Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan ppt

KOMUNIKASI DALAM
PELAYANAN KESEHATAN



Dr. Ahsan, S.Kp, M.Kes

1. Pengertian Komunikasi
 Komunikasi merupakan proses kompleks yg
melibatkan perilaku dan memungkinkan individu
untuk berhubungan dg orang lain dan dunia
sekitarnya.
 Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi
terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik.
 Komunikasi interpersonal adalah interaksi yg
terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam
kelompok kecil, terutama dalam keperawatan.
 Komunikasi interpersonal yg sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan
keputusan, dan pertumbuhan personal.




2. Prinsip-prinsip Komunikasi (Carl Rogers)



a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
b. Komunikasi harus ditandai dg sikap saling
menerima, percaya, menghargai
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yg
dianut oleh pasien
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan
pasien, baik fisik maupun mental
e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yg
nyaman dan aman bagi pasien
f. Kejujuran dan terbuka
g. Mampu sbg role model
h. Altruisme
i. Bertanggung jawab


3. Komponen-komponen dalam Komunikasi
a. Sender (pemberi pesan):
b. Receiver (penerima pesan):
c. Pesan : informasi yg diterima, bisa berupa kata,
ide atau perasaan.
d. Media: metode yg digunakan dalam pesan yaitu
kata, bisa dg cara ditulis, diucapkan, diraba,
dicium.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan
informasi/ pesan kembali kepada pengirim pesan
dalam bentuk komunikasi yg efektif.



Komunikasi menjadi penting
karena :




1. Sarana terbina hubungan yg baik antara pasien
&nakes
2. Melihat perubahan perilaku yg terjadi pada
individu atau pasien
3. Kunci keberhasilan tindakan kes yg telah
dilakukan
4. Tolok ukur kepuasan pasien
5. Tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi

Prinsip komunikasi yg penting
1.
2.
3.
4.



Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah proses
Komunikasi bersifat kompleks
Komunikasi tidak dapat digantikan

Komunikasi melibatkan keterlibatan yg total dari
kepribadian kita

Faktor yg Mempengaruhi Komunikasi
a.Situasi/suasana
 Situasi/suasana yg hiruk pikuk atau penuh
kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya
pesan diterima oleh komunikan, suara bising yg
diterima komunikan saat proses komunikasi
berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur,
bahkan sulit diterima.
 Proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan
harus diciptakan sedemikian rupa supaya tenang
dan nyaman.
 Komunikasi yg berlangsung dan dilakukan pada
waktu yg kurang tepat mungkin diterima dg
kurang tepat pula.




b.Kejelasan pesan
 Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi
keefektifan komunikasi.
 Pesan yg kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda
oleh komunikan sehingga antara komunikan dan
komunikator dapat berbeda persepsi ttg pesan yg
disampaikan.
 Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian
tujuan komunikasi yg dijalankan. komunikator
harus memahami pesan sebelum
menyampaikannya pada komunikan, dapat
dimengerti dan menggunakan artikulasi dan
kalimat yg jelas.



Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan
 Manusia makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain
dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.

 Hubungan dg orang lain akan terjalin bila setiap individu melakukan
komunikasi diantara sesamanya.
 Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yg dicapai oleh individu
dalam berhubungan sosial dg orang lain merupakan hasil dari suatu
komunikasi.
 Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam
mewujudkan integritas diri setiap manusia sbg bagian dari sistem
sosial.
 Komunikasi yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan
dampak yg sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual
maupun kelompok.
 Komunikasi yg terputus akan memberikan dampak pada buruknya
hubungan antar individu atau kelompok.
 Tatanan klinik seperti RS dinyatakan sbg salah satu sistem dari
kelompok sosial mempunyai kepentingan yg tinggi pada unsur
komunikasi.



Konsumen Internal



 Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yg bekerja di RS, baik hubungan secara horisontal ataupun
hubungan secara vertikal.
 Hubungan yg terjalin antar tim multidisplin termasuk
keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sbg
provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal.
 Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual,
kelompok, keluarga maupun masyarakat yg ada di RS sakit.
 Seringkali hubungan buruk yg terjadi pada suatu RS,
diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi
antar individu yg terlibat dalam sistem tersebut.

Penyebab Komunikasi yg buruk
 Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus
atau menjadi sumber stres, pada umumnya yg
ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi
yg buruk.

 Hal ini terjadi beberapa sebab diantaranya
adalah:
1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri
secara terapeutik saat melakukan intraksi dg klien.
2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam
menjalankan komunikasi dua arah secara
terapeutik.
3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan
(kinerja) individual yg berdampak thd lemahnya
pengembangan kemampuan diri sendiri.



KOMUNIKASI INTERPERSONAL



 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yg
terjatara dua individu atau lebih dan pesan berisi
verbal maupun non verbal.

 Komunikasi ini sering digunakan dalam kegiatan
sehari-hari dan penting untuk kehidupan sosial,
dg tujuan:
a. Dapat untuk bertukar pikiran
b. Dapat membantu menyelesaikan masalah
c. Dapat membantu membuat keputusan
d. Dapat melakukan tindakan yg sesuai dg
kehidupannya

Komunikasi interpersonal dipengaruhi
faktor thd isi pesan dan sikap penyampaian
pesan antara lain:
1. Perkembangan : Pada prinsipnya dalam
berkomunikasi yg perlu diperhatikan adalah siapa
yg diajak berkomunikasi.
2. Persepsi : Persepsi adalah pandangan personal
thd suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan
dan pengalaman..
3. Nilai : Nilai adalah standar yg mempengaruhi
perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi

pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai
seseorang.
4. Latar belakang budaya :Gaya berkomunikasi
sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya
inilah yg akan membatasi cara bertindak dan
berkomunikasi.



Lanjutan
5. Emosi : Emosi adalah perasaan subjektif
tentang suatu peristiwa.
6. Pengetahuan : Komunikasi akan sulit dilakukan
jika orang yg kitan ajak berkomunikasi memiliki
tingkat pengetahuan yg berbeda.
7. Peran : Gaya komunikasi harus di sesuaikan dg
peran yg sedang kita lakukan.
8. Tatanan interaksi : Komunikasi interpersonal
akan lebih efektif jika dilakukan dalam
lingkungan yang menunjang.




Hambatan psikologis dalam proses komunikasi:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Adanya perbedaan persepsi
Terlalu cepat menyimpulkan
Adanya pandangan stereotipe
Kurangnya pengetahuan
Kurangnya minat
Sulit mengekspresikan diri
Adanya emosi
Adanya tipe kepribadian tertentu



KOMUNIKASI NON VERBAL
 Bila diamati dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang
kita menggunakan bahasa tubuh dalam melakukan
komunikasi.
 Mungkin penggunaan bahasa tubuh dalam berkomunikasi
bisa dg disengaja ataupun tidak disengaja.
 Hal ini akan berpengaruh pada pesan yg disampaikan
sehingga pesan dg menggunakan bahasa tubuh tersebut
dapat diterima kadangkala juga tidak.
 Tetapi pada dasarnya komunikasi menggunakan bahasa
tubuh lebih mudah diterima dan dicerna oleh penerima
pesan dibandingkan dg komunikasi verbal.



Hal ini didukung dari hasil penelitian yg menunjukkan
 55% menggunakan bahasa tubuh atau dari ekspresi tubuh
 38% dari nada suara
 7% dari kata-kata yg diungkapkan



Lanjutan
Jika melihat pada hasil penelitian maka komunikasi

dengan menggunakan bahasa tubuh atau yg

dikenal dg komunikasi non verbal sangat berperan
penting dalam penerimaan pesan yg disampaikan.
 Komunikasi non verbal juga secara tidak sengaja
dapat menimbulkan motivasi dan indikasinya lebih
akurat dari kata yg disampaikan seseorang dengan
hal yg diucapkan.
 Yg dimaksud komunikasi non verbal adalah
isyarat, tekanan suara, pergerakan tubuh, ekspresi
wajah, dan penampilan fisik.

Bahasa non verbal dikatagorikan, diamati
menjadi 4 (empat)

1. Penampilan fisik, lebih pada ke arah pandangan
seseorang thd orang lain. penampilan seseorang
meliputi karakteristik fisik dan cara berpakaian.
Pakaian dan perhiasan atau dandanan merupakan
sumber informasi ttg seseorang.
2. Jarak, prinsipnya setiap orang punya jarak untuk
berkomunikasi tergantung pada kenyamanan dan
kedekatan hubungannya. Jarak merupakan isyarat yg
umum digunakan saat melakukan hubungan antara
dua orang
3. Gerakan tubuh, adalah gerakan tangan, gerakan
kaki, gerakan kepala, ekspresi wajah (misalnya
tersenyum), kontak mata dan postur tubuh.
4. Sentuhan merupakan kecepatan dari individu dan
tindakan. Kemungkinan pesan yg disampaikan dalam
bentuk nonverbal (Smith et al, 1997).



Pemahaman Kolaborasi
 Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat
menjadi kurang berdasar jika hanya dipandang
dari hasilnya saja.
 Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu
terjadi justru menjadi point penting yg harus
disikapi.
 Bagaimana masing-masing profesi memandang
arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah
pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yg
sama.
 Seorang dokter saat menghadapi pasien pada
umumnya berfikir, “ Apa diagnosa pasien ini dan
perawatan apa yg dibutuhkannya “ pola
pemikiran seperti ini sudah terbentuk sejak awal



Trend dan Issu Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan










Hubungan perawat dg adalah satu bentuk hubungan
interaksi yg telah cukup lama dikenal ketika memberikan
bantuan kepada pasien.
Perspektif yg berbeda dalam memendang pasien, dalam
prakteknya menyebabkan munculnya hambatan teknik
dalam melakukan proses kolaborasi.
Kendala psikologi keilmuan dan individual, factor sosial,
serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan
kebutuhan akan upaya kolaborsi yg dapat menjadikan
keduanya lebih solid dg semangat kepentingan pasien.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek
positif yg dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter dg
perawat berlangsung baik.

 

Anggota Tim Interdisiplin

 Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok
profesional yg mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan
berbeda keahlian.
 Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari
anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
 Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, perawat, dokter,
fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.
 Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi
yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar
sesama anggota tim.
 Perawat sebagai anggota membawa perspektif yg unik dalam
interdisiplin tim.
 Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain.
 Perawat berperan sbg penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan.



Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team
multidisipliner dapat digunakan untuk mencapai
tujuan kolaborasi team:



1.  Memberikan pelayanan kesehatan yg
berkualitas dg menggabungkan keahlian unik
professional
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan
efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan
kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar
profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan
menghargai dan memahami orang lain.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
A. Pengertian
 Komunikasi yg dilakukan seorang perawat saat
melakukan intervensi keperawatan harus mampu
memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan
pasien.
 Perawat harus meningkatkan pengetahuan, kemampuan
aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan,
kepuasan pasien dapat dipenuhi.
 Northouse (1998) sbg kemampuan/keterampilan
perawat untuk membantu klien beradaptasi thd stres,
mengatasi gangguan psikologis, belajar bagaimana
berhubungan dg orang lain.
 Stuart G.W (1998) merupakan hubungan interpersonal
antara perawat, klien, dalam hubungan ini perawat,
klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
 S.Sundeen (1990) hubungan kerjasama yg ditandai
tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman
dalam membina hubungan intim yg terapeutik.



Beberapa pengertian diatas
komunikasi terapeutik adalah



 komunikasi yg memiliki makna
terapeutik bagi klien dan dilakukan oleh
perawat (helper) untuk membantu klien
mencapai kembali kondisi yg adaptif dan
positif.

C. Tujuan
a. Realisasi diri, penerimaan diri,
peningkatan penghormatan diri.
b. Kemampuan membina hubungan
interpersonal yg tidak superfisial,
saling bergantung dg orang lain.
c. Peningkatan fungsi, kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan
serta mencapai tujuan yg
realistis.
d. Rasa identitas personal yg jelas
dan peningkatan integritas diri.



D. Unsur-unsur Komunikasi
Terapeutik



a. Penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan baik secara verbal
maupun non verbal,
b. Menggunakan media atau tidak.
c. Pesan yg diterima oleh komunikan
kemudian akan diproses oleh
komunikan, proses ini disebut dg
decoding.
d. Proses encoding (transformasi
informasi menjadi sebuah bentuk
pesan yg dapat disampaikan kepada
orang lain) dalam dirinya
e. Menyampaikan umpan balik
(feedback) thd pesan yg diterimanya.

E. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik
a. Meningkatkan pemahaman, membantu terbentuknya
hubungan yg konstruktif diantara perawat-klien.
b. Mempunyai tujuan membantu klien mencapai suatu
tujuan dalam asuhan keperawatan.
c. Hubungan perawat-klien hubungan terapeutik yg saling
menguntungkan, didasarkan prinsip ‘humanity of nurses
and clients’. Hubungan ini tidak hanya sekedar hubungan
seorang penolong (helper/perawat) dg kliennya, tetapi
hubungan antara manusia yg bermartabat (DultBattey,2004).
d. Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai
perbedaan karakter, memahami perasaan, perilaku klien,
melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya,
keunikan setiap individu.
e. Dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, perawat harus mampu menjaga
harga dirinya,harga diri klien.
f. Menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust)
harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali
permasalahan, memberikan alternatif pemecahan
masalah (Stuart,1998).



Hubungan Perawat dan Klien/Helping
Relationship









Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi
yaitu ketika seseorang melakukan komunikasi thd
orang lain maka akan tercipta suatu hubungan
diantara keduanya, selain itu komunikasi bersifat
resiprokal dan berkelanjutan.
Hal inilah yg pada akhirnya membentuk suatu
hubungan ‘helping relationship’. hubungan yg
terjadi diantara dua (atau lebih) individu maupun
kelompok yg saling memberikan, menerima
bantuan / dukungan untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya sepanjang kehidupan.
Pada konteks keperawatan hubungan yg dimaksud
hubungan antara perawat- klien.
Ketika hubungan antara perawat, klien terjadi,
perawat sbg penolong (helper) membantu klien
sbg orang yg membutuhkan pertolongan, untuk

Menurut Roger dalam Stuart G.W (1998), karakteristik seorang
helper (perawat) yg dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan
yg terapeutik, :



1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup
ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat permasalahan
dari kacamata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh masa
lalu klien ataupun diri perawat
sendiri

G. Tahapan Komunikasi Terapeutik
Stuart G.W, 1998



1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi
• Menggali perasaan, menilik dirinya dg cara
mengidentifikasi kelebihan, kekurangannya.
• Mencari informasi ttg klien sbg lawan bicaranya.
• Merancang strategi untuk pertemuan pertama dg klien.
• Tahapan ini dilakukan dg tujuan mengurangi rasa cemas
atau kecemasan yg mungkin dirasakan perawat sebelum
melakukan komunikasi terapeutik dg klien.
• Kecemasan yg dialami seseorang dapat sangat
mempengaruhi interaksinya dg orang lain
• Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam
menginterpretasikan apa yg diucapkan oleh lawan bicara.
• Perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu
mendengarkan apa yg dikatakan klien dg baik sehingga
tidak mampu melakukan active listening (mendengarkan
dg aktif dan penuh perhatian).

2. Tahap Perkenalan/Orientasi
• Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dg
klien dilakukan.
• Tujuan tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data,
rencana yg telah dibuat sesuai dg keadaan klien saat ini,
serta mengevaluasi hasil tindakan yg telah lalu.
 Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan
penerimaan,komunikasi terbuka.
b. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, topik
pembicaraan) bersama-sama dg klien, menjelaskan atau
mengklarifikasi kembali kontrak yg telah disepakati
bersama.
c. Menggali pikiran, perasaan, mengidentifikasi masalah
klien yg umumnya dilakukan dg menggunakan teknik
komunikasi pertanyaan terbuka.
d. Merumuskan tujuan interaksi dg klien.
e. Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan
tahapan ini dg baik karena tahapan ini merupakan dasar
bagi hubungan terapeutik antara perawat dan klien.



3. Tahap Kerja
 Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik
 Tahap yg terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena
didalamnya perawat dituntut membantu, mendukung klien
menyampaikan perasaan, pikirannya, menganalisa respons
ataupun pesan komunikasi verbal dan non verbal yg
disampaikan oleh klien.
 Perawat mendengarkan secara aktif, dg penuh perhatian
sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan
masalah yg sedang dihadapi oleh klien, mencari
penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
 Akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dg klien.
 Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk
memadukan, menegaskan hal-hal penting dalam percakapan,
membantu perawat, klien memiliki pikiran, ide yg sama
 Penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat
merasakan keseluruhan pesan atau perasaan yg telah
disampaikannya diterima dg baik, benar-benar dipahami
perawat.



4. Tahap Terminasi



 Terminasi merupakan akhir pertemuan perawat dan klien.
dibagi dua yaitu terminasi sementara, terminasi akhir
 Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat
dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih
akan bertemu kembali pada waktu yg berbeda sesuai dg
kontrak waktu yg telah disepakati bersama.
 Terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan
seluruh proses keperawatan.
 Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yg telah
dilaksanakan (evaluasi objektif). Brammer dan McDonald
(1996) menyatakan meminta klien untuk menyimpulkan ttg
apa yg telah didiskusikan merupakan sesuatu yg sangat
berguna pada tahap ini.
b. Melakukan evaluasi subjektif dg cara menanyakan perasaan
klien setelah berinteraksi dg perawat.
c. Menyepakati tindak lanjut interaksi yg telah dilakukan.
d. Tindak lanjut yg disepakati harus relevan dg interaksi yg baru
saja dilakukan atau dg interaksi yg akan dilakukan selanjutnya.
e. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan
berikutnya.

H. Sikap Dalam Melakukan Komunikasi Terapeutik
 Berikut tindakan/sikap yg dilakukan ketika
menunjukkan kehadiran secara fisik :
1. Berhadapan dg lawan bicara : Dg posisi ini perawat
menyatakan kesiapannya (“saya siap untuk anda”).
2. Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak
bersilangan) Sikap tubuh yg terbuka menunjukkan
bahwa perawat bersedia untuk mendukung
terciptanya komunikasi.
3. Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih dekat
dg lawan bicara, Hal ini menunjukkan perawat
bersiap untuk merespon dalam komunikasi
(berbicara-mendengar).
4. Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural, Dg
posisi mata sejajar perawat menunjukkan
kesediaannya untuk mempertahankan komunikasi.
5. Bersikap tenang, Akan lebih terlihat bila tidak
terburu-buru saat berbicara dan menggunakan
gerakan/bahasa tubuh yg natural.



Macam-macam Teknik Komunikasi Stuart dan
Sundeen tahun 1995,
1. Mendengar aktif;  Konsentrasi aktif,
persepsi terhadap pesan orang lain yg
menggunakan semua indra,
2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah
kegiatan mendengar dg kegiatan non
verbal untuk klien. Misalnya dg kontak
mata, menganggukkan kepala, juga
keikutsertaan secara verbal
3. Penerimaan: mendukung, menerima
informasi dg tingkah laku yg menunjukkan
ketertarikan, tidak menilai. Penerimaan
bukan berarti persetujuan. Menunjukkan
penerimaan berarti kesediaan mendengar
tanpa menunjukkan keraguan atau
ketidaksetujuan.



Lanjutan



4. Klarifikasi; Klarifikasi sama dg validasi
yaitu menanyakan kepada klien apa yg
tidak dimengerti perawat thd situasi yg
ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yg
disampaikan oleh klien belum jelas bagi
perawat, perawat mencoba memahami
situasi yg digambarkan oleh klien.
5. Fokusing; adalah kegiatan komunikasi
yg dilakukan untuk membatasi area diskusi
sehingga percakapan menjadi lebih spesifik
dan dimengerti

6. Observasi;


 Observasi merupakan kegiatan mengamati
klien/orang lain. Observasi dilakukan apabila
terdapat konflik antara verbal dan non verbal
klien dan saat tingkah laku verbal dan non
verbal nyata dan tidak biasa ada pada klien,
Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga
klien tidak menjadi malu atau marah.
7. Menawarkan informasi; Menyediakan tambahan
informasi dg tujuan untuk mendapatkan respon
lebih lanjut. Beberapa keuntungan dari
menawarkan informasi akan memfasilitasi
komunikasi, mendorong pendidikan kes.,
memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan,
Penahanan informasi pada saat klien
membutuhkan akan mengakibatkan klien tidak
percaya. Hal yg tidak boleh dilakukan adalah
menasehati klien pada saat memberikan informasi.

7. Menawarkan informasi;


 Menyediakan tambahan informasi dg
tujuan untuk mendapatkan respon lebih
lanjut. Beberapa keuntungan dari
menawarkan informasi akan
memfasilitasi komunikasi, mendorong
pendidikan kes., memfasilitasi klien
untuk mengambil keputusan, Penahanan
informasi pada saat klien membutuhkan
akan mengakibatkan klien tidak percaya.
Hal yg tidak boleh dilakukan adalah
menasehati klien pada saat memberikan
informasi.

Lanjutan


8. Diam (memelihara ketenangan);
Dilakukan dg tujuan mengorganisir
pemikiran, memproses informasi,
menunjukkan bahwa perawat bersedia
untuk menunggu respon. Kediaman ini
akan bermanfaat pada saat klien
mengalami kesulitan untuk membagi
persepsinya dg perawat.
Diam tidak dapat dilakukan dalam
waktu yg lama karena akan
mengakibatkan klien menjadi
khawatir. Diam dapat juga diartikan
sbg mengerti, atau marah.
Diam disini juga menunjukkan
kesediaan seseorang untuk menanti

Lanjutan


9. Assertive: Assertive adalah kemampuan
dg secara meyakinkan, nyaman
mengekspresikan pikiran, perasaan diri dg
tetap menghargai hak orang lain,
10. Menyimpulkan; Membawa poin-poin
penting dari diskusi untuk meningkatkan
pemahaman. Memberi kesempatan
mengklarifikasi komunikasi agar sama dg
ide dalam pikiran,
11. Giving recognition (memberikan
pengakuan/ penghargaan); Memberi
penghargan merupakan tehnik untuk
memberikan pengakkuan dan menandakan
kesadaran,

Lanjutan
12. Offering Sel (menawarakan diri);
Menawarkan diri adalah menyediakan diri anda
tanpa respon bersyarat atau respon yg diharapkan,
13. Offering general leads (memberikan
petunjuk umum); Mendukung klien untuk
meneruskan,
14. Giving broad opening (memberikan
pertanyaan terbuka): Mendorong klien untuk
menyeleksi topik yg akan dibicarakan. Kegiatan ini
bernilai terapeuitik apabila klien menunjukkan
penerimaan, nilai dari inisiatif klien , menjadi non
terapeutik apabila perawatan mendominasi
interaksi, menolak respon klien,



Lanjutan


15. Placing the time in time/sequence
(penempatan urutan/waktu); Melakukan
klarifikasi antara waktu dan kejadian atau antara
satu kejadian dg kejadian lain. Teknik bernilai
terapeutik apabila perawat dapat mengeksplorasi
klien dan memahami masalah yg penting. Tehnik
ini menjadi tidak terapeutik bila perawat
memberikannasehat, meyakinkan atau tidak
mengakui klien.
16. Encourage deskripition of perception
(mendukung deskripsi dari persepsi); Meminta
kepada klien mengungkapkan secara verbal apa yg
dirasakan atau diterima,
17. Encourage Comparison (mendukung
perbandingan); Menanyakan kepada klien
mengenai persamaan atau perbedaan

Lanjutan


18. Restating (mengulang) adalah pengulangan
pikiran utama yg diekspresiakn klien,
19. Reflekting (Refleksi): Digunakan pada saat klien
menanyakan pada perawat penilaian atau
kesetujuannya. Tehnik ini akan membantu perawat
tetap memelihara pendekatan yg tidak menilai,
20. Eksploring (Eksporasi); Mempelajari suatu topik
lebih mendalam
21. Presenting reality (menghadikan
realitas/kenyataan); Menyediakan informasi dg
perilaku yg tidak menilai
22. Voucing doubt (menunjukkan keraguan);
Menyelipkan persepsi perawat mengenai realitas.
Tehnik ini digunakan dg sangat berhati-hati dan
hanya pada saat perawat merasa yakin ttg suatu yg
detil. Ini digunakan pada saat perawat ingin
memberi petunjuk pada klien mengenai penjelasan
lain

Lanjutan


23. Seeking consensual validation;
Pencarian pengertian mengenai komunikasi
baik oleh perawat maupun klien. Membantu klien
lebih jelas thd apa yg mereka pikirkan.
24. Verbalizing the implied:
Memverbalisasikan kata-kata yg klien
tunjukkan atau anjuran.
25. Encouraging evaluation (mendukung
evaluasi): Perawat membantu klien
mempertimbangkan orang dan kejadian kedalam
nilai dirinya
26. Attempting to translate into feeling (usaha
menerjemahkan perasaan); Membantu klien
untuk mengidentifikasi perasaan berhubungan dg
kejadian atau pernyataan .

Lanjutan


27. Suggesting collaborating (menganjurkan
kolaborasi): Penekanan kegiatan kerja dg klien
tidak menekan melakukan sesuatu untuk klien.
Mendukung pandangan bahwa terdapat
kemungkinan perubahan melalui kolaborasi.
28. Encouragingformulation of plan of action
(mendukng terbentuknya rencana tindakan):
Memberikan kesempatan pada klien untuk
mengantisipasi alternative dari tindakan untuk masa
yg akan datang.
29. Estabilising guidelines (menyediakan
petunjuk); Statemen yg menunjukkan peran,
tujuan dan batasan untuk interaksi. Hal ini akan
menolong klien untuk mengetahui apa yg dia
harapkan dari dirinya.

Lanjutan
30. Open- ended comments (komentar
terbuka-tertutup): Komentar
secara umum untuk

menentukan arah dari interaksi yg seharusnya
dilakukan. Hal ini akan mengijinkan klien untuk
memutuskan apa topik/materi yg paling relevan,
mendukung klien untuk meneruskan interaksi.
31. Reducing distant (penurunan jarak);
Menurunkan jarak fisik antara perawat dank lien.
Hal ini menunjukkan komunikasi non verbal dimana
perawat ingin terlibat dg klien.
32. Humor; sbg hal yg penting dalam komunikasi
verbal dikarenakan: tertawa mengurangi
keteganan dan rasa sakit akibat stress, serat
meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan .

PENUTUP



 Komunikasi terapeutik merupakan
tanggung jawab moral seorang
perawat.
 Komunikasi terapeutik bukanlah
hanya salah satu upaya yg
dilakukan oleh perawat untuk
mendukung proses keperawatan
yg diberikan kepada klien.
 Untuk dapat melakukannya dg
baik dan efektif diperlukan latihan
dan pengasahan keterampilan
berkomunikasi sehingga efek
terapeutik yg menjadi tujuan
dalam komunikasi terapeutik

DAFTAR PUSTAKA


 Fortinas, K.M. and Worret, P.A.H. (2004).
Psychiatic mental health nursing. Third
edition. St. Louis: Mosby.
 Potter and Perry’s. (2001). Fundamental of
nursing. Australia: St. Louis, Missouri.
 Stuart, G.W., and Laraia, M.T. (2001).
Principles and practice of psychiatric nursing.
Seventh edition. St. Louis: Mosby Inc.