BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SD Negeri Walitelon Utara Temanggung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Lokasi penelitian di SDN Walitelon Utara, yang
merupakan satu-satunya SD di Kelurahan Walitelon
Utara. Semula kelurahan ini menjadi bagian dari Desa
Walitelon, merupakan salah satu desa di kecamatan
Temanggung.
Desa Walitelon memiliki tiga sekolah
dasar, yaitu SD 1, SD 2, dan SD 3 Walitelon.
Pada
tahun 2004 Desa Walitelon diubah statusnya oleh
Pemerintah
Kabupaten
Temanggung
menjadi
kelurahan, dan wilayahnya dibagi menjadi dua, yaitu
Kelurahan Walitelon Selatan dan Kelurahan Walitelon
Utara.
SD Walitelon Utara semula merupakan SDN 3
Walitelon, didirikan pada tahun 1921. Selama ini sudah
mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah.
SDN Walitelon Utara berdiri di atas tanah bekas
bengkok/tanah kas Desa Walitelon, seluas 1300 m2.
Beberapa data dasar SD Walitelon Utara, sebagai
berikut:
39
Tabel 4.1
Keadaaan siswa (5 tahun terakhir)
No
1
2
3
4
5
Tahun Pelajaran
2010/2011
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015
L
88
90
93
103
96
P
62
59
55
48
52
Jml
150
149
148
151
148
Sumber: Buku Keadaan Siswa SDN Walitelon Utara
Tabel 4.2
Karakteristik Kepala Sekolah dan Guru
No
Nama
Jumlah
Panel A menurut usia
1
21 -30 tahun
2
2
31-40 tahun
1
3
41-50 tahun
2
4
51-60 tahun
3
Jumlah
8
Panel B jumlah menurut kualifikasi pendidikan
1
D II
2
2
S-1
5
3
S-2
1
Jumlah
8
Panel C menurut jenis kelamin
L
1
P
7
Jumlah
8
Panel D menurut masa kerja sebagai guru
< 1 tahun
1
1 -10 tahun
2
11-20 tahun
1
21-30 tahun
4
Jumlah
8
Panel E menurut status kepegawaian
PNS
5
Wiyata Bakti
3
Sumber data: Lapor bulan SDN Walitelon Utara
Prosentase
25,0%
12,5%
25,0%
37,5%
25,00%
62,50%
12,50%
12,50%
87,50%
12,50%
25,00%
12,50%
50,00%
62,50%
37,50%
40
Berdasarkan umur terbanyak usia 51-60 tahun.
Tingkat
pendidikan
pendidikan
4
guru
kepala
(50%)
sekolah
sudah
S-2.
Tingkat
sesuai
dengan
kualifikasi akademik, sedangkan 2 guru berijazah D II
(25%) yang 1 guru sedang menempuh S-1, sedangkan 1
orang guru tidak linier karena berijazah sarjana
ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin hanya seorang
yang
laki-laki
dan
6
orang
perempuan.
Status
kepegawaian guru-guru SDN Walitelon Utara 5 orang
sebagai PNS sedangkan 3 orang berstatus Wiyata
Bakti/honorer. Lama mengajar cukup bervareasi dari
yang baru berpengalaman mengajar 9 bulan sampai 23
tahun.
SDN
Walitelon
Utara
adiwiyata.
Beberapa
kegiatan
merupakan
sekolah
sekolah
berstatus
adiwiyata di antaranya: peduli lingkungan, pembiasaan
hidup sehat dan pemanfaatan limbah organik dan an
organik. Penulis beserta
kepala sekolah dan dewan
guru bersama-sama dalam merancang alat pelajaran
untuk mendukung penerapan model pembelajaran
menggunakan
daur
ulang.
Bahan-bahan
yang
digunakan dari bahan bekas berupa kertas-kertas.
Bahan
kertas
bekas
tersebut
dimanfatkan
untuk
membuat topi bernomor, kartu pertanyaan dan kartu
jawaban, tongkat berhias, serta bola lempar dari kertas
untuk kegiatan berbalas pantun. Hal ini sejalan dengan
kegiatan rintisan sekolah adiwiyata di SDN Walitelon
Temanggung.
41
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan supervisi akademik.
Perencanaan merupakan awal sebuah proses
menuju
keberhasilan.
tahapan
yang
penelitian.
harus
Dalam
dilalui
Instrumen
perencanaan
dalam
digunakan
berisi
melaksanakan
untuk
mengum-
pulkan data berupa penilaian RPP, proses pembelajaran,
kegiatan
refleksi/tindak
penilaian,
lanjut.
wawancara
Penelitian
ini
dan
menguraikan
tindakan kepala sekolah melaksanakan pembinaan
kinerja guru dalam pembelajaran. 3 aspek pembinaan
meliputi
penyusunan
rencana
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan kegitan penilaian baik
penilaian pengamatan maupun hasil belajar peserta
didik. Kepala sekolah pada tindakan 1 dan 2 menggunakan teknik pembinaan secara kelompok dikaitkan
dengan instrumen kinerja guru sesuai indikator. RPP
terdiri 14 indikator, observasi pembe-lajaran terdiri 20
indikator dan kegiatan penilaian ada 8 indikator. Pada
tindakan
3
dan
4
kepala
sekolah
di
samping
menjelaskan juga dengan memberi contoh penyusunan
RPP. Penulis melaksanakan pendam-pingan supervisi
akademik dalam 4 tindakan. Penelitian didahului
dengan
kegiatan
sosialisasi
dari
penulis
bersama
kepala sekolah kepada guru-guru di SDN Walitelon.
Kegiatan sosialisasi sudah dilaksa-nakan pada hari
Selasa tanggal 16 Maret 2015. Semua guru yang
menjadi subyek penelitian, hadir mengikuti kegiatan
sosialisasi.
42
Hari berikutnya tepatnya hari Rabu tanggal 20
Maret
2015
kepala
sekolah
memberi
pembinaan
kelompok dengan cara menjelaskan substansi dan
urutan rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah
selesai pembinaan kelompok, kepala sekolah memberi
tugas kepada guru-guru untuk menyusun RPP yang
akan dipraktekkan minggu depan. Kepala sekolah
memberi rambu-rambu yang harus ada pada RPP yaitu
pendekatan, model pembelajaran, metode, alat peraga
dan media yang digunakan.
Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu
guru
dan
memberikan
jadwal
pelaksanaan supervisi akademik.
2. Memberitahu bahwa instrumen penilaian yang
digunakan sama dengan ketika sosialisasi.
3. Melaksanakan observasi kunjungan kelas.
4. Menyampaikan
ketercapaian
indikator/hasil
penilaian.
5. Melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan rencana tindak lanjut
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap
guru (setiap akhir observasi pembelajaran).
Setiap
selesai
pembelajaran
guru
dan
supervisor
melaksanakan refleksi/tindak lanjut. Kegiatan refleksi
meliputi:
hal-hal
yang
perlu
mendapat
perhatian
khusus, siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
dan catatan keberhasilan guru dalam pembelajaran
dan yang perlu diperbaiki/ditingkatkan agar pembelajaran
lebih
efektif.
Kepala
sekolah
memberikan
43
bimbingan
arahan
untuk
rencana
pembelajaran
berikutnya.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Kepala sekolah melakukan empat kali observasi
kunjungan
kelas
mencakup
empat
dalam
dua
tahapan
siklus.
dari
Tindakan
perencanaan,
pelaksanaan/pengamatan dan refleksi.
4.2.2.1 Tindakan 1.
4.2.2.1.1 Tahap perencanaan
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 23 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 24 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 24
Maret 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 25 Maret
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam. Setelah
guru
menerima
jadwal
bisa
mempersiapkan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
4.2.2.1.2.Tahap pelaksanaan/observasi
Dalam
tahap
ini
supervisor
melakukan
pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Supervisor mengamati proses pembelajaran
dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan
mencatat perilaku dan temuan selama
pembelajaran. Observasi pertama : Guru kelas IA dan
IB
memilih
mata
pelajaran
IPA
materi
pelajaran
berbagai benda langit dan musim hujan pada kegiatan
manusia, model pembelajaran Talking Stick. Guru Kelas
II memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
pelajaran
ciri-ciri
tumbuhan
dan
hewan
model
44
pembelajaran Numbered Heads Together. Guru kelas III
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran cuaca dan
pengaruhnya terhadap manusia model pembelajaran
Make a Match. Guru kelas IV memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran berbalas pantun.
Guru kelas V memilih mata pelajaran IPA materi
pelajaran
sifat-sifat
cahaya
model
pembelajaran
Numbered Heads Together. Guru mapel Pendidikan
Agama Islam memilih materi kisah Nabi Abraham
dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.
Supervisor mencatat hasil temuan pembelajaran
pada buku pembinaan. Catatan dari kepala sekolah
tentang RPP, guru belum menuliskan materi pelajaran
secara terperinci. Artinya materi hanya ditulis judulnya
saja seharusnya materi ditulis sesuai butir-butir pada
indikator
pencapaian
kompetensi,
disesuaikan
karakteristik siswa dan aktifitas. Guru dapat diketahui
penguasaan materi pelajaran dari butir-butir indikator
yang ditulis. Langkah-langkah pembelajaran kurang
lengkap, terutama di bagian eksplorasi dan elaborasi.
Metode kurang bervareasi terutama metode yang bisa
menciptakan interaksi belajar peserta didik dengan
peserta didik yang lain. Penilaian yang disusun guru
masih minimalis artinya instrumen yang dipakai soal
bersifat
objektif
belum
dirancang
soal-soal
yang
memiliki tingkat kesulitan tinggi, misalnya bentuk
uraian.
Catatan
kepala
sekolah
dari
observasi
pembelajaran tindakan pertama penerapan modelmodel
pembelajaran
belum
berhasil.
Guru
menggunakan waktu belum sesuai dengan pembagian
45
yang ditulis pada RPP. Berakibat porsi penerapan
model
pembelajaran
tidak
mendapat
waktu
yang
cukup. Lembar kerja siswa yang digunakan guru
terlalu banyak, sehingga peserta didik yang mendapat
pertanyaan dari guru hanya sedikit. Penerapan model
pembelajaran
dilibatkan
belum
dengan
berhasil.
media
Peserta
yang
didik
dipakai,
tidak
misalnya
gambar video yang ditayangkan dari LCD. Kondisi
selama kegiatan pengamatan 7 orang guru di kelas
belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran.
Pelaksanaan pengamatan pembelajaran menggunakan
instrumen
dari
Badan
Pengembangan
Tenaga
Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementerian
Pendidikan
Nasional.
Dengan
alasan
rubrik
lebih
terperinci sehingga memudahkan penilaian.
4.2.2.1.3 Tahap refleksi.
Kegiatan
refleksi
supervisi
kunjungan
kelas
dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran,
setelah jam efektif. Supervisor dan guru mengadakan
diskusi
tentang
temuan-temuan
dari
catatan
supervisor. Guru boleh mengutarakan pendapatnya.
Dari hasil refleksi tindakan pertama
guru sudah
diperoleh hasil
mau menerapkan pembelajaran inovatif
dan menyenangkan yang semula model tradisional
walaupun belum berhasil. Hasil supervisi akademik
dapat meningkatkan kesadaran guru menggunakan
model pembelajaran yang baru bukan mengandalkan
metode ceramah. Model pembelajaran make a match
yang dilaksanakan di kelas III kurang efektif karena
dalam satu kelas peserta didik harus bertukar kartu,
46
sehingga kelas menjadi gaduh, pembelajaran belum
berhasil. Kegiatan penilaian hasil belajar dari 7 orang
guru masih menggunakan salah satu teknik penilaian
yaitu isian. Belum ada produk penilaian psychomotor
dan guru belum melaksanakan analiasa nilai. Beberapa
indikator yang belum berhasil terlihat dari capaian
kinerja guru dalam pembelajaran di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 1
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
66
66
66
66
64
70
64
Komponen
Observasi
68
69
68
65
61
71
60
Rerata
Penilaian
69
69
69
66
63
66
63
67,7
68,0
67,7
65,7
62,7
69.0
62,3
Dari tabel di atas terlihat 7 guru dalam menyusun RPP
kategori cukup, pelaksanaan KBM 7 guru kategori
cukup dan kegiatan penilaian kategori cukup. Rerata 3
komponen kinerja guru tindakan pertama semua guru
menunjukkan kategori cukup. Tindakan ke dua kepala
sekolah memberi pembinaan secara kelompok lagi
dengan cara menjelaskan kembali indikator-indikator
kinerja guru dalam pembelajaran.
4.2.2.2. Tindakan 2
4.2.2.2.1 Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 30 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 31 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 1
47
April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 2 April 2015
guru mapel Pendidikan Agama Islam. Jadwal diberikan
agar
guru
bisa
mempersiapkan
kegiatan
belajar
mengajar.
4.2.2.2.2.Tahap pengamatan
Supervisor melaksanakan supervisi kunjungan
kelas. Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM. Supervisor
membubuhkan skor dan
mencatat perilaku dan
temuan selama pembelajaran. . Observasi pertama :
Guru kelas IA dan IB memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran berbagai benda langit dan musim
hujan pada kegiatan manusia, model pembelajaran
Talking Stick. Guru Kelas II memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran ciri-ciri tumbuhan
dan hewan model pembelajaran Numbered Heads
Together. Guru kelas III memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran cuaca dan pengaruhnya terhadap
manusia model pembelajaran Make a Match. Guru
kelas IV memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi pelajaran berbalas pantun. Guru kelas V
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran sifat-sifat
cahaya model pembelajaran Numbered Heads Together.
Guru mapel Pendidikan Agama Islam memilih materi
kisah
Nabi
Abraham
dengan
model
pembelajaran
Catatan dari supervisor tentang
RPP. Materi
Numbered Heads Together.
pelajaran pada RPP sudah ditulis terperinci. Artinya
urutan materi yang akan disajikan sudah sesuai
indikator pencapaian kompetensi, karakteristik siswa
48
dan
pengalaman
belajar.
Langkah-langkah
pembelajaran belum menunjukkan peningkatan masih
kurang lengkap, terutama kegiatan inti di bagian
eksplorasi
berhasil.
dan
elaborasi.
Penilaian
Metode
yang
diskusi
kurang
guru
hanya
disusun
menambah jumlah soal. Soal bersifat objektif belum
dirancang dengan tingkat kesulitan tinggi, misalnya
bentuk uraian.
Catatan dari observasi pembelajaran tindakan 2
penerapan
Artinya
model
pembelajaran
langkah-langkah
disesuaikan
dengan
ada
peningkatan.
pembelajaran
model
pembelajaran.
sudah
Guru
menggunakan waktu lebih efektif. Lembar kerja siswa
sudah disesuaikan dengan porsi peserta didik. Siswa
mulai dilibatkan dengan media yang dipakai. Misalnya
kelas I peserta didik maju ke depan kelas menceritakan
gambar-gambar yang diamati. Kondisi selama kegiatan
pengamatan di kelas secara umum ada
karena
peningkatan
guru menerapkan model pembelajaran untuk
ke dua kali.
4.2.2.2.3.Refleksi.
Refleksi supervisi akademik kunjungan kelas
dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran.
Supervisor
menunjukkan
hasil
temuan
selama
pengamatan pembelajaran. Dari refleksi tindakan 2
guru sudah mulai memahami langkah-langkah sesuai
model
pembelajaran.
Supervisi
akademik
kepala
sekolah dapat meningkatkan kesadaran guru dalam
menggunakan model pembelajaran selangkah lebih
maju. Model pembelajaran
Numbered Heads Together
yang dilaksanakan di kelas IV belum berhasil karena
49
guru terlalu banyak memberi tugas kepada peserta
didik untuk membaca bacaan.
Dari 8 indikator
penilaian guru belum meberikan komentar pada hasil
belajar.
Belum
ada
produk
yang
dihasilkan
dari
penilaian psychomotor. Hasil capaian kinerja guru
tindakan ke dua.
Tabel 4.2
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 2
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
73
73
75
75
68
77
68
Komponen
Observasi
73
74
73
71
64
75
63
Rerata
Penilaian
78
75
78
75
69
75
69
74,7
74,0
75,3
73,7
67,0
75,7
66,7
Dari tabel di atas 7 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran kategori cukup. Kegiatan
penilaian 2 guru kategori baik. Namun demikian hasil
akhir dari 7 guru belum ada yang memperoleh kategori
baik.
4.2.3.3 Tindakan 3
4.2.2.3.1.Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 13 April
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 14 April 2015 guru kelas IB dan V. Tanggal
15 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 16 April
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
Pelaksanaan tindakan ke tiga tanggal 9 April 2015
kepala sekolah memberi pembinaan secara kelompok
50
dengan menjelaskan indikator per komponen juga
memberi contoh. RPP yang digunakan untuk memberi
contoh
mata
pelajaran
IPS
kelas
IV
materi
perkembangan teknologi. Model pembelajaran yang
digunakan
Numbered
pendekatan
Heads
pembelajaran
Together
aktif,
dengan
kreatif
dan
menyenangkan. Alasan di tindakan ke 3 kepala sekolah
menyusun rencana aksi tidak hanya memberi ceramah
atau mereview RPP tetapi menunjukkan contoh RPP
dan penerapan dalam pembelajaran serta kegiatan
penilaiannya.
4.2.2.3.2 Tahap pengamatan
Dalam
tahap
ini
supervisor
melakukan
pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Selanjutnya supervisor mengamati proses
pembe-lajaran
pengamatan
dari
awal
supervisor
sampai
akhir.
menggunakan
Selama
instrumen
pengamatan KBM memberi skor dan mencatat perilaku
dan temuan selama pembelajaran. Observasi ke tiga
guru menyusun RPP berbeda dengan observasi ke dua.
Bedanya Guru kelas IA, IB, II, III, IV membuat
rancangan
pembelajaran
pelajaran
tetapi
dari
masih
kelanjutan
materi
menggunakan
model
pembelajaran yang sama.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara
umum
keberhasilan
pembelajaran
sudah
menunjukkan
pembelajaran.
Talking
Stick
Untuk
peningkatan
kelas
peserta
I
model
didik
berani
mencoba memberi soal kepada peserta didik yang lain.
Hasilnya ada yang sudah lancar, ada yang harus
berfikir ulang. Untuk kelas V peserta didik mengalami
51
kendala pada kegiatan penilaian ketika diberi
dalam
bentuk
essay.
Guru
mencoba
lagi
soal
untuk
pembelajaran ke empat. Keberhasilan untuk tindakan
ke 3 penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran ada
peningkatan 5 guru kategori baik.
4.2.2.3.3 Tahap refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk
bersama.
Supervisor
menanyakan
apakah
pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.3
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 3
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
80
80
82
80
75
82
73
Komponen
Observasi
83
83
81
80
74
85
71
Rerata
Penilaian
81
81
84
81
75
84
72
81,3
81,3
82,3
80,3
74,7
83,7
72,0
Dari tabel di atas 5 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran sudah kategori baik. 2
guru masih kategori cukup.
4.2.3.4 Tindakan 4
4.2.2.4.1 Tahap Perencanaan
Kepala sekolah menyusun jadwal kunjungan
kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 27
April 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan
kelas IV. Tanggal 28 April 2015 guru kelas IB dan V.
52
Tanggal 29 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 30
April 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
4.2.2.4.2 Pengamatan
Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan
mencatat perilaku dan temuan selama
pembelajaran.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara umum sudah baik. Penerapan model sudah
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Dari ke
3 komponen kinerja guru dalam pembelajaran sudah
mencapai target keberhasilan. Guru sudah melakukan
4 kali menerapkan model pembelajaran.
4.2.2.4.3 Refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk
bersama.
Supervisor
menanyakan
apakah
pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.4
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 4
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
84
84
84
84
77
86
75
Komponen
Observasi
85
86
86
85
78
88
74
Rerata
Penilaian
84
84
88
84
78
88
75
84,3
84,7
86,0
84,3
77,7
87,3
74,7
53
Penelitian ini dinyatakan berhasilHasil akhir
penelitian sudah sesuai target. 6 orang guru kategori
baik, sedangkan satu guru kategori cukup cukup,
dilihat dari komponen tunggal maupun rerata dari 3
komponen pembelajaran.
4.3. Pembahasan.
Dari
hasil
wawancara
Warsiti
mengatakan
supervisi akademik adalah bimbingan dan pembinaan
yang diberikan kepala sekolah kepada guru-guru untuk
melaksanakan
kegiatan
belajar
mengajar
maupun
administrasi yang harus dikerjakan agar menjadi guru
yang profesional dan bisa melaksanakan kewajibannya. Dikuatkan Lilik Aryadi mengatakan pembinaan
yang dilakukan kepala sekolah kepada guru-guru
untuk
mengetahui
sejauh
mana
kegiatan
baik
pengerjaan administrasi kelas maupun kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan sesuai kaidah, untuk
meningkatkan fungsi pengajaran bagi guru tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah. Pelaksanaan supervis melalui perencanaan,
dengan
menyusun
program
supervisi,
sosialisasi
program pada guru kelas/mata pelajaran, penyusunan
jadwal pelaksanaan supervisi, instrumen supervisi,
pelaksanaan
supervisi
akademik,
evaluasi
hasil
supervisi, refleksi, dan diakhiri dengan tindak lanjut.
Kepala
sekolah
membuat
perencanaan,
membuat
jadwal dan disampaikan pada rapat sekolah, kemudian
masing-masing guru mencatat jadwalnya kapan dan
guru
menyiapkan
segala
sesuatu
di
antaranya
54
administrasi kelas termasuk perangkat pembelajaran
diantaranya RPP, analisa nilai, serta alat peraga yang
digunakan.
Lilik mengatakan, kegiatan supervisi akademik
direncanakan oleh kepala sekolah. Biasanya dalam
program kerja kepala sekolah ada kegiatan supervisi
akademik. Tiap bulan melihat absen peserta didik. RPP,
dan juga agenda mengajar tiap semester penilaian.
Diperkuat oleh Warsiti mengatakan: kepala sekolah
memberi
tahu
supaya
guru
menyiapkan
dengan
sunguh-sungguh. Kepala sekolah masuk ke kelas.
Guru menyediakan administrasi dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah menunggui
kegiatan belajar mengajar dari kegiatan awal sampai
akhir. Lilik mengatakan, kepala sekolah masuk kelas,
mengambil posisi tempat duduk yang disiapkan guru
kelas. Setelah kepala sekolah siap, guru melaksanakan
pembelajaran.
Kepala
sekolah
menunggui
dan
mengamati. Setelah selesai kepala sekolah memberi
masukan,
yang
intinya
memberi
kekurangan-kekurangan
pembinaan
untuk
atas
per-baikan
pembelajaran yang akan datang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah.
Langkah-langkah
yang
dilakukan
kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu
guru
dan
jadwal
pelaksanaan
supervisi akademik.
2. Memberikan lembar penilaian pada guru tentang
indikator yang akan dinilai oleh kepala sekolah .
3. Pelaksanaan supervisi kelas saat PBM berlangsung.
55
4. Melakukan evaluasi ketercapaian indikator.
5. melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan tindak lanjut.
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap guru
Lilik
mengatakan
seseorang
yang
akan
disupervisi kuatir dan rendah diri. Tetapi kepala
sekolah tidak semata-mata supervisi walaupun duduk
tidak lantas melihat terus menerus biasanya kepala
sekolah bisa ngemong perasaan supaya tidak takut.
Kepala sekolah membawa instrumen dan buku catatan
pembinaan. Manfaat karena dengan supervisi jadi tahu.
Meningkatkan kualitas pembelajaran dapat menerima
masukan. Niat diri meningkatkan pem-belajaran.
Warsiti
mengatakan
administrasi
menjadi
lengkap dan dikerjakan, mengajar juga baik dengan
metode dan model yang benar. Hasil belajar peserta
didik
meningkat.
Lebih
inovasi
mengikuti
perkembangan jaman. Tidak ketinggalan dan mampu
bersaing.
Dengan
model
pembelajaran
lebih
menyenangkan tidak membosankan dan lebih menarik.
Suasana yang lebih aktif, karena dipraktekkan.
Refleksi
1. Guru dan kepala sekolah memahami keberhasilan
dan kegagalan KBM.
2. Guru dan kepala sekolah mengetahui kelengkapan
dan kekurangan administrasi kelas.
3. Guru dan kepala sekolah mampu mencari solusi
dalam mengatasi kesulitan dan permasalahan PBM.
56
4. Guru dan kepala sekolah mampu memberikan
tindak
lanjut
yang
tepat
demi
keberhasilan
pembelajaran.
Warsiti mengatakan model NHT. Interaksi guru
dan siswa lebih aktif, lebih menyenangi pelajaran.
Terjadi komunikasi yang baik antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa. Timbul tutor sebaya.
Siswa memiliki semangat tinggi harus bisa karena
dituntut oleh teman satu kelompok. Menciptakan daya
saing, bersaing dengan kelompok yang lain. Ya, terbukti
dari pembelajaran awal, siklus pertama dan siklus ke
dua hasil belajar siswa meningkat. Siswa terlihat aktif,
gembira
dan
sangat
pembelajaran.
antusias
saat
Pembelajaran
mengikuti
terasa
tidak
membosankan karena suasana belajar seperti bermain.
Pembelajaran penuh keceriaan banyak canda antara
guru dan siswa, hingga waktu berakhir tanpa terasa.
Achmad Badawi (2009:17), mengatakan bahwa
guru mengajar dikatakan berkualitas apabila seorang
guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam
usaha mengajarnya.
Pelaksanaan
supervisi
diawali
dengan
me-
nyiapkan blanko supervisi. Pada waktu pelaksanaan
supervisi semua guru mempersiapkan dengan baik
tentang materi yang akan diajarkan dan perlengkapan
sesuai model pembelajaran. Guru benar-benar mempersiapkan secara optimal.
Guru semakin termotivasi untuk memperbaiki
proses pembelajaran sehingga di kelas lebih menarik
57
bersemangat dan gembira. Guru semakin tertantang
untuk me-ningkatkan penguasaan materi. Interaksi
antara
guru
dan
kepala
sekolah
menjadi
akrab.
Demikian pula interaksi guru dan siswa lebih baik.
Pelaksanaan supervisi yang baik akan meningkatkan
proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan
kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah
meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif walaupun
pada siklus I belum begitu bagus tetapi siklus 2
menunjukkan grafik naik. Pendekatan kepala sekolah
menjalin komunikasi lebih hangat imbasnya semangat
kerja guru meningkat.
Berdasarkan
dokumen
sudah
hasil
menunjukkan
dilaksanakan
wawancara
bahwa
sesuai
dan
program
rencana
studi
supervisi
yang
telah
disusun. Kepala sekolah sudah mensupervisi 7 guru
dengan menggunakan instrumen penilaian. Tindakan
ke 4 ada kendala mundur 1 minggu disebabkan adanya
kegiatan latihan ujian kelas VI tingkat kabupaten
Temanggung.
Kepala
sekolah
sudah
melakukan
observasi
kunjungan kelas 4 kali tatap muka di kelas. Kepala
sekolah melaksanakan pembinaan secara kelompok.
Kegiatan supervisi akademik yang telah dilakukan
kepala sekolah terdiri 3 tahap yaitu:
Tahap pertemuan awal:
a. kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab.
b. kepala sekolah bersama guru membahas tentang
fokus perhatian supervisi.
58
c. kepala sekolah dan guru menyepakati intrumen
supervisi.
Tahap pelaksanaan:
a. kepala sekolah menempati tempat yang sudah
disediakan,
letaknya
tidak
mengganggu
pembelajaran.
b. kepala sekolah mencatat temuan-temuan secara
lengkap dan rinci
c. fokus observasi kelas pada aspek yang mendukung
penerapan model pembelajaran.
d. ucapan perilaku guru yang kurang sesuai dicatat.
Tahap tindak lanjut:
a. kepala sekolah memberi penguatan terhadap penampilan guru yang sudah bagus.
b. kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan
dan aspek pembelajaran.
c. menanyakan perasaan guru setelah menjalankan
pembelajaran.
d. kepala sekolah menunjukkan data yang telah dianalisis.
e. menanyakan pendapat tentang hasil observasi.
f.
guru menentukan rencana pembelajaran berikutnya.
Dari hasil pengamatan pembelajaran tindakan
pertama. Langlah-langkah yang dilalui: pertemuan
awal, pertemuan inti, dan pertemuan akhir. Bantuan
perlu
diberikan
kepada
guru,
karena
guru
pada
umumnya masih mendapat kesulitan dalam menyusun
RPP,
melaksanakan
kegiatan
pem-belajaran,
serta
kegiatan penilaian. Dengan adanya kegiatan supervisi
59
akademik
dari
kepala
sekolah
skor
kinerja
yang
diperoleh guru meningkat.
Kepala
sekolah
sudah
menjalankan
tugas
pokoknya memberikan pembinaan kepada guru di
sekolah. Sebagai pimpinan lembaga di sekolah dapat
memberi
solusi
kesulitan,
bersama
kepada
menjadi
dalam
guru
tempat
ketika
bertanya
memperbaiki
kinerja
menghadapi
dan
diskusi
dalam
pem-
belajaran. Hasil supervisi tindakan satu dan dua
semua guru masih kategori cukup sedangkan tindakan
ke tiga meningkat lima guru kategori baik tindakan ke
empat meningkat, enam guru kategori baik dan satu
guru kategori cukup.
Supervisi kepala sekolah telah memberi dampak
positif terhadap kinerja guru. Supervisi akademik yang
dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
sekolah sebagai
supervisor memiliki dorongan yang
kuat dalam bekerja, memiliki sifat, dan sikap positif,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik
dalam
bekerja.
Semua
kemampuan
itu
sangat
membantu ketika guru mengalami kesulitan.
Sesuai
dengan
prinsip
supervisi
yang
di-
kemukaan Sahertian prinsip kerja sama supervisi
”sharing of idea, sharing of experience”, memberi
support
mendorong,
tumbuh
bersama.
menstimulasi
Prinsip
guru,
konstruktif
sehingga
dan
kreatif
menjadikan setiap guru termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas serta mampu mencipta-kan
60
susasana kerja yang menyenangkan bukan melalui
cara-cara yang menakutkan.
Teori
supervisi
pengetahuan,
menyatakan
kemahiran
dan
terbukti
inter-personal,
dan
kemahiran teknikal merupakan pra-syarat yang perlu
ada pada seorang supervisor. Dengan itu dapatlah
supervisor berfungsi ke arah supervisi pembelajaran
sebagai pengembangan yaitu tugasnya dalam aspek
pengembangan
kurikulum,
penembangan
observasi
profesionalisme
guru
dan
selanjutnya
menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik.
Persyaratan sudah dimiliki kepala SDN Walitelon Utara.
Kualifikasi
kepala
sekolah
berpendidikan
S-2,
pengalaman menjadi kepala sekolah 4 tahun hasil ME
nilai
kategori
baik
dan
sering
membantu
dalam
penilaian kinerja guru.
Guru yang memiliki kinerja yang baik dan
profesional dalam implementasi kurikulum memiliki
ciri-ciri:
“mendesain
program
pembelajaran,
me-
laksanakan pembelajaran dan menilai hasil peserta
didik”
(Basyirudin
menyusun
RPP
dan
tidak
Usman,
bisa
2002:83).
Dalam
dilepaskan
dengan
pengetahuan yang dimiliki guru itu sendiri.
Seperti
yang diutarakan dalam teori Gibson bahwa faktor
utama yang mempengaruhi kinerja individu berkaitan
dengan kompetensi yang harus dimiliki individu yaitu
kompetensi pengetahuan.
Kepala
sekolah
yang
memiliki
kompetensi
supervisi akademik dapat meningkatkan moral kerja
guru,
menjadikan
panutan
dan
menjadi
tempat
61
bertanya bila ada kesulitan dalam menyusun RPP,
sehingga guru dapat berperan lebih baik dalam pekerjaanya ataupun kinerja guru dalam pembelajaran
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa 7 peran kepala
sekolah atau sering disebut EMASLIM berfungsi dengan
baik.
Kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan
kelas melalui observasi pembelajaran. Difokuskan pada
perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis.
Mulai dari tahap perencanaan, peng-amatan, dan
analisis
yang
pembelajaran
intensif
dengan
terhadap
tujuan
untuk
penampil-an
memperbaiki
proses pembelajaran.
Tindakan ke empat menunjukkan total 7 guru
yang diteliti 6 guru kategori baik dan 1 guru kategori
cukup. Satu guru tersebut baru mencapai nilai 74,3.
Untuk guru yang kinerjanya bagus bisa mencapai nilai
87,3
(baik)
karena
memiliki
semangat
mengajar,
menggunakan metode tepat, pemilihan media dan alat
bantu dapat menunjang keaktifan peserta didik dan
sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran.
Guru memperoleh hasil akhir kategori baik.
Supervisi
akademik
yang
didukung
oleh
kompetensi kepala sekolah akan memberikan manfaat
yang besar bagi guru. Kompetensi yang dimiliki berupa
pengetahuan
maupun
ketrampilan
akan
mampu
melaksanakan supervisi dengan baik. Tuntutan dalam
penilaian pada penelitian ini lebih tinggi, karena tidak
hanya merujuk pada hasil melainkan merujuk pada
proses dan hasil penilaian. Guru sudah melaksanakan
62
penilaian pengamatan dan di akhir proses, tersedianya
dokumen penilaian pengetahuan, sesuai kaidah dan
waktu dalam melakukan penilaian, adanya produk
hasil
penilaian,
serta
komentar
guru
pada
hasil
ulangan.
Kinerja
guru
dalam
pembelajaran
pada
komponen penilaian meningkat dari siklus I terendah
63,0 kategori cukup meningkat di siklus II nilai
terendah 75,0. Guru sudah melaksanakan kegiatan
penilaian
bukan
pengelolaan
Kesimpulannya
hanya
pada
penilaian
dari
hasil
yang
siklus
I
ke
melainkan
sesungguhnya.
siklus
II
ada
peningkatan, 6 orang guru memperoleh nilai di atas
76,0 dengan kategori baik dan 1 guru memperoleh nilai
75,0 kategori cukup.
Berdasarkan
data
di
atas
terbukti
bahwa
supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru
dalam pembelajaran. Penelitian ini memiliki kesamaan
dengan penelitian terdahulu.
Penelitian
yang
dilakukan
Sutikno
tentang
pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran di SMAN se kota Mamuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas supervisi
akademik dan kinerja guru mempunyai hubungan yang
positif.
Hubungan
antara
kualitas dalam
aspek
bimbingan pembelajaran berpengaruh positif terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan
oleh Dawawi tentang pelaksanaan supervisi akademik
oleh pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan
63
profesional guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada
SMPN
menunjukkan
1
Bengkayang.
bahwa
Hasil
pelaksanaan
penelitian
supervisi
oleh
pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan
guru
dalam
pengelolaan
KBM,
dapat
mengubah
kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional,
aspek
perencanaan
dan
pengelolan
lain
penelitian
pembelajaran.
Penelitian
yang
adalah
yang
dilakukan oleh Putu Prapta tentang hubungan kualitas
pengelolaan supervisi akademik kepala sekolah dan
iklim kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri
kecamatan
penelitian
Negara
kabupaten
menunjukkan
Jembrana.
terdapat
Hasil
kontribusi
yang
positif dan signifikan antara supervisi akademik dengan
kinerja guru dan mengindikasikan bahwa efektivitas
supervisi
akademik
cukup
optimal
dalam
mempengaruhi kinerja guru.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh
Tauhaposan
Panjaitan
tentang
pengaruh
supervisi
akademik dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja
guru (studi kasus pada SMP Negeri Kecamatan Percut
Seituan Deli Serdang). Hasil penelitian menunjukkan
hasil supervisi kategori kurang. Merupakan fakta yang
harus ditindaklanjuti untuk melakukan pembinaan
kepada
guru-guru
secara
berkelanjutan
tentang
peranan dan fungsi yang harus dilaksanakan secara
maksimal.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, kepala
sekolah sebagai supervisor mendorong, memotivasi
64
guru
untuk
meningkatkan
kemampuan
dengan
menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
dan menyenangkan. Seperti yang sudah diterapkan
dalam pembelajaran yaitu Numbered Heads Together,
Talking Stick, Snowball Throwing dan Make a Match
sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang lebih lengkap. Pada waktu pelaksanaan supervisi
semua guru mempersiapkan dengan baik tentang
materi yang akan diajarkan. Guru mempersiapkan
persiapan
pembelajaran
yang
lebih
baik,
karena
pelaksanaan supervisi sudah terjadwal. Persiapan guru
meliputi perangkat pem-belajaran (silabus, RPP), alat
peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.
Melalui
semakin
pembinaan
termotivasi
secara
untuk
kelompok
memperbaiki
guru
proses
pembelajaran dengan perasaan gembira. Pelaksanaan
supervisi
yang
baik
akan
me-ningkatkan
proses
pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kinerja
guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
di
sekolah
meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif hasil belajar
peserta didik dari siklus I ke siklus 2 mengalami
peningkatan dan sudah mencapai KKM.
Melalui pembinaan secara kelompok serta diberi
contoh dari kepala sekolah, guru akan lebih memahami
penyusunan
rencana
dan
penerapan
model-model
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi yang dijalankan
sesuai
dengan
langkah-langkah
yang
benar
akan
meningkatkan proses pembelajaran. Penulis pernah
melihat secara langsung tiga orang guru kelas IA, IB
65
dan Guru PAI berlatih bersama mengajar, sebelum
disupervisi oleh kepala sekolah. Hal ini menunjukkan
motivasi guru dalam mengajar meningkat hasil dari
pembinaan kepala sekolah yang tepat.
Mutu pendidikan di sekolah tidak bisa dilepaskan
dari peran kepala sekolah dalam menjalankan fungsi
kepengawasan
Guru
yang
memiliki
dan
pembinaan
langsung
peran
meningkatkan
yang
kepada
berinteraksi
sangat
pengembangan
guru-guru.
dengan
penting
siswa
dalam
pembelajaran.
Salah
satu kunci keberhasilan pendidikan di sekolah adalah
peningkatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru
sebagai komponen sumber daya manusia, harus selalu
dimotivasi
dan
kemampuan
dapat
diberi
pembinaan
mengembangkan
melayani
peserta
agar
memiliki
potensinya,
sehingga
didik
sesuai
tingkat
perkembangan.
66
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Lokasi penelitian di SDN Walitelon Utara, yang
merupakan satu-satunya SD di Kelurahan Walitelon
Utara. Semula kelurahan ini menjadi bagian dari Desa
Walitelon, merupakan salah satu desa di kecamatan
Temanggung.
Desa Walitelon memiliki tiga sekolah
dasar, yaitu SD 1, SD 2, dan SD 3 Walitelon.
Pada
tahun 2004 Desa Walitelon diubah statusnya oleh
Pemerintah
Kabupaten
Temanggung
menjadi
kelurahan, dan wilayahnya dibagi menjadi dua, yaitu
Kelurahan Walitelon Selatan dan Kelurahan Walitelon
Utara.
SD Walitelon Utara semula merupakan SDN 3
Walitelon, didirikan pada tahun 1921. Selama ini sudah
mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah.
SDN Walitelon Utara berdiri di atas tanah bekas
bengkok/tanah kas Desa Walitelon, seluas 1300 m2.
Beberapa data dasar SD Walitelon Utara, sebagai
berikut:
39
Tabel 4.1
Keadaaan siswa (5 tahun terakhir)
No
1
2
3
4
5
Tahun Pelajaran
2010/2011
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015
L
88
90
93
103
96
P
62
59
55
48
52
Jml
150
149
148
151
148
Sumber: Buku Keadaan Siswa SDN Walitelon Utara
Tabel 4.2
Karakteristik Kepala Sekolah dan Guru
No
Nama
Jumlah
Panel A menurut usia
1
21 -30 tahun
2
2
31-40 tahun
1
3
41-50 tahun
2
4
51-60 tahun
3
Jumlah
8
Panel B jumlah menurut kualifikasi pendidikan
1
D II
2
2
S-1
5
3
S-2
1
Jumlah
8
Panel C menurut jenis kelamin
L
1
P
7
Jumlah
8
Panel D menurut masa kerja sebagai guru
< 1 tahun
1
1 -10 tahun
2
11-20 tahun
1
21-30 tahun
4
Jumlah
8
Panel E menurut status kepegawaian
PNS
5
Wiyata Bakti
3
Sumber data: Lapor bulan SDN Walitelon Utara
Prosentase
25,0%
12,5%
25,0%
37,5%
25,00%
62,50%
12,50%
12,50%
87,50%
12,50%
25,00%
12,50%
50,00%
62,50%
37,50%
40
Berdasarkan umur terbanyak usia 51-60 tahun.
Tingkat
pendidikan
pendidikan
4
guru
kepala
(50%)
sekolah
sudah
S-2.
Tingkat
sesuai
dengan
kualifikasi akademik, sedangkan 2 guru berijazah D II
(25%) yang 1 guru sedang menempuh S-1, sedangkan 1
orang guru tidak linier karena berijazah sarjana
ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin hanya seorang
yang
laki-laki
dan
6
orang
perempuan.
Status
kepegawaian guru-guru SDN Walitelon Utara 5 orang
sebagai PNS sedangkan 3 orang berstatus Wiyata
Bakti/honorer. Lama mengajar cukup bervareasi dari
yang baru berpengalaman mengajar 9 bulan sampai 23
tahun.
SDN
Walitelon
Utara
adiwiyata.
Beberapa
kegiatan
merupakan
sekolah
sekolah
berstatus
adiwiyata di antaranya: peduli lingkungan, pembiasaan
hidup sehat dan pemanfaatan limbah organik dan an
organik. Penulis beserta
kepala sekolah dan dewan
guru bersama-sama dalam merancang alat pelajaran
untuk mendukung penerapan model pembelajaran
menggunakan
daur
ulang.
Bahan-bahan
yang
digunakan dari bahan bekas berupa kertas-kertas.
Bahan
kertas
bekas
tersebut
dimanfatkan
untuk
membuat topi bernomor, kartu pertanyaan dan kartu
jawaban, tongkat berhias, serta bola lempar dari kertas
untuk kegiatan berbalas pantun. Hal ini sejalan dengan
kegiatan rintisan sekolah adiwiyata di SDN Walitelon
Temanggung.
41
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan supervisi akademik.
Perencanaan merupakan awal sebuah proses
menuju
keberhasilan.
tahapan
yang
penelitian.
harus
Dalam
dilalui
Instrumen
perencanaan
dalam
digunakan
berisi
melaksanakan
untuk
mengum-
pulkan data berupa penilaian RPP, proses pembelajaran,
kegiatan
refleksi/tindak
penilaian,
lanjut.
wawancara
Penelitian
ini
dan
menguraikan
tindakan kepala sekolah melaksanakan pembinaan
kinerja guru dalam pembelajaran. 3 aspek pembinaan
meliputi
penyusunan
rencana
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan kegitan penilaian baik
penilaian pengamatan maupun hasil belajar peserta
didik. Kepala sekolah pada tindakan 1 dan 2 menggunakan teknik pembinaan secara kelompok dikaitkan
dengan instrumen kinerja guru sesuai indikator. RPP
terdiri 14 indikator, observasi pembe-lajaran terdiri 20
indikator dan kegiatan penilaian ada 8 indikator. Pada
tindakan
3
dan
4
kepala
sekolah
di
samping
menjelaskan juga dengan memberi contoh penyusunan
RPP. Penulis melaksanakan pendam-pingan supervisi
akademik dalam 4 tindakan. Penelitian didahului
dengan
kegiatan
sosialisasi
dari
penulis
bersama
kepala sekolah kepada guru-guru di SDN Walitelon.
Kegiatan sosialisasi sudah dilaksa-nakan pada hari
Selasa tanggal 16 Maret 2015. Semua guru yang
menjadi subyek penelitian, hadir mengikuti kegiatan
sosialisasi.
42
Hari berikutnya tepatnya hari Rabu tanggal 20
Maret
2015
kepala
sekolah
memberi
pembinaan
kelompok dengan cara menjelaskan substansi dan
urutan rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah
selesai pembinaan kelompok, kepala sekolah memberi
tugas kepada guru-guru untuk menyusun RPP yang
akan dipraktekkan minggu depan. Kepala sekolah
memberi rambu-rambu yang harus ada pada RPP yaitu
pendekatan, model pembelajaran, metode, alat peraga
dan media yang digunakan.
Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu
guru
dan
memberikan
jadwal
pelaksanaan supervisi akademik.
2. Memberitahu bahwa instrumen penilaian yang
digunakan sama dengan ketika sosialisasi.
3. Melaksanakan observasi kunjungan kelas.
4. Menyampaikan
ketercapaian
indikator/hasil
penilaian.
5. Melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan rencana tindak lanjut
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap
guru (setiap akhir observasi pembelajaran).
Setiap
selesai
pembelajaran
guru
dan
supervisor
melaksanakan refleksi/tindak lanjut. Kegiatan refleksi
meliputi:
hal-hal
yang
perlu
mendapat
perhatian
khusus, siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
dan catatan keberhasilan guru dalam pembelajaran
dan yang perlu diperbaiki/ditingkatkan agar pembelajaran
lebih
efektif.
Kepala
sekolah
memberikan
43
bimbingan
arahan
untuk
rencana
pembelajaran
berikutnya.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Kepala sekolah melakukan empat kali observasi
kunjungan
kelas
mencakup
empat
dalam
dua
tahapan
siklus.
dari
Tindakan
perencanaan,
pelaksanaan/pengamatan dan refleksi.
4.2.2.1 Tindakan 1.
4.2.2.1.1 Tahap perencanaan
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 23 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 24 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 24
Maret 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 25 Maret
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam. Setelah
guru
menerima
jadwal
bisa
mempersiapkan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
4.2.2.1.2.Tahap pelaksanaan/observasi
Dalam
tahap
ini
supervisor
melakukan
pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Supervisor mengamati proses pembelajaran
dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan
mencatat perilaku dan temuan selama
pembelajaran. Observasi pertama : Guru kelas IA dan
IB
memilih
mata
pelajaran
IPA
materi
pelajaran
berbagai benda langit dan musim hujan pada kegiatan
manusia, model pembelajaran Talking Stick. Guru Kelas
II memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
pelajaran
ciri-ciri
tumbuhan
dan
hewan
model
44
pembelajaran Numbered Heads Together. Guru kelas III
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran cuaca dan
pengaruhnya terhadap manusia model pembelajaran
Make a Match. Guru kelas IV memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran berbalas pantun.
Guru kelas V memilih mata pelajaran IPA materi
pelajaran
sifat-sifat
cahaya
model
pembelajaran
Numbered Heads Together. Guru mapel Pendidikan
Agama Islam memilih materi kisah Nabi Abraham
dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.
Supervisor mencatat hasil temuan pembelajaran
pada buku pembinaan. Catatan dari kepala sekolah
tentang RPP, guru belum menuliskan materi pelajaran
secara terperinci. Artinya materi hanya ditulis judulnya
saja seharusnya materi ditulis sesuai butir-butir pada
indikator
pencapaian
kompetensi,
disesuaikan
karakteristik siswa dan aktifitas. Guru dapat diketahui
penguasaan materi pelajaran dari butir-butir indikator
yang ditulis. Langkah-langkah pembelajaran kurang
lengkap, terutama di bagian eksplorasi dan elaborasi.
Metode kurang bervareasi terutama metode yang bisa
menciptakan interaksi belajar peserta didik dengan
peserta didik yang lain. Penilaian yang disusun guru
masih minimalis artinya instrumen yang dipakai soal
bersifat
objektif
belum
dirancang
soal-soal
yang
memiliki tingkat kesulitan tinggi, misalnya bentuk
uraian.
Catatan
kepala
sekolah
dari
observasi
pembelajaran tindakan pertama penerapan modelmodel
pembelajaran
belum
berhasil.
Guru
menggunakan waktu belum sesuai dengan pembagian
45
yang ditulis pada RPP. Berakibat porsi penerapan
model
pembelajaran
tidak
mendapat
waktu
yang
cukup. Lembar kerja siswa yang digunakan guru
terlalu banyak, sehingga peserta didik yang mendapat
pertanyaan dari guru hanya sedikit. Penerapan model
pembelajaran
dilibatkan
belum
dengan
berhasil.
media
Peserta
yang
didik
dipakai,
tidak
misalnya
gambar video yang ditayangkan dari LCD. Kondisi
selama kegiatan pengamatan 7 orang guru di kelas
belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran.
Pelaksanaan pengamatan pembelajaran menggunakan
instrumen
dari
Badan
Pengembangan
Tenaga
Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementerian
Pendidikan
Nasional.
Dengan
alasan
rubrik
lebih
terperinci sehingga memudahkan penilaian.
4.2.2.1.3 Tahap refleksi.
Kegiatan
refleksi
supervisi
kunjungan
kelas
dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran,
setelah jam efektif. Supervisor dan guru mengadakan
diskusi
tentang
temuan-temuan
dari
catatan
supervisor. Guru boleh mengutarakan pendapatnya.
Dari hasil refleksi tindakan pertama
guru sudah
diperoleh hasil
mau menerapkan pembelajaran inovatif
dan menyenangkan yang semula model tradisional
walaupun belum berhasil. Hasil supervisi akademik
dapat meningkatkan kesadaran guru menggunakan
model pembelajaran yang baru bukan mengandalkan
metode ceramah. Model pembelajaran make a match
yang dilaksanakan di kelas III kurang efektif karena
dalam satu kelas peserta didik harus bertukar kartu,
46
sehingga kelas menjadi gaduh, pembelajaran belum
berhasil. Kegiatan penilaian hasil belajar dari 7 orang
guru masih menggunakan salah satu teknik penilaian
yaitu isian. Belum ada produk penilaian psychomotor
dan guru belum melaksanakan analiasa nilai. Beberapa
indikator yang belum berhasil terlihat dari capaian
kinerja guru dalam pembelajaran di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 1
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
66
66
66
66
64
70
64
Komponen
Observasi
68
69
68
65
61
71
60
Rerata
Penilaian
69
69
69
66
63
66
63
67,7
68,0
67,7
65,7
62,7
69.0
62,3
Dari tabel di atas terlihat 7 guru dalam menyusun RPP
kategori cukup, pelaksanaan KBM 7 guru kategori
cukup dan kegiatan penilaian kategori cukup. Rerata 3
komponen kinerja guru tindakan pertama semua guru
menunjukkan kategori cukup. Tindakan ke dua kepala
sekolah memberi pembinaan secara kelompok lagi
dengan cara menjelaskan kembali indikator-indikator
kinerja guru dalam pembelajaran.
4.2.2.2. Tindakan 2
4.2.2.2.1 Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 30 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 31 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 1
47
April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 2 April 2015
guru mapel Pendidikan Agama Islam. Jadwal diberikan
agar
guru
bisa
mempersiapkan
kegiatan
belajar
mengajar.
4.2.2.2.2.Tahap pengamatan
Supervisor melaksanakan supervisi kunjungan
kelas. Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM. Supervisor
membubuhkan skor dan
mencatat perilaku dan
temuan selama pembelajaran. . Observasi pertama :
Guru kelas IA dan IB memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran berbagai benda langit dan musim
hujan pada kegiatan manusia, model pembelajaran
Talking Stick. Guru Kelas II memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran ciri-ciri tumbuhan
dan hewan model pembelajaran Numbered Heads
Together. Guru kelas III memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran cuaca dan pengaruhnya terhadap
manusia model pembelajaran Make a Match. Guru
kelas IV memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi pelajaran berbalas pantun. Guru kelas V
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran sifat-sifat
cahaya model pembelajaran Numbered Heads Together.
Guru mapel Pendidikan Agama Islam memilih materi
kisah
Nabi
Abraham
dengan
model
pembelajaran
Catatan dari supervisor tentang
RPP. Materi
Numbered Heads Together.
pelajaran pada RPP sudah ditulis terperinci. Artinya
urutan materi yang akan disajikan sudah sesuai
indikator pencapaian kompetensi, karakteristik siswa
48
dan
pengalaman
belajar.
Langkah-langkah
pembelajaran belum menunjukkan peningkatan masih
kurang lengkap, terutama kegiatan inti di bagian
eksplorasi
berhasil.
dan
elaborasi.
Penilaian
Metode
yang
diskusi
kurang
guru
hanya
disusun
menambah jumlah soal. Soal bersifat objektif belum
dirancang dengan tingkat kesulitan tinggi, misalnya
bentuk uraian.
Catatan dari observasi pembelajaran tindakan 2
penerapan
Artinya
model
pembelajaran
langkah-langkah
disesuaikan
dengan
ada
peningkatan.
pembelajaran
model
pembelajaran.
sudah
Guru
menggunakan waktu lebih efektif. Lembar kerja siswa
sudah disesuaikan dengan porsi peserta didik. Siswa
mulai dilibatkan dengan media yang dipakai. Misalnya
kelas I peserta didik maju ke depan kelas menceritakan
gambar-gambar yang diamati. Kondisi selama kegiatan
pengamatan di kelas secara umum ada
karena
peningkatan
guru menerapkan model pembelajaran untuk
ke dua kali.
4.2.2.2.3.Refleksi.
Refleksi supervisi akademik kunjungan kelas
dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran.
Supervisor
menunjukkan
hasil
temuan
selama
pengamatan pembelajaran. Dari refleksi tindakan 2
guru sudah mulai memahami langkah-langkah sesuai
model
pembelajaran.
Supervisi
akademik
kepala
sekolah dapat meningkatkan kesadaran guru dalam
menggunakan model pembelajaran selangkah lebih
maju. Model pembelajaran
Numbered Heads Together
yang dilaksanakan di kelas IV belum berhasil karena
49
guru terlalu banyak memberi tugas kepada peserta
didik untuk membaca bacaan.
Dari 8 indikator
penilaian guru belum meberikan komentar pada hasil
belajar.
Belum
ada
produk
yang
dihasilkan
dari
penilaian psychomotor. Hasil capaian kinerja guru
tindakan ke dua.
Tabel 4.2
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 2
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
73
73
75
75
68
77
68
Komponen
Observasi
73
74
73
71
64
75
63
Rerata
Penilaian
78
75
78
75
69
75
69
74,7
74,0
75,3
73,7
67,0
75,7
66,7
Dari tabel di atas 7 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran kategori cukup. Kegiatan
penilaian 2 guru kategori baik. Namun demikian hasil
akhir dari 7 guru belum ada yang memperoleh kategori
baik.
4.2.3.3 Tindakan 3
4.2.2.3.1.Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 13 April
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 14 April 2015 guru kelas IB dan V. Tanggal
15 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 16 April
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
Pelaksanaan tindakan ke tiga tanggal 9 April 2015
kepala sekolah memberi pembinaan secara kelompok
50
dengan menjelaskan indikator per komponen juga
memberi contoh. RPP yang digunakan untuk memberi
contoh
mata
pelajaran
IPS
kelas
IV
materi
perkembangan teknologi. Model pembelajaran yang
digunakan
Numbered
pendekatan
Heads
pembelajaran
Together
aktif,
dengan
kreatif
dan
menyenangkan. Alasan di tindakan ke 3 kepala sekolah
menyusun rencana aksi tidak hanya memberi ceramah
atau mereview RPP tetapi menunjukkan contoh RPP
dan penerapan dalam pembelajaran serta kegiatan
penilaiannya.
4.2.2.3.2 Tahap pengamatan
Dalam
tahap
ini
supervisor
melakukan
pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Selanjutnya supervisor mengamati proses
pembe-lajaran
pengamatan
dari
awal
supervisor
sampai
akhir.
menggunakan
Selama
instrumen
pengamatan KBM memberi skor dan mencatat perilaku
dan temuan selama pembelajaran. Observasi ke tiga
guru menyusun RPP berbeda dengan observasi ke dua.
Bedanya Guru kelas IA, IB, II, III, IV membuat
rancangan
pembelajaran
pelajaran
tetapi
dari
masih
kelanjutan
materi
menggunakan
model
pembelajaran yang sama.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara
umum
keberhasilan
pembelajaran
sudah
menunjukkan
pembelajaran.
Talking
Stick
Untuk
peningkatan
kelas
peserta
I
model
didik
berani
mencoba memberi soal kepada peserta didik yang lain.
Hasilnya ada yang sudah lancar, ada yang harus
berfikir ulang. Untuk kelas V peserta didik mengalami
51
kendala pada kegiatan penilaian ketika diberi
dalam
bentuk
essay.
Guru
mencoba
lagi
soal
untuk
pembelajaran ke empat. Keberhasilan untuk tindakan
ke 3 penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran ada
peningkatan 5 guru kategori baik.
4.2.2.3.3 Tahap refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk
bersama.
Supervisor
menanyakan
apakah
pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.3
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 3
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
80
80
82
80
75
82
73
Komponen
Observasi
83
83
81
80
74
85
71
Rerata
Penilaian
81
81
84
81
75
84
72
81,3
81,3
82,3
80,3
74,7
83,7
72,0
Dari tabel di atas 5 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran sudah kategori baik. 2
guru masih kategori cukup.
4.2.3.4 Tindakan 4
4.2.2.4.1 Tahap Perencanaan
Kepala sekolah menyusun jadwal kunjungan
kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 27
April 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan
kelas IV. Tanggal 28 April 2015 guru kelas IB dan V.
52
Tanggal 29 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 30
April 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
4.2.2.4.2 Pengamatan
Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan
mencatat perilaku dan temuan selama
pembelajaran.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara umum sudah baik. Penerapan model sudah
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Dari ke
3 komponen kinerja guru dalam pembelajaran sudah
mencapai target keberhasilan. Guru sudah melakukan
4 kali menerapkan model pembelajaran.
4.2.2.4.3 Refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk
bersama.
Supervisor
menanyakan
apakah
pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.4
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 4
No
1
2
3
4
5
6
7
Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ
RPP
84
84
84
84
77
86
75
Komponen
Observasi
85
86
86
85
78
88
74
Rerata
Penilaian
84
84
88
84
78
88
75
84,3
84,7
86,0
84,3
77,7
87,3
74,7
53
Penelitian ini dinyatakan berhasilHasil akhir
penelitian sudah sesuai target. 6 orang guru kategori
baik, sedangkan satu guru kategori cukup cukup,
dilihat dari komponen tunggal maupun rerata dari 3
komponen pembelajaran.
4.3. Pembahasan.
Dari
hasil
wawancara
Warsiti
mengatakan
supervisi akademik adalah bimbingan dan pembinaan
yang diberikan kepala sekolah kepada guru-guru untuk
melaksanakan
kegiatan
belajar
mengajar
maupun
administrasi yang harus dikerjakan agar menjadi guru
yang profesional dan bisa melaksanakan kewajibannya. Dikuatkan Lilik Aryadi mengatakan pembinaan
yang dilakukan kepala sekolah kepada guru-guru
untuk
mengetahui
sejauh
mana
kegiatan
baik
pengerjaan administrasi kelas maupun kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan sesuai kaidah, untuk
meningkatkan fungsi pengajaran bagi guru tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah. Pelaksanaan supervis melalui perencanaan,
dengan
menyusun
program
supervisi,
sosialisasi
program pada guru kelas/mata pelajaran, penyusunan
jadwal pelaksanaan supervisi, instrumen supervisi,
pelaksanaan
supervisi
akademik,
evaluasi
hasil
supervisi, refleksi, dan diakhiri dengan tindak lanjut.
Kepala
sekolah
membuat
perencanaan,
membuat
jadwal dan disampaikan pada rapat sekolah, kemudian
masing-masing guru mencatat jadwalnya kapan dan
guru
menyiapkan
segala
sesuatu
di
antaranya
54
administrasi kelas termasuk perangkat pembelajaran
diantaranya RPP, analisa nilai, serta alat peraga yang
digunakan.
Lilik mengatakan, kegiatan supervisi akademik
direncanakan oleh kepala sekolah. Biasanya dalam
program kerja kepala sekolah ada kegiatan supervisi
akademik. Tiap bulan melihat absen peserta didik. RPP,
dan juga agenda mengajar tiap semester penilaian.
Diperkuat oleh Warsiti mengatakan: kepala sekolah
memberi
tahu
supaya
guru
menyiapkan
dengan
sunguh-sungguh. Kepala sekolah masuk ke kelas.
Guru menyediakan administrasi dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah menunggui
kegiatan belajar mengajar dari kegiatan awal sampai
akhir. Lilik mengatakan, kepala sekolah masuk kelas,
mengambil posisi tempat duduk yang disiapkan guru
kelas. Setelah kepala sekolah siap, guru melaksanakan
pembelajaran.
Kepala
sekolah
menunggui
dan
mengamati. Setelah selesai kepala sekolah memberi
masukan,
yang
intinya
memberi
kekurangan-kekurangan
pembinaan
untuk
atas
per-baikan
pembelajaran yang akan datang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah.
Langkah-langkah
yang
dilakukan
kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu
guru
dan
jadwal
pelaksanaan
supervisi akademik.
2. Memberikan lembar penilaian pada guru tentang
indikator yang akan dinilai oleh kepala sekolah .
3. Pelaksanaan supervisi kelas saat PBM berlangsung.
55
4. Melakukan evaluasi ketercapaian indikator.
5. melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan tindak lanjut.
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap guru
Lilik
mengatakan
seseorang
yang
akan
disupervisi kuatir dan rendah diri. Tetapi kepala
sekolah tidak semata-mata supervisi walaupun duduk
tidak lantas melihat terus menerus biasanya kepala
sekolah bisa ngemong perasaan supaya tidak takut.
Kepala sekolah membawa instrumen dan buku catatan
pembinaan. Manfaat karena dengan supervisi jadi tahu.
Meningkatkan kualitas pembelajaran dapat menerima
masukan. Niat diri meningkatkan pem-belajaran.
Warsiti
mengatakan
administrasi
menjadi
lengkap dan dikerjakan, mengajar juga baik dengan
metode dan model yang benar. Hasil belajar peserta
didik
meningkat.
Lebih
inovasi
mengikuti
perkembangan jaman. Tidak ketinggalan dan mampu
bersaing.
Dengan
model
pembelajaran
lebih
menyenangkan tidak membosankan dan lebih menarik.
Suasana yang lebih aktif, karena dipraktekkan.
Refleksi
1. Guru dan kepala sekolah memahami keberhasilan
dan kegagalan KBM.
2. Guru dan kepala sekolah mengetahui kelengkapan
dan kekurangan administrasi kelas.
3. Guru dan kepala sekolah mampu mencari solusi
dalam mengatasi kesulitan dan permasalahan PBM.
56
4. Guru dan kepala sekolah mampu memberikan
tindak
lanjut
yang
tepat
demi
keberhasilan
pembelajaran.
Warsiti mengatakan model NHT. Interaksi guru
dan siswa lebih aktif, lebih menyenangi pelajaran.
Terjadi komunikasi yang baik antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa. Timbul tutor sebaya.
Siswa memiliki semangat tinggi harus bisa karena
dituntut oleh teman satu kelompok. Menciptakan daya
saing, bersaing dengan kelompok yang lain. Ya, terbukti
dari pembelajaran awal, siklus pertama dan siklus ke
dua hasil belajar siswa meningkat. Siswa terlihat aktif,
gembira
dan
sangat
pembelajaran.
antusias
saat
Pembelajaran
mengikuti
terasa
tidak
membosankan karena suasana belajar seperti bermain.
Pembelajaran penuh keceriaan banyak canda antara
guru dan siswa, hingga waktu berakhir tanpa terasa.
Achmad Badawi (2009:17), mengatakan bahwa
guru mengajar dikatakan berkualitas apabila seorang
guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam
usaha mengajarnya.
Pelaksanaan
supervisi
diawali
dengan
me-
nyiapkan blanko supervisi. Pada waktu pelaksanaan
supervisi semua guru mempersiapkan dengan baik
tentang materi yang akan diajarkan dan perlengkapan
sesuai model pembelajaran. Guru benar-benar mempersiapkan secara optimal.
Guru semakin termotivasi untuk memperbaiki
proses pembelajaran sehingga di kelas lebih menarik
57
bersemangat dan gembira. Guru semakin tertantang
untuk me-ningkatkan penguasaan materi. Interaksi
antara
guru
dan
kepala
sekolah
menjadi
akrab.
Demikian pula interaksi guru dan siswa lebih baik.
Pelaksanaan supervisi yang baik akan meningkatkan
proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan
kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah
meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif walaupun
pada siklus I belum begitu bagus tetapi siklus 2
menunjukkan grafik naik. Pendekatan kepala sekolah
menjalin komunikasi lebih hangat imbasnya semangat
kerja guru meningkat.
Berdasarkan
dokumen
sudah
hasil
menunjukkan
dilaksanakan
wawancara
bahwa
sesuai
dan
program
rencana
studi
supervisi
yang
telah
disusun. Kepala sekolah sudah mensupervisi 7 guru
dengan menggunakan instrumen penilaian. Tindakan
ke 4 ada kendala mundur 1 minggu disebabkan adanya
kegiatan latihan ujian kelas VI tingkat kabupaten
Temanggung.
Kepala
sekolah
sudah
melakukan
observasi
kunjungan kelas 4 kali tatap muka di kelas. Kepala
sekolah melaksanakan pembinaan secara kelompok.
Kegiatan supervisi akademik yang telah dilakukan
kepala sekolah terdiri 3 tahap yaitu:
Tahap pertemuan awal:
a. kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab.
b. kepala sekolah bersama guru membahas tentang
fokus perhatian supervisi.
58
c. kepala sekolah dan guru menyepakati intrumen
supervisi.
Tahap pelaksanaan:
a. kepala sekolah menempati tempat yang sudah
disediakan,
letaknya
tidak
mengganggu
pembelajaran.
b. kepala sekolah mencatat temuan-temuan secara
lengkap dan rinci
c. fokus observasi kelas pada aspek yang mendukung
penerapan model pembelajaran.
d. ucapan perilaku guru yang kurang sesuai dicatat.
Tahap tindak lanjut:
a. kepala sekolah memberi penguatan terhadap penampilan guru yang sudah bagus.
b. kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan
dan aspek pembelajaran.
c. menanyakan perasaan guru setelah menjalankan
pembelajaran.
d. kepala sekolah menunjukkan data yang telah dianalisis.
e. menanyakan pendapat tentang hasil observasi.
f.
guru menentukan rencana pembelajaran berikutnya.
Dari hasil pengamatan pembelajaran tindakan
pertama. Langlah-langkah yang dilalui: pertemuan
awal, pertemuan inti, dan pertemuan akhir. Bantuan
perlu
diberikan
kepada
guru,
karena
guru
pada
umumnya masih mendapat kesulitan dalam menyusun
RPP,
melaksanakan
kegiatan
pem-belajaran,
serta
kegiatan penilaian. Dengan adanya kegiatan supervisi
59
akademik
dari
kepala
sekolah
skor
kinerja
yang
diperoleh guru meningkat.
Kepala
sekolah
sudah
menjalankan
tugas
pokoknya memberikan pembinaan kepada guru di
sekolah. Sebagai pimpinan lembaga di sekolah dapat
memberi
solusi
kesulitan,
bersama
kepada
menjadi
dalam
guru
tempat
ketika
bertanya
memperbaiki
kinerja
menghadapi
dan
diskusi
dalam
pem-
belajaran. Hasil supervisi tindakan satu dan dua
semua guru masih kategori cukup sedangkan tindakan
ke tiga meningkat lima guru kategori baik tindakan ke
empat meningkat, enam guru kategori baik dan satu
guru kategori cukup.
Supervisi kepala sekolah telah memberi dampak
positif terhadap kinerja guru. Supervisi akademik yang
dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
sekolah sebagai
supervisor memiliki dorongan yang
kuat dalam bekerja, memiliki sifat, dan sikap positif,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik
dalam
bekerja.
Semua
kemampuan
itu
sangat
membantu ketika guru mengalami kesulitan.
Sesuai
dengan
prinsip
supervisi
yang
di-
kemukaan Sahertian prinsip kerja sama supervisi
”sharing of idea, sharing of experience”, memberi
support
mendorong,
tumbuh
bersama.
menstimulasi
Prinsip
guru,
konstruktif
sehingga
dan
kreatif
menjadikan setiap guru termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas serta mampu mencipta-kan
60
susasana kerja yang menyenangkan bukan melalui
cara-cara yang menakutkan.
Teori
supervisi
pengetahuan,
menyatakan
kemahiran
dan
terbukti
inter-personal,
dan
kemahiran teknikal merupakan pra-syarat yang perlu
ada pada seorang supervisor. Dengan itu dapatlah
supervisor berfungsi ke arah supervisi pembelajaran
sebagai pengembangan yaitu tugasnya dalam aspek
pengembangan
kurikulum,
penembangan
observasi
profesionalisme
guru
dan
selanjutnya
menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik.
Persyaratan sudah dimiliki kepala SDN Walitelon Utara.
Kualifikasi
kepala
sekolah
berpendidikan
S-2,
pengalaman menjadi kepala sekolah 4 tahun hasil ME
nilai
kategori
baik
dan
sering
membantu
dalam
penilaian kinerja guru.
Guru yang memiliki kinerja yang baik dan
profesional dalam implementasi kurikulum memiliki
ciri-ciri:
“mendesain
program
pembelajaran,
me-
laksanakan pembelajaran dan menilai hasil peserta
didik”
(Basyirudin
menyusun
RPP
dan
tidak
Usman,
bisa
2002:83).
Dalam
dilepaskan
dengan
pengetahuan yang dimiliki guru itu sendiri.
Seperti
yang diutarakan dalam teori Gibson bahwa faktor
utama yang mempengaruhi kinerja individu berkaitan
dengan kompetensi yang harus dimiliki individu yaitu
kompetensi pengetahuan.
Kepala
sekolah
yang
memiliki
kompetensi
supervisi akademik dapat meningkatkan moral kerja
guru,
menjadikan
panutan
dan
menjadi
tempat
61
bertanya bila ada kesulitan dalam menyusun RPP,
sehingga guru dapat berperan lebih baik dalam pekerjaanya ataupun kinerja guru dalam pembelajaran
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa 7 peran kepala
sekolah atau sering disebut EMASLIM berfungsi dengan
baik.
Kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan
kelas melalui observasi pembelajaran. Difokuskan pada
perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis.
Mulai dari tahap perencanaan, peng-amatan, dan
analisis
yang
pembelajaran
intensif
dengan
terhadap
tujuan
untuk
penampil-an
memperbaiki
proses pembelajaran.
Tindakan ke empat menunjukkan total 7 guru
yang diteliti 6 guru kategori baik dan 1 guru kategori
cukup. Satu guru tersebut baru mencapai nilai 74,3.
Untuk guru yang kinerjanya bagus bisa mencapai nilai
87,3
(baik)
karena
memiliki
semangat
mengajar,
menggunakan metode tepat, pemilihan media dan alat
bantu dapat menunjang keaktifan peserta didik dan
sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran.
Guru memperoleh hasil akhir kategori baik.
Supervisi
akademik
yang
didukung
oleh
kompetensi kepala sekolah akan memberikan manfaat
yang besar bagi guru. Kompetensi yang dimiliki berupa
pengetahuan
maupun
ketrampilan
akan
mampu
melaksanakan supervisi dengan baik. Tuntutan dalam
penilaian pada penelitian ini lebih tinggi, karena tidak
hanya merujuk pada hasil melainkan merujuk pada
proses dan hasil penilaian. Guru sudah melaksanakan
62
penilaian pengamatan dan di akhir proses, tersedianya
dokumen penilaian pengetahuan, sesuai kaidah dan
waktu dalam melakukan penilaian, adanya produk
hasil
penilaian,
serta
komentar
guru
pada
hasil
ulangan.
Kinerja
guru
dalam
pembelajaran
pada
komponen penilaian meningkat dari siklus I terendah
63,0 kategori cukup meningkat di siklus II nilai
terendah 75,0. Guru sudah melaksanakan kegiatan
penilaian
bukan
pengelolaan
Kesimpulannya
hanya
pada
penilaian
dari
hasil
yang
siklus
I
ke
melainkan
sesungguhnya.
siklus
II
ada
peningkatan, 6 orang guru memperoleh nilai di atas
76,0 dengan kategori baik dan 1 guru memperoleh nilai
75,0 kategori cukup.
Berdasarkan
data
di
atas
terbukti
bahwa
supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru
dalam pembelajaran. Penelitian ini memiliki kesamaan
dengan penelitian terdahulu.
Penelitian
yang
dilakukan
Sutikno
tentang
pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran di SMAN se kota Mamuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas supervisi
akademik dan kinerja guru mempunyai hubungan yang
positif.
Hubungan
antara
kualitas dalam
aspek
bimbingan pembelajaran berpengaruh positif terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan
oleh Dawawi tentang pelaksanaan supervisi akademik
oleh pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan
63
profesional guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada
SMPN
menunjukkan
1
Bengkayang.
bahwa
Hasil
pelaksanaan
penelitian
supervisi
oleh
pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan
guru
dalam
pengelolaan
KBM,
dapat
mengubah
kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional,
aspek
perencanaan
dan
pengelolan
lain
penelitian
pembelajaran.
Penelitian
yang
adalah
yang
dilakukan oleh Putu Prapta tentang hubungan kualitas
pengelolaan supervisi akademik kepala sekolah dan
iklim kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri
kecamatan
penelitian
Negara
kabupaten
menunjukkan
Jembrana.
terdapat
Hasil
kontribusi
yang
positif dan signifikan antara supervisi akademik dengan
kinerja guru dan mengindikasikan bahwa efektivitas
supervisi
akademik
cukup
optimal
dalam
mempengaruhi kinerja guru.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh
Tauhaposan
Panjaitan
tentang
pengaruh
supervisi
akademik dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja
guru (studi kasus pada SMP Negeri Kecamatan Percut
Seituan Deli Serdang). Hasil penelitian menunjukkan
hasil supervisi kategori kurang. Merupakan fakta yang
harus ditindaklanjuti untuk melakukan pembinaan
kepada
guru-guru
secara
berkelanjutan
tentang
peranan dan fungsi yang harus dilaksanakan secara
maksimal.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, kepala
sekolah sebagai supervisor mendorong, memotivasi
64
guru
untuk
meningkatkan
kemampuan
dengan
menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
dan menyenangkan. Seperti yang sudah diterapkan
dalam pembelajaran yaitu Numbered Heads Together,
Talking Stick, Snowball Throwing dan Make a Match
sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang lebih lengkap. Pada waktu pelaksanaan supervisi
semua guru mempersiapkan dengan baik tentang
materi yang akan diajarkan. Guru mempersiapkan
persiapan
pembelajaran
yang
lebih
baik,
karena
pelaksanaan supervisi sudah terjadwal. Persiapan guru
meliputi perangkat pem-belajaran (silabus, RPP), alat
peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.
Melalui
semakin
pembinaan
termotivasi
secara
untuk
kelompok
memperbaiki
guru
proses
pembelajaran dengan perasaan gembira. Pelaksanaan
supervisi
yang
baik
akan
me-ningkatkan
proses
pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kinerja
guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
di
sekolah
meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif hasil belajar
peserta didik dari siklus I ke siklus 2 mengalami
peningkatan dan sudah mencapai KKM.
Melalui pembinaan secara kelompok serta diberi
contoh dari kepala sekolah, guru akan lebih memahami
penyusunan
rencana
dan
penerapan
model-model
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi yang dijalankan
sesuai
dengan
langkah-langkah
yang
benar
akan
meningkatkan proses pembelajaran. Penulis pernah
melihat secara langsung tiga orang guru kelas IA, IB
65
dan Guru PAI berlatih bersama mengajar, sebelum
disupervisi oleh kepala sekolah. Hal ini menunjukkan
motivasi guru dalam mengajar meningkat hasil dari
pembinaan kepala sekolah yang tepat.
Mutu pendidikan di sekolah tidak bisa dilepaskan
dari peran kepala sekolah dalam menjalankan fungsi
kepengawasan
Guru
yang
memiliki
dan
pembinaan
langsung
peran
meningkatkan
yang
kepada
berinteraksi
sangat
pengembangan
guru-guru.
dengan
penting
siswa
dalam
pembelajaran.
Salah
satu kunci keberhasilan pendidikan di sekolah adalah
peningkatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru
sebagai komponen sumber daya manusia, harus selalu
dimotivasi
dan
kemampuan
dapat
diberi
pembinaan
mengembangkan
melayani
peserta
agar
memiliki
potensinya,
sehingga
didik
sesuai
tingkat
perkembangan.
66