ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN DENGAN METODE

Ekologi Tumbuhan (JCKB
344)

Mei 2017

ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN DENGAN METODE KUADRAN
ABDUL HAKIM
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, 70714
ABSTRAK
Vegetasi merupakan komunitas yang hidup di dalam suatu tempat dalam suatu ekosistem.
Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan yang menempati suatu habitat. Jadi
pengertian komunitas identik dengan pengertian vegetasi. Metode kuadran ini cocok
digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga
melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lama,
biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks
lainnya. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan analisis vegetasi pohon secara
kuantitatif dengan metode point centered quarter dan menentukan komposisi, penguasaan
dan diversitas pohon di suatu komunitas.

Kata kunci: analisis vegetasi, metode kuadran, INP

PENDAHULUAN
Analisis vegetasi dalam ekologi tumbuhan adalah cara untuk mempelajari
struktur vegetasi dan komposisi jenis tumbuhan. Analisis vegetasi bertujuan untuk
mengetahui komposisi jenis (su-sunan) tumbuhan dan bentuk (struktur) vegetasi
yang ada di wilayah yang di analisis pada setiap stasiun. Nilai kerapatan suatu
jenis menun-jukan kelimpahan jenis dalam suatu ekosistem dan nilai ini dapat
meng-gambarkan bahwa jenis dengan kera-patan tertinggi memiliki pola penyesuaian yang besar. Kerapatan sangat dipengaruhi oleh jumlah ditemukannya spesies
dalam daerah penelitian. Semakin banyak suatu spesies, maka kerapatan relatifnya
semakin tinggi. Frekuensi merupakan salah satu parameter vege-tasi yang dapat
menunjukan pola distri-busi atau sebaran jenis tumbuhan dalam ekosistem atau
memperlihatkan pola distribusi tumbuhan. Nilai frekuensi dipengaruhi oleh nilai
petak dimana ditemukannya spesies mangrove (Ontorael, 2012).
INP suatu jenis merupakan nilai yang menggambarkan peranan keberadaan
suatu jenis dalam komunitas. Semakin besar INP suatu jenis, semakin besar pula
peranan jenis itu dalam suatu komunitas. INP dengan nilai yang tersebar merata
pada banyak jenis lebih baik daripada bertumpuk atau menonjol pada sedikit jenis
karena menunjukkan terciptanya relung (niche) yang lebih banyak dan tersebar
merata, spesifik, dan bervariasi. INP ynag merata pada banyak jenis juga sebagai
indicator semakin tingginya keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem dan
perkembangan ekosistem yang baik untuk mencapai ke stabilan pada tahap

klimaks (Kainde et al., 2011).
Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif
bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan
vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon
dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah,
pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi
pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi
1

Ekologi Tumbuhan (JCKB
344)

Mei 2017

tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.
Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi
besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi
vegetasi daerah tersebut (Arrijani et al., 2006).
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan

lebih cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan
menksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less
method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan
hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup
tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu
persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya metode ini
digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Para
pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem,
yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari
sejarah dan pada faktor-faktor itu mudah diukur dan nyata. Dengan demikian
analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan
informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya dari suatu
ekosistem. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan
menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang
berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan
dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian
dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam
sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Wolf & McNaughton,
1990).
METODE

Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah vegetasi pohon.
Alat
Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah meteran, tali rapia,
dan patok.
Cara Kerja
Lokasi vegetasi yang cukup representatif ditentukan.
Ditentukan point center dan dibagi menjadi 4 kuadran sesuai
dengan arah mata angina. Diamati pohon pada masing-masing
kuadran. Pohon yang paling dekat dengan point center diukur
diameter batang pohon setinggi dada (diameter ≥ 10,2 cm). Ukur
jarak Antara pohon ke point center (d). Jarak rata-rata (d)
merupakan penjumlahan seluruh jarak dibagi jumlah total jarak
yang diukur atau dalam rumus d= ∑d/4n dimana n adalah jumlah
point center. Luas daerah rata-rata yang dikuasai oleh suatu
individu adalah d2 (m2). Jumlah individu selruh spesies per
hektar= 10.000/ d2. Kerapatan merupakan jumlah individu di

2


Ekologi Tumbuhan (JCKB
344)

Mei 2017

seluruh petak yang diamati. Kerapatan relative merupakan
jumlah individu dari suatu spesies dibagi jumlah individu dari
seluruh spesies dan dikali 100%. Diurutkan berdasarkan INP
terbesar sampai terendah.
HASIL
Tabel 1.Hasil perhitungan vegetasi pohon dengan metode point centered quarter 1
Pohon
Kuadran
1
2
3
4

Tanaman


Kelilin
g

Jari”

sengon

51

8.12

Meranti

50

7.96

legum

51


8.12

jambu air

47

7.48

Luas

d

Tinggi

207.0
9
199.0
4
207.0

9
175.8
8

1.0
0
1.7
3
6.7
0
6.8
0

9,5 m
7,3 m
10,3 m
7, 652

Tabel 2.Hasil perhitungan vegetasi pohon dengan metode point centered quarter 2
Pohon

Kuadran

Tanaman

Kelilin
g

Jari”

Luas

1

A

124 19.75 1224.20

2

legum


67 10.67

357.40

3

legum

68 10.83

368.15

4

Meranti

134 21.34 1429.62

d

1
0
1
0
1
0
1
0

Tinggi
13.75
7.55
4.55
5.55

Tabel 3. Hasil analisis vegetasi pohon dengan metode point centered quarter

3

Ekologi Tumbuhan (JCKB
344)

Mei 2017

PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah membahas tentang analisis vegetasi pohon
dengan metode kuadran atau point centered quarter. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk melakukan analisis vegetasi pohon secara kuantitatif dengan metode
point centered quarter dan menentukan komposisi, penguasaan dan diversitas
pohon di suatu komunitas. Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan
untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode
ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutuhkan
plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok
digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa
dengan melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang
sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau
vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan
dalam membent Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu
komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisikondisi faktor lingkungan dari sejarah dan pada faktor-faktor itu mudah diukur
dan nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat
untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen
lainnya dari suatu ekosistem (Indriyanto, 2006).
Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan
menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang
berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan
dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian
dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam
sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Naughton, 1973).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan
sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan
demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan
dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas
(Michael, 1994).
Metode kuadran atau “Point-Centered Quarter Method” merupakan salah
satu metode jarak (Distance Method). Metode ini tidak menggunakan petak
contoh (plotless) dan umunya digunakan dalam analisis vegetasi tingkat pohon
atau tiang (pole). Namun dapat pula dilengkapi dengan tingkat pancang (saling
atau belta) dan anakan pohon (seedling) jika ingin mengamati struktur vegetasi
pohon. Pohon adalah tumbuhan berdiameter 20 cm, diameter 10-20 cm adalah
pancang, diameter 10 cm dan tinggi pohon 2,5 m adalah pancang, serta tinggi
pohon 2,5 m adalah anakan. Syarat penerapan metode kuadran adalah distribusi
pohon atau tiang yang akan dianalisis harus acak dan tidak mengelompok atau
seragam (Ariyanto, et al. 2012).
Parameter yang diamati dalam pengamatan dengan menggunakan metode
kuadran adalah kerapatan, frekuensi, dan dominansi. Pengolahan data yang
diperoleh dari setiap parameter tidak lagi menggunakan faktor koreksi seperti
halnya yang diterapkan pada metode jarak lainnya. Metode jarak yang paling
umum digunakan adalah metode point centered quarter. Pengukuran jarak
4

Ekologi Tumbuhan (JCKB
344)

Mei 2017

dilakukan dari titik sapling ke pohon terdekat dalam tiap kuarter (kuadrat).
Dengan demikian setiap titik sapling dihasilkan empat pengukuran. Selain itu juga
dilakukan pengukuran diameter pohon dari keempat pohon yang diamati tersebut,
digunakan untuk mengetahui basal area suatu spesies (Ariyanto, et al. 2012).
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum adalah
DAFTAR PUSTAKA
Arrijani. 2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango. Biodiversitas. 7(2) : 147-153.
Ariyanto, J., S. Widoretno, Nurmiyati & P. Agustina. 2012. Studi Biodiversitas
Tanaman Pohon Di 3 Resort Polisi Hutan (RPH) Di Bawah Kesatuan
Pemangku Hutan (KPH) Telawa Menggunakan Metode Point Center
Quarter (PCQ). Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS.
1(76): 502-512.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kainde, R.P. 2011. Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa. Eugenia.
17(3).
Michael, P. 1994. Metoda Ekologi Untuk Penelitian Ladang Laboratorium.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Naughton. 1973. Ekologi Umum Edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press.
Ontorael, R. 2012. Kondisi Ekologi Dan Pemanfaatan Sumber Daya Mangrove
Di Desa Tarohan Selatan Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan
Talaud. Jurnal Ilmiah Platax. 1: 7-11.
Wolf, L. & S.J. McNaughton. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.

5