PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MEDIA HAND OUTDAN KOMIK MELALUI MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD)PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.
PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
DENGAN MEDIA HAND OUT DAN KOMIK MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA
POK OK BAHASAN HIDROK ARBON
Oleh :
Purti Pertiwi Lubis
NIM. 4103331040
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
iv
KATA PENGANTAR
Pujidansyukurpenulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga
penulisdapatmenyelesaikanskripsidenganjudulPerbandingan
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Media Hand Out dan Komik melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD)Pada
Pokok
Bahasan
Hidrokarbon”.Adapunpenyusunanskripisiinimerupakansalahsatusyaratuntukmemper
olehgelarSarjanaPendidikanpadaJurusan
Kimia
FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeri
Medan.Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepadaIbu Dra. Gulmah
Sugiharti, M.Pd sebagaidosen PembimbingSkripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan
dan
saran
kepada
penulis
sejak
awal
pelaksanaanpenelitiansampai
seminar
proposal,
denganpengolahan
datahinggapenyusunanskripsiinidapatselesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Dra.Ani Sutiani,M,Si,danDrs.Rahmat
Nauli,M.Si
yangtelah
memberikan
masukan
dan
saran-saran
demi
kesempurnaanpenyusunanskripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada
bapak Drs.Asep W,Nugraha M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED
yang telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Negri 21
Medanyaitu Ibu , Dra.Hj Yurmiani Siregar M.Si
yang telah memberikan izin
penelitian di sekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah,
Guru-Guru dan Para Pegawai SMA Negri 21 Medan Medanyang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta :
Ayahanda tercinta Achir Lubis dan ibunda tersayang Saripahhannum Nasution yang
telah memberikan dukungan dan semangat, mencucurkan segala keringat, telah
v
bekerja keras demi anak-anaknya, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk
kebahagiaan anak-anaknya, telah membimbing saya dan adik-adik menjadi anak yang
sholeh/sholeha dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi
penulis, Kakak,Abang dan adik tersayang, yang telah banyak membantu, dan Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Sahabat Monalisa Pakpahan, dan untuk
seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Eks’10,ka Pidiya yang telah memberikan
nasihat selama 4 tahun bersama,’untuk personil parbada (Rian,korry,zizi,ahlam,hari
dan desi) &Nine Icon’’dan Tripel and the genk(mona ,nur ,mesra)menjadi sahabat
yang terbaik dan memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di
Unimed, dan terkhusus untuk orang teristimewa Ilham syahputra harahap selalu ada
disamping saya dan memberikan semangat,nasihat, sahabat tersayang mona lisa
pakpahan,yang telah memotivasi dan memberi masukan penulis dalam mengerjakan
skripsi.
Penulistelahberupayadengansemaksimalmungkindalampenyelesaianskripsiini,
namunpenulismenyadarimasihbanyakterdapatkelemahanbaikdarisegiisimaupuntataba
hasa, untukitu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isiskripsi ini dapat bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
September2014
Penulis,
Purti Pertiwi Lubis
NIM. 4103331040
vi
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Media Hand Outdan
Komik Melalui Model PembelajaranKooperatif Tipe Student Team Achievement
Division(STAD)Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Purti Pertiwi Lubis (NIM 4103331040)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbandingan peningkatan
hasil belajar kimia siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
STAD menggunakan media Hand Out dan media komik pada materi hidrokarbon.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 21
Medanyang terdiri dari 4 kelas.Sampel penelitian diambil 2 kelas dengan cara random
sample. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajardan
observasi.Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
berupa pilihan ganda dengan jumah sebanyak 21 soal yang telah dinyatakan valid dan
reliabel. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan yakni uji t pihak kanan, dengan taraf
signifikan 0,05 diperoleh thitung> ttabel, yakni thitung= 0,801 >ttabel = 0,361, berarti Ha
diterima dan tolak Ho yaitu hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)melalui media komik lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan media hand out pada pokok bahasan Hidrokarbon. Hal ini
diperoleh dari analisis data gain. Rata-rata gain yang diperoleh siswa di kelas eksperimen
1 adalah 0,42dan kelas eksperimen 2 adalah 0, 62,sehingga persentase peningkatan hasil
belajar pada kelas eksperimen 1 sebesar 42 % sedangkan pada kelaseksperimen 2 sebesar
62 %. Maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan media komik dapata meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok
bahasan hidrokarbon.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Hakikat Pembelajaran Kimia
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
2.1.5. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD)
2.1.6. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD)
2.1.7. Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD)
2.1.8. Gaya belajar visual
2.1.9 Media Pembelajaran
2.1.9.1 Pengertian Media Pembelajaran
2.1.9.2 Fungsi Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
2.1.9.3 Media hand out
2.1.9.4 Komik
2.1.10 Senyawa Karbon
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis Penelitian
2.3.1. Hipotesis Verbal
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
6
6
7
7
7
7
9
9
9
10
11
13
14
14
14
20
22
22
22
23
25
26
37
38
38
vii
2.3.2. Hipotesis Statistik
38
Bab III Metode Penelitian
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian
3.3.1. Variabel Penelitian
3.3.2. Instrumen Penelitian
3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Tehnik Pengumpulan Data
3.5.1. Tahapan Persiapan
3.5.2. Tahapan Pelaksanaan
3.5.3. Tahap akhir Penelitian
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes
3.6.2. Uji Normalitas
3.6.3. Uji Homogenitas
3.6.4. Uji Hipotesis
3.6.5. Perkembangan Kemampuan Aspek Kognitif Siswa
39
39
39
39
39
39
39
40
43
44
44
45
46
48
48
48
49
49
50
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Instrument Penelitian
4.1.2 Data Hasil Penelitian
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Normalitas Data
4.2.2 Uji Homogenitas Data
4.2.3 Uji Hipotesis
4.2.4 Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar Siswa
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
51
51
51
52
52
53
53
54
55
56
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
60
60
60
Daftar Pustaka
61
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6.
Tabel 2.7.
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD
Perhitungan skor perkembangan individu
Tingkah penghargaan kelompok
Deret Homolog Senyawa Alkana
Deret Homolog Senyawa Alkena
Deret Homolog Senyawa Alkuna
Rancangan Penelitian
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Normalitas Data Pretes, Postes dan Gain
Uji Homogenitas dari Kedua Sampel
Hasil Uji Hipotesis
Persentasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Halaman
12
15
19
19
28
29
29
44
52
53
54
55
55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Hubungan media dengan pesan dan metode pembelajaran
Skema Alur Penelitian
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Halaman
22
47
55
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 2a
Lampiran 2b
Lampiran 2c
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 2
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Apersepsi
Media Hand out
Media Komik
Analisis Kisi-Kisi Instrumen Tes
Soal Sebelum Divalidasi
kunci jawaban soal
Soal Setelah Divalidasi
kunci jawaban soal setelah divalidasi
Validitas Instrumen Tes
Reliabilitas Instrumen Tes
Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Daya Beda Instrumen Tes
kesimpulan validasi
Data Hasil Belajar Siswa Kelas
Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Hasil Belajar
Data Gain Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Gain
Uji Normalitas Data Pretes
Uji Normalitas Data Postes
Uji Normalitas Data Gain
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis Hasil Belajar
Perhitungan % Peningkatan Hasil Belajar
Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
Tabel Nilai-Nilai Distribusi T
Tabel Nilai-Nilai Distribus F
Dokumentasi Penelitian
Halaman
63
66
96
113
124
125
129
130
133
134
136
138
144
146
148
151
152
154
156
158
161
163
164
165
166
167
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari sifat, struktur materi, komposisi materi, dan perubahan materi serta
energi yang menyertai perubahan materi. Hal tersebut umumnya diperoleh serta
dikembangkan melalui hasil-hasil eksperimen dan penalaran. Karakteristik konsep
dalam ilmu kimia sebagian besar bersifat abstrak, dan sebagian lain berisi
perhitungan konsep matematis.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, namun kenyataannya di sekolah, menunjukkan sering ditemukannya
sejumlah siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah, terutama untuk
pelajaran eksakta. Rendahnya prestasi dalam bidang Ilmu pengetahuan alam (IPA)
khusunya di sekolah menjadi masalah yang harus banyak mendapatkan perhatian
dan pemecahan.
Banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar rendah, diantaranya
berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor
eksternal). Salah satu faktor dari dalam diri siswa adalah motivasi dari dalam diri
siswa. Salah satu faktor eksternal bersumber dari pendidik/guru adalah
penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi dalam proses
pembelajaran (Slameto, 2010).
Melihat proses pembelajaran kimia yang selama ini berlangsung, bahwa
pada proses pembelajaran yang terjadi masih berfokus kepada guru sebagai
sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa). Ternyata
hal ini merupakan salah satu kelemahan proses pembelajaran di sekolah-sekolah,
artinya pembelajaran yang dilakukan oleh para guru kurang adanya usaha dalam
melibatkan dan mengembangkan proses kemampuan berfikir siswa akibatnya
peserta didik akan dikatakan pasif karena kegiatan yang dilakukan adalah duduk,
mendengar, dan mencatat. Siswa juga kurang tertarik dengan pembelajaran yang
bersifat monoton, yakni guru hanya menjelaskan kemudian meminta siswa
2
mencatat dan mengerjakan soal. Guru kurang variatif menggunakan media untuk
menarik minat siswa.
Khususnya pada pokok bahasan hidrokarbon, banyak siswa yang
mengalami kesulitan memahami materi ini, karena bersifat abstrak dan namanama senyawanya jarang didengarkan dalam kehidupan sehari-hari, materi ini
lebih dominan dalam bentuk hafalan dan harus diikuti dengan pemahaman.
Keadaan ini semakin membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada
pelajaran kimia. Dalam memahami materi hidrokarbon perlu adanya media yang
membantu siswa untuk mempermudah siswa mengingat materi, dan siswa dituntut
untuk aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan observasi di lapangan yaitu di SMAN 21 Medan kebanyakan
proses belajar mengajar di sekolah kurang menarik dan menggunakan kebiasaan
lama dengan cenderung menggunakan metode ceramah saja yang pada prinsipnya
gurulah yang berperan dominan di dalam kelas bukan siswa. Dari hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran kimia setempat bahwa penguasaan siswa
untuk mata pelajaran kimia masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari nilai
rata–rata ulangan harian siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 masih
banyak yang belum mencapai KKM untuk mata pelajaran kimia di kelas XI yaitu
75. Ditambah lagi berdasarkan pengalaman penulis ketika melaksanakan program
pengalaman lapangan (PPL) kebanyakan guru kurang menggunakan variasi dalam
menggunakan model dan metode mengajar, dengan kata lain guru lebih sering
menggunakan metode ceramah di mana kegiatan belajar mengajar berpusat pada
guru. Akibatnya banyak siswa yang memperoleh hasil belajar kimia di bawah
rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru kimia.
Pembelajaran yang disampaikan dengan cara ceramah membuat siswa bosan,
tidak bersemangat di kelas, kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan
dan berantusias saat berdiskusi kelompok dengan temannya. Padahal yang
seharusnya dilakukan adalah meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar. Aktifnya siswa dalam dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat kegiatan
pembelajaran lebih bermakna.
3
Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum dengan dikeluarkannya
PP 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 berkaitan
dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri dari Pasal 1 Butir 17
(pengertian kerangka dasar kurikulum), Pasal 77A (isi dan fungsi kerangka dasar
kurikulum), serta Pasal 77B (struktur kurikulum) yang merupakan landasan
yuridis dari kurikulum baru indonesia dikenal dengan Kurikulum 2013 (Devisi
PLPG-PSG Rayon 102 Unimed, 2013). Rasional pengembangan kurikulum 2013
ini berdasarkan pengalaman dari kurikulum sebelumya yaitu kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP 2006) yang masih menyisakan sejumlah permasalahan
antara lain: (1) Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan.(2) Kompetensi
belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.(3)
Beberapa
kompetensi
yang
dibutuhkan
sesuai
dengan
perkembangan kebutuhan (pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di
dalam kurikulum. (4) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka
ragam.(5) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi.
Kementerian
pendidikan
dan
kebudayaan
di
Indonesia
telah
menetapkannya dalam aturan kurikulum 2013 yang dimulai pada Juli 2013 lalu.
Kurikulum ini lebih menerapkan karakter pendidikan anak didik dimulai dari
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Implementasi kurikulum 2013
sangat membutuhkan model yang memungkinkan untuk siswa aktif belajar.
Model pembelajaran tradisional dimana pembelajaran berpusat pada guru (teacher
center), tidak bisa lagi digunakan pada saat ini. Oleh karena itu, agar pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar siswa
maka dibutuhkan model pembelajaran yang inovatif pada semua mata pelajaran
(Devisi PLPG-PSG Rayon 102 Unimed, 2013).
Untuk menanggulangi hal-hal yang menyulitkan guru kimia di dalam
menanamkan konsep belajar kimia dan untuk meningkatkan hasil belajar kimia
4
adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah model pembelajaran
kooperatif
tipe
Student
Teams
Achievement
Division
(STAD).
Model
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar, mengingat setiap individu
siswa dalam kelompoknya memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan
kemampuan akademiknya, baik siswa pandai maupun siswa kurang pandai
ataupun bagi siswa yang memiliki perbedaan baik status sosial, ekonomi, ras
maupun gender (Lie, 2002:19).
Strategi pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif seperti
kooperatif, tepat untuk dikembangkan agar siswa lebih banyak terlibat dalam
belajarnya. Dalam pembelajaran kooperatif yang berbasis kelompok, siswa satu
sama siswa lainnya saling berinteraksi. Siswa yang pandai dan memiliki motivasi
tinggi membantu dan memberi dorongan kepada temannya yang memiliki
kemampuan dan motivasi kurang dan demikian sebaliknya siswa yang kurang
dengan penuh kesadaran bersedia memanfaatkan kemampuan temannya yang
lebih pandai untuk memahami konsep dan menyelesaikan tugas-tugas sehingga
mereka dapat bersama-sama mencapai tujuan belajarnya. Slavin (2005)
Agar proses pembelajaran terkesan menarik dan menyenangkan bagi siswa
digunakan media. Menurut Harjanto (1997) media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau informasi pesan. Media yang digunakan pada penelitian ini
adalah berupa media hand out dan media komik . Menurut Waliyanto, (2010)
kegiatan pembelajaran desain bentuk pengembangan kreativitas itu dilakukan
berbasiskan kemampuan mentransfer informasi ke dalam bentuk visual. Bentukbentuk pengasahan kreativitas, yang sekaligus digunakan untuk mengasah feeling
dan insting tersebut, terkait dengan beberapa aspek antara lain aspek inderawi dan
karakter. Kemampuan berkomunikasi secara visual kurang mendapat perhatian di
sekolah-sekolah Indonesia. Sebagai contoh, mata pelajaran menggambar di
sekolah-sekolah di Indonesia hanya diberikan selama satu semester saja. Itupun
masuk dalam mata pelajaran kesenian, dimana seni musik dan seni suara termasuk
di dalamnya. Di negara maju pelajaran menggambar dipandang identik dengan
pelajaran cara berpikir secara visual. Hal ini dapat dipahami karena dalam
5
kenyataannya kemampuan berbahasa visual sangat diperlukan di era digital seperti
sekarang ini. Kemampuan berbahasa secara visual, termasuk di dalamnya berpikir
secara visual, sama pentingnya dengan kemampuan berbahasa secara verbal dan
matematika.
Menurut (Rida 2008), seseorang akan belajar secara maksimal jika
berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya belajarnya. Dengan
demikian melalui desain komunikasi visual siswa akan dapat belajar secara
maksimal jika yang bersangkutan belajar dengan memanfaatkan materi atau media
yang bersifat visual. Materi atau media yang bersifat visual tersebut antara lain
dapat berbentuk peta (maps), diagram, poster, komik, dan media belajar berbasis
komunikasi visual lainnya. Komik sebagai media pembelajaran merupakan salah
satu media yang dipandang efektif untuk membelajarkan dan mengembangkan
kreativitas mahasiswa desain komunikasi visual. Penggunaan media sebagai
perantara penyampaian materi pelajaran dapat menggugah minat dan perhatian
siswa. Dengan adanya media pelajaran maka dapat membantu proses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif sehingga siswa tidak merasa
bosan dan siswa pun menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran kimia
(Rida, 2008).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Muslimah,Y (2012) dapat
disimpulkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada materi hidrolisis garam diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa
meningkat dari 73% menjadi 91% di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Tanjung.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Zulkifli (2010) menunjukkan bahwa
telah terjadi peningkatan hasil belajar kimia dengan bantuan media komik pada
pokok bahasan reaksi redoks. Hal ini terlihat dari perbedaan yang signifikan ratarata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang dibuktikan dengan hasil
perhitungan uji “t” yang telah dilakukan yaitu t hitung> ttabel ( 4,1685>2,0000).
6
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan peneltian
berjudul: “Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan
Media Hand Out dan Komik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team
Achievement Division (STAD) Pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
Pembelajaran yang dilakukan oleh para guru kurang adanya usaha dalam
melibatkan dan mengembangkan proses kemampuan berfikir siswa
akibatnya peserta didik pasif karena kegiatan yang dilakukan adalah duduk,
mendengar, dan mencatat.
2.
Banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami materi hidrokarbon,
karena bersifat abstrak dan nama-nama senyawanya jarang didengarkan
dalam kehidupan sehari-hari, materi ini lebih dominan dalam bentuk hafalan
dan harus diikuti dengan pemahaman.
3.
Guru kurang variatif menggunakan media untuk menarik minat siswa.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini, adapun batasan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI di SMA Negeri 21 Medan
Tahun Ajaran 2014/2015
2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
3. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah Hand Out dan
Komik
4. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan hidrokarbon
5. Hal yang diamati yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang diukur
melalui pre-test dan post- test.
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah
Perbandingan
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa yang Dibelajarkan Dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) Melalui Media Komik lebih tinggi dibandingkan pembelajaran dengan
Media Hand Out pada pokok bahasan Hidrokarbon Di SMA N.21 Medan Tahun
Ajaran 2014/2015.
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui adanya perbandingan peningkatan hasil belajar kimia
siswa
pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD
menggunakan media Hand Out dan media komik pada materi hidrokarbon.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi guru bidang studi khususnya kimia, dapat menjadikan model STAD
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan,
bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan
berfikir positif dan berpendapat, dan memberikan bekal untuk dapat
bekerjasama dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam
kehidupan bermasyarakat.
1.7. Defenisi operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan
pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul
penelitian. Adapun batas istilah yang maksud adalah :
8
1. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang
siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok
(Trianto, 2009).
2. Media Hand Out
Hand Out adalah adalah salah satu bentuk media cetak yang berisi penjelasan
singkat atau elaborasi tentang suatu bahan, menjelaskan kaitan antar topik,
memberikan umpan balik dan langkah tindak lanjut. Dengan kata lain, hand
out adalah selebaran yang berisikan materi pelajaran yang disusun oleh
seorang guru sebagai bahan pendukung penjelasan maupun pengembangan
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Gaya belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang lebih mengandalkan indera
visual untuk menyerap informasi.
4. Media Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang mengunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Bisanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks biasa atau di
tempatkan di dalam „‟balon kata‟‟ komik sering pula di sebut dengan cerita
bergambar atau di singkat cergam.
5. Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas
alam, plastik dan lain-lain.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan yaitu :.
1.
Peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 21 Medan yang
dibelajarkan dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media komik lebih
tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa dengan menngunakan media
hand out.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyarankan yaitu
1.
Agar guru dan calon guru menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dengan menngunakan media
yang lebih menarik yakni media komik dalam meningkatkan hasil belajar
kimia siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon.
2.
Agar mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dengan media komik agar lebih memperhatikan kelemahan
dalam pembelajaran ini.
3.
Dalam menggunakan model ini hal yang tak kalah pentingnya untuk
diperhatikan adalah waktu, karena waktu harus digunakan seefektif mungkin
agar pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
61
Daftar Pustaka
Ahsan,
A., (2012), Student Team Achievement Division (STAD),
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/student-teamachievement-division-stad_3721.html (diakses pada 5april 2014).
Anitah, S.,(2007), Strategi Pembelajaran, edisi ke-1, Penerbit Universitas
Terbuka: Jakarta.
Asmawati,(2011), Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
penguasaan konsep siswa pada materi bunyi, Skripsi, FITK, UIN.
Chairil., 2009. Media Handout. http://chai-chairil.blogspot.com
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga,: Jakarta.
Devisi PLPG Rayon 102, (2013), Buku Kurikulum 2013, Unimed Press: Medan.
Dimyati. (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Hamalik, O., (2001), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bumi Aksara: Jakarta.
Hamdani, ( 2011), Strategi Belajar dan Mengajar. Pustaka Setia : Bandung.
Isjoni, (2007), Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar
Kelompok Alfabeta: Bandung.
K. Widodo, (2013), Hakikat Pembelajaran Kimia : jakarta.
Karpet Biru, (2001) “Komik”, universitas Kristen Petra: Jakarta.
Kreatif dan Bakat.(1999) Gramedia Pustaka Utama, Pusat Penelitian UK Petra:
Surabaya.
Lie.A., (2002), Cooperative Learning. PT. Grasindo : Jakarta.
M.Yuliatun., (2012), Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Hidrolisis Garam Melalui Modelstudent Teams Achievement
Division (Stad) : Jurnal Vidya Karya I Jilid 27 No. 01
Munandar,Utami.(1999) Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif dan Bakat. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
62
Pranata, M.(2003). Ceramah Desain Berbasiskan Kecerdasan Visual. Jurnal
Nirmana. Vol.5, No:Jakarta.
Purba, M. (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Putri, D.K., (2013), model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division),
http://desykartikaputri.wordpress.com/2013/01/02/makalahmodel-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/ (diakses 5
april 2014).
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta : Jakarta .
Slameto, (2010), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudjana., (1992), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Tambunan,M.,Simanjuntak,A.,(2012),Strategi Belajar Mengajar Kimia, Unimed,
Medan.
Trianto, (2009), Mendesain model pembelajaran Inovatif-Kreatif, Kencana,
Jakarta.
Wina, Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Zulkipli, (2010), pengaruh media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada
konsep reaksi redoks: penelitian kuasi eksperimen di SMA N 87 Jakart
:Jakarta.
DENGAN MEDIA HAND OUT DAN KOMIK MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA
POK OK BAHASAN HIDROK ARBON
Oleh :
Purti Pertiwi Lubis
NIM. 4103331040
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
iv
KATA PENGANTAR
Pujidansyukurpenulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga
penulisdapatmenyelesaikanskripsidenganjudulPerbandingan
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Media Hand Out dan Komik melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD)Pada
Pokok
Bahasan
Hidrokarbon”.Adapunpenyusunanskripisiinimerupakansalahsatusyaratuntukmemper
olehgelarSarjanaPendidikanpadaJurusan
Kimia
FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeri
Medan.Dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepadaIbu Dra. Gulmah
Sugiharti, M.Pd sebagaidosen PembimbingSkripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan
dan
saran
kepada
penulis
sejak
awal
pelaksanaanpenelitiansampai
seminar
proposal,
denganpengolahan
datahinggapenyusunanskripsiinidapatselesai. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, Dra.Ani Sutiani,M,Si,danDrs.Rahmat
Nauli,M.Si
yangtelah
memberikan
masukan
dan
saran-saran
demi
kesempurnaanpenyusunanskripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada
bapak Drs.Asep W,Nugraha M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED
yang telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Negri 21
Medanyaitu Ibu , Dra.Hj Yurmiani Siregar M.Si
yang telah memberikan izin
penelitian di sekolah yang bersangkutan dan kepada Bapak Wakil Kepala Sekolah,
Guru-Guru dan Para Pegawai SMA Negri 21 Medan Medanyang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta :
Ayahanda tercinta Achir Lubis dan ibunda tersayang Saripahhannum Nasution yang
telah memberikan dukungan dan semangat, mencucurkan segala keringat, telah
v
bekerja keras demi anak-anaknya, selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk
kebahagiaan anak-anaknya, telah membimbing saya dan adik-adik menjadi anak yang
sholeh/sholeha dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi
penulis, Kakak,Abang dan adik tersayang, yang telah banyak membantu, dan Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Sahabat Monalisa Pakpahan, dan untuk
seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Eks’10,ka Pidiya yang telah memberikan
nasihat selama 4 tahun bersama,’untuk personil parbada (Rian,korry,zizi,ahlam,hari
dan desi) &Nine Icon’’dan Tripel and the genk(mona ,nur ,mesra)menjadi sahabat
yang terbaik dan memberikan doa kepada saya dalam menyelesaikan studi di
Unimed, dan terkhusus untuk orang teristimewa Ilham syahputra harahap selalu ada
disamping saya dan memberikan semangat,nasihat, sahabat tersayang mona lisa
pakpahan,yang telah memotivasi dan memberi masukan penulis dalam mengerjakan
skripsi.
Penulistelahberupayadengansemaksimalmungkindalampenyelesaianskripsiini,
namunpenulismenyadarimasihbanyakterdapatkelemahanbaikdarisegiisimaupuntataba
hasa, untukitu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isiskripsi ini dapat bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
September2014
Penulis,
Purti Pertiwi Lubis
NIM. 4103331040
vi
Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Media Hand Outdan
Komik Melalui Model PembelajaranKooperatif Tipe Student Team Achievement
Division(STAD)Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Purti Pertiwi Lubis (NIM 4103331040)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbandingan peningkatan
hasil belajar kimia siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
STAD menggunakan media Hand Out dan media komik pada materi hidrokarbon.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 21
Medanyang terdiri dari 4 kelas.Sampel penelitian diambil 2 kelas dengan cara random
sample. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajardan
observasi.Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
berupa pilihan ganda dengan jumah sebanyak 21 soal yang telah dinyatakan valid dan
reliabel. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan yakni uji t pihak kanan, dengan taraf
signifikan 0,05 diperoleh thitung> ttabel, yakni thitung= 0,801 >ttabel = 0,361, berarti Ha
diterima dan tolak Ho yaitu hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)melalui media komik lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan media hand out pada pokok bahasan Hidrokarbon. Hal ini
diperoleh dari analisis data gain. Rata-rata gain yang diperoleh siswa di kelas eksperimen
1 adalah 0,42dan kelas eksperimen 2 adalah 0, 62,sehingga persentase peningkatan hasil
belajar pada kelas eksperimen 1 sebesar 42 % sedangkan pada kelaseksperimen 2 sebesar
62 %. Maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan media komik dapata meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok
bahasan hidrokarbon.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Hakikat Pembelajaran Kimia
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
2.1.5. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD)
2.1.6. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD)
2.1.7. Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD)
2.1.8. Gaya belajar visual
2.1.9 Media Pembelajaran
2.1.9.1 Pengertian Media Pembelajaran
2.1.9.2 Fungsi Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
2.1.9.3 Media hand out
2.1.9.4 Komik
2.1.10 Senyawa Karbon
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis Penelitian
2.3.1. Hipotesis Verbal
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
1
6
6
7
7
7
7
9
9
9
10
11
13
14
14
14
20
22
22
22
23
25
26
37
38
38
vii
2.3.2. Hipotesis Statistik
38
Bab III Metode Penelitian
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian
3.3.1. Variabel Penelitian
3.3.2. Instrumen Penelitian
3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Tehnik Pengumpulan Data
3.5.1. Tahapan Persiapan
3.5.2. Tahapan Pelaksanaan
3.5.3. Tahap akhir Penelitian
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes
3.6.2. Uji Normalitas
3.6.3. Uji Homogenitas
3.6.4. Uji Hipotesis
3.6.5. Perkembangan Kemampuan Aspek Kognitif Siswa
39
39
39
39
39
39
39
40
43
44
44
45
46
48
48
48
49
49
50
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Instrument Penelitian
4.1.2 Data Hasil Penelitian
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Normalitas Data
4.2.2 Uji Homogenitas Data
4.2.3 Uji Hipotesis
4.2.4 Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar Siswa
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
51
51
51
52
52
53
53
54
55
56
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
60
60
60
Daftar Pustaka
61
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6.
Tabel 2.7.
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD
Perhitungan skor perkembangan individu
Tingkah penghargaan kelompok
Deret Homolog Senyawa Alkana
Deret Homolog Senyawa Alkena
Deret Homolog Senyawa Alkuna
Rancangan Penelitian
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Normalitas Data Pretes, Postes dan Gain
Uji Homogenitas dari Kedua Sampel
Hasil Uji Hipotesis
Persentasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Halaman
12
15
19
19
28
29
29
44
52
53
54
55
55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 4.1.
Hubungan media dengan pesan dan metode pembelajaran
Skema Alur Penelitian
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Halaman
22
47
55
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 2a
Lampiran 2b
Lampiran 2c
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 2
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Apersepsi
Media Hand out
Media Komik
Analisis Kisi-Kisi Instrumen Tes
Soal Sebelum Divalidasi
kunci jawaban soal
Soal Setelah Divalidasi
kunci jawaban soal setelah divalidasi
Validitas Instrumen Tes
Reliabilitas Instrumen Tes
Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
Daya Beda Instrumen Tes
kesimpulan validasi
Data Hasil Belajar Siswa Kelas
Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Hasil Belajar
Data Gain Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Gain
Uji Normalitas Data Pretes
Uji Normalitas Data Postes
Uji Normalitas Data Gain
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis Hasil Belajar
Perhitungan % Peningkatan Hasil Belajar
Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
Tabel Nilai-Nilai Distribusi T
Tabel Nilai-Nilai Distribus F
Dokumentasi Penelitian
Halaman
63
66
96
113
124
125
129
130
133
134
136
138
144
146
148
151
152
154
156
158
161
163
164
165
166
167
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari sifat, struktur materi, komposisi materi, dan perubahan materi serta
energi yang menyertai perubahan materi. Hal tersebut umumnya diperoleh serta
dikembangkan melalui hasil-hasil eksperimen dan penalaran. Karakteristik konsep
dalam ilmu kimia sebagian besar bersifat abstrak, dan sebagian lain berisi
perhitungan konsep matematis.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, namun kenyataannya di sekolah, menunjukkan sering ditemukannya
sejumlah siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah, terutama untuk
pelajaran eksakta. Rendahnya prestasi dalam bidang Ilmu pengetahuan alam (IPA)
khusunya di sekolah menjadi masalah yang harus banyak mendapatkan perhatian
dan pemecahan.
Banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar rendah, diantaranya
berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor
eksternal). Salah satu faktor dari dalam diri siswa adalah motivasi dari dalam diri
siswa. Salah satu faktor eksternal bersumber dari pendidik/guru adalah
penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi dalam proses
pembelajaran (Slameto, 2010).
Melihat proses pembelajaran kimia yang selama ini berlangsung, bahwa
pada proses pembelajaran yang terjadi masih berfokus kepada guru sebagai
sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa). Ternyata
hal ini merupakan salah satu kelemahan proses pembelajaran di sekolah-sekolah,
artinya pembelajaran yang dilakukan oleh para guru kurang adanya usaha dalam
melibatkan dan mengembangkan proses kemampuan berfikir siswa akibatnya
peserta didik akan dikatakan pasif karena kegiatan yang dilakukan adalah duduk,
mendengar, dan mencatat. Siswa juga kurang tertarik dengan pembelajaran yang
bersifat monoton, yakni guru hanya menjelaskan kemudian meminta siswa
2
mencatat dan mengerjakan soal. Guru kurang variatif menggunakan media untuk
menarik minat siswa.
Khususnya pada pokok bahasan hidrokarbon, banyak siswa yang
mengalami kesulitan memahami materi ini, karena bersifat abstrak dan namanama senyawanya jarang didengarkan dalam kehidupan sehari-hari, materi ini
lebih dominan dalam bentuk hafalan dan harus diikuti dengan pemahaman.
Keadaan ini semakin membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada
pelajaran kimia. Dalam memahami materi hidrokarbon perlu adanya media yang
membantu siswa untuk mempermudah siswa mengingat materi, dan siswa dituntut
untuk aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan observasi di lapangan yaitu di SMAN 21 Medan kebanyakan
proses belajar mengajar di sekolah kurang menarik dan menggunakan kebiasaan
lama dengan cenderung menggunakan metode ceramah saja yang pada prinsipnya
gurulah yang berperan dominan di dalam kelas bukan siswa. Dari hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran kimia setempat bahwa penguasaan siswa
untuk mata pelajaran kimia masih belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari nilai
rata–rata ulangan harian siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 masih
banyak yang belum mencapai KKM untuk mata pelajaran kimia di kelas XI yaitu
75. Ditambah lagi berdasarkan pengalaman penulis ketika melaksanakan program
pengalaman lapangan (PPL) kebanyakan guru kurang menggunakan variasi dalam
menggunakan model dan metode mengajar, dengan kata lain guru lebih sering
menggunakan metode ceramah di mana kegiatan belajar mengajar berpusat pada
guru. Akibatnya banyak siswa yang memperoleh hasil belajar kimia di bawah
rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru kimia.
Pembelajaran yang disampaikan dengan cara ceramah membuat siswa bosan,
tidak bersemangat di kelas, kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan
dan berantusias saat berdiskusi kelompok dengan temannya. Padahal yang
seharusnya dilakukan adalah meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar. Aktifnya siswa dalam dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat kegiatan
pembelajaran lebih bermakna.
3
Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum dengan dikeluarkannya
PP 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 berkaitan
dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri dari Pasal 1 Butir 17
(pengertian kerangka dasar kurikulum), Pasal 77A (isi dan fungsi kerangka dasar
kurikulum), serta Pasal 77B (struktur kurikulum) yang merupakan landasan
yuridis dari kurikulum baru indonesia dikenal dengan Kurikulum 2013 (Devisi
PLPG-PSG Rayon 102 Unimed, 2013). Rasional pengembangan kurikulum 2013
ini berdasarkan pengalaman dari kurikulum sebelumya yaitu kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP 2006) yang masih menyisakan sejumlah permasalahan
antara lain: (1) Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan.(2) Kompetensi
belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.(3)
Beberapa
kompetensi
yang
dibutuhkan
sesuai
dengan
perkembangan kebutuhan (pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di
dalam kurikulum. (4) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka
ragam.(5) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi.
Kementerian
pendidikan
dan
kebudayaan
di
Indonesia
telah
menetapkannya dalam aturan kurikulum 2013 yang dimulai pada Juli 2013 lalu.
Kurikulum ini lebih menerapkan karakter pendidikan anak didik dimulai dari
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Implementasi kurikulum 2013
sangat membutuhkan model yang memungkinkan untuk siswa aktif belajar.
Model pembelajaran tradisional dimana pembelajaran berpusat pada guru (teacher
center), tidak bisa lagi digunakan pada saat ini. Oleh karena itu, agar pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar siswa
maka dibutuhkan model pembelajaran yang inovatif pada semua mata pelajaran
(Devisi PLPG-PSG Rayon 102 Unimed, 2013).
Untuk menanggulangi hal-hal yang menyulitkan guru kimia di dalam
menanamkan konsep belajar kimia dan untuk meningkatkan hasil belajar kimia
4
adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah model pembelajaran
kooperatif
tipe
Student
Teams
Achievement
Division
(STAD).
Model
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar, mengingat setiap individu
siswa dalam kelompoknya memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan
kemampuan akademiknya, baik siswa pandai maupun siswa kurang pandai
ataupun bagi siswa yang memiliki perbedaan baik status sosial, ekonomi, ras
maupun gender (Lie, 2002:19).
Strategi pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif seperti
kooperatif, tepat untuk dikembangkan agar siswa lebih banyak terlibat dalam
belajarnya. Dalam pembelajaran kooperatif yang berbasis kelompok, siswa satu
sama siswa lainnya saling berinteraksi. Siswa yang pandai dan memiliki motivasi
tinggi membantu dan memberi dorongan kepada temannya yang memiliki
kemampuan dan motivasi kurang dan demikian sebaliknya siswa yang kurang
dengan penuh kesadaran bersedia memanfaatkan kemampuan temannya yang
lebih pandai untuk memahami konsep dan menyelesaikan tugas-tugas sehingga
mereka dapat bersama-sama mencapai tujuan belajarnya. Slavin (2005)
Agar proses pembelajaran terkesan menarik dan menyenangkan bagi siswa
digunakan media. Menurut Harjanto (1997) media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau informasi pesan. Media yang digunakan pada penelitian ini
adalah berupa media hand out dan media komik . Menurut Waliyanto, (2010)
kegiatan pembelajaran desain bentuk pengembangan kreativitas itu dilakukan
berbasiskan kemampuan mentransfer informasi ke dalam bentuk visual. Bentukbentuk pengasahan kreativitas, yang sekaligus digunakan untuk mengasah feeling
dan insting tersebut, terkait dengan beberapa aspek antara lain aspek inderawi dan
karakter. Kemampuan berkomunikasi secara visual kurang mendapat perhatian di
sekolah-sekolah Indonesia. Sebagai contoh, mata pelajaran menggambar di
sekolah-sekolah di Indonesia hanya diberikan selama satu semester saja. Itupun
masuk dalam mata pelajaran kesenian, dimana seni musik dan seni suara termasuk
di dalamnya. Di negara maju pelajaran menggambar dipandang identik dengan
pelajaran cara berpikir secara visual. Hal ini dapat dipahami karena dalam
5
kenyataannya kemampuan berbahasa visual sangat diperlukan di era digital seperti
sekarang ini. Kemampuan berbahasa secara visual, termasuk di dalamnya berpikir
secara visual, sama pentingnya dengan kemampuan berbahasa secara verbal dan
matematika.
Menurut (Rida 2008), seseorang akan belajar secara maksimal jika
berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya belajarnya. Dengan
demikian melalui desain komunikasi visual siswa akan dapat belajar secara
maksimal jika yang bersangkutan belajar dengan memanfaatkan materi atau media
yang bersifat visual. Materi atau media yang bersifat visual tersebut antara lain
dapat berbentuk peta (maps), diagram, poster, komik, dan media belajar berbasis
komunikasi visual lainnya. Komik sebagai media pembelajaran merupakan salah
satu media yang dipandang efektif untuk membelajarkan dan mengembangkan
kreativitas mahasiswa desain komunikasi visual. Penggunaan media sebagai
perantara penyampaian materi pelajaran dapat menggugah minat dan perhatian
siswa. Dengan adanya media pelajaran maka dapat membantu proses
pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif sehingga siswa tidak merasa
bosan dan siswa pun menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran kimia
(Rida, 2008).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Muslimah,Y (2012) dapat
disimpulkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada materi hidrolisis garam diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa
meningkat dari 73% menjadi 91% di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Tanjung.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Zulkifli (2010) menunjukkan bahwa
telah terjadi peningkatan hasil belajar kimia dengan bantuan media komik pada
pokok bahasan reaksi redoks. Hal ini terlihat dari perbedaan yang signifikan ratarata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang dibuktikan dengan hasil
perhitungan uji “t” yang telah dilakukan yaitu t hitung> ttabel ( 4,1685>2,0000).
6
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan peneltian
berjudul: “Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan
Media Hand Out dan Komik melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team
Achievement Division (STAD) Pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
Pembelajaran yang dilakukan oleh para guru kurang adanya usaha dalam
melibatkan dan mengembangkan proses kemampuan berfikir siswa
akibatnya peserta didik pasif karena kegiatan yang dilakukan adalah duduk,
mendengar, dan mencatat.
2.
Banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami materi hidrokarbon,
karena bersifat abstrak dan nama-nama senyawanya jarang didengarkan
dalam kehidupan sehari-hari, materi ini lebih dominan dalam bentuk hafalan
dan harus diikuti dengan pemahaman.
3.
Guru kurang variatif menggunakan media untuk menarik minat siswa.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini, adapun batasan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI di SMA Negeri 21 Medan
Tahun Ajaran 2014/2015
2. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
3. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah Hand Out dan
Komik
4. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan hidrokarbon
5. Hal yang diamati yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang diukur
melalui pre-test dan post- test.
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah
Perbandingan
Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa yang Dibelajarkan Dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) Melalui Media Komik lebih tinggi dibandingkan pembelajaran dengan
Media Hand Out pada pokok bahasan Hidrokarbon Di SMA N.21 Medan Tahun
Ajaran 2014/2015.
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui adanya perbandingan peningkatan hasil belajar kimia
siswa
pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD
menggunakan media Hand Out dan media komik pada materi hidrokarbon.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi guru bidang studi khususnya kimia, dapat menjadikan model STAD
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan,
bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan
berfikir positif dan berpendapat, dan memberikan bekal untuk dapat
bekerjasama dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam
kehidupan bermasyarakat.
1.7. Defenisi operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan
pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul
penelitian. Adapun batas istilah yang maksud adalah :
8
1. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang
siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok
(Trianto, 2009).
2. Media Hand Out
Hand Out adalah adalah salah satu bentuk media cetak yang berisi penjelasan
singkat atau elaborasi tentang suatu bahan, menjelaskan kaitan antar topik,
memberikan umpan balik dan langkah tindak lanjut. Dengan kata lain, hand
out adalah selebaran yang berisikan materi pelajaran yang disusun oleh
seorang guru sebagai bahan pendukung penjelasan maupun pengembangan
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Gaya belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang lebih mengandalkan indera
visual untuk menyerap informasi.
4. Media Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang mengunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita.
Bisanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks biasa atau di
tempatkan di dalam „‟balon kata‟‟ komik sering pula di sebut dengan cerita
bergambar atau di singkat cergam.
5. Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas
alam, plastik dan lain-lain.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka
dapat diambil kesimpulan yaitu :.
1.
Peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 21 Medan yang
dibelajarkan dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media komik lebih
tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa dengan menngunakan media
hand out.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyarankan yaitu
1.
Agar guru dan calon guru menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dengan menngunakan media
yang lebih menarik yakni media komik dalam meningkatkan hasil belajar
kimia siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon.
2.
Agar mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dengan media komik agar lebih memperhatikan kelemahan
dalam pembelajaran ini.
3.
Dalam menggunakan model ini hal yang tak kalah pentingnya untuk
diperhatikan adalah waktu, karena waktu harus digunakan seefektif mungkin
agar pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
61
Daftar Pustaka
Ahsan,
A., (2012), Student Team Achievement Division (STAD),
http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/student-teamachievement-division-stad_3721.html (diakses pada 5april 2014).
Anitah, S.,(2007), Strategi Pembelajaran, edisi ke-1, Penerbit Universitas
Terbuka: Jakarta.
Asmawati,(2011), Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
penguasaan konsep siswa pada materi bunyi, Skripsi, FITK, UIN.
Chairil., 2009. Media Handout. http://chai-chairil.blogspot.com
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga,: Jakarta.
Devisi PLPG Rayon 102, (2013), Buku Kurikulum 2013, Unimed Press: Medan.
Dimyati. (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Hamalik, O., (2001), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bumi Aksara: Jakarta.
Hamdani, ( 2011), Strategi Belajar dan Mengajar. Pustaka Setia : Bandung.
Isjoni, (2007), Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar
Kelompok Alfabeta: Bandung.
K. Widodo, (2013), Hakikat Pembelajaran Kimia : jakarta.
Karpet Biru, (2001) “Komik”, universitas Kristen Petra: Jakarta.
Kreatif dan Bakat.(1999) Gramedia Pustaka Utama, Pusat Penelitian UK Petra:
Surabaya.
Lie.A., (2002), Cooperative Learning. PT. Grasindo : Jakarta.
M.Yuliatun., (2012), Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Hidrolisis Garam Melalui Modelstudent Teams Achievement
Division (Stad) : Jurnal Vidya Karya I Jilid 27 No. 01
Munandar,Utami.(1999) Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif dan Bakat. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
62
Pranata, M.(2003). Ceramah Desain Berbasiskan Kecerdasan Visual. Jurnal
Nirmana. Vol.5, No:Jakarta.
Purba, M. (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Putri, D.K., (2013), model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division),
http://desykartikaputri.wordpress.com/2013/01/02/makalahmodel-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/ (diakses 5
april 2014).
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta : Jakarta .
Slameto, (2010), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudjana., (1992), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Tambunan,M.,Simanjuntak,A.,(2012),Strategi Belajar Mengajar Kimia, Unimed,
Medan.
Trianto, (2009), Mendesain model pembelajaran Inovatif-Kreatif, Kencana,
Jakarta.
Wina, Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Zulkipli, (2010), pengaruh media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada
konsep reaksi redoks: penelitian kuasi eksperimen di SMA N 87 Jakart
:Jakarta.