BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Getasan 03 Kabupaten Semarang Semester
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah
dengan metode classroom action research atau lebih dikenal dengan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini mengacu pada tindakan guru
ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Di dalamnya, guru maupun pengajar
lainnya berlaku sebagai peneliti juga sebagai pelaksana proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas.
Menurut Aqib (2006: 20), PTK memiliki karakteristik: (1) Didasarkan
pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. (2) Adanya kolaborasi
dalam pelaksanaanya. (3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan
refleksi. (4) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional. (5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart
dalam
Kunandar
(2008:
42),
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk Self-Inquiry kolektif yang
dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan
rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan,
serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana
praktik itu dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas bersifat objektif. Dimana guru sebagai seorang
peneliti bertujuan untuk memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam kelas
yang memang dia tangani. Guru tidak mencari masalah lain ataupun
menghadirkan masalah lain ke dalam kelas, namun menemukan masalah di dalam
kelas untuk diteliti dan ditemukan solusinya.
24
25
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Getasan 03
Kabupaten Semarang. SD Negeri Getasan 03 terletak di jalan Merbabu Raya
kilometer 9. Lokasi sekolah ini berdampingan dengan SD Negeri Getasan 01.
Lingkungan sekitar sekolah menjadi pusat aktivitas masyarakat Getasan, di depan
sekolah terdapat pasar dan Balai Desa Getasan. Di sekolah ini terdapat lapangan
bola yang biasanya digunakan siswa untuk bermain ketika istirahat. Di dalam
kelas banyak dipajang karya siswa, ini digunakan untuk memotivasi siswa dalam
berkreativitas.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Getasan 03 Kabupaten
Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015. Terdapat 13 siswa pada kelas
ini, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. rata-rata nilai ulangan
harian IPA dari 13 siswa adalah 63.1, rata-rata nilai sikap 66.7, dan rata-rata nilai
keterampilan 64.1. Terdapat 7 siswa (53.8%) belum tuntas pada penilaian pengetahuan
mereka, 5 siswa (38.5%) belum tuntas pada penilaian sikap, dan 7 siswa (53.8%) belum
tuntas pada penilaian keterampilan.
Siswa pada kelas ini berasal dari sekitar wilayah Getasan, tidak ada siswa
yang berasal dari luar kecamatan ataupun luar kota. Kebanyakan siswa berjalan
kaki untuk datang ke sekolah. Hanya beberapa siswa saja yang datang ke sekolah
dengan diantar orang tuanya. Tempat tinggal terjauh siswa yaitu dari desa
Kenteng yang berjarak 3 km dari sekolah. Siswa kelas ini berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang
beragam. Ada yang orang tuanya sebagai buruh, petani, pedagang, dan pegawai
negeri sipil. Namun kebanyakan adalah sebagai pedagang dan petani.
Keberagaman latar belakang siswa memiliki andil dalam terdapatnya perbedaan
kesadaran belajar serta hasil belajar antar siswa. Berdasar informasi yang didapat
dari guru kelas 5 SD Negeri Getasan 03 Kabupaten Semarang, rata-rata kesadaran
belajar siswa cukup rendah. Kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas berjalan
pasif, aktivitas belajar siswa cenderung rendah.
26
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015,
dimana pelaksanaannya diperkirakan berlangsung pada bulan April 2015.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu aktivitas belajar IPA,
hasil belajar IPA, dan model POE (predict-observe-explain). Aktivitas belajar IPA
dan hasil belajar IPA merupakan variabel terikat (Y), kedua variabel ini mendapat
pengaruh dari model POE yang mana pada penelitian ini POE menjadi variabel
bebas (X). Untuk menghindari kesalah pemahaman terhadap masing-masing
variabel, maka peneliti membuat definisi operasional dari setiap variabel sebagai
berikut:
3.3.1 Model POE (Predict-Observe-Explain) (X)
Model POE merupakan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa
menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Diawali dengan siswa melihat,
membuat
dugaan,
menjamah,
mencoba,
merasakan,
mengamati,
dan
menjelaskannya. Langkah utama model POE yaitu membuat dugaan (prediction),
melakukan percobaan dan mengamatinya (observation), serta memberikan
penjelasan kesimpulan dari hasil pengamatan percobaan (explanation).
3.3.2 Aktivitas Belajar (Y)
Aktivitas belajar IPA merupakan suatu aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPA. Aktivitas
tersebut berupa mengamati seperangkat alat dan bahan yang ditunjukkan oleh
guru,
mengamati
percobaan,
membaca materi,
mengajukan
pertanyaan,
menyampaikan hasil percobaan, melakukan diskusi, memperhatikan penjelasan
guru, memperhatikan presentasi kelompok lain, menulis hasil percobaan,
melakukan percobaan, menyimpulkan hasil percobaan, dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran.
27
3.3.3 Hasil Belajar IPA (Y)
Hasil belajar IPA merupakan perubahan tingkah laku pada siswa yang
berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan selama dan setelah mengikuti
pembelajaran IPA. Hasil belajar aspek pengetahuan siswa dapat dinilai dari hasil
mereka mengerjakan soal tes IPA. Hasil belajar aspek sikap siswa dinilai dari
kerjasama,
ketelitian serta
kepercayaan
diri mereka
selama mengikuti
pembelajaran. Sedangkan hasil belajar aspek keterampilan siswa dinilai dari
penggunaan alat percobaan, langkah kerja, dan kelengkapan presentasi hasil
pengamatan percobaan.
3.4 Rencana Tindakan
Model penelitian tindakan kelas yang akan peneliti gunakan mengikuti
metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap siklus
pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Namun
antara komponen acting dan observing dijadikan sebagai sebuah kesatuan. Dalam
penerapannya, acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus
dilaksanakan (Wijaya dan Dedi 2012: 20). Proses daur penelitian tindakan kelas
dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti gambar berikut:
28
Gambar 1
Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart dalam Wijaya dan Dedi (2012: 21)
Penelitian ini akan dilakukan dalam format siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Masingmasing siklus diakhiri dengan tes. Waktu pelaksanaan siklus pertama pada
penelitian ini diperkirakan berlangsung pada bulan April 2015, dan untuk siklus
selanjutnya menyesuaiakan.
3.4.1
Siklus I
3.4.1.1 Perencanaan
(1) Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian bersama guru kolaborator.
(2) Peneliti mendiskusikan SK dan KD bersama guru kolaborator.
(3) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA
lengkap
sesuai dengan model POE. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
(4) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) mengenai percobaan IPA.
(5) Mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
(6) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir
siklus. Soal tes disususun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang
bersangkutan.
29
(7) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap sikap dan
keterampilan siswa.
(8) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap aktivitas belajar
siswa.
(9) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi terhadap penerapan model
POE dalam pembelajaran.
3.4.1.2 Tindakan dan Pengamatan
Guru mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
model POE sesuai yang dibuat oleh peneliti. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru melakukan penilaian terhadap sikap dan keterampilan siswa.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi yang dilakukan
oleh guru kolaborator. Guru kolaborator melakukan observasi terhadap aktivitas
guru dalam menerapkan model POE serta terhadap aktivitas belajar siswa.
3.4.1.3 Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi, kemudian direfleksi. Pelaksanaan
refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru kolaborator. Diskusi ini bertujuan
untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara
melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan
segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari
jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat
rencana perbaikan pada siklus selanjutnya. Sedangkan kelebihan di siklus I bisa
dipertahankan dalam siklus selanjutnya.
3.4.2 Siklus II
3.4.2.1 Perencanaan
Dengan mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I, yang dilakukan
peneliti selanjutnya adalah:
(1) Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian bersama guru kolaborator.
(2) Peneliti mendiskusikan SK dan KD bersama guru kolaborator.
(3) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA lengkap
sesuai dengan model POE. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
30
(4) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) mengenai percobaan IPA.
(5) Mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
(6) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir
siklus. Soal tes disususun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang
bersangkutan.
(7) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap sikap dan
keterampilan siswa.
(8) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap aktivitas belajar
siswa.
(9) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi terhadap penerapan model
POE dalam pembelajaran.
3.4.2.2 Tindakan dan Pengamatan
Guru mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
model POE sesuai yang dibuat oleh peneliti. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru melakukan penilaian terhadap sikap dan keterampilan siswa.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi yang dilakukan
oleh guru kolaborator dengan menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas
guru dalam menerapkan model POE dan aktivitas belajar siswa.
3.4.2.3 Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi, kemudian direfleksi. Pelaksanaan
refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru yang bersangkutan. Diskusi
tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu
dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang
muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Pada
refleksi ini, hasil yang diharapkan adalah semua tahapan model POE sudah
terlaksana dengan baik dalam pembelajaran, terjadi peningkatan hasil belajar
siswa, serta siswa telah melakukan aktivitas belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Apabila hasil yang diharapkan belum tercapai, maka akan
dilaksanakan siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai.
31
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
ditentukan teknik dan instrumen pengumpulan data yang sesuai dengan variabel
yang diteliti. Secara rinci, teknik dan instrument pengumpulan data akan diuraikan
sebagai berikut:
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Model POE
Pengumpulan data variabel model POE menggunakan teknik observasi.
Observasi terhadap penerapan model POE dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator.
3.5.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Aktivitas Belajar
Pengumpulan data variabel aktivitas belajar menggunakan teknik
observasi. Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator.
3.5.1.3 Teknik Pengumpulan Data Variabel Hasil Belajar
Pengumpulan data variabel hasil belajar menggunakan teknik tes dan non
tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur aspek pengetahuan siswa dalam
mengerjakan soal tes, sedangkan teknik non tes digunakan untuk mengukur aspek
sikap dan keterampilan siswa.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka disusun instrumen dalam
bentuk lembar observasi, tes, dan non tes. Instrumen ini akan diuraikan
berdasarkan variabel yang ditentukan oleh peneliti sebagai berikut:
3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Model POE
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data variabel model POE
adalah observasi. Yang diobservasi disini adalah kegiatan guru dalam menerapkan
model POE pada kegiatan pembelajaran IPA. Untuk menilai penerapan model
POE digunakan lembar observasi dengan kisi-kisi sebagai berikut:
32
Tabel 4
Kisi-Kisi Observasi Penerapan Model POE Berdasarkan Permendiknas No 41
Tahun 2007 Tentang Standar Proses
No.
1.
2.
Aspek
Indikator
Guru mengkondisikan siswa untuk
Kegiatan
Pendahuluan siap mengikuti kegiatan
pembelajaran
Guru melakukan apersepsi
Guru menyampaikan topik dan
tujuan pembelajaran
Guru menghadapkan siswa dengan
seperangkat alat dan bahan
percobaan
Guru meminta siswa untuk membuat
prediksi hasil apa yang akan
diperoleh dengan bereksperimen
menggunakan seperangkat alat dan
bahan yang ditunjukkan guru
Guru membagikan alat percobaan
Kegiatan
kepada siswa
Inti
(Eksplorasi,
Elaborasi,
dan
Konfirmasi)
Guru menjelaskan langkah
percobaan
Guru meminta siswa untuk
melakukan percobaan dan
mengamatinya
Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan
Guru meminta siswa untuk
mendiskusikan hasil pengamatan
percobaan mereka bersama
kelompoknya
Guru meminta siswa untuk
Sintak
dalam
Model
POE
Nomer
Item
1
2
3
4
Predict
5
6
7
8
Observe
9
10
Explain
11
33
mempresentasikan hasil pengamatan
percobaan mereka di depan kelas
No.
3.
Aspek
Kegiatan
Penutup
Indikator
Sintak
dalam
Model
POE
Guru mengkonfirmasi hasil
presentasi siswa
Guru mengaitkan percobaan siswa
dengan materi
Guru mengaitkan pembelajaran yang
telah dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari
Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan dan merangkum
pembelajaran yang telah dilakukan
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
Persentase =
Nomer
Item
12
13
14
15
16
݆ ݉ ݑℎ݈ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ܽݏℎ݁ ݈ ݎ ݁
ݔ100%
݆ ݉ ݑℎ݈ ݈ ܽ ݉ ݅ ݔ ܽ ݉ ݎ ݇ ܽݏ
3.5.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Aktivitas Belajar
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data variabel aktivitas
belajar siswa adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk
mengukur aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi ini berupa daftar periksa aktivitas belajar siswa dengan kisi-kisi
sebagai berikut:
34
Tabel 5
Kisi-kisi Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Aspek
Indikator
Visual activities
Oral activities
Listening activities
Writing activities
Motor activities
Mental activities
Emotional activities
Nilai =
Mengamati seperangkat
alat dan bahan percobaan
yang ditunjukkan oleh
guru
Mengamati percobaan
Membaca materi
Mengajukan pertanyaan
Menyampaikan hasil
percobaan
Melakukan diskusi
Memperhatikan
penjelasan guru
Memperhatikan
presentasi kelompok lain
Menulis hasil percobaan
Melakukan percobaan
Menyimpulkan hasil
percobaan
Antusias dalam
mengikuti pembelajaran
Nomer
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
݆ ݉ ݑℎ݈ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ܽݏℎ݁ ݈ ݎ ݁
ݔ100
݆ ݉ ݑℎ݈ ݈ ܽ ݉ ݅ ݏ ݇ ܽ ݉ ݎ ݇ ܽݏ
3.5.2.3 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan datanya berupa soal tes dan
lembar penilaian non tes. Instrumen pengumpulan data masing-masing aspek hasil
belajar akan diuraikan sebagai berikut:
3.5.2.3.1 Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Untuk mengukur hasil belajar aspek pengetahuan digunakan soal tes
pilihan ganda. Tes ini dilakukan setiap akhir siklus. Untuk soal tes disesuaikan
dengan
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar
berikut
ini:
35
Tabel 6
Kisi-kisi Soal Siklus I
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Dasar
6.1Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator dan Tujuan
Pembelajaran
Indikator
6.1.3 Siswa dapat menentukan
bukti sifat-sifat cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.1.3.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban berbagai
fenomena dalam kehidupan seharihari, siswa dapat menentukan sifat
cahaya yang ada pada fenomena
tersebut dengan benar
Instrumen
No.
Item
Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus yaitu . . . .
a. cahaya matahari yang terkena cermin
b. cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui kaca jendela
c. cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui sela-sela
genting
d. cahaya matahari yang sampai ke dasar kolam
1
Peristiwa berikut yang menunjukkan bahwa cahaya menembus
benda bening yaitu . . . .
a. Cahaya yang masuk ke rumah melalui ventilasi
b. Cahaya yang masuk ke rumah melalui kaca jendela
c. Cahaya yang masuk ke rumah melalui sela-sela genting
d. Cahaya yang masuk ke rumah melalui cermin
2
Peristiwa yang merupakan akibat pembiasan cahaya yaitu . . . .
a. ikan yang berada di dalam air jernih dapat terlihat
b. sampainya cahaya matahari di permukaan bumi
3
36
c. dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dalam daripada
yang sebenarnya
d. dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal daripada
yang sebenarnya
Salah satu contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan
sehari-hari yaitu . . . .
a. Saat mengaduk teh, sendok terlihat lebih kecil
b. Saat mengaduk teh, sendok terlihat lurus
c. Saat mengaduk teh, dasar gelas terlihat lebih dalam
d. Saat mengaduk teh, sendok terlihat patah
13
Peristiwa yang menunjukkan adanya dispersi cahaya yaitu . . . .
a. elang dapat melihat ikan di dalam air
b. bayangan pada cermin
c. pensil dalam air terlihat patah
d. pelangi
7
Yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa cahaya putih
matahari merupakan kumpulan warna-warna adalah ....
a. gelembung air sabun yang terkena cahaya matahari
b. air di dalam kolam yang terkena cahaya matahari
c. cermin basah yang terkena cahaya matahari
d. air di gelas bening yang terkena cahaya matahari
Indikator
6.1.4 Siswa dapat menentukan
contoh benda bening
Di bawah ini yang termasuk benda tembus cahaya yaitu . . . .
a. sendok stainless yang mengkilap
b. air jernih
11
4
37
Tujuan pembelajaran
6.1.4.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban beberapa benda,
siswa dapat menentukan benda
yang termasuk benda bening
6.1.4.2 Diberikan soal mengenai
sebuah fenomena melihat dari
balik kaca, siswa dapat
menentukan alasan mengapa dapat
melihat dari balik kaca dengan
benar
c. kertas
d. keramik
Indikator
6.1.5 Siswa dapat menentukan arah
pembiasan
Tujuan Pembelajaran
6.1.5.1 Dengan diberikan sebuah
fenomena perambatan cahaya dari
dua medium yang berbeda, siswa
dapat menentukan arah
pembiasannya dengan benar
Salah satu contoh benda bening adalah . . . .
a. cermin
b. sampul buku
c. kaca jam
d. plastik hitam
10
Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena . . . .
a. kaca jendela tipis
b. kaca jendela mengilap
c. cahaya dapat melewati kaca
d. kaca jendela dapat memantulkan cahaya
14
Apabila cahaya merambat dari udara ke air, cahaya tersebut akan
dibiaskan dengan arah . . . .
a. menjauhi garis normal
b. sejajar garis normal
c. mendekati garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
12
Apabila cahaya merambat dari kaca menuju udara, maka cahaya
tersebut akan dibiaskan . . . .
a. menjauhi garis normal
b. sejajar garis normal
c. mendekati garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
16
38
Indikator
6.1.6 Siswa dapat menentukan sifat
bayangan pada cermin
Tujuan Pembelajaran
6.1.6.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban sifat-sifat
bayangan, siswa dapat menentukan
jenis bayangan yang terbentuk
pada sebuah cermin dengan benar
Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar mempunyai sifat . . . .
a. bayangan bersifat nyata
b. jarak benda ke cermin lebih jauh daripada jarak bayangan ke
cermin
c. jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin
d. bayangan lebih kecil daripada benda aslinya
6
Jika kamu bercermin di cermin rias, maka bayangan yang terbentuk
akan memiliki sifat . . . .
a. diperkecil dan tegak
b. diperbesar dan terbalik
c. besarnya sama dan terbalik
d. besarnya sama dan tegak
15
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu . . . .
a. maya, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. maya, terbalik, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan sama besar
5
Jika kamu bercermin pada kaca spion, maka bayangan yang akan
terbentuk bersifat . . . .
a. maya, terbalik, dan diperbesar
b. nyata, terbalik, dan sama besar
c. maya, tegak, dan diperkecil
d. nyata, tegak, dan diperkecil
17
39
Indikator
6.1.7 Siswa dapat menentukan
penggunaan berbagai jenis cermin
Tujuan Pembelajaran
6.1.7.1 Diberikan gambar berupa
alat yang menggunakan cermin,
siswa dapat menentukan jenis
cermin yang sesuai dengan alat
tersebut dengan benar
Jenis cermin yang digunakan pada alat di samping 9
adalah . . . .
a. cermin datar
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. cermin yang permukaannya melengkung ke
dalam
Jenis cermin yang digunakan pada
alat di samping adalah . . . .
a. cermin datar
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. cermin yang permukaannya
melengkung ke dalam
Jenis cermin yang digunakan pada
alat di samping adalah . . . .
a. cermin datar
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. cermin yang permukaannya
melengkung keluar
8
20
40
Indikator
6.1.8
Siswa dapat memahami arti
penguraian cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.1.8.1 Diberikan soal mengenai
penguraian cahaya, siswa dapat
menentukan arti dari penguraian
cahaya
Cahaya putih matahari jika diuraikan akan menjadi beberapa
warna. Warna-warna dari penguraian cahaya matahari tersebut
disebut . . . .
a. gradasi cahaya
b. spektrum cahaya
c. warna transparan
d. warna terang
Hasil dari penguraian cahaya putih matahari terdiri dari warna . . . .
a. Merah, jingga, kuning, hitam, biru, nila, dan ungu
b. Merah, jingga, kuning, hijau, putih, biru, dan ungu
c. Merah, jingga, kuning, coklat, putih, biru, dan ungu
d. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
18
19
41
Tabel 7
Kisi-kisi Soal Siklus II
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Dasar
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
a lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat
sifat-sifat cahaya
Indikator dan Tujuan
Pembelajaran
Indikator
6.2.3 Dapat menentukan nama
model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.2.3.1 Diberikan gambar model
yang menerapkan sifat-sifat
cahaya, siswa dapat menentukan
nama model tersebut dengan benar
Instrumen
Gambar di samping merupakan salahh satu
model sederhana yang menerapkan sifat
cahaya, nama model tersebut adalah . . . .
a. teleskop
b. lup
c. periskop
d. kaleidoskop
No.
Item
6
1
Gambar di atas
a merupakan salah satu model sederhana yang
menerapkan sifat cahaya, nama model tersebut adalah . . . .
a. teropong
b. teleskop
42
c. periskop
d. kaleidoskop
Gambar di samping
mping merupakan salah satu
model sederhana yang
ng menerapkan sifat
cahaya, nama model tersebut adalah . . . .
a. teropong
b. lup
c. kaleidoskop
d. periskop
Indikator
6.2.4 Dapat menentukan sifat
cahaya yang digunakan dalam
model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.2.4.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban sifat-sifat cahaya,
siswa dapat menentukan sifat
cahaya yang digunakan dalam
suatu model dengan benar
Periskop menerapkan
mener
salah satu sifat cahaya, yaitu . . . .
a. cahaya dapat dibiaskan
b. cahaya dapat dipantulkan
c. cahaya dapat diuraikan
d. cahaya menembus benda bening
Salah satu sifat cahaya
c
yang dimanfaatkan dalam pembuatan
kaleidoskop yaitu
y
....
a. cahaya merambat lurus
b. cahaya dapat dipantulkan
c. cahaya dapat dibiaskan
d. cahaya dapat didispersikan
Dari pernyataan
perny
berikut ini, manakah yang paling benar?
a. periskop menggunakan prinsip pembiasan cahaya
b. kaleidoskop menggunakan prinsip penguraian cahaya
c. periskop menggunakan prinsip pemantulan cahaya
17
3
5
8
43
d. kaleidoskop menggunakan prinsip cahaya menembus benda
bening
Indikator
6.2.5 Siswa dapat menentukan
bahan yang digunakan dalam
model sederhana yang menerapkan
sifat-sifat cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.2.5.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban beberapa benda,
siswa dapat menentukan bahan
yang digunakan dalam sebuah
model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya dengan benar
6.2.5.2 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban berbagai benda,
siswa dapat menentukan bahan
pengganti komponen model asli
dalam model sederhana yang
menerapkan sifat-sifat cahaya
dengan tepat
Di antara benda berikut manakah yang digunakan untuk membuat
periskop?
a. cermin datar
b. cermin cembung
c. cermin cekung
d. lensa cekung
10
Bahan utama untuk membuat lup sederhana adalah . . .
a. karton yang dilubangi
b. plastik bening
c. air
d. solasi
7
Lup sederhana pada dasarnya yaitu . . . .
a. cermin cekung
b. cermin cembung
c. lensa cekung
d. lensa cembung
4
Pada kaleidoskop yang berfungsi menjadi cermin yaitu . . . .
a. tetesan air
b. kertas yang mengkilap
c. potongan kertas warna-warni
d. kertas hvs
11
44
Pada percobaan membuat alat peraga lup sederhana, yang berfungsi 12
sebagai lensa cembung adalah . . . .
a. air
b. solasi
c. kertas
d. mika
Indikator
6.2.6 Dapat menentukan contoh
penggunaan alat yang menerapkan
sifat-sifat cahaya dalam kehidupan
sehari-hari
Tujuan Pembelajaran
6.2.6.1 Dengan diberikan soal
mengenai sebuah keadaan, siswa
dapat menentukan alat yang dapat
digunakan sesuai dengan keadaan
tersebut dengan benar
6.2.6.2 Dengan diberikan gambar
alat yang menerapkan sifat-sifat
cahaya, siswa dapat menentukan
kegunaan alat tersebut dengan
benar
Alat yang digunakan oleh awak kapal selam untuk mengamati
keadaan di permukaan laut adalah . . . .
a. lup
b. teleskop
c. periskop
d. mikroskop
13
Alat ini biasa digunakan oleh tukang reparasi jam untuk melihat
bagian mesin jam yang rusak. Alat yang dimaksud yaitu . . . .
a. mikroskop
b. periskop
c. teropong
d. lup
14
Jika kita akan melihat benda-benda yang ukurannya kecil maka kita 19
menggunakan alat bantu . . . .
a. periskop
b. kaleidoskop
c. teleskop
d. lup
45
20
Kegunaan dari alat di atas adalah untuk . . . .
a. melihat benda yang letaknya sangat jauh
b. melihat benda yang berada di atas batas pandang mata
c. melihat pola bayangan potongan kertas menjadi lebih
banyak
d. melihat benda yang ukurannya kecil
Kegunaan dari alat di samping adalah
lah untuk . . . .
a. melihat benda yang
ng letaknya sangat ja
jauh
b. melihat benda yang
ng berada di atas batas
pandang mata
c. melihat pola bayangan
ngan potongan kerta
kertas
terlihat menjadi lebih banyak
d. melihat benda yang
ng ukurannya kecil
9
Kegunaan dari alat di samping adalah
lah untuk . . . 2
.
a.melihat benda yang
ng letaknya sangat
jauh
b.
melihat benda yang
ng berada di
atas batas pandang mata
c.melihat pola bayangan
ngan potongan kerta
kertas
menjadi lebih banyak
d. melihat benda yang ukurannya kecil
46
Indikator
6.2.7 Siswa dapat menentukan
akibat jika ada bagian dari model
yang menerapkan sifat cahaya
diberikan perubahan
Tujuan Pembelajaran
6.2.7.1 Dengan diberikan soal
mengenai perubahan pada bagian
dari model yang menerapkan sifat
cahaya, siswa dapat menentukan
akibat yang akan terjadi dengan
benar
Pada periskop semakin jauh jarak kedua cermin, maka . . . .
a. bayangan semakin jelas
b. tidak terbentuk bayangan
c. bayangan semakin kabur
d. bayangan terlihat lebih besar dari benda alinya
cermin b
lubang a
lubang b
15
18
cermin a
Apabila pada periskop, sisi cermin yang mengkilap pada cermin b
di posisikan menghadap ke atas, sisi cermin yang mengkilap pada
cermin a diposisikan menghadap ke bawah (kedua sisi cermin yang
mengkilap tidak saling berhadapan), maka . . . .
a. bayangan semakin jelas
b. tidak terbentuk bayangan
c. bayangan semakin kabur
d. bayangan terlihat lebih kecil dari benda alinya
Pada kaleidoskop jika kertas mengkilap yang menyelimuti sisi
dalam kaleidoskop diganti dengan kertas buram, maka . . . .
a. pola bayangan potongan kertas-kertas kecil di dalamnya terlihat
16
47
lebih sedikit dari jumlah aslinya
b. pola bayangan potongan kertas-kertas kecil di dalamnya terlihat
lebih banyak dari jumlah aslinya
c. pola bayangan potongan kertas-kertas kecil di dalamnya terlihat
lebih kecil dari ukuran aslinya
d. tidak akan terbentuk pola bayangan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabel 8
Kunci Jawaban Soal Siklus I
Siklus I
Jawaban
No
Jawaban
C
11.
A
B
12.
C
D
13.
D
B
14.
C
A
15.
D
C
16.
A
D
17.
C
C
18.
B
A
19.
D
C
20.
B
Nilai =
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabel 9
Kunci Jawaban Soal Siklus II
Siklus II
Jawaban
No.
Jawaban
D
11.
B
D
12.
A
B
13.
C
D
14.
D
B
15.
A
C
16.
D
C
17.
B
C
18.
B
B
19.
D
A
20.
C
݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ݏℎݓ ݎݏ ݅݁ ݏ
݈݁ܽ
ݔ100
݈ܽ݉݅ݏ݇ܽ݉ ݎ݇ݏ
48
Soal tes pada siklus 1 dan 2 menggunakan soal yang berbentuk pilihan
ganda. Pilihan jawaban setiap nomernya terdiri atas empat pilihan. Setiap soal
memiliki bobot skor 1, dimana skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban
salah. Sebelum instrumen soal digunakan, soal tersebut diuji terlebih dahulu
validitas dan reliabilitasnya. Ini dimaksudkan agar soal yang digunakan dalam
penelitian adalah soal yang berkualitas.
1. Uji Validitas
Uji
validitas
adalah
suatu
ukuran
yang
menunjukkan
tingkat
kevalidan/kesahihan sebuah instrumen. Untuk mengetahui validitasnya, instrumen
terlebih dahulu diujicobakan di kelas 6. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat (Arikunto 2006: 168).
Untuk mengetahui tingkat validitas yaitu dengan melihat angka pada
Corrected Item-Total Correlation. Pada uji validitas, jumlah respoden yang
digunakan menentukan nilai Corrected Item-Total Correlation (r) pada r tabel.
Nilai r tabel digunakan sebagai standar untuk melihat valid atau tidaknya soal.
Standar r tabel pada instrument yang diujikan kepada 32 responden adalah
≥ 0,349, dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai yang muncul pada kolom
Corrected Item-Total Correlation SPSS ≥ 0,349 berarti soal tersebut vali,
sedangkan apabila dibawah 0,349 maka soal tersebut tidak valid. Hasil uji
validitas soal siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Bentuk
Instrumen
Pilihan ganda
Total
Item Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11,
12,13, 14, 15,
16, 17,18,19, 20
20 soal pilihan
ganda
Valid
Tidak Valid
Soal yang
digunakan
1, 2, 3, 5, 6, 8,
10, 12, 13, 14,
16, 18, 19, 20
4, 7, 9, 11, 15,
17
1, 2, 5, 6, 8,
10, 12, 13,
14, 19
14 soal valid
6 soal tidak
valid
10 soal
pilihan ganda
49
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa dari 20 soal pada siklus I terdapat 14
soal valid dan 6 soal tidak valid. Dari 14 soal yang valid tersebut peneliti
mengambil 10 soal yang nantinya akan digunakan untuk soal tes pada siklus I.
Hasil uji validitas soal siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Bentuk
Instrumen
Pilihan ganda
Total
Valid
Tidak Valid
Soal yang
digunakan
1, 3, 4, 5, 6, 9,
10, 12, 14, 15,
16, 17, 18, 20
2, 7, 8, 11, 13,
19
3, 5, 6, 10,
12, 14, 15,
16, 17, 20
14 soal valid
6 soal tidak
valid
10 soal
pilihan ganda
Item Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11,
12,13, 14, 15,
16, 17,18,19, 20
20 soal pilihan
ganda
Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa dari 20 soal pada siklus II terdapat 14
soal valid dan 6 soal tidak valid. Dari 14 soal yang valid tersebut peneliti
mengambil 10 soal yang nantinya akan digunakan untuk soal tes pada siklus II.
Hasil uji validitas soal siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan
instrumen dari variabel yang diukur. Menurut Ign Masidjo (1995:209) suatu tes
yang reliabel menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai
pengukuran. Untuk mengukur reabilitas pada penelitian ini, digunakan soal yang
sudah valid dari uji validitas yang sudah dilakukan. Kriteria untuk menentukan
tingkat rebilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George
dan Mallery sebagai berikut:
≤ 0,7
: Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9 : Reabilitas bagus
< 0,9
: Reabilitas memuaskan
Berdasarkan teknik alpha, nilai rebilitas yang dapat diterima harus lebih
dari 0,7. Berikut akan disajikan hasil uji reliabilitas dari soal yang akan digunakan
pada siklus I dan siklus II.
50
Tabel 12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Bentuk Instrumen
Jumlah Item Soal
Pilihan ganda
10
Koefisien Reliabilitas
(α)
0,803
Tabel 13
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Bentuk Instrumen
Jumlah Item Soal
Pilihan ganda
10
Koefisien Reliabilitas
(α)
0,819
Berdasarkan tabel 12 hasil uji reabilitas soal siklus I, hasil koefisien
reliabilitas sebesar 0,803 dapat dikategorikan reabilitas bagus. Sedangkan
berdasar tabel 13 hasil uji reliabilitas soal siklus II, hasil koefesien reliabilitas
sebesar 0.819 dapat dikategorikan reliabilitas bagus.
3. Uji Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik
yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001). Semakin besar tingkat
kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin
rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar. Tingkat kesukaran soal
adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan
tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkay kesukaran
(P) dapat dihitung dengan rumus berikut ini
Dimana:
ܲ=
ܤ
ܰ
B = jumlah peserta didik menjawab betul, N = jumlah peserta didik
P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah
keseluruhan peserta didik atau
P = proporsi peserta didik yang menjawab benar.
Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
berkisar 0,00 – 1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal kita dapat
menggunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini.
51
Tabel 14
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai
Tingkat Kesukaran
0.0 – 0.25
Sukar
0.26 – 0.75
Sedang
0.76 – 1.00
Mudah
Dari soal yang dipilih, soal diuji tingkat kesukarannya dengan presentase
soal kategori mudah 30%, sedang 50%, dan sukar 20%. Distribusi dan hasil uji
tingkat kesukaran soal akan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 15
Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Sukar
Jumlah Soal
Nomer Soal
1, 2, 13
6, 8, 10, 14, 19
5, 12
Jumlah Soal
3
5
2
10
Tabel 16
Nilai Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Kategori Soal
Sukar
Nomer Soal
1
2
13
6
8
10
14
19
Nomer Soal
5
12
Nilai
0.8125
0.875
0.84375
0.40625
0.46875
0.5
0.40625
0.375
Nilai
0.1875
0.21875
52
Tabel 17
Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Sukar
Jumlah Soal
Nomer Soal
6, 17, 20
3, 5, 10, 12, 14
15, 16
Jumlah Soal
3
5
2
10
Tabel 18
Nilai Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Sukar
Nomer Soal
6
17
20
3
5
10
12
14
15
16
Nilai
0.78125
0.78125
0.8125
0.46875
0.5625
0.5
0.40625
0.6875
0.25
0.21875
3.5.2.3.2 Hasil Belajar Aspek Sikap
Untuk mengukur hasil belajar aspek sikap digunakan lembar penilaian non
tes. Penilaian sikap dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung oleh guru.
Lembar penilaian non tes sikap siswa menggunakan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 19
Kisi-kisi Lembar Penilaian Non Tes Sikap Siswa
Aspek
Kerjasama
Teliti
Indikator dan Skor
Sudah
membudaya
(4)
Sudah
membudaya
(4)
Mulai
membudaya
(3)
Mulai
membudaya
(3)
Mulai
terlihat
(2)
Mulai
terlihat
(2)
Belum
terlihat
(1)
Belum
terlihat
(1)
Nomer
Item
1
2
53
Aspek
Percaya diri
Indikator
Nomer
Aspek
dan Skor
Item
Sudah
Mulai
Mulai
membudaya membudaya terlihat
(4)
(3)
(2)
Indikator Nomer
dan Skor Item
Belum
3
terlihat
(1)
ܵ ݇ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ℎݓ ݎݏ ݅݁ ݏ
݈݁ܽ
݊ ݅ ݈ ܽ=݅
݉ ݑ ܬℎ݈ ܽ ݅ ܽ ݈ ݅ ݊ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݇ ݁ ݏ
3.5.2.3.3 Hasil Belajar Aspek Keterampilan
Untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek keterampilan digunakan
lembar penilaian non tes keterampilan siswa dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Aspek
Penggunaan
alat
percobaan
Tabel 20
Kisi-kisi Lembar Penilaian Non Tes Keterampilan Siswa
Indikator dan Skor
Siswa dapat
menggunakan
alat percobaan
dengan baik
dan mandiri
(4)
Siswa dapat
menggunakan
alat percobaan
dengan baik
dengan
bantuan guru
(3)
Lagkah kerja ≥85% langkah 70%-84%
kerja
langkah kerja
dilakukan
dilakukan
sesuai
sesuai
instruksi guru instruksi guru
(4)
(3)
Kelengkapan Siswa mampu Siswa mampu
presentasi
menyampaikan menyampaikan
hasil
hasil
hasil
pengamatan pengamatan
pengamatan
percobaan
percobaan
percobaan
dengan
dengan cukup
lengkap (4)
lengkap (3)
Siswa
menggunakan
alat percobaan
dengan cukup
baik dengan
bantuan guru
(2)
55-69%
langkah kerja
dilakukan
sesuai
instruksi guru
(2)
Siswa mampu
menyampaikan
hasil
pengamatan
percobaan
dengan kurang
lengkap (2)
Siswa belum
mampu
menggunakan
alat percobaan
(1)
Kurang dari
55% langkah
kerja
dilakukan
sesuai guru (1)
Siswa belum
mampu
menyampaikan
hasil
pengamatan
percobaan (1)
݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ݏℎݓ ݎݏ ݅݁ ݏ
݈݁ܽ
݊ ݅ ݈ ܽ=݅
݉ ݑ ܬℎ݈ ܽ ݅ ܽ ݈ ݅ ݊ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݇ ݁ ݏ
Nomer
Item
1
2
3
54
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam
2 tahapan, yaitu teknik analisis data hasil observasi dan teknik analisis data hasil
tindakan. Untuk hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model
POE (predict-observe-explain) dan aktivitas belajar siswa menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Untuk data hasil belajar berupa nilai tes dan nontes
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif.
Data hasil observasi yang berupa hasil observasi aktivitas guru dalam
menerapkan model POE didapat selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus
II. Observasi aktivitas guru digunakan untuk mengukur sejauh mana guru dapat
menerapkan model POE kegiatan pembelajaran IPA sesuai dengan langkahlangkah yang diharapkan. Lembar observasi aktivitas tersebut terdiri dari 16
pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Observer mengamati aktivitas guru selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada setiap pertemuan masing-masing siklusnya. Observer mengisi
lembar observasi aktivitas guru dengan memberikan tanda centang (√) pada
kolom ‘Ya” atau ‘Tidak’ serta memberikan catatan keterangan.
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian
dilakukan analisis data terhadap data hasil tindakan. Data hasil tindakan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa.
Aktivitas belajar siswa diamati selama prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Terdapat 12 indikator aktivitas belajar yang diamati. Untuk melihat nilai aktivitas
belajar siswa menggunakan cara jumlah indikator yang terlaksana dibagi total
indikator dikali seratus. Peneliti membuat tabel distribusi aktivitas belajar siswa
setiap siklusnya. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa menggunakan empat
kelas, yaitu sangat tinggi (ST), tinggi (T), sedang (S), dan rendah (R). Untuk
mempermudah membaca data kategori aktivitas belajar siswa, peneliti membuat
tabel dan diagram lingkaran mengenai aktivitas belajar siswa.
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada siklus I dan siklus II.
Untuk data hasil belajar aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada masing-
55
masing siklus dibuat tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan dalam
membaca datanya. Yang diperlukan dalam membuat tabel frekuensi yaitu
menentukan jangkauan (J), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
J = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
K = 1+ 3,3 (log n)
P=
Data hasil belajar aspek pengetahuan didapat dari nilai hasil tes siswa yang
terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus.
Peneliti membuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa aspek pengetahuan
siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca. Setelah itu peneliti
membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa yang
tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase ketuntasan
belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar aspek
pengetahuan siklus I dan siklus II. Berikut merupakan kriteria ketuntasan hasil
belajar aspek pengetahuan SDN Getasan 03:
Tabel 21
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan SDN Getasan 03
Nilai
≥63
≤62
Kualifikasi
Tuntas
Belum Tuntas
Data hasil belajar aspek sikap diperoleh dari lembar observasi yang terdiri
dari tiga indikator dengan skor masing-masing indikatornya berkisar antara 1-4.
Untuk mempermudah pengolahan data, peneliti mengkonversi skor 1-4 menjadi
nilai 1-100. Terdapat 3 lembar observasi pada siklus 1 dan 2 lembar observasi
pada siklus 2. Peneliti membuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa aspek
sikap siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca data. Untuk
distribusi frekuensi hasil belajar aspek sikap peneliti menggunakan kelas
sebanyak 4, yaitu sangat baik (SB), baik (B), sedang (S), dan rendah (R). Setelah
itu peneliti membuat tabel ketuntasan sikap siswa untuk menentukan jumlah siswa
56
yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase
ketuntasan belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran ketuntasan hasil
belajar aspek sikap siklus I dan siklus II. Berikut merupakan kriteria ketuntasan
hasil belajar aspek sikap SDN Getasan 03:
Tabel 22
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sikap SDN Getasan 03
Nilai
≥66.8
≤66.7
Kualifikasi
Tuntas
Belum Tuntas
Data hasil belajar aspek keterampilan diperoleh dari lembar observasi
yang terdiri dari tiga indikator dengan skor masing-masing indikatornya berkisar
antara 1-4. Untuk mempermudah pengolahan data, peneliti mengkonversi skor 1-4
menjadi nilai 1-100. Terdapat 3 lembar observasi pada siklus 1, dan 2 lembar
observasi pada siklus 2. Peneliti membuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar
aspek keterampilan siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca
data. Untuk distribusi frekuensi hasil belajar aspek keterampilan peneliti
menggunakan kelas sebanyak 4, yaitu sangat baik (SB), baik (B), sedang (S), dan
rendah (R). Setelah itu peneliti membuat tabel ketuntasan keterampilan siswa
untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih
memperjelas mengenai persentase ketuntasan belajar siswa, peneliti membuat
diagram lingkaran hasil belajar aspek keterampilan siklus I dan siklus II. Berikut
merupakan kriteria ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan SDN Getasan 03:
Tabel 23
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan SDN Getasan 03
Nilai
≥66.8
≤66.7
Kualifikasi
Tuntas
Belum Tuntas
Setelah melakukan pengolahan data terhadap aktivitas dan hasil belajar
IPA siswa, peneliti melakukan analisis. Analisis dilakukan dengan teknik
deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan aktivitas belajar dan hasil
57
belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peneliti membuat tabel
perbandingan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan
siklus II. Untuk mempermudah dalam membaca data, peneliti membuat diagram
batang mengenai perbandingan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah sebuah ukuran yang dipakai peneliti untuk
mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini akan
dikatakan berhasil apabila:
(1) Penerapan model POE yang tahapannya meliputi prediksi, observasi, dan
menjelaskan telah terlaksana semuanya dengan baik.
(2) 75% siswa telah melakukan aktivitas belajar dengan kategori ≥tinggi.
(3) Nilai tes formatif 80% siswa telah memenuhi KKM yang ditentukan sekolah,
yaitu ≥63.
(4) 80% siswa telah tuntas pada penilaian sikap mereka yang mencakup
kerjasama, teliti, dan percaya diri, dengan KKM ≥66.8.
(5) 80% siswa telah tuntas pada penilaian keterampilan mereka yang mencakup
penggunaan alat percobaan, langkah kerja, dan kelengkapan presentasi hasil
pengamatan percobaan, dengan KKM ≥66.8.
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah
dengan metode classroom action research atau lebih dikenal dengan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini mengacu pada tindakan guru
ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Di dalamnya, guru maupun pengajar
lainnya berlaku sebagai peneliti juga sebagai pelaksana proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas.
Menurut Aqib (2006: 20), PTK memiliki karakteristik: (1) Didasarkan
pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. (2) Adanya kolaborasi
dalam pelaksanaanya. (3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan
refleksi. (4) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional. (5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart
dalam
Kunandar
(2008:
42),
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk Self-Inquiry kolektif yang
dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan
rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan,
serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi di mana
praktik itu dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas bersifat objektif. Dimana guru sebagai seorang
peneliti bertujuan untuk memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam kelas
yang memang dia tangani. Guru tidak mencari masalah lain ataupun
menghadirkan masalah lain ke dalam kelas, namun menemukan masalah di dalam
kelas untuk diteliti dan ditemukan solusinya.
24
25
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Getasan 03
Kabupaten Semarang. SD Negeri Getasan 03 terletak di jalan Merbabu Raya
kilometer 9. Lokasi sekolah ini berdampingan dengan SD Negeri Getasan 01.
Lingkungan sekitar sekolah menjadi pusat aktivitas masyarakat Getasan, di depan
sekolah terdapat pasar dan Balai Desa Getasan. Di sekolah ini terdapat lapangan
bola yang biasanya digunakan siswa untuk bermain ketika istirahat. Di dalam
kelas banyak dipajang karya siswa, ini digunakan untuk memotivasi siswa dalam
berkreativitas.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Getasan 03 Kabupaten
Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015. Terdapat 13 siswa pada kelas
ini, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. rata-rata nilai ulangan
harian IPA dari 13 siswa adalah 63.1, rata-rata nilai sikap 66.7, dan rata-rata nilai
keterampilan 64.1. Terdapat 7 siswa (53.8%) belum tuntas pada penilaian pengetahuan
mereka, 5 siswa (38.5%) belum tuntas pada penilaian sikap, dan 7 siswa (53.8%) belum
tuntas pada penilaian keterampilan.
Siswa pada kelas ini berasal dari sekitar wilayah Getasan, tidak ada siswa
yang berasal dari luar kecamatan ataupun luar kota. Kebanyakan siswa berjalan
kaki untuk datang ke sekolah. Hanya beberapa siswa saja yang datang ke sekolah
dengan diantar orang tuanya. Tempat tinggal terjauh siswa yaitu dari desa
Kenteng yang berjarak 3 km dari sekolah. Siswa kelas ini berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda dengan mata pencaharian orang tua yang
beragam. Ada yang orang tuanya sebagai buruh, petani, pedagang, dan pegawai
negeri sipil. Namun kebanyakan adalah sebagai pedagang dan petani.
Keberagaman latar belakang siswa memiliki andil dalam terdapatnya perbedaan
kesadaran belajar serta hasil belajar antar siswa. Berdasar informasi yang didapat
dari guru kelas 5 SD Negeri Getasan 03 Kabupaten Semarang, rata-rata kesadaran
belajar siswa cukup rendah. Kegiatan pembelajaran sehari-hari di kelas berjalan
pasif, aktivitas belajar siswa cenderung rendah.
26
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015,
dimana pelaksanaannya diperkirakan berlangsung pada bulan April 2015.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu aktivitas belajar IPA,
hasil belajar IPA, dan model POE (predict-observe-explain). Aktivitas belajar IPA
dan hasil belajar IPA merupakan variabel terikat (Y), kedua variabel ini mendapat
pengaruh dari model POE yang mana pada penelitian ini POE menjadi variabel
bebas (X). Untuk menghindari kesalah pemahaman terhadap masing-masing
variabel, maka peneliti membuat definisi operasional dari setiap variabel sebagai
berikut:
3.3.1 Model POE (Predict-Observe-Explain) (X)
Model POE merupakan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa
menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Diawali dengan siswa melihat,
membuat
dugaan,
menjamah,
mencoba,
merasakan,
mengamati,
dan
menjelaskannya. Langkah utama model POE yaitu membuat dugaan (prediction),
melakukan percobaan dan mengamatinya (observation), serta memberikan
penjelasan kesimpulan dari hasil pengamatan percobaan (explanation).
3.3.2 Aktivitas Belajar (Y)
Aktivitas belajar IPA merupakan suatu aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPA. Aktivitas
tersebut berupa mengamati seperangkat alat dan bahan yang ditunjukkan oleh
guru,
mengamati
percobaan,
membaca materi,
mengajukan
pertanyaan,
menyampaikan hasil percobaan, melakukan diskusi, memperhatikan penjelasan
guru, memperhatikan presentasi kelompok lain, menulis hasil percobaan,
melakukan percobaan, menyimpulkan hasil percobaan, dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran.
27
3.3.3 Hasil Belajar IPA (Y)
Hasil belajar IPA merupakan perubahan tingkah laku pada siswa yang
berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan selama dan setelah mengikuti
pembelajaran IPA. Hasil belajar aspek pengetahuan siswa dapat dinilai dari hasil
mereka mengerjakan soal tes IPA. Hasil belajar aspek sikap siswa dinilai dari
kerjasama,
ketelitian serta
kepercayaan
diri mereka
selama mengikuti
pembelajaran. Sedangkan hasil belajar aspek keterampilan siswa dinilai dari
penggunaan alat percobaan, langkah kerja, dan kelengkapan presentasi hasil
pengamatan percobaan.
3.4 Rencana Tindakan
Model penelitian tindakan kelas yang akan peneliti gunakan mengikuti
metodologi penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan McTaggart. Tiap siklus
pada penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Namun
antara komponen acting dan observing dijadikan sebagai sebuah kesatuan. Dalam
penerapannya, acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus
dilaksanakan (Wijaya dan Dedi 2012: 20). Proses daur penelitian tindakan kelas
dari Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti gambar berikut:
28
Gambar 1
Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart dalam Wijaya dan Dedi (2012: 21)
Penelitian ini akan dilakukan dalam format siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Masingmasing siklus diakhiri dengan tes. Waktu pelaksanaan siklus pertama pada
penelitian ini diperkirakan berlangsung pada bulan April 2015, dan untuk siklus
selanjutnya menyesuaiakan.
3.4.1
Siklus I
3.4.1.1 Perencanaan
(1) Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian bersama guru kolaborator.
(2) Peneliti mendiskusikan SK dan KD bersama guru kolaborator.
(3) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA
lengkap
sesuai dengan model POE. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
(4) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) mengenai percobaan IPA.
(5) Mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
(6) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir
siklus. Soal tes disususun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang
bersangkutan.
29
(7) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap sikap dan
keterampilan siswa.
(8) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap aktivitas belajar
siswa.
(9) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi terhadap penerapan model
POE dalam pembelajaran.
3.4.1.2 Tindakan dan Pengamatan
Guru mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
model POE sesuai yang dibuat oleh peneliti. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru melakukan penilaian terhadap sikap dan keterampilan siswa.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi yang dilakukan
oleh guru kolaborator. Guru kolaborator melakukan observasi terhadap aktivitas
guru dalam menerapkan model POE serta terhadap aktivitas belajar siswa.
3.4.1.3 Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi, kemudian direfleksi. Pelaksanaan
refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru kolaborator. Diskusi ini bertujuan
untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara
melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan
segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari
jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat
rencana perbaikan pada siklus selanjutnya. Sedangkan kelebihan di siklus I bisa
dipertahankan dalam siklus selanjutnya.
3.4.2 Siklus II
3.4.2.1 Perencanaan
Dengan mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I, yang dilakukan
peneliti selanjutnya adalah:
(1) Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian bersama guru kolaborator.
(2) Peneliti mendiskusikan SK dan KD bersama guru kolaborator.
(3) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA lengkap
sesuai dengan model POE. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
30
(4) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) mengenai percobaan IPA.
(5) Mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
(6) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir
siklus. Soal tes disususun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang
bersangkutan.
(7) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap sikap dan
keterampilan siswa.
(8) Menyusun dan mempersiapkan perangkat penilaian terhadap aktivitas belajar
siswa.
(9) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi terhadap penerapan model
POE dalam pembelajaran.
3.4.2.2 Tindakan dan Pengamatan
Guru mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
model POE sesuai yang dibuat oleh peneliti. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru melakukan penilaian terhadap sikap dan keterampilan siswa.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi yang dilakukan
oleh guru kolaborator dengan menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas
guru dalam menerapkan model POE dan aktivitas belajar siswa.
3.4.2.3 Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi, kemudian direfleksi. Pelaksanaan
refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru yang bersangkutan. Diskusi
tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu
dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang
muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Pada
refleksi ini, hasil yang diharapkan adalah semua tahapan model POE sudah
terlaksana dengan baik dalam pembelajaran, terjadi peningkatan hasil belajar
siswa, serta siswa telah melakukan aktivitas belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Apabila hasil yang diharapkan belum tercapai, maka akan
dilaksanakan siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai.
31
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
ditentukan teknik dan instrumen pengumpulan data yang sesuai dengan variabel
yang diteliti. Secara rinci, teknik dan instrument pengumpulan data akan diuraikan
sebagai berikut:
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Model POE
Pengumpulan data variabel model POE menggunakan teknik observasi.
Observasi terhadap penerapan model POE dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator.
3.5.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Aktivitas Belajar
Pengumpulan data variabel aktivitas belajar menggunakan teknik
observasi. Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator.
3.5.1.3 Teknik Pengumpulan Data Variabel Hasil Belajar
Pengumpulan data variabel hasil belajar menggunakan teknik tes dan non
tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur aspek pengetahuan siswa dalam
mengerjakan soal tes, sedangkan teknik non tes digunakan untuk mengukur aspek
sikap dan keterampilan siswa.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka disusun instrumen dalam
bentuk lembar observasi, tes, dan non tes. Instrumen ini akan diuraikan
berdasarkan variabel yang ditentukan oleh peneliti sebagai berikut:
3.5.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Model POE
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data variabel model POE
adalah observasi. Yang diobservasi disini adalah kegiatan guru dalam menerapkan
model POE pada kegiatan pembelajaran IPA. Untuk menilai penerapan model
POE digunakan lembar observasi dengan kisi-kisi sebagai berikut:
32
Tabel 4
Kisi-Kisi Observasi Penerapan Model POE Berdasarkan Permendiknas No 41
Tahun 2007 Tentang Standar Proses
No.
1.
2.
Aspek
Indikator
Guru mengkondisikan siswa untuk
Kegiatan
Pendahuluan siap mengikuti kegiatan
pembelajaran
Guru melakukan apersepsi
Guru menyampaikan topik dan
tujuan pembelajaran
Guru menghadapkan siswa dengan
seperangkat alat dan bahan
percobaan
Guru meminta siswa untuk membuat
prediksi hasil apa yang akan
diperoleh dengan bereksperimen
menggunakan seperangkat alat dan
bahan yang ditunjukkan guru
Guru membagikan alat percobaan
Kegiatan
kepada siswa
Inti
(Eksplorasi,
Elaborasi,
dan
Konfirmasi)
Guru menjelaskan langkah
percobaan
Guru meminta siswa untuk
melakukan percobaan dan
mengamatinya
Guru membimbing siswa dalam
melakukan percobaan
Guru meminta siswa untuk
mendiskusikan hasil pengamatan
percobaan mereka bersama
kelompoknya
Guru meminta siswa untuk
Sintak
dalam
Model
POE
Nomer
Item
1
2
3
4
Predict
5
6
7
8
Observe
9
10
Explain
11
33
mempresentasikan hasil pengamatan
percobaan mereka di depan kelas
No.
3.
Aspek
Kegiatan
Penutup
Indikator
Sintak
dalam
Model
POE
Guru mengkonfirmasi hasil
presentasi siswa
Guru mengaitkan percobaan siswa
dengan materi
Guru mengaitkan pembelajaran yang
telah dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari
Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan dan merangkum
pembelajaran yang telah dilakukan
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
Persentase =
Nomer
Item
12
13
14
15
16
݆ ݉ ݑℎ݈ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ܽݏℎ݁ ݈ ݎ ݁
ݔ100%
݆ ݉ ݑℎ݈ ݈ ܽ ݉ ݅ ݔ ܽ ݉ ݎ ݇ ܽݏ
3.5.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Aktivitas Belajar
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data variabel aktivitas
belajar siswa adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk
mengukur aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi ini berupa daftar periksa aktivitas belajar siswa dengan kisi-kisi
sebagai berikut:
34
Tabel 5
Kisi-kisi Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa
Aspek
Indikator
Visual activities
Oral activities
Listening activities
Writing activities
Motor activities
Mental activities
Emotional activities
Nilai =
Mengamati seperangkat
alat dan bahan percobaan
yang ditunjukkan oleh
guru
Mengamati percobaan
Membaca materi
Mengajukan pertanyaan
Menyampaikan hasil
percobaan
Melakukan diskusi
Memperhatikan
penjelasan guru
Memperhatikan
presentasi kelompok lain
Menulis hasil percobaan
Melakukan percobaan
Menyimpulkan hasil
percobaan
Antusias dalam
mengikuti pembelajaran
Nomer
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
݆ ݉ ݑℎ݈ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ܽݏℎ݁ ݈ ݎ ݁
ݔ100
݆ ݉ ݑℎ݈ ݈ ܽ ݉ ݅ ݏ ݇ ܽ ݉ ݎ ݇ ܽݏ
3.5.2.3 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dilihat dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan datanya berupa soal tes dan
lembar penilaian non tes. Instrumen pengumpulan data masing-masing aspek hasil
belajar akan diuraikan sebagai berikut:
3.5.2.3.1 Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Untuk mengukur hasil belajar aspek pengetahuan digunakan soal tes
pilihan ganda. Tes ini dilakukan setiap akhir siklus. Untuk soal tes disesuaikan
dengan
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar
berikut
ini:
35
Tabel 6
Kisi-kisi Soal Siklus I
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Dasar
6.1Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator dan Tujuan
Pembelajaran
Indikator
6.1.3 Siswa dapat menentukan
bukti sifat-sifat cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.1.3.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban berbagai
fenomena dalam kehidupan seharihari, siswa dapat menentukan sifat
cahaya yang ada pada fenomena
tersebut dengan benar
Instrumen
No.
Item
Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus yaitu . . . .
a. cahaya matahari yang terkena cermin
b. cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui kaca jendela
c. cahaya matahari yang masuk ke rumah melalui sela-sela
genting
d. cahaya matahari yang sampai ke dasar kolam
1
Peristiwa berikut yang menunjukkan bahwa cahaya menembus
benda bening yaitu . . . .
a. Cahaya yang masuk ke rumah melalui ventilasi
b. Cahaya yang masuk ke rumah melalui kaca jendela
c. Cahaya yang masuk ke rumah melalui sela-sela genting
d. Cahaya yang masuk ke rumah melalui cermin
2
Peristiwa yang merupakan akibat pembiasan cahaya yaitu . . . .
a. ikan yang berada di dalam air jernih dapat terlihat
b. sampainya cahaya matahari di permukaan bumi
3
36
c. dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dalam daripada
yang sebenarnya
d. dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal daripada
yang sebenarnya
Salah satu contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan
sehari-hari yaitu . . . .
a. Saat mengaduk teh, sendok terlihat lebih kecil
b. Saat mengaduk teh, sendok terlihat lurus
c. Saat mengaduk teh, dasar gelas terlihat lebih dalam
d. Saat mengaduk teh, sendok terlihat patah
13
Peristiwa yang menunjukkan adanya dispersi cahaya yaitu . . . .
a. elang dapat melihat ikan di dalam air
b. bayangan pada cermin
c. pensil dalam air terlihat patah
d. pelangi
7
Yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa cahaya putih
matahari merupakan kumpulan warna-warna adalah ....
a. gelembung air sabun yang terkena cahaya matahari
b. air di dalam kolam yang terkena cahaya matahari
c. cermin basah yang terkena cahaya matahari
d. air di gelas bening yang terkena cahaya matahari
Indikator
6.1.4 Siswa dapat menentukan
contoh benda bening
Di bawah ini yang termasuk benda tembus cahaya yaitu . . . .
a. sendok stainless yang mengkilap
b. air jernih
11
4
37
Tujuan pembelajaran
6.1.4.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban beberapa benda,
siswa dapat menentukan benda
yang termasuk benda bening
6.1.4.2 Diberikan soal mengenai
sebuah fenomena melihat dari
balik kaca, siswa dapat
menentukan alasan mengapa dapat
melihat dari balik kaca dengan
benar
c. kertas
d. keramik
Indikator
6.1.5 Siswa dapat menentukan arah
pembiasan
Tujuan Pembelajaran
6.1.5.1 Dengan diberikan sebuah
fenomena perambatan cahaya dari
dua medium yang berbeda, siswa
dapat menentukan arah
pembiasannya dengan benar
Salah satu contoh benda bening adalah . . . .
a. cermin
b. sampul buku
c. kaca jam
d. plastik hitam
10
Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena . . . .
a. kaca jendela tipis
b. kaca jendela mengilap
c. cahaya dapat melewati kaca
d. kaca jendela dapat memantulkan cahaya
14
Apabila cahaya merambat dari udara ke air, cahaya tersebut akan
dibiaskan dengan arah . . . .
a. menjauhi garis normal
b. sejajar garis normal
c. mendekati garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
12
Apabila cahaya merambat dari kaca menuju udara, maka cahaya
tersebut akan dibiaskan . . . .
a. menjauhi garis normal
b. sejajar garis normal
c. mendekati garis normal
d. berlawanan arah dengan garis normal
16
38
Indikator
6.1.6 Siswa dapat menentukan sifat
bayangan pada cermin
Tujuan Pembelajaran
6.1.6.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban sifat-sifat
bayangan, siswa dapat menentukan
jenis bayangan yang terbentuk
pada sebuah cermin dengan benar
Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar mempunyai sifat . . . .
a. bayangan bersifat nyata
b. jarak benda ke cermin lebih jauh daripada jarak bayangan ke
cermin
c. jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin
d. bayangan lebih kecil daripada benda aslinya
6
Jika kamu bercermin di cermin rias, maka bayangan yang terbentuk
akan memiliki sifat . . . .
a. diperkecil dan tegak
b. diperbesar dan terbalik
c. besarnya sama dan terbalik
d. besarnya sama dan tegak
15
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu . . . .
a. maya, tegak, dan diperkecil
b. nyata, tegak, dan diperkecil
c. maya, terbalik, dan diperbesar
d. nyata, terbalik, dan sama besar
5
Jika kamu bercermin pada kaca spion, maka bayangan yang akan
terbentuk bersifat . . . .
a. maya, terbalik, dan diperbesar
b. nyata, terbalik, dan sama besar
c. maya, tegak, dan diperkecil
d. nyata, tegak, dan diperkecil
17
39
Indikator
6.1.7 Siswa dapat menentukan
penggunaan berbagai jenis cermin
Tujuan Pembelajaran
6.1.7.1 Diberikan gambar berupa
alat yang menggunakan cermin,
siswa dapat menentukan jenis
cermin yang sesuai dengan alat
tersebut dengan benar
Jenis cermin yang digunakan pada alat di samping 9
adalah . . . .
a. cermin datar
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. cermin yang permukaannya melengkung ke
dalam
Jenis cermin yang digunakan pada
alat di samping adalah . . . .
a. cermin datar
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. cermin yang permukaannya
melengkung ke dalam
Jenis cermin yang digunakan pada
alat di samping adalah . . . .
a. cermin datar
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. cermin yang permukaannya
melengkung keluar
8
20
40
Indikator
6.1.8
Siswa dapat memahami arti
penguraian cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.1.8.1 Diberikan soal mengenai
penguraian cahaya, siswa dapat
menentukan arti dari penguraian
cahaya
Cahaya putih matahari jika diuraikan akan menjadi beberapa
warna. Warna-warna dari penguraian cahaya matahari tersebut
disebut . . . .
a. gradasi cahaya
b. spektrum cahaya
c. warna transparan
d. warna terang
Hasil dari penguraian cahaya putih matahari terdiri dari warna . . . .
a. Merah, jingga, kuning, hitam, biru, nila, dan ungu
b. Merah, jingga, kuning, hijau, putih, biru, dan ungu
c. Merah, jingga, kuning, coklat, putih, biru, dan ungu
d. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
18
19
41
Tabel 7
Kisi-kisi Soal Siklus II
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
Kompetensi Dasar
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
a lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat
sifat-sifat cahaya
Indikator dan Tujuan
Pembelajaran
Indikator
6.2.3 Dapat menentukan nama
model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.2.3.1 Diberikan gambar model
yang menerapkan sifat-sifat
cahaya, siswa dapat menentukan
nama model tersebut dengan benar
Instrumen
Gambar di samping merupakan salahh satu
model sederhana yang menerapkan sifat
cahaya, nama model tersebut adalah . . . .
a. teleskop
b. lup
c. periskop
d. kaleidoskop
No.
Item
6
1
Gambar di atas
a merupakan salah satu model sederhana yang
menerapkan sifat cahaya, nama model tersebut adalah . . . .
a. teropong
b. teleskop
42
c. periskop
d. kaleidoskop
Gambar di samping
mping merupakan salah satu
model sederhana yang
ng menerapkan sifat
cahaya, nama model tersebut adalah . . . .
a. teropong
b. lup
c. kaleidoskop
d. periskop
Indikator
6.2.4 Dapat menentukan sifat
cahaya yang digunakan dalam
model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.2.4.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban sifat-sifat cahaya,
siswa dapat menentukan sifat
cahaya yang digunakan dalam
suatu model dengan benar
Periskop menerapkan
mener
salah satu sifat cahaya, yaitu . . . .
a. cahaya dapat dibiaskan
b. cahaya dapat dipantulkan
c. cahaya dapat diuraikan
d. cahaya menembus benda bening
Salah satu sifat cahaya
c
yang dimanfaatkan dalam pembuatan
kaleidoskop yaitu
y
....
a. cahaya merambat lurus
b. cahaya dapat dipantulkan
c. cahaya dapat dibiaskan
d. cahaya dapat didispersikan
Dari pernyataan
perny
berikut ini, manakah yang paling benar?
a. periskop menggunakan prinsip pembiasan cahaya
b. kaleidoskop menggunakan prinsip penguraian cahaya
c. periskop menggunakan prinsip pemantulan cahaya
17
3
5
8
43
d. kaleidoskop menggunakan prinsip cahaya menembus benda
bening
Indikator
6.2.5 Siswa dapat menentukan
bahan yang digunakan dalam
model sederhana yang menerapkan
sifat-sifat cahaya
Tujuan Pembelajaran
6.2.5.1 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban beberapa benda,
siswa dapat menentukan bahan
yang digunakan dalam sebuah
model yang menerapkan sifat-sifat
cahaya dengan benar
6.2.5.2 Diberikan soal dengan
pilihan jawaban berbagai benda,
siswa dapat menentukan bahan
pengganti komponen model asli
dalam model sederhana yang
menerapkan sifat-sifat cahaya
dengan tepat
Di antara benda berikut manakah yang digunakan untuk membuat
periskop?
a. cermin datar
b. cermin cembung
c. cermin cekung
d. lensa cekung
10
Bahan utama untuk membuat lup sederhana adalah . . .
a. karton yang dilubangi
b. plastik bening
c. air
d. solasi
7
Lup sederhana pada dasarnya yaitu . . . .
a. cermin cekung
b. cermin cembung
c. lensa cekung
d. lensa cembung
4
Pada kaleidoskop yang berfungsi menjadi cermin yaitu . . . .
a. tetesan air
b. kertas yang mengkilap
c. potongan kertas warna-warni
d. kertas hvs
11
44
Pada percobaan membuat alat peraga lup sederhana, yang berfungsi 12
sebagai lensa cembung adalah . . . .
a. air
b. solasi
c. kertas
d. mika
Indikator
6.2.6 Dapat menentukan contoh
penggunaan alat yang menerapkan
sifat-sifat cahaya dalam kehidupan
sehari-hari
Tujuan Pembelajaran
6.2.6.1 Dengan diberikan soal
mengenai sebuah keadaan, siswa
dapat menentukan alat yang dapat
digunakan sesuai dengan keadaan
tersebut dengan benar
6.2.6.2 Dengan diberikan gambar
alat yang menerapkan sifat-sifat
cahaya, siswa dapat menentukan
kegunaan alat tersebut dengan
benar
Alat yang digunakan oleh awak kapal selam untuk mengamati
keadaan di permukaan laut adalah . . . .
a. lup
b. teleskop
c. periskop
d. mikroskop
13
Alat ini biasa digunakan oleh tukang reparasi jam untuk melihat
bagian mesin jam yang rusak. Alat yang dimaksud yaitu . . . .
a. mikroskop
b. periskop
c. teropong
d. lup
14
Jika kita akan melihat benda-benda yang ukurannya kecil maka kita 19
menggunakan alat bantu . . . .
a. periskop
b. kaleidoskop
c. teleskop
d. lup
45
20
Kegunaan dari alat di atas adalah untuk . . . .
a. melihat benda yang letaknya sangat jauh
b. melihat benda yang berada di atas batas pandang mata
c. melihat pola bayangan potongan kertas menjadi lebih
banyak
d. melihat benda yang ukurannya kecil
Kegunaan dari alat di samping adalah
lah untuk . . . .
a. melihat benda yang
ng letaknya sangat ja
jauh
b. melihat benda yang
ng berada di atas batas
pandang mata
c. melihat pola bayangan
ngan potongan kerta
kertas
terlihat menjadi lebih banyak
d. melihat benda yang
ng ukurannya kecil
9
Kegunaan dari alat di samping adalah
lah untuk . . . 2
.
a.melihat benda yang
ng letaknya sangat
jauh
b.
melihat benda yang
ng berada di
atas batas pandang mata
c.melihat pola bayangan
ngan potongan kerta
kertas
menjadi lebih banyak
d. melihat benda yang ukurannya kecil
46
Indikator
6.2.7 Siswa dapat menentukan
akibat jika ada bagian dari model
yang menerapkan sifat cahaya
diberikan perubahan
Tujuan Pembelajaran
6.2.7.1 Dengan diberikan soal
mengenai perubahan pada bagian
dari model yang menerapkan sifat
cahaya, siswa dapat menentukan
akibat yang akan terjadi dengan
benar
Pada periskop semakin jauh jarak kedua cermin, maka . . . .
a. bayangan semakin jelas
b. tidak terbentuk bayangan
c. bayangan semakin kabur
d. bayangan terlihat lebih besar dari benda alinya
cermin b
lubang a
lubang b
15
18
cermin a
Apabila pada periskop, sisi cermin yang mengkilap pada cermin b
di posisikan menghadap ke atas, sisi cermin yang mengkilap pada
cermin a diposisikan menghadap ke bawah (kedua sisi cermin yang
mengkilap tidak saling berhadapan), maka . . . .
a. bayangan semakin jelas
b. tidak terbentuk bayangan
c. bayangan semakin kabur
d. bayangan terlihat lebih kecil dari benda alinya
Pada kaleidoskop jika kertas mengkilap yang menyelimuti sisi
dalam kaleidoskop diganti dengan kertas buram, maka . . . .
a. pola bayangan potongan kertas-kertas kecil di dalamnya terlihat
16
47
lebih sedikit dari jumlah aslinya
b. pola bayangan potongan kertas-kertas kecil di dalamnya terlihat
lebih banyak dari jumlah aslinya
c. pola bayangan potongan kertas-kertas kecil di dalamnya terlihat
lebih kecil dari ukuran aslinya
d. tidak akan terbentuk pola bayangan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabel 8
Kunci Jawaban Soal Siklus I
Siklus I
Jawaban
No
Jawaban
C
11.
A
B
12.
C
D
13.
D
B
14.
C
A
15.
D
C
16.
A
D
17.
C
C
18.
B
A
19.
D
C
20.
B
Nilai =
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tabel 9
Kunci Jawaban Soal Siklus II
Siklus II
Jawaban
No.
Jawaban
D
11.
B
D
12.
A
B
13.
C
D
14.
D
B
15.
A
C
16.
D
C
17.
B
C
18.
B
B
19.
D
A
20.
C
݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ݏℎݓ ݎݏ ݅݁ ݏ
݈݁ܽ
ݔ100
݈ܽ݉݅ݏ݇ܽ݉ ݎ݇ݏ
48
Soal tes pada siklus 1 dan 2 menggunakan soal yang berbentuk pilihan
ganda. Pilihan jawaban setiap nomernya terdiri atas empat pilihan. Setiap soal
memiliki bobot skor 1, dimana skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban
salah. Sebelum instrumen soal digunakan, soal tersebut diuji terlebih dahulu
validitas dan reliabilitasnya. Ini dimaksudkan agar soal yang digunakan dalam
penelitian adalah soal yang berkualitas.
1. Uji Validitas
Uji
validitas
adalah
suatu
ukuran
yang
menunjukkan
tingkat
kevalidan/kesahihan sebuah instrumen. Untuk mengetahui validitasnya, instrumen
terlebih dahulu diujicobakan di kelas 6. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat (Arikunto 2006: 168).
Untuk mengetahui tingkat validitas yaitu dengan melihat angka pada
Corrected Item-Total Correlation. Pada uji validitas, jumlah respoden yang
digunakan menentukan nilai Corrected Item-Total Correlation (r) pada r tabel.
Nilai r tabel digunakan sebagai standar untuk melihat valid atau tidaknya soal.
Standar r tabel pada instrument yang diujikan kepada 32 responden adalah
≥ 0,349, dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai yang muncul pada kolom
Corrected Item-Total Correlation SPSS ≥ 0,349 berarti soal tersebut vali,
sedangkan apabila dibawah 0,349 maka soal tersebut tidak valid. Hasil uji
validitas soal siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Bentuk
Instrumen
Pilihan ganda
Total
Item Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11,
12,13, 14, 15,
16, 17,18,19, 20
20 soal pilihan
ganda
Valid
Tidak Valid
Soal yang
digunakan
1, 2, 3, 5, 6, 8,
10, 12, 13, 14,
16, 18, 19, 20
4, 7, 9, 11, 15,
17
1, 2, 5, 6, 8,
10, 12, 13,
14, 19
14 soal valid
6 soal tidak
valid
10 soal
pilihan ganda
49
Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa dari 20 soal pada siklus I terdapat 14
soal valid dan 6 soal tidak valid. Dari 14 soal yang valid tersebut peneliti
mengambil 10 soal yang nantinya akan digunakan untuk soal tes pada siklus I.
Hasil uji validitas soal siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Bentuk
Instrumen
Pilihan ganda
Total
Valid
Tidak Valid
Soal yang
digunakan
1, 3, 4, 5, 6, 9,
10, 12, 14, 15,
16, 17, 18, 20
2, 7, 8, 11, 13,
19
3, 5, 6, 10,
12, 14, 15,
16, 17, 20
14 soal valid
6 soal tidak
valid
10 soal
pilihan ganda
Item Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11,
12,13, 14, 15,
16, 17,18,19, 20
20 soal pilihan
ganda
Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa dari 20 soal pada siklus II terdapat 14
soal valid dan 6 soal tidak valid. Dari 14 soal yang valid tersebut peneliti
mengambil 10 soal yang nantinya akan digunakan untuk soal tes pada siklus II.
Hasil uji validitas soal siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan
instrumen dari variabel yang diukur. Menurut Ign Masidjo (1995:209) suatu tes
yang reliabel menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai
pengukuran. Untuk mengukur reabilitas pada penelitian ini, digunakan soal yang
sudah valid dari uji validitas yang sudah dilakukan. Kriteria untuk menentukan
tingkat rebilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George
dan Mallery sebagai berikut:
≤ 0,7
: Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9 : Reabilitas bagus
< 0,9
: Reabilitas memuaskan
Berdasarkan teknik alpha, nilai rebilitas yang dapat diterima harus lebih
dari 0,7. Berikut akan disajikan hasil uji reliabilitas dari soal yang akan digunakan
pada siklus I dan siklus II.
50
Tabel 12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Bentuk Instrumen
Jumlah Item Soal
Pilihan ganda
10
Koefisien Reliabilitas
(α)
0,803
Tabel 13
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Bentuk Instrumen
Jumlah Item Soal
Pilihan ganda
10
Koefisien Reliabilitas
(α)
0,819
Berdasarkan tabel 12 hasil uji reabilitas soal siklus I, hasil koefisien
reliabilitas sebesar 0,803 dapat dikategorikan reabilitas bagus. Sedangkan
berdasar tabel 13 hasil uji reliabilitas soal siklus II, hasil koefesien reliabilitas
sebesar 0.819 dapat dikategorikan reliabilitas bagus.
3. Uji Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik
yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001). Semakin besar tingkat
kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin
rendah tingkat kesukaran berarti soal itu makin sukar. Tingkat kesukaran soal
adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan
tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkay kesukaran
(P) dapat dihitung dengan rumus berikut ini
Dimana:
ܲ=
ܤ
ܰ
B = jumlah peserta didik menjawab betul, N = jumlah peserta didik
P = jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah
keseluruhan peserta didik atau
P = proporsi peserta didik yang menjawab benar.
Tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
berkisar 0,00 – 1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal kita dapat
menggunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini.
51
Tabel 14
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Rentang Nilai
Tingkat Kesukaran
0.0 – 0.25
Sukar
0.26 – 0.75
Sedang
0.76 – 1.00
Mudah
Dari soal yang dipilih, soal diuji tingkat kesukarannya dengan presentase
soal kategori mudah 30%, sedang 50%, dan sukar 20%. Distribusi dan hasil uji
tingkat kesukaran soal akan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 15
Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Sukar
Jumlah Soal
Nomer Soal
1, 2, 13
6, 8, 10, 14, 19
5, 12
Jumlah Soal
3
5
2
10
Tabel 16
Nilai Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Kategori Soal
Sukar
Nomer Soal
1
2
13
6
8
10
14
19
Nomer Soal
5
12
Nilai
0.8125
0.875
0.84375
0.40625
0.46875
0.5
0.40625
0.375
Nilai
0.1875
0.21875
52
Tabel 17
Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Sukar
Jumlah Soal
Nomer Soal
6, 17, 20
3, 5, 10, 12, 14
15, 16
Jumlah Soal
3
5
2
10
Tabel 18
Nilai Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Kategori Soal
Mudah
Sedang
Sukar
Nomer Soal
6
17
20
3
5
10
12
14
15
16
Nilai
0.78125
0.78125
0.8125
0.46875
0.5625
0.5
0.40625
0.6875
0.25
0.21875
3.5.2.3.2 Hasil Belajar Aspek Sikap
Untuk mengukur hasil belajar aspek sikap digunakan lembar penilaian non
tes. Penilaian sikap dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung oleh guru.
Lembar penilaian non tes sikap siswa menggunakan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 19
Kisi-kisi Lembar Penilaian Non Tes Sikap Siswa
Aspek
Kerjasama
Teliti
Indikator dan Skor
Sudah
membudaya
(4)
Sudah
membudaya
(4)
Mulai
membudaya
(3)
Mulai
membudaya
(3)
Mulai
terlihat
(2)
Mulai
terlihat
(2)
Belum
terlihat
(1)
Belum
terlihat
(1)
Nomer
Item
1
2
53
Aspek
Percaya diri
Indikator
Nomer
Aspek
dan Skor
Item
Sudah
Mulai
Mulai
membudaya membudaya terlihat
(4)
(3)
(2)
Indikator Nomer
dan Skor Item
Belum
3
terlihat
(1)
ܵ ݇ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ℎݓ ݎݏ ݅݁ ݏ
݈݁ܽ
݊ ݅ ݈ ܽ=݅
݉ ݑ ܬℎ݈ ܽ ݅ ܽ ݈ ݅ ݊ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݇ ݁ ݏ
3.5.2.3.3 Hasil Belajar Aspek Keterampilan
Untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek keterampilan digunakan
lembar penilaian non tes keterampilan siswa dengan kisi-kisi sebagai berikut:
Aspek
Penggunaan
alat
percobaan
Tabel 20
Kisi-kisi Lembar Penilaian Non Tes Keterampilan Siswa
Indikator dan Skor
Siswa dapat
menggunakan
alat percobaan
dengan baik
dan mandiri
(4)
Siswa dapat
menggunakan
alat percobaan
dengan baik
dengan
bantuan guru
(3)
Lagkah kerja ≥85% langkah 70%-84%
kerja
langkah kerja
dilakukan
dilakukan
sesuai
sesuai
instruksi guru instruksi guru
(4)
(3)
Kelengkapan Siswa mampu Siswa mampu
presentasi
menyampaikan menyampaikan
hasil
hasil
hasil
pengamatan pengamatan
pengamatan
percobaan
percobaan
percobaan
dengan
dengan cukup
lengkap (4)
lengkap (3)
Siswa
menggunakan
alat percobaan
dengan cukup
baik dengan
bantuan guru
(2)
55-69%
langkah kerja
dilakukan
sesuai
instruksi guru
(2)
Siswa mampu
menyampaikan
hasil
pengamatan
percobaan
dengan kurang
lengkap (2)
Siswa belum
mampu
menggunakan
alat percobaan
(1)
Kurang dari
55% langkah
kerja
dilakukan
sesuai guru (1)
Siswa belum
mampu
menyampaikan
hasil
pengamatan
percobaan (1)
݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݎ ݇ ݏℎݓ ݎݏ ݅݁ ݏ
݈݁ܽ
݊ ݅ ݈ ܽ=݅
݉ ݑ ܬℎ݈ ܽ ݅ ܽ ݈ ݅ ݊ ݅ ݀ ݃ ݊ ܽ ݕ ݇ ݁ ݏ
Nomer
Item
1
2
3
54
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam
2 tahapan, yaitu teknik analisis data hasil observasi dan teknik analisis data hasil
tindakan. Untuk hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model
POE (predict-observe-explain) dan aktivitas belajar siswa menggunakan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Untuk data hasil belajar berupa nilai tes dan nontes
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif.
Data hasil observasi yang berupa hasil observasi aktivitas guru dalam
menerapkan model POE didapat selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus
II. Observasi aktivitas guru digunakan untuk mengukur sejauh mana guru dapat
menerapkan model POE kegiatan pembelajaran IPA sesuai dengan langkahlangkah yang diharapkan. Lembar observasi aktivitas tersebut terdiri dari 16
pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Observer mengamati aktivitas guru selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada setiap pertemuan masing-masing siklusnya. Observer mengisi
lembar observasi aktivitas guru dengan memberikan tanda centang (√) pada
kolom ‘Ya” atau ‘Tidak’ serta memberikan catatan keterangan.
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian
dilakukan analisis data terhadap data hasil tindakan. Data hasil tindakan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa.
Aktivitas belajar siswa diamati selama prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Terdapat 12 indikator aktivitas belajar yang diamati. Untuk melihat nilai aktivitas
belajar siswa menggunakan cara jumlah indikator yang terlaksana dibagi total
indikator dikali seratus. Peneliti membuat tabel distribusi aktivitas belajar siswa
setiap siklusnya. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa menggunakan empat
kelas, yaitu sangat tinggi (ST), tinggi (T), sedang (S), dan rendah (R). Untuk
mempermudah membaca data kategori aktivitas belajar siswa, peneliti membuat
tabel dan diagram lingkaran mengenai aktivitas belajar siswa.
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh pada siklus I dan siklus II.
Untuk data hasil belajar aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada masing-
55
masing siklus dibuat tabel distribusi frekuensi untuk memudahkan dalam
membaca datanya. Yang diperlukan dalam membuat tabel frekuensi yaitu
menentukan jangkauan (J), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
J = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
K = 1+ 3,3 (log n)
P=
Data hasil belajar aspek pengetahuan didapat dari nilai hasil tes siswa yang
terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus.
Peneliti membuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa aspek pengetahuan
siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca. Setelah itu peneliti
membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa yang
tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase ketuntasan
belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar aspek
pengetahuan siklus I dan siklus II. Berikut merupakan kriteria ketuntasan hasil
belajar aspek pengetahuan SDN Getasan 03:
Tabel 21
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan SDN Getasan 03
Nilai
≥63
≤62
Kualifikasi
Tuntas
Belum Tuntas
Data hasil belajar aspek sikap diperoleh dari lembar observasi yang terdiri
dari tiga indikator dengan skor masing-masing indikatornya berkisar antara 1-4.
Untuk mempermudah pengolahan data, peneliti mengkonversi skor 1-4 menjadi
nilai 1-100. Terdapat 3 lembar observasi pada siklus 1 dan 2 lembar observasi
pada siklus 2. Peneliti membuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa aspek
sikap siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca data. Untuk
distribusi frekuensi hasil belajar aspek sikap peneliti menggunakan kelas
sebanyak 4, yaitu sangat baik (SB), baik (B), sedang (S), dan rendah (R). Setelah
itu peneliti membuat tabel ketuntasan sikap siswa untuk menentukan jumlah siswa
56
yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase
ketuntasan belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran ketuntasan hasil
belajar aspek sikap siklus I dan siklus II. Berikut merupakan kriteria ketuntasan
hasil belajar aspek sikap SDN Getasan 03:
Tabel 22
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Sikap SDN Getasan 03
Nilai
≥66.8
≤66.7
Kualifikasi
Tuntas
Belum Tuntas
Data hasil belajar aspek keterampilan diperoleh dari lembar observasi
yang terdiri dari tiga indikator dengan skor masing-masing indikatornya berkisar
antara 1-4. Untuk mempermudah pengolahan data, peneliti mengkonversi skor 1-4
menjadi nilai 1-100. Terdapat 3 lembar observasi pada siklus 1, dan 2 lembar
observasi pada siklus 2. Peneliti membuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar
aspek keterampilan siklus I dan siklus II untuk mempermudah dalam membaca
data. Untuk distribusi frekuensi hasil belajar aspek keterampilan peneliti
menggunakan kelas sebanyak 4, yaitu sangat baik (SB), baik (B), sedang (S), dan
rendah (R). Setelah itu peneliti membuat tabel ketuntasan keterampilan siswa
untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih
memperjelas mengenai persentase ketuntasan belajar siswa, peneliti membuat
diagram lingkaran hasil belajar aspek keterampilan siklus I dan siklus II. Berikut
merupakan kriteria ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan SDN Getasan 03:
Tabel 23
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan SDN Getasan 03
Nilai
≥66.8
≤66.7
Kualifikasi
Tuntas
Belum Tuntas
Setelah melakukan pengolahan data terhadap aktivitas dan hasil belajar
IPA siswa, peneliti melakukan analisis. Analisis dilakukan dengan teknik
deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan aktivitas belajar dan hasil
57
belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peneliti membuat tabel
perbandingan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan
siklus II. Untuk mempermudah dalam membaca data, peneliti membuat diagram
batang mengenai perbandingan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah sebuah ukuran yang dipakai peneliti untuk
mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini akan
dikatakan berhasil apabila:
(1) Penerapan model POE yang tahapannya meliputi prediksi, observasi, dan
menjelaskan telah terlaksana semuanya dengan baik.
(2) 75% siswa telah melakukan aktivitas belajar dengan kategori ≥tinggi.
(3) Nilai tes formatif 80% siswa telah memenuhi KKM yang ditentukan sekolah,
yaitu ≥63.
(4) 80% siswa telah tuntas pada penilaian sikap mereka yang mencakup
kerjasama, teliti, dan percaya diri, dengan KKM ≥66.8.
(5) 80% siswa telah tuntas pada penilaian keterampilan mereka yang mencakup
penggunaan alat percobaan, langkah kerja, dan kelengkapan presentasi hasil
pengamatan percobaan, dengan KKM ≥66.8.