ANALISIS PENYEBAB DAMPAK DAN SOLUSI KEBA

ANALISIS PENYEBAB, DAMPAK DAN SOLUSI
KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi UTS mata kuliah geografi lingkungan

Oleh

Adam Irwansyah
23112002

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR
DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2015

PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai permasalahan geografi
lingkungan. Analisa mengenai permasalahan geografi lingkungan ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan kepada seluruh peserta mata kuliah Geografi

Lingkungan.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah wajib
Geografi Lingkungan. Makalah ini berisi pengetahuan yang telah diperoleh
mahasiswa baik saat kuliah maupun melalui studi literatur.
Makalah ini diberi judul “Analisis Penyebab, Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan
di Indonesia”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis selama penyusunan makalah, Akhir kata penulis sangat
berharap makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis sendiri dan semua pihak
yang membutuhkannya.

Bandarlampung, November 2015

i|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

ABSTRAK
Kebakaran hutan dan lahan terjadi disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor
alam dan faktor kegiatan manusia yang tidak terkontrol. Kebakaran hutan yang

terjadi akan menimbulkan sejumlah dampak maupun kerugian yang menyangkut
aspek ekologi dan lingkungan, aspek ekonomi domestik dan aspek kesehatan dan
sosial.
Dalam upaya pencegahan, berbagai kebijakan yang sifatnya meminimalisir
kemungkinan kebakaran harus diutamakan, termasuk penguatan sistem informasi
manajemen kebakaran hutan, lahan, kebijakan-kebijakan yang menyertai konversi,
dan pembukaan lahan.
Sedangkan dalam upaya penanggulangan, teknologi modifikasi cuaca yang
merupakan upaya manusia untuk memicu turunnya hujan dengan cara menyemai
awan dapat dimanfaatkan. Teknologi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain pesawat udara, ground base generator (GBG), dan roket.
Kebakaran hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat
luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan
pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang
optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang terkait
dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.

ii | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia


DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................... i
Abstrak ................................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................. iii
Daftar Gambar .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup Kajian ....................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan Makalah ................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................ 2
BAB II TEORI DASAR ..................................................................... 4
2.1 Definisi Kebakaran Hutan ................................................. 4
2.2 Faktor Penyebab Kebakaran Hutan .................................. 5
2.3 Dampak Kebakaran Hutan ................................................. 7
BAB III PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ............ 12
3.1 Pencitraan Satelit .............................................................. 12
3.2 Teknologi Modifikasi Cuaca ............................................ 14

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ................................................ 18
4.1 Simpulan ............................................................................ 18
4.2 Saran ................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 20

iii | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kebakaran hutan di Kabupaten Aceh Barat tahun 2013 .................... 4
Gambar 2.2. Kabut asap akibat kebakaran hutan di Kota Pekanbaru .................... 7
Gambar 3.1. Citra satelit yang menunjukan kebakaran di riau ............................ 12
Gambar 3.2. Citra satelit menunjukan temperatur tinggi di kalimantan selatan .. 13
Gambar 3.3. Salah satu pesawat pembom air ...................................................... 14
Gambar 3.4. Ilustrasi metode penyemaian awan ................................................. 15

iv | A n a l i s i s


Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan suatu pondasi alam dalam menyediakan dan mengendalikan
berbagai kebutuhan manusia, seperti udara, air dan sebagainya. Selain sebagai
sumber daya alam hutan juga merupakan faktor ekonomi dilihat dari hasil-hasil
yang dimilikinya. Namun, bersamaan itu pula sebagai dampak negatif atas
pengelolaan hutan yang eksploitatif dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat,
pada akhirnya menyisakan banyak persoalan, salah satu diantaranya ialah
kebakaran hutan. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup
besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati,
merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, bahkan menjadi
permasalahan lintas negara karena asapnya yang dapat mengganggu kesehatan
masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan
udara.

Kebakaran hutan dan lahan terjadi disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama yaitu
faktor alami dan faktor kegiatan manusia yang tidak terkontrol. Faktor alami

antara lain oleh pengaruh El-Nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan
sehingga tanaman menjadi kering. Tanaman kering merupakan bahan bakar
potensial jika terkena percikan api yang berasal dari batubara yang muncul
dipermukaan ataupun dari pembakaran lainnya baik disengaja maupun tidak
disengaja. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kebakaran bawah (ground fire)
dan kebakaran permukaan (surface fire). Dua tipe kebakaran tersebut merusak
semak belukar dan tumbuhan bawah hingga bahan organik yang berada di bawah
lapisan serasah seperti humus, gambut, akar pohon ataupun kayu yang melapuk.
Apabila lambat ditangani kebakaran dapat terjadi meluas sehingga menimbulkan
kebakaran tajuk (crown fire) dimana kebakaran ini merusak tajuk pohon. Akan
tetapi tipe kebakaran terakhir ini dapat terjadi juga karena adanya sembaran
petir. Faktor kegiatan manusia yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan
antara lain adanya kegiatan pembuatan api unggun di dalam hutan, namun bara

1|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

bekas api unggun tersebut tidak dipadamkan. Adanya kegiatan pembukaan lahan
dengan teknik tebang-tebas-bakar yang tidak terkontrol, biasa dilakukan oleh

perusahaan HTI dan peladang berpindah ataupun menetap. Pembakaran secara
disengaja untuk mendapatkan lapangan penggembalaan atau tempat berburu,
serta akibat membuang puntung rokok yang menyala secara sembarangan.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul beberapa persoalan yaitu:
1. Apa itu kebakaran hutan ?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan kebakaran hutan ?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan ?
4. Apa saja upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan ?

1.3 Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok,
yaitu:
1. Definisi kebakaran hutan
2. Faktor penyebab kebakaran hutan
3. Dampak akibat kebakaran hutan
4. Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

1.4 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan umum yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini ialah untuk
mengetahui bagaimana suatu aktifitas dapat menyebabkan kebakaran hutan.
Sedangkan tujuan khusus yang hendak dicapai ialah menganalisa solusi dari
permasalahan kebakaran hutan di indonesia.

1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori
dasar, upaya pencegahan dan penanggulangan, serta simpulan dan saran. Pada
bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan makalah ini,
rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup kajian, serta sistematika penulisan. Pada

2|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

bab dua akan disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji
dengan menggunakan berbagai literatur sebagai sumbernya berupa pengertian
kebakaran hutan, faktor penyebab kebakaran hutan dan dampak kebakaran
hutan. Bab tiga akan menjabarkan dan menganalisis masalah-masalah yang telah
dirumuskan


secara

lengkap

berupa

analisa

upaya

pencegahan

dan

penanggulangan kebakaran hutan. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran
dari penulis mengenai masalah yang kami angkat.

3|A nalis is


Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Definisi Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan
kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. (Peraturan Menteri Kehutanan,
2009)
Kebakaran hutan adalah pembakaran yang penjalaran apinya bebas serta
mengkonsumsi bahan bakar alam dari hutan seperti serasah, rumput,
ranting/cabang pohon mati yang tetap berdiri, log, tunggak pohon, gulma,
semak belukar, dedaunan dan pohon-pohon. (Raharjo, 2003)

Gambar 2.1 Kebakaran hutan di Desa Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat tahun 2013

Peristiwa kebakaran hutan yang tidak terkendali bisa terjadi secara sengaja
maupun tidak sengaja. Di masa lalu membakar hutan merupakan suatu metode
praktis untuk membuka lahan. Pada awalnya banyak dipraktekan oleh para
peladang tradisional atau peladang berpindah. Namun karena biayanya murah

praktek membakar hutan banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan

4|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

kehutanan dan perkebunan. Di lingkup ilmu kehutanan ada sedikit perbedaan
antara istilah kebakaran hutan dan pembakaran hutan. Pembakaran identik
dengan kejadian yang disengaja pada satu lokasi dan luasan yang telah
ditentukan. Gunanya untuk membuka lahan, meremajakan hutan atau
mengendalikan hama. Sedangkan kebakaran hutan lebih pada kejadian yang
tidak disengaja dan tak terkendali. Pada prakteknya proses pembakaran bisa
menjadi tidak terkendali dan memicu kebakaran.
Kebakaran hutan berskala besar cukup sulit untuk dipadamkan. Kadangkadang membutuhkan waktu hingga bermingu-minggu agar semua titik api
bisa padam. Pada kondisi tertentu, seperti tanah gambut, kebakaran masih terus
berlangsung di dalam tanah meski api dipermukaan telah padam berhasil
dipadamkan. Sehingga tanah tetap mengeluarkan asap pekat dan sewaktuwaktu api bisa meletup kembali ke permukaan. Kebakaran hutan menjadi
penyumbang terbesar laju deforestasi. Bahkan menurut organisasi lingkungan,
World Wild Fund, deforestasi akibat kebakaran hutan lebih besar dibanding

konversi lahan untuk pertanian dan illegal logging.

2.2 Faktor Penyebab Kebakaran Hutan
Penyebab dari masalah kebakaran hutan adalah karena kesalahan sistemik
dalam pengelolaan hutan secara nasional di suatu negara. Dalam hal ini, adanya
penggunaan metode pembukaan lahan yang tidak tepat yaitu menggunakan
metode land clearing dengan cara membakar lahan yang akan dibuka, dan
pekerja yang mereka sewa untuk melakukan pembakaran adalah penduduk
masyarakat setempat. Ketidaktersediaan teknologi yang memadai membuat
metode land clearing dengan cara membakar dinilai efisien. Dampak yang
ditimbulkan dari penerapan metode ini terhadap lingkungan tidak sebanding
dengan hasilnya. Faktor ekonomi menjadi latar belakang kenapa metode ini
lazim dilakukan. Kebakaran hutan yang terjadi dapat disimpulkan

5|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

penyebabnya, dan penyebab kebakaran hutan dapat dibagi menjadi 2 sumber
yaitu :
1. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh alam
a. Gejala alam skala global : kondisi alam yang tidak mendukung,
misalnya, bencana alam, musim kemarau panjang yang membuat areal
kehutanan menjadi begitu panas.
b. Lahan gambut dapat menjadi bahan bakar yang relatif melimpah sebab,
kekeringan telah menyebabkan air tanah menurun di rawarawa air tanah
yang besar di pedalaman. Lantas, lapisan gambut terpapar dan
mengering. Pohon yang kebanyakan memiliki perakaran dangkal
mengering dan tumbang. Baik gambut kering maupun kayu mati
akhirnya merupakan bahan bakar yang efektif bagi penyebaran api pada
permukaan dan di atas tanah. Api yang berkobar pada gambut dan batu
bara di hutan rawa gambut akhirnya menyebar ke daerah-daerah hutan
lainnya.
2. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia
a. Alih fungsi hutan / pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian,
pemukiman, transmigrasi dengan menggunakan api yang tidak
terkendali. Ini merupakan penyebab utama dari kebakaran hutan yang
terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran
terhadap

kelestarian

lingkungan.

Terutama

karena

kurangnya

pengetahuan mengenai pentingnya hutan bagi kehidupan.
b. Kompleksitas jaring kemiskinan, persoalan pembangunan dan tata
kepemerintahan. Faktor tata laksana pemerintah yang kurang serasi
serta

potensi

penyebab

konflik

ditengah

masyarakat

adalah

ketidakadilan dalam alokasi hasil SDA yang dibagikan penduduk asli
setempat, pendatang dan pabrik yang melakukan investasi di wilayah
tersebut. Tidak jarang dilaporkan bahwa reaksi masyarakat terhadap
ketidakadilan itu adalah melakukan pembakaran dengan sengaja dalam
upaya mencapai hak mereka.
c. Illegal logging yang dilakukan oleh pengusaha-pengusaha yang tidak
bertanggung jawab merupakan salah satu penyebab kebakaran hutan.

6|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

Karena sisa-sisa penebangan hutan tersebut dapat menjadi salah satu
bahan bakar potensial yang memperpanjang usia kebakaran hutan yang
terjadi.
d. Titik api yang menyebar ke daerah yang sulit dijangkau manusia
membuat penanganan kebakaran hutan menjadi lambat dan menyebar
ke wilayah yang belum terbakar. Sistem pengelolaan hutan yang belum
menyentuh akar permasalahan ekologi, social dan ekonomi yang terjadi
di kawasan hutan itu sendiri dan hal ini yang kurang dicermati oleh
pihak masyarakat, pemerintah, ataupun lembaga internasional yang
konsern terhadap kehutanan.

2.3 Dampak Kebakaran Hutan

Gambar 2.2 Kabut asap akibat kebakaran hutan menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau

Kebakaran hutan yang terjadi akan menimbulkan sejumlah dampak maupun
kerugian yang menyangkut beberapa aspek antara lain:
1. Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan terhadap ekologi dan
lingkungan
a. Hilangnya sejumlah spesies Kebakaran bukan hanya meluluh lantakkan
berjenis-jenis pohon namun juga menghancurkan berbagai jenis habitat
satwa lainnya. Umumnya satwa yang ikut musnah ini akibat

7|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

terperangkap oleh asap dan sulitnya jalan keluar, karena api telah
mengepung dari segala penjuru.
b. Ancaman erosi Kebakaran yang terjadi di lereng-lereng pegunungan atau
pun di dataran tinggi akan memusnahkan sejumlah tanaman yang juga
berfungsi menahan laju tanah pada lapisan atas untuk tidak terjadi erosi.
Pada saat hujan turun dan ketika pengikisan tanah terjadi, ketiadaan akar
tanah akibat terbakar sebagai pengikat akan menyebabkan tanah ikut
terbawa oleh hujan ke bawah yang pada akhirnya berpotensi
menimbulkan bukan hanya erosi tetapi juga longsor.
c. Perubahan fungsi pemanfaatan dan peruntukan lahan hutan sebelum
terbakar secara otomatis memiliki banyak fungsi. Sebagai penyaring
karbondioksida, maupun sebagai mata rantai dari suatu ekosistem yang
lebih besar yang menjaga keseimbangan planet bumi. Ketika hutan
tersebut terbakar, fungsi tersebut juga hilang dan karbondioksida tidak
lagi disaring namun melayang-layang di udara. Dalam suatu ekosistem
besar, panas matahari tidak dapat diserap dengan baik karena hilangnya
fungsi serapan dari hutan yang telah terbakar tersebut. Hutan itu sendiri
mengalami perubahan peruntukan menjadi lahan-lahan perkebunan dan
kalau pun tidak, maka hutan akan menjadi padang ilalang yang akan
membutukan waktu lama untuk kembali pada fungsinya semula.
d. Penurunan kualitas air kebakaran hutan memang tidak secara signifikan
menyebabkan perubahan kualitas air. Kualitas air yang berubah ini lebih
diakibatkan faktor erosi yang muncul di bagian hulu. Ketika air hujan
tidak lagi memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan
membawa seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk ke dalam
sungaisungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh.
Hal ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung atau pun di
hulu sungai.
e. Terganggunya ekosistem terumbu karang. Hal ini lebih disebabkan faktor
asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus
dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat terumbu karang

8|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

dan beberapa spesies lainnya menjadi sedikit terhalang untuk melakukan
forosintesa.
f. Sedimentasi di aliran sungai Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan
mengalami pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul
adalah meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.
g. Deforestasi dan degradasi hutan Dampak jangka panjang yang
ditimbulkan oleh kebakaran hutan antara lain terjadinya penurunan
jumlah hutan yang signifikan di dunia.
h. Menipisnya lapisan ozon Kebanyakan hutan yang terbakar adalah hutan
di lahan gambut yang mempunyai kontribusi yang besar dalam
pengurangan emisi karbon. Kebakaran lahan gambut dalam jumlah yang
besar ini mengakibatkan peningkatan jumlah emisi karbon yang
selanjutnya akan berdampak pada penipisan lapisan ozon.

2. Dampak yang dihasilkan dari kebakaran hutan terhadap sektor ekonomi
domestik
a. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dalam hutan
maupun di lingkungan sekitar hutan itu sendiri. Sejumlah masyarakat
yang selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil hutan tidak mampu
melakukan aktivitasnya. Asap yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut
sedikit banyak mengganggu aktivitasnya yang secara otomatis juga ikut
mempengaruhi penghasilannya. Setelah kebakaran usai pun dipastikan
bahwa masyarakat kehilangan sejumlah areal dimana ia biasa mengambil
hasil hutan tersebut, seperti rotan, karet.
b. Terganggunya aktivitas dan penurunan produktivitas Adanya gangguan
asap secara otomatis juga mengganggu aktivitas yang dilakukan manusia
sehari-hari. Misalnya pada pagi hari sebagian orang tidak dapat
melaksanakan aktivitasnya karena sulitnya sinar matahari menembus
udara yang penuh asap. Demikian pula terhadap banyak aktivitas yang
menuntut manusia untuk berada di luar ruangan. Adanya gangguan asap
akan mengurangi intensitas dirinya untuk berada di luar ruangan.
Munculnya asap juga menghalangi produktivitas manusia. Walaupun

9|A nalis is

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

kita bisa keluar dengan menggunakan masker, tetapi sinar matahari di
pagi hari tidak mampu menembus ketebalan asap yang ada. Secara
otomatis waktu kerja seseorang pun berkurang karena harus menunggu
sedikit lama agar matahari mampu memberikan sinar terangnya.
Ketebalan asap juga memaksa orang menggungakan masker yang sedikit
banyak mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Hal tersebut di atas
mengakibatkan berkurangnya pemasukan yang diterima oleh individu.
c. Menurunnya devisa negara Turunnya produktivitas secara otomatis
mempengaruhi perekonomian mikro yang pada akhirnya turut
mempengaruhi pendapatan negara.
d. Dampak terhadap perhubungan dan pariwisata. Tebalnya asap juga
mengganggu transportasi udara. Sering sekali terdengar sebuah pesawat
tidak bisa mendarat di bandara tujuan karena tebalnya asap yang
melingkupi tempat tersebut. Sudah tentu hal ini akan mengganggu bisnis
pariwisata karena keengganan orang untuk berada di tempat yang
dipenuhi asap. Hal ini akan mengakibatkan pendapatan di bisnis
pariwisata akan menurun.

3. Dampak Kebakaran Hutan Terhadap aspek kesehatan dan sosial
a. Terganggunya kesehatan. Peningkatan jumlah asap secara signifikan
menjadi penyebab utama munculnya penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan). Gejala ini biasanya ditandai dengan rasa sesak di dada dan
mata agak berair.
b. Peningkatan jumlah Hama. Sejumlah spesies dikatakan sebagai hama bila
keberadaan dan aktivitasnya mengganggu proses produksi manusia. Bila
tidak “mencampuri” urusan produksi manusia maka ia akan tetap
menjadi spesies sebagaimana spesies yang lain. Sejumlah spesies yang
potensial untuk menjadi hama tersebut selama ini berada di hutan dan
melakukan

interaksi

dengan

lingkungannya

membentuk

rantai

kehidupan. Kebakaran yang terjadi justru memaksanya terlempar dari
rantai ekosistem tersebut. Dan dalam beberapa kasus spesies tersebut
masuk dalam komunitas manusia dan berubah fungsi menjadi hama

10 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

dengan merusak proses produksi manusia yang ia tumpangi atau
dilaluinya. Hama itusendiri tidak harus berbentuk kecil. Gajah dan
beberapa binatang bertubuh besar lainnya ‘harus’ memporak-porandakan
kawasan yang dilaluinya dalam upaya menyelamatkan diri dan dalam
upaya menemukan habitat barunya karena habitat lamanya telah musnah
terbakar.

11 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

BAB III
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
3.1 Pencitraan Satelit

Gambar 3.1 Sebuah citra satelit dengan resolusi 50 cm dari sebuah kebakaran di Riau, Indonesia dari Digital Globe
dalam platform Global Forest Watch Fires

Pada aspek pencegahan, berbagai kebijakan yang sifatnya meminimalisir
kemungkinan kebakaran harus diutamakan, termasuk penguatan sistem
informasi manajemen kebakaran hutan, lahan, kebijakan-kebijakan yang
menyertai konversi, dan pembukaan lahan. Sedangkan, untuk aspek
pemantauan harus dikembangkan sistem peringatan dini dan tentu saja
kapabilitas pemadam kebakarannya sebagai salah satu unsur yang harus
dipenuhi dalam aspek penanggulangan kebakaran. Ada beberapa hal yang
harus dilakukan berkenaan dengan upaya pencegahan, penanggulangan, dan
pemantauan kebakaran hutan diantaranya adalah :
Aspek pencegahan, adanya sistem informasi manajemen kebakaran hutan dan
lahan. Kecepatan pertukaran informasi kebakaran, merupakan kunci
keberhasilan peringatan dini dan pemadaman dini di lapangan. Untuk itu,
diperlukan perangkat komunikasi dan perangkat-perangkat lainnya. Sistim
Informasi Kebakaran (SIK) dan Sistem Informasi Kebakaran Hutan dan Lahan
(SIKHL) harus dikembangkan dengan sistem komputer agar data dan informasi
bisa dipadukan untuk mendukung kebijakan. Sebagai data masukan untuk SIK,
dapat menggunakan peta penggunaan lahan terbaru untuk daerah propinsi,
termasuk batas seluruh konsesi HPH, perkebunan dan transmigrasi.
Selanjutnya, data jaringan infrastruktur, aktivitas manusia serta data tingkat
12 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

kekeringan yang diperoleh Badan Meteorologi dan Geofisika manajemen
kebakaran hutan dan penentuan dipadukan dengan data citra inderaja, seperti
NOAA- AVHRR (National Oceanic and Atmospheric Administration –
Advanced Very High Resolution radiometer) yang dikembangkan oleh
lembaga antariksa Amerika (NASA) sejak tahun 1978 untuk pemantauan iklim
dan kelautan global sebagai data lanjutan. Sensor yang terdapat pada satelit
tersebut, memberikan informasi yang sangat berguna untuk manajemen
kebakaran, seperti deteksi kebakaran harian, pemetaan daerah yang terbakar,
perbedaan vegetasi, dan bahan bakar api. Satelit-satelit NOAA mencakup area
permukaan bumi seluas 2700 Km dari ketinggian kurang lebih 860 Km dan
memiliki resolusi medan 1,1 km2 dalam ukuran pixel. Satelit-satelit ini
memiliki sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer ),
sebuah radiometer pemantauan dengan lima saluran yang masingmasing
memiliki karakteristik spektral yang berbeda (tampak, infra merah dekat,
tengah dan jauh) dengan skala citra kira-kira 1: 6.000.000.

Gambar 3.2 Citra wilayah Kalimantan Selatan yang direkam oleh satelit ALOS

13 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

Data AVHRR diterima oleh sistem penerimaan HRPT (High Resolution
Picture System), yang disediakan dan dirakit oleh Sistem Satelite Dundee.

Proses geografis lebih jauh dilakukan dengan Sistem Tampilan dan Analisa
Geografis (GADS) dan Arcview 3.2. Dengan tingkat pengulangannya yang
tinggi NOAA AVHRR memiliki kemampuan untuk mendeteksi aktifitas
kebakaran (High Temperature Event [HTE] atau Hotspots) berdasarkan
pengukuran temperatur pada waktu sebenarnya. Sebuah pixel kebakaran atau
HTE memiliki area tetap seluas 1,1 Km2 yang menunjukkan adanya satu atau
lebih kebakaran di dalam area ini, walaupun demikian istilah hotspots tidak
memberikan informasi mengenai jumlah, ukuran dan intensitas kebakaran dan
ukuran luas area yang terbakar. Sensor AVHRR didesain untuk aplikasi ilmu
meteorologi dan kelautan, oleh karena itu alogaritma khusus telah
dikembangkan untuk pendeteksian kebakaran. Oleh karena itu untuk
menghindari salah deteksi sehubungan dengan tingginya temperatur latar
belakang (tanah), refleksi awan atau refleksi matahari oleh air, program
pemrosesan satelit menggunakan alogaritma-alogaritma khusus.
3.2 Teknologi Modifikasi Cuaca

Gambar 3.3 Salah satu pesawat pengebom air yang digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan

Teknologi Modifikasi Cuaca ini merupakan upaya manusia untuk memicu
turunnya hujan dengan cara menyemai awan atau cloud seeding. Penyemaian

14 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang bersifat higroskopik atau
menyerap air. Awan yang telah ditaburi bahan baku ini diharapkan memicu
terjadinya pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan dan selanjutnya
mempercepat terjadinya hujan. Proses fisika dimodifikasi di dalam awan yang
berupa proses tumbukan dan penggabungan atau proses pembentukan es.
Proses kimia dapat dilakukan dengan dua mekanisme, dan sangat tergantung
kondisi awan. Pada bagian awan dingin, curah hujan akan bertambah jika
proses pembentukan es di dalam awan juga semakin efektif. Proses
pembentukan es dalam awan akan semakin efektif jika awan disemai dengan
penyemaian perak Iodida (Agl). Sementara itu, bagian awan hangat digunakan
bahan partikel higroskopik yang disemai ke awan yang sedang dalam masa
berkembang. Melalui bahan ini, proses hujan dapat segera dimulai serta
berkembang ke seluruh awan. Bahan penyemaian yang digunakan adalah
bahan yang bersifat higroskopik yang berbentuk serbuk yang sangat halus.
Bahan yang digunakan adalah NaCl atau CaCl2 atau urea.

Gambar 3.4 Ilustrasi metode penyemaian awan

15 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

Awan sebagai target dalam proses TMC adalah jenis awan Cumulus (Cu) yang
aktif, dicirikan dengan bentuknya yang seperti bunga kol. Awan dengan jenis
ini terjadi karena proses konveksi. Konveksi merupakan cairan yang berpindah
akibat adanya perbedaan suhu. Secara lebih rinci awan Cumulus terbagi dalam
tiga jenis, antara lain Strato Cumulus (Sc), Cumulus, dan Cumulonimbus (Cb).
Strato Cumulus merupakan awan Cumulus yang baru tumbuh, sedangkan
Cumulonimbus, awan Cumulus yang sangat besar dan mungkin terdiri
beberapa awan Cumulus yang bergabung menjadi satu. Pemanfaatan TMC ini
sudah digunakan lebih dari 60 negara untuk berbagai kepentingan. TMC
pertama kali dimanfaatkan untuk mendukung sektor pertanian di Indonesia.
Pemanfaatan TMC untuk kepentingan penanggulangan bencana, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). TMC yang dilakukan oleh
BNPB bersama BPPT adalah untuk menghambat pertumbuhan awan, dan
menjatuhkan hujan di luar daerah rawan banjir. Di samping pemanfaatannya
dalam penanggulangan bencana, TMC dimaksudkan untuk meningkatkan
intensitas curah hujan sebagai upaya dalam menjaga ketersediaan air pada
waduk yang berfungsi sebagai sumber air untuk irigasi dan pembangkit listrik.
TMC dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain pesawat udara, ground
base generator (GBG), dan roket. Penyemaian melalui udara, NaCL sebagai

bahan semai dilepaskan dengan beberapa cara, antara lain melalui airscooper
yang terpasang pada bagian bawah pesawat, melalui bentuk flare yang
dipasang pada bagian sayap atau bawah pesawat. Sementara itu, GBG
merupakan salah satu metode pemanfaatan kondisi topografi dan angin
lembah. Bahan semai yang dibungkus berbentuk flare dibakar dari atas menara
dengan ketinggian tertentu. Kembang api yang merupakan hasil pembakaran
dari flare dengan bahan higroskopik itu ditujukan untuk mengatur partikel
Cloud Condensation Nuclei (CCN) yang berukuran sangat halus ke dalam

awan. Proses tersebut akhirnya akan mampu merangsang terjadinya hujan.
Penetrasi Awan (Pyrotechnics and Liquid generator ) Dasar Awan
(Pyrotechnics and Liquid generator ) Ground Generator Puncak Awan
(Dropable/ Eject able) METODE PENYEMAIAN AWAN Rockets (Ground-

16 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

to-Alt) Roket dapat pula dimanfaatkan sebagai wahana untuk menyampaikan

bahan semai ke dalam awan. Sesuai dengan metodenya, penyemaian awan
menggunakan roket yang ditembakkan ke dalam awan dari darat. Metode ini
sudah banyak dikembangkan oleh negara-negara di Eropa. Saat ini BPPT
bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
tengah menjajaki kemungkinan teknologi ini untuk diaplikasikan di Indonesia.

17 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Kebakaran hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya
sangat luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan
pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang
optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang
terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan
hutan. Berbagai upaya perbaikan yang perlu dilakukan antara lain dibidang
penyuluhan kepada masyarakat khususnya yang berkaitan dengan faktorfaktor penyebab kebakaran hutan, peningkatan kemampuan aparatur
pemerintah terutama dari Departemen Kehutanan, peningkatan fasilitas untuk
mencegah dan menanggulagi kebakaran hutan, pembenahan bidang hukum
dan penerapan sanksi secara tegas.

4.2 Saran
Dalam kesempatan ini, penulis mempunyai beberapa saran terkait
permasalahan kebakaran hutan, diantaranya :

• Dilakukan upaya penyelamatan hutan dengan mengutamakan komponen
seperti sumber daya manusia, optimalisasi anggaran untuk upaya
penagamatan

hingga

pencegahan

kebakaran

hutan

yang

dapat

menyebabkan bencana kabut dan asap, serta penanaman nilai-nilai
kesadaran masyarakat akan pelestarian hutan, penegakan undang-undang
yang efektif dalam bidang kehutanan dan juga ketegasan terhadap para


pelanggar undang-undang atau aturan yang berlaku.
Bekerjasama dengan elemen-elemen terkait untuk menyelenggarakan
pendidikan dan sosialisasi usaha pemanfaatan hutan dengan prinsip
kelestarian hutan kepada seluruh pihak-pihak yang bersangkutan dalam
usaha menjaga hutan. Sehingga usaha pemanfaatan hutan, pencegahan

18 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

kebakaran hutan dan penanggulangan kebakaran hutan menjadi tanggung
jawab bersama.

• Bekerjasama dengan pemerintah dalam menyediakan fasilitas untuk upaya

pencegahan kebakaran hutan. Karena dengan adanya koordinasi dalam
menyediakan fasilitas pencegahan kebakaran hutan diharapkan dapat
meminimalisir dampak dari kebakaran hutan.

• Pemberian sarana early warning system sebagai upaya penanggulangan

kebakaran hutan. Dengan demikian kebakaran hutan tersebut dapat
langsung dipadamkan.

19 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Afrida, N. (2012, Februari 10). skripsi. Retrieved from repository.usu.ac.id:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31740/4/Chapter%20I.pdf
GEMA BNPB. (2013, September). Ketangguhan Bangsa Dalam Menghadapi Bencana.
Kabut Asap Riau, pp. 12-13. Retrieved from bnpb.go.id.
Pamungkas, G. (2009, september 12). pdf. Retrieved from library.upnvj.ac.id:
http://library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hi/205613011/bab2.pdf
Peraturan Menteri Kehutanan. (2009). Nomor P.12/Menhut-II/2009 tentang
Pengendalian Kebakaran Hutan.
Raharjo, B. (2003). Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Yang Lestari Perlukah
Dilakukan. Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan. Departemen Silvikultur.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Rasyid, F. (2014). Permasalahann dan Dampak Kebakaran Hutan. Lingkar Widyaiswara,
47-56.

20 | A n a l i s i s

Penyebab,Dampak dan Solusi Kebakaran Hutan di Indonesia