Perbandingan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Dengan Menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer Pada Orang Normal.

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN

DENGAN METODE SAHLI DAN

AUTOANALYZER

PADA

ORANG NORMAL

Nadila Febianty, 2013

Pembimbing : dr. Christine Sugiarto, SpPK dan dr.Lisawati Sadeli, MKes

Latar Belakang Banyak cara yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10-15%. Metode yang dianjurkan oleh International Committee for Standardization in Hematology yaitu metode Sianmethemoglobin (autoanalyzer), yaitu dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini banyak digunakan dan mempunyai standar yang stabil.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode Sahli dan Autoanalyzer.

Metode Penelitian Bersifat observasional, analitik, dan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang normal, dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer. Analisis menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05

Hasil rerata kadar hemoglobin Metode Sahli 13,833 g/dL lebih rendah dibandingkan rerata kadar hemoglobin Autoanalyzer 14,577 g/dL (p <0,05).

Simpulan Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan Autoanalyzer.

.


(2)

ABSTRACT

THE EXAMINATION COMPARISON OF HEMOGLOBIN LEVELS

USING SAHLI METHOD AND

AUTOANALYZER

IN NORMAL PEOPLE

Nadila Febianty, 2013

Tutor: dr. Christine Sugiarto, SpPK dan dr. Lisawati Sadeli, MKes

Backgrounds There is no examination method that 100% accurate, easy, and affordable. Several clinicians are still using Sahli Method but examination error of this method by 10-15 %. On the other hand, there is the method recommended by the International Committee for Standardization in Hematology i.e Sianmethemoglobin Method (Autoanalyzer), the method is the most widely used and have a stable standard.

Objective To find out if there is difference between examination of hemoglobin levels using Sahli Method and Autoanalyzer.

Method The research design was observational, analytical, and cross sectional. The subject of this research consist of 30 normal people. Hemoglobin examination using Sahli Method and Autoanalyzer. Statistic analysis used paired t-test (α=0,05). Result The mean of hemoglobin levels by using Sahli Method is about 13,833 g/dL lower than mean of hemoglobin levels by using Autoanalyzer is about 14,577 g/dL (p <0,05).

Conclusion There is significant difference of hemoglobin level between Sahli Method and Autoanalyzer.

Keywords: Hemoglobin, Sahli Method, Autoanalyzer


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran ... ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komponen Darah ... 4

2.2 Sel Darah Merah ... 6

2.3 Hemoglobin ... 8

2.3.1 Pengertian Hemoglobin ... 8

2.3.2 Kadar Hemoglobin ... 8


(4)

2.3.4 Sintesis Hemoglobin ... 10

2.3.5 Fungsi Hemoglobin ... 11

2.4 Metode Pemeriksaan Hemoglobin ... 11

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 15

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 15

3.1.2 Subjek Penelitian ... 15

3.1.3 Ukuran Sampel ... 16

3.1.4 Lokasi dan Waktu ... 16

3.2 Metode Penelitian ... 16

3.2.1 Desain Penelitian ... 16

3.2.2 Data yang Diukur ... 16

3.2.3 Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 16

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 17

3.3.1 Variabel Penelitian ... 17

3.3.2 Definisi Operasional ... 17

3.3.3 Prosedur Pemeriksaan Hemoglobin ... 17

3.3.4 Cara Kerja ... 18

3.4 Prosedur Kerja ... 18

3.4.1 Persiapan Subjek Penelitian ... 18

3.4.2 Prosedur Penelitian ... 19


(5)

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 21

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 21

4.3 Pembahasan ... 22

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 24

5.2 Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

LAMPIRAN ... 27


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3 Tabel Kadar Hemoglobin ... 8 Tabel 4.1Kadar Hemoglobin metode Sahli dan Autoanalyzer ... 21 Tabel L 2.1 Paired Samples Statistics Kadar Hemoglobin metode Sahli dan

Autoanalyzer ... 29 Tabel L 2.2Paired Samples Correlations Kadar Hemoglobin metode Sahli

dan Autoanalyzer ... 29 Tabel L. 2.3Paired Samples Test Kadar Hemoglobin metode Sahli dan


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Darah ... 6

Gambar 2.2 Eritrosit ... 7

Gambar 2.3 Struktur Hemoglobin ... 10

Gambar 2.5 Alat Tallqvist ... 12

Gambar 2.6 Alat Sahli ... 13

Gambar 2.7 Alat Autoanalyzer ... 14


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent ... 27 Lampiran 2 Hasil Uji t Berpasangan untuk Kadar hemoglobin metode Sahli

dan Autoanalyzer ... 29 Lampiran 3 Surat Keputusan Sidang Etik ... 30


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hematologi adalah suatu ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai darah (sel-sel darah, morfologi dan fungsinya) baik dari segi normal maupun abnormal. Pemeriksaan hematologi rutin dapat dilakukan untuk mengetahui kadar hemoglobin, hematokrit, sel darah merah, sel darah putih, hitung jenis, dan laju endap darah (LED). Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas kesehatan (Mandal, 2010).

Hemoglobin (Hb) merupakan komponen utama dari sel darah merah (RBC), berupa protein terkonjugasi yang berfungsi untuk transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) (McPherson & Pincus, 2011). Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah, salah satu penyakit yang berhubungan dengan kadar hemoglobin adalah anemia (Bin-Chen, 2012).

Anemia adalah suatu kondisi ketika darah yang tidak memiliki sel darah merah sehat atau kadar hemoglobin yang cukup. Hemoglobin (Hb) merupakan bagian utama dari sel darah merah dan mengikat oksigen, bila seseorang memiliki jumlah sel darah merah di bawah batas normal atau kadar hemoglobin rendah, sel-sel tubuh tidak akan mendapat oksigen yang cukup, sehingga timbul gejala anemia berupa kelelahan. Di Amerika Serikat sekitar 3,5 juta orang menderita anemia, perempuan dan orang-orang yang mempunyai penyakit kronik akan meningkatkan risiko anemia. Pemeriksaan hematologi rutin sangat penting bagi seseorang untuk mendeteksi anemia. (Edmundson, 2013).

Banyak cara yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode


(10)

tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10%-15%. Metode yang dianjurkan oleh InternationalCommittee for Standardization in Hematology yaitu metode Sianmethemoglobin (autoanalyzer), yaitu dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini banyak digunakan dan mempunyai standar yang stabil. (McPherson & Pincus, 2011)

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan Autoanalyzer.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode Sahli dan Autoanalyzer.

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi dan wawasan, khususnya bagi tenaga medis mengenai adanya perbedaan pada penetapan kadar hemoglobin Metode Sahli dan Autoanalyzer.


(11)

1.5 Kerangka Pemikiran

Pemeriksaan kadar hemoglobin perlu dilakukan untuk mendeteksi anemia, saat ini metode yang sering digunakan adalah Metode Sahli dan Autoanalyzer. Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan dua metode ini memiliki cara kerja yang berbeda.

Pada pemeriksaan Metode Sahli kadar Hb dihitung berdasarkan perubahan hemoglobin menjadi asam hematin dan pengukurannya dilihat dari warna yang dihasilkannya yaitu warna hemin, lalu warna yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar dan diperiksa menggunakan mata telanjang. Warna standar dari alat Sahli dibuat konstan untuk memudahkan perbandingan sehingga yang dirubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sehingga warnanya sama dengan warna standar, karena yang membandingkan adalah mata telanjang maka subjektivitas sangat berpengaruh (Pal & Pal, 2005), sedangkan pada pemeriksaan dengan Autoanalyzer kadar hemoglobin dihitung berdasarkan perubahan dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin lalu bereaksi dengan KCN yang membentuk pigmen, lalu pengukurannya dilihat dari intensitas warna yang terbentuk yang diukur menggunakan fotometrok 540 nm dibandingkan dengan standar. Hasil dari metode ini objektif karena pengukurannya menggunakan alat elektronik (Nkrumah, et al., 2011).

1.6 Hipotesis Penelitian

Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan Autoanalyzer.


(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan Autoanalyzer.

5.2 Saran

• Pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sahli meskipun sederhana namun membutuhkan keterampilan khusus, sehingga perlu dilakukan pelatihan sebelum melakukan pemeriksaan ini.

• Pengujian Metode Sahli akan lebih baik jika menggunakan alat baru karena jika warna standarnya sudah berubah tidak dapat dipakai lagi.


(13)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nadila Febianty NRP : 1010126

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 07 Februari 1993 Agama : Islam

Alamat : Komplek BCI blok D4, Jl. Cilengkrang 1, Bandung 40614

Riwayat Pendidikan :

SDN Ciporeat III, Bandung, Lulus Tahun 2004 SMPN 28, Bandung, Lulus Tahun 2007

SMA Taruna Bakti, Bandung, Lulus Tahun 2010


(14)

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SAHLI DAN AUTOANALYZER PADA

ORANG NORMAL

Nadila Febianty 1, Christine Sugiarto 2, Lisawati Sadeli 3 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

2. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 3. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang Banyak cara yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10-15%. Metode yang dianjurkan oleh International Committee for Standardization in Hematology yaitu metode Sianmethemoglobin (autoanalyzer), yaitu dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini banyak digunakan dan mempunyai standar yang stabil.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode Sahli dan Autoanalyzer.

Metode Penelitian Bersifat observasional, analitik, dan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang normal, dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer. Analisis menggunakan uji t berpasangan dengan =0,05

Hasil rerata kadar hemoglobin Metode Sahli 13,833 g/Dl lebih rendah dibandingkan rerata kadar hemoglobin Autoanalyzer 14,577 g/dL (p <0,05).

Simpulan Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan Autoanalyzer. Kata Kunci : Hemoglobin, Metode Sahli, Autoanalyzer

ABSTRACT

Backgrounds There is no examination method that 100% accurate, easy, and affordable. Several clinicians are still using Sahli Method but examination error of this method by 10-15 %. On the other hand, there is the method recommended by the International Committee for Standardization in Hematology i.e

Sianmethemoglobin Method (Autoanalyzer), the method is the most widely used and have a stable standard. Objective To find out if there is difference between examination of hemoglobin levels using Sahli Method and Autoanalyzer.

Method The research design was observational, analytical, and cross sectional. The subject of this research consist of 30 normal people. Hemoglobin examination using Sahli Method and Autoanalyzer. Statistic analysis used paired t-test ( =0,05).

Result The mean of hemoglobin levels by using Sahli Method is about 13,833 g/dL lower than mean of hemoglobin levels by using Autoanalyzer is about 14,577 g/dL (p <0,05).

Conclusion There is significant difference of hemoglobin level between Sahli Method and Autoanalyzer. Keywords: Hemoglobin, Sahli Method, Autoanalyzer


(15)

PENDAHULUAN

Hemoglobin (Hb) merupakan

komponen utama dari sel darah merah

(RBC), berupa protein terkonjugasi yang

berfungsi untuk transportasi oksigen (O2)

dan karbon dioksida (CO2). Kandungan zat

besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah, salah satu penyakit yang berhubungan dengan

kadar hemoglobin adalah anemia(1).

Anemia adalah suatu kondisi ketika darah yang tidak memiliki sel darah merah sehat atau kadar hemoglobin yang

cukup. Hemoglobin (Hb) merupakan

bagian utama dari sel darah merah dan mengikat oksigen, bila seseorang memiliki jumlah sel darah merah di bawah batas normal atau kadar hemoglobin rendah, sel-sel tubuh tidak akan mendapat oksigen yang cukup, sehingga timbul gejala anemia berupa kelelahan. Di Amerika Serikat sekitar 3,5 juta orang menderita anemia,

perempuan dan orang-orang yang

mempunyai penyakit kronik akan

meningkatkan risiko anemia. Pemeriksaan hematologi rutin sangat penting bagi

seseorang untuk mendeteksi

anemia(2).

Banyak cara yang telah

ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode

ini sebesar 10%-15%. Metode yang

dianjurkan oleh International Committee for

Standardization in Hematology metode

Sianmethemoglobin (autoanalyzer), yaitu

dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini

banyak digunakan dan mempunyai

standar yang stabil (3). TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antara pemeriksaan kadar

ALAT, BAHAN DAN CARA

Penelitian ini bersifat observasional analitik. Analisis data memakai uji t

berpasangan dengan α=5%. Alat dan

bahan yang digunakan untuk penelitian ini berupa darah sebanyak kurang lebih 2cc,

EDTA, tabung, spuit, tourniquet, kapas,

alcohol, hemoglobinometer Sahli,

Mikropipet 20 mikroliter / atau pipet Sahli, Pipet volumetrik 5 ml, tabung reaksi ukuran 75 x 10mm, spektrofotometer/ kolorimeter dengan panjang gelombang 540 nm, dan larutan drabkin. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Kristen Maranatha yang

bersedia diukur kadar hemoglobinnya secara sukarela dan telah menandatangani Informed Consent. Subjek penelitian dibawa kedalam laboratorium untuk dilakukan pengambilan sampel, darah yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung yang berisi EDTA sebagai pengawet dan disimpan dalam wadah yang diberi cool

box agar suhunya sesuai, identitas

dituliskan pada tabung tersebut, dan pada hari itu juga sebagian darah segera dikirim

ke Laboraturium Patologi Klinik

Universitas Maranatha untuk diperiksa secara metode Sahli dan sebagian lagi segera dikirim ke Laboraturium Klinik swasta di Bandung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Kadar Hemoglobin metode Sahli dan Autoanalyzer

N Rerata

Std.

Deviasi Uji t

Metode Sahli 30 13,833 1,7311

Autoanalyze 30 14,577 1,4393 yaitu


(16)

= 1,7311) lebih rendah dibandingkan rerata

kadar hemoglobin Autoanalyzer 14,577

g/dL (SD = 1,4393) dengan perbedaan sebesar 0,74 g/dL (p <0,05).

DISKUSI

Darah adalah suatu substansi cair yang terus menerus beredar yang berfungsi

menyediakan nutrisi, oksigen, dan

pertukaran racun pada tubuh. Darah sebagian besar terdiri atas cairan dengan berbagai sel dan protein yang tersuspensi di dalamnya, sehingga darah "lebih kental"

dari air murni (4). Sekitar setengah dari

volume darah terdiri dari sel darah merah, yang membawa oksigen ke jaringan, sel darah putih untuk melawan infeksi, dan

trombosit adalah sel-sel kecil yang

membantu penggumpalan darah..

Hemoglobin (Hb) merupakan komponen

utama sel darah merah (RBC), berupa

protein terkonjugasi yang berfungsi untuk

transportasi oksigen (O2) dan karbon

dioksida (CO2) (3). Molekul hemoglobin

terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein

berupa globulin chain yang terhubung satu

sama lain. Hemoglobin normal pada orang

dewasa yaitu HbA terdiri dari 2

alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains. Pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai

gama yang disebut sebagai HbF (5).

International Committee for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan Metode Sianmethemoglobin, sebab selain

mudah dilakukan juga mempunyai

standar yang stabil dan hampir semua

jenis hemoglobin terukur kecuali

sulfahemoglobin (3). Beberapa metode

pemeriksaan hemoglobin antara lain

menggunakan cara Tallqvist namun cara ini tidak teliti dalam menentukan kadar Hb, persentase kesalahan antara 25-50%. Prinsip kerja cara ini adalah dengan

(mulai 10% - 100%). Sebagai dasar yang diambil ialah 100% = 15,8 gram Hb per 100

ml darah, metode Sahli merupakan suatu

cara pemeriksaan hemoglobin secara visual. Darah diencerkan dengan larutan

HCl sehingga hemoglobin berubah

menjadi asam hematin. Menentukan kadar hemoglobin dengan metode ini dilakukan dengan mengencerkan larutan campuran

tersebut dengan aquadest sampai warnanya

sama dengan warna batang gelas standar. Pada metode ini banyak sekali sumber

kesalahannya contohnya seperti

kemampuan untuk membedakan warna tidak sama, sumber cahaya yang kurang baik, kelelahan mata, alat-alat kurang bersih, ukuran pipet kurang tepat (perlu kalibrasi), warna gelas standar pucat atau

kotor dll, metode oksihemoglobin

merupakan metode paling sederhana dan cepat dalam fotometri, tetapi tidak

dipengaruhi oleh kenaikan bilirubin

plasma, kerugian dari metode ini tidak stabil dan prinsip kerja dari metode ini yaitu darah dicampur dengan larutan Natrium Karbonat 0,1% lalu diukur

intensitas warnanya dan metode

Sianmethemoglobin metode pemeriksaan hemoglobin yang dianjurkan oleh ICHS. Prinsip dari metode ini, ferrosianida mengubah besi pada Hb dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur

fotometrok 540 nm (6)(7).

SIMPULAN

Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan Autoanalyzer.

SARAN

Pemeriksaan hemoglobin dengan

metode Sahli meskipun sederhana namun

membutuhkan keterampilan khusus,

sehingga perlu dilakukan pelatihan

sebelum melakukan pemeriksaan ini dan pengujian metode Sahli akan lebih baik jika menggunakan alat baru karena jika


(17)

DAFTARPUSTAKA

1. Bin-Chen, Y. (2012, Febuari). Anemia. Retrieved 2013, from MedlinePlus: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/en cy/article/000560.htm

2. Edmundson, A. (2013, May). Memahami Anemia. Retrieved Februari 2013, from WebMD: http://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics 3. McPherson, R. A., & Pincus, M. R. (2011).

Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods (22 ed.). Philadelphia: Saunder Elsevier.

4. Hoffman, R. (2010, March 09). Heart Health Center. Retrieved 2013, from WebMD: http://www.webmd.com/heart/anatomy-picture-of-blood

5. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta, Indonesia: ECG.

6. Pal, G., & Pal, P. (2005). Textbook of Practical Physiology. Orient Longman Private Limited.

7. Nkrumah, B., Nguah, S. B., Sarpong, N., Dekker, D., Idriss, A., Mei, J., et al. (2011, April 21). Hemoglobin estimation by the HemoCue® portable hemoglobin

photometer in a resource poor setting. BMC Clinical Pathology .


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ajmani, R. (2007). Foto-Foto Hasil Scanning Mikroskop Elektron. Retrieved 2013, from Biologimedicalcenter: http://biologimediacentre.com/foto-foto-hasil-scanning-mikroskop-elektron/

Bin-Chen, Y. (2012, Febuari). Anemia. Retrieved 2013, from MedlinePlus: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000560.htm

Crocker, J., & Burnett, D. (2005). The Science of Laboratory Diagnosis (2nd Edition ed.).

Edmundson, A. (2013, May). Memahami Anemia. Retrieved Februari 2013, from WebMD: http://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics Faheem, K. K. (2012, april). Protap Memeriksa Hb Metode Sahli. Retrieved

september 28, 2013, from Medicallinkgo:

http://medicallinkgo.wordpress.com/2012/04/02/protap-memeriksa-hb-metode-sahli/

Gersten, T. (2012, Agustus 2). Hemoglobin. Retrieved October 7, 2013, from MedlinePlus: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003645.htm Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta,

Indonesia: ECG.

Hoffman, R. (2010, March 09). Heart Health Center. Retrieved 2013, from WebMD: http://www.webmd.com/heart/anatomy-picture-of-blood

King, M. W. (2013). Hemoglobin and Myoglobin. Retrieved from themedicalbiochemistrypage:

http://themedicalbiochemistrypage.org/hemoglobin-myoglobin.php

Mandal, A. (2010). what is hematology. Retrieved 2013, from News Medical: http://www.news-medical.net/health/What-is-Hematology.aspx

Marieb, E. (2010, September 15). Blood Function and Composition. Retrieved from virtualmedicalcentre: http://www.virtualmedicalcentre.com/anatomy/blood-function-and-composition/30#C2


(19)

McPherson, R. A., & Pincus, M. R. (2011). Henry's Clinical Diagnosis and

Management by Laboratory Methods (22 ed.). Philadelphia: Saunder

Elsevier.

Nkrumah, B., Nguah, S. B., Sarpong, N., Dekker, D., Idriss, A., Mei, J., et al. (2011, April 21). Hemoglobin estimation by the HemoCue® portable hemoglobin photometer in a resource poor setting. BMC Clinical Pathology .

Nurdin, A. (n.d.). Pemeriksaan kadar hemoglobin cara oksihemoglobin.

Perpustakaan Universitas Indonesia .

Pal, G., & Pal, P. (2005). Textbook of Practical Physiology. Orient Longman Private Limited.

Prahl, S. (n.d.). Structure of Heme. Retrieved from Oregon Medical Laser Center: http://omlc.ogi.edu/spectra/hemoglobin/hemestruct/


(1)

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SAHLI DAN

AUTOANALYZER

PADA

ORANG NORMAL

Nadila Febianty

1

, Christine Sugiarto

2

, Lisawati Sadeli

3

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

2. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 3. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang Banyak cara yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10-15%. Metode yang dianjurkan oleh International Committee for Standardization in Hematology yaitu metode Sianmethemoglobin (autoanalyzer), yaitu dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini banyak digunakan dan mempunyai standar yang stabil.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode Sahli dan Autoanalyzer.

Metode Penelitian Bersifat observasional, analitik, dan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang normal, dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer. Analisis menggunakan uji t berpasangan dengan =0,05

Hasil rerata kadar hemoglobin Metode Sahli 13,833 g/Dl lebih rendah dibandingkan rerata kadar hemoglobin Autoanalyzer 14,577 g/dL (p <0,05).

Simpulan Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan Autoanalyzer. Kata Kunci : Hemoglobin, Metode Sahli, Autoanalyzer

ABSTRACT

Backgrounds There is no examination method that 100% accurate, easy, and affordable. Several clinicians are still using Sahli Method but examination error of this method by 10-15 %. On the other hand, there is the method recommended by the International Committee for Standardization in Hematology i.e

Sianmethemoglobin Method (Autoanalyzer), the method is the most widely used and have a stable standard. Objective To find out if there is difference between examination of hemoglobin levels using Sahli Method and Autoanalyzer.

Method The research design was observational, analytical, and cross sectional. The subject of this research consist of 30 normal people. Hemoglobin examination using Sahli Method and Autoanalyzer. Statistic analysis used paired t-test ( =0,05).

Result The mean of hemoglobin levels by using Sahli Method is about 13,833 g/dL lower than mean of hemoglobin levels by using Autoanalyzer is about 14,577 g/dL (p <0,05).

Conclusion There is significant difference of hemoglobin level between Sahli Method and Autoanalyzer. Keywords: Hemoglobin, Sahli Method, Autoanalyzer


(2)

PENDAHULUAN

Hemoglobin (Hb) merupakan komponen utama dari sel darah merah (RBC), berupa protein terkonjugasi yang berfungsi untuk transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah, salah satu penyakit yang berhubungan dengan kadar hemoglobin adalah anemia(1).

Anemia adalah suatu kondisi ketika darah yang tidak memiliki sel darah merah sehat atau kadar hemoglobin yang cukup. Hemoglobin (Hb) merupakan bagian utama dari sel darah merah dan mengikat oksigen, bila seseorang memiliki jumlah sel darah merah di bawah batas normal atau kadar hemoglobin rendah, sel-sel tubuh tidak akan mendapat oksigen yang cukup, sehingga timbul gejala anemia berupa kelelahan. Di Amerika Serikat sekitar 3,5 juta orang menderita anemia, perempuan dan orang-orang yang mempunyai penyakit kronik akan meningkatkan risiko anemia. Pemeriksaan hematologi rutin sangat penting bagi seseorang untuk mendeteksi anemia(2).

Banyak cara yang telah ditemukan untuk pemeriksaan hemoglobin, tetapi belum ada metode pemeriksaan yang akurat 100%, mudah, dan biaya pemeriksaan yang terjangkau. Saat ini banyak tenaga klinis yang masih memakai Metode Sahli, metode tersebut sering digunakan namun kemungkinan kesalahan dengan menggunakan metode ini sebesar 10%-15%. Metode yang dianjurkan oleh International Committee for Standardization in Hematology metode Sianmethemoglobin (autoanalyzer), yaitu dengan menghitung secara otomatis kadar hemoglobin dalam eritrosit, metode ini banyak digunakan dan mempunyai standar yang stabil (3).

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pemeriksaan kadar hemoglobin dengan menggunakan metode Sahli dan Autoanalyzer.

ALAT, BAHAN DAN CARA

Penelitian ini bersifat observasional analitik. Analisis data memakai uji t berpasangan dengan α=5%. Alat dan

bahan yang digunakan untuk penelitian ini berupa darah sebanyak kurang lebih 2cc, EDTA, tabung, spuit, tourniquet, kapas, alcohol, hemoglobinometer Sahli, Mikropipet 20 mikroliter / atau pipet Sahli, Pipet volumetrik 5 ml, tabung reaksi ukuran 75 x 10mm, spektrofotometer/ kolorimeter dengan panjang gelombang 540 nm, dan larutan drabkin

.

Subjek penelitian terdiri dari 30 orang dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Maranatha yang bersedia diukur kadar hemoglobinnya secara sukarela dan telah menandatangani

Informed Consent. Subjek penelitian dibawa kedalam laboratorium untuk dilakukan pengambilan sampel, darah yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung yang berisi EDTA sebagai pengawet dan disimpan dalam wadah yang diberi cool box agar suhunya sesuai, identitas dituliskan pada tabung tersebut, dan pada hari itu juga sebagian darah segera dikirim ke Laboraturium Patologi Klinik Universitas Maranatha untuk diperiksa secara metode Sahli dan sebagian lagi segera dikirim ke Laboraturium Klinik swasta di Bandung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Kadar Hemoglobin metode Sahli dan Autoanalyzer

N Rerata

Std.

Deviasi Uji t

Metode Sahli 30 13,833 1,7311

Autoanalyze 30 14,577 1,4393

Tabel 1 : didapatkan bahwa rerata kadar hemoglobin Metode Sahli 13,833 g/dL (SD yaitu


(3)

= 1,7311) lebih rendah dibandingkan rerata kadar hemoglobin Autoanalyzer 14,577 g/dL (SD = 1,4393) dengan perbedaan sebesar 0,74 g/dL (p <0,05).

DISKUSI

Darah adalah suatu substansi cair yang terus menerus beredar yang berfungsi menyediakan nutrisi, oksigen, dan pertukaran racun pada tubuh. Darah sebagian besar terdiri atas cairan dengan berbagai sel dan protein yang tersuspensi di dalamnya, sehingga darah "lebih kental" dari air murni (4). Sekitar setengah dari volume darah terdiri dari sel darah merah, yang membawa oksigen ke jaringan, sel darah putih untuk melawan infeksi, dan trombosit adalah sel-sel kecil yang membantu penggumpalan darah..

Hemoglobin (Hb) merupakan komponen utama sel darah merah (RBC), berupa protein terkonjugasi yang berfungsi untuk transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) (3). Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein berupa globulin chain yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal pada orang dewasa yaitu HbA terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains. Pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang disebut sebagai HbF (5).

International Committee for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan Metode Sianmethemoglobin, sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua jenis hemoglobin terukur kecuali sulfahemoglobin (3). Beberapa metode pemeriksaan hemoglobin antara lain menggunakan cara Tallqvist namun cara ini tidak teliti dalam menentukan kadar Hb, persentase kesalahan antara 25-50%. Prinsip kerja cara ini adalah dengan membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda sampai merah tua

(mulai 10% - 100%). Sebagai dasar yang diambil ialah 100% = 15,8 gram Hb per 100 ml darah, metode Sahli merupakan suatu cara pemeriksaan hemoglobin secara visual. Darah diencerkan dengan larutan HCl sehingga hemoglobin berubah menjadi asam hematin. Menentukan kadar hemoglobin dengan metode ini dilakukan dengan mengencerkan larutan campuran tersebut dengan aquadest sampai warnanya sama dengan warna batang gelas standar. Pada metode ini banyak sekali sumber kesalahannya contohnya seperti kemampuan untuk membedakan warna tidak sama, sumber cahaya yang kurang baik, kelelahan mata, alat-alat kurang bersih, ukuran pipet kurang tepat (perlu kalibrasi), warna gelas standar pucat atau kotor dll, metode oksihemoglobin merupakan metode paling sederhana dan cepat dalam fotometri, tetapi tidak dipengaruhi oleh kenaikan bilirubin plasma, kerugian dari metode ini tidak stabil dan prinsip kerja dari metode ini yaitu darah dicampur dengan larutan Natrium Karbonat 0,1% lalu diukur intensitas warnanya dan metode Sianmethemoglobin metode pemeriksaan hemoglobin yang dianjurkan oleh ICHS. Prinsip dari metode ini, ferrosianida mengubah besi pada Hb dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur fotometrok 540 nm (6)(7).

SIMPULAN

Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli berbeda bermakna dengan

Autoanalyzer.

SARAN

Pemeriksaan hemoglobin dengan metode Sahli meskipun sederhana namun membutuhkan keterampilan khusus, sehingga perlu dilakukan pelatihan sebelum melakukan pemeriksaan ini dan pengujian metode Sahli akan lebih baik jika menggunakan alat baru karena jika warna standarnya sudah berubah tidak dapat dipakai lagi.


(4)

DAFTARPUSTAKA

1. Bin-Chen, Y. (2012, Febuari). Anemia.

Retrieved 2013, from MedlinePlus: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/en cy/article/000560.htm

2. Edmundson, A. (2013, May). Memahami

Anemia. Retrieved Februari 2013, from WebMD: http://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics 3. McPherson, R. A., & Pincus, M. R. (2011).

Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods (22 ed.). Philadelphia: Saunder Elsevier.

4. Hoffman, R. (2010, March 09). Heart Health Center. Retrieved 2013, from WebMD: http://www.webmd.com/heart/anatomy-picture-of-blood

5. Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta, Indonesia: ECG.

6. Pal, G., & Pal, P. (2005). Textbook of Practical Physiology. Orient Longman Private Limited.

7. Nkrumah, B., Nguah, S. B., Sarpong, N.,

Dekker, D., Idriss, A., Mei, J., et al. (2011, April 21). Hemoglobin estimation by the HemoCue® portable hemoglobin

photometer in a resource poor setting. BMC Clinical Pathology .


(5)

25   

DAFTAR PUSTAKA

Ajmani, R. (2007).

Foto-Foto Hasil Scanning Mikroskop Elektron. Retrieved 2013,

from Biologimedicalcenter:

http://biologimediacentre.com/foto-foto-hasil-scanning-mikroskop-elektron/

Bin-Chen, Y. (2012, Febuari).

Anemia. Retrieved 2013, from MedlinePlus:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000560.htm

Crocker, J., & Burnett, D. (2005). The Science of Laboratory Diagnosis (2nd Edition

ed.).

Edmundson, A. (2013, May).

Memahami Anemia. Retrieved Februari 2013, from

WebMD: http://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics

Faheem, K. K. (2012, april).

Protap Memeriksa Hb Metode Sahli. Retrieved

september

28,

2013,

from

Medicallinkgo:

http://medicallinkgo.wordpress.com/2012/04/02/protap-memeriksa-hb-metode-sahli/

Gersten, T. (2012, Agustus 2).

Hemoglobin. Retrieved October 7, 2013, from

MedlinePlus: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003645.htm

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta,

Indonesia: ECG.

Hoffman, R. (2010, March 09). Heart Health Center. Retrieved 2013, from WebMD:

http://www.webmd.com/heart/anatomy-picture-of-blood

King,

M.

W.

(2013).

Hemoglobin

and

Myoglobin.

Retrieved

from

themedicalbiochemistrypage:

http://themedicalbiochemistrypage.org/hemoglobin-myoglobin.php

Mandal, A. (2010).

what is hematology. Retrieved 2013, from News Medical:

http://www.news-medical.net/health/What-is-Hematology.aspx

Marieb, E. (2010, September 15).

Blood Function and Composition. Retrieved from

virtualmedicalcentre:


(6)

26   

McPherson, R. A., & Pincus, M. R. (2011).

Henry's Clinical Diagnosis and

Management by Laboratory Methods (22 ed.). Philadelphia: Saunder

Elsevier.

Nkrumah, B., Nguah, S. B., Sarpong, N., Dekker, D., Idriss, A., Mei, J., et al. (2011,

April 21). Hemoglobin estimation by the HemoCue® portable hemoglobin

photometer in a resource poor setting. BMC Clinical Pathology .

Nurdin, A. (n.d.). Pemeriksaan kadar hemoglobin cara oksihemoglobin.

Perpustakaan Universitas Indonesia .

Pal, G., & Pal, P. (2005). Textbook of Practical Physiology. Orient Longman Private

Limited.

Prahl, S. (n.d.).

Structure of Heme. Retrieved from Oregon Medical Laser Center:

http://omlc.ogi.edu/spectra/hemoglobin/hemestruct/