Hubungan Internasional Amerika Serikat d
Hubungan Internasional Amerika Serikat dengan Indonesia
Hubungan RI-Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945.
Secara resmi, hubungan diplomatik kedua negara ditandai dengan pembukaan Kedutaan Besar di masing-masing
negara. Tanggal 28 Desember 1949, AS membuka Kedutaan Besar di Jakarta dan menunjuk Duta Besar AS pertama
untuk Indonesia, Horace Merle Cochran. Tanggal 20 Februari 1950, Indonesia menunjuk Dr. Ali Sastroamidjojo
sebagai Duta Besar RI pertama untuk AS.
Kerjasama di bidang Politik
Perkembangan penting hubungan bilateral RI – AS ditandai dengan kunjungan Presiden Barrack Obama ke
Indonesia pada tanggal 9 – 10 November 2010 dimana dalam kunjungan tersebut, kedua Kepala Negara telah
meluncurkan secara resmi Comprehensive Partnership (CP) RI – AS. Sebelum CP RI-AS resmi diluncurkan, pada
tanggal 17 September 2010 telah dilaksanakan RI – US Joint Commission Meeting (JCM) pertama di Washington, D.C
dipimpin Menlu masing-masing negara. Hal penting yang disepakati dalam JCM I di anataranya peluncuran Plan of
Action for RI – US Comprehensive Partnership yang menjadi cetak biru panduan kerjasama kedua negara serta
pembentukan enam Working Group (WG) di bidang Democracy and Civil Society; Climate and Environment;
Education; Trade and Investment; Security Issue; dan Energy. Selanjutnya pada Joint Commission Meeting (JCM) ke2 tanggal 24 Juli 2011 di Nusa Dua, Bali, Menlu kedua negara antara lain telah menghasilkan Joint Statement
pengembangan visi strategik kerjasama RI-AS ke depan serta membahas berbagai potensi kerjasama maupun isuisu kawasan.
Kerjasama di Bidang Pertahanan Keamanan
Pasca pencabutan embargo militer tahun 2005, kerja sama pertahanan Indonesia–AS semakin membaik berkat
persepsi positif pemerintah, militer dan parlemen AS terhadap proses reformasi TNI. Bantuan militer AS kepada
Indonesia disalurkan melalui program Foreign Military Financing (FMF) dan International Military Education and
Training (IMET), khususnya dalam rangka peningkatan kemampuan transportasi TNI dalam penanganan bencana
alam serta program peningkatan profesional prajurit.
Sejak tahun 2002 terdapat forum pertemuan tahunan militer RI – AS ’Indonesia–United States Security Dialog
(IUSSD) serta forum tahunan US–Indonesia Bilateral Defense Dialogue (USIBDD) yang dilaksanakan berselingan
dengan IUSSD. Pertemuan USIBDD ke-11 berlangsung di Hawaii, AS tanggal 7-11 Februari 2011 sedangkan forum
IUSSD ke-8 berlangsung tanggal 25-26 Mei 2010.
Kerjasama keamanan RI – AS dikukuhkan melalui penandatanganan LoI between INP and FBI on Mutual Cooperation
in Capacity Building and Combating Transnational Crimes pada bulan Maret 2011 yang melandasi kerjasama Badan
Penyelidik Federal (FBI) AS dengan Polri (Densus 88) dalam pemberantasan terorisme. Sebelumnya, pada tanggal 8
November 2010 telah ditandatangani MoU between the Government of the United States of America and the
Republic of Indonesia on Capacity Building to Strengthen the Security of Biological Pathogens yang menjadi
landasan kerjasama pelatihan capacity building di bidang biosecurity dan biosafety guna memperkuat keselamatan
laboratorium dan keamanan patogen dari akses illegal.
Kerjasama di Bidang Perdagangan, Investasi dan Pariwisata
AS merupakan mitra dagang keempat terbesar Indonesia sesudah Jepang, Cina dan Singapura dengan nilai
perdagangan mencapai 23 milyar USD pada tahun 2010. Nilai perdagangan ini meningkat 31.96% dibanding tahun
2009 yang mencapai 17.93 milyar USD dengan surplus untuk Indonesia sebesar 4.86 milyar USD atau naik 29.3%
dibanding tahun 2009 yang mencapai 3.76 milyar USD. Nilai ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2010 berjumlah
14.26 milyar USD atau meningkat 31,49 % dibanding tahun 2009 yang mencapai 10.85 milyar USD. Komoditi
ekspor utama Indonesia ke AS antara lain seperti getah karet, getah perca, barang elektronik, barang hasil industri
pakaian, mebel, sampai perkakas.
Di bidang investasi, pada tahun 2010 realisasi investasi AS di Indonesia mencapai US$ 930,8 juta, meningkat
542,7% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah US$ 171,5 juta. Dengan jumlah tersebut, AS merupakan investor
terbesar ke-tiga di Indonesia setelah Singapura dan Inggris. Untuk periode Januari – Maret 2011, nilai investasi AS di
Indonesia mencapai 359,1 juta USD atau urutan kedua terbesar setelah Singapura.
Untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan investasi RI-AS, terdapat forum”Trade Investment Council”
(TIC) tingkat Menteri guna membahas dan menyelesaikan berbagai isu perdagangan dan investasi kedua negara.
TIC terdiri dari empat Working Group, yaitu WG on Industrial and Agricultural Products, WG on Illegal Logging and
Asociated Trade, WG on Intellectual Property Rights, dan WG on Investment.
Sementara itu dalam rangka menjamin investasi AS di Indonesia, pada tanggal 14 April 2010 di Washington, D.C.
telah ditandatangani persetujuan Investment Support Agreement-Overseas Private Investment Corporation (ISAOPIC) RI – AS oleh Kepala BKPM dan Acting President OPIC. Perjanjian ISA-OPIC ini telah diratifikasi melalui Peraturan
Presiden RI nomor 48 tahun 2010 tanggal 19 Juli 2010 dan diharapkan dapat meningkatkan minat investor AS
menanamkan modal di Indonesia.
Di bidang pariwisata, pada tahun 2010 jumlah wisatawan AS yang berkunjung ke Indonesia khususnya dari 19 pintu
masuk utama, mencapai 171.528 atau naik 5,68% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 162.302 orang.
Kerjasama Pembangunan
Sejak tahun 2006 Indonesia memperoleh bantuan hibah dalam kerangka Millennium Challenge Corporation (MCC)
sebesar US$ 55 juta untuk program imunisasi dan anti korupsi. Pada bulan Desember 2008 Indonesia kembali
terpilih mendapatkan hibah serupa melalui program “MCC Compact Program (MCC CP)” untuk periode hingga 2013.
Program yang disepakati dalam MCC meliputi: e-procurement, pendidikan dan kesehatan serta natural resources
management/REDD+.
Selain itu Pemerintah Indonesia dan the United States Agency for International Development (USAID) telah
menyepakati hibah USAID melalui Strategic Plan periode 2009-2014 yang meliputi lima bidang program, yaitu
pendidikan, pemerintahan dan demokrasi, pertumbuhan ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Implementasi hibah
bagi tiap program tersebut selanjutnya dikuatkan melalui penandatanganan Assistance Agreement (AA).
Perjanjian hibah USAID juga telah ditandatangani pada tanggal 24 September 2010 untuk Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Pedesaan melalui PNPM Support Facility Trust Fund pada World
Bank (sebagai koordinator) sebesar $US 65,358.000.
Bantuan hibah USAID juga diberikan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh paska tsunami yang
dituangkan dalam dokumen Strategic Objective Grant Agreement (SOAG) to Support Tsunami Recovery and
Reconstruction yang ditandatangani Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) dan USAID pada 7 Juli 2005 dengan
nilai US$ 371.3 juta. Dana tersebut antara lain digunakan untuk pembangunan jalan raya Banda Aceh – Calang
sepanjang sekitar 100 km serta pembangunan FKIP Unsiyah.
Kerjasama di bidang Energi
Dalam rangka membahas kerjasama di bidang energi, terdapat forum Energy Policy Dialogue (EPD) RI – AS. Pada
pertemuan EPD II di Jakarta tanggal 20-21 Oktober 2008, dibahas rencana kerjasama pengembangan teknologi
terbarukan, pengembangan teknologi geothermal melalui International Partnership for Geothermal Technology
(IPGT), pertukaran informasi mengenai kebijakan investasi, serta pengembangan kapasitas. Pada forum EPD III di
Washington D.C. tanggal 28-30 Juni 2010 dibahas kebijakan energi nasional, perkembangan dan pemanfaatan
sumber energi, penelitian dan pengembangan peningkatan kapasitas, unconventional gas, methane to market,
serta pengembangan SDM.
Kerjasama energi RI-AS juga dilakukan dengan dukungan US Trade and Development Agency (USTDA) yang telah
memberikan hibah sebesar US$ 1,6 juta untuk pengembangan geothermal plan 370 MW di Halmahera serta
300 MW di Jawa Barat.
Kerjasama di bidang Lingkungan Hidup
Kerjasama RI – AS di bidang lingkungan hidup antara lain ditandatai dengan penandatanganan Perjanjian
Penghapusan Utang untuk Konservasi Hutan Tropis (DNS-TFCA) di Sumatera senilai US$ 19,6 juta pada tanggal 30
Juni 2009. Sementara itu dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia, Pemerintah AS dan RI
telah membahas kerjasama pembentukan Climate Change Center di Indonesia untuk jangka waktu 2 tahun, dimulai
sejak 1 Juli 2010. Pihak AS memberi bantuan biaya operasional awal dari Center tersebut dengan fokus mengurangi
emisi lahan gambut serta hutan.
Kerjasama di bidang Ketahanan Pangan
Sebagai bagian dari Plan of Action Kemitraan Komprehensif RI – AS khususnya di bidang food security, pada 6 – 7
Oktober 2010 telah berlangsung Indonesia – United States Agricultural Technology and Investment Forum di Jakarta.
Salah satu hasil dari forum tersebut adalah kesepakatan bahwa dalam mengatasi ketahanan pangan diperlukan
partisipasi Public Private Partnership dengan melibatkan pihak akademis, sehingga kebijakan dan tindakan yang
diambil berdasarkan pada riset dan penelitian yang credibel.
Kerja sama di bidang Kelautan
Kerjasama RI–AS di bidang kelautan didasarkan pada MoU antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada 18 September 2007 dan Implementing Arrangement
MoU tersebut yang ditandatangani pada 10 Juni 2010. Sebagai tindak lanjut, RI dan AS sepakat mengadakan
kerjasama joint exploration kapal ekspedisi NOAA “OKEANOS EXPLORER”, manajemen perikanan yang
berkelanjutan, Coral Triangle Initiative (CTI) dan Program Mitra Bahari.
Kerjasama di bidang Pendidikan, Peace Corps, IPTEK, dan Interfaith Dialogue
Kerjasama RI-AS di bidang pendidikan sudah dimulai sejak tahun 1952 melalui program beasiswa Fulbright dan
dalam perkembangan lebih lanjut juga dilakukan oleh lembaga American Indonesian Exchange Foundation
(AMINEF). Sesuai MoU RI – AS mengenai AMINEF yang ditandatangani pada 16 Februari 2009, disepakati antara lain
teknis pemberian beasiswa pendidikan tinggi melalui mekanisme Fulbright di AS dengan memanfaatkan kebebasan
maupun keringanan biaya kuliah dan biaya hidup. Selain itu, pada 17 Desember 2009 Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Kemlu RI dan AMINEF telah menandatangani kerjasama guna meningkatkan kapasitas diplomat
Indonesia.
Kerjasama pendidikan RI – AS juga dibentuk melalui USINDO melalui penandatanganan MoU Kerjasama Pendidikan,
Sosial dan Kebudayaan pada tanggal 15 Mei 2006. Melalui kerjasama ini, USINDO menyediakan kesempatan bagi
para diplomat Indonesia mengikuti pendidikan di AS serta menyediakan tenaga pengajar sukarela bagi program
pendidikan bahasa Inggris di Indonesia.
Pada 11 Desember 2009 telah ditandatangani MOU Peace Corps RI – AS. Sebagai implementasinya, pada bulan
Maret 2010 sejumlah volunteer AS telah dikirim ke provinsi Jawa Timur untuk mengajar bahasa Inggris kepada guru
Bahasa Inggris di sekolah negeri dan madrasah. Melihat sambutan positif atas program ini, pada tahun 2011 jumlah
sukarelawan PC ditambah menjadi 33 orang pada tahun 2011 dan 50 orang pada tahun 2012 serta memperluas
program tersebut di luar propinsi Jawa Timur.
Terkait pidato Presiden AS Barack Obama di Universitas Al-Azhar Kairo pada tanggal 4 Juni 2009 yang antara lain
menyampaikan perlunya melawan stereotip negatif terhadap Islam, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
menyampaikan komitmen Pemri untuk menjembatani dunia Islam dan Barat dalam sambutannya di Universitas
Harvard pada tanggal 29 September 2009 di Amerika Serikat. Beranjak dari perkembangan tersebut, kedua negara
sepakat mempertemukan para pemangku kepentingan dengan beberapa negara di kawasan dalam suatu kegiatan
Kerjasama Lintas Agama RI-AS pada tanggal 25 hingga 27 Januari 2010 dan menghasilkan butir-butir kerjasama
yang tertuang dalam Shared Concerns and Commitments Indonesia-US Interfaith Cooperation. Guna
menindaklanjuti butir-butir kerjasama dimaksud, Kemlu telah memfasilitasi kalangan akademisi, tokoh agama, dan
masyarakat madani untuk memberikan public lecture mengenai Demokrasi dan Islam Moderat di Indonesia di
beberapa universitas di wilayah Amerika Serikat (Chicago, Houston, LA dan San Fransisco) pada 8 hingga 12
November 2010.
Kerjasama RI – AS di bidang IPTEK ditandatangani tanggal 29 Maret 2010 di Jakarta yang merupakan pembaharuan
dari perjanjian serupa yang telah habis masa waktunya pada tahun 2002. Dalam persetujuan ini antara lain
disepakati pasal perlindungan yang tertuang dalam MTA (Material Transfer Agreement) dan perlindungan HKI pada
GRTK (Genetic Resources and Traditional Knowledge). Sebagai implementasi perjanjian,
U.S. Science Envoy, Dr. Bruce Alberts telah berkunjung ke Indonesia untuk mengidentifikasi potensi kerjasama riset
dan teknologi yang dapat dikembangkan maupun membentuk Joint Working Group in Education kedua negara.
Dalam rangka membangun saling pengertian dan persahabatan di antara pemuda Indonesia dan pemuda AS,
Kedutaan Besar AS di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2010 telah membuka pusat kebudayaan AS, @america, di
dalam Mall Pacific Place Lt 3, Jakarta. @america merupakan satu-satunya pusat kebudayaan AS di dunia dimana
para pengunjung disuguhkan berbagai tayangan multimedia canggih dan sarana interaktif mengenai way of
live masyarakat AS.
Hubungan RI-Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945.
Secara resmi, hubungan diplomatik kedua negara ditandai dengan pembukaan Kedutaan Besar di masing-masing
negara. Tanggal 28 Desember 1949, AS membuka Kedutaan Besar di Jakarta dan menunjuk Duta Besar AS pertama
untuk Indonesia, Horace Merle Cochran. Tanggal 20 Februari 1950, Indonesia menunjuk Dr. Ali Sastroamidjojo
sebagai Duta Besar RI pertama untuk AS.
Kerjasama di bidang Politik
Perkembangan penting hubungan bilateral RI – AS ditandai dengan kunjungan Presiden Barrack Obama ke
Indonesia pada tanggal 9 – 10 November 2010 dimana dalam kunjungan tersebut, kedua Kepala Negara telah
meluncurkan secara resmi Comprehensive Partnership (CP) RI – AS. Sebelum CP RI-AS resmi diluncurkan, pada
tanggal 17 September 2010 telah dilaksanakan RI – US Joint Commission Meeting (JCM) pertama di Washington, D.C
dipimpin Menlu masing-masing negara. Hal penting yang disepakati dalam JCM I di anataranya peluncuran Plan of
Action for RI – US Comprehensive Partnership yang menjadi cetak biru panduan kerjasama kedua negara serta
pembentukan enam Working Group (WG) di bidang Democracy and Civil Society; Climate and Environment;
Education; Trade and Investment; Security Issue; dan Energy. Selanjutnya pada Joint Commission Meeting (JCM) ke2 tanggal 24 Juli 2011 di Nusa Dua, Bali, Menlu kedua negara antara lain telah menghasilkan Joint Statement
pengembangan visi strategik kerjasama RI-AS ke depan serta membahas berbagai potensi kerjasama maupun isuisu kawasan.
Kerjasama di Bidang Pertahanan Keamanan
Pasca pencabutan embargo militer tahun 2005, kerja sama pertahanan Indonesia–AS semakin membaik berkat
persepsi positif pemerintah, militer dan parlemen AS terhadap proses reformasi TNI. Bantuan militer AS kepada
Indonesia disalurkan melalui program Foreign Military Financing (FMF) dan International Military Education and
Training (IMET), khususnya dalam rangka peningkatan kemampuan transportasi TNI dalam penanganan bencana
alam serta program peningkatan profesional prajurit.
Sejak tahun 2002 terdapat forum pertemuan tahunan militer RI – AS ’Indonesia–United States Security Dialog
(IUSSD) serta forum tahunan US–Indonesia Bilateral Defense Dialogue (USIBDD) yang dilaksanakan berselingan
dengan IUSSD. Pertemuan USIBDD ke-11 berlangsung di Hawaii, AS tanggal 7-11 Februari 2011 sedangkan forum
IUSSD ke-8 berlangsung tanggal 25-26 Mei 2010.
Kerjasama keamanan RI – AS dikukuhkan melalui penandatanganan LoI between INP and FBI on Mutual Cooperation
in Capacity Building and Combating Transnational Crimes pada bulan Maret 2011 yang melandasi kerjasama Badan
Penyelidik Federal (FBI) AS dengan Polri (Densus 88) dalam pemberantasan terorisme. Sebelumnya, pada tanggal 8
November 2010 telah ditandatangani MoU between the Government of the United States of America and the
Republic of Indonesia on Capacity Building to Strengthen the Security of Biological Pathogens yang menjadi
landasan kerjasama pelatihan capacity building di bidang biosecurity dan biosafety guna memperkuat keselamatan
laboratorium dan keamanan patogen dari akses illegal.
Kerjasama di Bidang Perdagangan, Investasi dan Pariwisata
AS merupakan mitra dagang keempat terbesar Indonesia sesudah Jepang, Cina dan Singapura dengan nilai
perdagangan mencapai 23 milyar USD pada tahun 2010. Nilai perdagangan ini meningkat 31.96% dibanding tahun
2009 yang mencapai 17.93 milyar USD dengan surplus untuk Indonesia sebesar 4.86 milyar USD atau naik 29.3%
dibanding tahun 2009 yang mencapai 3.76 milyar USD. Nilai ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2010 berjumlah
14.26 milyar USD atau meningkat 31,49 % dibanding tahun 2009 yang mencapai 10.85 milyar USD. Komoditi
ekspor utama Indonesia ke AS antara lain seperti getah karet, getah perca, barang elektronik, barang hasil industri
pakaian, mebel, sampai perkakas.
Di bidang investasi, pada tahun 2010 realisasi investasi AS di Indonesia mencapai US$ 930,8 juta, meningkat
542,7% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah US$ 171,5 juta. Dengan jumlah tersebut, AS merupakan investor
terbesar ke-tiga di Indonesia setelah Singapura dan Inggris. Untuk periode Januari – Maret 2011, nilai investasi AS di
Indonesia mencapai 359,1 juta USD atau urutan kedua terbesar setelah Singapura.
Untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan investasi RI-AS, terdapat forum”Trade Investment Council”
(TIC) tingkat Menteri guna membahas dan menyelesaikan berbagai isu perdagangan dan investasi kedua negara.
TIC terdiri dari empat Working Group, yaitu WG on Industrial and Agricultural Products, WG on Illegal Logging and
Asociated Trade, WG on Intellectual Property Rights, dan WG on Investment.
Sementara itu dalam rangka menjamin investasi AS di Indonesia, pada tanggal 14 April 2010 di Washington, D.C.
telah ditandatangani persetujuan Investment Support Agreement-Overseas Private Investment Corporation (ISAOPIC) RI – AS oleh Kepala BKPM dan Acting President OPIC. Perjanjian ISA-OPIC ini telah diratifikasi melalui Peraturan
Presiden RI nomor 48 tahun 2010 tanggal 19 Juli 2010 dan diharapkan dapat meningkatkan minat investor AS
menanamkan modal di Indonesia.
Di bidang pariwisata, pada tahun 2010 jumlah wisatawan AS yang berkunjung ke Indonesia khususnya dari 19 pintu
masuk utama, mencapai 171.528 atau naik 5,68% dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 162.302 orang.
Kerjasama Pembangunan
Sejak tahun 2006 Indonesia memperoleh bantuan hibah dalam kerangka Millennium Challenge Corporation (MCC)
sebesar US$ 55 juta untuk program imunisasi dan anti korupsi. Pada bulan Desember 2008 Indonesia kembali
terpilih mendapatkan hibah serupa melalui program “MCC Compact Program (MCC CP)” untuk periode hingga 2013.
Program yang disepakati dalam MCC meliputi: e-procurement, pendidikan dan kesehatan serta natural resources
management/REDD+.
Selain itu Pemerintah Indonesia dan the United States Agency for International Development (USAID) telah
menyepakati hibah USAID melalui Strategic Plan periode 2009-2014 yang meliputi lima bidang program, yaitu
pendidikan, pemerintahan dan demokrasi, pertumbuhan ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Implementasi hibah
bagi tiap program tersebut selanjutnya dikuatkan melalui penandatanganan Assistance Agreement (AA).
Perjanjian hibah USAID juga telah ditandatangani pada tanggal 24 September 2010 untuk Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Pedesaan melalui PNPM Support Facility Trust Fund pada World
Bank (sebagai koordinator) sebesar $US 65,358.000.
Bantuan hibah USAID juga diberikan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh paska tsunami yang
dituangkan dalam dokumen Strategic Objective Grant Agreement (SOAG) to Support Tsunami Recovery and
Reconstruction yang ditandatangani Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) dan USAID pada 7 Juli 2005 dengan
nilai US$ 371.3 juta. Dana tersebut antara lain digunakan untuk pembangunan jalan raya Banda Aceh – Calang
sepanjang sekitar 100 km serta pembangunan FKIP Unsiyah.
Kerjasama di bidang Energi
Dalam rangka membahas kerjasama di bidang energi, terdapat forum Energy Policy Dialogue (EPD) RI – AS. Pada
pertemuan EPD II di Jakarta tanggal 20-21 Oktober 2008, dibahas rencana kerjasama pengembangan teknologi
terbarukan, pengembangan teknologi geothermal melalui International Partnership for Geothermal Technology
(IPGT), pertukaran informasi mengenai kebijakan investasi, serta pengembangan kapasitas. Pada forum EPD III di
Washington D.C. tanggal 28-30 Juni 2010 dibahas kebijakan energi nasional, perkembangan dan pemanfaatan
sumber energi, penelitian dan pengembangan peningkatan kapasitas, unconventional gas, methane to market,
serta pengembangan SDM.
Kerjasama energi RI-AS juga dilakukan dengan dukungan US Trade and Development Agency (USTDA) yang telah
memberikan hibah sebesar US$ 1,6 juta untuk pengembangan geothermal plan 370 MW di Halmahera serta
300 MW di Jawa Barat.
Kerjasama di bidang Lingkungan Hidup
Kerjasama RI – AS di bidang lingkungan hidup antara lain ditandatai dengan penandatanganan Perjanjian
Penghapusan Utang untuk Konservasi Hutan Tropis (DNS-TFCA) di Sumatera senilai US$ 19,6 juta pada tanggal 30
Juni 2009. Sementara itu dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim di Indonesia, Pemerintah AS dan RI
telah membahas kerjasama pembentukan Climate Change Center di Indonesia untuk jangka waktu 2 tahun, dimulai
sejak 1 Juli 2010. Pihak AS memberi bantuan biaya operasional awal dari Center tersebut dengan fokus mengurangi
emisi lahan gambut serta hutan.
Kerjasama di bidang Ketahanan Pangan
Sebagai bagian dari Plan of Action Kemitraan Komprehensif RI – AS khususnya di bidang food security, pada 6 – 7
Oktober 2010 telah berlangsung Indonesia – United States Agricultural Technology and Investment Forum di Jakarta.
Salah satu hasil dari forum tersebut adalah kesepakatan bahwa dalam mengatasi ketahanan pangan diperlukan
partisipasi Public Private Partnership dengan melibatkan pihak akademis, sehingga kebijakan dan tindakan yang
diambil berdasarkan pada riset dan penelitian yang credibel.
Kerja sama di bidang Kelautan
Kerjasama RI–AS di bidang kelautan didasarkan pada MoU antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada 18 September 2007 dan Implementing Arrangement
MoU tersebut yang ditandatangani pada 10 Juni 2010. Sebagai tindak lanjut, RI dan AS sepakat mengadakan
kerjasama joint exploration kapal ekspedisi NOAA “OKEANOS EXPLORER”, manajemen perikanan yang
berkelanjutan, Coral Triangle Initiative (CTI) dan Program Mitra Bahari.
Kerjasama di bidang Pendidikan, Peace Corps, IPTEK, dan Interfaith Dialogue
Kerjasama RI-AS di bidang pendidikan sudah dimulai sejak tahun 1952 melalui program beasiswa Fulbright dan
dalam perkembangan lebih lanjut juga dilakukan oleh lembaga American Indonesian Exchange Foundation
(AMINEF). Sesuai MoU RI – AS mengenai AMINEF yang ditandatangani pada 16 Februari 2009, disepakati antara lain
teknis pemberian beasiswa pendidikan tinggi melalui mekanisme Fulbright di AS dengan memanfaatkan kebebasan
maupun keringanan biaya kuliah dan biaya hidup. Selain itu, pada 17 Desember 2009 Pusat Pendidikan dan
Pelatihan, Kemlu RI dan AMINEF telah menandatangani kerjasama guna meningkatkan kapasitas diplomat
Indonesia.
Kerjasama pendidikan RI – AS juga dibentuk melalui USINDO melalui penandatanganan MoU Kerjasama Pendidikan,
Sosial dan Kebudayaan pada tanggal 15 Mei 2006. Melalui kerjasama ini, USINDO menyediakan kesempatan bagi
para diplomat Indonesia mengikuti pendidikan di AS serta menyediakan tenaga pengajar sukarela bagi program
pendidikan bahasa Inggris di Indonesia.
Pada 11 Desember 2009 telah ditandatangani MOU Peace Corps RI – AS. Sebagai implementasinya, pada bulan
Maret 2010 sejumlah volunteer AS telah dikirim ke provinsi Jawa Timur untuk mengajar bahasa Inggris kepada guru
Bahasa Inggris di sekolah negeri dan madrasah. Melihat sambutan positif atas program ini, pada tahun 2011 jumlah
sukarelawan PC ditambah menjadi 33 orang pada tahun 2011 dan 50 orang pada tahun 2012 serta memperluas
program tersebut di luar propinsi Jawa Timur.
Terkait pidato Presiden AS Barack Obama di Universitas Al-Azhar Kairo pada tanggal 4 Juni 2009 yang antara lain
menyampaikan perlunya melawan stereotip negatif terhadap Islam, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
menyampaikan komitmen Pemri untuk menjembatani dunia Islam dan Barat dalam sambutannya di Universitas
Harvard pada tanggal 29 September 2009 di Amerika Serikat. Beranjak dari perkembangan tersebut, kedua negara
sepakat mempertemukan para pemangku kepentingan dengan beberapa negara di kawasan dalam suatu kegiatan
Kerjasama Lintas Agama RI-AS pada tanggal 25 hingga 27 Januari 2010 dan menghasilkan butir-butir kerjasama
yang tertuang dalam Shared Concerns and Commitments Indonesia-US Interfaith Cooperation. Guna
menindaklanjuti butir-butir kerjasama dimaksud, Kemlu telah memfasilitasi kalangan akademisi, tokoh agama, dan
masyarakat madani untuk memberikan public lecture mengenai Demokrasi dan Islam Moderat di Indonesia di
beberapa universitas di wilayah Amerika Serikat (Chicago, Houston, LA dan San Fransisco) pada 8 hingga 12
November 2010.
Kerjasama RI – AS di bidang IPTEK ditandatangani tanggal 29 Maret 2010 di Jakarta yang merupakan pembaharuan
dari perjanjian serupa yang telah habis masa waktunya pada tahun 2002. Dalam persetujuan ini antara lain
disepakati pasal perlindungan yang tertuang dalam MTA (Material Transfer Agreement) dan perlindungan HKI pada
GRTK (Genetic Resources and Traditional Knowledge). Sebagai implementasi perjanjian,
U.S. Science Envoy, Dr. Bruce Alberts telah berkunjung ke Indonesia untuk mengidentifikasi potensi kerjasama riset
dan teknologi yang dapat dikembangkan maupun membentuk Joint Working Group in Education kedua negara.
Dalam rangka membangun saling pengertian dan persahabatan di antara pemuda Indonesia dan pemuda AS,
Kedutaan Besar AS di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2010 telah membuka pusat kebudayaan AS, @america, di
dalam Mall Pacific Place Lt 3, Jakarta. @america merupakan satu-satunya pusat kebudayaan AS di dunia dimana
para pengunjung disuguhkan berbagai tayangan multimedia canggih dan sarana interaktif mengenai way of
live masyarakat AS.