Rumah Tangga Rumah tidak Doa

Rumah Tangga Rumah Doa
Banyak orang percaya melihat rumah
mereka tidak sesuci dan ”sepenting” gereja.
Banyak orang kristen telah mengabaikan
peran penting rumah sebagai sumber berkat
Tuhan.Padahal
dalam
banyak
teks
di
Perjanjian Lama, Tuhan sering berkata
tentang berkatdi dalam rumah umat-Nya!
Mis. Ul. 6:7 untuk membicarakan Firman
dalam rumah;. Itu artinya Tuhan memandang
rumah dan keluarga sebagai hal yang amat
penting! Tuhan memulai kehidupan manusia
dengan perkawinan dan keluarga. Komunitas
pertama yang Tuhan bangun adalah keluarga
dan rumah tangga! Jadi, rumah (dimana di
dalamnya keluarga tinggal) adalah sesuatu
yang sangat penting. Oleh sebab itu kita

perlu tahu bagaimana agar rumah (keluarga)
kita diberkati Tuhan!
BAGAIMANA MENDATANGKAN BERKAT
TUHAN ATAS RUMAH KITA
1. Jadikan rumah anda sebagai ”rumah
Tuhan” – Maz.101:2
Selama ini kita sering salah kaprah menilai
bahwa rumah Tuhan itu hanya gereja. Tapi
sebenarnya rumah dimana kita tinggal pun
adalah rumah Tuhan. Artinya, ”tempat”
dimana
Tuhan
mau
tinggal
dan
berdiamdisana! Perilaku kita di rumah
seharusnya sama seperti perilaku kita di
gereja – menyembah, mengasihi, melayani,
berdoa dsb. Kalau ini terjadi, hasilnya akan
luar biasa – lih Maz.128:1-6 :


(a) Berbahagia dan baik keadaannya (sehat,
damai sejahtera, banyak berkat) (b) Isteri
akan menjadi seperti pohon anggur (sumber
sukacita) dalam keluarga. (c) Anak-anak
seperti tunas pohon zaitun ( memiliki masa
depan yang gemilang seperti tunas yang
sedang
tumbuh).(d)
Laki-laki
(suami)
diberkati Tuhan (pekerjaan dan usahanya
maju).
2.Undanglah hadirat Tuhan dalam rumah
anda – 2 Sam.6:9-11 Tiga bulan lamanya
tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom,
orang Gat itu, dan TUHAN memberkati ObedEdom dan seisi rumahnya.
Jadikan rumah anda sebagai altar doa bagi
Tuhan. Ini tidak berbicara tentang altar
harafiah, tetapi hati yang dipenuhi kerinduan

untuk bersekutu dengan Tuhan!
Kalau ada doa yang dinaikkan dalam rumah,
maka hadirat Tuhan akan hadir. Dan kalau
hadirat Tuhan hadir, maka mujizat pasti
terjadi:
(a) Yang sakit menjadi sembuh (b) Yang susah
menjadi senang (c) Yang lemah menjadi kuat
(d) Yang kekurangan menjadi kelimpahan.
dsb.
Orang yang rumahnya dipenuhi hadirat
Tuhanakan merasa betah dan nyaman tingal
dirumahnya!
3. Bangunlah bahtera keselamatan
dalam rumah anda – Ibr.11:7
Dari kisah hidup Nuh kita tahu bahwa ia
melakukan segala macam cara untuk

menyelamatkan keluarganya dari bahaya
banjir bandang.
Nah, orang tua juga harus melakukan hal

yang sama untuk anak-anaknya.
Kita memang tidak bisa menyelamatkan jiwa
anak kita (hanya Tuhan yang bisa), tapi kita
bisa (malahan harus) mendekatkan anak kita
kepada Tuhan. Bagaimana caranya ?
(a) Sering-seringlah mengajak ngobrol anak
anda tentang Tuhan dan karyaNya yang ajaib
dalam hidup keluarga anda. (b) Tunjukkanlah
teladan iman kepada anak-anak anda, seperti
: sering berdoa, tetap tenang ketika ada
masalah, baca Firman Tuhan setiap hari dsb.
(c) Bangunlah prinsip-prinsip Firman Tuhan
dalam hidup berkeluarga, seperti : cinta
kasih, kesetiaaan, penghormatan akan orang
lain, pengampunan dsb.
(d) Doronglah anak-anak anda untuk
beribadah.
Kalau
sejak
dini

kita
lakukan , hasilnya anak-anak akan
merasakan beribadah sebagai sebuah
kebutuhan!
(e) Ajarlah anak-anak anda dengan cara yang
sesuai Firman Tuhan di rumah anda!

4. Jadikan rumah anda benar-benar
sebuah ”rumah” (home)
Jadikan rumah anda sebuah home, dan
bukan house. Artinya, sebuah home adalah
sebuah tempat tinggal yang nyaman,

damai,
ada
kasih,
ada
suasana
kekeluargaan di dalamnya.
Sementara sebuah house hanyalah sebuah

tempat untuk tinggal bersama tanpa
ada suasana kekeluargaan di sana. Kalau
rumah anda adalah sebuah home, maka
berkat Tuhan akan mengalir kesana !
Kalau semua anggota keluarga rukun dan
damai (suasana home), maka kesanalah
berkat-berkat Tuhan akan dilimpahkan! –
Maz.133:1-3
5.
Jadikan
rumah
anda
tempat
”pelatihan” untuk melayani – Yos.24:15
Tetapi aku dan seisi rumahku, o kami akan
beribadah kepada TUHAN Tetapi aku dan seisi
rumahku, o kami akan beribadah kepada
TUHAN Rumah kita harus menjadi seperti
gereja, yaitu tempat untuk latihan melayani!
Yosua berkomitmen bahwa ia dan seisi

rumahnya akan melayani Tuhan! Nah, kita
pun harus berkomitmen bahwa seisi rumah
kita akan melayani Tuhan. Di rumah kita bisa
belajar melayani lewat :
(a)Doa bersama – dengan doa bersama kita
akan terlatih untuk suka dan bisa berdoa.
(b)Saling melayani – sebagai sesama
anggota keluarga kita bisa berlatih untuk
saling melayani. Ini modal yang luar biasa
agar memiliki hati seorang hamba!
(c)Saling mengasihi – kasih harus menjadi
landasan dalam umah kita. Dengan demikian
kita nanti akan terbiasa hidup dalam kasih.

Ini modal hebat untuk menjadi pelayan Tuhan
yang sejati!
(d)Saling mengampuni – seperti gereja
adalah komunitas orang-orang yang sudah
diampuni, maka keluarga juga harusnya
menjadi komunitas orang-orang yang saling

mengampuni.
Rumah yang penghuninya belajar untuk
melayani Tuhan dan sesamanya akan menjadi
rumah yang sangat diberkati Tuhan

Matius 6:5-15
Ay 5-6: “(5) ‘Dan apabila kamu berdoa,
janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah
ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan
raya, supaya mereka dilihat orang. Aku
berkata
kepadamu:
Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya. (6)
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke
dalam kamarmu, tutuplah pintu dan
berdoalah kepada Bapamu yang ada di
tempat tersembunyi. Maka Bapamu

yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu”.
Penekanan dari contoh kedua ini adalah:
jangan berdoa dengan tujuan pamer.
Jadi, bagian ini tidak berarti bahwa:

kita tidak boleh berdoa sambil berdiri
pada waktu ada di tempat ibadah / gereja
(bdk. ay 5).

kita tidak boleh berdoa di tikungan
jalan raya (bdk. ay 5).





kalau mau berdoa harus di dalam
kamar dan pintu harus ditutup (bdk. ay 6).


kalau berdoa tidak boleh diketahui
orang lain sama sekali.
Dari kehidupan Tuhan Yesus kita melihat
bahwa:

Ia tidak selalu berdoa dalam kamar
(bdk. Mark 1:35 Mat 26:36-46).

Ia kadang-kadang berdoa di depan
banyak orang (bdk. Luk 3:21 Luk 23:34
Yoh 11:41-42).
Ingat bahwa bagian ini tidak mengajar
dimana kita boleh / tidak boleh berdoa, juga
tidak menekankan perahasiaan doa, tetapi
menekankan
bahwa
kita
tidak
boleh
memamerkan doa dengan tujuan supaya

dipuji manusia.
Penerapan:

kalau tidak ada orang, kita tidak berdoa
waktu makan. Tetapi kalau ada orangorang kristen di sekitar kita, kita lalu
berdoa waktu mau makan.

senang memimpin doa di depan banyak
orang,
supaya
bisa
menunjukkan
‘kehebatannya’ dalam berdoa.
pada waktu memimpin doa, membuat
kalimat-kalimat indah, supaya dianggap
hebat. Kalau orang yang memimpin doa ini
memang seseorang yang berjiwa puitis, dan
doanya menunjukkan hal itu, itu tentu tidak
salah. Jadi sekali lagi saya tekankan, yang
dipersoalkan dalam larangan ini adalah
motivasi pamernya. Tujuan pamer inilah yang
dibenci oleh Tuhan, banyak dari kita yang
menulis doa begitu indahnya di status media
sosial. Doa ualngtahun (baik pertambahan
usia kita atau usia pernikahan, doa doa
karena mendapatkan promosi jabatan, doa

untuk orang2 terdekat yang sakit, doa karena
sedang dalam perjalanan, saking banyak
doa2nya sampai2 jika ada orang yang
meninggal mereka menulis status yang
indah-indah tentang sebuah doa dan harapan
pada akhirnya mereka meminta supaya orang
mati mendoakan mereka (ini orang yang
berlebihan sedikit selo/pusing2). Doa itu
komunikasi antara kita dan Bapa maka doa
dari hati bukan doa kata bagus2 tapi pikiran
ke mana-mana.

doa yang dipanjang-panjangkan (bdk.
ay 7: ‘banyaknya
kata-kata’.
Calvin
menganggap
kata
ini
berarti ‘pembicaraan
yang
tidak
berarti’).

doa yang isinya kalimat-kalimat yang
sama diulang-ulang, padahal kalimatnya
tidak berarti.

doa yang hanya dengan bibir / lidah,
tetapi tidak dengan hati.

doa dengan tujuan memberi informasi
kepada Tuhan (bdk. ay 8).
Doa Bapa Kami diberikan sebagai contoh /
model doa, tentang apa
yang seharusnya kita minta dalam doa.
- Ay 9-10: 3 permintaan untuk kemuliaan
Allah.
- Ay 11-13: 3 permintaan untuk diri
sendiri
Kita belajar dari filosofi 2 tangan kita ketika
kita berdoa. Saat kita berdoa ada jari yang
dekat sekali dengan kita dan pengaruhnya
kuat, bisa diapakai untunk memberikan
dukungan tapi juga bisa menjatuhkan

mental seseorang. (jempol) ada jari yang
paling kecil dan lemah tapi tanpa dia juga
jari2 kita tidak lengkap. Doa merupakan
percakapan dengan Allah, bukan sebuah
rumus yang kaku. Namun, adakalanya kita
mungkin perlu menggunakan semacam
“metode” untuk menyegarkan kehidupan
doa kita.
1. Jari jempol jempol berada paling dekat
dengan kita. Jadi mulailah berdoa untuk
orang-orang yang paling dekat dengan
kita—orang-orang yang kita kasihi (Flp.
1:3-5).
2. Jari telunjuk Jari telunjuk adalah penunjuk.
Berdoalah untuk mereka yang mengajarkan
firman Tuhan—para guru Alkitab dan
pengkhotbah, serta orang-orang yang
mengajar anak-anak (1Tes. 5:25). Aku
mengucap syukur kepada Allahku setiap kali
aku mengingat kamu.
3.
Jari tengah yang panjang Jari tengah
adalah yang paling tinggi. Kita diingatkan
untuk berdoa bagi mereka yang mempunyai
otoritas di atas kita—para pemimpin nasional
dan lokal, serta atasan kita di tempat kerja
(1Tim. 2:1-2). Saudara-saudara, doakanlah
kami.
4.
Jari manis Jari manis biasanya paling
lemah. Berdoalah untuk mereka yang sedang
menderita atau berada dalam kesulitan (Yak.
5:13-16). doa syafaat dan ucapan syukur
untuk semua orang, 2:2 untuk raja-raja dan
untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup
tenang
dan
tenteram
dalam
segala
kesalehan dan kehormatan.

5.
Jari kelingking Terakhir, jari kelingking
yang kecil mengingatkan betapa kecilnya kita
dibandingkan keagungan Allah. Mintalah Dia
untuk memenuhi kebutuhan Anda (Flp.
4:6,19). Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.
6.
Setiap
rumah
jika
hendak
kita
meninggalkan rumah tersebut kita harus
menguncinya agar aman. Maka doa Bapa Kami
adalah doa yang paling sempurna yang
memiliki 2 bagian yang pertama
- Allah menjadi pusat doa kita, nama-Nya
Kudus, kerajaan-Nya kekal, kehendak-Nya
berlaku dibumi maupun di sorga.
Allah memperhatikan kita sebagai dombadomba-Nya. (makanan (roti) dari sehari-ke
sehari, pertobatan setiap saat itu perlu karena
dosa bisa melalui pikiran, perkataan dan
perbuatan dan itu bisa kita lakukan setiap hari
terhadap sesama dan juga Allah maka dari itu
kita harus mengampuni sama seperti kita telah
diampuni, Allah tidak pernah mencobai
siapapun, (Yak 1:13). Lalu untuk apa kita doa
seperti itu? Pencobaan bermanfaat bagi kita
(Yak 1:2-4
- “(2)
Saudara-saudaraku,
anggaplah sebagai suatu kebahagiaan,
apabila kamu jatuh ke dalam berbagaibagai pencobaan, (3) sebab kamu tahu,
bahwa
ujian
terhadap
imanmu
itu
menghasilkan
ketekunan.
(4)
Dan

biarkanlah ketekunan itu memperoleh
buah yang matang, supaya kamu menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan
suatu apapun”). Lalu mengapa kita minta
supaya terhindar dari pencobaan?
Jawab:

Pencobaan
di
sini
adalah
pencobaan di dalam hati / pikiran.
Kita tidak minta dijauhkan dari
pencobaan dari luar karena ini
membawa kebaikan. Kita minta
dihindarkan dari pencobaan di
dalam karena ini adalah dosa.
 Ini bukan permintaan supaya terhindar
dari pencobaan / tidak terkena pencobaan,
tetapi permintaan supaya tidak jatuh ke
dalam dosa pada waktu menghadapi
pencobaan.
Jadi,
ini
adalah
suatu
permintaan
supaya
Tuhan
tidak
mengijinkan kita untuk mendapatkan
pencobaan yang akan menjatuhkan kita
dalam dosa
Dan pada akhirnya doa ini ditutup dengan
pengakuan
bahwa Sang Empunya
kerajaan kemuliaan dan kuasa hanya Allah
Bapa kita didalam Yesus Kristus.