slide teori politik pemerintahan 2015 ta (3)

Tatap Muka #3

Teori Sistem
Pemerintahan
Oleh: Ahmad Mustanir

TEORI-TEORI
POLITIK
PEMERINTAH
AN
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK MUHAMMADIYAH RAPPANG
SIDRAP - 2015

Pengertian Sistem Pemerintahan
• Bagir Manan. Sistem pemerintahan berkaitan dengan
tata cara pertanggung jawaban penyelenggaraan
pemerintahan eksekutif dalam tatanan negara demokrasi.
• Mahfud MD. Sistem pemerintahan adalah mekanisme
kerja dan kordinasi atau hubungan antara ketiga cabang
kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.

• Secara harfiah sistem pemerintahan dapat diartikan
sebagai bentuk hubungan antar lembaga negara dalam
menyelenggarakan kekuasaan negara untuk
kepentingan negara dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan rakyatnya.

• Adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan kekuasaan
eksekutif dan kekuasaan legislatif dalam suatu lembaga
pemegang kedaulatan rakyat yang bernama parlemen.
Kedudukan kepala negara di pegang oleh raja, ratu,
presiden, ataupun sebutan lain yang sesuai dengan bahasa resmi
yang digunakan di suatu negara, sedangkan jabatan kepala
pemerintahan disebut perdana menteri.
• Fungsi presiden sebagai kepala negara hanya bersifat
simbolik dalam organisasi negara, sedangkan fungsi perdana
menteri dalam kegiatan pemerintahan adalah menjalankan
kekuasaan tata usaha negara dalam lingkungan jabatan
eksekutif. C.F. Strong membedakan kedua jabatan tersebut,
yaitu kepala negara disebut sebagai nominal executive
sedangkan kepala pemerintahan disebut real executive


1. Sistem Pemerintahan
Parlementer

• Ciri sistem parlementer menurut Bagir Manan adalah
adanya dua kelembagaan eksekutif, yaitu eksekutif yang
menjalankan dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pemerintahan dan eksekutif yang tidak dapat diminta
pertanggungjawaban atas penyelenggaraan pemerintahan.

Eksekutif pertama berada ditangan kabinet atau dewan
menteri, sedangkan eksekutif kedua adalah kepala negara,
yaitu raja bagi kerajaan dan presiden bagi republik.
Kabinet atau dewan menteri bertanggung jawab kepada
badan perwakilan rakyat, sedangkan kepala negara tidak
dapat di ganggu gugat. Maksud bertanggung jawab adalah
eksekutif dapat dijatuhkan melalui mosi tidak percaya
oleh badan perwakilan rakyat.
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . . . . . . . . . .


Douglas V.Verney dikutip Jimly Asshiddiqie dalam pokokpokok hukum tata negara Indonesia pasca reformasi
mengemukakan sejumlah prinsip pokok yang di praktikan
dalam sistem parlementer, yaitu:
1. Hubungan antara lembaga parlemen dan pemerintah
tidak murni terpisahkan
2. Fungsi eksekutif dibagi dalam dua bagian yaitu real
executive dan nominal executive
3. Kepala pemerintahan diangkat oleh kepala negara,
kepala pemerintahan mengangkat menteri-menteri
sebagai satu kesatuan institusi yang bersifat kolektif,
menteri adalah anggota parlemen
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . . . . . . . . . .

...............prinsip pokok
4. Pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen,
karena pemerintah tidak dipilih oleh rakyat secara
langsung sehingga pertanggung jawaban kepada
rakyat juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui
parlemen
5. Kepala pemerintahan dapat memberikan pendapat

kepada kepala negara untuk membubarkan parlemen
6. Menganut prinsip supremasi parlemen sehingga
kedudukan parlemen lebih tinggi dari pada bagianbagian dari pemerintahan
7. Kekuasaan negara terpusat pada parlemen
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . . . . . . . . . .

Benjamin Reilly mengemukakan beberapa kelebihan sistem
parlementer:
1) Kemampuan untuk memfasilitasi masuknya kelompokkelompok ke dalam badan legislatif dan eksekutif.
Kabinet dalam sistem parlementer dipilih dari anggota badan
legislatif sehingga kabinet merupakan koalisi dari beberapa
partai yang berbeda.
2) Fleksibilitas dan kapasitas untuk beradaptasi dengan
perubahan keadaan. Parlemen dapat memberhentikan
eksekutif dari jabatannya sehingga lebih fleksibel dan mudah
menyesuaikan dengan keadaan.
3) Saling mengawasi dan mengimbangi. Dengan membuat
eksekutif bergantung pada parlemen, akuntabilitas eksekutif
lebih terkontrol.
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . . . . . . . . . .


Benjamin Reilly mengemukakan beberapa kelemahan sistem
parlementer:
1) Pengambilan keputusan cenderung lambat atau sulit. Koalisi
yang dibentuk dalam sistem parlementer menyebabkan
eksekutif lebih mudah mengalami deadlock karena
ketidakmampuan partai-partai anggota koalisi mencapai
kesepakatan mengenai isu-isu tertentu.
2) Kurangnya akuntabilitas dan kedisiplinan. Karena koalisi
dibentuk dari partai-partai yang berbeda, sulit bagi pemilih
untuk menilai kinerja pemerintahan dan menentukan pihak
yang bertanggung jawab atas keputusan tertentu.
3) Pemerintahan cenderung lemah atau terfragmentasi. Dalam
situasi seperti ini, eksekutif cenderung lemah dan tidak stabil
serta melemahkan keberlanjutan dan arah kebijakan publik.
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . . . . . . . . . .

• Karakterisitiknya adalah badan perwakilan tidak memiliki
supremacy of parliament karena lembaga tersebut bukan
lembaga pemegang kekuasaan negara. Untuk menjamin

stabilitas sistem presidensial, presiden dipilih baik secara
langsung maupun melalui perwakilan, untuk masa jabatan
tertentu dan presiden memegang jabatan kepala negara
dan kepala pemerintahan.
• Sebagai kepala pemerintahan dan satu satunya kepala
eksekutif, presiden mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri negara yang berfungsi sebagai pembantu
presiden dan memegang kekuasaan eksekutif dalam bidang
masing-masing. Kabinet tidak bertanggung jawab secara
individual kepada presiden.

2. Sistem Pemerintahan
Presidensial

Beberapa prinsip pokok yang bersifat universal dalam
sistem presidensial menurut Douglas V Verney, yaitu:
1) Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara
cabang kekuasaan eksekutif dan legislatif
2) Presiden merupakan eksekutif tunggal
3) Kekuasaan eksekutif presiden tidak terbagi, yang ada

hanya presiden dan wakil presiden
4) Kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan

2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . . . . . . . . . .

............prinsip pokok yang bersifat universal
5) Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau
sebagai bawahan yang bertanggung jawab kepadanya
6) Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan
eksekutif dan sebaliknya;
7) Presiden tidak dapat membubarkan dan memaksa
parlemen
8) Jika dalam sistem parlementer berlaku supremasi
parlemen, dalam sistem presidensial berlaku prinsip
supremasi konstitusi. Oleh karena itu pemerintahan
eksekutif bertanggung jawab pada konstitusi, eksekutif
bertanggung jawab kepada rakyat yang berdaulat, dan
kekuasaan tersebar serta tidak terpusat
2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . . . . . . . . . .


Douglas V Verney mengemukakan beberapa kelebihan sistem
presidensial yaitu:
1)Stabilitas eksekutif didasarkan atas masa jabatan presiden yang
tertentu. Hal ini bertolak belakang dengan instabilitas eksekutif
dalam sistem pemerintahan parlementer yang disebabkan oleh
seringnya penggunaan kekuasaan legislatif untuk menumbangkan
kabinet melalui mosi tidak percaya sebagai hasil dari hilangnya
dukungan di legislatif terhadap kabinet.
2)Pemilihan oleh rakyat dipandang sebagai sesuatu yang lebih
demokratis dibandingkan dengan pemilihan eksekutif yang
dilaksanakan secara tidak langsung dalam sistem parlementer.
Demokrasi tidak mewajibkan popular election untuk semua pejabat
publik, tetapi kepala pemerintahan adalah seseorang yang sangat
penting dan sebagai office holders yang kuat dalam demokrasi.
3)Pemisahan kekuasaan berarti pemerintahan yang dibatasi dalam
rangka melindungi kemerdekaan individu dari tirani pemerintahan
2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . . . . . . . . . .

Douglas V Verney mengemukakan beberapa kelemahan sistem presidensial yaitu:


1)Masalah yang muncul dari konflik legislatif-eksekutif mengarah pada
terjadinya deadlock dan paralysis. Apabila terjadi perbedaan pendapat
antara eksekutif dan legislatif, tidak ada metode institusional untuk
menyelesaikan persoalan ini. Menurut Afent Lijphart hal ini dapat dihindari
dengan tetap memisahkan kedua cabang kekuasaan tersebut, tetapi tidak
membuat keduanya seimbang. Dengan kata lain, dilakukan dengan
meningkatkan kekuasaan presiden dibandingkan dengan kekuasaan legislatif
atau dapat pula dengan “mengorbankan” kekuasaan legislatif dengan tujuan
membuka jalan bagi sistem pemerintahan yang lebih aktif dan efektif
2)Kekakuan sementara sehingga segala sesuatunya menjadi rigid, spesifik,
dan terjadwal
3)Dalam pemilihan presiden, hanya satu kandidat dan satu partai yang
menang dan lainnya kalah. Terpusatnya kekuasaan di tangan presiden
tidak mendorong pembentukan koalisi atau cara pembagian kekuasaan
lain atau melakukan dengan pihak oposisi dalam pengambilan kebijakan.
2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . . . . . . . . . .

Adalah variasi dari kedua sistem pemerintahan
parlementer dan presidensial. Tugas pembuat
undang-undang berada di bawah pengawasan

rakyat yang mempunyai hak pilih.
Pada pemerintahan dengan sistem referendum,
pertentangan yang terjadi antara eksekutif dan
legislatif jarang terjadi. Anggota-anggota dari
eksekutif ini dipilih oleh legislatif.

3. Sistem Pemerintahan
Referendum

Dikenal tiga sistem referendum:
1) Referendum obligatoir, yaitu referendum yang
harus mendapat persetujuan langsung dari rakyat
sebelum undang-undang tertentu di berlakukan.
Persetujuan rakyat mutlak harus diberikan dalam
pembuatan suatu undang-undang yang mengikat
seluruh rakyat karena dianggap sangat penting.
Contohnya, persetujuan yang diberikan oleh
rakyat terhadap pembuatan undang-undang
dasar.
3. Sistem Pemerintahan Referendum . . . . . . . . . . . .


..............tiga sistem referendum:
2) Referendum fakultatif, yaitu referendum yang dilaksanakan
apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang
diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu
mempunyai hak suara menginginkan diadakannya
referendum. Apabila referendum menghendaki undangundang tersebut dilaksanakan, undang-undang tersebut
terus berlaku. Akan tetapi, apabila undang-undang tersebut
ditolak dalam referendum itu, undang-undang tersebut
tidak berlaku lagi
3) Referendum konsultatif, yaitu referendum yang
menyangkut soal-soal teknis. Biasanya rakyat kurang
paham tentang materi undang-undang yang dimintakan
persetujuannya.
3. Sistem Pemerintahan Referendum . . . . . . . . . . . .

Kelebihan:
• Setiap masalah negara, rakyat langsung ikut serta
menanggulanginya dan kedudukan pemerintah yang stabil
menyebabkan pemerintahan memperoleh pengalaman yang
baik dalam menyelenggarakan kepentingan rakyatnya
Kelemahan:
• Tidak setiap masalah dapat diselesaikan oleh rakyat.
Hal ini karena untuk mengatasinya, diperlukan
pengetahuan yang cukup oleh rakyat. Keuntungan lain
adalah kedudukan pemerintah tersebut stabil sehingga
membawa akibat pemerintah akan memperoleh
pengalaman yang baik dalam menyelenggarakan
kepentingan rakyatnya
3. Sistem Pemerintahan Referendum . . . . . . . . . . . .

Terima

kasih

CP : 0812 4163 143
BBM: 542E137D
FB: AHMAD MUSTANIR
TWEETER: @AHMADMUSTANIR
LINE ID: AHMADMUSTANIR
PATH: AHMAD MUSTANIR
EMAIL: AHMADMUSTANIR74@GMAIL.COM
AHMADMUSTANIR74@YAHOO.CO.ID