T1 132009026 BAB III

(1)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam koefisien korelasi. Dalam penelitian ini diupayakan untuk memastikan signifikansi hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga yang berjmlah 207 orang tua siswa dan siswa SMP Negeri 7 Salatiga. Data responden orang tua berdasarkan pola asuh yang diterapkan dapat dilihat sebagai berikut


(2)

29 Tabel 3.1

Deskripsi Responden Orang Tua Berdasarkan Pola Asuh (N=207) Pola asuh Orang tua Frekuensi Prosentase (%)

Pola asuh authoritative 96 46,3%

Pola asuh authoritarian 43 20,7%

Pola asuh permisif 66 32%

Pola asuh neglectful 2 0,96%

Jumlah 207 100%

Berdasarkan tabel 3.1 Pola asuh orang tua dapat dilihat bahwa pola asuh ada 96 dengan pola asuh authoritative, ada 43 dengan pola asuh authoritarian, ada 66 orang dengan pola asuh permisif, dan ada 2 dengan pola asuh neglectful. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah orang tua yang menerapkan pola asuh permisif yaitu 66 orang tua siswa karena data yang diambil merupakan data primer sehingga skala parenting ini di isi oleh orang tuasiswa dan menggunakan tehnik purposive sampling.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang diwakili oleh populasi (Sugiyono, 2011). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, karena dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah orang tua yang menerapkan pola asuh permisif yaitu 66 orang tua siswa dan 66 orang siswa. Data responden orang tua berdasarkan pola asuh permisif yang diterapkan oleh orang tua siswa dapat dilihat sebagai berikut


(3)

30 Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian Pola Asuh Permisif berdasarkan Kelas Siswa No Kelas Jumlah Pola asuh Permisif

orang tua siswa dan siswa

Presentase

1 VIII A 9 13,6%

2 VIII B 7 10.6%

3 VIII C 9 13,6%

4 VIII D 6 9.1%

5 VIII E 5 7.6%

6 VIII F 9 13.6%

7 VIII G 14 21.2%

8 VIII H 7 10.6%

Jumlah 66 100%

Dari tabel 3.2 jumlah sampel pada kelas VIII A sebanyak 9 orang, kelas VIII B ada 7 orang , kelas VIII C ada 9 orang, kelas VIII D ada 6 orang kelas VIII E ada 5 orang, kelas VIII F ada 9 orang, kelasVIII G ada 14 orang dan kelas VIII H ada 7 orang.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh hasil informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (variable bebas dalam penelitian ini adalah Pola asuh permisif (X)

2. Variabel Terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kreativitas (Y)


(4)

31 3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan atau cara berfikir seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, belum ada sebelumnya berupa suatu gagasan, ide, hasil karya, serta respon dari situasi yang tidak terduga. Kreativitas yang akan diukur berpatokan pada aspek-aspek kreativitas yaitu fluency, fleksibelity, orisinility, elaboration.

3.4.2 Pola Asuh Permisif

Karakteristik pengasuhan yang kehangatannya orang tua terhadap anak yang tinggi sedangkan kontrolnya orang tua terhadap anak yang rendah. Anak-anak dari orang tua permisif selalu menerima apapun yang dilakukan anak dan memberikan kebebasan pada anak. Pola asuh permisif diukur berdasarkan ciri-ciri yaitu kehangatan orang tua terhadap anak tinggi, kontrol orang tua terhadap anak rendah.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala pengkuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan data kuantitatif. Skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau


(5)

32

sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan dua buah skala, skala kreativitas dan skala pola asuh permisif 1. Skala kreativitas

Kreativitas diukur menggunakan skala kreativitas yang disusun oleh Munandar (1977). Skala ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kemudian menerjemahkan kedalam bahasa Inggris (Back Traslation) dalam penelitian ini. Skala kreativitas disusun berdasarkan aspek-aspek krativitas dalam teori Guilford (1975) yang meliputi fluency, orisinility, elaboration, flekibility. Adapun kisi-kisi untuk skala kreativitas yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Skala Kreativitas

Konsep Sub Konsep Indikator Item No Item

F U

Kretaivitas adalah. Kemampu an atau cara berfikir seseorang untuk menciptak an atau menghasil kan sesuatu yang baru, berbeda, belum ada sebelumny a berupa ide, gagasan, hasil karya, serta respon dari situasi yang tidak 1.Fluency (Kelancaran) 1.1 Memproduksi sejumlah ide

Saya sering berpendapat, mengeluarkan banyak ide atau gagasan walaupun tidak disetujui oleh teman-teman Saya senang memikirkan atau membuat gagasan , ide dari bermacam-macam kemungkinan atau akibat dari keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian Saya biasanya ragu untuk mengemukakan pendapat saya, karena takut jika tidak benar

12 16 9 1.2 Jawaban-jawaban, atau pertanyaan yang berfariasi

Menurut saya dikelas lebih baik diam dari pada memberi jawaban yang salah

Menurut saya jawaban yang terbaik adalah jawaban yang menurut guru adalah benar Saya senang mengerjakan soal-soal yang mempunyai

bermacam-macam kemungkinan penyelesaian

4 3


(6)

33 terduga

(Guilford, 1975).

Saya sering memikirkan dan menjawab bermacam-macam teka-teki

8 2.Fexibility 2.1

kemampuan yang berhubungan dengan kesiapan mengubah arah atau memodifikaksi informasi

Saya selalu ingin mengetahui hal-hal baru yang terjadi disekelilingku

Jika pendapat seseorang berbeda dari pendapat kebanyakan orang, maka pendapat orang itu biasanya tidak baik

Saya sering untuk tidak mengemukakan pendapat sendiri secara terus terang Saya mencoba menyelesaikan suatu persoalan dengan memikirkan macam-macam kemungkinan yang akan terjadi Walaupun saya yakin bahwa pendapat saya benar saya akan merubah pendapat saya, jika mendapat kritik atau celaan dari teman-teman yang lain

1 29 30 23 24 2.2 Kecepatan menghasilkan berbagai pemikiran

Jika orang berbeda pendapat tentunya hanya satu yang paling benar

Didalam kelompok, saya sering mengemukakan pendapat Jika diajak untuk ikut main saya ikuti saja, walaupun sebetulnya lebih baik melakukan kegiatan lain Jika usul saya ditertawakan teman-teman saya akan menarik kembali usul tersebut

11

27 6

19 3.Orisinility 3.1 Keaslian

dari hasil karya, ide, gagasan ataupun pendapat

Saya lebih senang diberi mainan yang sudah jadi ( seperti boneka atau mobil-mobilan) dari pada mainan berupa bahan yag harus di beri bentuk sendiri ( seperti lilin, balok atau tanah liat) Saya rasa saya mempunyai daya khayal atau imajinasi yang baik

31 28


(7)

34

Saya biasanya senang memikirkan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu dari pada melakukannya dengan cara yang biasa orang lain lakukan

32 3.2Mengkomb inasikan sebuah hasil karya atau pendapat

Saya sering menulis

Saya lebih senang bermain di tempat yang sudah sering saya datangi dari pada main di tempat yang belum saya kenal Saya tertarik memainkan permainan yang sudah saya kenal dari pada belajar permaianan baru

25 13

20

4. Elaborasi 4.1Pengemban gan suatu gagasan atau produk/hasil karya atau ide

Pada pelajaran menggambar saya lebih suka menggambar pelajaran bebas dari pada menggambar menurut contoh Jika main sandiwara saya lebih suka memainkan bermacam-macam peran dari pada selalu memainkan peran yang sama Saya lebih suka membuat karangan bebas dari pada membuat karangan yang judulnya sudah ditentukan Saya sering untuk mencobakan apa saja yang dapat saya lakukan dengan mainan yang sudah lama

Saya lebih senang ilmu pengetahuan alam dari pada ilmu pengetahuan sosial

5 4 17 22 10 4.2Memperinc i detail-detail suatu objek atau gagasan

Saya sering membaca cerita khayal

Menurut saya berkhayal adalah selalu membuang waktu Membaca cerita khayal tidak ada gunanya

Kadang-kadang saya berkhayal tentang kejadian-kejadian yang aneh yang sebetulnya tidak mungkin terjadi

2 15 21

26


(8)

35 2. Skala pola asuh permisif

Pola asuh permisif diukur menggunakan instrument Parenting Scale yang disusun oleh Chau (2005). Instrumen ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia kemudian menerjemahkan kedalam bahasa Inggris (Back Traslation) dalam penelitian ini. Instrumen Parenting Scale terdiri dari aspek pola asuh autoritarian, autoritatif, permisif dan neglacful. Skala pola asuh terdiri dari 30 item. Alat ukur disusun berdasarkan aspek-aspek tentang pola asuh permsif dalam teori Baumrind (1971) yang meliputi pola asuh autoritarian, authoritative, permisif dan neglecful. Adapun kisi-kisi untuk skala Pola asuh orang tua siswa yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Skala Pola Asuh Orang Tua Siswa

Konsep Sub Konsep Indikator Item No Item Pola asuh adalah kumpula n dari prilaku, praktik dan ekspresi non verbal orang tua yang bercirika n kealamia n dari interaksi orang tua kepada anak sepanjan g situasi yang berkemb

F U F 1.Pola asuh

Autoritatif

1.1 Kehangatan orang tua terhadap anak tinggi

Saya berbicara dengan anak saya dan mendiskusikan serta memberi arahan dengan mereka hal-hal yang mereka lakukan dan bagaimana mereka harus bersikap Saya akan mendengarkan apa yang anak katakana tapi saya tidak akan melakukan seuatu keinginan yang dikatakan oleh anak begitu saja

Saya mengijinkan anak untuk memilih sesuai dengan apa yang dia inginkan

1

2

3 1.2Kontrol orang tua

terhadap anak tinggi

Ketika saya memutuskan suatu peraturan, saya akan membahas alasan tersebut dengan anak-anak

Saya selalu memberitahu anak saya untuk berdiskusi dengan saya setiap kali mereka merasa

4


(9)

36 ang

Baumrin d (1971)

bahwa aturan keluarga terlalu ketat

Saya merasa bahwa orang tua harus mengajar anak agar pintar dan memiliki kendali atau kontrol yang ketat dengan anak

Saya memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana berperilaku di rumah, tapi saya bersedia untuk mengubah beberapa aturan jika

diperlukan, karena setiap anak berbeda.

Saya memiliki aturan tentang bagaimana anak-anak saya harus berperilaku tapi saya bersedia untuk mendengarkan apa yang mereka katakan dan mendiskusikan aturan dengan anak-anak.

Jika saya membuat keputusan dalam keluarga yang

menyakiti anak saya, saya bersedia untuk membicarakan keputusan itu dengan anak saya dan mengakui kalau saya telah membuat kesalahan

7

9

8

5

2.Pola asuh Autoritarian

2.1 Kehangatan orang tua terhadap anak rendah

Saya merasa apapun yang dilakukan anak adalah untuk kebaikan mereka sendiri bahkan jika anak dipaksa untuk mengikuti apa yang saya anggap benar Ketika saya meminta anak untuk melakukan sesuatu, saya ingin mereka untuk melakukannya segera tanpa mengajukan pertanyaan Anak-anak saya tahu apa yang saya lakukan dan saya akan memaksa mereka untuk melakukan apa yang saya inginkan hanya karena saya berkata begitu.

19

20

18

2.2 Kontrol orang tua terhadap anak tinggi

Saya merasa bahwa saya harus menggunakan kekuatan lebih untuk mendapatkan anak-anak untuk bertindak dengan cara


(10)

37

mereka seharusnya

Saya memberitahu anak saya bagaimana mereka harus bertindak dan harus mengikuti peraturan yang saya buat Anak saya tahu apa yang saya inginkan dan jika anak saya tidak melakukan apa yang saya inginkan saya akan menghukum anak

Saya merasa bahwa orang tua harus sangat ketat dengan anak-anak mereka ketika mereka tidak mematuhi aturan di rumah maka akan diberi hukuman.

Saya selalu mengatakan kepada anak-anak saya apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.

24

21

25 23

3.Pola asuh permisif

3.1 kehangatan orang tua terhadap anak tinggi

Saya merasa bahwa anak dapat melakukan apapun yang mereka sukai

Anak saya tahu apa yang dia lakukan tapi juga bisa mengatakan apa yang mereka rasakan ketika aturan yang saya berikan terlalu ketat Saya mengikuti dan

melakukan apapun yang anak inginkan

Saya merasa bahwa saya tidak harus mengikuti dan

memenuhi apa yang

diinginkan dan dilakukan anak Saya membiarkan anak saya untuk memilih apa yang dia inginkan dan apa yang dia ingin lakukan

10

12

14

11 13

3.2 kontrol orang tua terhadap anak rendah

Saya merasa bahwa anak saya tidak harus mematuhi aturan hanya karena seorang guru atau saya berkata begitu Anak-anak saya tahu apa yang mereka lakukan tapi saya

16


(11)

38

mengerti ketika mereka tidak setuju dengan saya

Saya tidak memberi aturan yang ketat terhadap anak tentang bagaiaman harus bertindak dan berprilaku

15

4 Pola asuh Neglectful

4.1 Kehangatan orang tua terhadap anak rendah

Saya tidak membiarkan anak-anak saya bertanya kepada saya kenapa saya melakukan ini, atau saya melakukan itu kepada anak

Saya tidak memberitahu anak apa yang harus dilakukan atau apa yang mereka tidak bisa lakukan

Saya akan marah jika anak-anak tidak setuju dengan pendapat saya

27

26

28 4.2 kontrol orang tua

terhadap anak rendah

Saya tidak memberitahukan anak bagaimana dia harus berprilaku

Saya merasa bahwa anak harus bebas untuk membuat keputusan mereka senidiri tentang apa yang mereka ingin lakukan, bahkan jika saya tidak setuju dengan hal tersebut

29

30

Jumlah 30

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Perhitungan Validitas

Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu melakukan uji coba instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrument. Karena dalam suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau model dikenai tes (Azwar, 2000).


(12)

39

Validitas adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut Sugiyono (2011). Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali (1984) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation ≥ 0,20 dengan kategori

sebagai berikut :

0,00 – 0,20 : tidak valid 0,21 – 0,40 : validitas rendah 0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi 0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,0 – 0,20. Terdapat 15 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,21 – 0,40. Terdapat 12 item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation antara 0,41 – 0,60. Terdapat 5 item yang memiliki koefisien corrected item to total correla tion antara 0,61 – 0,80. Dengan demikian semua item dapat dikatakan valid.

Berdasarkan uji validitas pada skala pola asuh orang tua siswa yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation antara 0,0 – 0,20. Terdapat 16 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,21 – 0,40. Terdapat 7 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,41 – 0,60. Terdapat 6 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation


(13)

40 2. Perhitungan Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau keajegan jawaban responden terhadap pernyataan dalam instrument digunakan teknik Cronbach’s

alpa dengan bantuan program SPSS 16.0. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument menggunakan kreteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut :

α> 0,9 sangat bagus ( excellent) α> 0,8 dikatakan bagus ( good) α> 0,7 dapat diterima (acceptable)

α> 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable) α> 0,5 jelek ( poor)

α< 0,5 tidak adapat diterima ( unacceptable) Tabel 3.5 Reliabilitas Kreativitas Cronbach's Alpha N of Items

.897 32

Berdasarkan tabel 3.5 diperoleh angka koefisien Alpha = 0,897. Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reliabilitas bagus (good). Untuk itu, creativity scale yang disusun oleh Munandar (1977) dapat digunakan.

Tabel 3.6

Reliabilitas Pola Asuh Orang Tua

Cronbach's Alpha N of Items

.899 30

Tabel 3.6 diperoleh angka koefisien Alpha = 0,899. Menurut George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reliabilitas bagus (good). Untuk itu,


(14)

41 3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik korelasi kendall’s tau-b

dengan bantuan SPSS 16.0 karena data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data nominal dan ordinal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa dan untuk menguji hipotesis apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga.


(1)

36

ang Baumrin d (1971)

bahwa aturan keluarga terlalu ketat

Saya merasa bahwa orang tua harus mengajar anak agar pintar dan memiliki kendali atau kontrol yang ketat dengan anak

Saya memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana berperilaku di rumah, tapi saya bersedia untuk mengubah beberapa aturan jika

diperlukan, karena setiap anak berbeda.

Saya memiliki aturan tentang bagaimana anak-anak saya harus berperilaku tapi saya bersedia untuk mendengarkan apa yang mereka katakan dan mendiskusikan aturan dengan anak-anak.

Jika saya membuat keputusan dalam keluarga yang

menyakiti anak saya, saya bersedia untuk membicarakan keputusan itu dengan anak saya dan mengakui kalau saya telah membuat kesalahan

7 9 8 5 2.Pola asuh Autoritarian

2.1 Kehangatan orang tua terhadap anak rendah

Saya merasa apapun yang dilakukan anak adalah untuk kebaikan mereka sendiri bahkan jika anak dipaksa untuk mengikuti apa yang saya anggap benar Ketika saya meminta anak untuk melakukan sesuatu, saya ingin mereka untuk melakukannya segera tanpa mengajukan pertanyaan Anak-anak saya tahu apa yang saya lakukan dan saya akan memaksa mereka untuk melakukan apa yang saya inginkan hanya karena saya berkata begitu.

19

20

18

2.2 Kontrol orang tua terhadap anak tinggi

Saya merasa bahwa saya harus menggunakan kekuatan lebih untuk mendapatkan anak-anak untuk bertindak dengan cara


(2)

37

mereka seharusnya

Saya memberitahu anak saya bagaimana mereka harus bertindak dan harus mengikuti peraturan yang saya buat Anak saya tahu apa yang saya inginkan dan jika anak saya tidak melakukan apa yang saya inginkan saya akan menghukum anak

Saya merasa bahwa orang tua harus sangat ketat dengan anak-anak mereka ketika mereka tidak mematuhi aturan di rumah maka akan diberi hukuman.

Saya selalu mengatakan kepada anak-anak saya apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. 24 21 25 23 3.Pola asuh permisif

3.1 kehangatan orang tua terhadap anak tinggi

Saya merasa bahwa anak dapat melakukan apapun yang mereka sukai

Anak saya tahu apa yang dia lakukan tapi juga bisa mengatakan apa yang mereka rasakan ketika aturan yang saya berikan terlalu ketat Saya mengikuti dan

melakukan apapun yang anak inginkan

Saya merasa bahwa saya tidak harus mengikuti dan

memenuhi apa yang

diinginkan dan dilakukan anak Saya membiarkan anak saya untuk memilih apa yang dia inginkan dan apa yang dia ingin lakukan 10 12 14 11 13

3.2 kontrol orang tua terhadap anak rendah

Saya merasa bahwa anak saya tidak harus mematuhi aturan hanya karena seorang guru atau saya berkata begitu Anak-anak saya tahu apa yang mereka lakukan tapi saya

16


(3)

38

mengerti ketika mereka tidak setuju dengan saya

Saya tidak memberi aturan yang ketat terhadap anak tentang bagaiaman harus bertindak dan berprilaku

15

4 Pola asuh Neglectful

4.1 Kehangatan orang tua terhadap anak rendah

Saya tidak membiarkan anak-anak saya bertanya kepada saya kenapa saya melakukan ini, atau saya melakukan itu kepada anak

Saya tidak memberitahu anak apa yang harus dilakukan atau apa yang mereka tidak bisa lakukan

Saya akan marah jika anak-anak tidak setuju dengan pendapat saya

27

26

28

4.2 kontrol orang tua terhadap anak rendah

Saya tidak memberitahukan anak bagaimana dia harus berprilaku

Saya merasa bahwa anak harus bebas untuk membuat keputusan mereka senidiri tentang apa yang mereka ingin lakukan, bahkan jika saya tidak setuju dengan hal tersebut

29

30

Jumlah 30

3.6

Uji Validitas dan Reliabilitas

1.

Perhitungan Validitas

Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu melakukan uji coba

instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrument. Karena

dalam suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan

reliabilitas. Alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan memberikan

informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau model dikenai tes

(Azwar, 2000).


(4)

39

Validitas adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item, dalam

mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut Sugiyono (2011).

Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari Ali

(1984) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid

jika memilki

coefisien corrected item to total correlation

≥ 0,20 dengan kategori

sebagai berikut :

0,00

0,20

: tidak valid

0,21

0,40

: validitas rendah

0,41

0,60

: validitas sedang

0,61

0,80

: validitas tinggi

0,81

1,00

: validitas sangat tinggi

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut:

Tidak ada item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation

antara

0,0

0,20. Terdapat 15 item yang memiliki koefisien

corrected item to total

correlation

antara 0,21

0,40. Terdapat 12 item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation

antara 0,41

0,60. Terdapat 5 item yang

memiliki koefisien

corrected item to total correla tion

antara 0,61

0,80. Dengan

demikian semua item dapat dikatakan valid.

Berdasarkan uji validitas pada skala pola asuh orang tua siswa yang

dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Tidak ada item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation

antara 0,0

0,20. Terdapat 16 item yang

memiliki koefisien

corrected item to total correlation

antara 0,21

0,40. Terdapat

7 item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation

antara 0,41

0,60. Terdapat 6 item yang memiliki koefisien

corrected item to total correlation


(5)

40

2.

Perhitungan Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau keajegan jawaban

responden terhadap pernyataan dalam instrument digunakan teknik

Cronbach’s

alpa

dengan bantuan program SPSS 16.0. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas

instrument menggunakan kreteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery

(1995) sebagai berikut :

α> 0,9 sangat bagus (

excellent

)

α> 0,8 dikatakan bagus (

good

)

α> 0,7 dapat diterima (

acceptable

)

α> 0,6 dapat dipertanyakan (

questionable

)

α> 0,5 jelek (

poor

)

α< 0,5 tidak adapat diterima (

unacceptable

)

Tabel 3.5

Reliabilitas Kreativitas

Cronbach's Alpha N of Items

.897

32

Berdasarkan tabel 3.5 diperoleh angka koefisien Alpha = 0,897. Menurut

George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reliabilitas bagus (

good

).

Untuk itu,

creativity scale

yang disusun oleh Munandar (1977) dapat digunakan.

Tabel 3.6

Reliabilitas Pola Asuh Orang Tua

Cronbach's Alpha N of Items

.899 30

Tabel 3.6 diperoleh angka koefisien Alpha = 0,899. Menurut George dan

Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reliabilitas bagus (

good

). Untuk itu,


(6)

41

3.7

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik korelasi

kendal

l’s

tau-b

dengan bantuan SPSS 16.0

karena data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan data nominal dan ordinal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa dan untuk

menguji hipotesis apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh

permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa kelas VIII SMP N 7 Salatiga.