BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SD Negeri Walitelon Utara Temanggung

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Lokasi penelitian di SDN Walitelon Utara, yang
merupakan satu-satunya SD di Kelurahan Walitelon
Utara. Semula kelurahan ini menjadi bagian dari Desa
Walitelon, merupakan salah satu desa di kecamatan
Temanggung.

Desa Walitelon memiliki tiga sekolah

dasar, yaitu SD 1, SD 2, dan SD 3 Walitelon.

Pada

tahun 2004 Desa Walitelon diubah statusnya oleh
Pemerintah

Kabupaten

Temanggung


menjadi

kelurahan, dan wilayahnya dibagi menjadi dua, yaitu
Kelurahan Walitelon Selatan dan Kelurahan Walitelon
Utara.
SD Walitelon Utara semula merupakan SDN 3
Walitelon, didirikan pada tahun 1921. Selama ini sudah
mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah.
SDN Walitelon Utara berdiri di atas tanah bekas
bengkok/tanah kas Desa Walitelon, seluas 1300 m2.
Beberapa data dasar SD Walitelon Utara, sebagai
berikut:

39

Tabel 4.1
Keadaaan siswa (5 tahun terakhir)
No
1

2
3
4
5

Tahun Pelajaran
2010/2011
2011/2012
2012/2013
2013/2014
2014/2015

L
88
90
93
103
96

P

62
59
55
48
52

Jml
150
149
148
151
148

Sumber: Buku Keadaan Siswa SDN Walitelon Utara

Tabel 4.2
Karakteristik Kepala Sekolah dan Guru
No
Nama
Jumlah

Panel A menurut usia
1
21 -30 tahun
2
2
31-40 tahun
1
3
41-50 tahun
2
4
51-60 tahun
3
Jumlah
8
Panel B jumlah menurut kualifikasi pendidikan
1
D II
2
2

S-1
5
3
S-2
1
Jumlah
8
Panel C menurut jenis kelamin
L
1
P
7
Jumlah
8
Panel D menurut masa kerja sebagai guru
< 1 tahun
1
1 -10 tahun
2
11-20 tahun

1
21-30 tahun
4
Jumlah
8
Panel E menurut status kepegawaian
PNS
5
Wiyata Bakti
3
Sumber data: Lapor bulan SDN Walitelon Utara

Prosentase
25,0%
12,5%
25,0%
37,5%

25,00%
62,50%

12,50%

12,50%
87,50%

12,50%
25,00%
12,50%
50,00%

62,50%
37,50%

40

Berdasarkan umur terbanyak usia 51-60 tahun.
Tingkat

pendidikan


pendidikan

4

guru

kepala
(50%)

sekolah
sudah

S-2.

Tingkat

sesuai

dengan


kualifikasi akademik, sedangkan 2 guru berijazah D II
(25%) yang 1 guru sedang menempuh S-1, sedangkan 1
orang guru tidak linier karena berijazah sarjana
ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin hanya seorang
yang

laki-laki

dan

6

orang

perempuan.

Status

kepegawaian guru-guru SDN Walitelon Utara 5 orang
sebagai PNS sedangkan 3 orang berstatus Wiyata

Bakti/honorer. Lama mengajar cukup bervareasi dari
yang baru berpengalaman mengajar 9 bulan sampai 23
tahun.
SDN

Walitelon

Utara

adiwiyata.

Beberapa

kegiatan

merupakan
sekolah

sekolah
berstatus


adiwiyata di antaranya: peduli lingkungan, pembiasaan
hidup sehat dan pemanfaatan limbah organik dan an
organik. Penulis beserta

kepala sekolah dan dewan

guru bersama-sama dalam merancang alat pelajaran
untuk mendukung penerapan model pembelajaran
menggunakan

daur

ulang.

Bahan-bahan

yang

digunakan dari bahan bekas berupa kertas-kertas.
Bahan

kertas

bekas

tersebut

dimanfatkan

untuk

membuat topi bernomor, kartu pertanyaan dan kartu
jawaban, tongkat berhias, serta bola lempar dari kertas
untuk kegiatan berbalas pantun. Hal ini sejalan dengan
kegiatan rintisan sekolah adiwiyata di SDN Walitelon
Temanggung.

41

4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Perencanaan supervisi akademik.
Perencanaan merupakan awal sebuah proses
menuju

keberhasilan.

tahapan

yang

penelitian.

harus

Dalam
dilalui

Instrumen

perencanaan
dalam

digunakan

berisi

melaksanakan

untuk

mengum-

pulkan data berupa penilaian RPP, proses pembelajaran,

kegiatan

refleksi/tindak

penilaian,

lanjut.

wawancara

Penelitian

ini

dan

menguraikan

tindakan kepala sekolah melaksanakan pembinaan
kinerja guru dalam pembelajaran. 3 aspek pembinaan
meliputi

penyusunan

rencana

pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan kegitan penilaian baik
penilaian pengamatan maupun hasil belajar peserta
didik. Kepala sekolah pada tindakan 1 dan 2 menggunakan teknik pembinaan secara kelompok dikaitkan
dengan instrumen kinerja guru sesuai indikator. RPP
terdiri 14 indikator, observasi pembe-lajaran terdiri 20
indikator dan kegiatan penilaian ada 8 indikator. Pada
tindakan

3

dan

4

kepala

sekolah

di

samping

menjelaskan juga dengan memberi contoh penyusunan
RPP. Penulis melaksanakan pendam-pingan supervisi
akademik dalam 4 tindakan. Penelitian didahului
dengan

kegiatan

sosialisasi

dari

penulis

bersama

kepala sekolah kepada guru-guru di SDN Walitelon.
Kegiatan sosialisasi sudah dilaksa-nakan pada hari
Selasa tanggal 16 Maret 2015. Semua guru yang
menjadi subyek penelitian, hadir mengikuti kegiatan
sosialisasi.

42

Hari berikutnya tepatnya hari Rabu tanggal 20
Maret

2015

kepala

sekolah

memberi

pembinaan

kelompok dengan cara menjelaskan substansi dan
urutan rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah
selesai pembinaan kelompok, kepala sekolah memberi
tugas kepada guru-guru untuk menyusun RPP yang
akan dipraktekkan minggu depan. Kepala sekolah
memberi rambu-rambu yang harus ada pada RPP yaitu
pendekatan, model pembelajaran, metode, alat peraga
dan media yang digunakan.
Langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu

guru

dan

memberikan

jadwal

pelaksanaan supervisi akademik.
2. Memberitahu bahwa instrumen penilaian yang
digunakan sama dengan ketika sosialisasi.
3. Melaksanakan observasi kunjungan kelas.
4. Menyampaikan

ketercapaian

indikator/hasil

penilaian.
5. Melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan rencana tindak lanjut
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap
guru (setiap akhir observasi pembelajaran).
Setiap

selesai

pembelajaran

guru

dan

supervisor

melaksanakan refleksi/tindak lanjut. Kegiatan refleksi
meliputi:

hal-hal

yang

perlu

mendapat

perhatian

khusus, siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
dan catatan keberhasilan guru dalam pembelajaran
dan yang perlu diperbaiki/ditingkatkan agar pembelajaran

lebih

efektif.

Kepala

sekolah

memberikan

43

bimbingan

arahan

untuk

rencana

pembelajaran

berikutnya.
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Kepala sekolah melakukan empat kali observasi
kunjungan

kelas

mencakup

empat

dalam

dua

tahapan

siklus.
dari

Tindakan

perencanaan,

pelaksanaan/pengamatan dan refleksi.
4.2.2.1 Tindakan 1.
4.2.2.1.1 Tahap perencanaan
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 23 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 24 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 24
Maret 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 25 Maret
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam. Setelah
guru

menerima

jadwal

bisa

mempersiapkan

pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
4.2.2.1.2.Tahap pelaksanaan/observasi
Dalam

tahap

ini

supervisor

melakukan

pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Supervisor mengamati proses pembelajaran
dari awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan

mencatat perilaku dan temuan selama

pembelajaran. Observasi pertama : Guru kelas IA dan
IB

memilih

mata

pelajaran

IPA

materi

pelajaran

berbagai benda langit dan musim hujan pada kegiatan
manusia, model pembelajaran Talking Stick. Guru Kelas
II memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
pelajaran

ciri-ciri

tumbuhan

dan

hewan

model
44

pembelajaran Numbered Heads Together. Guru kelas III
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran cuaca dan
pengaruhnya terhadap manusia model pembelajaran
Make a Match. Guru kelas IV memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran berbalas pantun.
Guru kelas V memilih mata pelajaran IPA materi
pelajaran

sifat-sifat

cahaya

model

pembelajaran

Numbered Heads Together. Guru mapel Pendidikan
Agama Islam memilih materi kisah Nabi Abraham
dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.
Supervisor mencatat hasil temuan pembelajaran
pada buku pembinaan. Catatan dari kepala sekolah
tentang RPP, guru belum menuliskan materi pelajaran
secara terperinci. Artinya materi hanya ditulis judulnya
saja seharusnya materi ditulis sesuai butir-butir pada
indikator

pencapaian

kompetensi,

disesuaikan

karakteristik siswa dan aktifitas. Guru dapat diketahui
penguasaan materi pelajaran dari butir-butir indikator
yang ditulis. Langkah-langkah pembelajaran kurang
lengkap, terutama di bagian eksplorasi dan elaborasi.
Metode kurang bervareasi terutama metode yang bisa
menciptakan interaksi belajar peserta didik dengan
peserta didik yang lain. Penilaian yang disusun guru
masih minimalis artinya instrumen yang dipakai soal
bersifat

objektif

belum

dirancang

soal-soal

yang

memiliki tingkat kesulitan tinggi, misalnya bentuk
uraian.
Catatan

kepala

sekolah

dari

observasi

pembelajaran tindakan pertama penerapan modelmodel

pembelajaran

belum

berhasil.

Guru

menggunakan waktu belum sesuai dengan pembagian
45

yang ditulis pada RPP. Berakibat porsi penerapan
model

pembelajaran

tidak

mendapat

waktu

yang

cukup. Lembar kerja siswa yang digunakan guru
terlalu banyak, sehingga peserta didik yang mendapat
pertanyaan dari guru hanya sedikit. Penerapan model
pembelajaran
dilibatkan

belum

dengan

berhasil.

media

Peserta

yang

didik

dipakai,

tidak

misalnya

gambar video yang ditayangkan dari LCD. Kondisi
selama kegiatan pengamatan 7 orang guru di kelas
belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran.
Pelaksanaan pengamatan pembelajaran menggunakan
instrumen

dari

Badan

Pengembangan

Tenaga

Kependidikan, Badan PSDM dan PMP Kementerian
Pendidikan

Nasional.

Dengan

alasan

rubrik

lebih

terperinci sehingga memudahkan penilaian.
4.2.2.1.3 Tahap refleksi.
Kegiatan

refleksi

supervisi

kunjungan

kelas

dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran,
setelah jam efektif. Supervisor dan guru mengadakan
diskusi

tentang

temuan-temuan

dari

catatan

supervisor. Guru boleh mengutarakan pendapatnya.
Dari hasil refleksi tindakan pertama
guru sudah

diperoleh hasil

mau menerapkan pembelajaran inovatif

dan menyenangkan yang semula model tradisional
walaupun belum berhasil. Hasil supervisi akademik
dapat meningkatkan kesadaran guru menggunakan
model pembelajaran yang baru bukan mengandalkan
metode ceramah. Model pembelajaran make a match
yang dilaksanakan di kelas III kurang efektif karena
dalam satu kelas peserta didik harus bertukar kartu,
46

sehingga kelas menjadi gaduh, pembelajaran belum
berhasil. Kegiatan penilaian hasil belajar dari 7 orang
guru masih menggunakan salah satu teknik penilaian
yaitu isian. Belum ada produk penilaian psychomotor
dan guru belum melaksanakan analiasa nilai. Beberapa
indikator yang belum berhasil terlihat dari capaian
kinerja guru dalam pembelajaran di bawah ini.
Tabel 4.1
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 1
No
1
2
3
4
5
6
7

Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ

RPP
66
66
66
66
64
70
64

Komponen
Observasi
68
69
68
65
61
71
60

Rerata
Penilaian
69
69
69
66
63
66
63

67,7
68,0
67,7
65,7
62,7
69.0
62,3

Dari tabel di atas terlihat 7 guru dalam menyusun RPP
kategori cukup, pelaksanaan KBM 7 guru kategori
cukup dan kegiatan penilaian kategori cukup. Rerata 3
komponen kinerja guru tindakan pertama semua guru
menunjukkan kategori cukup. Tindakan ke dua kepala
sekolah memberi pembinaan secara kelompok lagi
dengan cara menjelaskan kembali indikator-indikator
kinerja guru dalam pembelajaran.
4.2.2.2. Tindakan 2
4.2.2.2.1 Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 30 Maret
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 31 Maret guru kelas IB dan V. Tanggal 1
47

April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 2 April 2015
guru mapel Pendidikan Agama Islam. Jadwal diberikan
agar

guru

bisa

mempersiapkan

kegiatan

belajar

mengajar.
4.2.2.2.2.Tahap pengamatan
Supervisor melaksanakan supervisi kunjungan
kelas. Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM. Supervisor
membubuhkan skor dan

mencatat perilaku dan

temuan selama pembelajaran. . Observasi pertama :
Guru kelas IA dan IB memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran berbagai benda langit dan musim
hujan pada kegiatan manusia, model pembelajaran
Talking Stick. Guru Kelas II memilih mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi pelajaran ciri-ciri tumbuhan
dan hewan model pembelajaran Numbered Heads
Together. Guru kelas III memilih mata pelajaran IPA
materi pelajaran cuaca dan pengaruhnya terhadap
manusia model pembelajaran Make a Match. Guru
kelas IV memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi pelajaran berbalas pantun. Guru kelas V
memilih mata pelajaran IPA materi pelajaran sifat-sifat
cahaya model pembelajaran Numbered Heads Together.
Guru mapel Pendidikan Agama Islam memilih materi
kisah

Nabi

Abraham

dengan

model

pembelajaran

Catatan dari supervisor tentang

RPP. Materi

Numbered Heads Together.
pelajaran pada RPP sudah ditulis terperinci. Artinya
urutan materi yang akan disajikan sudah sesuai
indikator pencapaian kompetensi, karakteristik siswa
48

dan

pengalaman

belajar.

Langkah-langkah

pembelajaran belum menunjukkan peningkatan masih
kurang lengkap, terutama kegiatan inti di bagian
eksplorasi
berhasil.

dan

elaborasi.

Penilaian

Metode

yang

diskusi

kurang

guru

hanya

disusun

menambah jumlah soal. Soal bersifat objektif belum
dirancang dengan tingkat kesulitan tinggi, misalnya
bentuk uraian.
Catatan dari observasi pembelajaran tindakan 2
penerapan
Artinya

model

pembelajaran

langkah-langkah

disesuaikan

dengan

ada

peningkatan.

pembelajaran

model

pembelajaran.

sudah
Guru

menggunakan waktu lebih efektif. Lembar kerja siswa
sudah disesuaikan dengan porsi peserta didik. Siswa
mulai dilibatkan dengan media yang dipakai. Misalnya
kelas I peserta didik maju ke depan kelas menceritakan
gambar-gambar yang diamati. Kondisi selama kegiatan
pengamatan di kelas secara umum ada
karena

peningkatan

guru menerapkan model pembelajaran untuk

ke dua kali.
4.2.2.2.3.Refleksi.
Refleksi supervisi akademik kunjungan kelas
dilakukan setiap selesai pelaksanaan pembelajaran.
Supervisor

menunjukkan

hasil

temuan

selama

pengamatan pembelajaran. Dari refleksi tindakan 2
guru sudah mulai memahami langkah-langkah sesuai
model

pembelajaran.

Supervisi

akademik

kepala

sekolah dapat meningkatkan kesadaran guru dalam
menggunakan model pembelajaran selangkah lebih
maju. Model pembelajaran

Numbered Heads Together

yang dilaksanakan di kelas IV belum berhasil karena
49

guru terlalu banyak memberi tugas kepada peserta
didik untuk membaca bacaan.

Dari 8 indikator

penilaian guru belum meberikan komentar pada hasil
belajar.

Belum

ada

produk

yang

dihasilkan

dari

penilaian psychomotor. Hasil capaian kinerja guru
tindakan ke dua.
Tabel 4.2
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 2
No
1
2
3
4
5
6
7

Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ

RPP
73
73
75
75
68
77
68

Komponen
Observasi
73
74
73
71
64
75
63

Rerata
Penilaian
78
75
78
75
69
75
69

74,7
74,0
75,3
73,7
67,0
75,7
66,7

Dari tabel di atas 7 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran kategori cukup. Kegiatan
penilaian 2 guru kategori baik. Namun demikian hasil
akhir dari 7 guru belum ada yang memperoleh kategori
baik.
4.2.3.3 Tindakan 3
4.2.2.3.1.Tahap perencanaan.
Supervisor menyusun jadwal kunjungan kelas
dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 13 April
2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan kelas
IV. Tanggal 14 April 2015 guru kelas IB dan V. Tanggal
15 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 16 April
2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
Pelaksanaan tindakan ke tiga tanggal 9 April 2015
kepala sekolah memberi pembinaan secara kelompok
50

dengan menjelaskan indikator per komponen juga
memberi contoh. RPP yang digunakan untuk memberi
contoh

mata

pelajaran

IPS

kelas

IV

materi

perkembangan teknologi. Model pembelajaran yang
digunakan

Numbered

pendekatan

Heads

pembelajaran

Together

aktif,

dengan

kreatif

dan

menyenangkan. Alasan di tindakan ke 3 kepala sekolah
menyusun rencana aksi tidak hanya memberi ceramah
atau mereview RPP tetapi menunjukkan contoh RPP
dan penerapan dalam pembelajaran serta kegiatan
penilaiannya.
4.2.2.3.2 Tahap pengamatan
Dalam

tahap

ini

supervisor

melakukan

pengamatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah
disepakati. Selanjutnya supervisor mengamati proses
pembe-lajaran
pengamatan

dari

awal

supervisor

sampai

akhir.

menggunakan

Selama

instrumen

pengamatan KBM memberi skor dan mencatat perilaku
dan temuan selama pembelajaran. Observasi ke tiga
guru menyusun RPP berbeda dengan observasi ke dua.
Bedanya Guru kelas IA, IB, II, III, IV membuat
rancangan

pembelajaran

pelajaran

tetapi

dari

masih

kelanjutan

materi

menggunakan

model

pembelajaran yang sama.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara

umum

keberhasilan
pembelajaran

sudah

menunjukkan

pembelajaran.
Talking

Stick

Untuk

peningkatan

kelas

peserta

I

model

didik

berani

mencoba memberi soal kepada peserta didik yang lain.
Hasilnya ada yang sudah lancar, ada yang harus
berfikir ulang. Untuk kelas V peserta didik mengalami
51

kendala pada kegiatan penilaian ketika diberi
dalam

bentuk

essay.

Guru

mencoba

lagi

soal
untuk

pembelajaran ke empat. Keberhasilan untuk tindakan
ke 3 penyusunan RPP, pelaksanaan pembelajaran ada
peningkatan 5 guru kategori baik.
4.2.2.3.3 Tahap refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk

bersama.

Supervisor

menanyakan

apakah

pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.3
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 3
No
1
2
3
4
5
6
7

Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ

RPP
80
80
82
80
75
82
73

Komponen
Observasi
83
83
81
80
74
85
71

Rerata
Penilaian
81
81
84
81
75
84
72

81,3
81,3
82,3
80,3
74,7
83,7
72,0

Dari tabel di atas 5 orang guru penyusunan RPP
dan observasi pembelajaran sudah kategori baik. 2
guru masih kategori cukup.
4.2.3.4 Tindakan 4
4.2.2.4.1 Tahap Perencanaan
Kepala sekolah menyusun jadwal kunjungan
kelas dan memberitahukan kepada guru. Tanggal 27
April 2015 observasi pembelajaran guru kelas IA dan
kelas IV. Tanggal 28 April 2015 guru kelas IB dan V.

52

Tanggal 29 April 2015 guru kelas III dan IV. Tanggal 30
April 2015 guru mapel Pendidikan Agama Islam.
4.2.2.4.2 Pengamatan
Supervisor mengamati proses pembelajaran dari
awal sampai akhir. Selama pengamatan supervisor
menggunakan instrumen pengamatan KBM memberi
skor dan

mencatat perilaku dan temuan selama

pembelajaran.
Kondisi selama kegiatan pengamatan di kelas
secara umum sudah baik. Penerapan model sudah
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Dari ke
3 komponen kinerja guru dalam pembelajaran sudah
mencapai target keberhasilan. Guru sudah melakukan
4 kali menerapkan model pembelajaran.
4.2.2.4.3 Refleksi
Setelah selesai pembelajaran supervisor dan guru
duduk

bersama.

Supervisor

menanyakan

apakah

pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Dari 7 guru
ada di bagian penilaian.
Tabel 4.4
Hasil analisa RPP dan observasi tindakan 4
No
1
2
3
4
5
6
7

Subjek
PS
IW
LS
DS
LA
WS
NZ

RPP
84
84
84
84
77
86
75

Komponen
Observasi
85
86
86
85
78
88
74

Rerata
Penilaian
84
84
88
84
78
88
75

84,3
84,7
86,0
84,3
77,7
87,3
74,7

53

Penelitian ini dinyatakan berhasilHasil akhir
penelitian sudah sesuai target. 6 orang guru kategori
baik, sedangkan satu guru kategori cukup cukup,
dilihat dari komponen tunggal maupun rerata dari 3
komponen pembelajaran.

4.3. Pembahasan.
Dari

hasil

wawancara

Warsiti

mengatakan

supervisi akademik adalah bimbingan dan pembinaan
yang diberikan kepala sekolah kepada guru-guru untuk
melaksanakan

kegiatan

belajar

mengajar

maupun

administrasi yang harus dikerjakan agar menjadi guru
yang profesional dan bisa melaksanakan kewajibannya. Dikuatkan Lilik Aryadi mengatakan pembinaan
yang dilakukan kepala sekolah kepada guru-guru
untuk

mengetahui

sejauh

mana

kegiatan

baik

pengerjaan administrasi kelas maupun kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan sesuai kaidah, untuk
meningkatkan fungsi pengajaran bagi guru tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah. Pelaksanaan supervis melalui perencanaan,
dengan

menyusun

program

supervisi,

sosialisasi

program pada guru kelas/mata pelajaran, penyusunan
jadwal pelaksanaan supervisi, instrumen supervisi,
pelaksanaan

supervisi

akademik,

evaluasi

hasil

supervisi, refleksi, dan diakhiri dengan tindak lanjut.
Kepala

sekolah

membuat

perencanaan,

membuat

jadwal dan disampaikan pada rapat sekolah, kemudian
masing-masing guru mencatat jadwalnya kapan dan
guru

menyiapkan

segala

sesuatu

di

antaranya
54

administrasi kelas termasuk perangkat pembelajaran
diantaranya RPP, analisa nilai, serta alat peraga yang
digunakan.
Lilik mengatakan, kegiatan supervisi akademik
direncanakan oleh kepala sekolah. Biasanya dalam
program kerja kepala sekolah ada kegiatan supervisi
akademik. Tiap bulan melihat absen peserta didik. RPP,
dan juga agenda mengajar tiap semester penilaian.
Diperkuat oleh Warsiti mengatakan: kepala sekolah
memberi

tahu

supaya

guru

menyiapkan

dengan

sunguh-sungguh. Kepala sekolah masuk ke kelas.
Guru menyediakan administrasi dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Kepala sekolah menunggui
kegiatan belajar mengajar dari kegiatan awal sampai
akhir. Lilik mengatakan, kepala sekolah masuk kelas,
mengambil posisi tempat duduk yang disiapkan guru
kelas. Setelah kepala sekolah siap, guru melaksanakan
pembelajaran.

Kepala

sekolah

menunggui

dan

mengamati. Setelah selesai kepala sekolah memberi
masukan,

yang

intinya

memberi

kekurangan-kekurangan

pembinaan

untuk

atas

per-baikan

pembelajaran yang akan datang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah.

Langkah-langkah

yang

dilakukan

kepala

sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik:
1. Memberitahu

guru

dan

jadwal

pelaksanaan

supervisi akademik.
2. Memberikan lembar penilaian pada guru tentang
indikator yang akan dinilai oleh kepala sekolah .
3. Pelaksanaan supervisi kelas saat PBM berlangsung.
55

4. Melakukan evaluasi ketercapaian indikator.
5. melakukan refleksi dengan guru.
6. Memberikan tindak lanjut.
7. Mengevaluasi program tindak lanjut terhadap guru
Lilik

mengatakan

seseorang

yang

akan

disupervisi kuatir dan rendah diri. Tetapi kepala
sekolah tidak semata-mata supervisi walaupun duduk
tidak lantas melihat terus menerus biasanya kepala
sekolah bisa ngemong perasaan supaya tidak takut.
Kepala sekolah membawa instrumen dan buku catatan
pembinaan. Manfaat karena dengan supervisi jadi tahu.
Meningkatkan kualitas pembelajaran dapat menerima
masukan. Niat diri meningkatkan pem-belajaran.
Warsiti

mengatakan

administrasi

menjadi

lengkap dan dikerjakan, mengajar juga baik dengan
metode dan model yang benar. Hasil belajar peserta
didik

meningkat.

Lebih

inovasi

mengikuti

perkembangan jaman. Tidak ketinggalan dan mampu
bersaing.

Dengan

model

pembelajaran

lebih

menyenangkan tidak membosankan dan lebih menarik.
Suasana yang lebih aktif, karena dipraktekkan.
Refleksi
1. Guru dan kepala sekolah memahami keberhasilan
dan kegagalan KBM.
2. Guru dan kepala sekolah mengetahui kelengkapan
dan kekurangan administrasi kelas.
3. Guru dan kepala sekolah mampu mencari solusi
dalam mengatasi kesulitan dan permasalahan PBM.

56

4. Guru dan kepala sekolah mampu memberikan
tindak

lanjut

yang

tepat

demi

keberhasilan

pembelajaran.
Warsiti mengatakan model NHT. Interaksi guru
dan siswa lebih aktif, lebih menyenangi pelajaran.
Terjadi komunikasi yang baik antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa. Timbul tutor sebaya.
Siswa memiliki semangat tinggi harus bisa karena
dituntut oleh teman satu kelompok. Menciptakan daya
saing, bersaing dengan kelompok yang lain. Ya, terbukti
dari pembelajaran awal, siklus pertama dan siklus ke
dua hasil belajar siswa meningkat. Siswa terlihat aktif,
gembira

dan

sangat

pembelajaran.

antusias

saat

Pembelajaran

mengikuti

terasa

tidak

membosankan karena suasana belajar seperti bermain.
Pembelajaran penuh keceriaan banyak canda antara
guru dan siswa, hingga waktu berakhir tanpa terasa.
Achmad Badawi (2009:17), mengatakan bahwa
guru mengajar dikatakan berkualitas apabila seorang
guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam
usaha mengajarnya.
Pelaksanaan

supervisi

diawali

dengan

me-

nyiapkan blanko supervisi. Pada waktu pelaksanaan
supervisi semua guru mempersiapkan dengan baik
tentang materi yang akan diajarkan dan perlengkapan
sesuai model pembelajaran. Guru benar-benar mempersiapkan secara optimal.
Guru semakin termotivasi untuk memperbaiki
proses pembelajaran sehingga di kelas lebih menarik
57

bersemangat dan gembira. Guru semakin tertantang
untuk me-ningkatkan penguasaan materi. Interaksi
antara

guru

dan

kepala

sekolah

menjadi

akrab.

Demikian pula interaksi guru dan siswa lebih baik.
Pelaksanaan supervisi yang baik akan meningkatkan
proses pembelajaran, sehingga akan meningkatkan
kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah
meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif walaupun
pada siklus I belum begitu bagus tetapi siklus 2
menunjukkan grafik naik. Pendekatan kepala sekolah
menjalin komunikasi lebih hangat imbasnya semangat
kerja guru meningkat.
Berdasarkan
dokumen
sudah

hasil

menunjukkan

dilaksanakan

wawancara
bahwa

sesuai

dan

program

rencana

studi

supervisi

yang

telah

disusun. Kepala sekolah sudah mensupervisi 7 guru
dengan menggunakan instrumen penilaian. Tindakan
ke 4 ada kendala mundur 1 minggu disebabkan adanya
kegiatan latihan ujian kelas VI tingkat kabupaten
Temanggung.
Kepala

sekolah

sudah

melakukan

observasi

kunjungan kelas 4 kali tatap muka di kelas. Kepala
sekolah melaksanakan pembinaan secara kelompok.
Kegiatan supervisi akademik yang telah dilakukan
kepala sekolah terdiri 3 tahap yaitu:
Tahap pertemuan awal:
a. kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab.
b. kepala sekolah bersama guru membahas tentang
fokus perhatian supervisi.
58

c. kepala sekolah dan guru menyepakati intrumen
supervisi.
Tahap pelaksanaan:
a. kepala sekolah menempati tempat yang sudah
disediakan,

letaknya

tidak

mengganggu

pembelajaran.
b. kepala sekolah mencatat temuan-temuan secara
lengkap dan rinci
c. fokus observasi kelas pada aspek yang mendukung
penerapan model pembelajaran.
d. ucapan perilaku guru yang kurang sesuai dicatat.
Tahap tindak lanjut:
a. kepala sekolah memberi penguatan terhadap penampilan guru yang sudah bagus.
b. kepala sekolah mengajak guru menelaah tujuan
dan aspek pembelajaran.
c. menanyakan perasaan guru setelah menjalankan
pembelajaran.
d. kepala sekolah menunjukkan data yang telah dianalisis.
e. menanyakan pendapat tentang hasil observasi.
f.

guru menentukan rencana pembelajaran berikutnya.
Dari hasil pengamatan pembelajaran tindakan

pertama. Langlah-langkah yang dilalui: pertemuan
awal, pertemuan inti, dan pertemuan akhir. Bantuan
perlu

diberikan

kepada

guru,

karena

guru

pada

umumnya masih mendapat kesulitan dalam menyusun
RPP,

melaksanakan

kegiatan

pem-belajaran,

serta

kegiatan penilaian. Dengan adanya kegiatan supervisi
59

akademik

dari

kepala

sekolah

skor

kinerja

yang

diperoleh guru meningkat.
Kepala

sekolah

sudah

menjalankan

tugas

pokoknya memberikan pembinaan kepada guru di
sekolah. Sebagai pimpinan lembaga di sekolah dapat
memberi

solusi

kesulitan,
bersama

kepada

menjadi
dalam

guru

tempat

ketika

bertanya

memperbaiki

kinerja

menghadapi
dan

diskusi

dalam

pem-

belajaran. Hasil supervisi tindakan satu dan dua
semua guru masih kategori cukup sedangkan tindakan
ke tiga meningkat lima guru kategori baik tindakan ke
empat meningkat, enam guru kategori baik dan satu
guru kategori cukup.
Supervisi kepala sekolah telah memberi dampak
positif terhadap kinerja guru. Supervisi akademik yang
dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
sekolah sebagai

supervisor memiliki dorongan yang

kuat dalam bekerja, memiliki sifat, dan sikap positif,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik
dalam

bekerja.

Semua

kemampuan

itu

sangat

membantu ketika guru mengalami kesulitan.
Sesuai

dengan

prinsip

supervisi

yang

di-

kemukaan Sahertian prinsip kerja sama supervisi
”sharing of idea, sharing of experience”, memberi
support

mendorong,

tumbuh

bersama.

menstimulasi

Prinsip

guru,

konstruktif

sehingga

dan

kreatif

menjadikan setiap guru termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas serta mampu mencipta-kan

60

susasana kerja yang menyenangkan bukan melalui
cara-cara yang menakutkan.
Teori

supervisi

pengetahuan,

menyatakan

kemahiran

dan

terbukti

inter-personal,

dan

kemahiran teknikal merupakan pra-syarat yang perlu
ada pada seorang supervisor. Dengan itu dapatlah
supervisor berfungsi ke arah supervisi pembelajaran
sebagai pengembangan yaitu tugasnya dalam aspek
pengembangan

kurikulum,

penembangan

observasi

profesionalisme

guru

dan

selanjutnya

menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik.
Persyaratan sudah dimiliki kepala SDN Walitelon Utara.
Kualifikasi

kepala

sekolah

berpendidikan

S-2,

pengalaman menjadi kepala sekolah 4 tahun hasil ME
nilai

kategori

baik

dan

sering

membantu

dalam

penilaian kinerja guru.
Guru yang memiliki kinerja yang baik dan
profesional dalam implementasi kurikulum memiliki
ciri-ciri:

“mendesain

program

pembelajaran,

me-

laksanakan pembelajaran dan menilai hasil peserta
didik”

(Basyirudin

menyusun

RPP

dan
tidak

Usman,
bisa

2002:83).

Dalam

dilepaskan

dengan

pengetahuan yang dimiliki guru itu sendiri.

Seperti

yang diutarakan dalam teori Gibson bahwa faktor
utama yang mempengaruhi kinerja individu berkaitan
dengan kompetensi yang harus dimiliki individu yaitu
kompetensi pengetahuan.
Kepala

sekolah

yang

memiliki

kompetensi

supervisi akademik dapat meningkatkan moral kerja
guru,

menjadikan

panutan

dan

menjadi

tempat
61

bertanya bila ada kesulitan dalam menyusun RPP,
sehingga guru dapat berperan lebih baik dalam pekerjaanya ataupun kinerja guru dalam pembelajaran
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa 7 peran kepala
sekolah atau sering disebut EMASLIM berfungsi dengan
baik.
Kepala sekolah melakukan supervisi kunjungan
kelas melalui observasi pembelajaran. Difokuskan pada
perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis.
Mulai dari tahap perencanaan, peng-amatan, dan
analisis

yang

pembelajaran

intensif

dengan

terhadap

tujuan

untuk

penampil-an
memperbaiki

proses pembelajaran.
Tindakan ke empat menunjukkan total 7 guru
yang diteliti 6 guru kategori baik dan 1 guru kategori
cukup. Satu guru tersebut baru mencapai nilai 74,3.
Untuk guru yang kinerjanya bagus bisa mencapai nilai
87,3

(baik)

karena

memiliki

semangat

mengajar,

menggunakan metode tepat, pemilihan media dan alat
bantu dapat menunjang keaktifan peserta didik dan
sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran.
Guru memperoleh hasil akhir kategori baik.
Supervisi

akademik

yang

didukung

oleh

kompetensi kepala sekolah akan memberikan manfaat
yang besar bagi guru. Kompetensi yang dimiliki berupa
pengetahuan

maupun

ketrampilan

akan

mampu

melaksanakan supervisi dengan baik. Tuntutan dalam
penilaian pada penelitian ini lebih tinggi, karena tidak
hanya merujuk pada hasil melainkan merujuk pada
proses dan hasil penilaian. Guru sudah melaksanakan
62

penilaian pengamatan dan di akhir proses, tersedianya
dokumen penilaian pengetahuan, sesuai kaidah dan
waktu dalam melakukan penilaian, adanya produk
hasil

penilaian,

serta

komentar

guru

pada

hasil

ulangan.
Kinerja

guru

dalam

pembelajaran

pada

komponen penilaian meningkat dari siklus I terendah
63,0 kategori cukup meningkat di siklus II nilai
terendah 75,0. Guru sudah melaksanakan kegiatan
penilaian

bukan

pengelolaan
Kesimpulannya

hanya

pada

penilaian
dari

hasil

yang

siklus

I

ke

melainkan

sesungguhnya.
siklus

II

ada

peningkatan, 6 orang guru memperoleh nilai di atas
76,0 dengan kategori baik dan 1 guru memperoleh nilai
75,0 kategori cukup.
Berdasarkan

data

di

atas

terbukti

bahwa

supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru
dalam pembelajaran. Penelitian ini memiliki kesamaan
dengan penelitian terdahulu.
Penelitian

yang

dilakukan

Sutikno

tentang

pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap kinerja
guru dalam pembelajaran di SMAN se kota Mamuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas supervisi
akademik dan kinerja guru mempunyai hubungan yang
positif.

Hubungan

antara

kualitas dalam

aspek

bimbingan pembelajaran berpengaruh positif terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan
oleh Dawawi tentang pelaksanaan supervisi akademik
oleh pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan
63

profesional guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada

SMPN

menunjukkan

1

Bengkayang.

bahwa

Hasil

pelaksanaan

penelitian

supervisi

oleh

pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan
guru

dalam

pengelolaan

KBM,

dapat

mengubah

kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional,

aspek

perencanaan

dan

pengelolan

lain

penelitian

pembelajaran.
Penelitian

yang

adalah

yang

dilakukan oleh Putu Prapta tentang hubungan kualitas
pengelolaan supervisi akademik kepala sekolah dan
iklim kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri
kecamatan
penelitian

Negara

kabupaten

menunjukkan

Jembrana.

terdapat

Hasil

kontribusi

yang

positif dan signifikan antara supervisi akademik dengan
kinerja guru dan mengindikasikan bahwa efektivitas
supervisi

akademik

cukup

optimal

dalam

mempengaruhi kinerja guru.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh
Tauhaposan

Panjaitan

tentang

pengaruh

supervisi

akademik dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja
guru (studi kasus pada SMP Negeri Kecamatan Percut
Seituan Deli Serdang). Hasil penelitian menunjukkan
hasil supervisi kategori kurang. Merupakan fakta yang
harus ditindaklanjuti untuk melakukan pembinaan
kepada

guru-guru

secara

berkelanjutan

tentang

peranan dan fungsi yang harus dilaksanakan secara
maksimal.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, kepala
sekolah sebagai supervisor mendorong, memotivasi
64

guru

untuk

meningkatkan

kemampuan

dengan

menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
dan menyenangkan. Seperti yang sudah diterapkan
dalam pembelajaran yaitu Numbered Heads Together,
Talking Stick, Snowball Throwing dan Make a Match
sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang lebih lengkap. Pada waktu pelaksanaan supervisi
semua guru mempersiapkan dengan baik tentang
materi yang akan diajarkan. Guru mempersiapkan
persiapan

pembelajaran

yang

lebih

baik,

karena

pelaksanaan supervisi sudah terjadwal. Persiapan guru
meliputi perangkat pem-belajaran (silabus, RPP), alat
peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.
Melalui
semakin

pembinaan

termotivasi

secara

untuk

kelompok

memperbaiki

guru
proses

pembelajaran dengan perasaan gembira. Pelaksanaan
supervisi

yang

baik

akan

me-ningkatkan

proses

pembelajaran, sehingga akan meningkatkan kinerja
guru dan prestasi belajar siswa. Keinginan guru untuk
memperbaiki

proses

pembelajaran

di

sekolah

meningkat. Berdasarkan hasil tes formatif hasil belajar
peserta didik dari siklus I ke siklus 2 mengalami
peningkatan dan sudah mencapai KKM.
Melalui pembinaan secara kelompok serta diberi
contoh dari kepala sekolah, guru akan lebih memahami
penyusunan

rencana

dan

penerapan

model-model

pembelajaran. Pelaksanaan supervisi yang dijalankan
sesuai

dengan

langkah-langkah

yang

benar

akan

meningkatkan proses pembelajaran. Penulis pernah
melihat secara langsung tiga orang guru kelas IA, IB
65

dan Guru PAI berlatih bersama mengajar, sebelum
disupervisi oleh kepala sekolah. Hal ini menunjukkan
motivasi guru dalam mengajar meningkat hasil dari
pembinaan kepala sekolah yang tepat.
Mutu pendidikan di sekolah tidak bisa dilepaskan
dari peran kepala sekolah dalam menjalankan fungsi
kepengawasan
Guru

yang

memiliki

dan

pembinaan

langsung

peran

meningkatkan

yang

kepada

berinteraksi
sangat

pengembangan

guru-guru.

dengan
penting

siswa
dalam

pembelajaran.

Salah

satu kunci keberhasilan pendidikan di sekolah adalah
peningkatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru
sebagai komponen sumber daya manusia, harus selalu
dimotivasi

dan

kemampuan
dapat

diberi

pembinaan

mengembangkan

melayani

peserta

agar

memiliki

potensinya,

sehingga

didik

sesuai

tingkat

perkembangan.

66