Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Terintegrasi Langkah Teori Polya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga Semester II Tahun Pelaj
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan desain penelitian Model Kemmis. Desain ini menggunakan 4 komponen yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan 3) pengamatan 4) refleksi. Digunakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dikarenakan penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi dilapangan yaitu kemampuan pemecahan masalah yang berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut kemudian direfleksi dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang, kemudian dilakukan suatu tindakan untuk mengupayakan peningkatan pada hasil belajar Matematika siswa.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.1 Setting penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga.
Alasan pemilihan lokasi adalah karena kondisi latar belakang intelegensi yang heterogen dan adanya permasalahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga sejumlah 39 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa dan guru dan data kuantitatif diperoleh dari nilai hasil tes akhir tindakan.
3.2.2 Karakteristik Subjek Penleitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor
05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuannya masing-masing, ada yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada umumnya latar belakang pendidikan wali murid tergolong sedang karena kebanyakan wali murid SDN Sidorejo Lor 05 lulusan SLTP dan wali murid yang sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan siswa siswi di 5 SDN Sidorejo Lor 05 dari keluarga yang cukup.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel bebas atau variabel independent (X) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain Slameto (2015:198). Dalam penelitian ini variabel X adalah model
Problem Based Learning (PBL) terintegrasi langkah teori polya, sedangkan
variabel terikat atau dependent variable (y) adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas Slameto (2015:198- 199). Dalam penelitian ini variabel Y adalah hasil belajar Matematika.
3.4 Prosedur Kerja dalam Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada
pendekatan yang dikembangkan oleh Model Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus II. Siklus yang kedua merupakan perbaikan dari kegagalan atau kelemahan- kelemahan pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang pertama Penelitian yang dilakukan dapat dikatakan berhasil apabila tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) mampu membuat siswa menyelesaikan soal dengan menggunakan 4 langkah pembelajaran polya yaitu 1) memahami masalah 2) merencanakan penyelesaian 3) melaksanakan rencana 4) mengecek kembali. Setelah siswa mengikuti pembelajaran, hasil yang didapat siswa meningkat.
3.4.1 Siklus I
Rancangan tindakan pada siklus I terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap
perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan refleksi. Rencana tindakan penelitian siklus I yang akan dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga terdiri dari 2 pertemuan tatap muka dan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahap perencaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dengan guru kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga untuk menyusun rencana tindakan.
b. Menentukan KD dan Indikator pembelajaran yang akan diajarkan.
c. Menentukan waktu penelitian.
d. Menyusun skenario pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan.
e. Menyusun RPP untuk siklus I sesuai dengan KD dan indikator yang telah ditentukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning.
f. Menyusun lembar observasi pembelajaran Problem Based Learning untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning. Pelaksanaan Siklus I memiliki alokasi waktu 3x35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa
2. Guru meminta siswa memimpin doa
3. Guru melakukan presensi kepada siswa
4. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
b. Kegiatan inti (85 menit)
1. Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
12. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa 13. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru.
3. Observasi
5. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran.
4. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran.
3. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru.
2. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi kesempatan untuk bertanya.
1. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
11. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
2. Siswa mendengar penjelasan dari guru tentang materi
10. Siswa dan guru melakukan refleksi
9. Siswa dengan bimbingan guru mengembangkan dan menyajikan hasil yang telah mereka dapat
8. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari rencana yang telah dibuat oleh siswa.
7. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.
6. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan membuat rencana penyelesaian untuk permasalahan yang diajukan oleh guru.
5. Siswa mengumpulkan data atau informasi yang ada dalam permasalahan
3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen 4. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang akan dibahas.
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning terintegrasi langkah teori polya. Observasi dilakukan terhadap isi
tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang muncul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya.
4. Refleksi
Setelah dilakukan observasi terhadap aktivitas pengajar dan siswa maka peneliti dapat mengumpulkan kekurangan dan kelebihan yang ada pada Siklus I. Kekurangan yang terjadi akan diperbaiki pada siklus II.
3.4.2 Siklus II
14. Perencanaan Perencanaan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kekurangan pada siklus I dijadikan pedoman untuk merancang pembelajaran yang lebih baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan. Rencana kegiatan pada siklus II dalam melakukan penelitian tindakan kelas ialah menyusun skenario pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II, menyusun lembar kerja siswa dan menggandakan instrumen meliputi : Lembar observasi dan soal tes.
1. Tindakan Pada siklus II ini direncanakan tindakan yang didasarkan pada refleksi siklus I merupakan perbaikan terhadap kekurangan siklus I terdiri dari 3 pertemuan dengan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali evaluasi dan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa
2. Guru meminta siswa memimpin doa
3. Guru melakukan presensi kepada siswa
4. Guru mengulas kembali materi yang dipelajari sebelumnya
5. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti (85 menit)
1. Guru menyampaikan materi
2. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang dibahas
3. Masing-masing siswa mencoba menyelesaikan permasalahan yang telah diajukan oleh guru.
4. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.
5. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat oleh siswa.
6. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
7. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa 8. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru.
c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
2. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru.
4. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran.
5. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama adalah agar dapat mengetahui kesesuaian pembelajaran dengan rencana yang telah dibuat. Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan saat pembelajaran dengan model Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya
2. Tes Pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan yaitu mengetahui hasil belajar siswa berupa nilai pelajaran Matematika.
3. Metode dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, rapot, buku tugas, jawaban siswa, dan sebagainya. Melalui dokumentasi ini data-data yang diperoleh berupa nama-nama siswa kelas 5, jumlah siswa kelas 5, nilai rata-rata mata pelajaran Matematika kelas 5, nilai prasiklus, dan foto pembelajaran.
3.5.2 Instrumen penelitian
3.5.2.1 Lembar Observasi
Lembar Observasi adalah lembar kerja yang digunakan untuk melakukan observasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dikelas. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Lembar pengamatan guru digunakan untuk melakukan pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II. Berikut adalah kisi-kisi instrumen model pembelajaran Problem
Based Learning terintegrasi langkah teori polya:
Tabel 5
Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Problem Based Learning terintegrasi terhadap Guru langkah teori polya Aspek yang Indikator Jumlah diamatiButir
Kemampuan menjelaskan tujuan
1 Orientasi pada pembelajaran untuk memotivasi siswa masalah terlibat dalam pemecahan masalah
Kemampuan dalam memberikan kesempatan
1 kepada siswa untuk memahami masalah Organisasi belajar Kemampuan dalam membimbing siswa agar
1 mengembangkan pengetahuannya Kemampuan membimbing siswa untuk
1 mendapatkan informasi yang tepat agar dapat mencari solusi pemecahan masalah
Penyelidikan Kemampuan mendorong siswa untuk
1 merencanakan cara penyelesaian yang mereka pilih untuk menemukan solusi permasalahan Kemampuan membimbing siswa dalam
1 mengolah data dan informasi sesuai rencana Mengembangkan dan Menyajikan Kemampuan membimbing siswa
1 Hasil menyiapkan hasil yang didapat Kemampuan membimbing siswa dalam
1 memeriksa kembali proses peyelesaian Menganalisis sampai hasil jawaban dan
Kemampuan membimbing siswa dalam
1 Mengevaluasi menarik kesimpulan proses
Kemampuan memberi penguatan kepada
1 pemecahan siswa msalah
Jumlah
10 Berdasarkan Tabel 5, aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat di amati menggunakan lembar observasi yang telah ditentukan. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada masing-masing indikator setiap langkah pembelajaran dapat terlaksana. Setiap pertanyaan akan memperoleh jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai penerapan pembelajaran dengan model problem based learning yang guru laksanakan.
Tabel 6 Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya terhadap Siswa Aspek yang Indikator Jumlah Diamati Butir
Memahami Kemampuan siswa menemukan data dan
1 masalah informasi yang ada pada masalah Kemampuan siswa dalam menganalisis petunjuk-petunjuk yang ada dalam masalah
1 Merencanakan untuk mencari solusi penyelesaian Penyelesaian
Kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki beserta petunjuk- 1 petunjuk untuk pemecahan masalah
Melaksanaka Kemampuan siswa dalam mengolah data dan
1 rencana informasi Kemampuan siswa memberikan tanggapan
1 atas hasil pekerjaannya Mengecek
Kemampuan siswa dalam memecahkan kembali permasalah yang ada dengan rencana yang
1 telah dibuat Jumlah
6 Berdasarkan Tabel 6, aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan siswa dapat di amati menggunakan lembar observasi yang telah ditentukan. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada masing-masing indikator setiap langkah pembelajaran dapat terlaksana. Setiap pertanyaan akan memperoleh jawaban "Ya" atau "Tidak" sesuai dengan penerapan langkah pemecahan masalah menggunakan teori polya yang siswa laksanakan.
3.5.2.2 Soal Tes
Soal tes adalah kumpulan pertanyaan atau tugas/seperangkat tugas yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tabel 7
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I
Indikator Indikator Rumusan Jenis Nomor Banyak KD No Pencapaian KD Soal Soal Soal Soal 1.3.7 Menjelaskan
1.1 Diberikan tabel, Uraian data yang siswa berkaitan dengan
1. Membaca data mengidentifikasi
1,2
2
tentang siswa diri peserta didik unsur-unsur yang atau lingkungan belum lengkap dari sekitar serta cara data pengumpulannya
2.1 Disajikan data Uraian
2. Mengelompok diagram kan data yang lingkaran, siswa berkaitan mengidentifikasi 3,4
2
dengan unsur yang lingkungan sekitar tersirat dari diagram
3.1 Disajikan Uraian diagram batang,
3. Mendeskripsik siswa an data dari berbagai menganalisis
5
1
bentuk unsur yang penyajian data tersirat dari diagram
4.1 Disajikan tabel Uraian dan ilustrasi,
4. Menganalisis siswa dapat data menganalisis berdasarkan
6,7
2
unsur-unsur kriteria berdasarkan tertentu ilustrasi yang
Tabel 8
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II
Indikator Indikator Rumusan Jenis Nomor Banyak KD No Pencapaian KD Soal Soal Soal Soal 1.3.7 Menjelaskan
1.1 Diberikan tabel, Uraian data yang siswa berkaitan dengan
4. Membaca data mengidentifikasi
1,7
1
tentang siswa diri peserta didik unsur-unsur yang atau lingkungan belum lengkap dari sekitar serta cara data pengumpulannya
5.1 Disajikan data Uraian
5. Mengelompok diagram kan data yang lingkaran, siswa berkaitan mengidentifikasi
2
1
dengan unsur yang lingkungan sekitar tersirat dari diagram
6.1 Disajikan Uraian diagram batang,
6. Mendeskripsik siswa an data dari berbagai menganalisis 3,4
1
bentuk unsur yang penyajian data tersirat dari diagram
4.1 Disajikan tabel Uraian dan ilustrasi,
5. Menganalisis siswa dapat data menganalisis berdasarkan
5,6
2
unsur-unsur kriteria berdasarkan tertentu ilustrasi yang disediakan.
3.6 Validitas dan Instrumen
3.6.1 Validitas
Valditas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila mampu mengukur tinggi atau valid, jika skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada kolerasi positif yang signifikan antara skor tes dengan skor totalnya (Wardani, 2012:342). Pengujian validitas soal dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga pada kelas 6. Alasan mengapa uji validitas soal dilakukan kelas 6 adalah karena kelas 6 telah mendapatkan pengetahuan tentang materi penyajian data. Kemudian data berupa nilai yang diperoleh kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 Sehingga dapat terlihat soal valid dan soal tidak valid. Soal yang valid kemudian akan digunakan untuk evaluasi pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II. Hasil uji validitas siklus I dan siklus II ditunjukan pada Tabel 8 dan 10 di bawah ini.
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus I
Item-Total Statistics
Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted SOAL1
16.39 20.930 -.017 .756 SOAL2 16.47 16.313 .474 .632 SOAL3 16.39 16.644 .495 .629 SOAL4 16.42 16.764 .425 .646 SOAL5 16.36 16.637 .417 .649 SOAL6 16.22 16.063 .512 .622 SOAL7 16.42 15.907 .531 .617
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat hasil uji validitas soal tes siklus I yang menunjukkan dari 7 soal yang telah dibuat, 1 soal dikatakan tidak valid dan 6 soal dinyatakan valid. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya ketetapan nilai r tabel yang seharusnya adalah 0.278. Soal yang tidak valid berarti adalah soal yang tidak mencapai tingkat ketetapan. Berikut di sajikan hasil soal yang valid dan tidak valid
Tabel 10
Hasil Soal Valid dan Tidak Valid Siklus I
Hasil Uji Validitas No Indikator No Item
Valid Tidak valid
1. Diberikan tabel, siswa 1,2
2
1 mengidentifikasi unsur-unsur yang belum lengkap dari data 2.
- 3,4 3,4
Disajikan data diagram lingkaran, siswa mengidentifikasi unsur yang tersirat dari diagram
5
5 menganalisis unsur yang tersirat dari diagram
- 3. Disajikan diagram batang, siswa
4. Disajikan tabel dan ilustrasi, - 6,7 6,7 siswa dapat menganalisis unsur- unsur berdasarkan ilustrasi yang disediakan.
Tabel 10 menyajikan soal-soal hasil uji validitas yang telah dilakukan. Dari 7 soal, 6 soal yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian pada saat evaluasi siklus I.
Tabel 11
Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus II
Item-Total Statistics
Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted SOAL1
13.83 13.514 .387 .709 SOAL2 14.08 12.879 .774 .608 SOAL3 14.28 16.206 .187 .748 SOAL4 13.72 15.749 .295 .720 SOAL5 14.08 12.879 .774 .608 SOAL6 14.17 12.600 .778 .603 SOAL7 14.33 17.771 .029 .773 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat hasil uji validitas soal tes siklus II yang menunjukkan dari 7 soal yang telah dibuat, 2 soal dikatakan tidak valid dan 5 soal dinyatakan valid. Hal ini dapat di tunjukkan dengan adanya ketetapan nilai r tabel yang seharusnya adalah .278. Soal yang tidak valid berarti adalah soal yang tidak mencapai tingkat ketetapan. Berikut di sajikan hasil soal yang valid dan tidak valid.
Tabel 12
Hasil Soal Valid dan Tidak Valid Siklus II
No Indikator No Item Hasil Uji Validitas
Valid Tidak valid
1. Diberikan tabel, siswa mengidentifikasi unsur-unsur yang belum lengkap dari data
1,7
1
7 2. Disajikan data diagram lingkaran, siswa mengidentifikasi unsur yang tersirat dari diagram
2 2 -
3. Disajikan diagram batang, siswa menganalisis unsur yang tersirat dari diagram
3,4
4
3
4. Disajikan tabel dan ilustrasi, siswa dapat menganalisis unsur- unsur berdasarkan ilustrasi yang disediakan.
5,6 5,6 - Tabel 12 menyajikan soal-soal hasil uji validitas yang telah dilakukan. Dari 7 soal, 5 soal yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian pada saat evaluasi siklus II.
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Dimana alat ukur tersebut dapat diandalkan atau memiliki keajegan hasil. Tujuan utama menghitung rabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes Wardani (2012:344).
Tabel 13
Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interprestasi1. 0,80 Sangat Reliabel
- – 1,00 2. < 0,80 Reliabel – 0,60
3. < 0,60 Cukup Reliabel
- – 0,40 4. < 0,40 Agak Reliabel – 0,20
5. <0,20 Kurang Reliabel (Wardani, 2012:346).
Tabel 13 menunjukkan rentang indeks reliabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat reliabel suatu soal tes. Jika reliabilitas < 0,20 maka dikatakan kurang reliabel, < 0,40 - 0,20 dikatakan agak reliabel, < 0,60
- – 0,40 dikatakan cukup, <0,80
- – 0,60 dikatakan reliabel, 0,80 – 1,00 dikatakan sangat reliabel untuk digunakan.
Tabel 14
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.756
6 Berdasarkan Tabel 14 angka yang ditunjukkan Cronbach’a Alpha sebesar
0.756. Diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 hasil tersebut telah menghapus soal-soal yang tidak valid. Dan mengujikan kembali soal yang valid. Jika dilihat indeks pembagian angka reliabilitas maka instrument ini dikatakan baik atau reliabel. Artinya instrumen soal memiliki tingkat keajegan yang baik dan dapat digunakan untuk soal evaluasi pada akhir siklus I.
Tabel 15
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.821
5 Berdasarkan Tabel 15 angka yang ditunjukkan Cronbach’a Alpha sebesar
0.821. Diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 hasil tersebut telah menghapus soal-soal yang tidak valid. Dan mengujikan kembali soal yang valid. Jika dilihat indeks pembagian angka reliabilitas maka instrument ini dikatakan sangat baik atau sangat reliabel. Artinya instrumen soal memiliki tingkat keajegan yang baik dan dapat digunakan untuk soal evaluasi pada akhir siklus II.
3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Tingkat kesukaran merupakan angka yang menunjukkan pada proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar tingkat kesukaran berarti menunjukkan soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. (Wardani, 2014: 338-339) Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut :
B
TK =
N
Dimana : TK = Indeks tingkat kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa
Tabel 16 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Nilai Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
0,00 Sukar ≤ TK ≤ 0,25
0,26 Sedang ≤ TK ≤ 0,75
0,76 Mudah ≤ TK ≤ 1,00
Tabel 16 menyajikan klasifikasi hasil perhitungan indeks tingkat kesukaran dengan interpretasi sukar, sedang, dan mudah. Jika nilai ITK 0,00 ≤ TK ≤ 0,25 soal dikatakan sukar, jika 0,26
≤ TK ≤ 0,75 dikatakan sedang, dan jika 0,76 ≤ TK
≤ 1,00 dikatakan mudah. Berikut disajikan hasil perhitungan ITK untuk menetapkan tingkat kesukaran soal yang akan digunakan.
Tabel 17
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No Soal
1
2
3
4
5
6
7 Jumlah Benar
98
95
98
97 99 104
97 Mean 2,722222 2,638889 2,722222 2,694444 2,75 2,888889 2,694444
ITK 0,680556 0,659722 0,680556 0,673611 0,6875 0,722222 0,673611 TK Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Tabel 17 menunjukkan bahwa soal yang akan digunakan untuk penelitian memiliki tingkat kesukaran yang “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari nilai ITK yang masuk dalam klasifikasi 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dan di katakan sedang.
Tabel 18
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No Soal
1
2
3
4
5
6
7 Jumlah Benar
93
84
77
97
84
81
75 Mean 2,583333 2,333333 2,138889 2,694444 2,333333 2,25 2,083333
ITK 0,645833 0,583333 0,534722 0,673611 0,583333 0,5625 0,520833
Tabel 18 menunjukkan bahwa soal yang akan digunakan untuk penelitian memiliki tingkat kesukaran yang “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari nilai ITK yang masuk dalam klasifikasi 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dan di katakan sedang.
3.7 Indikator Kerja Penelitian dapat di katakan berhasil jika ketuntasan siswa mencapai 80%.
Penelitian akan dilaksanakan dengan 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II. Masing- masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan tatap muka dan pada akhir siklus dilakukan evaluasi. Pada setiap pertemuan diterapkan model problem based
learning terintegrasi langkah teori polya agar siswa dapat menyelesaikan masalah
secara sistematik dan mendalam sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian, hal ini dikarenakan analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data yang didapatkan dari hasil tes yang berbentuk uraian adalah data kuantitatif, data ini disajikan dalam bentuk angka. Sedangkan data kualitatif adalah data yang berasal dari hasil lembar observasi atau checklist siswa berupa suatu penjelasan dan keterangan. Selanjutnya data kuantitatif dan kualitatif tersebut akan dianalisa menggunakan deskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas pembelajaran terkait dengan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran dalam kegiatan belajar matematika menggunakan model Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya.