T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Pendekatan Lean Six Sigma untuk Peningkatan Mutu Lulusan (Studi pada PPs. MMP UKSW Salatiga) T2 BAB IV
Bab 4
Hasil dan Pembahasan
4.1 Profil
PPs.
Magister
Manajemen
Pendidikan UKSW Salatiga
Program
Pascasarjana
Magister
Manajemen
Pendidikan Universitas Satya Wacana berlokasi di Jl.
Diponegoro No. 52-60 Salatiga berdiri sejak Agustus
2001 dengan peringkat akreditasi terakhir pada tahun
2015 adalah A. Sejak berdiri sampai sekarang PPs.
MMP UKSW sudah meluluskan lebih dari 300 lulusan
yang tersebar dan bekerja di institusi pendidikan
Indonesia.
Lulusan
yang
dihasilkan
PPs.
MMP
UKSW
memiliki beberapa kompetensi yang diuraikan dalam
borang reakreditasi PPs. MMP UKSW tahun 2014
sebagai berikut:
4.1.1 Kompetensi Utama
Kompetensi utama lulusan PPs. MMP UKSW
adalah memiliki daya pikir dan penalaran yang luas
dalam bidang manajemen pendidikan dan persekolahan
sehingga selain mampu untuk memecahan masalah
(problem
solver)
dan
mengatasi
kesulitan
(trouble
shooter) namun lulusan juga mampu untuk melakukan
konsultasi
yang
bertujuan
untuk
pengembangan
inovasi pendidikan baik itu dalam organisasi profesi,
dinas pendidikan maupun sekolah, selain itu lulusan
PPs. MMP UKSW juga memiliki kemampuan untuk
1
melakukan penelitian bidang manajemen pendidikan
dan
publikasi jurnal nasional terakreditasi maupun
internasional.
4.1.2 Kompetensi Pendukung
Lulusan
PPs.
MMP
UKSW
dituntut
untuk
memiliki sikap dan prilaku yang menjunjung etika
ilmiah
dan
mencerminkan
kematangan
intelektual
sehingga secara efektif lulusan baik mandiri ataupun
dalam tim mampu menggunakan referensi keilmuan
manajemennya selain untuk merencanakan namun
mampu untuk melaksananakan penelitian baik itu
kuantitatif,
kualitatif
maupun
pengembangan
dan
menghasilkan karya tulis, serta mereview karya ilmiah.
Adapun kompetensi pendukung lain yang dimiliki
lulusan
yaitu
kemampuan
untuk
mengemukakan
pemikirannya secara jelas baik lisan maupun tulisan
dan dapat mengorganisasikan kajian mandiri mereka
secara efektif dan efisien.
4.1.3 Kompetensi Lain
Selain
kompetensi
utama
dan
pendukung,
lulusan PPs. MMP UKSW juga menguasai beberapa
kompetensi lain
yang bersumber dari
matakuliah
pilihan yang diajarakan selama kuliah, yaitu lulusan
mampu untuk secara kritis dan bertanggung jawab
mengemukakan pendapat mereka, memiliki pikiran
yang terbuka yang bisa menerima kritik saran, dan
mampu untuk saling transfer pengetahuan dan praktik
yang dimiliki dengan orang lain. Selain itu, selama
menjalani proses perkuliahan maupun bimbingan,
2
lulusan PPs. MMP UKSW dibekali dengan prinsip
kejujuran ilmiah dalam melaksanakan penelitian untuk
menghindari adanya tindakan plagiasi.
Pembekalan
kemampuan-kemampuan
tersebut
diperoleh melalui proses perkuliahan yang didampingi
oleh dosen-dosen yang berkompetensi dan memiliki
pengalaman
yang
luas
dalam
bidang
manajemen
pendidikan. Kompetensi ini perlu dimiliki lulusan
melihat semakin meningkatnya tantangan dunia kerja
saat ini. Jumlah lulusan PPs. MMP UKSW yang
memiliki kemampuan tersebut selama 5 tahun terakhir
(2008-2013) diperlihatkan pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Jumlah Mahasiswa Masuk dan Lulusan
PPs. MMP UKSW Tahun 2008-2013
Tahun
Jumlah Mahasiswa
Jumlah Lulusan
Akademik
Masuk
2008/2009
56
16
2009/2010
65
22
2010/2011
68
51
2011/2012
70
52
2012/2013
75
53
Total
334
194
Sumber: Buku Lulusan PPs. MMP UKSW, 2014
Melalui
tabel
4.1
dapat
dilihat
bahwa
jumlah
mahasiswa masuk selama 5 tahun terakhir mengalami
perubahan yang baik karena terjadi peningkatan setiap
tahunnya. Hal yang
sama juga diperlihatkan pada
kolom jumlah lulusan yang hampir setiap
tahunnya
mengalami peningkatan. Namun jika dibandingkan
jumlah
terdapat
mahasiswa
selisih
masuk
yang
cukup
dan
jumlah
signifikan,
lulusan
misalnya
mahasiswa yang masuk tahun 2010-2011 adalah
3
sebanyak 68 mahasiswa dan 2 tahun kemudian pada
tahun 2012-2013 lulusannya hanya sebanyak
53
lulusan, jumlah lulusan ini sudah termasuk lulusan
yang masuk pada tahun sebelum tahun ajaran 20102011. Secara tidak langsung selisih ini menunjukan
bahwa meskipun sebagian besar mahasiswa mampu
menempuh masa studi tepat waktu tapi masih ada
mahasiswa-mahasiswa yang lulus lebih dari masa studi
ideal yang ditentukan
program studi yaitu selama 4
semester atau ≤ 2 tahun.
Selain jumlah mahasiswa dan lulusannya, progdi
mencatat bahwa PPs. MMP UKSW memiliki himpunan
alumni yang dijadikan sebagai wadah partisipasi dan
jembatan
untuk
tetap
menjaga
hubungan
yang
bermakna antara program studi dengan alumni (PPs.
MMP UKSW, 2014). Selain menjadi media dalam
mensosialisasikan
program
dan
kegiatan
progdi,
himpunan alumni juga merupakan partisipan aktif
dalam berbagai kesempatan kuliah umum, seminar dan
pemberi masukan-masukan seperti masukan untuk
pengembangan
kurikulum
sekolah,
kebijakan
pendidikan dan program inovasi pendidikan.
4.2 Hasil
Bagian hasil ini terdiri dari 5 tahap metodologi
DMAIC
yaitu
Define
untuk
mendefiniskan
permasalahan yang ada, Measure untuk mengetahui
pencapaian program studi selama ini yang diukur
melalui level sigma, Analyze untuk menentukan akar
permasalahan, Improvement untuk mencari alternatif
solusi sebagai strategi peningkatan mutu lulusan dan
4
Control sebagai langkah terakhir yaitu mencari teknikteknik yang dapat digunakan supaya strategi yang
diberikan dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
Untuk
kepentingan
diatas,
adapun
piranti-
piranti/tools yang digunakan selama penelitian, yaitu
studi dokumentasi (borang reakreditasi, evaluasi diri,
data lulusan) yang dibantu dengan pedoman akreditasi
program studi magister tahun 2009, wawancara,
flowchart process, tabel koversi Motorola Six Sigma’s
Process (Gaspersz & Fontana, 2011), diagram fishbone,
FGD (Focus Group Discussion), dan 5Whys.
4.2.1 Define
Sesuai dengan definisi yang sudah dijelaskan
sebelumnya, tahap define merupakan tahap untuk
mengidentifikasi prioritas masalah yang sedang terjadi
saat ini di PPs. MMP UKSW. Prioritas masalah tersebut
perlu dikaji ulang untuk mendapatkan solusi yang
mampu memperbaiki dan meningkatkan mutu program
studi secara berkelanjutan. Mutu program studi yang
dimaksud adalah secara khusus berkaitan dengan
mutu lulusan.
Pengidentifikasian
prioritas hal yang hendak
dianalisis dilakukan dengan menilai hasil pencapaian
lulusan PPs. MMP UKSW selama 5 tahun terakhir
(2008-2013) melalui
rekaman data lulusan secara
keseluruhan serta penilaian
penilaian
ditentukan
dengan
langsung. Hasil akhir
melihat
harkat
dan
peringkat setiap elemen penilaian dengan pilihan:
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K) dan
Sangat Kurang (SK).
5
Menurut
pedoman
akreditasi
program
studi
magister tahun 2009, penilaian tentang standar mutu
lulusan
yang
dipaparkan
dalam
poin
4
tentang
mahasiswa dan lulusan dapat dikelompokkan menjadi
tiga elemen penilaian yang khusus menilai mutu
lulusan yaitu: (a) hasil akhir lulusan yang terdiri dari
rata-rata IPK dan rata-rata masa studi, (b) evaluasi
kompetensi lulusan oleh pengguna (employer) terhadap
mutu alumni dalam dunia kerja, dan (c) partisipasi
lulusan sebagai alumni pada program studi. Ketiga
elemen penilaian tesebut dinilai dan diuraikan sebagai
berikut:
A. Hasil Akhir Lulusan (Masa Studi dan IPK)
Rangkuman tentang hasil akhir lulusan PPs. MMP
UKSW
selama
5
tahun
terakhir
(2008-2013)
diperlihatkan pada tabel 4.2. Penentuan baik tidaknya
hasil penilaian bergantung pada hasil total rata-rata
yang didapatkan dan kemudian dilanjutkan dengan
perhitungan standar deviasi untuk mengetahui tingkat
variabilitas.
Tabel 4. 2 Hasil Akhir Lulusan PPs. MMP UKSW 2008-2013
Rata-rata Masa Studi
Tahun Akademik
Rata-rata IPK
(bulan)
2008/2009
3.48
29
2009/2010
3.4
27
2010/2011
3.58
24
2011/2012
3.49
28
2012/2013
3.56
29
Total rata-rata
3.52
25.2
Penilaian
Baik
Baik
Standar Deviasi
0.22
9.21
Sumber: Buku Lulusan dan Evaluasi Diri PPs. MMP UKSW, diolah.
6
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa rata-rata IPK
setiap tahunnya sudah baik dengan total rata-rata
selama 5 tahun terakhir 3.52. Hasil ini membawa
penilaian rata-rata IPK untuk akreditasi PPs. MMP
UKSW
adalah
baik.
Perhitungan
standar
deviasi
3.52±0.22 juga menjadi pendukung baiknya hasil
penilaian, karena hasil ini menandakan rendahnya
variabilitas atau dengan kata lain range persebaran
data masih dalam batas penilaian baik yaitu antara
3.25 < IPK ≥ 3.5 (BAN-PT, 2009).
Hasil yang kurang lebih serupa ditemukan dalam
hal masa studi lulusan. Total rata-rata jangka waktu
yang diperlukan
bulan.
adalah sekitar 2,1 tahun atau 25,2
Pencapaian
ini
sebenarnya
masih
belum
memenuhi batas normal yang ditentukan program
studi yaitu 4 semester (Evaluasi diri PPs. MMP UKSW,
2014), namun dalam penilaian akreditasi penilaiannya
sudah termasuk baik. Meskipun demikian, pencapaian
ini tidak didukung dengan perhitungan nilai standar
deviasi yaitu sebesar 25.2±9.21 dimana tingginya nilai
standar deviasi ini menandakan tingginya variabilitas
atau dengan kata lain range persebaram data jauh dari
rata-rata. Penilaian masa studi akan tetap baik apabila
hasil standar deviasi adalah maksimal 25.2±5 dengan
pertimbangan bahwa kategori penilaian baik menurut
akreditasi
jika
masa
studi
≤
30
bulan.
Dengan
pertimbangan bahwa salah satu fokus dari konsep Lean
Six Sigma adalah menurunkan variasi, maka besarnya
tingkat variabilitas yang ditemukan pada masa studi ini
7
dianggap sebagai salah satu permasalahan penentu
mutu lulusan PPs. MMP.
Permasalahan dalam hal masa studi tidak hanya
ditemukan berdasarkan tingkat variabilitasnya namun
berdasarkan hasil yang ditunjukkan tabel 4.3 bahwa
masih banyak mahasiswa yang menempuh masa studi
lebih dari masa ideal yang ditentukan program studi.
Tabel 4. 3 Jumlah Lulusan PPs. MMP UKSW 2008-2013
Tahun
Jumlah
Jumlah Lulusan
Prosentase Lulus
Akademik
Lulusan
Tepat Waktu
Tepat Waktu (%)
2008/2009
16
7
43,75
2009/2010
22
8
36,36
2010/2011
51
34
66,67
2011/2012
52
31
59,61
2012/2013
53
20
37,73
Total
194
100
51,55
Sumber: Buku Lulusan dan Borang Reakreditasi PPs. MMP UKSW
2014, diolah
Tabel
4.3
memperlihatkan
jumlah
total
lulusan
dibandingkan jumlah lulusan tepat waktu. Nampak
pada kolom ketiga bahwa jumlah mahasiswa yang lulus
tidak tepat waktu masih dapat dikategorikan banyak
melihat prosentase yang paling tinggi hanya menyentuh
angka 66%. Meskipun rata-rata prosentase jika dinilai
berdasarkan matriks penilaian akreditasi menghasilkan
penilaian baik, namun dengan mempertimbangkan
kecilnya angka prosentase yang paling rendah yaitu
36% dan disertai dengan tingginya nilai variabilitas
masa
studi
yang
ditemukan
sebelumnya,
maka
lamanya masa studi yang ditempuh mahasiswa untuk
lulus menjadi salah satu permasalahan yang perlu
dikaji lebih lanjut.
8
B. Evaluasi Kompetensi Lulusan oleh Pengguna
(employer)
Elemen
evaluasi
penilaian
kompetensi
selanjutnya
lulusan
adalah
dalam
tentang
dunia
kerja.
Evaluasi ini dilakukan oleh pengguna (employer) yang
memperkerjakan lulusan PPs. MMP UKSW. Adapun
Sembilan jenis kemampuan yang dinilai yaitu: (1)
integritas (etika dan moral), (2) keahlian berdasarkan
bidang ilmu profesionalisme, (3) keluasan wawasan
antar disiplin ilmu, (4) kepemimpinan, (5) kerjasama
dalam tim, (6) bahasa asing, (7) komunikasi, (8)
penguasaan teknologi informasi, dan (9) pengembangan
diri. Tabel 4.3 memperlihatkan hasil penilaian yang
diperoleh program studi tentang kemampuan lulusan
PPs. MMP UKSW dalam dunia kerja yang direkam
progdi dalam borang reakreditasi tahun 2014.
Melalui tabel 4.3, dari kesembilan jenis kemampuan
yang dinilai, integritas (etika dan moral) lulusanlulusan PPs. MMP UKSW diakui sangat baik oleh
sebanyak 29 pengguna (96.67%) sedangkan prosentase
paling kecil terlihat pada kemampuan berbahasa asing
yaitu
hanya
sebanyak
12
pengguna
(40%)
yang
menilainya sangat baik.
No
1
2
Tabel 4. 4 Hasil Evaluasi Kompetensi Lulusan oleh
Pengguna (employer)
Tanggapan Pihak Pengguna (%)
Jenis
Sangat
Kemampuan
Baik
Cukup Kurang
Baik
Integritas (etika
96.67
3.33
dan moral)
Keahlian
berdasarkan
73.33 26.67
bidang ilmu
Penilaian
(%)
33.63
9
3
4
5
6
7
8
9
profesionalisme
Keluasan wawasan
antar disiplin ilmu
Kepemimpinan
Kerjasama dalam
tim
Bahasa asing
Komunikasi
Penggunaan TI
Pengembangan diri
63.33
36.67
73.33
16.67
76.67
23.33
40.00 43.33
83.33 13.33
90.00 10.00
80.00 20.00
A=
B=
Total
693.33 176.76
Sumber: Borang Reakreditasi PPs. MMP UKSW
10.00
16.67
3.33
0.00
0.00
C= 30
D= 0
Sangat
Baik
2014, diolah.
Hasil penilaian milik program studi yang tercantum
dalam borang reakreditasi tersebut didukung dengan
adanya
beberapa
lembar
penilaian
terpisah
yang
dilakukan dengan mengunjungi langsung pengguna
lulusan
(employer)
yang
bersedia
mengisi
lembar
penilaian yang diperlihatkan pada tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Hasil Evaluasi Kompetensi Lulusan oleh Pengguna
(employer)
Tanggapan Pihak Pengguna
Jenis
No
Sangat
Cuku Kurang
Kemampuan
Baik (%)
Baik (%)
p (%)
(%)
Integritas (etika
1
50
50
dan moral)
Keahlian
berdasarkan
2
75
25
bidang ilmu
profesionalisme
Keluasan
3
wawasan antar
25
75
disiplin ilmu
4
Kepemimpinan
50
50
10.00
Kerjasama dalam
5
25
75
tim
6
Bahasa asing
100
7
Komunikasi
100
Penggunaan
8
teknologi
50
50
informasi
10
Pengembangan
25
75
diri
Sumber: Hasil wawancara pengguna lulusan (employer), diolah.
9
Penilaian terpisah pada tabel 4.5 secara garis besar
memberikan hasil yang sama dengan hasil penilaian
yang ada pada borang program studi bahwa dari
kesembilan
lulusan
jenis
sudah
kemampuan
mampu
secara
keseluruhan
menguasainya
dengan
kekurangan yang terletak pada kemampuan bahasa
asing. Hasil ini mengasumsikan bahwa penerapan
bahasa
asing
dalam
proses
perkuliahan
belum
maksimal.
Dari hasil evaluasi yang sudah digambarkan diatas,
meskipun nampak bahwa kemampuan berbahasa asing
lulusan masih dianggap cukup, namun topik ini tidak
dikaji lebih lanjut. Hal ini dilatarbelakangi oleh hasil
secara keseluruhan dari kesembilan jenis kemampuan,
delapan kemampuan diantaranya diakui oleh pihak
pengguna (employer) sudah baik. Melihat baiknya hasil
yang
sudah
dicapai,
maka
kompetensi
lulusan
dianggap tidak termasuk masalah yang crucial.
C. Partisipasi Lulusan/Alumni
Berdasarkan penilaian akreditasi program studi
magister 2009
ada 4 bentuk partisipasi aktif yang
diperlukan progdi dari lulusan, yaitu: (1) sumbangan
dana; (2) sumbangan fasilitas; (3) masukkan untuk
perbaikan proses pembelajaran; dan (4) pengembangan
jejaring. Melalui borang reakreditasi PPs. MMP UKSW
tahun 2014 tercatat bahwa saat ini lulusan sudah aktif
dalam 2 bentuk partisipasi, yaitu
pertama memberi
11
masukkan untuk perbaikkan proses pembelajaran dan
pengembangan jejaring guna menunjang peningkatan
mutu. Kedua, lulusan juga aktif dalam
mengikuti
kuliah umum maupun seminar yang diadakan oleh
program
studi.
partisipasi
Sedangkan
dalam
sumbangan
bentuk
fasilitas
partisipasi
sumbangan
masih
belum
lain
yaitu
dana
nampak
dan
jelas.
Sumbangan fasilitas yang nampak hanyalah terdapat
satu buah printer sebagai sumbangan yang digunakan
di TU PPs. MMP UKSW.
Hasil
penilaian
yang tercantum dalam borang
reakreditasi tersebut didukung melalui hasil penilaian
secara langsung dari beberapa alumni yang bersedia
memberikan
pernyataan
tentang keaktifan
mereka
sebagai lulusan PPs. MMP UKSW. Seluruh responden
memberikan
jawaban
yang
sama
yaitu
keaktifan
mereka sementara ini baru meliputi 2 hal yang sudah
disebutkan
diatas
yaitu
pemberi
masukan
untuk
perbaikan proses pembelajaran dan pengembangan
jejaring,
namun
partisipasi
mereka
tersebut
juga
sehingga
tidak
membatasi
kemungkinan
untuk
memberikan partisipasi selanjutnya dalam bentuk lain
sangat terbuka. Dengan demikian penilaian untuk
partisipasi alumni ini tergolong cukup karena alumni
baru memberikan dua dari empat bentuk partisipasi
yang diperlukan.
Dari ketiga jenis elemen penilaian diatas yang
dibagi menjadi empat deskriptor (hasil IPK, lama masa
studi,
evaluasi
pengguna,
dan
partispasi),
jika
diurutkan berdasarkan prioritas elemen penilaian yang
12
memiliki harkat dan peringkat dari yang paling baik,
maka partisipasi alumni menduduki peringkat terakhir
dengan harkat dan peringkat cukup. Sedangkan elemen
penilaian lain yaitu evaluasi pengguna terhadap kinerja
lulusan menghasilkan harkat dan peringkat sangat
baik dan rata-rata IPK serta masa studi mendapat
harkat
dan
peringkat
baik.
Namun
dengan
mempertimbangkan tingginya nilai variabilitas masa
studi lulusan yang ditunjukkan melalui besarnya angka
standar deviasinya dan masih kecilnya prosentase
mahasiswa yang lulus tidak tepat pada waktunya,
sehingga masalah yang hendak dianalisis selanjutnya
adalah sebagai berikut:
1. Masa studi yang ditempuh lebih dari masa ideal ≤ 2
tahun (4 semester).
2. Partisipasi alumni/lulusan belum mencapai 4 bentuk
partisipasi aktif yaitu dalam bentuk sumbangan
dana, fasilitas, masukkan untuk perbaikan proses
pembelajaran, dan pengembangan jejaring.
4.2.2 Measure
Tahap measure merupakan tahap selanjutnya
yang dilakukan untuk mengukur masalah yang sudah
ditentukan
sebelumnya
melalui
tahap
define.
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui ukuran
dasar masalah sebelum Lean Six Sigma diaplikasikan
yang
kemudian
akan
dibandingkan
dengan
pencapaiannya sesudah Lean Six Sigma diaplikasikan.
Dengan adanya pengkuran ini, tingkat keberhasilan
pendekatan Lean Six Sigma dalam penelitian ini dapat
diketahui.
13
A. Masa Studi
Sesuai dengan temuan dalam tahap define bahwa
masalah yang hendak dianalisis lebih lanjut yang
pertama adalah tentang masa studi, maka langkah
awal yang dilakukan dalam pengukuran ini adalah
menjabarkan proses yang ditempuh mahasiswa selama
menjalani masa studi sampai lulus. Penjabaran proses
masa studi ini disajikan melalui flowchart process pada
gambar 4.1.
Matrikulasi
1-2
bulan
T
Lulus
Y
Bimbingan dan
Penelitian
Persetujuan Ujian
Tesis
± 1 tahun
Perkuliahan
1 tahun
Pendaftaran
Ujian Tesis
Pendaftaran ujian
Proposal
1-3 minggu
Ujian Proposal &
Permintaan SK
Pembimbing
Ujian Tesis
Revisi
Tanpa Revisi
T
Lulus
1 minggu
Lulus
Y (revisi)
Persetujuan SK
Pembimbing
Alumni
Gambar 4. 1 Flowchart Process Masa Studi di PPs. MMP UKSW
14
Gambar 4.1 menunjukkan alur proses masa studi yang
perlu dilalui mahasiswa sejak awal perkuliahan sampai
lulus. Calon mahasiswa yang sudah diterima melalui
berbagai
proses
penyaringan
mengikuti
masa
matrikulasi/pra-kuliah selama kurang lebih 2 bulan
dengan 3 matakuliah yaitu filsafat pendidikan, bahasa
Inggris dan komputer literasi. Setelah dinyatakan lulus
dari matrikulasi, mahasiswa mengikuti perkuliahan
yang ditempuh selama 3 semester atau 1 tahun.
Selesai
perkuliahan,
mahasiswa
diharapkan
langsung mengikuti ujian proposal, dengan berbagai
persiapan
yang
sudah
dilakukan
sejak
masa
perkuliahan dengan waktu tambahan 1-3 minggu
setelahnya.
Saat
ujian
proposal
dilaksanakan,
mahasiswa sekaligus mengajukan permintaan dosen
pembimbing. Jika ujian proposal dinyatakan lulus
melalui berbagai revisi yang diberikan dosen penguji,
maka mahasiswa menunggu SK pembimbing. Lamanya
sampai SK pembimbing dikeluarkan membutuhkan
waktu 1-2 minggu. Ketika SK pembimbing sudah
dikeluarkan maka mahasiswa bisa mulai melakukan
pembimbingan dengan dosen pembimbing yang sudah
disetujui.
Pembimbingan
memerlukan
waktu
dan
kurang
penelitian
lebih
1
rata-rata
tahun
dan
mahasiswa siap melaksanakan ujian tesis.
Setelah mengetahui proses-proses yang perlu dilalui
mahasiswa selama mengikuti masa studi di PPs. MMP
UKSW, selanjutnya dari hasil rekaman pada tabel 4.3
dilakukan
perhitungan
DPMO
(Defect
per
million
opportunities) masa studi berdasarkan persamaan 3.1
15
dan dikonversi ke level Sigma menurut tabel konversi
Motorola Six Sigma’s Process (Gaspersz & Fontana,
2011).
���� =
�������
× 1.000.000
������� ������������� ��� ���� × �������������
Persamaan 3.1 Rumus menghitung DPMO
Tabel 4. 6 Level Sigma Masa Studi PPs. MMP UKSW
Jumlah
Prosentase
Jumlah
Lulusan
Lulus
Tahun
Lulusan
Tidak Tepat
Tepat
DPMO
Akademik
(Opportuni
Waktu
Waktu
ties)
(Defect)
(Yield)
2008/2009
16
7
43,75%
437500
2009/2010
22
8
36,36%
636364
2010/2011
51
34
66,67%
333333
2011/2012
52
31
59,61%
403846
2012/2013
53
20
37,73%
622642
Total
194
100
51,55%
484536
Sumber: Borang Reakreditasi PPs. MMP UKSW 2014, diolah.
Level
Sigm
a
1,66
1,15
1,93
1,74
1,19
1,54
Tabel 4.6 menyajikan angka konversi level sigma
dari hasil perhitungan DPMO berdasarkan data yang
diperoleh melalui buku Evaluasi Diri PPs. MMP UKSW
2014. Dapat dilihat bahwa saat ini, PPs. MMP USKW
masih berada pada level 1,54 sigma untuk masa studi.
Level
yang
masih
jauh
dari
angka
6
ini
mengindikasikan bahwa permasalahan masa studi
adalah crucial sehingga perlu dianalisis dengan sebaik
mungkin untuk meningkatkan level sigma masa studi
lulusan selanjutnya.
B. Partisipasi Lulusan
Selanjutnya, pengukuran kedua bertujuan untuk
mengukur keaktifan partisipasi lulusan atau alumni
terhadap program studi. Pengukuran ini dilakukan
16
melalui pengambilan data wawancara kepada beberapa
alumni lulusan PPs. MMP UKSW yang sebelumnya
pada
tahap
define
telah
dijelaskan.
Hasil
dari
pengukuran ini tidak dapat disajikan dengan level
Sigma karena jenis data yang dikumpulkan tidak
mendukung,
dilanjutkan
penilaian
namun
kedalam
permasalahan
tahap
berdasarkan
analyze
akreditasi
ini
melihat
magister
akan
hasil
yang
ditemukan pada tahap define adalah masih cukup.
4.2.3 Analyze
Tahap analyze adalah langkah selanjutnya yang
dilakukan dimana hasil dari pengkuran tahap measure
dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan aktivitasaktivitas apa saja yang dianggap sebagai pemborosan
yang tidak bernilai tambah. Pemborosan ini diketahui
melalui
penemuan
akar-akar
Tool/piranti utama yang digunakan
permasalahan.
pada tahap ini
adalah diagram Fishbone dibantu dengan brainstorming
melalui FGD (Focus Group Disscussion) teknik round
robin. Selain itu, teknik bantuan lain yang digunakan
adalah
5 Whys untuk mencari akar permasalahan
yaitu dengan bertanya mengapa sebanyak 5 kali atau
sampai akar permasalahan ditemukan dan tidak bisa
diuraikan lagi. Penerapan piranti-piranti ini melibatkan
beberapa
narasumber
yang dianggap kritis dan
mampu memberikan kontribusi.
A. Masa Studi
Dalam
penelitian
ini
untuk
menentukan
permasalahan sampai akar permasalahan masa studi
17
dilakukan FGD sebanyak 3 kali. FGD pertama yang
dilakukan terdiri dari 4 mahasiswa dengan status 2
diantaranya sudah lulus dengan masa studi lebih lama
dari masa ideal, kemudian yang 1 belum mengikuti
ujian proposal meskipun sudah kurang lebih setahun
menyelesaikan
merupakan
penulisan
perkuliahan,
mahasiswa
tesis. Hasil
dan
yang
dari
yang
masih
FGD
ini
terakhir
sementara
tidak dapat
digunakan dalam diagram fishbone karena kurangnya
data yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena
kurangnya
antusias
dari
peserta
dan
kurangnya
pengalaman peneliti dalam menjadi moderator. Namun
hasil dari FGD pertama ini digunakan kembali sebagai
referensi untuk melaksanakan FGD kedua.
FGD yang kedua dilaksanakan 3 minggu sesudah
FGD pertama, peserta yang dilibatkan mengalami
sedikit perubahan. Hanya 1 peserta dari FGD pertama
yang mengikuti FGD kedua. Jumlah peserta dalam
FGD
kedua
adalah
4
orang
dengan
peneliti
diikutsertakan sebagai peserta FGD karena peneliti
juga termasuk salah satu objek yang terlibat langsung
dalam
topik penelitian ini, sedangkan 2 peserta lain
sudah lulus dengan masa studi lebih dari masa ideal
dan 1 peserta lain belum ujian proposal meskipun
sudah
lebih dari setahun selesai masa perkuliahan.
Moderator adalah salah satu mahasiswa yang juga
merupakan lulusan PPs. MMP UKSW namun sudah
memiliki pengalaman dalam memimpin diskusi dan
sudah menguasai sebelumnya tentang topik penelitian
ini. FGD yang kedua berlangsung selama kurang lebih
18
60 menit dengan hasil yang diperlihatkan pada diagram
fishbone gambar 4.2.
Menurut hasil diskusi ini, seluruh peserta setuju
bahwa kondisi keseluruhan
proses masa studi yang
ditempuh selama ini baik-baik saja. Namun ketika
pertanyaan mulai masuk dalam topik pembahasan
tentang masih adanya sejumlah mahasiswa yang belum
mampu menempu masa studi ideal, seluruh peserta
menyatakan bahwa pemborosan utama merupakan
pemborosan waktu (waiting) yang berasal dari lamanya
proses yang dibutuhkan mahasiswa untuk menulis
proposal dan menyelesaikan tesis. Berbagai pendapat
kemudian dinyatakan oleh setiap peserta secara bergilir
tanpa
adanya
interupsi
dan
sanggahan
tentang
berbagai alasan yang melatarbelakangi lamanya masa
studi
yang
diutarakan
ditempuh.
peserta
Setiap
kemudian
pernyataan
ditulis
yang
dan
dikelompokkan berdasarkan 5M (Man, Method, Material,
Money, Machines). Hasil dari brainstorming FGD yang
pertama ini oleh peneliti dimasukkan kedalam diagram
fishbone yang kemudian menjadi bahan utama untuk
FGD yang selanjutnya.
19
Method/Process (PBM&bimbingan)
Man
Tidak semua mahasiswa berlatar
belakang sarjana kependidikan
Selama
perkuliahan
mahasiswa
belum
menemukan topik penelitian
Mata
kuliah
metodologi
penelitian
tidak
dimanfaatkan
untuk
memulai
proposal
Topik
penelitian
dipahami
Mahasiswa kesulitan membagi
waktu dengan pekerjaan
belum
Mahasiswa memiliki kebiasaan menunda
Pergantian
topik
oleh
dosen ditengah penulisan
tesis
Mahasiswa kurang motivasi
Mahasiswa kesulitan mencari referensi
Mahasiswa
menunggu
sampai perkuliahan selesai
(3sem.) untuk mencari topik
penelitian
Mahasiswa malas mencari referensi
Kemampuan
menulis
mahasiswa yang terbatas
Anggota seangkatan tidak kompak
Belum
langganan
jurnal MP
ada
khusus
Material (Buku/Jurnal)
Jurnal/artikel/buku
khusus
Manajemen
Pendidikan yang tersedia
di perpustakaan masih
terbatas
(belum
uptodate)
Money
Biaya
diluar
awal
Masa
Studi >2
penelitian
perkiraan
Machines (SarPras)
Gambar 4. 2 Diagram Fishbone Masa Studi > 2tahun
20
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa permasalahan
pada umumnya bersumber pada man yang memberikan
12
poin
permasalahan.
Dari
kategori
5M
yang
ditentukan, method dan man menjadi topik utama
pembahasan. Sedangkan permasalahan dalam material
dan money dianggap tidak crucial bahkan untuk sarana
dan prasarana tidak ditemukan permasalahan yang
menyebabkan lamanya masa studi.
Selang 2 minggu setelah FGD yang kedua dilakukan,
peneliti mengadakan FGD yang ketiga dengan peserta
yang
sama.
Tujuan
FGD
ketiga
adalah
memilih
permasalahan yang dianggap crucial berdasarkan hasil
brainstorming sebelumnya. Setiap peserta secara bergilir
satu persatu diberikan kesempatan untuk memilih
beberapa masalah yang dianggap crucial dari pilihanpilihan yang disajikan melalui diagram fishbone yang
dapat dilihat pada gambar 4.2.
Melalui
berbagai
pertimbangan
bersama
maka
disepakati terdapat 3 masalah vital yang crucial yaitu
dua masalah berasal dari Man: (1) mahasiswa kurang
motivasi dan (2) kemampuan mahasiswa yang terbatas,
kemudian 1 masalah lain berasal dari Method: (3) mata
kuliah metodologi penelitian tidak dimanfaatkan untuk
memulai
penulisan
proposal.
Selanjutnya,
dari
3
masalah yang sudah disepakati tersebut, seluruh peserta
secara terus menerus saling berdiskusi menjelaskan
penyebab dari permasalahan
sampai akar penyebab
permasalahannya ditemukan. Hasil pembahasan ini
diperlihatkan pada tabel 4.7.
21
Tabel 4. 7 Akar Permasalahan Masa Studi Lulusan > 2 tahun
Akar
Permasalahan 1
Man (mahasiswa dan dosen)
Mahasiswa
Motivasi mahasiswa dalam
kurang
mengikuti
perkuliahan
motivasi
adalah (1) faktor gengsi
terhadap
rekan
sejawat/terdapat
kecemburuan sosial dalam
dunia kerja, (2) faktor hanya
sekedar memenuhi tugas
belajar yang diwajibkan oleh
lembaga tempat bekerja
Kemampuan
1. Mahasiswa
sebelumnya
menulis
tidak terbiasa menulis karya
mahasiswa
ilmiah
yang terbatas
2. Mahasiswa malas untuk
berpikir maupun membaca
yang
menyebabkan
kebiasaan
menulis
yang
seharusnya sudah dilatih
melalui
tugas
penulisan
paper pada setiap mata
kuliah tidak dimanfaatkan
karena kebiasaan copy paste
atau bahkan “dikerjakan
orang lain”
Permasalahan
Akar
Permasalahan 2
Akar
Permasalahan 3
Akar
Permasalahan 4
Motivasi yang ada hanya
sekedar
motivasi
ekstrinsik
bukan
intrinsik atau dengan
kata lain motivasinya
hanya sekedar untuk
mencari gelar semata
1a. Background sarjana
tidak
membiasakan
mahasiswa menulis
1b. Sebagian mahasiswa
sudah lama lulus sarjana
dan
pekerjaannya
sekarang
tidak
berhubungan
dengan
menulis karya ilmiah
2. Sebagian mahasiswa
memiliki
profesi
lain
selain sebagai mahasiswa
yang
membutuhkan
waktu dan tenaga yang
lebih banyak
1. Kemampuan
1. Kriteria
menulis
belum penilaian
terlalu
tentang
dipertimbangkan
kemampuan
sebagai salah satu menulis
calon
kualifikasi
calon mahasiswa
mahasiswa baru
dalam
proses
2. Kesibukan
seleksi
belum
pekerjaan
maksimal
profesinya
menyebabkan
terbatasnya
waktu
yang tersedia untuk
mengerjakan tugas
kuliah atau tesis
22
Permasalahan
Akar Permasalahan 1
Akar Permasalahan 2
Akar Permasalahan 3
Mahasiswa
belum
mendapatkan ide topik
penelitian
yang
cocok
selama masa perkuliahan
1. Kemampuan.
Mahasiswa
kesulitan
mengikuti
alur
jalannya perkuliahan
dengan semestinya
2. Minat.
Mahasiswa
menganggap
mata
kuliah
metodologi
penelitian
hanya
sebagai
pemenuhan
tugas kuliah
Akar
Permasalahan 4
Method/Process (PBM)
Mata kuliah
metodologi
penelitian
tidak
dimanfaatkan
untuk
memulai
proposal
Mahasiswa
menunggu
sampai semua mata kuliah
selesai
dipelajari
yaitu
selama tiga semester baru
mereka
mencari
topik
penelitian.
1.
Mahasiswa
tidak melakukan
persiapan
sebelum
memulai
PBM
dengan
membaca materi
perkuliahan
2.
Kurangnya
kesadaran
mahasiswa
untuk memulai
penenulisan
proposal seawal
mungkin
23
Hasil
dari
permasalahan
tabel
4.7
yang
memperlihatkan
ditemukan
5
akar
berdasarkan
3
permasalahan crucial yang ditentukan sebelumnya. Dari
kelima akar permasalahan yang ditemukan, beberapa
poin menjelaskan tentang kesulitan mahasiswa selama
perkuliahan. Dampak dari kesulitan-kesulitan selama
perkuliahan tersebut tidak terlalu nampak pada proses
pembelajaran namun akan berpengaruh pada lamanya
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
penulisan
proposal
maupun penyelesaian tesis.
Selanjutnya, dari kelima akar permasalahan yang
ditemukan dapat diidentifikasi pemborosan dan jenis
pemborosan.
Pemborosan
ini
dikualifikasi
untuk
memenuhi tujuan utama dari Lean Six Sigma yaitu
memperbaiki
dan
mereduksi
pemborosan.
Pada
umumnya pemborosan yang teridentifikasi merupakan
permasalahan
Namun
tidak
yang
sudah
semua
ditemukan
sebelumnya.
permasalahan
merupakan
pemborosan, sehingga melalui tabel 4.8 diperlihatkan
pemborosan-pemborosan yang dapat direduksi melalui
perbaikan akar permasalahan.
Tabel 4. 8 Pemborosan
Akar Permasalahan
Pemborosan
Motivasi kuliah hanya untuk Mahasiswa
tidak
memiliki
mencari gelar
motivasi untuk meningkatkan
kompetensinya
Kriteria
penilaian
tentang Calon mahasiswa yang masuk
kemampuan
menulis
calon tidak
memenuhi
kriteria
mahasiswa dalam proses seleksi kemampuan menulis yang
belum maksimal
diperlukan
Kesibukan pekerjaan profesi lain Mahasiswa
menunda
mahasiswa
menyebabkan penulisan proposal maupun
terbatasnya waktu yang tersedia penyelesaian revisi tesis
untuk mengerjakan tugas/tesis
24
Mahasiswa
tidak
melakukan
persiapan sebelumnya dengan
membaca materi perkuliahan
yang akan ditempuh
Kurangnya kesadaran mahasiswa
untuk memulai menulis proposal
seawal mungkin
Mahasiswa
menunggu
perkuliahan dimulai dalam
kelas baru mau membaca
materi
Mahasiswa
menunda
penulisan proposal
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemborosan yang
sering ditemukan adalah terjadi pada faktor sumber daya
manusia.
pemborosan
Selain
jenis
itu,
pemborosan
waiting.
Dalam
pemborosan waiting merupakan
lain
adalah
penelitian
ini,
salah satu penyebab
dari permasalahan utama yang ditemukan tentang
banyaknya mahasiswa yang menempuh masa studi lebih
dari batas ideal ≤ 2tahun. Senada dengan hasil flowchart
process masa studi pada gambar 4.1, pemborosan
waiting yang paling banyak terjadi
adalah
selama
penelitian dan penyelesaian tesis yang membutuhkan
waktu ±1 tahun.
B. Partisipasi Lulusan
Piranti atau tool yang digunakan untuk menemukan
akar permasalahan dalam hal partisipasi lulusan adalah
5Whys yang memberikan pertanyaan mengapa sebanyak
lima kali atau sampai akar permasalahan ditemukan dan
tidak bisa diuraikan lagi kepada narasumber yaitu
alumni PPs. MMP UKSW. Tabel 4.9 merupakan hasil dari
penerapan 5Whys yang dimaksud.
25
Tabel 4. 9 Akar Permasalahan Kurangnya Partisipasi Lulusan
Akar
Permasalahan Penyebab
Permasalahan 2
Adanya
Sumber
Kesibukan
kerja
lulusan
menyebabkan
lulusan
hanya
kerenggang informasi
an antara dari
progdi memiliki waktu yang terbatas untuk
alumni dan belum
mengakses
sendiri
sumber
program
termanfaatka informasi yang disediakan progdi
studi
n secara aktif dan himpunan alumni
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa permasalahan utama
yang
menyebabkan
karena
program
adanya
Akar
adalah
menyediakan
namun
kerenggangan
studi.
ditemukan
kurangnya
antara
permasalahan
program
studi
informasi
secara
yang
aktif
lulusan
lulusan
pertama
memang
informasi-informasi
sumber
dimanfaatkan
partisipasi
yang
yang
sudah
diperlukan
disediakan
oleh
dan
lulusan.
belum
Dengan
banyaknya kesibukan yang dimiliki lulusan, waktu yang
dimiliki
mereka
untuk
mengakses
sendiri
sumber
informasi yang disediakan hanya terbatas, sehingga
tidak heran bahwa lulusan/alumni bukannya tidak
pernah namun jarang terlibat aktif dalam kegiatan yang
diadakan program studi.
4.2.4 Improvement
Tahap selanjutnya adalah mencari alternatif solusi
berdasarkan akar permasalahan yang sudah ditemukan
sebelumnya dalam tahap analyze. Tahap ini disebut
tahap Improvement. Tool/piranti utama yang digunakan
adalah FGD yang melibatkan narasumber atau peserta
diskusi
yang
sama
dengan
FGD
yang
dilakukan
sebelumnya. Tool/piranti lain yang digunakan adalah in
depth
interview
kepada
lulusan/alumni
untuk
26
menentukan alternatif solusi yang bisa diberikan supaya
keaktifan partisipasi lulusan/alumni bisa ditingkatkan.
A. Masa Studi
Dalam
berurutan
alternatif
pernyataan
FGD,
setiap
diminta
solusi.
peserta
memberikan
Setelah
tersebut
sekali
masukan
pernyataan
kemudian
lagi
di
secara
sebagai
disampaikan,
diskusikan
lagi
keefektifannya. Hasil dari FGD ini selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.10.
Dari 5 akar penyebab permasalahan yang ditemukan
sebelumnya, terdapat 6 alternatif solusi yang ditawarkan
sebagai strategi peningkatan mutu lulusan untuk progdi.
Aplikasi berbagai strategi yang ditawarkan melalui tabel
4.10
dilakukan
pada
proses
perkuliahan.
Hal
ini
bertujuan untuk menghindari banyaknya waktu yang
digunakan mahasiswa untuk penulisan proposal dan
penyelesaian tesis.
27
Permasalahan
Mahasiswa
kurang motivasi
Kemampuan
menulis
mahasiswa yang
terbatas
Mata
kuliah
metodologi
penelitian
tidak
dimanfaatkan
untuk
memulai
proposal
Tabel 4. 10 Alternatif Solusi untuk Masa Studi
Akar Permasalahan
Alternatif Solusi
1. Memaksimalkan proses seleksi tahap wawancara
untuk mengcover motivasi mahasiswa
Motivasi kuliah hanya untuk
2. Memaksimalkan peran pembimbing akademik dan
mencari gelar
peran sebagai dosen untuk memotivasi mahasiswa
supaya “stay on track”
Kriteria
penilaian
tentang
Menambahkan mata kuliah penulisan akademis saat
kemampuan
menulis
calon
pra kuliah sebagai matakuliah “optional” bersama
mahasiswa dalam proses seleksi
dengan bahasa Inggris dan komputer literasi
belum maksimal
Kesibukan
pekerjaan Mewajibkan penyertaan keterangan tidak plagiat
menyebabkan terbatasnya waktu dalam setiap tugas paper seperti pada penulisan tesis
yang tersedia untuk mengerjakan sebagai motivasi mahasiswa mengerjakan sendiri tugas
tugas kuliah/tesis
tanggung jawabnya
Menerapkan kebijakan masing-masing dosen untuk
Mahasiswa
tidak
melakukan
memastikan mahasiwa membaca materi perkuliahan
persiapan
sebelumnya
dengan
sebelum proses belajar mengajar dimulai yang
membaca materi perkuliahan
dilakukan rutin setiap awal pertemuan.
1. Memaksimalkan peran pembimbing akademik dan
Kurangnya kesadaran mahasiswa peran dosen untuk memotivasi mahasiswa supaya
untuk mulai menulis proposal “stay on track”
seawal mungkin
2. Mahasiswa aktif bertanya tentang topik-topik
penelitian kepada dosen disetiap mata kuliah
28
B. Partisipasi Lulusan
Akar
permasalahan
ditemukan
sebagai
sebelumnya
adalah
pemborosan
tidak
yang
maksimalnya
pemanfaatan sumber informasi yang disediakan program
studi untuk menjangkau lulusan karena kesibukan kerja
mereka. Untuk menanggapi hal tersebut, alternatif solusi
yang ditawarkan dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4. 11 Alternatif Solusi untuk Partisipasi Alumni
Permasalahan
Akar Permasalahan
Alternatif Solusi
Kesibukan kerja lulusan
menyebabkan
lulusan Memaksimalkan
Adanya
hanya memiliki waktu pemanfaatan Student
kerenggangan
yang
terbatas
untuk email account yang
antara progdi
mengakses
sendiri disediakan
dan lulusan/
sumber informasi yang universitas sejak dari
alumni
disediakan progdi dan awal perkuliahan
himpunan alumni
Menurut tabel 4.11, salah satu alternatif solusi yang
bisa
dilakukan
pemanfaatan
adalah
Student
dengan
email
memaksimalkan
account
yang
sudah
disediakan universitas. Tujuan pemberian email ini
adalah
untuk
memudahkan
pihak
kampus
dalam
menjangkau banyaknya mahasiswa maupun alumni
UKSW yang tersebar diseluruh Indonesia. Tujuan ini bisa
tercapai
jika
sejak
awal
perkuliahan,
mahasiswa
dibiasakan untuk selalu menggunakan email ini. Namun
pada praktiknya, fasilitas ini
belum termanfaatkan
secara maksimal, bahkan masih ada mahasiswa PPs.
MMP UKSW yang tidak mengetahui adanya fasilitas ini.
Kondisi ini meminimkan hasil usaha kampus untuk
tetap “keep in touch” dengan alumni.
Melalui fasilitas email ini diharapkan alumni/lulusan
bisa dengan mudah dijangkau oleh program studi. UKSW
29
sendiri memiliki Alumni Newsletter SWAN (Satya Wacana
Alumni News) yang baru terbit perdana bulan Mei 2015,
jadi selain dengan memberikan informasi langsung
melalui email, Newsletter ini juga bisa dimanfaatkan
program studi untuk bisa menjaring alumni/lulusan
dengan
aktif
menerbitkan
informasi-informasi
yang
diperlukan.
4.2.5 Control
Tahap yang terakhir dilakukan pada Lean Six
Sigma adalah tahap control, dimana tujuan dari tahap ini
adalah untuk memastikan bahwa seluruh alternatif
solusi yang ditemukan sebelumnya dapat diterapkan
sebagaimana mestinya sampai 6 sigma bisa tercapai.
Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang
ada, salah satu cara yang bisa dijadikan sebagai
referensi program studi pada tahap control adalah
dengan
mempertimbangkan
tawaran
strategi
dalam
improvement untuk dimasukan kedalam angket sebagai
evaluasi yang secara
rutin disebarkan pada akhir
perkuliahan setiap semester.
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian menurut metodologi DMAIC yang
sudah dijelaskan sebelumnya selanjutnya secara lebih
detail dibahas sebagai berikut:
4.3.1 Kondisi Mutu Lulusan PPs. MMP UKSW
Deskripsi secara umum tentang kondisi mutu
lulusan PPs. MMP UKSW saat ini diperlihatkan melalui
tahap Define, Measure dan sebagian pada tahap Analyze.
Tahap Define menjelaskan bahwa secara keseluruhan
30
kondisi mutu lulusan PPs. MMP UKSW sudah memadai.
Hal ini didukung dengan akreditasi A yang mampu
dipertahankan
progdi
sejak
tahun
2010
sampai
reakreditasi terbaru tahun 2015. Namun, pengaplikasian
Lean Six Sigma dalam penelitian ini menemukan bahwa
terdapat 2 permasalahan utama yang perlu diperhatikan
progdi demi peningkatan mutu lulusan secara terus
menerus.
Dua permasalahan yang didefinisikan dalam tahap
Define adalah lamanya masa studi yang ditempuh
lulusan dan kurangnya partispasi alumni. Partisipasi
alumni mendapat predikat cukup karena selama ini
alumni PPs. MMP UKSW baru aktif dalam 2 dari 4
bentuk partisipasi yang diharapkan progdi. Sedangkan
perhitungan rata-rata masa studi lulusan sebenarnya
sudah menunjukkan angka dengan predikat baik yaitu
2,1 tahun atau 25,2 bulan, tapi standar deviasi yang
ditemukan adalah 25,2±9,21. Angka ini menunjukkan
tingginya variabilitas, sedangkan tujuan utama aplikasi
Lean Six Sigma adalah menurunkan variabilitas.
Kemudian, hasil dari tahap Measure menunjukkan
bahwa level sigma masa studi PPs. MMP UKSW saat ini
baru mencapai 1,54σ. Level ini menunjukkan bahwa
kondisi masa studi lulusan selama ini masih banyak
yang berada di posisi belum ideal atau belum sesuai
dengan harapan progdi yaitu ≤ 2 tahun. Hasil tersebut
mendukung
pernyataan
dalam
tahap
define untuk
menganalisis masa studi lebih lanjut.
Secara umum, kondisi-kondisi yang disebutkan
diatas kurang lebih serupa dengan hasil penelitian
aplikasi Lean Six Sigma terdahulu. Masalah utama yang
31
sering ditemukan dalam bidang jasa pada umumnya
adalah
masalah
waktu
yang
tidak
sesuai
dengan
harapan pelanggan (Wang dan Chen, 2010; Wisnubroto
& Anggoro, 2012; Cheng dan Chang, 2012). Selain itu
perhitungan level Sigma dalam tahap Measure pada
umumnya berada dibawah angka 3.
Selanjutnya,
melalui
tahap
Analyze
sebuah
diagram Fishbone pada gambar 4.2 diperlihatkan untuk
menjelaskan
tentang
kondisi
permasalahan-
permasalahan yang menyebabkan lamanya masa studi
yang
ditempuh
lulusan.
Dari
kategori
Method/process,
Material,
Money,
5M
(Man,
Machines,)
yang
menjadi topik utama pembahasan selama FGD adalah
Man dan Method.
A. Man (Tenaga Akademik, Pengelola dan Mahasiswa)
Sesuai
dengan
definisnya,
Man
manusia yang terlibat langsung dalam
mengacu
pada
proses. Melalui
FGD ini ditemukan bahwa hampir seluruh penyebab
masalah utama terdapat di Man. Hal ini jelas terlihat
pada
diagram
fishbone
yang
memberikan
12
permasalahan. Dari 12 permasalahan yang ditemukan,
disepakati hanya 2 permasalahan yang dianggap crucial,
permasalahan
yang
lainnya
dianggap
sebagai
permasalahan yang hanya terjadi dalam beberapa kasus
tertentu.
B. Method/Process (PBM dan Bimbingan)
Metode atau proses mengarah pada metode yang
digunakan selama proses masa studi dilaksanakan baik
itu selama proses belajar mengajar maupun proses
bimbingan
tesis.
Dalam
FGD
ini,
awalnya
ada
3
32
permasalahan yang ditemukan yaitu (1) mata kuliah
metodologi penelitian tidak dimanfaatkan untuk memulai
proposal
tapi
hanya
sebagai
pemenuhan
tugas
matakuliah, (2) progdi belum menyediakan deadline
secara tegas khusus untuk memasukan proposal, (3)
pertemuan yang diselenggarakan oleh program studi
yang
membahas
tentang
penulisan
proposal/tesis
sesudah masa perkuliahan belum termanfaatkan oleh
mahasiswa,
hanya
sebagian
mahasiswa
saja
yang
mengikutinya. Namun dua masalah terakhir (2) dan (3)
tidak
dimasukkan
dalam
diagram
fishbone
karena
berdasarkan Kurikulum yang baru oleh PPs. MMP
UKSW,
progdi
sudah
memberikan
deadline
untuk
proposal yaitu dengan menetapkan mata kuliah khusus
yaitu Seminar Rencana Tugas Akhir pada semester 3
yang sekaligus membahas tentang penyusunan proposal
lebih jauh lagi selain pada mata kuliah Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif pada semester 1.
Dengan adanya mata kuliah tersebut, permasalahan ini
dianggap tidak valid lagi.
4.3.2 Akar Permasalahan
Melalui FGD dan teknik 5Whys didapatkan 5 akar
permasalahan tentang lamanya masa studi (Tabel 4.7)
dan 1 akar permasalahan tentang kurangnya partispasi
alumni (Tabel 4.9). Keenam akar permasalahan tersebut
ditemukan berdasarkan 4 permasalahan crucial yang
ditemukan sebelumnya yaitu sebagai berikut:
A. Mahasiswa kurang motivasi
Salah
satu
permasalahan
yang
sering
dialami
mahasiswa saat sedang menjalani masa studi adalah
33
kurangnya motivasi. Setiap mahasiswa memiliki motivasi
masing-masing saat menjalanai perkuliahan di PPs. MMP
UKSW. Motivasi tersebut adalah salah satu faktor
penentu keberhasilannya selama mengikuti perkuliahan.
Sebagian dari mahasiswa yang sudah bekerja
memiliki motivasi yang tidak berbeda jauh satu sama
lain. Motivasi tersebut diantaranya yaitu karena adanya
pengaruh lingkungan sosial yang menuntut mereka
untuk meneruskan kuliah magister baik itu untuk
meningkatkan pendapatan, adanya kecemburuan sosial
melihat teman-teman sejawat rata-rata sudah master,
ataupun karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan
mereka mengambil manajemen pendidikan meskipun
kadang passion mereka tidak sepenuhnya searah. Lain
halnya dengan mahasiswa yang belum bekerja, sebagian
dari
mereka
memiliki
motivasi
meneruskan
kuliah
karena setelah lulus sarjana masih belum menemukan
pekerjaan sehingga daripada memilih untuk menganggur
lebih baik meneruskan kuliah.
Motivasi-motivasi
yang
disebutkan
diatas
merupakan contoh motivasi ekstrinsik atau motivasi
yang berasal dari luar, dengan kata lain motivasi hanya
sekedar untuk mencari gelar semata. Motivasi-motivasi
ini tidak ada salahnya, namun motivasi yang semacam
itu tidak akan cukup mampu membantu mahasiswa
ketika
ia
bertemu
dengan
kesulitan-kesulitan
tak
terduga saat kuliah atau saat penulisan tesis. Mahasiswa
akan
cenderung
gampang
berputus
asa
ketika
dihadapkan pada masalah yang berakibat pada lamanya
masa studi untuk lulus. Dibutuhkan motivasi intrinsik
yang berasal dari kesadaran diri mahasiswa untuk
34
mengikuti kuliah, khususnya mahasiswa yang sudah
bekerja
karena
mereka
lebih
“rawan”
menemukan
kesulitan saat berkuliah melihat kemungkinan sulitnya
membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan utama.
B. Kemampuan menulis mahasiswa yang terbatas
Permasalahan
ini
menjadi
salah
satu
pemicu
lamanya waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk
menyelesaikan
penulisan
tesis
karena
meskipun
penelitiannya sudah selesai namun jika kemampuan
menulis
karya
ilmiah
mahasiswa
terbatas
maka
mahasiswa akan membutuhkan waktu yang lebih untuk
menyelesaikan penulisannya. Tidak semua mahasiswa
mampu menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya
secara tertulis dan ilmiah.
Menurut
hasil
FGD,
akar
permasalahan
yang
menyebabkan mengapa kemampuan menulis mahasiswa
yang terbatas mempengaruhi lamanya masa studi adalah
pertama karena kriteria penilaian tentang kemampuan
mahasiswa dalam proses seleksi calon mahasiswa
baru belum maksimal dan kedua karena kesibukan
pekerjaan lain menyebabkan terbatasnya waktu yang
tersedia untuk mengerjakan tugas/tesis.
C. Mata
kuliah
metodologi
penelitian
tidak
digunakan untuk memulai penulisan proposal
Sebelum kurikulum baru diberlakukan, PPs. MMP
UKSW menjadwalkan mata kuliah metodologi penelitian
dilaksanakan pada semester 2 dengan harapan bahwa
selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa sudah siap
ujian proposal atau minimal sudah memiliki gambaran
proposal yang akan diajukan dengan jatuh tempo
35
maksimal selesai perkuliahan semester 3 mahasiswa
siap ujian proposal. Namun meskipun hal ini sudah
sering disarankan dari pihak program studi, pada
kenyataannya sebagian mahasiswa menunggu masa
perkuliahan selesai selama 3 semester baru mulai
mencari topik penelitian.
Akar permasalahan yang ditemukan melalui FGD
terdiri
dari
2
yaitu
mahasiswa
karena
tidak
mempersiapkan diri dulu dengan membaca bahan
materi
kuliah
kurangnya
penulisan
sebelum
kesadaran
proposal
perkuliahan
mahasiswa
seawal
dimulai
untuk
mungkin.
dan
memulai
Sebenarnya
melihat susunan Kurikulum baru yang diterapkan oleh
PPs. MMP UKSW, progdi sudah memberikan kebijakan
bahwa mata kuliah Metodologi Penelitian (kualitatif dan
kuantitatif) dilaksanakan pada semester 1 dan terdapat
mata
kuliah
Seminar
Rencana
Tugas
Akhir
pada
semester 3. Namun hasil FGD dalam penelitian ini
menemukan bahwa akar permasalahan tentang alasan
mengapa mahasiswa tidak memulai menulis proposal
saat mengikuti perkuliahan metodologi penelitian adalah
karena selama mengikuti perkuliahan mahasiswa tidak
memiliki persiapan bahan materi untuk memulai proses
belajar mengajar, dan solusi yang ditawarkan progdi
tersebut belum menjawab akar permasalahan yang
ditemukan. Tapi kebijakan ini sudah menjawab akar
permasalahan yang kedua yaitu dengan penempatan
metodologi
penelitian
sejak
awal
dapat
membantu
mahasiswa menulis proposal seawal mungkin, sehingga
pada mata kuliah Seminar Rencana Tugas Akhir dimulai
36
mahasiswa diharapkan sudah memiliki gambaran yang
lebih jelas tentang proposal penelitiannya.
D. Adanya kerenggangan antara alumni dan program
studi
Sampai
saat
ini
sebagian
besar
alumni
belum
memiliki kesadaran untuk ikut berpartisipasi aktif dalam
setiap kegiatan program studi. Alumni menyatakan
bahwa hal utama yang mendasarinya adalah karena
padatnya kesibukan pekerjaan sehingga mereka tidak
memiliki waktu untuk mencari informasi dan ikut
berpartispasi dalam kegiatan program studi.
Meskipun
progdi
memiliki
kerja
sama
dengan
himpunan alumni universitas, namun jangkauannya
belum maksimal. Jika dilihat dari data alumni yang ada,
jumlah alumni yang berasal dari kota sekitar Salatiga
termasuk
cukup
banyak.
Sehingga
pada
dasarnya
kemungkinan untuk mengaktifkan partispasi alumni
cukup besar.
4.3.3 Strategi Peningkatan Mutu Lulusan
Selanjutnya
dengan
berdasar
pada
akar
permasalahan yang dijelaskan sebelumnya, ditemukan 7
alternatif
yang
dapat
ditawarkan
sebagai
strategi
peningkatan mutu lulusan. Dari 7 alternatif solusi
tersebut, 6 diantaranya membahas tentang masa studi
(Tabel 4.10) dan 1 lainnya tentang partisipasi alumni
(Tabel 4.11).
37
A. Memaksimalkan proses seleksi tahap wawancara
untuk mengcover motivasi mahasiswa
Salah satu proses seleksi penerimaan mahasiswa
baru yang diberlakukan di PPs. MMP UKSW adalah
dengan wawancara untuk mengetahui motivasi dan
kesanggupan
calon
mahasiswa
selama
mengikuti
perkuliahan. Meskipun hal ini sudah diberlakukan,
namun
keefektifannya
belum
terlalu
kelihatan.
Pernyataan ini berdasar pada masih ditemukannya
mahasiswa
yang
memiliki
motivasi
hanya
sekedar
mencari gelar. Melihat kondisi ini, sebaiknya tahap
wawancara
untuk
ini
dimanfaatkan
mengcover
motivasi
semaksimal
mungkin
sesung
Hasil dan Pembahasan
4.1 Profil
PPs.
Magister
Manajemen
Pendidikan UKSW Salatiga
Program
Pascasarjana
Magister
Manajemen
Pendidikan Universitas Satya Wacana berlokasi di Jl.
Diponegoro No. 52-60 Salatiga berdiri sejak Agustus
2001 dengan peringkat akreditasi terakhir pada tahun
2015 adalah A. Sejak berdiri sampai sekarang PPs.
MMP UKSW sudah meluluskan lebih dari 300 lulusan
yang tersebar dan bekerja di institusi pendidikan
Indonesia.
Lulusan
yang
dihasilkan
PPs.
MMP
UKSW
memiliki beberapa kompetensi yang diuraikan dalam
borang reakreditasi PPs. MMP UKSW tahun 2014
sebagai berikut:
4.1.1 Kompetensi Utama
Kompetensi utama lulusan PPs. MMP UKSW
adalah memiliki daya pikir dan penalaran yang luas
dalam bidang manajemen pendidikan dan persekolahan
sehingga selain mampu untuk memecahan masalah
(problem
solver)
dan
mengatasi
kesulitan
(trouble
shooter) namun lulusan juga mampu untuk melakukan
konsultasi
yang
bertujuan
untuk
pengembangan
inovasi pendidikan baik itu dalam organisasi profesi,
dinas pendidikan maupun sekolah, selain itu lulusan
PPs. MMP UKSW juga memiliki kemampuan untuk
1
melakukan penelitian bidang manajemen pendidikan
dan
publikasi jurnal nasional terakreditasi maupun
internasional.
4.1.2 Kompetensi Pendukung
Lulusan
PPs.
MMP
UKSW
dituntut
untuk
memiliki sikap dan prilaku yang menjunjung etika
ilmiah
dan
mencerminkan
kematangan
intelektual
sehingga secara efektif lulusan baik mandiri ataupun
dalam tim mampu menggunakan referensi keilmuan
manajemennya selain untuk merencanakan namun
mampu untuk melaksananakan penelitian baik itu
kuantitatif,
kualitatif
maupun
pengembangan
dan
menghasilkan karya tulis, serta mereview karya ilmiah.
Adapun kompetensi pendukung lain yang dimiliki
lulusan
yaitu
kemampuan
untuk
mengemukakan
pemikirannya secara jelas baik lisan maupun tulisan
dan dapat mengorganisasikan kajian mandiri mereka
secara efektif dan efisien.
4.1.3 Kompetensi Lain
Selain
kompetensi
utama
dan
pendukung,
lulusan PPs. MMP UKSW juga menguasai beberapa
kompetensi lain
yang bersumber dari
matakuliah
pilihan yang diajarakan selama kuliah, yaitu lulusan
mampu untuk secara kritis dan bertanggung jawab
mengemukakan pendapat mereka, memiliki pikiran
yang terbuka yang bisa menerima kritik saran, dan
mampu untuk saling transfer pengetahuan dan praktik
yang dimiliki dengan orang lain. Selain itu, selama
menjalani proses perkuliahan maupun bimbingan,
2
lulusan PPs. MMP UKSW dibekali dengan prinsip
kejujuran ilmiah dalam melaksanakan penelitian untuk
menghindari adanya tindakan plagiasi.
Pembekalan
kemampuan-kemampuan
tersebut
diperoleh melalui proses perkuliahan yang didampingi
oleh dosen-dosen yang berkompetensi dan memiliki
pengalaman
yang
luas
dalam
bidang
manajemen
pendidikan. Kompetensi ini perlu dimiliki lulusan
melihat semakin meningkatnya tantangan dunia kerja
saat ini. Jumlah lulusan PPs. MMP UKSW yang
memiliki kemampuan tersebut selama 5 tahun terakhir
(2008-2013) diperlihatkan pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Jumlah Mahasiswa Masuk dan Lulusan
PPs. MMP UKSW Tahun 2008-2013
Tahun
Jumlah Mahasiswa
Jumlah Lulusan
Akademik
Masuk
2008/2009
56
16
2009/2010
65
22
2010/2011
68
51
2011/2012
70
52
2012/2013
75
53
Total
334
194
Sumber: Buku Lulusan PPs. MMP UKSW, 2014
Melalui
tabel
4.1
dapat
dilihat
bahwa
jumlah
mahasiswa masuk selama 5 tahun terakhir mengalami
perubahan yang baik karena terjadi peningkatan setiap
tahunnya. Hal yang
sama juga diperlihatkan pada
kolom jumlah lulusan yang hampir setiap
tahunnya
mengalami peningkatan. Namun jika dibandingkan
jumlah
terdapat
mahasiswa
selisih
masuk
yang
cukup
dan
jumlah
signifikan,
lulusan
misalnya
mahasiswa yang masuk tahun 2010-2011 adalah
3
sebanyak 68 mahasiswa dan 2 tahun kemudian pada
tahun 2012-2013 lulusannya hanya sebanyak
53
lulusan, jumlah lulusan ini sudah termasuk lulusan
yang masuk pada tahun sebelum tahun ajaran 20102011. Secara tidak langsung selisih ini menunjukan
bahwa meskipun sebagian besar mahasiswa mampu
menempuh masa studi tepat waktu tapi masih ada
mahasiswa-mahasiswa yang lulus lebih dari masa studi
ideal yang ditentukan
program studi yaitu selama 4
semester atau ≤ 2 tahun.
Selain jumlah mahasiswa dan lulusannya, progdi
mencatat bahwa PPs. MMP UKSW memiliki himpunan
alumni yang dijadikan sebagai wadah partisipasi dan
jembatan
untuk
tetap
menjaga
hubungan
yang
bermakna antara program studi dengan alumni (PPs.
MMP UKSW, 2014). Selain menjadi media dalam
mensosialisasikan
program
dan
kegiatan
progdi,
himpunan alumni juga merupakan partisipan aktif
dalam berbagai kesempatan kuliah umum, seminar dan
pemberi masukan-masukan seperti masukan untuk
pengembangan
kurikulum
sekolah,
kebijakan
pendidikan dan program inovasi pendidikan.
4.2 Hasil
Bagian hasil ini terdiri dari 5 tahap metodologi
DMAIC
yaitu
Define
untuk
mendefiniskan
permasalahan yang ada, Measure untuk mengetahui
pencapaian program studi selama ini yang diukur
melalui level sigma, Analyze untuk menentukan akar
permasalahan, Improvement untuk mencari alternatif
solusi sebagai strategi peningkatan mutu lulusan dan
4
Control sebagai langkah terakhir yaitu mencari teknikteknik yang dapat digunakan supaya strategi yang
diberikan dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
Untuk
kepentingan
diatas,
adapun
piranti-
piranti/tools yang digunakan selama penelitian, yaitu
studi dokumentasi (borang reakreditasi, evaluasi diri,
data lulusan) yang dibantu dengan pedoman akreditasi
program studi magister tahun 2009, wawancara,
flowchart process, tabel koversi Motorola Six Sigma’s
Process (Gaspersz & Fontana, 2011), diagram fishbone,
FGD (Focus Group Discussion), dan 5Whys.
4.2.1 Define
Sesuai dengan definisi yang sudah dijelaskan
sebelumnya, tahap define merupakan tahap untuk
mengidentifikasi prioritas masalah yang sedang terjadi
saat ini di PPs. MMP UKSW. Prioritas masalah tersebut
perlu dikaji ulang untuk mendapatkan solusi yang
mampu memperbaiki dan meningkatkan mutu program
studi secara berkelanjutan. Mutu program studi yang
dimaksud adalah secara khusus berkaitan dengan
mutu lulusan.
Pengidentifikasian
prioritas hal yang hendak
dianalisis dilakukan dengan menilai hasil pencapaian
lulusan PPs. MMP UKSW selama 5 tahun terakhir
(2008-2013) melalui
rekaman data lulusan secara
keseluruhan serta penilaian
penilaian
ditentukan
dengan
langsung. Hasil akhir
melihat
harkat
dan
peringkat setiap elemen penilaian dengan pilihan:
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K) dan
Sangat Kurang (SK).
5
Menurut
pedoman
akreditasi
program
studi
magister tahun 2009, penilaian tentang standar mutu
lulusan
yang
dipaparkan
dalam
poin
4
tentang
mahasiswa dan lulusan dapat dikelompokkan menjadi
tiga elemen penilaian yang khusus menilai mutu
lulusan yaitu: (a) hasil akhir lulusan yang terdiri dari
rata-rata IPK dan rata-rata masa studi, (b) evaluasi
kompetensi lulusan oleh pengguna (employer) terhadap
mutu alumni dalam dunia kerja, dan (c) partisipasi
lulusan sebagai alumni pada program studi. Ketiga
elemen penilaian tesebut dinilai dan diuraikan sebagai
berikut:
A. Hasil Akhir Lulusan (Masa Studi dan IPK)
Rangkuman tentang hasil akhir lulusan PPs. MMP
UKSW
selama
5
tahun
terakhir
(2008-2013)
diperlihatkan pada tabel 4.2. Penentuan baik tidaknya
hasil penilaian bergantung pada hasil total rata-rata
yang didapatkan dan kemudian dilanjutkan dengan
perhitungan standar deviasi untuk mengetahui tingkat
variabilitas.
Tabel 4. 2 Hasil Akhir Lulusan PPs. MMP UKSW 2008-2013
Rata-rata Masa Studi
Tahun Akademik
Rata-rata IPK
(bulan)
2008/2009
3.48
29
2009/2010
3.4
27
2010/2011
3.58
24
2011/2012
3.49
28
2012/2013
3.56
29
Total rata-rata
3.52
25.2
Penilaian
Baik
Baik
Standar Deviasi
0.22
9.21
Sumber: Buku Lulusan dan Evaluasi Diri PPs. MMP UKSW, diolah.
6
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa rata-rata IPK
setiap tahunnya sudah baik dengan total rata-rata
selama 5 tahun terakhir 3.52. Hasil ini membawa
penilaian rata-rata IPK untuk akreditasi PPs. MMP
UKSW
adalah
baik.
Perhitungan
standar
deviasi
3.52±0.22 juga menjadi pendukung baiknya hasil
penilaian, karena hasil ini menandakan rendahnya
variabilitas atau dengan kata lain range persebaran
data masih dalam batas penilaian baik yaitu antara
3.25 < IPK ≥ 3.5 (BAN-PT, 2009).
Hasil yang kurang lebih serupa ditemukan dalam
hal masa studi lulusan. Total rata-rata jangka waktu
yang diperlukan
bulan.
adalah sekitar 2,1 tahun atau 25,2
Pencapaian
ini
sebenarnya
masih
belum
memenuhi batas normal yang ditentukan program
studi yaitu 4 semester (Evaluasi diri PPs. MMP UKSW,
2014), namun dalam penilaian akreditasi penilaiannya
sudah termasuk baik. Meskipun demikian, pencapaian
ini tidak didukung dengan perhitungan nilai standar
deviasi yaitu sebesar 25.2±9.21 dimana tingginya nilai
standar deviasi ini menandakan tingginya variabilitas
atau dengan kata lain range persebaram data jauh dari
rata-rata. Penilaian masa studi akan tetap baik apabila
hasil standar deviasi adalah maksimal 25.2±5 dengan
pertimbangan bahwa kategori penilaian baik menurut
akreditasi
jika
masa
studi
≤
30
bulan.
Dengan
pertimbangan bahwa salah satu fokus dari konsep Lean
Six Sigma adalah menurunkan variasi, maka besarnya
tingkat variabilitas yang ditemukan pada masa studi ini
7
dianggap sebagai salah satu permasalahan penentu
mutu lulusan PPs. MMP.
Permasalahan dalam hal masa studi tidak hanya
ditemukan berdasarkan tingkat variabilitasnya namun
berdasarkan hasil yang ditunjukkan tabel 4.3 bahwa
masih banyak mahasiswa yang menempuh masa studi
lebih dari masa ideal yang ditentukan program studi.
Tabel 4. 3 Jumlah Lulusan PPs. MMP UKSW 2008-2013
Tahun
Jumlah
Jumlah Lulusan
Prosentase Lulus
Akademik
Lulusan
Tepat Waktu
Tepat Waktu (%)
2008/2009
16
7
43,75
2009/2010
22
8
36,36
2010/2011
51
34
66,67
2011/2012
52
31
59,61
2012/2013
53
20
37,73
Total
194
100
51,55
Sumber: Buku Lulusan dan Borang Reakreditasi PPs. MMP UKSW
2014, diolah
Tabel
4.3
memperlihatkan
jumlah
total
lulusan
dibandingkan jumlah lulusan tepat waktu. Nampak
pada kolom ketiga bahwa jumlah mahasiswa yang lulus
tidak tepat waktu masih dapat dikategorikan banyak
melihat prosentase yang paling tinggi hanya menyentuh
angka 66%. Meskipun rata-rata prosentase jika dinilai
berdasarkan matriks penilaian akreditasi menghasilkan
penilaian baik, namun dengan mempertimbangkan
kecilnya angka prosentase yang paling rendah yaitu
36% dan disertai dengan tingginya nilai variabilitas
masa
studi
yang
ditemukan
sebelumnya,
maka
lamanya masa studi yang ditempuh mahasiswa untuk
lulus menjadi salah satu permasalahan yang perlu
dikaji lebih lanjut.
8
B. Evaluasi Kompetensi Lulusan oleh Pengguna
(employer)
Elemen
evaluasi
penilaian
kompetensi
selanjutnya
lulusan
adalah
dalam
tentang
dunia
kerja.
Evaluasi ini dilakukan oleh pengguna (employer) yang
memperkerjakan lulusan PPs. MMP UKSW. Adapun
Sembilan jenis kemampuan yang dinilai yaitu: (1)
integritas (etika dan moral), (2) keahlian berdasarkan
bidang ilmu profesionalisme, (3) keluasan wawasan
antar disiplin ilmu, (4) kepemimpinan, (5) kerjasama
dalam tim, (6) bahasa asing, (7) komunikasi, (8)
penguasaan teknologi informasi, dan (9) pengembangan
diri. Tabel 4.3 memperlihatkan hasil penilaian yang
diperoleh program studi tentang kemampuan lulusan
PPs. MMP UKSW dalam dunia kerja yang direkam
progdi dalam borang reakreditasi tahun 2014.
Melalui tabel 4.3, dari kesembilan jenis kemampuan
yang dinilai, integritas (etika dan moral) lulusanlulusan PPs. MMP UKSW diakui sangat baik oleh
sebanyak 29 pengguna (96.67%) sedangkan prosentase
paling kecil terlihat pada kemampuan berbahasa asing
yaitu
hanya
sebanyak
12
pengguna
(40%)
yang
menilainya sangat baik.
No
1
2
Tabel 4. 4 Hasil Evaluasi Kompetensi Lulusan oleh
Pengguna (employer)
Tanggapan Pihak Pengguna (%)
Jenis
Sangat
Kemampuan
Baik
Cukup Kurang
Baik
Integritas (etika
96.67
3.33
dan moral)
Keahlian
berdasarkan
73.33 26.67
bidang ilmu
Penilaian
(%)
33.63
9
3
4
5
6
7
8
9
profesionalisme
Keluasan wawasan
antar disiplin ilmu
Kepemimpinan
Kerjasama dalam
tim
Bahasa asing
Komunikasi
Penggunaan TI
Pengembangan diri
63.33
36.67
73.33
16.67
76.67
23.33
40.00 43.33
83.33 13.33
90.00 10.00
80.00 20.00
A=
B=
Total
693.33 176.76
Sumber: Borang Reakreditasi PPs. MMP UKSW
10.00
16.67
3.33
0.00
0.00
C= 30
D= 0
Sangat
Baik
2014, diolah.
Hasil penilaian milik program studi yang tercantum
dalam borang reakreditasi tersebut didukung dengan
adanya
beberapa
lembar
penilaian
terpisah
yang
dilakukan dengan mengunjungi langsung pengguna
lulusan
(employer)
yang
bersedia
mengisi
lembar
penilaian yang diperlihatkan pada tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Hasil Evaluasi Kompetensi Lulusan oleh Pengguna
(employer)
Tanggapan Pihak Pengguna
Jenis
No
Sangat
Cuku Kurang
Kemampuan
Baik (%)
Baik (%)
p (%)
(%)
Integritas (etika
1
50
50
dan moral)
Keahlian
berdasarkan
2
75
25
bidang ilmu
profesionalisme
Keluasan
3
wawasan antar
25
75
disiplin ilmu
4
Kepemimpinan
50
50
10.00
Kerjasama dalam
5
25
75
tim
6
Bahasa asing
100
7
Komunikasi
100
Penggunaan
8
teknologi
50
50
informasi
10
Pengembangan
25
75
diri
Sumber: Hasil wawancara pengguna lulusan (employer), diolah.
9
Penilaian terpisah pada tabel 4.5 secara garis besar
memberikan hasil yang sama dengan hasil penilaian
yang ada pada borang program studi bahwa dari
kesembilan
lulusan
jenis
sudah
kemampuan
mampu
secara
keseluruhan
menguasainya
dengan
kekurangan yang terletak pada kemampuan bahasa
asing. Hasil ini mengasumsikan bahwa penerapan
bahasa
asing
dalam
proses
perkuliahan
belum
maksimal.
Dari hasil evaluasi yang sudah digambarkan diatas,
meskipun nampak bahwa kemampuan berbahasa asing
lulusan masih dianggap cukup, namun topik ini tidak
dikaji lebih lanjut. Hal ini dilatarbelakangi oleh hasil
secara keseluruhan dari kesembilan jenis kemampuan,
delapan kemampuan diantaranya diakui oleh pihak
pengguna (employer) sudah baik. Melihat baiknya hasil
yang
sudah
dicapai,
maka
kompetensi
lulusan
dianggap tidak termasuk masalah yang crucial.
C. Partisipasi Lulusan/Alumni
Berdasarkan penilaian akreditasi program studi
magister 2009
ada 4 bentuk partisipasi aktif yang
diperlukan progdi dari lulusan, yaitu: (1) sumbangan
dana; (2) sumbangan fasilitas; (3) masukkan untuk
perbaikan proses pembelajaran; dan (4) pengembangan
jejaring. Melalui borang reakreditasi PPs. MMP UKSW
tahun 2014 tercatat bahwa saat ini lulusan sudah aktif
dalam 2 bentuk partisipasi, yaitu
pertama memberi
11
masukkan untuk perbaikkan proses pembelajaran dan
pengembangan jejaring guna menunjang peningkatan
mutu. Kedua, lulusan juga aktif dalam
mengikuti
kuliah umum maupun seminar yang diadakan oleh
program
studi.
partisipasi
Sedangkan
dalam
sumbangan
bentuk
fasilitas
partisipasi
sumbangan
masih
belum
lain
yaitu
dana
nampak
dan
jelas.
Sumbangan fasilitas yang nampak hanyalah terdapat
satu buah printer sebagai sumbangan yang digunakan
di TU PPs. MMP UKSW.
Hasil
penilaian
yang tercantum dalam borang
reakreditasi tersebut didukung melalui hasil penilaian
secara langsung dari beberapa alumni yang bersedia
memberikan
pernyataan
tentang keaktifan
mereka
sebagai lulusan PPs. MMP UKSW. Seluruh responden
memberikan
jawaban
yang
sama
yaitu
keaktifan
mereka sementara ini baru meliputi 2 hal yang sudah
disebutkan
diatas
yaitu
pemberi
masukan
untuk
perbaikan proses pembelajaran dan pengembangan
jejaring,
namun
partisipasi
mereka
tersebut
juga
sehingga
tidak
membatasi
kemungkinan
untuk
memberikan partisipasi selanjutnya dalam bentuk lain
sangat terbuka. Dengan demikian penilaian untuk
partisipasi alumni ini tergolong cukup karena alumni
baru memberikan dua dari empat bentuk partisipasi
yang diperlukan.
Dari ketiga jenis elemen penilaian diatas yang
dibagi menjadi empat deskriptor (hasil IPK, lama masa
studi,
evaluasi
pengguna,
dan
partispasi),
jika
diurutkan berdasarkan prioritas elemen penilaian yang
12
memiliki harkat dan peringkat dari yang paling baik,
maka partisipasi alumni menduduki peringkat terakhir
dengan harkat dan peringkat cukup. Sedangkan elemen
penilaian lain yaitu evaluasi pengguna terhadap kinerja
lulusan menghasilkan harkat dan peringkat sangat
baik dan rata-rata IPK serta masa studi mendapat
harkat
dan
peringkat
baik.
Namun
dengan
mempertimbangkan tingginya nilai variabilitas masa
studi lulusan yang ditunjukkan melalui besarnya angka
standar deviasinya dan masih kecilnya prosentase
mahasiswa yang lulus tidak tepat pada waktunya,
sehingga masalah yang hendak dianalisis selanjutnya
adalah sebagai berikut:
1. Masa studi yang ditempuh lebih dari masa ideal ≤ 2
tahun (4 semester).
2. Partisipasi alumni/lulusan belum mencapai 4 bentuk
partisipasi aktif yaitu dalam bentuk sumbangan
dana, fasilitas, masukkan untuk perbaikan proses
pembelajaran, dan pengembangan jejaring.
4.2.2 Measure
Tahap measure merupakan tahap selanjutnya
yang dilakukan untuk mengukur masalah yang sudah
ditentukan
sebelumnya
melalui
tahap
define.
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui ukuran
dasar masalah sebelum Lean Six Sigma diaplikasikan
yang
kemudian
akan
dibandingkan
dengan
pencapaiannya sesudah Lean Six Sigma diaplikasikan.
Dengan adanya pengkuran ini, tingkat keberhasilan
pendekatan Lean Six Sigma dalam penelitian ini dapat
diketahui.
13
A. Masa Studi
Sesuai dengan temuan dalam tahap define bahwa
masalah yang hendak dianalisis lebih lanjut yang
pertama adalah tentang masa studi, maka langkah
awal yang dilakukan dalam pengukuran ini adalah
menjabarkan proses yang ditempuh mahasiswa selama
menjalani masa studi sampai lulus. Penjabaran proses
masa studi ini disajikan melalui flowchart process pada
gambar 4.1.
Matrikulasi
1-2
bulan
T
Lulus
Y
Bimbingan dan
Penelitian
Persetujuan Ujian
Tesis
± 1 tahun
Perkuliahan
1 tahun
Pendaftaran
Ujian Tesis
Pendaftaran ujian
Proposal
1-3 minggu
Ujian Proposal &
Permintaan SK
Pembimbing
Ujian Tesis
Revisi
Tanpa Revisi
T
Lulus
1 minggu
Lulus
Y (revisi)
Persetujuan SK
Pembimbing
Alumni
Gambar 4. 1 Flowchart Process Masa Studi di PPs. MMP UKSW
14
Gambar 4.1 menunjukkan alur proses masa studi yang
perlu dilalui mahasiswa sejak awal perkuliahan sampai
lulus. Calon mahasiswa yang sudah diterima melalui
berbagai
proses
penyaringan
mengikuti
masa
matrikulasi/pra-kuliah selama kurang lebih 2 bulan
dengan 3 matakuliah yaitu filsafat pendidikan, bahasa
Inggris dan komputer literasi. Setelah dinyatakan lulus
dari matrikulasi, mahasiswa mengikuti perkuliahan
yang ditempuh selama 3 semester atau 1 tahun.
Selesai
perkuliahan,
mahasiswa
diharapkan
langsung mengikuti ujian proposal, dengan berbagai
persiapan
yang
sudah
dilakukan
sejak
masa
perkuliahan dengan waktu tambahan 1-3 minggu
setelahnya.
Saat
ujian
proposal
dilaksanakan,
mahasiswa sekaligus mengajukan permintaan dosen
pembimbing. Jika ujian proposal dinyatakan lulus
melalui berbagai revisi yang diberikan dosen penguji,
maka mahasiswa menunggu SK pembimbing. Lamanya
sampai SK pembimbing dikeluarkan membutuhkan
waktu 1-2 minggu. Ketika SK pembimbing sudah
dikeluarkan maka mahasiswa bisa mulai melakukan
pembimbingan dengan dosen pembimbing yang sudah
disetujui.
Pembimbingan
memerlukan
waktu
dan
kurang
penelitian
lebih
1
rata-rata
tahun
dan
mahasiswa siap melaksanakan ujian tesis.
Setelah mengetahui proses-proses yang perlu dilalui
mahasiswa selama mengikuti masa studi di PPs. MMP
UKSW, selanjutnya dari hasil rekaman pada tabel 4.3
dilakukan
perhitungan
DPMO
(Defect
per
million
opportunities) masa studi berdasarkan persamaan 3.1
15
dan dikonversi ke level Sigma menurut tabel konversi
Motorola Six Sigma’s Process (Gaspersz & Fontana,
2011).
���� =
�������
× 1.000.000
������� ������������� ��� ���� × �������������
Persamaan 3.1 Rumus menghitung DPMO
Tabel 4. 6 Level Sigma Masa Studi PPs. MMP UKSW
Jumlah
Prosentase
Jumlah
Lulusan
Lulus
Tahun
Lulusan
Tidak Tepat
Tepat
DPMO
Akademik
(Opportuni
Waktu
Waktu
ties)
(Defect)
(Yield)
2008/2009
16
7
43,75%
437500
2009/2010
22
8
36,36%
636364
2010/2011
51
34
66,67%
333333
2011/2012
52
31
59,61%
403846
2012/2013
53
20
37,73%
622642
Total
194
100
51,55%
484536
Sumber: Borang Reakreditasi PPs. MMP UKSW 2014, diolah.
Level
Sigm
a
1,66
1,15
1,93
1,74
1,19
1,54
Tabel 4.6 menyajikan angka konversi level sigma
dari hasil perhitungan DPMO berdasarkan data yang
diperoleh melalui buku Evaluasi Diri PPs. MMP UKSW
2014. Dapat dilihat bahwa saat ini, PPs. MMP USKW
masih berada pada level 1,54 sigma untuk masa studi.
Level
yang
masih
jauh
dari
angka
6
ini
mengindikasikan bahwa permasalahan masa studi
adalah crucial sehingga perlu dianalisis dengan sebaik
mungkin untuk meningkatkan level sigma masa studi
lulusan selanjutnya.
B. Partisipasi Lulusan
Selanjutnya, pengukuran kedua bertujuan untuk
mengukur keaktifan partisipasi lulusan atau alumni
terhadap program studi. Pengukuran ini dilakukan
16
melalui pengambilan data wawancara kepada beberapa
alumni lulusan PPs. MMP UKSW yang sebelumnya
pada
tahap
define
telah
dijelaskan.
Hasil
dari
pengukuran ini tidak dapat disajikan dengan level
Sigma karena jenis data yang dikumpulkan tidak
mendukung,
dilanjutkan
penilaian
namun
kedalam
permasalahan
tahap
berdasarkan
analyze
akreditasi
ini
melihat
magister
akan
hasil
yang
ditemukan pada tahap define adalah masih cukup.
4.2.3 Analyze
Tahap analyze adalah langkah selanjutnya yang
dilakukan dimana hasil dari pengkuran tahap measure
dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan aktivitasaktivitas apa saja yang dianggap sebagai pemborosan
yang tidak bernilai tambah. Pemborosan ini diketahui
melalui
penemuan
akar-akar
Tool/piranti utama yang digunakan
permasalahan.
pada tahap ini
adalah diagram Fishbone dibantu dengan brainstorming
melalui FGD (Focus Group Disscussion) teknik round
robin. Selain itu, teknik bantuan lain yang digunakan
adalah
5 Whys untuk mencari akar permasalahan
yaitu dengan bertanya mengapa sebanyak 5 kali atau
sampai akar permasalahan ditemukan dan tidak bisa
diuraikan lagi. Penerapan piranti-piranti ini melibatkan
beberapa
narasumber
yang dianggap kritis dan
mampu memberikan kontribusi.
A. Masa Studi
Dalam
penelitian
ini
untuk
menentukan
permasalahan sampai akar permasalahan masa studi
17
dilakukan FGD sebanyak 3 kali. FGD pertama yang
dilakukan terdiri dari 4 mahasiswa dengan status 2
diantaranya sudah lulus dengan masa studi lebih lama
dari masa ideal, kemudian yang 1 belum mengikuti
ujian proposal meskipun sudah kurang lebih setahun
menyelesaikan
merupakan
penulisan
perkuliahan,
mahasiswa
tesis. Hasil
dan
yang
dari
yang
masih
FGD
ini
terakhir
sementara
tidak dapat
digunakan dalam diagram fishbone karena kurangnya
data yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena
kurangnya
antusias
dari
peserta
dan
kurangnya
pengalaman peneliti dalam menjadi moderator. Namun
hasil dari FGD pertama ini digunakan kembali sebagai
referensi untuk melaksanakan FGD kedua.
FGD yang kedua dilaksanakan 3 minggu sesudah
FGD pertama, peserta yang dilibatkan mengalami
sedikit perubahan. Hanya 1 peserta dari FGD pertama
yang mengikuti FGD kedua. Jumlah peserta dalam
FGD
kedua
adalah
4
orang
dengan
peneliti
diikutsertakan sebagai peserta FGD karena peneliti
juga termasuk salah satu objek yang terlibat langsung
dalam
topik penelitian ini, sedangkan 2 peserta lain
sudah lulus dengan masa studi lebih dari masa ideal
dan 1 peserta lain belum ujian proposal meskipun
sudah
lebih dari setahun selesai masa perkuliahan.
Moderator adalah salah satu mahasiswa yang juga
merupakan lulusan PPs. MMP UKSW namun sudah
memiliki pengalaman dalam memimpin diskusi dan
sudah menguasai sebelumnya tentang topik penelitian
ini. FGD yang kedua berlangsung selama kurang lebih
18
60 menit dengan hasil yang diperlihatkan pada diagram
fishbone gambar 4.2.
Menurut hasil diskusi ini, seluruh peserta setuju
bahwa kondisi keseluruhan
proses masa studi yang
ditempuh selama ini baik-baik saja. Namun ketika
pertanyaan mulai masuk dalam topik pembahasan
tentang masih adanya sejumlah mahasiswa yang belum
mampu menempu masa studi ideal, seluruh peserta
menyatakan bahwa pemborosan utama merupakan
pemborosan waktu (waiting) yang berasal dari lamanya
proses yang dibutuhkan mahasiswa untuk menulis
proposal dan menyelesaikan tesis. Berbagai pendapat
kemudian dinyatakan oleh setiap peserta secara bergilir
tanpa
adanya
interupsi
dan
sanggahan
tentang
berbagai alasan yang melatarbelakangi lamanya masa
studi
yang
diutarakan
ditempuh.
peserta
Setiap
kemudian
pernyataan
ditulis
yang
dan
dikelompokkan berdasarkan 5M (Man, Method, Material,
Money, Machines). Hasil dari brainstorming FGD yang
pertama ini oleh peneliti dimasukkan kedalam diagram
fishbone yang kemudian menjadi bahan utama untuk
FGD yang selanjutnya.
19
Method/Process (PBM&bimbingan)
Man
Tidak semua mahasiswa berlatar
belakang sarjana kependidikan
Selama
perkuliahan
mahasiswa
belum
menemukan topik penelitian
Mata
kuliah
metodologi
penelitian
tidak
dimanfaatkan
untuk
memulai
proposal
Topik
penelitian
dipahami
Mahasiswa kesulitan membagi
waktu dengan pekerjaan
belum
Mahasiswa memiliki kebiasaan menunda
Pergantian
topik
oleh
dosen ditengah penulisan
tesis
Mahasiswa kurang motivasi
Mahasiswa kesulitan mencari referensi
Mahasiswa
menunggu
sampai perkuliahan selesai
(3sem.) untuk mencari topik
penelitian
Mahasiswa malas mencari referensi
Kemampuan
menulis
mahasiswa yang terbatas
Anggota seangkatan tidak kompak
Belum
langganan
jurnal MP
ada
khusus
Material (Buku/Jurnal)
Jurnal/artikel/buku
khusus
Manajemen
Pendidikan yang tersedia
di perpustakaan masih
terbatas
(belum
uptodate)
Money
Biaya
diluar
awal
Masa
Studi >2
penelitian
perkiraan
Machines (SarPras)
Gambar 4. 2 Diagram Fishbone Masa Studi > 2tahun
20
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa permasalahan
pada umumnya bersumber pada man yang memberikan
12
poin
permasalahan.
Dari
kategori
5M
yang
ditentukan, method dan man menjadi topik utama
pembahasan. Sedangkan permasalahan dalam material
dan money dianggap tidak crucial bahkan untuk sarana
dan prasarana tidak ditemukan permasalahan yang
menyebabkan lamanya masa studi.
Selang 2 minggu setelah FGD yang kedua dilakukan,
peneliti mengadakan FGD yang ketiga dengan peserta
yang
sama.
Tujuan
FGD
ketiga
adalah
memilih
permasalahan yang dianggap crucial berdasarkan hasil
brainstorming sebelumnya. Setiap peserta secara bergilir
satu persatu diberikan kesempatan untuk memilih
beberapa masalah yang dianggap crucial dari pilihanpilihan yang disajikan melalui diagram fishbone yang
dapat dilihat pada gambar 4.2.
Melalui
berbagai
pertimbangan
bersama
maka
disepakati terdapat 3 masalah vital yang crucial yaitu
dua masalah berasal dari Man: (1) mahasiswa kurang
motivasi dan (2) kemampuan mahasiswa yang terbatas,
kemudian 1 masalah lain berasal dari Method: (3) mata
kuliah metodologi penelitian tidak dimanfaatkan untuk
memulai
penulisan
proposal.
Selanjutnya,
dari
3
masalah yang sudah disepakati tersebut, seluruh peserta
secara terus menerus saling berdiskusi menjelaskan
penyebab dari permasalahan
sampai akar penyebab
permasalahannya ditemukan. Hasil pembahasan ini
diperlihatkan pada tabel 4.7.
21
Tabel 4. 7 Akar Permasalahan Masa Studi Lulusan > 2 tahun
Akar
Permasalahan 1
Man (mahasiswa dan dosen)
Mahasiswa
Motivasi mahasiswa dalam
kurang
mengikuti
perkuliahan
motivasi
adalah (1) faktor gengsi
terhadap
rekan
sejawat/terdapat
kecemburuan sosial dalam
dunia kerja, (2) faktor hanya
sekedar memenuhi tugas
belajar yang diwajibkan oleh
lembaga tempat bekerja
Kemampuan
1. Mahasiswa
sebelumnya
menulis
tidak terbiasa menulis karya
mahasiswa
ilmiah
yang terbatas
2. Mahasiswa malas untuk
berpikir maupun membaca
yang
menyebabkan
kebiasaan
menulis
yang
seharusnya sudah dilatih
melalui
tugas
penulisan
paper pada setiap mata
kuliah tidak dimanfaatkan
karena kebiasaan copy paste
atau bahkan “dikerjakan
orang lain”
Permasalahan
Akar
Permasalahan 2
Akar
Permasalahan 3
Akar
Permasalahan 4
Motivasi yang ada hanya
sekedar
motivasi
ekstrinsik
bukan
intrinsik atau dengan
kata lain motivasinya
hanya sekedar untuk
mencari gelar semata
1a. Background sarjana
tidak
membiasakan
mahasiswa menulis
1b. Sebagian mahasiswa
sudah lama lulus sarjana
dan
pekerjaannya
sekarang
tidak
berhubungan
dengan
menulis karya ilmiah
2. Sebagian mahasiswa
memiliki
profesi
lain
selain sebagai mahasiswa
yang
membutuhkan
waktu dan tenaga yang
lebih banyak
1. Kemampuan
1. Kriteria
menulis
belum penilaian
terlalu
tentang
dipertimbangkan
kemampuan
sebagai salah satu menulis
calon
kualifikasi
calon mahasiswa
mahasiswa baru
dalam
proses
2. Kesibukan
seleksi
belum
pekerjaan
maksimal
profesinya
menyebabkan
terbatasnya
waktu
yang tersedia untuk
mengerjakan tugas
kuliah atau tesis
22
Permasalahan
Akar Permasalahan 1
Akar Permasalahan 2
Akar Permasalahan 3
Mahasiswa
belum
mendapatkan ide topik
penelitian
yang
cocok
selama masa perkuliahan
1. Kemampuan.
Mahasiswa
kesulitan
mengikuti
alur
jalannya perkuliahan
dengan semestinya
2. Minat.
Mahasiswa
menganggap
mata
kuliah
metodologi
penelitian
hanya
sebagai
pemenuhan
tugas kuliah
Akar
Permasalahan 4
Method/Process (PBM)
Mata kuliah
metodologi
penelitian
tidak
dimanfaatkan
untuk
memulai
proposal
Mahasiswa
menunggu
sampai semua mata kuliah
selesai
dipelajari
yaitu
selama tiga semester baru
mereka
mencari
topik
penelitian.
1.
Mahasiswa
tidak melakukan
persiapan
sebelum
memulai
PBM
dengan
membaca materi
perkuliahan
2.
Kurangnya
kesadaran
mahasiswa
untuk memulai
penenulisan
proposal seawal
mungkin
23
Hasil
dari
permasalahan
tabel
4.7
yang
memperlihatkan
ditemukan
5
akar
berdasarkan
3
permasalahan crucial yang ditentukan sebelumnya. Dari
kelima akar permasalahan yang ditemukan, beberapa
poin menjelaskan tentang kesulitan mahasiswa selama
perkuliahan. Dampak dari kesulitan-kesulitan selama
perkuliahan tersebut tidak terlalu nampak pada proses
pembelajaran namun akan berpengaruh pada lamanya
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
penulisan
proposal
maupun penyelesaian tesis.
Selanjutnya, dari kelima akar permasalahan yang
ditemukan dapat diidentifikasi pemborosan dan jenis
pemborosan.
Pemborosan
ini
dikualifikasi
untuk
memenuhi tujuan utama dari Lean Six Sigma yaitu
memperbaiki
dan
mereduksi
pemborosan.
Pada
umumnya pemborosan yang teridentifikasi merupakan
permasalahan
Namun
tidak
yang
sudah
semua
ditemukan
sebelumnya.
permasalahan
merupakan
pemborosan, sehingga melalui tabel 4.8 diperlihatkan
pemborosan-pemborosan yang dapat direduksi melalui
perbaikan akar permasalahan.
Tabel 4. 8 Pemborosan
Akar Permasalahan
Pemborosan
Motivasi kuliah hanya untuk Mahasiswa
tidak
memiliki
mencari gelar
motivasi untuk meningkatkan
kompetensinya
Kriteria
penilaian
tentang Calon mahasiswa yang masuk
kemampuan
menulis
calon tidak
memenuhi
kriteria
mahasiswa dalam proses seleksi kemampuan menulis yang
belum maksimal
diperlukan
Kesibukan pekerjaan profesi lain Mahasiswa
menunda
mahasiswa
menyebabkan penulisan proposal maupun
terbatasnya waktu yang tersedia penyelesaian revisi tesis
untuk mengerjakan tugas/tesis
24
Mahasiswa
tidak
melakukan
persiapan sebelumnya dengan
membaca materi perkuliahan
yang akan ditempuh
Kurangnya kesadaran mahasiswa
untuk memulai menulis proposal
seawal mungkin
Mahasiswa
menunggu
perkuliahan dimulai dalam
kelas baru mau membaca
materi
Mahasiswa
menunda
penulisan proposal
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemborosan yang
sering ditemukan adalah terjadi pada faktor sumber daya
manusia.
pemborosan
Selain
jenis
itu,
pemborosan
waiting.
Dalam
pemborosan waiting merupakan
lain
adalah
penelitian
ini,
salah satu penyebab
dari permasalahan utama yang ditemukan tentang
banyaknya mahasiswa yang menempuh masa studi lebih
dari batas ideal ≤ 2tahun. Senada dengan hasil flowchart
process masa studi pada gambar 4.1, pemborosan
waiting yang paling banyak terjadi
adalah
selama
penelitian dan penyelesaian tesis yang membutuhkan
waktu ±1 tahun.
B. Partisipasi Lulusan
Piranti atau tool yang digunakan untuk menemukan
akar permasalahan dalam hal partisipasi lulusan adalah
5Whys yang memberikan pertanyaan mengapa sebanyak
lima kali atau sampai akar permasalahan ditemukan dan
tidak bisa diuraikan lagi kepada narasumber yaitu
alumni PPs. MMP UKSW. Tabel 4.9 merupakan hasil dari
penerapan 5Whys yang dimaksud.
25
Tabel 4. 9 Akar Permasalahan Kurangnya Partisipasi Lulusan
Akar
Permasalahan Penyebab
Permasalahan 2
Adanya
Sumber
Kesibukan
kerja
lulusan
menyebabkan
lulusan
hanya
kerenggang informasi
an antara dari
progdi memiliki waktu yang terbatas untuk
alumni dan belum
mengakses
sendiri
sumber
program
termanfaatka informasi yang disediakan progdi
studi
n secara aktif dan himpunan alumni
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa permasalahan utama
yang
menyebabkan
karena
program
adanya
Akar
adalah
menyediakan
namun
kerenggangan
studi.
ditemukan
kurangnya
antara
permasalahan
program
studi
informasi
secara
yang
aktif
lulusan
lulusan
pertama
memang
informasi-informasi
sumber
dimanfaatkan
partisipasi
yang
yang
sudah
diperlukan
disediakan
oleh
dan
lulusan.
belum
Dengan
banyaknya kesibukan yang dimiliki lulusan, waktu yang
dimiliki
mereka
untuk
mengakses
sendiri
sumber
informasi yang disediakan hanya terbatas, sehingga
tidak heran bahwa lulusan/alumni bukannya tidak
pernah namun jarang terlibat aktif dalam kegiatan yang
diadakan program studi.
4.2.4 Improvement
Tahap selanjutnya adalah mencari alternatif solusi
berdasarkan akar permasalahan yang sudah ditemukan
sebelumnya dalam tahap analyze. Tahap ini disebut
tahap Improvement. Tool/piranti utama yang digunakan
adalah FGD yang melibatkan narasumber atau peserta
diskusi
yang
sama
dengan
FGD
yang
dilakukan
sebelumnya. Tool/piranti lain yang digunakan adalah in
depth
interview
kepada
lulusan/alumni
untuk
26
menentukan alternatif solusi yang bisa diberikan supaya
keaktifan partisipasi lulusan/alumni bisa ditingkatkan.
A. Masa Studi
Dalam
berurutan
alternatif
pernyataan
FGD,
setiap
diminta
solusi.
peserta
memberikan
Setelah
tersebut
sekali
masukan
pernyataan
kemudian
lagi
di
secara
sebagai
disampaikan,
diskusikan
lagi
keefektifannya. Hasil dari FGD ini selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.10.
Dari 5 akar penyebab permasalahan yang ditemukan
sebelumnya, terdapat 6 alternatif solusi yang ditawarkan
sebagai strategi peningkatan mutu lulusan untuk progdi.
Aplikasi berbagai strategi yang ditawarkan melalui tabel
4.10
dilakukan
pada
proses
perkuliahan.
Hal
ini
bertujuan untuk menghindari banyaknya waktu yang
digunakan mahasiswa untuk penulisan proposal dan
penyelesaian tesis.
27
Permasalahan
Mahasiswa
kurang motivasi
Kemampuan
menulis
mahasiswa yang
terbatas
Mata
kuliah
metodologi
penelitian
tidak
dimanfaatkan
untuk
memulai
proposal
Tabel 4. 10 Alternatif Solusi untuk Masa Studi
Akar Permasalahan
Alternatif Solusi
1. Memaksimalkan proses seleksi tahap wawancara
untuk mengcover motivasi mahasiswa
Motivasi kuliah hanya untuk
2. Memaksimalkan peran pembimbing akademik dan
mencari gelar
peran sebagai dosen untuk memotivasi mahasiswa
supaya “stay on track”
Kriteria
penilaian
tentang
Menambahkan mata kuliah penulisan akademis saat
kemampuan
menulis
calon
pra kuliah sebagai matakuliah “optional” bersama
mahasiswa dalam proses seleksi
dengan bahasa Inggris dan komputer literasi
belum maksimal
Kesibukan
pekerjaan Mewajibkan penyertaan keterangan tidak plagiat
menyebabkan terbatasnya waktu dalam setiap tugas paper seperti pada penulisan tesis
yang tersedia untuk mengerjakan sebagai motivasi mahasiswa mengerjakan sendiri tugas
tugas kuliah/tesis
tanggung jawabnya
Menerapkan kebijakan masing-masing dosen untuk
Mahasiswa
tidak
melakukan
memastikan mahasiwa membaca materi perkuliahan
persiapan
sebelumnya
dengan
sebelum proses belajar mengajar dimulai yang
membaca materi perkuliahan
dilakukan rutin setiap awal pertemuan.
1. Memaksimalkan peran pembimbing akademik dan
Kurangnya kesadaran mahasiswa peran dosen untuk memotivasi mahasiswa supaya
untuk mulai menulis proposal “stay on track”
seawal mungkin
2. Mahasiswa aktif bertanya tentang topik-topik
penelitian kepada dosen disetiap mata kuliah
28
B. Partisipasi Lulusan
Akar
permasalahan
ditemukan
sebagai
sebelumnya
adalah
pemborosan
tidak
yang
maksimalnya
pemanfaatan sumber informasi yang disediakan program
studi untuk menjangkau lulusan karena kesibukan kerja
mereka. Untuk menanggapi hal tersebut, alternatif solusi
yang ditawarkan dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4. 11 Alternatif Solusi untuk Partisipasi Alumni
Permasalahan
Akar Permasalahan
Alternatif Solusi
Kesibukan kerja lulusan
menyebabkan
lulusan Memaksimalkan
Adanya
hanya memiliki waktu pemanfaatan Student
kerenggangan
yang
terbatas
untuk email account yang
antara progdi
mengakses
sendiri disediakan
dan lulusan/
sumber informasi yang universitas sejak dari
alumni
disediakan progdi dan awal perkuliahan
himpunan alumni
Menurut tabel 4.11, salah satu alternatif solusi yang
bisa
dilakukan
pemanfaatan
adalah
Student
dengan
memaksimalkan
account
yang
sudah
disediakan universitas. Tujuan pemberian email ini
adalah
untuk
memudahkan
pihak
kampus
dalam
menjangkau banyaknya mahasiswa maupun alumni
UKSW yang tersebar diseluruh Indonesia. Tujuan ini bisa
tercapai
jika
sejak
awal
perkuliahan,
mahasiswa
dibiasakan untuk selalu menggunakan email ini. Namun
pada praktiknya, fasilitas ini
belum termanfaatkan
secara maksimal, bahkan masih ada mahasiswa PPs.
MMP UKSW yang tidak mengetahui adanya fasilitas ini.
Kondisi ini meminimkan hasil usaha kampus untuk
tetap “keep in touch” dengan alumni.
Melalui fasilitas email ini diharapkan alumni/lulusan
bisa dengan mudah dijangkau oleh program studi. UKSW
29
sendiri memiliki Alumni Newsletter SWAN (Satya Wacana
Alumni News) yang baru terbit perdana bulan Mei 2015,
jadi selain dengan memberikan informasi langsung
melalui email, Newsletter ini juga bisa dimanfaatkan
program studi untuk bisa menjaring alumni/lulusan
dengan
aktif
menerbitkan
informasi-informasi
yang
diperlukan.
4.2.5 Control
Tahap yang terakhir dilakukan pada Lean Six
Sigma adalah tahap control, dimana tujuan dari tahap ini
adalah untuk memastikan bahwa seluruh alternatif
solusi yang ditemukan sebelumnya dapat diterapkan
sebagaimana mestinya sampai 6 sigma bisa tercapai.
Dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang
ada, salah satu cara yang bisa dijadikan sebagai
referensi program studi pada tahap control adalah
dengan
mempertimbangkan
tawaran
strategi
dalam
improvement untuk dimasukan kedalam angket sebagai
evaluasi yang secara
rutin disebarkan pada akhir
perkuliahan setiap semester.
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian menurut metodologi DMAIC yang
sudah dijelaskan sebelumnya selanjutnya secara lebih
detail dibahas sebagai berikut:
4.3.1 Kondisi Mutu Lulusan PPs. MMP UKSW
Deskripsi secara umum tentang kondisi mutu
lulusan PPs. MMP UKSW saat ini diperlihatkan melalui
tahap Define, Measure dan sebagian pada tahap Analyze.
Tahap Define menjelaskan bahwa secara keseluruhan
30
kondisi mutu lulusan PPs. MMP UKSW sudah memadai.
Hal ini didukung dengan akreditasi A yang mampu
dipertahankan
progdi
sejak
tahun
2010
sampai
reakreditasi terbaru tahun 2015. Namun, pengaplikasian
Lean Six Sigma dalam penelitian ini menemukan bahwa
terdapat 2 permasalahan utama yang perlu diperhatikan
progdi demi peningkatan mutu lulusan secara terus
menerus.
Dua permasalahan yang didefinisikan dalam tahap
Define adalah lamanya masa studi yang ditempuh
lulusan dan kurangnya partispasi alumni. Partisipasi
alumni mendapat predikat cukup karena selama ini
alumni PPs. MMP UKSW baru aktif dalam 2 dari 4
bentuk partisipasi yang diharapkan progdi. Sedangkan
perhitungan rata-rata masa studi lulusan sebenarnya
sudah menunjukkan angka dengan predikat baik yaitu
2,1 tahun atau 25,2 bulan, tapi standar deviasi yang
ditemukan adalah 25,2±9,21. Angka ini menunjukkan
tingginya variabilitas, sedangkan tujuan utama aplikasi
Lean Six Sigma adalah menurunkan variabilitas.
Kemudian, hasil dari tahap Measure menunjukkan
bahwa level sigma masa studi PPs. MMP UKSW saat ini
baru mencapai 1,54σ. Level ini menunjukkan bahwa
kondisi masa studi lulusan selama ini masih banyak
yang berada di posisi belum ideal atau belum sesuai
dengan harapan progdi yaitu ≤ 2 tahun. Hasil tersebut
mendukung
pernyataan
dalam
tahap
define untuk
menganalisis masa studi lebih lanjut.
Secara umum, kondisi-kondisi yang disebutkan
diatas kurang lebih serupa dengan hasil penelitian
aplikasi Lean Six Sigma terdahulu. Masalah utama yang
31
sering ditemukan dalam bidang jasa pada umumnya
adalah
masalah
waktu
yang
tidak
sesuai
dengan
harapan pelanggan (Wang dan Chen, 2010; Wisnubroto
& Anggoro, 2012; Cheng dan Chang, 2012). Selain itu
perhitungan level Sigma dalam tahap Measure pada
umumnya berada dibawah angka 3.
Selanjutnya,
melalui
tahap
Analyze
sebuah
diagram Fishbone pada gambar 4.2 diperlihatkan untuk
menjelaskan
tentang
kondisi
permasalahan-
permasalahan yang menyebabkan lamanya masa studi
yang
ditempuh
lulusan.
Dari
kategori
Method/process,
Material,
Money,
5M
(Man,
Machines,)
yang
menjadi topik utama pembahasan selama FGD adalah
Man dan Method.
A. Man (Tenaga Akademik, Pengelola dan Mahasiswa)
Sesuai
dengan
definisnya,
Man
manusia yang terlibat langsung dalam
mengacu
pada
proses. Melalui
FGD ini ditemukan bahwa hampir seluruh penyebab
masalah utama terdapat di Man. Hal ini jelas terlihat
pada
diagram
fishbone
yang
memberikan
12
permasalahan. Dari 12 permasalahan yang ditemukan,
disepakati hanya 2 permasalahan yang dianggap crucial,
permasalahan
yang
lainnya
dianggap
sebagai
permasalahan yang hanya terjadi dalam beberapa kasus
tertentu.
B. Method/Process (PBM dan Bimbingan)
Metode atau proses mengarah pada metode yang
digunakan selama proses masa studi dilaksanakan baik
itu selama proses belajar mengajar maupun proses
bimbingan
tesis.
Dalam
FGD
ini,
awalnya
ada
3
32
permasalahan yang ditemukan yaitu (1) mata kuliah
metodologi penelitian tidak dimanfaatkan untuk memulai
proposal
tapi
hanya
sebagai
pemenuhan
tugas
matakuliah, (2) progdi belum menyediakan deadline
secara tegas khusus untuk memasukan proposal, (3)
pertemuan yang diselenggarakan oleh program studi
yang
membahas
tentang
penulisan
proposal/tesis
sesudah masa perkuliahan belum termanfaatkan oleh
mahasiswa,
hanya
sebagian
mahasiswa
saja
yang
mengikutinya. Namun dua masalah terakhir (2) dan (3)
tidak
dimasukkan
dalam
diagram
fishbone
karena
berdasarkan Kurikulum yang baru oleh PPs. MMP
UKSW,
progdi
sudah
memberikan
deadline
untuk
proposal yaitu dengan menetapkan mata kuliah khusus
yaitu Seminar Rencana Tugas Akhir pada semester 3
yang sekaligus membahas tentang penyusunan proposal
lebih jauh lagi selain pada mata kuliah Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif pada semester 1.
Dengan adanya mata kuliah tersebut, permasalahan ini
dianggap tidak valid lagi.
4.3.2 Akar Permasalahan
Melalui FGD dan teknik 5Whys didapatkan 5 akar
permasalahan tentang lamanya masa studi (Tabel 4.7)
dan 1 akar permasalahan tentang kurangnya partispasi
alumni (Tabel 4.9). Keenam akar permasalahan tersebut
ditemukan berdasarkan 4 permasalahan crucial yang
ditemukan sebelumnya yaitu sebagai berikut:
A. Mahasiswa kurang motivasi
Salah
satu
permasalahan
yang
sering
dialami
mahasiswa saat sedang menjalani masa studi adalah
33
kurangnya motivasi. Setiap mahasiswa memiliki motivasi
masing-masing saat menjalanai perkuliahan di PPs. MMP
UKSW. Motivasi tersebut adalah salah satu faktor
penentu keberhasilannya selama mengikuti perkuliahan.
Sebagian dari mahasiswa yang sudah bekerja
memiliki motivasi yang tidak berbeda jauh satu sama
lain. Motivasi tersebut diantaranya yaitu karena adanya
pengaruh lingkungan sosial yang menuntut mereka
untuk meneruskan kuliah magister baik itu untuk
meningkatkan pendapatan, adanya kecemburuan sosial
melihat teman-teman sejawat rata-rata sudah master,
ataupun karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan
mereka mengambil manajemen pendidikan meskipun
kadang passion mereka tidak sepenuhnya searah. Lain
halnya dengan mahasiswa yang belum bekerja, sebagian
dari
mereka
memiliki
motivasi
meneruskan
kuliah
karena setelah lulus sarjana masih belum menemukan
pekerjaan sehingga daripada memilih untuk menganggur
lebih baik meneruskan kuliah.
Motivasi-motivasi
yang
disebutkan
diatas
merupakan contoh motivasi ekstrinsik atau motivasi
yang berasal dari luar, dengan kata lain motivasi hanya
sekedar untuk mencari gelar semata. Motivasi-motivasi
ini tidak ada salahnya, namun motivasi yang semacam
itu tidak akan cukup mampu membantu mahasiswa
ketika
ia
bertemu
dengan
kesulitan-kesulitan
tak
terduga saat kuliah atau saat penulisan tesis. Mahasiswa
akan
cenderung
gampang
berputus
asa
ketika
dihadapkan pada masalah yang berakibat pada lamanya
masa studi untuk lulus. Dibutuhkan motivasi intrinsik
yang berasal dari kesadaran diri mahasiswa untuk
34
mengikuti kuliah, khususnya mahasiswa yang sudah
bekerja
karena
mereka
lebih
“rawan”
menemukan
kesulitan saat berkuliah melihat kemungkinan sulitnya
membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan utama.
B. Kemampuan menulis mahasiswa yang terbatas
Permasalahan
ini
menjadi
salah
satu
pemicu
lamanya waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk
menyelesaikan
penulisan
tesis
karena
meskipun
penelitiannya sudah selesai namun jika kemampuan
menulis
karya
ilmiah
mahasiswa
terbatas
maka
mahasiswa akan membutuhkan waktu yang lebih untuk
menyelesaikan penulisannya. Tidak semua mahasiswa
mampu menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya
secara tertulis dan ilmiah.
Menurut
hasil
FGD,
akar
permasalahan
yang
menyebabkan mengapa kemampuan menulis mahasiswa
yang terbatas mempengaruhi lamanya masa studi adalah
pertama karena kriteria penilaian tentang kemampuan
mahasiswa dalam proses seleksi calon mahasiswa
baru belum maksimal dan kedua karena kesibukan
pekerjaan lain menyebabkan terbatasnya waktu yang
tersedia untuk mengerjakan tugas/tesis.
C. Mata
kuliah
metodologi
penelitian
tidak
digunakan untuk memulai penulisan proposal
Sebelum kurikulum baru diberlakukan, PPs. MMP
UKSW menjadwalkan mata kuliah metodologi penelitian
dilaksanakan pada semester 2 dengan harapan bahwa
selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa sudah siap
ujian proposal atau minimal sudah memiliki gambaran
proposal yang akan diajukan dengan jatuh tempo
35
maksimal selesai perkuliahan semester 3 mahasiswa
siap ujian proposal. Namun meskipun hal ini sudah
sering disarankan dari pihak program studi, pada
kenyataannya sebagian mahasiswa menunggu masa
perkuliahan selesai selama 3 semester baru mulai
mencari topik penelitian.
Akar permasalahan yang ditemukan melalui FGD
terdiri
dari
2
yaitu
mahasiswa
karena
tidak
mempersiapkan diri dulu dengan membaca bahan
materi
kuliah
kurangnya
penulisan
sebelum
kesadaran
proposal
perkuliahan
mahasiswa
seawal
dimulai
untuk
mungkin.
dan
memulai
Sebenarnya
melihat susunan Kurikulum baru yang diterapkan oleh
PPs. MMP UKSW, progdi sudah memberikan kebijakan
bahwa mata kuliah Metodologi Penelitian (kualitatif dan
kuantitatif) dilaksanakan pada semester 1 dan terdapat
mata
kuliah
Seminar
Rencana
Tugas
Akhir
pada
semester 3. Namun hasil FGD dalam penelitian ini
menemukan bahwa akar permasalahan tentang alasan
mengapa mahasiswa tidak memulai menulis proposal
saat mengikuti perkuliahan metodologi penelitian adalah
karena selama mengikuti perkuliahan mahasiswa tidak
memiliki persiapan bahan materi untuk memulai proses
belajar mengajar, dan solusi yang ditawarkan progdi
tersebut belum menjawab akar permasalahan yang
ditemukan. Tapi kebijakan ini sudah menjawab akar
permasalahan yang kedua yaitu dengan penempatan
metodologi
penelitian
sejak
awal
dapat
membantu
mahasiswa menulis proposal seawal mungkin, sehingga
pada mata kuliah Seminar Rencana Tugas Akhir dimulai
36
mahasiswa diharapkan sudah memiliki gambaran yang
lebih jelas tentang proposal penelitiannya.
D. Adanya kerenggangan antara alumni dan program
studi
Sampai
saat
ini
sebagian
besar
alumni
belum
memiliki kesadaran untuk ikut berpartisipasi aktif dalam
setiap kegiatan program studi. Alumni menyatakan
bahwa hal utama yang mendasarinya adalah karena
padatnya kesibukan pekerjaan sehingga mereka tidak
memiliki waktu untuk mencari informasi dan ikut
berpartispasi dalam kegiatan program studi.
Meskipun
progdi
memiliki
kerja
sama
dengan
himpunan alumni universitas, namun jangkauannya
belum maksimal. Jika dilihat dari data alumni yang ada,
jumlah alumni yang berasal dari kota sekitar Salatiga
termasuk
cukup
banyak.
Sehingga
pada
dasarnya
kemungkinan untuk mengaktifkan partispasi alumni
cukup besar.
4.3.3 Strategi Peningkatan Mutu Lulusan
Selanjutnya
dengan
berdasar
pada
akar
permasalahan yang dijelaskan sebelumnya, ditemukan 7
alternatif
yang
dapat
ditawarkan
sebagai
strategi
peningkatan mutu lulusan. Dari 7 alternatif solusi
tersebut, 6 diantaranya membahas tentang masa studi
(Tabel 4.10) dan 1 lainnya tentang partisipasi alumni
(Tabel 4.11).
37
A. Memaksimalkan proses seleksi tahap wawancara
untuk mengcover motivasi mahasiswa
Salah satu proses seleksi penerimaan mahasiswa
baru yang diberlakukan di PPs. MMP UKSW adalah
dengan wawancara untuk mengetahui motivasi dan
kesanggupan
calon
mahasiswa
selama
mengikuti
perkuliahan. Meskipun hal ini sudah diberlakukan,
namun
keefektifannya
belum
terlalu
kelihatan.
Pernyataan ini berdasar pada masih ditemukannya
mahasiswa
yang
memiliki
motivasi
hanya
sekedar
mencari gelar. Melihat kondisi ini, sebaiknya tahap
wawancara
untuk
ini
dimanfaatkan
mengcover
motivasi
semaksimal
mungkin
sesung