Model Pembelajaran Demonstrasi Berbantuan Indonesia

MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

Oleh :
Nadia Cassinie, M.M.Pd

Landasan Teori
Pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber
untuk belajar.
Munandar (dalam Suryosubroto
2009
:
221)
menyatakan
bahwa “Kreativitas adalah kemampuan
mengungkapkan berdasarkan data data
informasi
yang

tersedia
menentukan
banyak
kemungkinan
jawaban terhadap sesuatu masalah,
dimana penekanannya pada kuantitas,
ketatagunaan dan keragaman jawaban”.
Semakin banyak jawaban diberikan
terhadap suatu masalah, maka kreatifah
siswa tersebut. Tetapi ada saja jawaban
itu
karena sesuai
dengan
permasalahannya. Jadi, tidak semata mata banyaknya jawaban yang diberikan
menjadi ukuran kreativitas siswa, tetapi
juga kualitas dari suatu jawabannya.
Menurut
penelitian
Torrance,
Getzels, Jackson dan Yamamoto (dalam

Munandar, 2009 : 9) berdasarkan
studinya masing – masing dengan
kesimpulan yang sama menyatakan
bahwa
kelompok
siswa
yang
kreativitasnya tinggi tidak berbeda
dengan
prestasi
sekolah
dari
sekelompok siswa yang intelegensinya
relatif lebih tinggi. Torrence (dalam
Munandar, 1999 : 10) mengajukan
hipotesis bahwa dengan daya imajinasi,
rasa ingin tahu dan orisinalitas dari

subjek yang kreativitasnya tinggi dapat
mengimbangi kekurangan dalam daya

ingatan dan faktor – faktor lain yang
diukur oleh tes intelegensi tradisional.
Dengan kata lain kreativitas erat
hubungannya
dengan
cara belajar
peserta didik yang pada akhirnya
mempengaruhi prestasi belajarnya.
1. Metode Pembelajaran
Metode
adalah
cara
yang
digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal. Ini
berarti
metode
digunakan

untuk
merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peran yang sangat penting.
Keberhasilan
implementasi
strategi
pembelajaran sangat tergantung pada
cara
guru
menggunakan
metode
pembelajaran, (Strategi Pembelajaran,
2006).
Dalam kegiatan belajar mengajar,
menurut Dra. Roestiyah, N.K. (1989),
guru harus memiliki strategi agar anak
didik dapat belajar secara efektif dan
efsien, mengena pada tujuan yang

diharapkan. Salah satu laangkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus
menguasai
teknik-teknik
penyajian
(metode mengajar). Dengan demikian,
metode
mengajar
adalah
strategi
pengajaran sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.

Menurut Slavin (dalam Isjoni,
2009 : 15), pembelajaran kooperatif
adalah
suatu
model
pembelajaran
dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya
4-5
dengan
struktur
kelompok
heterogen.
Di
dalam
pembelajaran kooperatif siswa belajar
bersama dalam kelompok – kelompok
kecil yang saling membantu satu sama
lain. Maksud kelompok heterogen adalah
terdiri dari campuran kemampuan siswa,
jenis kelamin dan suku.
Pada situasi yang membosankan
dan jenuh, otak seseorang akan bekerja
secara negatif. Sebaliknya apabila otak
seseorang dibuat tergugah, termotivasi,
terpancing, dan bersemangat, maka kita

akan mampu menyelesaikan beragam
persoalan dengan lebih baik dan kita
dapat mengoptimalkan kerja otak kiri
dan otak kanan. Untuk itu semua
seorang guru dituntut untuk lebih
cermat dalam menerapkan metode
pembelajaran
pada
kelas
yang
dikelolanya karena pengelolaan kelas
yang baik akan melahirkan interaksi
belajar mengajar yang baik pula. Tujuan
pembelajaran pun dapat dicapai tanpa
menemukan kendala yang berarti.
2. Model
Pembelajaran
Demonstrasi
Model pembelajaran demonstrasi
adalah pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas

suatu
pengertian
atau
untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada peserta didik.
Muhibbin Syah (2000) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar
juga
menjelaskan
bahwa
metode
demonstrasi
adalah
metode
yang
digunakan
untuk
memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan
dalam melakukan suatu kegiatan, baik

secara
langsung
maupun
melalui
penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang dikerjakan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, metode demonstrasi
adalah cara penyajian pelajaran dengan
meragakan
atau
mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi, atau
benda tertentu yang sedang dipelajari,
baik sebenarnya maupun tiruan, yang
sering disertai dengan penjelasan lisan.
3. Langkah-langkah
Model
Pembelajaran Demonstrasi

(1) Tahap persiapan
Pada
tahap
persiapan
iniada
beberapa hal yang harus dilakukan :
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh peserta didik setelah proses

demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek
pengetahuan dan keterampilan tertentu.
b. Persiapan garis besar langkahlangkah demonstrasi yang akan
dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari ke-gagalan.
c. Persiapkan peralatan yang akan
dibutuhkan
dalam
proses
demonstrasi.
d. Memeriksa apakah semua peralatan

itu dalam keadaan berfungsi atau
tidak.
e. Menetapkan langkah pelaksanaan
agar efsien dan berjalan dengan
lancar.
f. Menghitung dan menetapkan alokasi
waktu.
g. Menetapkan kegiatan yang akan
dilakukan
selama
pelaksanaan
demonstrasi.
h. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji
coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
(2) Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan :
 Aturlah tempat duduk sehingga
memungkinkan
semua
siswa
untuk melihat dengan jelas apa
yang di demonstrasikan.
 Kemukakan tujuan yang ingin
dicapai peserta didik.
 Kemukakan tugas-tugas apa yang
harus dilakukan oleh peserta didik.
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi :
 Mulailah
demonstrasi
dengan
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
menarik perhatian siswa dan
dapat mengajak mereka untuk
berfkir.
 Ciptakan suasana yang menyejukkan dan dapat menghindari
suasana yang menegangkan.
 Yakinkan bahwa semua peserta
didik mengikuti jalannya demonstrasi.
 Berikan
kesempatan
kepada
peserta didik untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari
proses pembelajaran.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model
Pembelajaran Demonstrasi :
Kelebihan
Model
Pembelajaran
Demonstrasi adalah :
a) Dapat mendorong motivasi siswa.
b) Dapat menghidupkan jalannya
proses pembelajaran karena siswa
didik tidak hanya mendengar.
c) Dapat mengaitkan teori dengan
peristiwa alam lingkungan sekitar.
Dengan demikian peserta didik dapat

lebih meyakini kebenaran materi
pelajaran.
d) Apabila dilaksanakan dengan tepat,
dapat terlihat hasilnya.
e) Demonstrasi biasanya lebih mudah
diingat daripada bahasa dalam buku
pegangan atau penjelasan pendidik.
f) Melalui demonstrasi peserta didik
terhindar dari verbalisme karena
langsung
memperhatikan
bahan
pelajaran yang dijelaskan.
Kelemahan
model
pembelajaran
demonstrasi :
a) Terkadang tidak semua peserta didik
dapat melihat dengan jelas benda
yang akan ditunjukkan.
b) Tidak semua materi dapat di
demonstrasikan.
c) Sukar
dimengerti
apabila
di
demonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai materi.
d) Demonstrasi memerlukan persiapan
yang lebih matang, sebab kegagalan
dapat menyebabkan model ini tidak
efektif lagi.
e) Demonstrasi memerlukan peralatan,
bahan-bahan dan tempat yang
memadai, berarti penggunaan model
ini lebih mahal jika dibandingkan
dengan ceramah.
f) Demonstrasi
memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru
yang khusus sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih professional.
5. Prinsip Metode Demonstrasi
Anak pada usia sekolah dasar
lebih banyak belajar dari apa yang
mereka
lihat,
maka
agar
tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara
optimal,
pembelajaran
hendaknya
diperagakan, ini berarti bahwa sedapat
mungkin
penggunaan
metode
demonstrasi ini digunakan dengan cara
disesuaikan dengan kemampuan daya
tangkap
siswa
dengan
demikian
pelajaran akan lebih hidup, jelas,
fungsional, dan tidak akan mudah untuk
dilupakan.
6. Tujuan
Penggunaan
Demonstrasi

Metode

Metode demonstrasi sebenarnya
merupakan metode yang bertujuan
untuk
menjadikan
siswa
mampu
memahami tentang cara mengatur atau
menyusun sesuatu, misalnya membuat
alat optic sederhana dengan penerapan
sifat penghantar panas yang tidak sama
untuk setiap material yang berbeda.
Selain
itu
siswa
dapat
menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau
bias juga menyaksikan konsep-konsep

tertentu dalam suatu teori, dengan
demikian siswa akan mengerti mengenai
kebenaran dari suatu teori dalam bentuk
praktek.
7. Motivasi Belajar
Menurut
Sumadi
Suryabrata,
motivasi adalah keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu untuk
melakukan aktiftas-aktiftas tertentu
guna mencapai suatu tujuan trtentu.
Jadi, motivasi bukanlah hal yang dapat
diamati, tetapi adalah hal yang dapat
disimpulkan adanya karena sesuatu
yang dapat kita simpulkan. Tiap aktiftas
yang dilakukan oleh seseorang itu
didorong oleh sesuatu kekuatan dari
dalam diri orang itu sendiri, kekuatan
inilah yang disebut motivasi.
Menurut Hamzah B. Uno, motivasi
adalah
dorongan
dasar
yang
menggerakkan
seseorang
brtingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu
perbuatan seseorang yang didasarkan
atas motivasi tertentu mengandung
tema dan model sesuai dengan motivasi
yang mendasarinya.
Istilah motivasi berasal dari kata
motif yang artinya kekuatan yang
terdapat dari dalam diri individu, yang
menyebabkan
individu
tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat
diamati secara langsung tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,
berupa rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga munculnya sutau
tingkah laku tertentu.
Dari pengertian di atas maka
motivasi yang ada dalam diri manusia
sangatlah berperan penting ketika
seseorang akan melakukan sesuatu.
Motivasi juga tidak dapat diamati secara
langsung
namun
kita
dapat
membangkitkannya dengan rangsangan
serta
dorongan
yang
menjadikan
seseorang lebih termotivasi dengan apa
yang dilakukannya.
Sedangkan menurut R. Ibrahim
dan Nana Syaodih, motivasi atau biasa
disebut
dorongan
atau
kebutuhan
merupakan suatu tenaga yang berada
pada diri individu atau siswa yang
mendorongnya untuk berbuat mencapai
suatu tujuan. Tenaga pendorong atau
motif pada seseorang mungkin cukup
besar sehingga tanpa motivasi dari luar
dia sudah bias berbuat. Tetapi motivasi
dari luar juga sangat diperlukan karena
motivasi yang bersifat internal dari luar
juga sangat diperlukan karena motivasi
yang bersifat internal saja masih kurang
cukup untuk mendorong seseorang
melakukan sesuatu maka diperlukan

motivasi yang bersifat eksternal, yaitu
guru, orang tua, teman, buku-buku, dan
sebagainya.
Setiap individu pada hakekatnya
memerlukan motif eksternal sebagai
pendorong
dalam
dirinya
untuk
mencapai suatu tujuan. Siswa dikatakan
mempunyai
motivasi
tinggi
jika
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas (dapat
bekerja terus-menerus dalam jangka
waktu lama tidak berhenti sebelum
selesai).
b. Ulet saat menghadapi kesulitan
(tidak lekas putus asa)
c. Lebih senang bekerja mandiri
d. Cepat merasa bosan dengan tugastugas yang rutin (hal-hal yang
bersifat
mekanis,
berulang-ulang
sehingga kurang kreatif).
e. Tidak mudah melepaskan hal yang
sudah diyakini itu benar menurut
logika.
f. Senang mencari dan memecahkan
soal.
Dalam kegiatan pembelajaran,
anak yang mempunyai motivasi tinggi
akan brehasil dengan baik, karena siswa
seperti itu biasanya tekun mengerjakan
tugas, ulet dalam memecahkan masalah
dan hambatan secara mandiri. Siswa
yang belajar dengan baik tidak akan
terjebak dalam suatu rutinitas dan
mekanis.
8. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar adalah dua
hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku secara
relative permanen dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
motivasi itu sendiri dapat timbul karena
factor intrinsic. Factor intrinsik memang
sudah ada dalam diri setiap individu,
brupa hasrat dan keinginan untuk
berhasil
dan
dorongan
kebutuhan
belajar, harapan akan cita-cita. Karena
pada
umumnya
factor
intrinsic
merupakan suatu hal yang ingin
dipuaskan maka tanpa adanya faktor
eksternal atau pengaruh dari luar
seseorang sudah mampu berbuat tetapi
suatu motivasi akan lebih maksimal jika
ada dorongan dari luar.
Faktor
ekstrinsik
contohnya
adalah
penghargaan,
pemilihan
penggunaan
metode
pembelajaran
untuk menciptakan suasana belajar yang
menarik,
lingkungan
belajar
yang
kondusif misalnya ruang belajar yang
bersih dan rapi. Tetapi harus diingat
bahwa kedua faktor tersebut disebabkan

oleh rangsangan tertentu yang berasal
dari luar.
9. Peranan Motivasi
Pembelajaran

Belajar

dan

Motivasi dapat berperan dalam
penguatan belajar dalam hal ini apabila
seorang siswa yang belajar dihadapkan
pada
suatu
permasalahan
yang
memerlukan pemecahan atau cara
tertentu, dan hanya dapat dipecahkan
berkat bantuan hal-hal yang pernah
dialaminya. Sebagai contoh, seorang
anak akan memecahkan permasalahan
dalam mata pelajaran IPA dengan
bantuan
pengamatan
benda
yang
konkret. Peristiwa ini dapat dipahami
bahwa sesuatu dapat menjadi penguat
belajar untuk seseorang, apabila dia
sedang benar-benar punya motivasi
untuk belajar dan juga ada rasa
keingintahuan yang besar pada dirinya
serta mempunyai tujuan untuk mencapai
suatu tujuan yang diinginkan. Dengan
kata lain motivasi dapat menentukan
hal-hal apa saja yang terdapat di
lingkungan
anak
tersebut
dapat
memperkuat perbuatan belajar.
10.Macam-macam Motivasi
Penggolongan berdasarkan atas
terbentuknya,
motivasi
dibedakan
menjadi dua macam :
a. Motivasi Bawaan
Motivasi bawaan sejak lahir, jadi
tanpa dipelajari, misalnya dorongan
untuk makan dan minum, motivasi
seksual, bergerak dan beristirahat.
Motivasi sering disebut motivasi yang
disyaratkan secara biologis, artinya
ada dalam warisan biologis manusia.
b. Motivasi yang Dipelajari
Motivasi
yang
muncul
karena
dipelajari, misalnya dorongan untuk
mempelajari suatu cabang ilmu
pengetahuan,
dorongan
untuk
mengejar suatu kedudukan dalam
masyarakat,
dan
sebagainya.
Motivasi ini sering disebut motivasi
yang disyaratkan secara social,
karena
manusia
hidup
dalam
lingkungan social maka motivasi ini
terbentuk. Jadi motivasi merupakan
kebutuhan untuk kehidupan social.
11.Asas Motivasi
Untuk
memperoleh
hasil
pengajaran yang sebaik-baiknya dalam
proses mengajar seorang pendidik
harus selalu berusaha membangkitkan
minat para siswa sehingga seluruh
perhatian mereka tertuju dan terpusat

kepada bahan pelajaran yang sedang
diajarkan.
Apabila dilihat dari segi didaktik
jika motivasi siswa dapat dibangkitkan
untuk kemudian seluruh perhatiannya
dapat
dipusatkan
kepada
bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru,
maka keadaan kelas menjadi tenang
sebab
siswa
tidak
mempunyai
kesempatan untuk melakukan hal-hal
yang melanggar ketertiban kelas.
Dengan demikian pelajaran dapat
brlangsung dengan baik dan kondusif
serta mudah diterima dan dimengerti
oleh siswa yang selanjutnya akan
disimpan dalam ingatan.
Dilihat
dari
sisi
psykologis,
perhatian adalah suatu gejala kejiwaan
yang
erat
hubungannya
dengan
dorongan minat dan tingkah laku
seseorang. Selanjutnya apabila dilihat
dari
sisi
pendidikan,
pemusatan
perhatian
sangat
penting
untuk
pembentukan watak, sebab anak-anak
yang terlatih dan terbiasa memusatkan
perhatiannya
tidak
semata-mata
kepada
hal-hal
yang
digemari
melainkan juga terhadap objek yang
tidak menarik perhatiannya, berarti
mereka
berlatih
untuk
selalu
menghadapi segala sesuatu tanpa
harus selalu sesuai dengan minat dan
keinginannya karena pada dasarnya
pada saat seorang anak melalui proses
pembelajaran,mereka harus siap untuk
menjalani semua proses yang sudah
dipersiapkan guru untuk dilaluinya.
Perhatian yang dibangkitkan oleh
guru disebut perhatian yang disengaja,
sedang perhatian yang timbul dari diri
sendiri disebut perhatian spontan.
Hasil perhatian spontan biasanya
dapat berlangsung lama dan lebih baik
daripada perhatian yang disengaja.
Sekalipun
demikian
dalam
hal
pembentukan watak sebagai persiapan
untuk
terjun
ke
tengah-tengah
masyarakat, perhatian disengaja itu
lebih penting. Adapun usaha-usaha
untuk
membangkitkan
perhatian
spontan antara lain adalah :
a. Mengajar dengan cara yang menarik
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan anak.
b. Mengadakan selingan yang sehat
dan bermanfaat bagi siswa.
c. Menggunakan
alat-alat
peraga
sesuai dengan bahan pelajaran yang
diberikan.
d. Mengurangi
sejauh
mungkin
pengaruh-pengaruh
yang
dapat
mengganggu konsentrasi anak.
Usaha-usaha untuk membangkitkan
perhatian yang disengaja adalah :

a. Dengan memberikan pengertian
tentang manfaat bahan pelajaran
yang diajarkan bagi siswa.
b. Berusaha menghubungkan antara
apa yang sudah diketahui siswa
dengan apa yang akan mereka
temukan pada saat mempelajari
materi tersebut.
c. Mengkondisikan suatu kompetisi
yang sehat dalam belajar.
d. Menerapkan
reward
and
punishment yang bijaksana.
Selanjutnya untuk kedua jenis
usaha tersebut di atas baik dalam
membangkitkan
perhatian
spontan
maupun perhatian yang disengaja,
sikap guru merupakan faktor penting
pula.
Metode
pembelajaran
demonstrasi adalah metode mengajar
dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang
diajarkan (Muhiddin Syah, 2000).
Syaiful Bahri dalam bukunya
yang berjudul Strategi Belajar Mengajar
menjelaskan bahwa metoda demonstrasi
adalah
metode
yang
digunakan
memperlihatkan sesuatu proses atau
cara kerja suatu benda yang berkenan
dengan bahan pelajaran.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Analisis Orientasi Pembelajaran Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Pada IKM Sepatu Di Cibaduyut Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung

9 87 167