ANALISIS CAMPUR KODE TUKUL ARWANA DALAM ACARA TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA TRANS7: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK.

ANALISIS CAMPUR KODE TUKUL ARWANA DALAM ACARA
TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA TRANS7:
TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

PUTRI RIZKI ADRIANI
NIM 209210022

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “
Analisis Campur Kode Tukul arwana Dalam Acara Talk Show Bukan Empat Mata
Trans7: Tinjauan Sosiolinguistik”. Penyusunan proposal ini merupakan bagian
dari penyusunan skripsi dan dapat diseleaikan dengan baik dan tepat waktu.
Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada.
1.

Bapak Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

2.

Ibu Dr. Isda Pramuniati, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3.

Bapak Drs. Syamsul Arif Siregar, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia.


4.

Bapak Drs. Sanggup Barus, M. Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia.

5.

Bapak Muhammad Surif, S. Pd, M. Si., selaku Ketua Program Studi Sastra
Indonesia sekaligus sebagai Dosen Penguji yang banyak memberikan
masukan dan saran-saran..

6.

Bapak Drs, Syahnan Daulay, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi
ini.

7.

Bapak Drs. Azhar Umar, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan dorongan dan juga pengarahan.

ii

8.

Bapak Dr. Abdurahman A. M.Hum selaku Dosen Penguji yang banyak
memberikan masukan dan saran-saran.

9.

Seluruh Dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan seluruh Staff
Pegawai di Fakultas Bahasa dan Seni,

10. Keluarga besar penulis, terkhusus kepada orang tua, Ibu Pristiwahyuni dan
adik-adik penulis, serta orang-orang terkasih, Kawan-kawan yang telah
banyak membantu dalam penyusunan skripsi
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita dan semoga
penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan dalam khasanah ilmu

pengetahuan.

Medan, Januari 2014
Penulis

Putri Rizki Adriani
NIM 209210022

iii

ABSTRAK

Putri Rizki Adriani, NIM 209210022. Analisis Campur Kode Tukul Arwana
Dalam Acara Talk Show Bukan Empat Mata Trans7: Tinjauan
Sosiolinguistik. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan
Seni. Universitas Negeri Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan faktor-faktor yang melatarbelakangi
terjadinya campur kode, mendeskripsikan jenis-jenis campur kode dan
mendeskripsikan frekuwensi penggunaan campur kode Tukul arwana dalam talk
show Bukan Empat Mata Trans7.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari acara talk show Bukan
Empat Mata Trans7 pada tanggal 1, 9, 17, dan 27 Mei 2013 yang telah
didownload dan diubah menjadi bentuk teks. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Analisa data dilakukan dengan cara
memasukkan data ke dalam tabel.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang
melatarbelakangi Tukul menggunakan campur kode dalam acara talk show Bukan
Empat Mata Trans7 adalah (1) latar dan situasi, (2) partisipan, (3) topik, dan (4)
fungsi interaksi . Dari hasil penelitian juga ditemukan wuud campur kode dalam
bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin yaitu berjumlah 156 kasus, diantaranya 85
berwujud kata, 12 berwujud baster, 1 berwujud peruangan kata (kata ulang), 8
berwujud idiom, 50 berwujud frasa.

i

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...............................................................................

..


i

KATA PENGANTAR ............................................................

ii

DAFTAR ISI .........................................................................

iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………..

vi

DAFTAR LAMPRAN …………………………………………

vii

BAB I PENDAHULUAN …...................................................


1

A. Latar Belakang Masalah ...............................................

1

B. Identifikasi Masalah .....................................................

6

C. Pembatasan Masalah ....................................................

6

D. Rumusan Masalah ........................................................

7

E. Tujuan Masalah ............................................................


7

F. Manfaat Penelitian ........................................................

7

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERTANYAAN
PENELITIAN..........................................................................

9

A. Kajian teoritis ...............................................................

9

1.

Pengertian Sosiolinguistik .......................................


9

2.

Masalah-Masalah Sosiolinguistik ............................

12

3.

Kedwibahasaan (Bilingualisme) ..............................

13

4.

Campur Kode .........................................................

15


5.

Alih Kode................................................................

18

iv

6.

Wujud Campur Kode ..............................................

20

7.

Faktor-Faktor Penyebab Campur Kode ...................

21


8.

Bukan Empat Mata ..................................................

24

B. Pertanyaan Penelitian ....................................................

25

BAB III METODE PENELITIAN .........................................

27

A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................

27

B. Metode Penelitian .........................................................

27

C. Sumber Data Penelitian .................................................

28

D. Instrumen Penelitian .....................................................

28

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................

29

F. Teknik Analisis Data .....................................................

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................

31

A. Latar Belakang Munculnya Peristiwa Capur Kode
dalalm Talk Show Bukan Empat Mata Trans7 ..............

31

B. Wujud Campur Kode Tukul Arwana Dalam
Talk Show Bukan Empat Mata Trans7 .........................

39

C. Frekuwensi Wujud Campur Kode Tukul Arwana
Dalam Talk Show Bukan Empat Mata Trans7 ..............
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .........................................

61
63

A. Simpulan …...................................................................

63

B. Saran .............................................................................

64

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................

68

LAMPIRAN …………………………………………………….

70

v

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 3.1 Kartu Data Wujud Campur Kode........................

29

Tabel 4.2 Data Gambaran Wujud Campur Kode................

40

Tabel 4.3 Frekuwensi Campur Kode ...................................

61

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tayangan 1 Mei 2013 …………………………….
Lampiran 2 Tayangan 9 Mei 2013 …………………………….
Lampiran 3 Tayangan 17 Mei 2013 …………………………...
Lampiran 4 Tayangan 27 Mei 2013 …………………………..

vii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

berinteraksi dengan sesamanya, dan dalam pemakainnya dimungkinkan dapat
memakai lebih dari satu bahasa, akibatnya terjadilah kontak antarbahasa. Sebagai
seseorang yang terlibat dengan penggunaan dua bahasa, dan juga terlibat dengan
dua budaya, atau banyak bahasa dan budaya seorang dwibahasawan tentulah
tidak terlepas dari akibat-akibat penggunaan dua bahasa tersebut. Salah satu
akibat dari kedwibahasaan adalah adanya tumpang tindih antara kedua sistem
bahasa yang dipakainya atau digunakannya unsur-unsur dari bahasa yang satu
pada penggunaan bahasa yang lain.
Bahasa merupakan lambang yang arbiter (manasuka), tetapi konvensional,
sehingga pada praktiknya manusia harus menyesuaikan bahasanya dengan situasi
yang ada. Fenomena yang diakibatkan oleh hal tersebut adalah terjadinya
peristiwa campur kode. Campur kode adalah penggunaan bahasa dari satu bahasa
ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa ataupun ragam bahasa. Campur
kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa
secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya.
Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang
sosial, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri yang menonjol berupa
kesantaian atau situasi informal, namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa,

1

ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya. Sehingga ada
keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi.
ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya. Sehingga ada
keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi.
Campur kode dapat dilihat dalam komuniksi yaitu melalui bahasa lisan dan
tulisan. Secara lisan misalnya pada percakapan sehari-hari di kantor, pasar,
sekolah, baik formal maupun non-formal, sedangkan tertulis dapat kita lihat pada
pemakaian bahasa di majalah, surat kabar, cerpen, dan novel. Salah satu jenis alat
komunikasi yaitu televisi, karena dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai
hal kepada masyarakat secara serempak dan menyeluruh. Keberadaan televisi
dengan keragaman bentuk dalam penayangannyapun sangat pesat perkembangan
teknologinya serta perannya dalam suatu kehidupan masyarakat, baik dari aspek
hiburan, penyampaian informasi dan sebagai sarana pendidikan yang efektif bagi
terbangunnya kecerdasan masyarakat, hingga kedudukannya sampai menempati
peringkat tertinggi atas respon dari masyarakat.
Isi tayangan di televisi juga beragam, mulai dari Berita, film pendek,
sinetron, acara hiburan, sampai talk show, dll. Istilah talkshow adalah aksen dari
bahasa inggris di Amerika. Di Inggris, istilah talkshow ini biasa disebut Chat
Show. Pengertian talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana
seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal
topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator.
Kadangkala, Talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari
berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh

2

moderator untuk berbagi pengalaman. Acara talk show ini biasanya diikuti dengan
menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil,
ataupun ditempat lain.
Perkembangan televisi semenjak pasca reformasi ditandai dengan terus
bertambahnya stasiun televisi baru, yang mengakibatkan semakin ketatnya
persaingan industri pertelevisian Indonesia. Tidak mengherankan apabila para
stasiun televisi baru terus menyajikan yang menarik minat penonton untuk
mendapatkan rating dan share yang tinggi. Mereka juga berlomba-lomba untuk
memberikan informasi terkini, sesuai fakta, namun tetap menghibur pemirsa, serta
mampu mengedukasi dengan memberikan tayangan yang memiliki nilai edukasi
tinggi, dan memberi persuasi masyarakat agar melakukan sesuatu. Hal seperti itu
bisa dikenal dengan fungsi dari televisi.
Ada dua jenis program yang terdapat dalam televisi, yakni program
junalistik dan program artistik. Program jurnalistik merupakan program berita
yang segala bentuk di dalamnya adalah hal yang berdasar pada fakta, baik hard
news, soft news, ataupun talk show, sedangkan program artistik adalah program
yang mengutamakan hiburan di dalamnya, seperti program entertainment,
komedi, sinetron, drama, reality show, variety show dan talkshow.
Talk show termasuk dalam program jurnalistik dan juga program artistik,
yang membedakannya adalah talk show dalam program jurnalistik dibawakan
dengan cara yang lebih serius dan bersifat menginformasikan hal yang penting
untuk diketahui oleh khalayak ramai, sedangkan talk show yang terdapat dalam
program artistik dibawakan dengan cara yang lebih santai dan bisaanya bertujuan

3

selain menginformasikan sesuatu juga mempunyai tujuan untuk menghibur
penonton program talk show tersebut.
Talk show yang ada di dunia pertelevisian di Indonesia sekarang ini pun
beragam, diantaranya Hitam Putih Trans7, PAS Mantap Trans7, Bukan Empat
Mata Trans7, Online TransTV, Ceriwis TransTV, NGULIK (Ngobrol Usik dan
Asik) TransTV, Mata Najwa MetroTV, Kick Andy MetroTV, Just Alvin
MetroTv, dan Sentilan Sentilun MetroTV, serta masih banyak lagi talkshow yang
terus bermunculan di pertelevisian Indonesia.
Percakapan yang dilihat di televisi seperti wawancara atau talk show
biasanya menggunakan bahasa lisan nonstandar. Seorang pembawa acara sangat
berpengaruh untuk menciptakan suasana percakapan yang diinginkannya, atau
merespon para peserta dialog dan wawancara untuk menjawab pertanyaan yang
dikemukakannya. Dalam hal ini peneliti berfokus pada talk show “Bukan Empat
Mata” yang dibawakan oleh Tukul Arwana dari tahun 2005 sampai dengan
sekarang.

Tukul Arwana adalah sebuah fenomena dunia hiburan layar kaca

Indonesia. Tukul Arwana sekarang hampir tiap hari muncul di layar televisi dalam
talk show “Bukan Empat Mata” di Trans7. Talk show yang dulunya “Empat
Mata” dan sekarang menjadi “Bukan Empat Mata” ini rupanya cukup menyita
perhatian karena acara ini dikemas dengan segala ciri khas Tukul yang Ndeso.
“Bukan Empat Mata” akhirnya punya tempat sendiri di hati penonton/pemirsa.
Dengan begitu Tukul dan “Bukan Empat Mata” dapat dikatakan berhasil menarik
minat penonton/pemirsa. Dalam bincang-bincang Tukul di acara “Bukan Empat
Mata” banyak ditemukan campur kode sehingga peneliti tertarik untuk meneliti

4

bentuk campur kode dan seberapa sering campur kode yang digunakan Tukul
Arwana dalam acara Talk show “Bukan Empat Mata” Trans7. Salah satu indikasi
program talk show yang baik adalah menghadirkan narasumber yang
berkompeten, unik dan menarik untuk diperbincangkan, mampu memberikan
inspirasi dalam kehidupan, serta mampu memberi hiburan tersendiri bagi pemirsa
yang menyaksikan acara talk show tersebut.
Penelitian ini akan mengangkat Program Talk show Bukan Empat Mata di
Trans7, karena talk show ini bertahan cukup lama di pelataran dunia pertelevisian,
walaupun

acara

tersebut

pernah

tersandung

masalah

karena

dianggap

menimbulkan pengaruh buruk bagi penontonya, tetapi ada sisi baik dari acara ini
yang membuat peneliti tertarik, yaitu karena acara ini termasuk salah satu talk
show yang bintang tamu atau narasumber yang dihadirkan adalah narasumber
yang sedang hangat dibicarakan bahkan berani menghadirkan bintang tamu yang
sedang berseteru demi mendapatkan informasi lebih. Walaupun sosok tukul atau
lawakan tukul dianggap kasar tetapi peminatnya masih cukup banyak, hal tersebut
dapat dilihat dari penonton yang datang dan bertahannya acara tersebut sampai 7
tahun. Hal ini tentunya dipengaruhi juga oleh pemandu acaranya dan co-host
acara tersebut. Peneliti juga tertarik untuk memilih acara talk show Bukan Empat
Mata ini karena Tukul juga sering melakukan campur kode, alih kode dalam
bincang-bincangnya. Peneliti memilih 1 episode perminggunya dalam 1 bulan,
karena 1 episode diharapkan sudah mewakili tayangan acara tersebut selama
seminggu. Sehingga peneliti memilih acara tersebut sebagai bahan penelitian

5

dengan judul “Analisis Campur Kode Tukul Arwana Dalam Acara Talk Show
Bukan Empat Mata Trans7 : Tinjauan Sosiolinguistik”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi, yaitu:
1.

Faktor apakah yang melatarbelakangi terjadinya campur kode dalam talk
show “Bukan Empat Mata” Trans7 ?

2.

Mengapa peristiwa campur kode terjadi?

3.

Apakah penggunaan campur kode sudah sesuai dengan penggunaannya?

4.

Bagaimanakah fariasi wujud campur kode yang terjadi dalam talk show
“Bukan Empat Mata” Trans7 ?

5.

Bagaimana frekuwensi penggunaan campur kode yang terjadi dalam talk
show “Bukan Empat Mata” Trans7 ?

6.

Apakah peristiwa campur kode dapat dibenarkan?

7.

Bagaimana unsur-unsur bahasa asing yang masuk ke dalam campur kode
pada talk show Bukan Empat Mata Trans7?

C.

Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pada pembahasan, maka peneliti

membatasi masalah agar cakupannya menjadi lebih fokus. Pembatasan masalah
dalam penelitian ini mencakup latar belakang, wujud dan frekuwensi munculnya
peristiwa campur kode pada talk show Bukan Empat Mata Trans7, dan hanya

6

membahas wujud campur kode eksternal saja. Wujud campur kode yang dibagi
meliputi enam jenis, yaitu 1) kata dasar, (2) baster, (3) kata ulang, (4) ungkapan,
dan (5) frasa.

D.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah

yang telah dipaparkan di atas, maka perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti
agar penelitian lebih fokus. Maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya campur kode yang muncul dalam
talk show” Bukan Empat Mata” di Trans7.
2. Bagaimana wujud campur kode yang muncul dalalm talk show Bukan
Empat Mata Trans7.
3. Bagaimana frekuwensi munculnya peristiwa campur kode dalam talk
show Bukan Empat Mata Trans7.

E.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan

menjelaskan hal-hal berikut:
1. Latar belakang terjadinya campur kode yang muncul dalam talk show
Bukan Empat Mata Trans7.
2. Wujud campur kode dalam talk show Bukan Empat Mata” di Trans7.

7

3. Untuk mengetahui frekuwensi munculnya campur kode dalam talk show
Bukan Empat Mata Trans7.

F.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah suatu penelitian memberikan sumbangan baik ke

arah pengembangan ilmu maupun pemecahan masalah yang bersifat praktis.
Untuk itu diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
praktis.

1. Manfaat teoretis dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan
tentang teori sosiolinguistik, khususnya pada penggunaan campur kode.
2. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Dapat menambah pengetahuan tentang pemakaian campur kode
dalam acara Talk show “Bukan Empat Mata” Trans7
b. Menambah satu bacaan bagi dunia kepustakaan dalam khasanah
dalam kajian sosiolinguistik
c. Memberi motivasi kepada mahasiswa yang mengadakan penelitian
sejenis, agar dapat dikembangkan lebih lanjut.

8

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Banyak faktor yang membuat orang melakukan campur kode, misalnya
faktor peran yaitu status sosial, pendidikan, serta golongan dari penutur
bahasa, dan banyak faktor lainnya yang menbuat orang melakukan campur
kode. Dari hasil penelitian, ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya campur kode, diantaranya yaitu (1) latar dan situasi, (2)
partisipan, (3) topik, dan (4) fungsi interaksi. Terkadang pembicara
sengaja beralih kode atau mencampur kode terhadap lawan bicaranya
karena dia mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Pada kasus ini penutur
cenderung bercampur kode dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris
dengan maksud menunjukan bahwa penutur merupakan seorang yang
berpendidikan dan modern sehingga dalam berkomunikasi dengan lawan
tutur banyak menyisipkan kata atau istilah dalam bahasa asing
2. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan adanya penggunaan campur
kode dalam talk show Bukan Empat Mata Trans7 yang tayang dalam satu
bulan yaitu tanggal 1, 9, 17, 27 Mei 2013. Wujud campur kode yang
muncul yaitu wujud campur kode berwujud kata, baster, kata ulang, idiom,
dan frasa.

66

3. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan adanya penggunaan campur
kode dalam talk show Bukan Empat Mata Trans7 yang tayang dalam satu
bulan yaitu tanggal 1, 9, 17, 27 Mei 2013 ditemukan sebanyak 156 wujud
campur kode, yaitu 85 (85%) peristiwa campur kode berwujud kata, 12
(7,69%) berwujud baster, 1 (0,64%) dalam wujud perulangan kata, 8
(5,13%) kasus yang berwujud idiom dan 50 (32,05%) kasus berwujud
frasa. Sebagian besar bentuk campur kode yang digunakan Tukul Arwana
merupakan campur kode yang umum dipakai, sehingga pengertian dari
kata-kata tersebut mudah untuk dipahami.

B.

Saran
Penelitian ini telah memberikan gmbaran tentang fenomena campur kode

bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan yang ikut melengkapi juga terdapat campur
kode dalam bahasa arab dan Mandarin. Berdasarkan sejumlah contoh campur
kode yang ditemukan, diharapkan kepada penutur bahasa Indonesia dapat
menambah pengetahuan terhadap bahasa Inggris karena hal tersebut penting
mengingat derasnya arus informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar
negeri yang masuk ke negara kita. Bentuk-bentuk campur kode yang ditemukan
sebagian besar merupakan bentuk campur kode yang sering digunakan. Namun
hal tersebut dapat menambah pengetahuan pembaca/penonton tentang ragam
bahasa.

67

DAFTAR PUSTAKA
Aslinda dan leni syafyahya,2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Rafika Aditama

Adisaputera, Abdurahman. 2010. Ancangan Terhadap Kebertahanan Bahasa Melayu
Langkat: Studi Pada Komunitas Remaja Di Stabat, Kbupaten Langkat. 2010. Denpasar:
Universitas Udayana
Chair, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Renika Cipta
Chaer, A. 2004. Sosiolinguistik (perkenalan). Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chaer, A. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Kunjana Rahardi, R. 2010. Kajian Sosiolinguistik. Bogor: Ghalia Indonesia

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Umm Press

Purba, Antilan. 1996. Kompetensi Komunikatif Bahasa Indonesia Ancangan Sosiolinguistik.
FPBS IKIP Medan
Nababan, P.W.J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Narwoko.J, Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
PRENADA MEDIA
Ohoiwutun, Paul.2007. Sosiolingistik. Jakarta: Kesaint Blanc

Rokhman, Fathur. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soeparno. 2003. Dasar-Dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya

68

Suwito, 1985. Sosiolinguistik. Surakarta: Henary Offset

Suwito. 1985. Pengantar awal sosiolinguistik: teori dan problema. Surakarta:
henary offset
Sumarsono dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2 Maret 2013; Seri D
241 - 317
http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/100
http://www.indonesiamedia.com/2011/05/25/campur-kode-bahasa-indonesia-biterhadap-bahasa-batak-tobabt-oleh-komunitas-mahasiswa-batak-toba/

69