S IPAI 090654 Chapter1

(1)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya di jenjang sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan terdapat mata pelajaran Pendidikan Agama, sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan

bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”, dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan “pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia”.

Pasal-pasal tersebut merupakan landasan hukum keberadaan mata pelajaran agama di sekolah-sekolah, sehingga tingkat satuan pendidikan wajib mengadakan mata pelajaran agama untuk peserta didiknya. Menurut pelaporan data pokok Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Pembinaan SMK (2013: 1) terdapat 1626 SMA dan 1663 SMK di Jawa Barat yang mengadakan program mata pelajaran agama. Jika data SMA dan SMK tersebut dijumlahkan maka ada 3289 SMK/SMA di Jawa Barat yang melaksanakan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sekaligus pengadaan program mata pelajaran agama didalamnya, sementara itu pelaksanaan program mata pelajaran pendidikan agama bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. Dari data tersebut bisa dilihat potensi program mata pelajaran agama untuk menjadikan manusia berakhlaq


(2)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulia sangat besar, karena untuk wilayah Jawa Barat saja terdapat 3289 sekolah jenjang SMA/SMK yang melaksanakan program mata pelajaran agama untuk peserta didiknya. Adapun yang dimaksud dengan mata pelajaran agama dalam penelitian ini adalah mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islām).

Pendidikan Agama Islām di sekolah adalah “proses program pendidikan

yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islām disingkat PAI” (Syahidin, 2009: 1). Kedudukan dan peran pendidikan Islām sebagai mata pelajaran juga ditegaskan oleh Ramayulis (2008: 41) bahwa:

Istilah Pendidikan Agama Islām (PAI) di Indonesia dipergunakan untuk

mata pelajaran di lingkungan sekolah-sekolah yang berada di bawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan Agama dalam hal ini agama Islām termasuk dalam struktur kurikulum.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kedudukan dan peran PAI merupakan media untuk membina kepribadian peserta didik secara utuh dengan harapan kelak mereka menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah S.W.T. Tujuan PAI sebagai pengubah prilaku peserta didik menuju ke arah kesempurnaan ahlak diperjelas oleh Shihab dalam (Syahidin, 2009: 12) sebagai berikut:

Tujuan PAI disekolah umum adalah untuk melahirkan para agamawan yang berilmu, bukan para ilmuwan dalam bidang agama. Artinya yang menjadi titik tekan PAI di sekolah umum adalah pelaksanaan ajaran agama dikalangan para calon intelektual yang ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku murid ke arah kesempurnaan ahlak.

Dari pendapat Quraish Shihab di atas, kita dapat mengetahui bahwa tujuan penyelenggaraan PAI di sekolah adalah untuk menghasilkan peserta didik yang berahlakul karimah, yang berjiwa agama bukan peserta didik yang hanya berpengetahuan agama saja.

Namun pada kenyataannya misi besar pendidikan Indonesia untuk memanusiakan manusia melalui pengadaan program mata pelajaran agama itu


(3)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum tercapai secara masif. Dewasa ini banyak catatan hitam mewarnai dunia pendidikan Indonesia, misalnya kasus-kasus yang dimuat dalam berbagai situs penyedia informasi berikut :

1. Menurut Muslimah (Solopos, 2012: 1) mengemukakan bahwa Perilaku seks di kalangan pelajar di Wonogiri bagaikan gunung es. Banyak kasus mulai seks bebas hingga pencabulan dan pemerkosaan. Hasil pendataan Siti Muslimah pegiat LSM Masyarakat Wonogiri Peduli Perempuan dan Anak (MWPPA), 80% kasus-kasus pencabulan, pemerkosaan serta kekerasan seks lainnya di kalangan pelajar berakhir dengan mediasi. Sementara, yang berlanjut ke proses hukum tak sampai 5%. Sisanya, sebagian melalui pernikahan paksa dan sebagian pelaku kabur.“tahun ini, yang berlanjut ke proses hukum hanya 24 kasus. Adapun yang berujung damai, kabur hingga tak diketahui saya kira mencapai ratusan (kasus),” katanya seraya menyebutkan kasus asusila merata pada anak SMP hingga SMA dan sederajat.

2. Menurut Priliawito dan Ruqoyah (Metro News, 2012: 1) mengemukakan bahwa sederet Tawuran Pelajar di Jabodetabek Sejak Awal 2012 Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian, ungkap data KPAI Jum'at, 28 September 2012, 06:42.

3. Menurut Media online Tv One News (editor, 2012: 1) melansir Data Tawuran Pelajar Selama 2010-2012. Tawuran pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar.

4. Menurut Rumeksa dan Sutono (Surya, 2012: 1) mengemukakan bahwa peredaran narkoba di Kabupaten Jombang, yang melibatkan kalangan pelajar, mulai ke tingkat yang mencemaskan. Ini karena jumlah kasus narkoba yang melibatkan pelajar meningkat tajam. Dalam kurun satu


(4)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahun, pada 2012, tercatat ada 86 kasus narkoba yang menjerat para pelajar. Angka tersebut meningkat sekitar 90 persen lebih, jika dibanding tahun sebelumnya, 2011.

5. Menurut Ina (Kaltimtoday, 2012: 1) mengemukakan bahwa Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada seminar "Sinergi Pemerintah dan Industri Perfilman Nasional dalam Membentuk Masyarakat Madani" yang diselenggarakan oleh FISIP Universitas Padjadjaran Bandung pada 9 Mei 2010, juga menyatakan keprihatinannya ketika membaca hasil survei terakhir dari KPA yang mengungkapkan bahwa; 97% dari 4.500.000 remaja pada 12 kota besar di Indoensia, siswa SMP pernah menonton video porno, 90% mengaku pernah berciuman, 62,7% melakukan hubungan suami istri dan 21% siswa SMA pernah melakukan aborsi. Survei tersebut dilakukan terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di seluruh Indonesia. Karena itu menurut Menteri Kominfo, pornografi menjadi keprihatinan yang serius bagi bangsa dan negara ini, karena tidak hanya berdampak pada yang bersangkutan, tapi juga memberikan ancaman bagi lingkungan sekitar dengan meningkatnya jumlah korban pelecehan seks, pemerkosaan dan perilaku menyimpang lainnya.

Data di atas menunjukan adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan Indonesia dengan kenyataan pendidikan Indonesia. Untuk mencapai sebuah tujuan, harus dilakukan sebuah upaya dalam proses pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Yang dimaksud dengan proses disini adalah aktivitas pembelajaran Pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Ramayulis (2010: 241-242) mengemukakan bahwa:

Proses pembelajaran dalam pendidikan Islām sebenarnya sama dengan proses pembelajaran pada umumnya, namun yang membedakannya adalah bahwa dalam pendidikan Islām proses maupun hasil belajar selalu inhern, dengan keIslāman; keIslāman melandasi aktivitas belajar, menafasi perubahan yang terjadi serta menjiwai aktivitas berikutnya.

Oleh karena itu Syahidin (2009: 4) mengemukakan “Pelaksanaan


(5)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tantangan besar baik secara eksternal maupun internal”. Adapun yang dimaksud dengan tantangan eksternal merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat karena kemajuan iptek yang begitu cepat. Dalam kondisi kehidupan seperti ini pertukaran informasi, budaya, pola hidup antar bangsa terjadi secara alamiah dan tanpa ada filterisasi nilai-nilai budaya yang jelas. Hal ini bisa menyebabkan pergeseran norma-norma budaya dan membahayakan bagi kehidupan beragama di Indonesia. Adapun tantangan secara internal adalah tantangan yang muncul dari dalam program pelaksanaan PAI itu sendiri, tantangan internal dalam pelaksanaan PAI di sekolah yang pertama adalah adanya perbedaan pandangan masyarakat terhadap keberadaan PAI di sekolah. Pertama, ada yang memandang PAI seperti mata pelajaran lainnya. Kedua, ada yang memandang PAI tidak sekedar mata pelajaran yang dimuat secara tertulis di dalam kurikulum tetapi PAI bertanggung jawab membangun peserta didik menjadi pribadi “Ins n K mil”. Selain itu, perencanaan program pelaksanaan PAI kurang jelas. Dalam tataran perencanaan program maupun dalam pelaksanaannya masih belum optimal, perencanaan program pelaksanaan PAI disekolah masih banyak kelemahannya antara lain:

a. Upaya merombak kerangka berpikir dikotomis dilakukan masih bersifat parsial tidak terpadu dengan menggunakan strategi yang jelas.

b. Pendekatannya masih cenderung normatif.

c. Kurikulum yang dirancang boleh dikatakan menawarkan minimum kompetensi ataupun minimum informasi bagi peserta didik.

d. Pengajar kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin dapat dipakai untuk pendidikan agama sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

Dari problematika di atas, masalah pelaksanaan pendidikan Islām akan menjadi masalah besar jika tidak dicarikan solusinya, khususnya bagi guru-guru agama dan para pakar pendidikan. Hal ini berpangaruh terhadap pencapaian tujuan diadakannya pendidikan Islām yaitu mewujudkan peserta


(6)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik yang beriman dan bertakwa kepada Allāh S.W.T serta berahlak mulia, banyak faktor yang menyebakan prblematika tersebut terjadi, adapun menurut penulis sebab-sebab terjadinya problematika di atas karena beberapa faktor berikut:

1. Kualitas kompetensi Pendidik yang belum mumpuni.

2. Peserta didik yang tidak disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Pola pendidikan Islām yang belum jelas dan masih cenderung normatif.

Hal senada dengan apa yang dikemukakan oleh Syahidin (2009: 5) “bahwa pendekatan pelaksanaan Pendidikan Agama Islāmmasih cenderung normatif”.

Dari ketiga gap masalah pendidikan di atas, penulis memilih poin ketiga sebagai permasalahan utama yang akan diteliti, yaitu tentang Pola pendidikan Islām yang belum jelas dan masih cenderung normatif, karena dengan pola pendidikan Islām yang sudah jelas, proses pendidikan Islām akan berjalan terarah dan tepat sasaran, maksudnya pola pendidikan Islām itu akan menjadi panduan yang jelas dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Islām. Jika masalah utamanya adalah prilaku indisipliner peserta didik maka hal ini bisa diatasi dengan cara membuat pola pendidikan Islām yang didesain untuk membentuk karakter disiplin peserta didik, sehingga prilaku indisipliner peserta didik tersebut dapat berubah menjadi peserta didik yang memiliki pribadi muslim berdisiplin tinggi. Tujuan pendidikan itu akan bergantung pada berhasil atau tidaknya proses pendidikan itu sendiri. Dari problematika tersebut munculah sebuah pertanyaan bagaimana pola pendidikan Islām yang dapat membentuk karakter disiplin peserta didik?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu diadakan sebuah penelitian bentuk sebagai upaya dalam menemukan sebuah pola pendidikan Islām yang dapat membentuk karakter peserta didik tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini diupayakan sebagai langkah nyata untuk memecahkan problematika di atas. Adapun sekolah yang akan menjadi sumber penelitian yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Informatika dan Teknologi (IT) Boarding School Daarut Tauhiid yang terletak di lingkungan pondok pesantren Daarut Tauhiid. Pondok pesantren Daarut


(7)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tauhiid adalah sebuah pondok pesantren yang terletak di jalan Geger Kalong Girang komplek Setiabudhi Indah RW 03 RT 03 No. 57 F, Desa Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini dikenal masyarakat Geger Kalong dengan sebutan nama “SMK DT”.

SMK Daarut Tauhiid Boarding School merupakan sekolah umum yang berbasis pesantren dan memiliki visi dan misi mengedapankan Tauhīdullah. Sekolah tersebut merupakan perpaduan sekolah umum dan pesantren, pola keagamaan yang sangat dominan dalam kegiatan pembelajarannya akan sangat berpengaruh terhadap pembinaan dan pengembangan pribadi siswa, kegiatan yang bersifat co kurikuler atau ekstra kurikuler PAI yang diadakan di sekolah tersebut akan mendukung juga bagi pencapaian tujuan pelaksanaan PAI. Setiap sekolah pasti mempunyai program tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas peserta didiknya, begitupun dengan SMK Daarut Tauhiid Boarding school, sekolah ini sangat memperhatikan perkembangan kualitas peserta didiknya, terutama dibidang kedisiplinan, pola pendidikan yang Islāmi dalam membentuk karakter disiplin inilah yang menjadi ciri khas dari SMK Daarut Tauhiid Boarding school. Untuk itu penulis berminat untuk meneliti tentang

Pola Pendidikan Islāmi di SMK Daarut Tauhiid Boarding school. Adapun judul

dalam penelitian ini adalah “Pola Pendidikan Islām dalam Membentuk Karakter Disiplin (Studi Deskriptif di SMK Daarut Tauhiid Boarding School

Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah umum tersebut dapat dirinci kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

2. Bagaimana program pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?


(8)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana proses pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di

SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

4. Bagaimana sistem evaluasi pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

2. Untuk mengetahui program pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

3. Untuk mengetahui proses pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

4. Untuk mengetahui sistem evaluasi pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

D.Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan memperkaya pola pendidikan Islām di SMA

(Sekolah Menegah Atas) ataupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang berbasis pesantren atau pun tidak berbasis pesantren.

2. Praktis

a. Untuk peserta didik

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik. 2) Membentuk peserta didik yang berdisiplin tinggi. 3) Membangun kualitas pribadi peserta didik secara utuh. b. Untuk guru

1) Memudahkan proses belajar mengajar.

2) Membantu Pembelajaran sesuai perencanaan dan tepat sasaran. 3) Pembelajaran benar-benar terarah dan sesuai dengan kurikulum.


(9)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk peneliti selanjutnya

Diharapakan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang aktivitas organisasi peserta didik di sekolah, atau kompetensi guru sebagai pendidik atau pengajar di sekolah tersebut, karena peserta didik dan pendidik merupakan dua komponen penting dalam proses pendidikan.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

1. Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang penelitian, Identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Sub bab ini terdiri dari: konsep pendidikan Islām, pendidikan karakter dalam prespektif Islām dan barat, pendidikan karakter disiplin, dasar pelaksanaan pendidikan Islām ditingkat satuan pendidikan nasional.

3. Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini penulis menjelaskan tentang lokasi penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

4. Bab IV terdiri dari: Hasil penelitian dan pembahasan.

5. Bab V terdiri dari: Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(1)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahun, pada 2012, tercatat ada 86 kasus narkoba yang menjerat para pelajar. Angka tersebut meningkat sekitar 90 persen lebih, jika dibanding tahun sebelumnya, 2011.

5. Menurut Ina (Kaltimtoday, 2012: 1) mengemukakan bahwa Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada seminar "Sinergi Pemerintah dan Industri Perfilman Nasional dalam Membentuk Masyarakat Madani" yang diselenggarakan oleh FISIP Universitas Padjadjaran Bandung pada 9 Mei 2010, juga menyatakan keprihatinannya ketika membaca hasil survei terakhir dari KPA yang mengungkapkan bahwa; 97% dari 4.500.000 remaja pada 12 kota besar di Indoensia, siswa SMP pernah menonton video porno, 90% mengaku pernah berciuman, 62,7% melakukan hubungan suami istri dan 21% siswa SMA pernah melakukan aborsi. Survei tersebut dilakukan terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di seluruh Indonesia. Karena itu menurut Menteri Kominfo, pornografi menjadi keprihatinan yang serius bagi bangsa dan negara ini, karena tidak hanya berdampak pada yang bersangkutan, tapi juga memberikan ancaman bagi lingkungan sekitar dengan meningkatnya jumlah korban pelecehan seks, pemerkosaan dan perilaku menyimpang lainnya.

Data di atas menunjukan adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan Indonesia dengan kenyataan pendidikan Indonesia. Untuk mencapai sebuah tujuan, harus dilakukan sebuah upaya dalam proses pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Yang dimaksud dengan proses disini adalah aktivitas pembelajaran Pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Ramayulis (2010: 241-242) mengemukakan bahwa:

Proses pembelajaran dalam pendidikan Islām sebenarnya sama dengan proses pembelajaran pada umumnya, namun yang membedakannya

adalah bahwa dalam pendidikan Islām proses maupun hasil belajar selalu inhern, dengan keIslāman; keIslāman melandasi aktivitas belajar,

menafasi perubahan yang terjadi serta menjiwai aktivitas berikutnya. Oleh karena itu Syahidin (2009: 4) mengemukakan “Pelaksanaan


(2)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tantangan besar baik secara eksternal maupun internal”. Adapun yang

dimaksud dengan tantangan eksternal merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat karena kemajuan iptek yang begitu cepat. Dalam kondisi kehidupan seperti ini pertukaran informasi, budaya, pola hidup antar bangsa terjadi secara alamiah dan tanpa ada filterisasi nilai-nilai budaya yang jelas. Hal ini bisa menyebabkan pergeseran norma-norma budaya dan membahayakan bagi kehidupan beragama di Indonesia. Adapun tantangan secara internal adalah tantangan yang muncul dari dalam program pelaksanaan PAI itu sendiri, tantangan internal dalam pelaksanaan PAI di sekolah yang pertama adalah adanya perbedaan pandangan masyarakat terhadap keberadaan PAI di sekolah. Pertama, ada yang memandang PAI seperti mata pelajaran lainnya. Kedua, ada yang memandang PAI tidak sekedar mata pelajaran yang dimuat secara tertulis di dalam kurikulum tetapi PAI bertanggung jawab membangun peserta didik menjadi pribadi “Ins n

K mil”. Selain itu, perencanaan program pelaksanaan PAI kurang jelas. Dalam tataran perencanaan program maupun dalam pelaksanaannya masih belum optimal, perencanaan program pelaksanaan PAI disekolah masih banyak kelemahannya antara lain:

a. Upaya merombak kerangka berpikir dikotomis dilakukan masih bersifat parsial tidak terpadu dengan menggunakan strategi yang jelas.

b. Pendekatannya masih cenderung normatif.

c. Kurikulum yang dirancang boleh dikatakan menawarkan minimum kompetensi ataupun minimum informasi bagi peserta didik.

d. Pengajar kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin dapat dipakai untuk pendidikan agama sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.

Dari problematika di atas, masalah pelaksanaan pendidikan Islām akan menjadi masalah besar jika tidak dicarikan solusinya, khususnya bagi guru-guru agama dan para pakar pendidikan. Hal ini berpangaruh terhadap pencapaian tujuan diadakannya pendidikan Islām yaitu mewujudkan peserta


(3)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik yang beriman dan bertakwa kepada Allāh S.W.T serta berahlak mulia, banyak faktor yang menyebakan prblematika tersebut terjadi, adapun menurut penulis sebab-sebab terjadinya problematika di atas karena beberapa faktor berikut:

1. Kualitas kompetensi Pendidik yang belum mumpuni.

2. Peserta didik yang tidak disiplin dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Pola pendidikan Islām yang belum jelas dan masih cenderung normatif.

Hal senada dengan apa yang dikemukakan oleh Syahidin (2009: 5) “bahwa pendekatan pelaksanaan Pendidikan Agama Islāmmasih cenderung normatif”.

Dari ketiga gap masalah pendidikan di atas, penulis memilih poin ketiga sebagai permasalahan utama yang akan diteliti, yaitu tentang Pola pendidikan

Islām yang belum jelas dan masih cenderung normatif, karena dengan pola pendidikan Islām yang sudah jelas, proses pendidikan Islām akan berjalan terarah dan tepat sasaran, maksudnya pola pendidikan Islām itu akan menjadi panduan yang jelas dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Islām. Jika masalah utamanya adalah prilaku indisipliner peserta didik maka hal ini bisa diatasi dengan cara membuat pola pendidikan Islām yang didesain untuk membentuk karakter disiplin peserta didik, sehingga prilaku indisipliner peserta didik tersebut dapat berubah menjadi peserta didik yang memiliki pribadi muslim berdisiplin tinggi. Tujuan pendidikan itu akan bergantung pada berhasil atau tidaknya proses pendidikan itu sendiri. Dari problematika tersebut munculah sebuah pertanyaan bagaimana pola pendidikan Islām yang dapat membentuk karakter disiplin peserta didik?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu diadakan sebuah penelitian bentuk sebagai upaya dalam menemukan sebuah pola pendidikan Islām yang dapat membentuk karakter peserta didik tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini diupayakan sebagai langkah nyata untuk memecahkan problematika di atas. Adapun sekolah yang akan menjadi sumber penelitian yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Informatika dan Teknologi (IT) Boarding School Daarut Tauhiid yang terletak di lingkungan pondok pesantren Daarut Tauhiid. Pondok pesantren Daarut


(4)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tauhiid adalah sebuah pondok pesantren yang terletak di jalan Geger Kalong Girang komplek Setiabudhi Indah RW 03 RT 03 No. 57 F, Desa Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini dikenal masyarakat Geger Kalong dengan sebutan nama “SMK DT”.

SMK Daarut Tauhiid Boarding School merupakan sekolah umum yang berbasis pesantren dan memiliki visi dan misi mengedapankan Tauhīdullah. Sekolah tersebut merupakan perpaduan sekolah umum dan pesantren, pola keagamaan yang sangat dominan dalam kegiatan pembelajarannya akan sangat berpengaruh terhadap pembinaan dan pengembangan pribadi siswa, kegiatan yang bersifat co kurikuler atau ekstra kurikuler PAI yang diadakan di sekolah tersebut akan mendukung juga bagi pencapaian tujuan pelaksanaan PAI. Setiap sekolah pasti mempunyai program tersendiri dalam upaya meningkatkan kualitas peserta didiknya, begitupun dengan SMK Daarut Tauhiid Boarding school, sekolah ini sangat memperhatikan perkembangan kualitas peserta didiknya, terutama dibidang kedisiplinan, pola pendidikan yang Islāmi dalam membentuk karakter disiplin inilah yang menjadi ciri khas dari SMK Daarut Tauhiid Boarding school. Untuk itu penulis berminat untuk meneliti tentang

Pola Pendidikan Islāmi di SMK Daarut Tauhiid Boarding school. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “Pola Pendidikan Islām dalam Membentuk Karakter Disiplin (Studi Deskriptif di SMK Daarut Tauhiid Boarding School Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah umum tersebut dapat dirinci kepada beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

2. Bagaimana program pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?


(5)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana proses pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di

SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

4. Bagaimana sistem evaluasi pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

2. Untuk mengetahui program pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

3. Untuk mengetahui proses pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

4. Untuk mengetahui sistem evaluasi pendidikan Islām dalam membentuk karakter disiplin di SMK Daarut Tauhiid Boarding School.

D.Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan memperkaya pola pendidikan Islām di SMA (Sekolah Menegah Atas) ataupun SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang berbasis pesantren atau pun tidak berbasis pesantren.

2. Praktis

a. Untuk peserta didik

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik. 2) Membentuk peserta didik yang berdisiplin tinggi. 3) Membangun kualitas pribadi peserta didik secara utuh. b. Untuk guru

1) Memudahkan proses belajar mengajar.

2) Membantu Pembelajaran sesuai perencanaan dan tepat sasaran. 3) Pembelajaran benar-benar terarah dan sesuai dengan kurikulum.


(6)

Yusup Rahman Hakim, 2014

POLA PENDIDIKAN ISL M DALAM MEMBENTUK KARAKTER DISIPLIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk peneliti selanjutnya

Diharapakan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang aktivitas organisasi peserta didik di sekolah, atau kompetensi guru sebagai pendidik atau pengajar di sekolah tersebut, karena peserta didik dan pendidik merupakan dua komponen penting dalam proses pendidikan.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

1. Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang penelitian, Identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Sub bab ini terdiri dari: konsep pendidikan

Islām, pendidikan karakter dalam prespektif Islām dan barat, pendidikan karakter disiplin, dasar pelaksanaan pendidikan Islām ditingkat satuan pendidikan nasional.

3. Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini penulis menjelaskan tentang lokasi penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

4. Bab IV terdiri dari: Hasil penelitian dan pembahasan.

5. Bab V terdiri dari: Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.