Lumintang 2013). Menurut Kotler (2001) dalam Lumintang (2013) dalam harga sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat- manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

2.1.8. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

  Menurut Sisilia dkk. (2012) program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dimulai sejak tahun 2008 yang merupakan program terobosan Departemen Pertanian untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antar subsektor. PUAP berbentuk fasilitasi bantuan modal usaha petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.

  Berdasarkan Permentan (Nomor 06/Permentan/OT.140/2/2015) tujuan dari PUAP adalah: 1.

  Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi

  2. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pelaku usaha agribisnis, pengurus gapoktan.

  3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

  4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

2.2. Penelitian Terdahulu

  Daftar penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu

  No Peneliti dan Judul Penelitian Alat Analisis dan

  Variabel Hasil Penelitian

  1. Analisis Komparatif Pendapatan Petani Padi Penerima Bantuan Modal Puap (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) Dan Petani Non Penerima Bantuan Modal Puap di Desa Ngarak Kecamatan Mandor Kabupaten Landak (Sisilia dkk., 2012) Analisis Uji t.

  Variabel Dependen yaitu Pendapatan, Variabel Independen yaitu Biaya Variabel (Benih, Pupuk, Pestisida, Tenaga Kerja Luar Keluarga), Biaya Tetap (Penyusutan dan penyewaan), harga, rata-rata produksi

  Terdapat perbedaan rata-rata pendapatan petani padi penerima PUAP dengan rata-rata pendapatan petani padi non penerima PUAP, dimana program PUAP telah berhasil meningkatkan pendapatan petani padi di Desa Ngarak.

  2. Pengaruh Dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Terhadap Pendapatan Anggota Kelompok Simantri (Erna dkk., 2014) Analisis Regresi

  Linier sederhana, Variabel Dependen yaitu Pendapatan, Variabel Independen yaitu dana PUAP Dana PUAP (X) berpengaruh terhadap Pendapatan anggota kelompok Simantri. Hal ini berarti dana PUAP (X) berperan dalam meningkatkan pendapatan (Y) anggota kelompok Simantri di Kecamatan Seririt Tahun 2012.

  3. Peran Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan terhadap Kinerja Gapoktan dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Subang (Hermawan, dkk., 2015)

  Analisis B/C rasio (penerimaan atas biaya) dan korelasi Pearson Product Moment (PPM) dengan variabel (kinerja gapoktan dengan pendapatan usahatani padi petani anggota) Secara finansial bantuan pinjaman dana PUAP menunjukkan peningkatan terhadap pendapatan. Pendapatan petani program PUAP lebih tinggi dari petani non -PUAP.

2.3. Hipotesis

  Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis penelitian adalah:

  1. Diduga pendapatan usahatani padi program PUAP lebih tinggi dari pada pendapatan usahatani padi non-PUAP.

  2. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi adalah harga benih, harga pupuk, harga pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga, dan luas lahan, serta keikut sertaan petani dalam program PUAP dan non- PUAP.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Terapi megatasi ketakutan dalam menghadapi kematian menurut Ibnu Maskawaih

0 0 79

FATWA SEBAGAI MEDIUM COUNTER-TERRORISME( Rethinking Eksistensi Fatwa dalam Menangani Terorisme)

0 0 20

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Iklan Sebagai Media Dakwah Islam (Analisis Semiotik pada Iklan Kosmetika Wardah dalam Majalah Noor)

0 0 73

Keterlibatan Orangtua dalam Perkembangan Moral Anak Kelompok B di RA Ar-Rahmah Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar

0 0 6

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Peranan KH. Muhammad Djunaidi dalam menangani korban penyalahgunaan narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi'ien Sawangan Depok

0 3 108

Bekal teori dan petunjuk praktis bagi mahasiswa dan peneliti dalam perancangan penelitian, serta penulisan artikel ilmiah dengan benar sesuai kaidah ilmiah

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Suporter Klub Sepak Bola PSS Sleman dalam Membangun Solidaritas antar Anggota

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New Media - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Sosial sebagai Panggung Presentasi Diri Mordelente: Pendekatan Dramaturgi dalam Melihat Presentasi Diri Mordelente sebagai Vlogger di Akun Youtube

0 0 9

BAB V MEDIA SOSIAL SEBAGAI PANGGUNG PRESENTASI DIRI MORDELENTE - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Sosial sebagai Panggung Presentasi Diri Mordelente: Pendekatan Dramaturgi dalam Melihat Presentasi Diri Mordelente sebagai

0 13 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Make a Match dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa

0 0 17