T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Strategi Hunting Information untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Materi Sistem Peredaran Darah Siswa Kelas XI

BAB III
3.1. Hasil Penelitan
3.1.1. Hasil Belajar Kognitif

Persent ase jum lah sisw a yang m em enuhi nilai KKM 75 pada siklus I, II
dit unjukkan sepert i gam bar berikut ini.
A

B
100

Rata-Rata Nilai

Ketuntasan %

100

75

50


100

75

93.92

50

0

0
siklus 1

Siklus 1

siklus 2

Siklus 2

Gambar 3.1 . (A). Persent ase Jum lah Sisw a yang M em enuhi Nilai KKM 75 pada


M at eri Sist em Peredaran Darah. (B). Rat a-rat a Nilai Tes Kognit if Sisw a pada
M at eri Sist em Peredaran Darah
Gam bar 3.1. (A). M enunjukkan peningkat an hasil belajar kognit if yang
signifikan, hal ini dit unjukkan oleh peningkat an persent ase sisw a yang m em enuhi
nilai KKM 75 pada siklus I m encapai 75% dan pada siklus II m eningkat hingga
m encapai 100%. Oleh karena sem ua sisw a sudah m encapai nilai KKM m aka siklus
dihent ikan. Gam bar 3.1 (B). M enunjukkan

rat a-rat a nilai biologi m at eri sist em

peredaran darah pada siklus I m encapai 75 dan m eningkat pada siklus II m encapai
93.92.
3.1.2. Hasil Belajar Afektif

Persent ase jum lah sisw a yang m em enuhi nilai m inim al baik berdasarkan
hasil LO pada siklus I dan siklus II dit unjukkan m elalui gam bar berikut ini.
100

Ketuntasan %


100
80

64.29

60
40
20
0
Siklus I

Siklus II

Gambar 3.2. Persent ase afekt if sisw a yang m em enuhi kat egori nilai m inim al baik.

Gam bar 3.3. peningkat an nilai afekt if yang signifikan, hal ini dit unjukkan
dengan persent ase jum lah sisw a yang m em enuhi kat egori nilai m inim al baik
12


64.29% dengan rincian baik 53.57% dan sangat baik 10.71% pada siklus I dan pada
siklus II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a m em enui kat egori nilai
m inim al baik 100% dengan rincian baik 32.14% dan sangat baik 67.86% .
3.1.3. Hasil Belajar Psikomotorik

Persent ase jum lah sisw a yang m em enuhi nilai m inim al baik berdasarkan
hasil LO pada siklus I dan siklus II dit unjukkan m elalui gam bar berikut ini.

Ket untasan %

100

96.42

100

Siklus
Siklu I I

Siklus II


80
60
40
20
0

Gambar 3.3. Persent ase nilai psikom ot orik sisw a yang m em enuhi kat egori nilai

m inim al baik.
Gam bar 3.3. M enunjukkan jum lah persent ase sisw a yang m em enuhi
kat egori nilai m inim al baik 96.42% dengan rincian baik 46.42% dan sangat baik 50%
pada siklus I dan pada siklus II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a
m em enuhi kat egori nilai m inim al baik 100% dengan rincian baik 39.29% dan sangat
baik 60.71%.
3.1.4. Hasil Lembar Observasi dan Angket M otivasi Belajar Sisw a

Persent ase jum lah sisw a yang m em enuhi nilai m inim al baik berdasarkan
hasil hngket dan LO pada siklus I dan siklus II dit unjukkan m elalui gam bar berikut
ini.

A

B
89.29

100

89.29

100

Siklus I

Siklus II

100
Ketuntasan %

Ketuntasan %


100
80
60
40
20

80
60
40
20
0

0
Siklus I

Siklus II

Gambar 3.4 (A). Persent ase M ot ivasi Sisw a yang M em enuhi Kat egori nilai M inim al

Baik


Berdasarkan

Observasi.

(B).

Persent ase

M ot ivasi

Sisw a

yang

M em enuhi Kat egori nilai m inim al baik Berdasarkan Angket .

13

Gam bar 3.4. (A). M enunjukkan peningkat an yang signifikan, hal ini

dit unjukkan dengan jum lah persent ase sisw a yang m em enuhi kat egori nilai
m inim al baik 89.29% dengan rincian baik 67.85% dan sangat baik 21.42% pada
siklus I dan siklus II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a m em enuhi
kat egori nilai m inim al baik 100% dengan rincian baik 60.71 dan sangat baik 39.29.
Gam bar 3.4. (B). M enunjukkan peningkat an yang signifikan, hal ini dit unjukkan
dengan jum lah persent ase sisw a yang m em enuhi kat egori nilai m inim al baik
89.29% dengan rincian baik 57.14% dan sangat baik 32.14% pada siklus I dan siklus
II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a m em enuhi kat egori nilai m inim al
baik 100% dengan rincian baik 21.42% dan sangat baik 78.58%.
3.1.5. Hasil Angket Keterlaksanaan Pembelajaran M enggunakan M odel Problem
Based Learning dan Stategi Hunting Inform ation.

Ket untasan %

100

96.42

100


Siklus I

Siklus II

80
60
40
20
0

Gambar

3.5.

Persent ase

Angket

Ket erlaksanaan


Pem belajaran

Penerapan

PBL dan Hunt ing Inform at ion
Gam bar 3.5. m enunjukkan peningkat an yang sangat signifikan, hal ini
dit unjukkan dengan jum lah persent ase sisw a yang m em enuhi kat egori nilai
m inim al baik 96.42% dengan rincian baik 39.29% dan sangat baik 53.57% pada
siklus I dan siklus II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a m em enuhi
kat egori nilai m inim al baik 100% dengan rincian baik 28.57% dan sangat baik
71.42%
3.1.6.

Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran M enggunakan M odel
Problem Based Learning dan Stategi Hunting Inform ation.

14

100
76.66

80

Ketuntasan %

60
40

46.67
26.67

26.66

23.34

20
0

0

0

KB

TB

0
SB

B

KB

TB

SB

B

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.6. Persent ase Lem bar Observasi akt ivit as Belajar Selam a Pem belajaran

M enggunakan PBL dan Hunt ing Inform at ion
Gam bar 3.6. Persent ase perform a guru dan sisw a selam a penerapan m odel
PBL dan Hunt ing Inform at ion dilihat dari hasil observasi. Pada siklus I m enunjukkan
perfom a sisw a dan guru m encapai 26.67% sangat baik, 46.67% baik, dan 26.66%
kurang baik. Pada siklus II t erjadi peningkat an yang signifikan pada perform a sisw a
dan guru m encapai 76.66 sangat baik m encapai 23.34 dengan kat egori baik.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan strategi
hunting inform ation meningkatkan hasil belajar kognitif

Berdasarkan gam bar 3.1 (A) dan 3.1. (B), diket ahui bahw a pem belajaran
m enggunakan m odel PBL (Problem Based Learning ) dan st rat egi Hunt ing
Inform at ion dapat m eningkat kan hasil belajar kognit if sisw a kelas XI IPA 2 SM A
Kart ika III-1 Banyubiru. Pada siklus I set elah penerapan m odel PBL ( Problem Based
Learning ) dan st rat egi Hunt ing Inform at ion pada m at eri fungsi darah, jenis darah,
golongan darah dan t ransfusi darah, persent ase jum lah sisw a yang m encapai nilai
KKM hingga 75% dengan rat a-rat a nilai 75. Pada siklus II pada m at eri m ekanism e
peredaran darah dan penyakit , t erjadi peningkat an hasil belajar kognit if m encapai
100% dengan rat a-rat a nilai m enjadi 93.92. Berdasarkan hasil penelit ian dit em ukan
bahw a penerapan m odel PBL (Problem Based Learning ) dan st rat egi Hunt ing
Inform at ion sangat baik digunakan unt uk m eningkat kan hasil belajar kognit if sisw a.
Berdasarkan hasil SPSS didapat kan t hit ung = 6.574 dengan t t abel (df =27) =
2.77068. Dari dat a ini m aka dapat disim pulkan bahw a t erdapat perbedaan
signifikan rat a-rat a hasil belajar kognit if pada siklus I dan II, dengan angka
probabilit as (sig) 0.000. Hal ini m enunjukkan bahw a penerapan m odel PBL dan
st rat egi Hunt ing Inform at ion berdam pak pada hasil belajar kognit if.
Pada siklus I, ket ika sisw a m encari inform asi ke set iap pos yang ada, guru
kurang m em aksim alkan perannya sebagai fasilit at or sehingga beberapa kelom pok
t erlalu lam a disat u pos saja. Hal ini berdam pak t erhadap hasil belajar sisw a karena
sisw a hanya m endalam i sat u m at eri saja yang t erdapat dalam pos t ersebut . Ket ika
kegiat an diskusi m engenai perm asalahan yang diberikan, guru m asih kurang dalam
15

m em bim bing kegiat an diskusi, sehingga sebagian sisw a t idak m elakukan diskusi
dengan baik sehingga inform asi yang diperoleh dari pem ecahan m asalah secara
kelom pok sangat sedikit . Hal ini t erjadi karena guru m asih m encoba beradapt asi
dengan m et ode baru yang belum pernah digunakan, karena t erbiasa dengan
m enggunakan m et ode ceram ah. Saat present asi hasil diskusi dilakukan, guru
kurang m em berikan m asukan sert a konfirm asi, hal ini berdam pak pada sisw a yang
t idak m encat at hasil present asi set iap kelom pok.
Sisw a m engalam i kesulit an pada siklus I karena t erbiasa dengan m et ode
ceram ah. Pada sub bab fungsi darah dan golongan darah pada siklus I, sisw a
diberikan keleluasaan unt uk belajar secara m andiri. Sisw a m engalam i kesulitan
karena m ereka harus m enem ukan inform asi sendiri, karena t erbiasa diberi m at eri
oleh guru t anpa harus m encari. Hal ini dibukt ikan dari hasil LKS yang dikerjakan
sisw a m asih kurang m aksim al sehingga analisis sisw a t erhadap perm asalahan masih
kurang. Sisw a belum m em aham i lebih dalam dari m at eri yang berhubungan dengan
kom ponen-kom ponen yang t erkandung dalam sel-sel darah. Hal ini dibukt ikan dari
hasil t es kognit if sisw a yang kesulit an ket ika diberikan pert anyaan m engenai
kom ponen-kom ponen yang t erkandung dalam sel-sel darah, sehingga hasil belajar
kognit if siklus I sisw a belum sem uanya t unt as KKM dan hanya 75% sisw a saja yang
m encapai KKM .
Pada kegiat an refleksi, penelit i dan guru berdiskusi m engenai ham bat an
penerapan PBL dan Hunt ing Inform at ion pada siklus I, t erlihat adanya peningkat an
kinerja guru dalam m em fasilit asi sisw a selam a kegiat an Hunt ing Inform at ion dan
kegiat an diskusi pada siklus II. Guru berkeliling ke set iap pos dan m em berikan
pengarahan kepada set iap kelom pok yang berada di pos yang m engalam i kesulitan.
Sehingga sisw a dapat m em peroleh inform asi m engenai m at eri dengan m aksim al.
Pada saat berdiskusi unt uk m em ecahkan perm asalahan guru berkeliling ke set iap
kelom pok unt uk m em bant u ket ika sisw a m enem ukan kesulit an dan m endorong
sisw a unt uk m enggali inform asi lebih dalam unt uk m enem ukan solusi. Oleh karena
it u, sem ua sisw a paham t erhadap m asalah yang diberikan sert a dapat m em berikan
solusi t erhadap m asalah t ersebut , sehingga sisw a dapat bekerja dengan cepat dan
lebih t elit i sert a dapat selesai t epat w akt u.
Pada saat dan set elah penyam paian hasil diskusi dilakukan, guru t erlihat
lebih akt if dalam m engkonfirm asi hasil diskusi sisw a, dilihat dari hasil LKS yang
dikerjakan, sisw a m engerjakan LKS dengan lengkap dan dapat m enganalisis
perm asalahan yang diberikan bahkan sisw a dapat m enjelaskan dengan baik.
Berdasarkan sint aks pem belajaran yang t erdapat didalam m odel PBL dan st rat egi
hunt ing inform at ion , kegiat an-kegiat an yang dilakukan dapat diket ahui bahw a

sisw a m em iliki akt ivit as belajar yang t inggi karena sisw a berperan akt if dalam
kegiat an pem belajaran. Sisw a yang berperan akt if dalam pem belajaran akan sangat
16

berpengaruh t erhadap t ingginya hasil belajar sisw a. Tingginya hasil belajar t ersebut
dapat dilihat dari hasil t es form at if dengan krit eria ket unt asan m inim al (KKM ) yang
sudah dit ent ukan, 100% sisw a sudah m em enuhi KKM .
Dalam kegiat an proses belajar, sisw a t erlibat dalam set iap kegiat an
pendekat an saint ifik sepert i m engobservasi, m engum pulkan dat a, dan m enganalisis
m asalah sert a m am pu berpikir krit is. Dengan penggunaan m odel t ersebut sisw a
dapat

m engem bangkan kem am puan

berpikir

dalam

penyelesaian m asalah.

M enurut Indriana (2011), penget ahuan akan sem akin abst rak apabila pesan hanya
disam paikan m elalui kat a verbal, akibat nya sisw a hanya akan m em aham i suat u
penget ahuan dalam bent uk kat a t anpa m engert i dan m em aham i m akna yang
t erkandung dalam penget ahuan t ersebut . Hal ini m em buat sisw a harus m em iliki
pengalam an yang konkret dalam m em peroleh suatu penget ahuan. Penggunaan
m odel Problem Based Learning berbasis Scient ific Approach m em buat sisw a t erlibat
akt if dalam proses pem belajaran dan m em peroleh penget ahuan secara konkret .
Hal t ersebut dapat m eningkat kan akt ivit as pem belajaran sisw a dan sisw a m enjadi
lebih ingat t erhadap m at eri pelajaran yang t elah diberikan (Sanjaya, 2007:220).
Penerapan m odel PBL dan st rat egi Hunt ing Inform ation siklus I t erm asuk
kat egori baik dan siklus II m enjadi kat egori sangat baik. Pem bim bingan yang
diberikan guru pada saat berdiskusi sangat berpengaruh sert a dorongan dari guru
unt uk sisw a m encari inform asi m engenai m at eri sangat berpengaruh t erhadap
kesuksesan belajar sisw a. Dalam penerapan m odel PBL dan st rat egi Hunt ing
Inform at ion siklus I peran guru sebagai fasilit at or m asih kurang sehingga

berdam pak t erhadap pem aham an sisw a t erhadap m at eri dan berujung pada 25%
sisw a yang t idak m encapai KKM . Ket ika guru m em aksim alkan perannya sebagai
fasilit at or dan m em bim bing sisw a sert a m am pu m engorganisasikan sisw a unt uk
m encari inform asi m engenai m at eri sepert i yang dilakukan di siklus II, persent ase
jum lah sisw a yang m em enuhi KKM m eningkat m encapai 100%. Hal ini dapat
dikat akan 100% sisw a sukses dalam pem belajaran.
Dalam pem belajaran m enggunakan m odel PBL, sisw a diposisikan agar
dapat m em buat st rat egi belajar, berdiskusi, m enyam paikan ide, m engait kan
m asalah dengan m at eri yang relevan sert a dapat m engevaluasi pekerjaan sendiri.
Unt uk dapat m elakukan hal t ersebut sisw a m enggunakan st rat egi Hunt ing
Inform at ion yang m em bant u sisw a unt uk m enem ukan m at eri dan gagasan baru

m elalui pos yang disediakan, dalam set iap pos m enyediakan inform asi yang art ikel,
gam bar, video dan prakt ikum yang bisa digunakan sisw a unt uk m em bant u
m enyelesaikan perm asalahan dan m em aham i m at eri yang baru. Proses berfikir dan
m enggunakan logika yang diperoleh dari pem belajaran m at eri yang berhubungan
dengan pem ecahan m asalah, hal ini m enunjukkan secara t idak langsung sisw a
belajar dan m encari inform asi m engenai m at eri sendiri. Pem belajaran yang
17

dilakukan sisw a secara m andiri m em ungkinkan sisw a lebih banyak m em aham i
m at eri m aupun pem aham an m engenai konsep, sehingga sisw a dapat m engerjakan
t es dengan baik dan berdam pak pada hasil kognit if yang m encapai KKM .
Penelit ian yang dilakukan oleh Nyom an & Put era (2012), m enunjukkan
bahw a ada perbedaan hasil belajar biologi ant ara sisw a yang dibelajarkan dengan
m odel Problem Based Learning dan m odel pem belajaran langsung pada sisw a kelas
XI IPA SM A Negeri 1 Ubud. Skor rat a-rat a hasil belajar biologi sisw a yang
dibelajarkan dengan m odel Problem Based Learning = 74,22 dan rat a-rat a skor hasil
belajar biologi sisw a yang dibelajarkan dengan m odel pem belajaran langsung =
71,29. Sehingga secara keseluruhan, hasil belajar biologi sisw a yang dibelajarkan
dengan m odel Problem Based Learning lebih baik dari pada m odel pem belajaran
langsung.
M odel

pem belajaran

PBL

(Problem

Based

Learning)

m enyajikan

perm asalahan-perm asalahan t erkait m at eri pelajaran yang harus diselesaikan sisw a
dan unt uk dapat m enyelesaikan perm salahan t ersebut , sisw a harus m em iliki
pem aham an m at eri yang berhubungan dengan perm asalahan (Sholihah, 2010).
Oleh karena it u, sisw a belajar m engenai m at eri yang berhubungan agar dapat
m enyelesaikan perm asalahan yang diberikan. Proses belajar yang dilakukan
t ersebut dapat m em bant u sisw a dalam m em aksim alkan penget ahuan aw al yang
dim iliki sebelum nya dan m engasosiasikan dengan penget ahuan yang baru. Karena
t erdapat proses asosiasi t ersebut m aka sisw a m am pu m engingat kem bali dan
m em aham i penget ahuan baru dengan lebih baik.
3.2.2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan strategi
hunting inform ation meningkatkan hasil belajar afektif

Gam bar 3.3. m enunjukkan peningkat an nilai afekt if yang signifikan, hal ini
dit unjukkan dengan persent ase jum lah sisw a yang m em enuhi kat egori nilai
m inim al baik 64.29% dengan rincian baik 53.57% dan sangat baik 10.71% pada
siklus I dan pada siklus II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a m em enui
kat egori nilai m inim al baik 100% dengan rncian baik 32.14% dan sangat baik
67.86%. M elalui hasil penelit ian dapat dilihat bahw a penerapan m odel PBL
(Problem Based Learning ) dan st rat egi Hunt ing Inform at ion sangat baik digunakan
unt uk m eningkat kan hasil belajar afekt if sisw a. M engunakan m odel PBL (Problem
Based Learning ) dan st rat egi Hunt ing Inform at ion dapat m eningkat kan hasil belajar

afekt if sisw a, pada aspek ket epat an w akt u m engikut i pem belajaran, presentasi
dengan sikap yang baik, m elakukan t anya jaw ab sert a m engusulkan pendapat yang
dim iliki.
Siklus I m asih t erdapat beberapa sisw a yang belum m em enuhi aspek afekt if
yang ingin dicapai. Terut am a pada ket epat an w akt u m engikut i pem belajaran,
beberapa sisw a m asuk kelas 15 m enit set elah pem belajaran dim ulai. Hal ini
18

berdam pak

pada

sint ag

PBL

yang

harusnya

pem bagian

kelom pok

dan

m engorganisasikan sisw a t erhadap m asalah jadi t erham bat . Guru harus m engulang
lagi pem bagian kelom pok, karena sisw a yang dat ang t erlam bat t idak t au
kelom poknya. Sehingga guru lebih m enekankan lagi kepada sisw a agar dat ang
t epat w akt u dan guru kem bali m enjelaskan sint ag PBL dan Hunt ing Inform at ion.
Pada sint aks m enganalisis dan m engevaluasi proses pem ecahan m asalah, hanya
beberapa sisw a saja yang m engajukan pert anyaan dan m em berikan solusi dari
perm asalahan yang diberikan. Kebanyakan sisw a m em ilih diam karena m ereka
berfikir hal t ersebut t idak m asuk kedalam penilaian, dan guru t idak m em int a sisw a
m em berikan pert anyaan at aupun solusi. Hal ini diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan obsever selam a proses pem belajaran, dan berdam pak t erhadapa nilai
afekt if beberapa sisw a t idak m em enuhi kat egori baik.
Pada kegiat an refleksi guru dan observer m encari solusi t erhadap m asalah
yang dihadapi di siklus I, dan m em perbaiki pada siklus II agar hasil belajar afekt if
sisw a dapat m eningkat . Pada siklus II sudah t idak ada lagi sisw a yang dat ang
t erlam bat , hal ini sangat m em bant u jalanya pem belajaran sehingga guru t idak
perlu lagi m engulang sint aksnya. Karena sisw a sudah m enget ahui sint aks PBL dan
Hunt ing Inform at ion, sisw a sadar jika dat ang t erlam bat akan t ert ingal inform asi

yang harusnya didapat kan. Pada saat sint aks m enganalisis dan m engevaluasi
proses pem ecahan m asalah, guru lebih m enekankan lagi kepada sisw a agar
m em berikan pert anyaan at aupun solusi yang dim iliki. Sehingga banyak sisw a yang
bert anya dan m ereka saling m em berikan solusi yang m ereka m iliki, sehingga
kegiat an present asi m enjadi lebih hidup dan m elat ih sisw a unt uk berani
m enyam paikan pendapat nya. Sehingga pada siklus II hasil belajar afekt if m eningkat
hingga 100% sisw a m encapai kat egori baik.
Pem belajaran m enggunakan m odel PBL (Problem Based Learning ) dan
st rat egi Hunt ing Inform at ion dapat m em bant u m eningkat kan hasil belajar afekt if,
diket ahui dari hasil LO t erjadi peningkat an dari siklus I hingga siklus II. Sisw a harus
m engikut i pelajaran t epat w akt u karena jika sisw a m asuk kelas t idak t epat w akt u
akan t ert ingal inform asi m engenai perm asalahan yang diberikan diaw al oleh guru
dan t ahapan m engenai prosedur penyelesain m asalah, hal ini m enunt ut sisw a
unt uk t epat w akt u dalam m engikut i pem belajaran. Sisw a m am pu m enjelaskan
kepada guru dan kelom pok lain sert a dapat m elakukan t anya jaw ab. Hal ini
t erdapat

dalam

langkah-langkah pem belajaran m odel PBL (Problem

Based

Learning ) dan st rat egi Hunt ing Inform at ion , pem belajaran t ersebut secara t idak

langsung dapat m em bant u m engem bangkan sikap berkom unikasi, dan berpikir
secara krit is t erhadap pem ecahan m asalah.
Berdasarkan penelit ian yang dilakukan oleh Hast ut i & Noviar (2015), bahw a
m odel Problem Based Learning berbasis Scient ific Approach secara signifikan
19

m eningkat kan hasil belajar biologi pada ranah afekt if sisw a, m odel Problem Based
Learning berbasis Scient ific Approach m em buat hasil belajar ranah afekt if kelas

eksperim en lebih t inggi daripada kelas kont rol. Pem belajaran m enggunakan m odel
PBL dan st rat egi Hunt ing Inform at ion m enjadikan sisw a sebagai produsen
penget ahuan yang m em buat sisw a m em peroleh penget ahuannya berdasarkan
penem uan sendiri bersam a kelom poknya. Proses pem belajaran t ersebut secara
t idak langsung dapat m em bant u sisw a m engem bangkan sikap berupa kom unikasi,
penalaran, dan berpikir analit is ket ika m em ecahkan m asalah dan m encari inform asi
m engenai

m at eri

bersam a

kelom poknya

(Bondan,

2011).

Pem belajaran

m enggunakan m odel PBL dan st rat egi Hunt ing Inform at ion dapat m endorong dan
m enginspirasi sisw a unt uk berpikir secara krit is, analit is, dan t epat dalam
m engident ifikasi, m em aham i, m em ecahkan m asalah, dan m engaplikasikan m at eri
pelajaran.
Penerapan m odel Problem Based Learning (PBL) dapat m engem bangkan
ket eram pilan sikap dan kerja sam a dalam berbagai sit uasi (Af’idah, 2013: 68).
Penelit ian

yang

dilakukan

oleh

M achin

(2014:

32)

m enyat akan

bahw a

pem belajaran yang berbasis Scient ific Approach akan berorient asi pada penanam an
sikap/ karakt er yang m endorong sisw a unt uk m elakukan proses afeksi m ulai dari
m enerim a,

m enjalankan,

m enghargai,

m enghayat i,

hingga

m engam alkan.

Pelaksanaan m odel Problem Based Learning (PBL) dan st rat egi Hunt ing Inform at ion
berbasis Scient ific Approach unt uk m endorong sisw a m enjadi pem belajaran akt if
bersam a dengan anggot a kelom poknya unt uk m elakukan ident ifikasi dari m asalah
yang ada di lingkungan sekit ar. M asalah t ersebut digunakan unt uk m engait kan rasa
keingint ahuan sert a kem am puan berpikir analit is dan inisiat if at as m at eri pelajaran.
3.2.3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan strategi
hunting inform ation meningkatkan hasil belajar psikomotor

Gam bar 3.3. M enunjukkan jum lah persent ase sisw a yang m em enuhi
kat egori nilai m inim al baik 96.42% dengan rincian baik 46.42% dan sangat baik 50%
pada siklus I dan pada siklus II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a
m em enuhi kat egori nilai m inim al baik 100% dengan rincian baik 39.29% dan sangat
baik 60.71%. Hasil penelit ian m enunjukkan keberhasilan m enggunakan m odel
Problem

Based

Learning

(PBL)

dan

st rat egi

Hunt ing

Inform at ion

unt uk

m eningkat kan hasil belajar psikom ot or sisw a. Penggunaan m odel Problem Based
learning (PBL) dan St rat egi Hunt ing Inform at ion m em berikan kesem pat an sisw a

unt uk m engem bangkan kem am puan psikom ot ornya yang berkait an dengan
ket eram pilan

berkom unikasi,

represent asi,

pem odelan,

dan

penalaran.

Ket eram pilan t ersebut diperoleh m elalui kegiat an m engam at i, m enanya, m encoba,
m enalar, m enyaji, dan m encipt a yang kesem uanya m erupakan proses-proses yang
t erdapat pada Scient ific Approach (M achin, 2014: 32).
20

M et ode dan st rat egi yang digunakan dikelas m enunt ut sisw a unt uk lebih
akt if dalam m elat ih aspek psikom ot or sisw a. Pada siklus I aspek psikom ot or yang
harus dikem bangkan adalah saat m elakukan prakt ikum uji golongan darah. Sisw a
harus benar m enget ahui prosedur uji golongan darah agar sisw a dapat m elakukan
uji golongan darah dengan baik. Terdapat sat u sisw a yang t idak m em baca prosedur
t erlebih dahulu m elainkan langsung m engam bil alat dan bahan, karena sisw a
t ersebut m erasa dirinya t ahu dan pernah m elakukan prakt ikum yang sam a pada
saat SM P. Guru m engarahkan agar sisw a m encari inform asi bagaim ana cara
m elakukan uji golongan darah dengan sisw a m em baca prosedur kerja t erlebih
dahulu dan m engam bil alat dan bahan. Pada saat penet esan serum alfa bet a, sisw a
sudah bisa m elakukan dengan baik karena m em baca prosedur dengan benar. Sisw a
bert anggung jaw ab t erhadap alat dan bahan yang digunakan dalam prakt ikum
t erlihat ket ika sisw a langsung m em bersihkan alat -alat set elah selesai prakt ikum .
Hasil belajar psikom ot or sisw a m eningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini
dikarenakan sisw a secara berkelom pok belajar m andiri dalam m enyelesai m asalah
dan m encari inform asi yang sesuai unt uk m enyelesaikan perm asalahan. Sehingga
pada saat present asi sisw a dapat m enjelaskan hasil diskusi dengan baik dan lancar.
Sisw a m am pu m eningkat kan kem am puan berkom unikasi dalam hal present asi dan
m elakukan t anya jaw ab. Pada saat m enjaw ab pert anyaan sisw a dapat m enjaw ab
dengan t egas dan sesuai dengan m at eri sert a m enggunakan sum ber yang tepat . Hal
t ersebut m elat ih kem am puan psikom ot or yang dim iliki sisw a. Dom ain psikom ot orik
m erupakan proses penget ahuan yang lebih banyak didasarkan dari pengem bangan
proses m ent al m elalui aspek-aspek ot ot dan m em bent uk ket eram pilan sisw a
(Rochm ayant i, 2013).
Berdasarkan Penelit ian yang dilakukan Nurt ant o & Sofyan (2015), nilai
psikom ot or sisw a m eningkat pada siklus I sebesar 75,09% dan siklus II sebesar
86,81% dengan kat egori sangat t inggi sebanyak 36 sisw a dan kat egori t inggi
sebanyak 3 sisw a set elah m enerapkan pem belajaran berbasis problem -based
learning pada sisw a SM K M a’arif Salam pada kom pet ensi dasar sist em pengapian

konvensional. M enurut penelit ian Chunt a (2010: 262), yang m enyat akan m odel
Problem Based Lerning (PBL) dapat m engem bangkan ket eram pilan-ket eram pilan

psikom ot or. Selain it u, penelit ian yang dilakukan oleh Priadi (2012: 221) yang
m enjelaskan bahw a m odel Problem Based Learning (PBL) dapat m eningkatkan
rerat a prest asi psikom ot or sisw a. Hal t ersebut disebabkan karena m odel Problem
Based Learning (PBL) dan St rat egi Hunt ing Inform at ion m enem pat kan sisw a

sebagai act ive t hinker dalam m em peroleh penget ahuan m elalui m encari inform asi
at au m at eri yang berhubungan dengan m asalah dan sisw a dapat pem ecahan
m asalah dari pengalam an nyat a.

21

M enurut Rusm an (2011, p.6), karakt erist ik dari PBL adalah pem belajaran
kont ekst ual

dengan

m enekankan

perm asalahan

sebagai

st art ing

point ,

perm asalahan yang ada di dunia nyat a t idak t erst rukt ur, sisw a m encari inform asi
dari berbagai sum ber unt uk m encari solusi perm asalahan. Sehingga dipercaya
m am pu m eningkat kan keakt ifan dan m engem bangkan analit ik sisw a. Peran
problem -based learning dalam aspek psikom ot or, diungkapkan Savery & Dufy

(2001, p.59) m enjelaskan hubungan ant ara t eori dan prakt ik dalam lingkungan
problem -based learning sisw a t erlihat akt if bekerja sesuai dengan t ugas dan

kegiat an ot ent ik. Fokusnya m engkonst ruksi penget ahuan dan m engaplikasikannya
dalam ket eram pilan.
3.2.4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan strategi
hunting inform ation

meningkatkan motivasi belajar

Gam bar 3.4. (A). M enunjukkan peningkat an yang sangat signifikan, hal ini
dit unjukkan dengan jum lah persent ase sisw a yang m em enuhi kat egori nilai
m inim al baik 89.29% pada siklus I dan siklus II persent asenya m eningkat dengan
jum lah sisw a m em enuhi kat egori nilai m inim al baik 100%. Gam bar 3.4. (B).
M enunjukkan peningkat an yang sangat signifikan, hal ini dit unjukkan dengan
jum lah persent ase sisw a yang m em enuhi kat egori nilai m inim al baik 89.29% pada
siklus I dan siklus II persent asenya m eningkat dengan jum lah sisw a m em enuhi
kat egori nilai m inim al baik 100%. Dapat dilihat dari hasil angket yang diisi oleh
sisw a sert a hasil LO m enunjukkan adanya peningkat an m ot ivasi belajar sisw a
set elah penerapan m odel PBL dan st rat egi Hunt ing Inform at ion . Hasil angket
m enunjukkan bahw a sisw a m erasa lebih t erm ot ivasi unt uk belajar karena sisw a
dihadapkan dengan perm asalahan yang m enunt ut sisw a harus m enyelesaikan
sendiri dengan cara m encari m ateri yang sesuai dengan perm asalahan.
Dari hasil penelit ian, dapat diket ahui bahw a pada siklus I guru m asih belum
m aksim al dalam m enerapkan pem belajaran m enggunakan m odel PBL dan st rat egi
Hunt ing Inform at ion . Guru kurang dalam m em berikan m ot ivasi sehingga sisw a

kurang t erm ot ivasi dalam m engikut i pem belajaran. Hal ini berdam pak pada saat
aw al pem belajaran sisw a kurang t erkondisi dengan baik, beberapa sisw a yang
m asih asyik dengan kegiat anya sendiri sepert i berbicara dengan t em an yang lain.
Guru m em peringat kan sisw a yang ram ai sehingga kelas kem bali kondusif. Sisw a
yang t erbiasa pem belajaran m enggunakan m et ode ceram ah sehingga t idak
m enyiapkan m at eri t erlebih dahulu dari rum ah, m elainkan m enunggu m at eri yang
akan diberikan oleh guru. Guru m ulai m engarahkan sisw a bahw a sisw a harus
belajar secara m andiri dan berdiskusi dengan kelom poknya m engenai m at eri yang
akan dipelajari. Pem belajaran yang dilakukan dikelas m engajak sisw a lebih akt if dan
lebih m enyukai m at eri biologi karena sisw a harus m enem ukan solusi dari m asalah
yang diberikan. Hal ini m endorong rasa ingin t ahu sisw a t erhadap m at eri yang
22

berhubungan dengan penyelesaian m asalah. Nam un dalam proses pem belajaran
siklus I m asih t erdapat 3 sisw a yang m asih kurang t erm ot ivasi dalam belajar.
Pada kegiat an refleksi, guru dan penelit i m enganalisis kekurangan
kekurangan pada siklus I kem udian m em perbaikinya pada siklus II dan sudah m ulai
beradapt asi dengan m odel PBL dan St rat egi Hunt ing Inform at ion . Pada siklus II
guru m em berikan m ot ivasi yang lebih m enarik perhat ian sisw a sehingga sisw a
t erm ot ivasi unt uk m engikut i pem belajaran dan m em perhat ikan sem ua prosedur
yang diberikan guru. Sisw a t erm ot ivasi m engikut i pem belajaran di kelas karena
sudah m enget ahui m et ode dan st rat egi yang digunakan dalam pem belajaran di
kelas. Sehingga kebanyakan sisw a sudah m enyiapkan m at eri t erlebih dahulu
sebelum m engikut i pem belajaran. Pada saat guru m engorganisasikan sisw a
t erhadap perm asalahan, sisw a m erasa t ert ant ang unt uk m enyelesaikan dan
m em berikan solusi yang lebih baik. Sehingga sisw a m elalukuan kegiat an hunt ing
inform at ion dengan sungguh-sungguh agar dapat m enggali m at eri lebih dalam dan

sisw a dapat m enguasai m at eri yang diberikan.
Sisw a berdiskusi secara kelom pok, saling m em bant u t em an yang belum
paham m engenai m et eri yang diberikan. Set iap anggot a kelom pok saling bekerja
sam a sehingga dapat m em berikan solusi t erhadap perm asalahan dengan baik dan
t epat . M et ode dan st rat egi yang digunakan dalam proses pem belajaran m em buat
sisw a lebih m udah dalam m em aham i m at eri biologi. Hal ini dapat dilihat dari hasil
belajar kognit if sisw a. M ot ivasi m erupakan sesuat u hal yang pent ing unt uk
kelangsungan kegiat an belajar dan hasil belajar sisw a. Dalam m ot ivasi t erkandung
adanya

keinginan

yang

m engakt ifkan,

m enggerakkan,

m enyalurkan,

dan

m engarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar. Hal t ersebut t erdapat
didalam pem belajaran m enggunakan m odel PBL dan st rat egi hunt ing inform at ion
yang m enunt ut sisw a harus akt if dalam kegiat an pem belajaran. Sisw a t erm ot ivasi
dalam pem belajaran sehingga sisw a m am pu m em ecahkan perm asalahan yang
diberikan dengan cara m encari m at eri yang sesuai dengan perm asalahan.
Peningkat an m ot ivasi yang dim iliki oleh sisw a berdam pak pada seluruh hasil
belajar. Upaya yang dilakukan dalam m engem bangkan st rat egi pem belajaran
m erupakan pilihan yang pent ing unt uk m eningkat kan m ot ivasi dan hasil belajar
sisw a.
M enurut Hadijah (2014), Berdasarkan hasil penelit ian dan pem bahasan,
m aka dapat disim pulkan bahw a m ot ivasi belajar biologi sisw a selam a dit erapkan
m odel Problem Based Learning m enunjukkan adanya peningkat an dari siklus I
dengan rat a-rat a persent ase 46,9 % m enjadi 76 % pada siklus II. Pem belajaran
Problem

Based

Learning

dapat

m em berikan

peluang

yang

sam a

dalam

m eningkat kan m ot ivasi belajar. Dim ana dalam hal ini guru adalah m odel,

23

pendorong dan penggerak m ot ivasi belajar sisw a, sert a guru yang bert anggung
jaw ab m elaksanakan proses pem belajaran agar dapat berhasil dengan baik.

24

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24