MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASA

BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan pendidikan nasional dapat dilihat dari perkembangan
kurikulum nasional, karena kurikulum merupakan penentu aliran pendidikan ke arah
yang lebih sempit yaitu tingkat satuan pendidikan (sekolah tingkat atas, menengah
maupun dasar). Kurikulum yang digunakan Indonesia sejak tahun 2006 adalah KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Melalui KTSP, siswa diharapkan tidak
hanya pandai secara kognitif, akan tetapi juga memiliki kemampuan dalam dunia
nyata, akhlak mulia, penerapan tingkah laku, sebagai realisasi materi yang dipelajari
di kelas.Pembelajaran yang ideal adalah pebelajaran yang berorientasi pada siswa
(student centered), siswa akan berusaha mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan
terlibat aktif dalam mencari informasi (Permendiknas No. 22, Th. 2006).Salah satu
pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut adalah
melalui pendekatan PBP (Pembelajaran Berbasis Proyek). (Muslich Masnur. 2008)
Sesuai dengan ensiklopedia pendidikan bahwa yang dimaksud dengan
proyek adalah suatu kesatuan tugas yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
karenanya mendapat perhatian dan memaksanya untuk mengerjakannya dengan
teratur, bersama-sama dengan kawan/ rekannya. Sesungguhnya metode proyek
tersebut diarahkan kepada kehidupan praktis yang sesuai dengan filsafat-filsafatnya,
karena adanya hubungan yang erat antara pengetahuan dan masalah-masalah hidup
praktis sehingga suatu ilmu pengetahuan tidak bisa lepas dari ilmu pengetahuan yang


1 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek

lain dan aspek-aspek kehidupan nyata. Bisa juga disebutkan bahwa dalam metode
proyek ini memasukkan praktek hidup dalam sekolah, dan tiap kesibukan di sekolah
harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat. Jadi
dalam tiap kesibukan harus ada unsur kemasyarakatannya. Tiap kesibukan
mempunyai dua aspek yaitu teori dan praktek. Teori adalah pengetahuan dan
pemikiran, sedangkan praktek adalah gerak, kedua hal tersebut harus berjalan
bersama-sama. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas
dengan melibatkan kerja proyek, menurut Thomas (Wena, 2008:144). Model
Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan aktifitas pembelajaran
(Udin: 2001).
Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh
siswa dapat berupa proyek perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya
kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilakukan
secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang
berhubungan dengan kehidupan siswa.

2 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metoda instruksional
yang berpusat pada pebelajar. Model ini sebagai ganti penggunaan suatu model
pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered yang cenderung membuat
pebelajar lebih pasif dibandingkan dengan guru. Hal tersebut mengakibatkan motivasi
belajar siswa menjadi rendah sehingga kinerja ilmiah mereka pun menurun.

3 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based-Learning)
Menurut Thomas dkk dalam buku Made Weda, pembelajaran berbasis proyek

(PBP) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan keja proyek.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan
dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut peserta didik
untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja mandiri.
Menurut Bell (2005), ada beberapa pengertian mengenai model
pembelajaran berbasis proyek yaitu sebagai berikut.
1. Project Based Learning is curriculum fueled and standards based.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran
berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah

4 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek

proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum.
2. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student

can answer. Model Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran
yang menuntut pengajar atau peserta didik mengembangkan pertanyaan
penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta
didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis
proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali
konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi
dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan
setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
3. Project Based Learning asks students to investigate issues and topics
addressing real-world problems while integrating subjects across the
curriculum. Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang
menghubungkan antar berbagai subjek materi. Selain itu, pembelajaran
berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
nyata.
4. Project Based Learning is a models that fosters abstract, intellectual tasks to
explore complex issues. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang memperhatikan pemahaman peserta didik dalam
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi
5 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek


melalui cara yang bermakna. Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan
suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan
masalah yang bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses
pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk
bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata.
Pembelajaran berbasis proyek ini tidak hanya mengkaji hubungan antara
informasi teoritis dan praktek, tetapi juga memotivasi siswa untuk merefleksi
apa yang mereka pelajari dalam pembelajaran dalam sebuah proyek nyata
serta dapat meningkatkan kinerja ilmiah mereka Grant (2008).
B. Teori yang Mendasari Pembelajaran Berbasis Proyek
1. Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung
oleh teori aktivitas (Hung dan Wong, 2000). Activity theory menyatakan
bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas: (a) tujuan yang ingin dicapai,
(b) subjek yang berada dalam konteks, (c) suatu masyarakat di mana
pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, (d) alat-alat, dan (e) peraturan
kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada
kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu (doing) daripada
kegiatan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru.
2. Pembelajaran


berbasis

proyek

juga

didukung

oleh

teori

belajar

konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun
pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (Murphy,

6 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek


1997). Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu
pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika
pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif
dalam kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat
dukungan teoretis yang bersumber dari konstruktivisme sosial yang
memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas
interaksi antarpersonal (Vigotsky, 1978; Moore, 2000). Adanya peluang
untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan
ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran individu.
Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi
pengetahuan. Dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat
membantu siswa meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah
secara kolaboratif.
C. Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam model ini ada beberapa Sintaks (langkah-langkah) yang perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut :
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu

aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan

7 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek

dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik
yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki”
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan
cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara
yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk

membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar
8 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek

berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah
proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses

refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Keenam langkah tersebut mengandung interpretasi bahwa dalam mengerjakan
proyek, siswa dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi dalam kelompok
kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan

9 | Model Pembelajaran Berbasis Proyek

dikembangkan oleh siswa dalam timadalah merencanakan, mengorganisasikan,
negosiasi, dan membuat konsensus tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang
mengerjakan, apa dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam
berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh
siswa merupakan keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk keberhasilan
proyek mereka. Keterampilan-keterampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi
dalam tim menyebabkan pembelajaran menjadi aktif, di mana setiap individu
memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba

menunjukkan keterampilan yang mereka miliki dalam kerja tim mereka.
Pembelajaran secara aktif dapat memimpin siswa ke arah peningkatan keterampilan
dan kinerja ilmiah.Kinerja ilmiah tersebut mencakup prestasi akademis, mutu
interaksi hubungan antar pribadi, rasa harga diri, persepsi dukungan sosial lebih
besar, dan keselarasan antar para siswa.
Implikasi model pembelajaran berbasis proyek dalam proses belajar mengajar
adalah pembelajaran berbasis proyek memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan
pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang
lain. Selain itu, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa menjadi terdorong lebih
aktif berakitivitas dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kinerja ilmiah siswa,
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan mengevaluasi proses dan produk hasil

10 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang
dikerjakan.
Pembelajaran

berbasis

proyek

sebagai

salah

satu

wahana

yang

memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar dan kinerja ilmiah siswa dan membantu para siswa untuk mengembangkan
ketrampilan belajar jangka panjang. Para siswa mengetahui bahwa mereka adalah
mitra penuh dalam lingkungan pelajaran ini dan bertanggung jawab dalam proses
pelajaran. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek juga dapat meningkatkan
keyakinan diri para siswa, motivasi untuk belajar, kemampuan kreatif, dan
mengagumi diri sendiri.Pembelajaran berbasis proyek merupakan integrasi dari
pembelajaran berbasis sains dan teknologi.
Implikasi tersebut sejalan dengan uraian yang diungkapkan oleh (Sampurno,
2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang
amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna
untuk pebelajar serta dapat meningkatkan kinerja ilmiah siswa dalam pembelajaran,
sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator.

D. Tujuan, Karakteristik dan Prinsip Model PBP
PBP

bertujuan

agar

peserta

didik

mempunyai

kemandirian

dalam

menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Dalam model pembelajaran berbasis proyek

11 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

(PBP) peserta didik dilibatkan dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan,
mengijinkan

para

peserta

didik

untuk

aktif

membangun

dan

mengatur

pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realistik.
Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model pembelajaran yang
inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari
disiplin ilmu, melibatkan peserta didik dalam investigasi pemecahan masalah dan
kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan peserta didik bekeja secara
otonom dalam mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya
untuk menghasilkan proyek nyata.Pembelajar berbasis proyek memiliki karakteristik
berikut :
1. Peserta didik membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
3. Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil.
4. Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi
yang dikumpulkan.
5. Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu.
6. Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
7. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.
8. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

12 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

Model pembelajaran berbasis proyek (PBP) peserta didik dilibatkan dalam
memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peserta didik untuk
aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta
didik yang realistis. Pembelajaran ini mengacu pada prinsip hal sebagai berikut:
1. Kurikulum. PBP tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan
suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
2. Responsibility. PBP menekankan responsibility dan answerability para peserta
didik ke diri dan panutannya.
3. Realisme. Kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otentik
dan menghasilkan sikap profesional.
4. Active-Learning. Menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan
keinginan peserta didik untuk menentukan jawaban yang relevan, sehingga
dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
5. Umpan balik. Diskusi, presentasi dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong ke arah
pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6. Keterampilan umum. PBP dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan
pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada
ketrampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, keja kelompok dan
self management.

13 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

7. Driving Questions. PBP difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang
memicu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan dengan konsep,
prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
8. Constructive Investigation. PBP sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan
dengan pengetahuan para peserta didik.
9. Autonomy. Proyek menjadikan aktifitas peserta didik yang penting.
Blumenfeld mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek berpusat
pada proses relatif bejangka waktu, unit pembelajaran bermakna.

E. Perbedaan Penekanan Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran
Tradisional
Menurut Buck Institute for Education, terdapat perbedaan antara pembelajaran
tradisional dan pembelajaran proyek.
Aspek
Pendidikan
Fokus
Kurikulum

Lingkup dan

Penekanan Pembelajaran
Tradisional

Penekanan Pembelajaran
Berbasis Proyek

Cakupan isi

Kedalaman pemahaman

Pengetahuan tentang fakta

Penguasaan konsep dan prinsip

Belajar keterampilan

Pengembangan keterampilan

“Building-blok” dalam isolasi

pemecahan masalah kompleks

Mengikuti urutan kurikulum

Mengikuti minat siswa

secara ketat

14 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

Aspek
Pendidikan
Urutan

Penekanan Pembelajaran
Tradisional

Penekanan Pembelajaran
Berbasis Proyek

Berjalan dari blok ke blok

Unit-unit besar terbentuk dari

atau unit ke unit

pro-blem dan isu yang kompleks

Memusat, fokus berbasis disi- Meluas, fokus, interdisipliner
plin
Peranan

Penceramah

dan

direktur Penyedia sumber belajar dan

pem-belajaran
Guru

Fokus
Pengukuran

belajar
Ahli

Pembimbing/partner

Produk

Proses dan produk

Skor tes

Pencapaian yang nyata

Membandingkan

Bahan-bahan

parti-sipasi di dalam kegiatan

dengan Unjuk kerja yang standar dan

yang lain

ke-majuan dari waktu ke waktu

Reproduksi informasi

Demonstrasi pemahaman

Teks, ceramah, dan presentasi Langsung sumber asli; bahanbahan tercetak, interview, doku-

Pembelajaran

men, dan lain-lain
Kegiatan dan lembar latihan Data dan bahan dikembangkan
di-kembangkan guru

oleh siswa

Penggunaan

Pendukung, peripheral

Utama, integral

Teknologi

Dijalankan guru

Diarahkan siswa

Kegunaan untuk perluasan Kegunaan

untuk

15 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

memperluas

Aspek
Pendidikan

Penekanan Pembelajaran
Tradisional
prestasi guru

Penekanan Pembelajaran
Berbasis Proyek
pres-tasi siswa atau penguatan
kemam-puan siswa

Konteks
Kelas

Siswa bekerja sendiri

Siswa bekerja dalam kelompok

Siswa kompetisi satu dengan Siswa kolaboratif satu dengan
yang lainnya

yang lainnya

Siswa menerima informasi Siswa
guru

mengonstruksi

berkontribu-si, dan melakukan
sintesis informa-si

Peranan

Menjalankan perintah guru

Melakukkan

kegiatan

belajar

yang diarahkan oleh diri sendiri
Siswa
Pengingat dan pengulangan Pengkaji, integrator, dan penyaji
fakta
Pembelajar

ide
menerima

menyelesaikan

dan Siswa menentukan tugas mereka

tugas-tugas sendiri

laporan pendek

dan

bekerja

secara

indepen-den dalam waktu yang
besar

Tujuan jangka

Pengetahuan tentang fakta

Pemahaman dan aplikasi ide
dan proses yang kompleks

Pendek
Tujuan jangka

Luas pengetahuan

Dalam pengetahuan

Panjang
Lulusan

yang

memiliki Lulusan yang berwatak dan

16 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

Aspek
Pendidikan

Penekanan Pembelajaran
Tradisional

Penekanan Pembelajaran
Berbasis Proyek

pengetahuan yang berhasil kete-rampilan mengembangkan
pada tes standar pencapaian

diri,

mandiri,

dan

belajar

sepanjang hayat

F. Pedoman Pembimbingan
Dalam membimbing siswa dalam pembelajaran berbasis proyek ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman
pembimbingan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Keautentikan
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
a. Mendorong dan membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan dari
tugas yang dikerjakan
b. Merancang tugas siswa sesuai dengan kemampuannya sehingga ia
mampu

menyelesaikannya tepat waktu

c. Mendorong dan membimbing siswa agar mampu menghasilkan sesuatu
dari tugas yang dikerjakannya.

17 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

2. Ketaatan terhadap Nilai-Nilai Akademik
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
a. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai
pengetahuan/ disiplin ilmu dalam menyelesaikan tugas yang dikerjakan
b. Merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memberi
tantangan pada siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam
pemecahan masalah
c. Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu berpikir tingkat tinggi
dalam memecahkan masalah.
3. Belajar pada Dunia Nyata
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
a. Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu bekerja pada konteks
permasalahan yang nyata yang ada di masyarakat.
b. Mendorong dan mengarahkan agar siswa mampu bekerja dalam situasi
organisasi yang menggunakan teknologi tinggi
c. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu mengelola kemampuan
keterampilan pribadinya.
4. Aktif Meneliti
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.

18 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

a. Mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya
sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya.
b. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan
berbagai macam metode, media, dan berbagai sumber.
c. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan
orang lain, baik melalui presentasi ataupun media lain.
5. Hubungan dengan Ahli
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
a. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang lain
yang memilki pengetahuan yang relevan.
b. Mendorong dan mengarahkan siswa bekerja/berdiskusi dengan orang
lain/temannya dalam memecahkan masalahnya.
c. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak/minta pihak luar
untuk terlibat dalam menilai unjuk kerjanya.
6. Penilaian
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
a. Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu melakukan evaluasi diri
terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya.

19 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

b. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk
terlibat mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya.
c. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk menilai unjuk kerjanya.
G. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis
proyek adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan
a. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek banyak
yang mengatakan bahwa siswa sangat tekun sampai melewati batas waktu,
berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan bahwa
belajar dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum
yang lain.
b. Meningkatkan

kemampuan

pemecahan

masalah.

Penelitian

pada

pengembangan kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan
perlunya bagi siswa untuk terlibat didalam tugas-tugas pemecahan
masalah. Banyak sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar
berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
c. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan
komunikasi (Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja koorperatif,

20 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

evaluasi siswa, pertukaran evaluasi online adalah aspek-aspek kolaboratif
dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru konstuktivistik
menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan
belajar lebih di dalam lingkungan koloboratif (Vygotsky; 1978; Davidov,
1995).
d. Meningkatkan keterampilan mengolah sumber. Bagian dari menjadi siswa
yang independen adalah bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas
yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan
secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber
lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
2. Kekurangan
Adapun kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai
berikut:
a. Tiap mata pelajaran mempunyai kesulitan tersendiri, yang tidak dapat
selalu dipenuhi di dalam proyek.
b. Sulit untuk memilih proyek yang tepat.
c. Menyiapkan tugas bukan suatu hal yang mudah.
d. Sulitnya mencari sumber-sumber referensi yang sesuai.

21 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai
berikut :
1. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan kerja proyek.
2. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi
pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
3. Pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu (a) Kurikulum,
(b) Responsibility, (c) Realisme, (d) Active-Learning, (e) Umpan balik,
(f) Driving Questions, (g) Constructive Investigation, dan (h) Autonomy.
4. Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh
teori aktivitas dan teori belajar konstruktivistik serta pembelajaran berbasis
proyek juga mendapat dukungan teoretis yang bersumber dari konstruktivisme
sosial yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan
intensitas interaksi antarpersonal. Sehingga dari perspektif teori ini pembelajaran
berbasis proyek dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan dan
memecahkan masalah secara kolaboratif.

22 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

DAFTAR PUSTAKA

Muslich Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
Moursund, D. 1997. Project: Road a Head (Project-Based Learning).
http://www.iste.org/reseacrh/roadahead/pbl.html. diakses pada 23
November 2013.
Thomas, J.W., Mergendoller, J.R. & Michaelson, A. 1999. Project
Base Learning: A Handbook of Middle and High School
Teacher. Novato CA: The Buck Institute for Education.
Udin. 2008. Pengembangan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek. Jakarta: Bumi
Aksara.
Vygotsky, L.S. 1978. Mind in Society. Cambridge, MA: Harvard
University Press.
Willis, Ratna. 2007. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Erlangga.
_________. 2001. Contextual Learning Resource. Online diakses pada
diakses pada 25 November 2013
. 2011. “Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Berbasis
Proyek”.Online diakses pada 23 November 2013.
.2011. “Model Pembelajaran Berbasis Proyek”.Online. (http://www.
model-pembelajaran-Berbasis-Proyek.html diakses pada 23 November
2013)

23 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

DAFTAR ISI
Judul Halaman .................................................................................................... i
Daftar Isi ..............................................................................................................ii
BAB I

Pendahuluan .........................................................................................1

BAB II Pembahasan ..........................................................................................3
A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project-Based-Learning) ...................................................4
B. Teori yang Mendasari Pembelajaran Berbasis Proyek ....................6
C. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ...........................7
D. Tujuan, Karakteristik dan Prinsip
Pembelajaran Berbasis Proyek ........................................................11
E. Perbedaan Penekanan Pembelajaran Berbasis
Proyek dan Pembelajaran Tradisional .............................................14
F. Pedoman Pembimbingan .................................................................16
G. Kelebihan dan Kekurangan .............................................................19
BAB III Kesimpulan ........................................................................................... 21
Daftar Pustaka

24 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)

OLEH :
KELOMPOK 4
KASMIAH KASIM
BOSLINI
SYAHRUDDIN

(13B16004)
(13B16012)
(13B16020)

JURUSAN KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA UNM MAKASSAR

MAKASSAR
2013

25 | M o d e l P e m b e l a j a r a n B e r b a s i s P r o y e k

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BERBASIS INOVASI DI KOTA BLITAR

4 89 17

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47