PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG E-MONEY MELALUI JASA PERBANKAN DITINJAU DARI PERATURAN BANK INDONESIA NO 16/8/PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NO 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKT.
PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG E-MONEY MELALUI JASA
PERBANKAN DITINJAU DARI PERATURAN BANK INDONESIA NO
16/8/PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK
INDONESIA NO 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK DAN
PERATURAN BANK INDONESIA
NO. 16/1/PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
JASA SISTEM PEMBAYARAN
ABSTRAK
Elieta Quamila
110110110549
Meningkatnya kegiatan perekonomian nasional merupakan salah
satu faktor utama dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap iklim usaha di Indonesia. Meningkatnya kepercayaan
masyarakat tersebut antara lain tercermin e-money yang terus
menunjukkan peningkatan. Seiring dengan perkembangan E-money yang
terus meningkat maka diperlukannya perlindungan hukum bagi pemegang
uang elektronik tersebut, yang dalam hal ini diatur dalam PBI No
16/8/PBI/2014 tentang Perubahan atas PBI No 11/12/PBI/2009 tentang
Uang Elektronik dan PBI No 16/1/PBI/2014 tentang Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem Pembayaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pertanggungjawaban pihak bank sebagai penyelenggara emoney dalam hal penyalahgunaan e-money oleh pihak ketiga dan
perlindungan hukum bagi pemegang (e-money) dalam melakukan
transaksi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
yaitu penelitian hukum yang mengacu pada norma-norma dan asas asas
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang
dikaitkan dengan permasalahan hukum yang akan dibahas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bank wajib memiliki sistem
yang aman dan amdal secara fisik maupun non fisik sehingga bank wajib
bertanggungjawab dengan menindaklanjuti setiap laporan dari pemegang
e-money terkait adanya penyalahgunaan e-money oleh pihak ketiga, serta
melacak kapan dan dimana kartu e-money tersebut terakhir digunakan.
kedua pemegang e-money perlu mendapatkan perlidungan hukum yang
dilakukan oleh BI dan dibantu oleh OJK sebagai perantara penyelesaian
perlindungan konsumen dalam mekanisnme pelayanan pengaduan
konsumen berdasarkan PBI No 16/1/PBI/2014 tentang Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem Pembayaran dan di dukung dengan POJK No
1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen sektor Jasa Keuangan
Kata Kunci : Perbankan, Perlindungan Hukum Nasabah, E-money, Bank
Indonesia, Pertanggungjawaban Bank.
iv
PERBANKAN DITINJAU DARI PERATURAN BANK INDONESIA NO
16/8/PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK
INDONESIA NO 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK DAN
PERATURAN BANK INDONESIA
NO. 16/1/PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
JASA SISTEM PEMBAYARAN
ABSTRAK
Elieta Quamila
110110110549
Meningkatnya kegiatan perekonomian nasional merupakan salah
satu faktor utama dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap iklim usaha di Indonesia. Meningkatnya kepercayaan
masyarakat tersebut antara lain tercermin e-money yang terus
menunjukkan peningkatan. Seiring dengan perkembangan E-money yang
terus meningkat maka diperlukannya perlindungan hukum bagi pemegang
uang elektronik tersebut, yang dalam hal ini diatur dalam PBI No
16/8/PBI/2014 tentang Perubahan atas PBI No 11/12/PBI/2009 tentang
Uang Elektronik dan PBI No 16/1/PBI/2014 tentang Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem Pembayaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pertanggungjawaban pihak bank sebagai penyelenggara emoney dalam hal penyalahgunaan e-money oleh pihak ketiga dan
perlindungan hukum bagi pemegang (e-money) dalam melakukan
transaksi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
yaitu penelitian hukum yang mengacu pada norma-norma dan asas asas
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang
dikaitkan dengan permasalahan hukum yang akan dibahas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bank wajib memiliki sistem
yang aman dan amdal secara fisik maupun non fisik sehingga bank wajib
bertanggungjawab dengan menindaklanjuti setiap laporan dari pemegang
e-money terkait adanya penyalahgunaan e-money oleh pihak ketiga, serta
melacak kapan dan dimana kartu e-money tersebut terakhir digunakan.
kedua pemegang e-money perlu mendapatkan perlidungan hukum yang
dilakukan oleh BI dan dibantu oleh OJK sebagai perantara penyelesaian
perlindungan konsumen dalam mekanisnme pelayanan pengaduan
konsumen berdasarkan PBI No 16/1/PBI/2014 tentang Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem Pembayaran dan di dukung dengan POJK No
1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen sektor Jasa Keuangan
Kata Kunci : Perbankan, Perlindungan Hukum Nasabah, E-money, Bank
Indonesia, Pertanggungjawaban Bank.
iv