Peranan Analisis Biaya Kualitas pada Aktivitas Pengendalian Kualitas dalam Menekan Biaya Produksi.

(1)

Universitas Kristen Maranatha i

ABSTRAK

Arus globalisasi yang melanda dunia membuat perekonomian semakin terbuka melewati jarak dan batas antar negara, sehingga tidak ada lagi negara yang dapat menutup diri dari perekonomian dunia dan menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Masalah-masalah yang akan diidentifikasi yaitu bagaimana aktivitas pengendalian kualitas yang diterapkan di perusahaan, biaya apa saja yang timbul sehubungan dengan dilakukannya aktivitas pengendalian kualitas, apakah perusahaan telah melakukan analisis biaya kualitas, dan bagaimana peranan analisis biaya kualitas pada aktivitas pengendalian kualitas dalam menekan biaya produksi. Biaya kualitas adalah semua elemen biaya yang mempengaruhi keseluruhan biaya dalam mempertahankan dan mengendalikan kualitas. Biaya ini timbul karena kualitas yang buruk mungkin atau telah terjadi dan untuk mencegah timbulnya kualitas yang buruk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang memfokuskan pada pemecahan masalah aktual dengan berusaha mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data-data secara sistematis. Dengan menganalisis biaya kualitas, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya kualitas yang terjadi di antara kategori biaya kualitas. Dengan dibantu diagram pareto dan diagram sebab akibat, perusahaan juga dapat mengetahui daerah terjadinya masalah sehingga dapat segera diambil tindakan perbaikan. Dengan dilakukannya hal tersebut, biaya kegagalan yang terjadi dapat berkurang sehingga dapat menurunkan total biaya kualitas yang akan berdampak juga pada penurunan biaya produksi.

Kata kunci: aktivitas pengendalian kualitas, biaya kualitas, diagram pareto dan diagram sebab akibat.


(2)

Universitas Kristen Maranatha v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i 

KATA PENGANTAR ... ii 

DAFTAR ISI ... v 

DAFTAR TABEL ... x 

DAFTAR GAMBAR ... xi 

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 5

1.5. Kerangka Pemikiran ... 6

1.6. Metode Penelitian ... 10

1.7. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Manajemen ... 12


(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

2.1.2. Tujuan Akuntansi Manajemen ... 14

2.1.3. Perbedaan Antara Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan ... 15

2.2. Analisis Biaya Kualitas ... 16

2.2.1. Kualitas ... 17

2.2.1.1.Pengertian Kualitas ... 17

2.2.1.2.Dimensi Kualitas ... 18

2.2.1.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 20

2.2.2. Biaya Kualitas ... 21

2.2.2.1.Pengertian Biaya Kualitas ... 22

2.2.2.2.Penggolongan Biaya Kualitas ... 22

2.2.3. Manfaat Analisis Biaya Kualitas ... 25

2.2.4. Teknik Analisis Biaya Kualitas ... 25

2.2.4.1.Analisis Trend ... 26

2.2.4.2.Analisis Pareto ... 26

2.2.5. Pelaporan Biaya Kualitas ... 27

2.3. Pengendalian Kualitas ... 29

2.3.1. Pengertian Pengendalian Kualitas ... 30

2.3.2. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 31

2.3.3. Klasifikasi Pengendalian Kualitas ... 31


(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

2.3.5. Alat Pengendalian Kualitas ... 35

2.3.5.1.Control Charts (Bagan Kendali) ... 35

2.3.5.2.Pareto Diagrams (Diagram Pareto) ... 36

2.3.5.3.Cause-and-Effect Diagrams (Diagram Sebab Akibat) ... 37

2.4. Biaya Produksi ... 38

2.4.1. Pengertian Biaya Produksi ... 38

2.4.2. Unsur-unsur Biaya Produksi ... 38

2.4.2.1.Biaya Bahan Baku Langsung ... 39

2.4.2.2.Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 40

2.4.2.3.Biaya Overhead Pabrik ... 40

2.4.3. Hubungan Antara Biaya Kualitas dengan Biaya Produksi 41 2.5. Peranan Analisis Biaya Kualitas pada Aktivitas Pengendalian Kualitas dalam Menekan Biaya Produksi ... 45

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 48

3.1.1. Struktur Organisasi ... 49

3.1.2. Uraian Tugas ... 49

3.2. Metode Penelitian ... 55


(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ... 57

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 57

4.1.2. Proses Produksi ... 58

4.1.3. Pengendalian Kualitas ... 61

4.1.3.1.Kegiatan Pengendalian Kualitas ... 61

4.1.3.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 63

4.1.3.3.Jenis Kegagalan dan Penyebabnya ... 65

4.1.3.4.Laporan Hasil Inspeksi ... 67

4.1.3.5.Pengumpulan Data ... 67

4.2. Pembahasan ... 68

4.2.1. Pengendalian Proses Produksi ... 68

4.2.1.1.Pareto Diagrams (Diagram Pareto) ... 69

4.2.1.2.Cause-and-Effect Diagrams (Diagram Sebab Akibat) ... 70

4.2.2. Biaya Kualitas ... 76

4.2.2.1.Unsur-unsur Biaya Kualitas ... 77

4.2.2.2.Penggolongan Biaya Kualitas ... 79

4.2.3. Analisis Biaya Kualitas ... 80

4.2.3.1.Analisis Biaya Kualitas Terhadap Total Biaya Kualitas ... 81


(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

4.2.3.2.Analisis Biaya Kualitas Terhadap Total Biaya Produksi ... 84 4.2.4. Tindakan Perbaikan dalam Menurunkan Biaya Kualitas .. 85 4.2.5. Perkiraan Biaya Kualitas Setelah Dilakukan Tindakan

Perbaikan ... 87 4.3. Peranan Analisis Biaya Kualitas pada Aktivitas Pengendalian

Kualitas dalam Menekan Biaya Produksi ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 93 5.2. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA ... xiii LAMPIRAN


(7)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Differences Between Management Accounting and Financial

Accounting ... 15

Tabel 4.1. Jumlah Produksi dan Produk Gagal ... 68

Tabel 4.2. Jumlah Produk Gagal ... 69

Tabel 4.3. Faktor Penyebab Kegagalan Produk ... 71

Tabel 4.4. Laporan Biaya Kualitas Terhadap Total Biaya Kualitas ... 81

Tabel 4.5. Laporan Biaya Kualitas Terhadap Total Biaya Produksi... 84

Tabel 4.6. Perkiraan Laporan Biaya Kualitas ... 88

Tabel 4.7. Persentase Perubahan Biaya Kualitas Terhadap Total Biaya Kualitas 89 Tabel 4.8. Persentase Total Biaya Kualitas Terhadap Total Biaya Produksi... 90


(8)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Two Basic Aspects of Quality ... 18

Gambar 2.2. Pareto Diagrams ... 36

Gambar 2.3. Cause-and-Effect Diagrams ... 37

Gambar 2.4. Model Biaya Kualitas yang Optimum ... 42

Gambar 4.1. Proses Produksi ... 60

Gambar 4.2. Pareto Diagrams ... 70


(9)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 2. Laporan Biaya Produksi


(10)

(11)

LAMPIRAN II

Laporan Biaya Produksi

Biaya Produksi Jumlah (Rp)

Biaya bahan baku langsung 168.120.000

Biaya tenaga kerja langsung 36.000.000

Biaya overhead pabrik:

Biaya perlengkapan pabrik 7.430.000

Biaya bahan pembantu 21.010.000

Biaya gaji pegawai pabrik 55.000.000

Biaya inspeksi (inspection) 6.980.000 Biaya pelatihan karyawan (training) 4.120.000

Biaya pengerjaan ulang (rework) 4.370.000

Biaya sisa bahan (scrap) 9.180.000

Biaya retur 5.640.000

Biaya penanganan keluhan pelanggan 2.310.000

Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 8.600.000

Biaya penyusutan mesin 12.000.000

Biaya pemeliharaan dan perbaikan gedung 6.800.000

Biaya penyusutan gedung 5.000.000

Biaya listrik 37.940.000

Biaya overhead lain-lain 9.620.000

Total Biaya Produksi 400.120.000


(12)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Arus globalisasi yang melanda dunia membuat perekonomian semakin terbuka melewati jarak dan batas antar negara. Dengan terjadinya globalisasi, tidak ada lagi negara yang dapat menutup diri dari perekonomian dunia. Hal ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat.

Dengan semakin ketatnya persaingan, maka tuntutan konsumen akan kualitas produk yang dihasilkannya juga akan semakin tinggi. Dalam situasi ini, perusahaan yang ingin tetap bertahan bahkan berkembang harus berusaha untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, salah satunya yaitu produk yang berkualitas baik.

Salah satu perusahaan yang berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya dalam memenuhi tuntutan pelanggan yaitu Hyundai.

“Perusahaan otomotif dari Korea ini tahun lalu berhasil membukukan sukses. Dua strategi andalan perusahaan ini yang bisa kita teladani adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Prima. Hyundai di bawah pimpinan Chung Mong Koo bertekat untuk memperbaiki kualitas mobil yang diproduksinya paling sedikit setingkat dengan kualitas mobil dari perusahaan pesaing dari Jepang yang dijadikan tolok ukur mereka. Berbagai upaya dilakukan oleh Hyundai untuk menawarkan kualitas yang lebih baik. Fokus pada efisiensi biaya produksi diimbangi dengan investasi pada teknologi yang bisa menghasilkan kualitas yang lebih baik dengan harga yang lebih murah. Strategi ini berhasil mempersembahkan sukses besar bagi Hyundai. Sedikit demi sedikit citra buruk di bidang kualitas dapat diubah menjadi


(13)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 2

citra positif. Dengan citra yang semakin positif, pendapatanpun semakin bertambah. Tahun lalu, mobil-mobil keluaran Hyundai berhasil mendapatkan nilai yang tinggi dalam survai kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas mempersembahkan peningkatan 17% dalam pendapatan dari operasi.

2. Tuntutan Pelanggan. Keinginan Hyundai untuk meningkatkan kualitas mobil-mobil keluarannya dipandu oleh tuntutan pelanggan. Tuntuan pelanggan ini dijadikan pedoman bagi Hyundai dalam mengambil keputusan untuk mengadakan berbagai perubahan. Salah satu perubahan yang mendasar adalah perubahan dalam kualitas, yang tadinya hanya berorientasi pada efisiensi biaya (kualitas nomor dua), diseimbangkan dengan juga meraih kualitas prima sesuai dengan yang diinginkan pelanggan. Perhatian pada pelanggan menghasilkan sukses besar dalam pemenuhan kepuasan pelanggan, yang ujungnya adalah peningkatan pendapatan.” www.sinarharapan.com (2003)

Industri yang sekarang ini sedang berkembang di Indonesia dan memiliki lahan bisnis yang potensial, serta mempunyai pangsa pasar yang baik di luar negeri adalah industri karung plastik.

“Produk karung plastik PT Dasaplast Nusantara telah memperoleh sertifikat ISO 9001-2000 dan kini telah menembus pasaran Amerika Serikat dan Jepang. Produk plastik yang selama ini memasok Bulog, pabrik semen, perkebunan, dan Pusri itu per bulan mengekspor karung plastik sebesar lima kontainer atau 40 feet ke New Jersey, Amerika Serikat, dan empat kontainer ke Jepang. Direktur Utama PT Dasaplast Nusantara (Danus) H Martono, Jumat (23/3) di Semarang, mengemukakan, pusat pabrik karung plastik di Desa Pecanggaan, Kabupaten Jepara, ini mampu memproduksi karung plastik sebanyak 40 juta lembar per tahun. Kapasitas mesin terpasang yang dimiliki pabrik mencapai 50 juta lembar per tahun. "Keberhasilan menembus pasaran karung plastik Jepang dan AS itu sungguh membanggakan. Soalnya, kedua negara ini sangat perhatian terhadap mutu dan efisiensi produk karung. Karung kami bisa tembus ke AS setelah diakui merupakan produk karung antislip yang bisa ditumpuk setinggi apa pun tanpa khawatir karungnya merosot atau geser lalu jatuh," ujar Martono.” www.kompas.com (Sabtu, 24 Maret 2007)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 3

Upaya perusahaan agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik yaitu dengan melakukan pengendalian kualitas terhadap produk dengan harapan tingkat kegagalan produk dapat dikurangi. Dalam melakukan aktivitas pengendalian kualitas, perusahaan perlu memperhatikan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan kualitas tersebut. Biaya kualitas merupakan bagian dari biaya produksi sehingga perubahan pada total biaya kualitas akan menyebabkan biaya produksi juga mengalami perubahan.

Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Biaya bahan baku langsung dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.

“Tingginya harga naphta sebagai bahan baku industri plastik, dan relatif kecilnya kapasitas produksi, menjadi kendala utama pengembangan industri plastik di Indonesia. Padahal, permintaan produk industri plastik di dalam negeri terus meningkat.

Sekretaris Jenderal The Indonesian Olefin and Plastic Industry (INAplas) Budi S Sadiman pada jumpa pers di Jakarta, Rabu (30/5), menyatakan, harga naphta terus meningkat setelah harga minyak dunia naik.

Terakhir, harga naphta mencapai 650 dollar Amerika Serikat per ton. Padahal, kebutuhan naphta untuk industri plastik rata-rata 2,54 juta ton per tahun. "Ini sangat memberatkan kami karena komponen bahan baku mencapai 60-90 persen dari total biaya produksi," ujar Budi.

Naphta adalah salah satu produk turunan minyak bumi yang dijadikan bahan baku industri plastik. Selama ini kebutuhan naphta untuk industri plastik di Indonesia masih diimpor.

Terkait dengan kecilnya kapasitas produksi, Budi mengatakan, industri domestik baru bisa memasok kebutuhan dalam negeri sebanyak 2 juta ton plastik per tahun. Padahal, total permintaan dalam negeri sebanyak 2,4 juta ton per tahun. Kekurangannya dipasok dari luar negeri.

Sampai tahun 2015, Budi meyakinkan, permintaan plastik domestik akan terus meningkat hingga 3,5 juta ton per tahun.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 4

Salah satu cara untuk memenuhi permintaan tersebut, ujar Budi, perlu penanaman investasi baru untuk menambah kapasitas produksi. Nilainya sekitar 25 miliar dollar AS.

SVP Head of Trade HSBC Indonesia Vincent C Sugianto menyatakan, pihaknya mendukung pertumbuhan industri plastik dalam negeri. "Kami siap menjadi partner bisnis," katanya.” www.kompas.com (Kamis, 31 Mei 2007) Melihat pentingnya peranan analisis biaya kualitas dalam menekan biaya produksi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya untuk penulisan skripsi dengan judul “Peranan Analisis Biaya Kualitas pada Aktivitas Pengendalian Kualitas dalam Menekan Biaya Produksi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Untuk memenuhi permintaan konsumen dan menghasilkan produk yang berkualitas baik, perusahaan perlu melakukan aktivitas pengendalian kualitas. Masalah biaya dari aktivitas pengendalian kualitas itu sendiri harus pula diperhatikan apabila perusahaan menginginkan agar pengeluaran biaya pengendalian kualitas rendah tanpa mengurangi kualitas produk itu sendiri.

Berkaitan dengan biaya kualitas, maka masalah-masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas pengendalian kualitas yang diterapkan di perusahaan? 2. Biaya apa saja yang timbul sehubungan dengan dilakukannya aktivitas

pengendalian kualitas?


(16)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 5

4. Bagaimana peranan analisis biaya kualitas pada aktivitas pengendalian kualitas dalam menekan biaya produksi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengenai analisis biaya kualitas ini adalah untuk mengetahui:

1. Aktivitas pengendalian kualitas yang diterapkan di perusahaan.

2. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan dilakukannya aktivitas pengendalian kualitas.

3. Analisis biaya kualitas yang dilakukan oleh perusahaan.

4. Peranan analisis biaya kualitas pada aktivitas pengendalian kualitas dalam menekan biaya produksi.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, terutama bagi:

1. Perusahaan

Menjadi bahan masukan yang berguna tentang pentingnya melakukan analisis biaya kualitas dalam menetapkan kebijakan perusahaan mengenai aktivitas pengendalian kualitas dalam upaya membantu menurunkan biaya produksi, serta sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan dan perubahan yang diperlukan di masa depan.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 6

2. Masyarakat

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan, serta menjadi bahan referensi untuk penelitian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan analisis biaya kualitas.

3. Penulis

Memperoleh gambaran secara langsung bagaimana teori-teori akuntansi terutama akuntansi manajemen dapat diterapkan dalam praktik suatu perusahaan. Selain itu juga untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dan menyelesaikan program studi strata satu di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

1.5. Kerangka Pemikiran

Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin ketat. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan tidak hanya menghadapi perusahaan dalam negeri, tetapi juga perusahaan luar negeri. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan luar negeri, perusahaan perlu menekankan pada aspek kualitas dan melakukan continuous improvement.

Agar penjualan perusahaan dapat meningkat, perusahaan perlu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen. Umumnya konsumen mengharapkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga bersaing. Konsumen yang semakin kritis dalam menilai produk tidak hanya memperhatikan harga yang murah saja, namun memperhatikan juga kualitas produk yang baik. Melihat begitu


(18)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 7

pentingnya kualitas produk, banyak perusahaan mulai melakukan aktivitas pengendalian kualitas secara lebih baik. Aktivitas pengendalian (control activities) menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen (2005 : 7):

“Aktivitas pengendalian (control activities) dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitas-aktivitas pencegahan dan penilaian.”

Perusahaan perlu menerapkan aktivitas pengendalian kualitas agar dapat mencegah dihasilkannya produk yang cacat. Dengan diterapkannya aktivitas pengendalian kualitas diharapkan tingkat kegagalan produk berkurang sehingga biaya keseluruhan dapat dikurangi. Peningkatan kualitas juga mempunyai pengaruh kualitatif yaitu meningkatkan kinerja perusahaan jangka panjang. Dengan memproduksi produk yang berkualitas, perusahaan akan mempunyai reputasi yang baik di mata masyarakat, sehingga penjualan di masa depan akan meningkat. Namun dalam melakukan aktivitas pengendalian kualitas diperlukan usaha yang tidak mudah dan biaya yang cukup besar. Dalam hal ini terdapat hubungan yang kuat antara biaya dan kualitas, untuk menjaga kualitas produk perlu ada biaya yang dikeluarkan. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 252):

“Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya, yang keduanya akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat perusahaan mempercepat respons, merendahkan harga jual sebagai hasil dari skala ekonomis, dan memperbaiki reputasi mereka akan produk yang berkualitas. Sama halnya, kualitas yang diperbaiki menyebabkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan rework, bahan yang terbuang (scrap), dan biaya garansi.”


(19)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 8

Dalam melakukan aktivitas pengendalian kualitas, perusahaan perlu memperhatikan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan kualitas tersebut. Biaya kualitas yang dimaksud adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas pengendalian kualitas dalam menjaga dan meningkatkan kualitas, serta biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan terjadinya kegagalan atau cacat pada produk yang dihasilkan. Biaya kualitas (costs of quality) menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen (2004 : 7):

“Biaya kualitas (costs of quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya.”

Apabila terjadi kegagalan atau cacat pada produk, biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan kembali produk yang gagal yang disebabkan karena pengendalian kualitas dari produk yang tidak baik akan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kegagalan produk tersebut.

Untuk mengetahui berapa besar biaya kualitas yang dikeluarkan, perusahaan perlu menganalisis biaya kualitas yang terjadi. Dengan menganalisis biaya kualitas yang terjadi, perusahaan dapat mengetahui besarnya biaya kualitas yang terjadi di perusahaan dan distribusinya di antara empat kategori biaya kualitas (prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, external failure cost). Empat kategori biaya kualitas menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen (2004 : 8-9):

“Empat kategori biaya kualitas:

1. Biaya pencegahan (prevention costs) terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan.

2. Biaya penilaian (appraisal costs) terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 9

3. Biaya kegagalan internal (internal failure costs) terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan.

4. Biaya kegagalan eksternal (external failure costs) terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan.”

Selain itu, dapat diketahui pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan akibat dihasilkannya produk yang cacat. Dari informasi tersebut perusahaan dapat mengetahui daerah terjadinya masalah sehingga dapat segera mengambil tindakan perbaikan atas masalah yang terjadi dengan melihat akar penyebab terjadinya masalah. Dengan dilakukannya hal ini diharapkan dapat membantu menurunkan biaya kualitas yang terjadi.

Seperti kita ketahui, biaya kualitas merupakan bagian dari biaya produksi sehingga perubahan pada total biaya kualitas akan menyebabkan biaya produksi juga mengalami perubahan. Oleh karena itu, penurunan biaya kualitas yang terjadi secara otomatis menyebabkan biaya produksi juga mengalami penurunan. Biaya produksi menurut Don R.Hansen dan Maryanne M. Mowen (2004 : 50):

“Biaya produksi/manufaktur adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.”

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 252):

“Motorola dan banyak perusahaan lainnya telah menemukan bahwa kualitas merupakan obat kuat untuk memperbaiki operasi. Mengelola kualitas membantu membangun strategi yang sukses akan diferensiasi, biaya rendah, dan respons cepat. Sebagai contoh, penetapan harapan kualitas pelanggan telah membantu Bose Corp. yang berhasil mendiferensiasi pengeras suara stereo-nya sebagian di antara yang terbaik di dunia. Nucor telah belajar untuk memproduksi baja berkualitas berbiaya rendah dengan mengembangkan proses yang efisien yang memproduksi kualitas secara konsisten. Dell


(21)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 10

Computers merespons pesanan pelanggan dengan cepat, karena sistem kualitasnya, dengan proses pengerjaan ulang (rework) yang sedikit, memungkinkan Dell mencapai tingkat produksi yang cepat di sejumlah pabriknya. Tentu saja, kualitas adalah faktor penunjang keberhasilan (critical success factor – CSF) bagi perusahaan-perusahaan ini sebagaimana yang terjadi pada Motorola.’

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005 : 253):

“Bagi manajer produksi, kualitas adalah yang berbasis manufaktur. Mereka percaya bahwa kualitas adalah pemenuhan standar dan membuat produk secara benar sejak dari awalnya.”

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang memfokuskan pada pemecahan masalah aktual dengan berusaha mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data-data secara sistematis sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang cukup jelas dan akurat mengenai objek yang diteliti, yang kemudian dapat digunakan untuk menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan dan memberikan rekomendasi yang diperlukan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu suatu penelitian atau peninjauan secara langsung pada perusahaan yang diteliti, dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dan data-data primer. Pengumpulan data-data primer diperoleh dengan cara:

a. Pengamatan (Observation)

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas perusahaan untuk


(22)

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 11

memperoleh gambaran secara nyata mengenai keadaan perusahaan dan pelaksanaan proses produksinya.

b. Wawancara (Interview)

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan kegiatan tanya jawab dengan pihak-pihak yang memiliki wewenang untuk memberikan keterangan dan berkaitan erat dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data-data dan informasi yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca literatur-literatur, baik melalui buku-buku teks maupun bahan-bahan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dengan tujuan untuk memperoleh landasan pemikiran teoritis dan data-data sekunder.

1.7. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada suatu perusahaan manufaktur yaitu PT Sinar Horizon Plastic di jalan Cicalengka – Majalaya Km. 1, Bandung, yang bergerak dalam bidang produksi karung plastik, dan akan dimulai awal September 2007 hingga akhir Januari 2008.


(23)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan telah melakukan kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan pada setiap aktivitas dalam perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mendeteksi kesalahan yang terjadi sejak awal, sehingga dapat segera diambil tindakan perbaikan untuk mencegah terjadinya produk cacat. Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT Sinar Horizon Plastic adalah dengan memberikan pelatihan (training), dan melakukan pemeriksaan langsung (inspection).

2. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan dilakukannya kegiatan pengendalian kualitas adalah:

a. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin b. Biaya pelatihan karyawan (training) c. Biaya inspeksi (inspection)

d. Biaya pengerjaan ulang produk (rework) e. Biaya sisa bahan (scrap)

f. Biaya retur


(24)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 94

3. Pihak manajemen PT Sinar Horizon Plastic belum melakukan analisis biaya kualitas, meskipun sebenarnya perusahaan sudah mengeluarkan biaya kualitas. Namun karena kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana menganalisis biaya kualitas, perusahaan belum melakukan analisis atas biaya kualitas yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya laporan biaya kualitas yang dibuat. Laporan tertulis yang dibuat oleh perusahaan yang berkaitan dengan kualitas hanya laporan mengenai jumlah unit produk cacat yang terjadi.

4. Dengan dilakukannya analisis biaya kualitas pada PT Sinar Horizon Plastic, maka penulis menemukan bahwa analisis biaya kualitas berperan penting dalam mengarahkan kegiatan pengendalian kualitas untuk membantu menurunkan biaya produksi. Dengan menganalisis biaya kualitas yang terjadi di dalam perusahan, maka dapat diketahui besarnya biaya kualitas yang terjadi dan distribusinya di antara empat kategori biaya kualitas. Dengan dibantu alat pengendalian kualitas seperti diagram pareto dan diagram sebab akibat, perusahaan dapat mengetahui daerah terjadinya masalah sehingga dapat segera mengambil tindakan perbaikan atas masalah yang terjadi, dengan melihat penyebab dari masalah. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa biaya kegagalan internal merupakan komponen biaya kualitas yang terbesar. Namun biaya ini dapat dikurangi dengan menambah kegiatan yang bersifat pencegahan dan penilaian atas produk cacat. Dengan dilakukannya hal tersebut maka biaya kegagalan yang terjadi dapat berkurang sehingga menurunkan biaya kualitas secara keseluruhan. Penurunan total biaya kualitas akan berdampak juga pada penurunan biaya produksi.


(25)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 95

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran untuk bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan yaitu:

1. Perusahaan sebaiknya melakukan analisis biaya kualitas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur biaya kualitas yang terjadi pada aktivitas pengendalian kualitas perusahaan.

b. Menggolongkan biaya kualitas ke dalam empat kategori, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal.

c. Menghitung besar biaya kualitas untuk masing-masing kategori maupun secara total.

d. Membuat laporan tertulis mengenai biaya kualitas.

e. Melakukan analisis biaya kualitas dan melakukan interpretasi atas hasil analisis tersebut.

2. Perusahaan sebaiknya melaksanakan analisis biaya kualitas secara berkala (setiap bulan) sehingga perkembangannya dapat diketahui dan dievaluasi setiap saat. Apabila memungkinkan, perusahaan juga sebaiknya membuat anggaran biaya kualitas atau standar tertentu yang dapat digunakan dalam pengendalian biaya kualitas di dalam perusahaan.


(26)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Kristen Maranatha 96

3. Perusahaan juga dapat menggunakan alat pengendalian kualitas seperti diagram pareto dan diagram sebab akibat, sehingga dapat membantu perusahaan dalam memfokuskan perhatian pada masalah yang memerlukan penanggulangan lebih lanjut.

4. Perusahaan sebaiknya menambah kegiatan pengendalian kualitas yang bersifat pencegahan dan penilaian atas terjadinya produk cacat, seperti mengganti mesin lama dengan mesin baru yang lebih canggih dan menambah jumlah peralatan yang terdapat di dalam perusahaan yang dapat menunjang kelancaran proses produksi, memberikan training secara rutin kepada seluruh pegawai yang memiliki posisi inti di dalam proses produksi, dan menambah pegawai bagian quality control untuk melakukan inspeksi pada setiap tahap produksi dan setiap bagian di dalam perusahaan sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat dengan segera diketahui dan segera ditangani.


(27)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan, and S. Mark Young. (2004). Management Accounting. Edisi 4. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Besterfield, Dale. H. (2003). Quality Control. Edisi 5. Singapore: Prentice Hall, Inc.

Fryman, Mark A. (2002). Quality and Process Improvement. New York: Delmar-Thomson Learning, Inc.

Gasperz, Vincent. (2001). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gryna, Frank M. (2001). Quality Planning and Analysis. Edisi 4. New York: McGraw-Hill, Inc.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2000). Management Accounting. Edisi 5. Cincinnati, Ohio: South-Western College Publishing.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2003). Cost Management, Accounting, and Control. Edisi 4. Australia: South-Western College Publishing.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2004). Akuntansi Manajemen, Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2005). Akuntansi Manajemen, Buku 2. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Heizer, Jay and Barry Render. (2005). Manajemen Operasi, Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.


(28)

Universitas Kristen Maranatha xiv

Hilton, Ronald W. (2005). Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment. Edisi 6. North America: The McGraw-Hills Companies, Inc.

Horngren, Charles T., George Foster, and Srikant M. Datar. (2003). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Edisi 11. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Jain, P. L. (2001). Quality Control and Total Quality Management. New Delhi: Tarta McGraw-Hill Publishing Company Limited.

Warren, Carl S., James M. Reeve, and Philip E. Fess. (2005). Accounting. Edisi 21. Singapore: South-Western.

Www.kompas.com.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan telah melakukan kegiatan pengendalian kualitas yang dilakukan pada setiap aktivitas dalam perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mendeteksi kesalahan yang terjadi sejak awal, sehingga dapat segera diambil tindakan perbaikan untuk mencegah terjadinya produk cacat. Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT Sinar Horizon Plastic adalah dengan memberikan pelatihan (training), dan melakukan pemeriksaan langsung (inspection).

2. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan dilakukannya kegiatan pengendalian kualitas adalah:

a. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin b. Biaya pelatihan karyawan (training) c. Biaya inspeksi (inspection)

d. Biaya pengerjaan ulang produk (rework) e. Biaya sisa bahan (scrap)

f. Biaya retur


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

3. Pihak manajemen PT Sinar Horizon Plastic belum melakukan analisis biaya kualitas, meskipun sebenarnya perusahaan sudah mengeluarkan biaya kualitas. Namun karena kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana menganalisis biaya kualitas, perusahaan belum melakukan analisis atas biaya kualitas yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya laporan biaya kualitas yang dibuat. Laporan tertulis yang dibuat oleh perusahaan yang berkaitan dengan kualitas hanya laporan mengenai jumlah unit produk cacat yang terjadi.

4. Dengan dilakukannya analisis biaya kualitas pada PT Sinar Horizon Plastic, maka penulis menemukan bahwa analisis biaya kualitas berperan penting dalam mengarahkan kegiatan pengendalian kualitas untuk membantu menurunkan biaya produksi. Dengan menganalisis biaya kualitas yang terjadi di dalam perusahan, maka dapat diketahui besarnya biaya kualitas yang terjadi dan distribusinya di antara empat kategori biaya kualitas. Dengan dibantu alat pengendalian kualitas seperti diagram pareto dan diagram sebab akibat, perusahaan dapat mengetahui daerah terjadinya masalah sehingga dapat segera mengambil tindakan perbaikan atas masalah yang terjadi, dengan melihat penyebab dari masalah. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa biaya kegagalan internal merupakan komponen biaya kualitas yang terbesar. Namun biaya ini dapat dikurangi dengan menambah kegiatan yang bersifat pencegahan dan penilaian atas produk cacat. Dengan dilakukannya hal tersebut maka biaya kegagalan yang terjadi dapat berkurang sehingga menurunkan biaya kualitas secara keseluruhan. Penurunan total biaya kualitas akan berdampak juga pada penurunan biaya produksi.


(3)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis, maka penulis memberikan saran untuk bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan yaitu:

1. Perusahaan sebaiknya melakukan analisis biaya kualitas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi unsur-unsur biaya kualitas yang terjadi pada aktivitas pengendalian kualitas perusahaan.

b. Menggolongkan biaya kualitas ke dalam empat kategori, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal.

c. Menghitung besar biaya kualitas untuk masing-masing kategori maupun secara total.

d. Membuat laporan tertulis mengenai biaya kualitas.

e. Melakukan analisis biaya kualitas dan melakukan interpretasi atas hasil analisis tersebut.

2. Perusahaan sebaiknya melaksanakan analisis biaya kualitas secara berkala (setiap bulan) sehingga perkembangannya dapat diketahui dan dievaluasi setiap saat. Apabila memungkinkan, perusahaan juga sebaiknya membuat anggaran biaya kualitas atau standar tertentu yang dapat digunakan dalam pengendalian biaya kualitas di dalam perusahaan.


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

3. Perusahaan juga dapat menggunakan alat pengendalian kualitas seperti diagram pareto dan diagram sebab akibat, sehingga dapat membantu perusahaan dalam memfokuskan perhatian pada masalah yang memerlukan penanggulangan lebih lanjut.

4. Perusahaan sebaiknya menambah kegiatan pengendalian kualitas yang bersifat pencegahan dan penilaian atas terjadinya produk cacat, seperti mengganti mesin lama dengan mesin baru yang lebih canggih dan menambah jumlah peralatan yang terdapat di dalam perusahaan yang dapat menunjang kelancaran proses produksi, memberikan training secara rutin kepada seluruh pegawai yang memiliki posisi inti di dalam proses produksi, dan menambah pegawai bagian quality control untuk melakukan inspeksi pada setiap tahap produksi dan setiap bagian di dalam perusahaan sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat dengan segera diketahui dan segera ditangani.


(5)

Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan, and S. Mark Young. (2004). Management Accounting. Edisi 4. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Besterfield, Dale. H. (2003). Quality Control. Edisi 5. Singapore: Prentice Hall, Inc.

Fryman, Mark A. (2002). Quality and Process Improvement. New York: Delmar-Thomson Learning, Inc.

Gasperz, Vincent. (2001). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gryna, Frank M. (2001). Quality Planning and Analysis. Edisi 4. New York: McGraw-Hill, Inc.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2000). Management Accounting. Edisi 5. Cincinnati, Ohio: South-Western College Publishing.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2003). Cost Management, Accounting, and Control. Edisi 4. Australia: South-Western College Publishing.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2004). Akuntansi Manajemen, Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2005). Akuntansi Manajemen, Buku 2. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Heizer, Jay and Barry Render. (2005). Manajemen Operasi, Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

Hilton, Ronald W. (2005). Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic Business Environment. Edisi 6. North America: The McGraw-Hills Companies, Inc.

Horngren, Charles T., George Foster, and Srikant M. Datar. (2003). Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Edisi 11. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Jain, P. L. (2001). Quality Control and Total Quality Management. New Delhi: Tarta McGraw-Hill Publishing Company Limited.

Warren, Carl S., James M. Reeve, and Philip E. Fess. (2005). Accounting. Edisi 21. Singapore: South-Western.

Www.kompas.com.