PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA B

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
BERBAGAI LIMBAH AGROINDUSTRI SEBAGAI MEDIA PRODUKSI
MAGGOT

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Irene Laksmi Nugrahani
NPM 1314141019 (2013)
Farah Aulia
NPM 1314141015 (2013)
Muhammad Aldi
NPM 1314141034 (2013)
Riska Munjiati
NPM 1414141070 (2014)

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
RINGKASAN ...................................................................................................... v
BAB 1.
1.1
1.2
1.3

PENDAHULUAN ................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
Manfaat dan Tujuan ................................................................................ 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2
2.1. Limbah Agroindustri ............................................................................. 2
2.2. Maggot ................................................................................................... 2

2.3. Dedak Padi ............................................................................................. 3
2.4. Ampas Tahu ........................................................................................... 4
2.5. Bulu Unggas .......................................................................................... 4
2.6. Darah Ternak ......................................................................................... 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 6
3.1. Waktu dan Tempat................................................................................. 6
3.2. Alatdan Bahan ....................................................................................... 6
3.3. Rancangan Penelitian dan Analisis Data ............................................... 6
3.4. Prosedur Penelitian ................................................................................ 7
3.5. Indikator Capaian .................................................................................. 8
3.6. Luaran .................................................................................................... 8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ....................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
LAMPIRAN

iii

DAFTAR GAMBAR


Gambar 1. Daur hidup maggot ............................................................................. 2
Gambar 2. Dedak padi.......................................................................................... 3
Gambar 3. Ampas tahu ......................................................................................... 4
Gambar 4. Bulu unggas ........................................................................................ 5
Gambar 6. Darah ternak ....................................................................................... 5

iv

RINGKASAN

Usaha industri yang saat ini semakin berkembang menyebabkan terjadinya
masalah lingkungan, seperti pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini
disebabkan karena limbah dari industri tersebut yang belum dikelola dengan baik.
Salah satu jenis industri tersebut adalah industri pertanian. Limbah dari industri
pertanian saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga dapat
mencemari lingkungan.
Salah satu pemanfaatan limbah agroindustri adalah pembiakan larva lalat
(maggot) sebagai pakan ternak unggas yang mengandung protein yang cukup tinggi.
Tingginya harga bahan pakan sumber protein tentu menjadi perhatian lebih bagi

peternak karena biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam kegiatan usaha
peternakan yaitu 50-70%.
Maggot Hermetia illucens dapat dijadikan pilihan untuk penyediaan pakan
sumber protein karena lalat ini mudah ditemukan, dikembang biakkan, dan
merupakan salah satu jenis bahan pakan alami yang memiliki protein tinggi.
Keberhasilan produksi dan kualitas maggot ditentukan oleh media tumbuh, misalnya
jenis lalat Hermetia illucens menyukai aroma media yang khas maka tidak semua
media dapat dijadikan tempat bertelur bagi lalat Hermetia illucens.
Kata kunci: limbah agroindustri, maggot, kandungan nutrisi

v

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Agroindustri adalah salah satu bidang usaha yang menghasilkan limbah, tetapi
limbah dari agroindustri ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan. Dampak dari pencemaran lingkungan yang

diakibatkan oleh limbah agroindustri ini dapat merusak kualitas udara, kualitas air,
kualitas tanah, merusak ekosistem, hingga menimbulkan wabah penyakit.
Pencegahan pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi yang saat ini berkembang pesat. Salah satu pemanfaatan limbah
agroindustri adalah pembiakan larva lalat ( maggot) sebagai pakan ternak unggas
yang mengandung protein yang cukup tinggi.
Tingginya harga bahan pakan sumber protein tentu menjadi perhatian lebih
bagi peternak karena biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam kegiatan
usaha peternakan yaitu 50-70%. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan
produksi ternak, salah satunya yaitu dengan melakukan riset untuk menghasilkan
pakan yang ekonomis dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
ternak.
Maggot Hermetia illucens dapat dijadikan pilihan untuk penyediaan pakan
sumber protein karena lalat ini mudah ditemukan, dikembang biakkan, dan
merupakan salah satu jenis bahan pakan alami yang memiliki protein tinggi.
Keberhasilan produksi dan kualitas maggot ditentukan oleh media tumbuh, misalnya
jenis lalat Hermetia illucens menyukai aroma media yang khas maka tidak semua
media dapat dijadikan tempat bertelur bagi lalat Hermetia illucens.
Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang produksi
dan kandungan nutrisi maggot Hermetia illucens dengan menggunakan media

tumbuh yang berbeda.
1.2. Rumusan Masalah
Ampas tahu, dedak padi, bulu ayam, dan darah merupakan limbah dari usaha
agroindustri yang pemanfaatannya belum maksimal. Ampas tahu, dedak padi, bulu
ayam, dan darah dapat digunakan sebagai media hidup maggot. Diharapkan maggot
yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan ternak.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan
akibat limbah agroindustri dan sebagai bahan pakan ternak yang berkualitas baik.

2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah Agroindustri
Agroindustri atau industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah
industri yang menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Bagi industriindustri besar, seperti industri pengolahan kelapa sawit, teknologi pengolahan limbah
cair yang digunakan mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri
kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat tingginya potensi pencemaran yang
ditimbulkan oleh limbah yang tidak dikelola dengan baik maka diperlukan

pemahaman dan informasi mengenai pengelolaan limbah secara benar.
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan
pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling),
pemanfaatan, dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang
optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan
bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja.
Tren pengelolaan limbah di industri adalah menjalankan secara terintergrasi
kegiatan pengurangan, segregasi dan handling limbah sehingga menekan biaya dan
menghasilkan output limbah yang lebih sedikit serta minim tingkat pencemarnya.
Integrasi dalam pengelolaan limbah tersebut kemudian dibuat menjadi berbagai
konsep seperti: produksi bersih (cleaner production) atau minimasi limbah (waste
minimization) (Anonim, 2010).
2.2. Maggot
Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur black soldier yang
mengalami metamorfosis pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa
yang kemudian berubah menjadi lalat dewasa. Berikut ini adalah gambar daur hidup
maggot:

Gambar 1. Daur hidup maggot


3

Maggot umumnya dikenal sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya
mengkonsumsi bahan-bahan organik. Maggot dapat tumbuh pada bahan organik
yang membusuk di wilayah temperate dan tropis. Maggot dewasa tidak makan, tetapi
hanya membutuhkan air karena nutrisi hanya diperlukan untuk reproduksi selama
fase larva. Hermetia illucens dalam siklus hidupnya tidak hinggap dalam makanan
yang langsung dikonsumsi manusia. Dalam usia dewasa makanan utamanya adalah
sari bunga, sedangkan pada usia muda makanannya berasal dari cadangan makanan
yang ada dalam tubuhnya. Perkembangbiakan dilakukan secara seksual. Betina
mengandung telur, kemudian telur diletakan pada permukaan yang bersih, namun
berdekatan dengan sumber makanan yang cocok untuk larva. Larva kecil sangat
memerlukan banyak makanan untuk tumbuh menjadi pupa (Tomberlin, 2009).
Tomberlin dkk., (2002) menyatakan bahwa maggot Hermetia illucens dapat
dikembangbiakkan pada media yang kaya akan bahan organik. Olivier (2000)
menyatakan bahwa maggot Hermetia Illucens mempunyai keistimewaan yaitu bila
nutrien tidak cukup untuk perkembangan larva maka fase larva dapat mencapai 4
bulan tetapi bila nutrien cukup maka lama fase larva hanya memerlukan waktu 2
minggu. Hem dkk., (2008) menyatakan bahwa umumnya substrat yang berkualitas
akan menghasilkan maggot Hermetia illucens yang lebih banyak karena dapat

menyediakan zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan serta perkembangan maggot
Hermetia illucens yang hasilnya dapat diukur melalui produksi berat segar maggot
Hermetia illucens. Arief dkk.,(2012) menyatakan bahwa kekurangan energi dapat
menghambat perkembangan tubuh maggot Hermetia illucens.
2.3. Dedak Padi
Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi menjadi beras dan kualitasnya
bermacam-macam tergantung dari varietas padi. Dedak padi adalah hasil samping
pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak padi merupakan
bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras. Dedak padi
digunakan sebagai pakan ternak, karena mempunyai kandungan gizi yang tinggi,
harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing dengan
manusia (Wildani, 2012).

Gambar 2. Dedak padi

4

2.4. Ampas Tahu
Ampas tahu adalah hasil ikutan dalam proses pembuatan tahu/limbah dari
pembuatan tahu, sampai saat ini ampas tahu cukup mudah didapat dengan harga

murah, bahkan bisa didapat dengan harga cuma-cuma. Ditinjau dari komposisi
kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein dalam penyusunan
ransum pakan sapi, dengan kandungan protein dan lemak pada ampas tahu yang
cukup tinggi. Kandungan ampas tahu yaitu protein 21 %; Lemak 3,79%; air 51;63 %
dan abu 1.21 %. Kandungan air yang tinggi menyebabkan ampas tahu gampang
sekali mebusuk, dalam penyimpanan biasa (tanpa perlakuan khusus) dalam waktu 24
jam, ampas tahu sudah berlendir dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Untuk
penyimpanan Ampas tahu dapat disimpan dalam tong-tong plastic dengan ditutup
rapat dapat bertahan 4-6 hari (Wildani, 2012).

Gambar 3. Ampas tahu
2.5. Bulu Unggas
Bulu adalah struktur paling rumit pada vertebrata. Sebagaimana rambut, kuku
dan sisik bulu adalah tambahan integumenter; organ kulit yang terbentuk dari
pembiakan terkendali sel biologis dalam epidermis atau kulit luar, yang menghasilkan
protein keratin (Wikipedia, 2015).
Jumlah ayam yang dipotong terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga
bulu ayamyang dihasilkan juga meningkat dan sekaligus menimbulkan permasalahan
apabila tidak dikelola dengan baik. Bulu ayam mengandung protein kasar yang
cukup tinggi, yakni 80-91 % dari bahan kering (BK) melebihi kandungan protein

kasar bungkil kedelai 42,5 % dan tepung ikan 66,2 % (Wildani, 2012).

5

Gambar 4. Bulu unggas
2.6. Darah Ternak
Darah secara ilmiah didefiniskan sebagai cairan yang terdapat pada semua
makhluk hidup tingkat tinggi (kecuali tumbuhan) yang berfungsi mengirimkan zat-zat
makanan maupun oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahanbahan kimia hasil proses metabolisme maupun sebagai pertahanan tubuh terhadap
serangan virus maupun bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali
dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani (haima=darah).
Darah yang hasilkan dari pemotongan ternak telah menyumbang kira-kira 3045% dari keseluruhan produk hasil sampingan tersebut. Selama ini darah yang
berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) maupun yang berasal dari pemotongan
rakyat (tradisional) hanya dibuang begitu saja sehingga menimbulkan masalah bagi
lingkungan maupun bagi masyarakat sekitarnya, walaupun sebagian dari RPH sudah
ada yang mengolahnya lebih lanjut. Terkait dengan hal tersebut pembuangan darah
diselokan-selokan dapat menjadi penyebab tersumbatnya saluran air dan merupakan
media pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri (Jamila, 2012).

Gambar 5. Darah ternak

6

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan November hingga
Desember, dan akan dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung dan analisis proksimat dilaksanakan di Laboratorium
Makanan dan Nutrisi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
3.2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampas tahu, dedak padi,
darah ternak, bulu unggas, air, chloroform, kertas saring, aquades, H2SO4 pekat,
H2SO4 standar, campuran indicator (CuSO4+Na2SO4 atau K2SO4)+Se, NaOH 45%,
dan NaOH standar.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah saringan, ember, gelas ukur,
stopwatch, thermometer,trash bag, timbangan digital, cawan porselen, timbangan
analitik, desikator, oven, tang penjepit, kain lap, soxhlet apparatus, kjeldahl
apparatus, labu kjeldahl, gelas Erlenmeyer, dan botol semprot.
3.3. Rancangan Penelitian dan Analisis Data
1. Rancangan penelitian pembiakan maggot
Penelitian ini akan dilakukan secara experimental menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan, yaitu :
R1 = media ampas tahu
R2 = media dedak padi
R3 = media bulu ayam
R5 = media darah ternak
Hasil penelitian akan dilakukan analisis ragam (anova), jika dari analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata pada taraf 5% atau 1%, maka
analisis dilanjutkan dengan uji Duncan.
2. Rancangan penelitian uji proksimat
Uji proksimat dilakukan dengan menguji ke 16 sampel maggot yang dihasilkan dari
setiap media tumbuh maggot di laboratorium. Hasil dari penelitian akan dilakukan
analisis ragam (anova), jika dari analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan
berpengaruh nyata pada taraf 5% atau 1%, maka analisis dilanjutkan dengan uji
Duncan.

7

3.4. Prosedur Penelitian
1. Pembiakan Maggot
Kegiatan pembiakan maggot dilakukan dengan membuat media tumbuh
maggot. Media terdiri dari ampas tahu, dedak padi, darah ternak, dan bulu unggas.
Tiga kilogram dedak padi dicampurkan dengan tiga liter air, air ditambahkan secara
perlahan, agar media tidak terlalu basah. Media diaduk secara merata dan
digemburkan. Pada ampas tahu, darah ternak, dan bulu unggas tidak perlu dilakukan
penambahan air. Setelah itu media yang telah siap, diletakkan pada ember sebagai
tempat peletakkan media agar Black soldier bertelur pada media tersebut. Media
ditutup dengan trash bag dan dibiarkan selama tujuh hari.
2. Pengamatan Maggot
Pengamatan perkembangan maggot dilaksanakan setiap 3 jam sekali dengan
melihat kondisi media tumbuh maggot, suhu ruang pada media maggot, dan tingkat
pertumbuhan maggot.
3. Analisis Kadar Air, Lemak, dan Protein Maggot
a. Analisis Kadar Air
Menimbang maggot ±1 gram lalu memasukkan kedalam cawan porselen, lalu
setelah itu dioven selama 6 jam dengan suhu 105º C. Maggot yang telah kering
dikeluarkan dari oven, setelah itu dimasukkan kedalam desikator selama ±15 menit.
Setelah ±15menit maggot ditimbang untuk menentukan kadar bahan kering.
b. Analisis Kadar Lemak
Menimbang maggot ± 0,5 gram dan memasukkan kedalam kertas saring,
kertas saring lalu dilipat dan dimasukkan kedalam soxhlet. Selanjutnya
menambahkan 300 ml chloroform kedalam soxhlet dan menghubungkan soxhlet
dengan kondensor. Mengalirkan air ke dalam kondensor dan mendidihkan selama 6
jam. Setelah 6 jam, alat pemanas dimatikan dan menghentikan aliran air.
Mengeluarkan kertas saring yang berisi residu dan memanaskan didalam oven 105º C
selama 6 jam, kemudian mendinginkan dalam desikator selama 15 menit. Terakhir
menimbang residu dan menghitung kadar lemak.
c. Analisis Kadar Protein
Memasukkan ± 0,1 gram sampel maggot kedalam kertas saring, kertas saring
lalu dilipat dan selanjutnya dimasukkan kedalam labu kjeldahl dan menambahkan 5
ml H2SO4 pekat, lalu menambahkan 0,2 gram katalisator. Melakukan proses
destruksi dan ketika larutan telah berwarna jernih kehijauan alat destruksi dimatikan.

8

Mendiamkan sampai dingin diruang asam, setelah dingin menambahkan 200 ml
aquades. Menyiapkan 25 ml H3BO3 di gelas Erlenmeyer, kemudian memasukkan 2
tetes indicator. Memasukkan ujung alat kondensor kedalam gelas Erlenmeyer
tersebut dalam posisi terendam, kemudian menyalakan alat destilasi. Menambahkan
50 ml NaOH 45% kedalam labu kjeldahl secara cepat dan hati-hati. Mengamati
larutan yang ada di gelas Erlenmeyer (berubah menjadi hijau). Mematikan alat
destilasi dan membilas ujung alat kondensor dengan aquades. Memasukkan larutan
HCl 0,1 N kedalam buret dan melakukan titrasi secara perlahan. Menghitung
persentase nitrogen dan kandungan protein.
3.5. Indikator Capaian
Indikator capaian yaitu jumlah maggot yang tumbuh, suhu ruang pada media
maggot, kondisi media tumbuh maggot, dan kandungan nutrisi (air, lemak, dan
protein) pada maggot.
3.6. Luaran
Adapun luaran yang di harapkan pada PKM-Penelitian adalah berguna untuk
mengatasi limbah argoindustri yang melimpah dan sebagai pakan alternattif untuk
ternak unggas yang mengandung protein yang tinggi.

9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya
Tabel 1. Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran
1
Peralatan penunjang
2
Bahan habis pakai
3
Perjalanan
4
Lain-lain
Total Biaya

Biaya (Rp)
Rp 4.130.000,00
Rp 360.000,00
Rp 800.000,00
Rp 3.950.000,00
Rp 9.240.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan
No
NAMA
Bulan I
Bulan II
Bulan III
Bulan IV
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Konsultasi
pembimbing
2
Pembuatan
rancangan
penelitian
3
Penyiapan tempat,
peralatan, dan
perlengkapan
4
Melakukan
kegiatan
penelitian
5
Pengamatan
Maggot
6
Analisis
Proksimat
7
Evaluasi program
8

Penyusunan
laporan akhir

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pengolahan Limbah Agroindustri.
http://petanitangguh.blogspot.co.id/2010/03/pengolahan-limbah.html (diakses
pada 13 September 2015)
Arief. M, Ratika. N. A, dan Lamid. M. 2012. Pengaruh Kombinasi Media Bungkil
Kelapa Sawit Dan Dedak Padi Yang DifermentasiTerhadap Produksi Maggot
Black Soldier Fly (Hermetia illucens) Sebagai Sumber Protein Pakan Ikan.
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 4 No 1.
Jamila. 2012. Pemanfaatan Darah dari Limbah RPH. Fakultas Peternakan
Universitas Hasanudin. Makassar
Hem, S., S. Toure, Ce Sagbla, and M. Legendre. 2008. Bioconversion of Palm
Kernel Meal for Aquaculture: Experiences from the Forest Region (Republic
of Guinea). African Journal of Biotechnology 7:1192-1198.
Tomberlin, J.K., D.C. Sheppard, and J.A. Joyce. 2002. Selected Life-History Traits
of Black Soldier flies (Diptera: Stratiomyidae) Reared on Three Artificial
Diets. Ann. Entomol.Soc.Am. 95(3):379-386.

Olivier PA. 2000. Larval Bio-conversion. E-conference: Area-Wide Integration of
Specialized Crop and Lifestock Production. http://leadfr..vurtualcentre.org/en/ele/awi_2013/downloads.htm (diakses pada 13
September 2015)
Wikipedia. 2015. Pengertian Bulu. https://id.wikipedia.org/wiki/Bulu (diakses pada
14 September 2015)
Wildani, Ahmad. 2012. Pemanfaatan Limbah Pertanian.
http://ahmad-wildani.blogspot.co.id/2012/03/pemanfaatan-limbah-pertaniandan.html (diakses pada 13 September 2015)

Biodata Pembimbing
Identitas Diri
No Nama lengkap
1
Jenis kelamin
2
Program Studi
3
NIDN
4
Tempat, tanggal lahir
5
E -mail
6
No.HP

Dr. Ir. Farida Fathul, M.Sc
Perempuan
Peternakan
0030035904
Bangkalan, 30 Maret 1959
[email protected]
08567858491

Riwayat Pendidikan
Nama institusi

Jurusan
Tahun masuk-lulus

S1
S2
Institut Pertanian University of
Bogor
Philipines at
Los Banos
Peternakan
Dairy
Nutrition
1978-1982
1987-1990

S3
Institut Pertanian Bogor

Ilmu Ternak
2004-2008

Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Judul Publikasi
Tahun publikasi
1.
Pengaruh Metode Penjemuran Onggok 2011
terhadap Kualitas Nutrien sebagai Pakan
2
Performan Induk Kambing Kacang & Anak 2011
Hasil Persilangannya dengan Kambing Boer
yang Diberi Ransum dengan Rasio AnionKation Berbeda
Pengalaman Membimbing PKM
No.
Jenis Bimbingan
1.
PKM Penelitian Didanai
2.

Institusi Pemberi Penghargaan
Dikti

Tahun
2011
2011

Tahun
2013

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi
Pemakaia
Material
n
Saringan
Menyaring
mggot dari
media
Gelas Ukur
Mengukur
air
Stopwatch
Mengukur
waktu
pertumbuh
an maggot
Thermometer
Mengukur
suhu
lingkunga
n
media
tumbuh
maggot
Trash Bag
Penutup
media
tumbuh
maggot
Ember
Wadah
media
tumbuh
maggot
Timbangan
Menimban
digital
g
media
tumbuh
dan
maggot
yang
dihasilkan
Total

Kuantitas Harga Satuan

Keterangan
Jumlah

16

Rp 10.000,00

Rp 160.000,00

4

Rp 50.000,00

Rp 200.000,00

4

Rp 300.000,00

Rp 1.200.000,00

16

Rp 100.000,00

Rp 1.600.000,00

16

Rp 10.000,00

Rp 160.000,00

16

Rp 35.000,00

Rp 560.000,00

1

Rp 250.000,00

Rp 250.000,00

Rp 4.130.000,00

2. Bahan Habis Pakai
Justifikasi
Material
Pemakaia
n
Media
Dedak Padi
tumbuh
maggot
Media
Ampas Tahu
tumbuh
maggot
Darah Ternak
Media
tumbuh
maggot
Media
Bulu Ayam
tumbuh
maggot
Campuran
di media
Air
tumbuh
maggot
Total
3. Perjalanan
Material

Pembelian Bahan Habis
Pakai
Pembelian
Alat
Penunjang
Total

Kuantitas

Harga Satuan

Keterangan
Jumlah

20kg

Rp 5.000,00

Rp 100.000,00

20 kg

Rp 3.000,00

Rp 60.000,00

20 kg

Rp 5.000,00

Rp 100.000,00

20 kg

Rp 3.000,00

Rp 60.000,00

20 liter

Rp 2.000,00

Rp 40.000,00

Justifikas
i
Perjalana
n

Rp 360.000,00

Kuantita
s

4
4

Harga
Satuan

Rp
100.000,00
Rp
100.000,00

Keterangan
Jumlah

Rp 400.000,00
Rp 400.000,00
Rp 800.000,00

4. Lain-lain
Material

Administrasi
Uji Proksimat

Laporan
Total

Justifikasi Kuanti
Pemakaia tas
n
10
Pengujian 16
kadar air,
lemak, dan
protein
maggot
10

Harga
Satuan

Keterangan
Jumlah

Rp 10.000,00
Rp
225.000,00

Rp 100.000,00
Rp
3.600.000,00

Rp 25.000,00

Rp 250.000,00
Rp3.950.000,00

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No.

Nama

1.

Dr. Ir. Farida Fathul,
M.Sc.

Program
Studi
Peternaka
n

2.

Irene Laksmi
Nugrahani

3.

Bidang
Ilmu
Nutrisi
Makanan
Ternak

Alokasi
Waktu
1x per
pekan

Uraian
Tugas
Pembimbing

Peternaka
n

7x per
pekan

Farah Aulia

Peternaka
n

7x per
pekan

4.

Muhammad Aldi

Peternaka
n

4x per
pekan

5.

Riska Munjiati

Peternaka
n

7x per
pekan

Mengkoordin
asi kegiatan
dan
penanggung
jawab
kegiatan
Sekretaris
tim peneliti,
dan
mengamati
pertumbuhan
maggot
Preparasi
kegiatan dan
penguji
proksimat
Penanggung
jawab
keuangan
dan
mengamati
keadaan dan
suhu media
tumbuh
maggot