BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA - Pesan Moral dalam Lirik Lagu Album untuk Kita Renungkan Karya Ebiet G. Ade Analisis Estetika Resepsi

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

  Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain, menurut Alwi, dkk,(2003: 588).

  Pada bab ini peneliti akan menjelaskan hasil penelitiannya sehingga pembaca mendapatkan sebuah gambaran yang jelas mengenai penelitian tersebut.

  Konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walau kadang-kadang istilahnya sama dengan yang dipergunakan sehari-hari, namun makna dan pengertiannya dapat berubah, menurut Malo dkk. (1985; 47). Konsep memiliki arti sebagai berikut;

  1.Rancangan, 2.Ide yang diabstrakkan dari peristiwa konkret, 3. Gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang dipergunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain, menurut KBBI, (2007: 588). Kemudian konsep-konsep yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Nilai

  Nilai merupakan suatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya dan berhubungan erat, nilai-nilai berarti bentuk pengulangan dari nilai yang jika dihubungkan dengan konteks etika kemanusiaan menurut KBBI ialah nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh. Nilai merupakan bentuk yang dipandang untuk memberikan pencitraan baik atau buruk terhadap sesuatu moral atau buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek), manusia yang bertindak sebagai subjek pemberi nilai terhadap suatu objek, menurut KBBI, (2005: 783).

b. Estetika Resepsi

  Estetika adalah ilmu yang membincangkan falsafah keindahan. Akar estetika sebagai salah satu ilmu yang telah lama berkecambah di Barat semenjak zaman Greek-Roman, menurut Pradopo, (2003: 206). Hanya pada abad ke-18 estetika muncul sebagai satu disiplin ilmu yang konkrit dan tersendiri.

  Resepsi berasal dari kata Latin “recipere” yang berarti penerimaan atau penyambutan pembaca. Pembacalah yang akan memberikan tanggapan yang sesungguhnya kepada karya seni tersebut bukan pengarang, menurut Nyoman, (2007: 165). Dengan kata lain estetika sastra seharusnya dapat diproses melalui kearifan pembaca, dengan alasan pembacalah yang akan memberikan penilaian terhadap karya sastra itu.

  Estetika resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan- tanggapan pembaca atau resepsi pembaca terhadap karya sastra tersebut.

  (Pradopo, 1986; 182). Karena pembacalah yang menentukan makna dan nilai karya sastra. Karya sastra itu tidak akan memiliki makna maupun arti tanpa adanya pembaca yang menanggapinya. Karena karya sastra itua kan mempunyai nilai karena adanya pembaca yang menilainya.

  Estetik merupakan kajian sastra yang memfokuskan bidang kajiannya pada unsur intrinsik yang menarik dan menyenangkan sehingga menyebabkan karya sastra memiliki unsur keindahan, menurut Endraswra (2003: 69).

  d. Pesan Moral

  Pesan adalah perintah, nasehat, permintaan, dan amanat yang disampaikan lewat orang lain maupun lewat kebahasaan menurut KBBI, (2007: 865).

  Kebahasaan dalam kata tersebut dapat kita jumpai seperti dalam lirik lagu Ebiet G. Ade.

  Secara umum moral merupakan pengertian dari ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila (KBBI, 1988). Moral seperti halnya tema, dilihat dari segi dikhotomi bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi, merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra. Moral, kadang-kadang diidentikkan pengertiannya dengan tema meskipun tidak sama artinya. Tema bersifat lebih kompleks dari pada moral yang tidak memiliki nilai langsung sebagai saran yang ditujukan kepada pembaca. Moral dapat dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk sederhana, tidak semua tema merupakan moral.

  f. Puisi

  Puisi adalah karangan yang terikat banyak baris dalam tiap bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata dalam tiap baris, rima dan irama, menurut Wirjosoedarmo (Pradopo, 1999: 309). Puisi juga dikatakan rangkaian kata-kata semua orang dapat mengartikan makna puisi.

  g. Lagu dan Lirik Lagu adalah ragam suara yang berirama, menurut KBBI, (2007: 624).

  Lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian, menurut KBBI, (2007; 678). Lagu merupakan curahan perasaan seseorang yang dituangkannya sebuah nyanyian dengan irama, nada, kunci not sehingga menjadi lebih indah maknanya dengan cara menyanyikan penuh dengan perasaan sehingga membuat lagu tersebut indah untuk didengar para penggemarnya.

  h. Makna

  Makna adalah maksud pembicara atau penulis dengan pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan (KBBI, 2007: 703). Makna selalu disampaikan penciptanya secara langsung dan tidak langsung dengan kata-kata (lagu/puisi) yang diciptakannya. Karena pencipta dapat berbahasa kiasan, pragmatik, dan menggunakan simbol-simbol dalam menciptakan karyanya.

  Sehingga penikmat (lagu/puisi) tidak begitu menangkap apa yang disampaikan pencipta.

2.2 Landasan Teori

  Dalam sebuah penelitian, sangat dibutuhkan landasan teori yang mendasarinya karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian.

  Karena tanpa adanya landasan teori penelitian tidak akan mendapat hasil yang pembaca terhadap karya sastra tersebut.

  Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural, yaitu: menganalisis karya sastra berdasarkan unsur-unsur yang terdapat dalam karya itu, sehingga membuat peneliti tidak kesulitan dalam menganalisis lagu yang akan diteliti. Analisis sastra merupakan ihktisar untuk menangkap maupun mengungkapkan makna yang terkandung dalam teks sastra. Sebab pemahaman teks sastra harus memperhatikan unsur-unsur struktur yang membentuk dan menentukan sistem makna (Pradopo, 1995: 41).

  Analisis struktur dalam analisis teks sastra akan menjadi jalan dalam membongkar sistem makna yang terkandung dalam karya sastra itu. Menilai bahwa pendekatan struktural merupakan perioritas awal dalam mengetahui kehebatan makna teks sastra yang harus memperhatikan pemahaman peran dan fungsi terus mendapat perhatian dan keindahan dibincangkan untuk menemukan asa-asas yang boleh menjelaskan sistematis dan menyeluruh dalam karya sastra.

  Salah satu tulisan yang ringkas tetapi menarik untuk mengeluarkan asas- asas keindahan unsur-unsur yang akan membangun teks sastra. Dengan menggunakan pendekatan ini dalam menganalisis novel, prosa, cerpen, roman, dan lagu dalam kajian ini, barulah peneliti menggunakan teori estetika resepsi dalam menganalisis kajiannya.

  Estetika adalah ilmu yang membincangkan falsafah keindahan. Akar estetika sebagai satu ilmu telah lama barkecambah di Barat semenjak zaman Greek-Roman. Hanya pada abad ke-18 estetika muncul sebagai satu disiplin ilmu yang konkrit dan tersendiri. Semenjak itu estetika terus mendapat perhatian.

  Sejarah sastra adalah proses resepsi estetika dan produksi yang bertempat dalam realisasi teks sastra sebagai bagian dari reseptif pembaca, refleksi kritikus, dan pengarang dalam kesinambungan kreativitasnya. Estetika resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan pembaca atau resepsi pembaca terhadap karya sastra tersebut. (Pradopo, 1986; 182). Dari waktu ke waktu karya sastra selalu mendapat tanggapan dari pembacanya. Tiap pembaca berbeda memberikan tanggapan terhadap sebuah karya sastra (sajak-sajak seorang penyair. Karya sastra akan selalu diperkaya dengan tanggapan dari para pembaca dari waku ke waktu, karena makna karya sastra dapat lebih terungkap dan nilai sastranya pun akan dapat ditentukan dengan lebih baik.

  Estetika resepsi merupakan aspek-aspek keindahan yang ditimbulkan akibat pertemuan antara karya sastra dengan pembaca. Sastra merupakan hasil ciptaan pengarang, maka dalam toeri resepsi akan terjadi tanggapan antara pengarang dengan pembaca. Teori resepsilah yang menghidupkan kembali karya sastra, sejak dahulu hingga sekarang. Teori resepsi inilah yang berhasil nilai-nilai keindahan karya sastra pada masa lampau. Keindahan karya seni dan keseluruhan aspek kebudayaan bermanfaat karena dibaca, didengar, dilihat, dirasakan, dan dipahami penikmatnya. mempelajari teori lebih mudah dibanding dengan aplikasi di lapangan. Kesulitan ini juga dirasakan dalam penyusunan sejarah sastra. Jauss misalnya, atas dasar estetika resepsi menawarkan bahwa sejarah sastra meski disusun melalui tanggapan pembaca. Ini ditunjukan sejak tahun 1970-an hingga sekarang belum ada tanda-tanda akanterbit sejarah sastra Indonesia dengan memanfaatkan tanggapan-tanggapan pembaca untuk menggantikan sejarah sastra tradisional yang disusun atas dasar pengarang dengan karya-karyanya.

  Teeuw (1988:208-213) menyatakan tiga macam penelitian estetika resepsi.

  

Pertama , pemahaman estetika resepsi dalam bentuk kritik. Dalam hal ini kritik

  tidak dilakukan oleh individual, melainkan dilakukan ole kritikus sepanjang sejarahnya. Contohnya dalam setiap bait dan syair lagu karya Ebiet G. Ade yang akan dibahas dalam penelitian ini. Kedua, estetika resepsi dalam penelitian

  interteks, penyalinan, penyaduran, dan penerapan. Ketiga, pemahaman estetika resepsi secara eksperimental.

  Penelitian ini dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu yang sama, dengan harapan pembaca memberikan tanggapan sesuai dengan kompetensi masing-masing. Diantara ketiga jenis penelitian estetika diatas, model pertamalah yang dianggap sebagai paling banyak dalam memberikan sumbangan terhadap perkembangan karya sastra secara keseluruhan. Hal ini dikemukakan dengan kenyataan bahwa kritik didasarkan atas teori dan metode yang jelas sehingga pemahaman estetis terhadap suatu karya dapat dipertanggungjawabkan. Kritik ini dengan tulisan maupun dengan lisan.

  Perbedaan pembacaan karya sastra dari seorang pembaca dengan pembaca lainnya, dan dari suatu periode ke periode itu disebabkan oleh dua hal yaitu merupakan dasar teori estetika resepsi. Pembaca yang akan memberikan tanggapan terhadap sebuah karya sastra yang akan dibahas dalam karya ini.

  Dalam hal ini peneliti akan akan menganalisis intrepretasi dalam lirik lagu Ebiet G. Ade.

2.3 Tinjauan Pustaka

  Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan dan pendapat (sesudah menyelidiki atau mempelajari). Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (Alwi, dkk 2003: 912).

  Berdasarkan pengamatan, peneliti tidak menemukan penelitian tentang estetika resepsi dalam lirik lagu Ebiet G. Ade di perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Penelitian sastra tentang album lagu sebagai objek kajiannya bukanlah hal yang baru, sudah ada penelitian sebelumnya mengenai kumpulan lagu Ebiet di Universitas lain. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk dijadikan menjadi acuan dalam penelitian ini, adapun sumber tersebut adalah, sebagai berikut.

  Isabella (2009), dalam skripsi yang berjudu l Konstruksi Realitas

  

lingkungan hidup dalam Lagu-Lagu Ebiet G. Ade, Tinjauan

Sosiosastra.Universitas Kristen Petra. Dalam skripsinya tersebut Isabella masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya sudah perlu mendapat pembinaan. Ini terdapat dalam lagu-lagu Ebiet G. Ade dimana setiap liriknya berhubungan dengan kehidupan nyata di Indonesia.

  Reza Anggoro (2009), pernah melakukan penelitian skripsi dengan judul Ketidaklangsungan Ekspresi pada Lirik Lagu Ebiet G. Ade, Tinjauan Stilistika .

  

Fakultas Ilmu Budaya. UNDIP. Dalam skripsinya tersebut Reza membahas

  ketidaklangsungan ekspresi masyarakat Indonesia yang banyak dengan kebohongan terhadap sesama yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan kehidupan orang lain. Ini terdapat pada lirik lagu Ebiet G. Ade berjudul Berita Kepada Kawan.

  Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut peneliti melakukan penelitian tentang makna dan pesan moral yang terdapat dalam album untuk kita renungkan karya Ebiet G. Ade.