PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG.

(1)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG Meliya Murniasih

ABSTRAK

Penelitian ini mengacu pada permasalahan pokok “Pembinaan tutor melalui pemberian motivasi belajar kepada anak jalanan dalam meningkatkan hasil belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung?”. Rumusan masalah yang peneliti

angkat yaitu : 1) Bagaimana pola pembinaan yang dilakukan oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung, 2) Bagaimana motivasi belajar anak jalanan saat

dibina oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung, 3) Bagaimana efektivitas pola pembinaan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang: 1) Mendeskripsikan pola pembinaan yang dilakukan tutor belajar di Yayasan Beribu

Kota Bandung, 2) Mendeskripsikan motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung, 3) Mengukur efektivitas pola

pembinaan dalam meningkatkan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung. Tinjauan konseptual teoritik penelitian ini mencakup konsep pembinaan, konsep motivasi, konsep belajar, konsep hasil belajar, dan konsep

anak jalanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian sebanyak 8 (delapan) orang warga belajar. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dari hasil analisis penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Pola pembinaan yang dilakukan tutor belajar kepada warga belajar (anak jalanan) sudah sesuai dengan yang diharapkan warga belajar selama menerima pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan serta jenjang usia setiap warga belajar itu

sendiri, (2) Motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik, yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan dan dukungan dari tutor belajar, keluarga, teman,

dan kemauan dalam dirinya sendiri untuk terus belajar dan mendapatkan ilmu yang lebih dari sebelumnya, (3) Efektivitas pola pembinaan dalam meningkatkan

hasil belajar terlihat dari hasil pembelajaran menggunakan pretest dan posttest membaca, menulis, dan berhitung dengan hasil rata-rata meningkat. Kesimpulan

penelitian ini adalah pola pembinaan tutor melalui pemberian motivasi belajar kepada anak jalanan dalam meningkatkan hasil belajar di yayasan beribu kota bandung dilihat dari peningkatan hasil pembelajaran dalam setiap minggunya yang diperkuat hasil wawancara, observasi dan juga test yang diperoleh dari

warga belajar (anak jalanan). Saran dalam pola pembinaan tutor melalui pemberian motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar kepada anak jalanan

sebaiknya lebih dikembangkan dan diberi inovasi baru agar warga belajar tidak merasa bosan dan jenuh dalam setiap pembelajaran yang diberikan dan pemberian


(2)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

CONSTRUCTION TUTORS THROUGH THE MOTIVATION OF LEARNING IN IMPROVING LEARNING OUTCOMES STREET CHILDREN IN THE FOUNDATION OF THE CITY OF BANDUNG

Meliya Murniasih ABSTRACT

This study refers to the basic issue “how the coaching tutor through motivation learn learning results in increasing street children in the Foundation Thousands of Bandung city?”. The purpose of this research was to gain an overview of: 1) Describes the pattern of construction done in the Foundation learning tutor Thousands of Bandung city, 2) Describes the motivation of learning street children built by tutors of learning in the Foundation Of the city of Bandung, 3) a measure the effectiveness of a pattern of development in improving study result of the street children at the foundation motherless city of Bandung.

Review conceptual teoritik research it includes the concept of guidance, the concept of motivation the concept of learning, the concept of the results of study, and the concept of street children. Methods used in this research is a method of deskripstif with a qualitative approach by respondent a total of nine people. As for the data collection techniques used are interviews, observation, and study the documentation. From the results of the analysis of the research conclusion as follows:

(1) The pattern of construction done learning tutor is enough according to which the citizens expect for learning receive instruction that suits your abilities and age level, every citizen learn itself, (2) Motivation to learn street children built by tutor learning is affected by intrinsic and extrinsic factors, namely to increase the knowledge and support of tutors learning, family, friends, and the will in itself to continue to learn and gain knowledge more than ever, (3) The effectiveness of the pattern formation in improving learning outcomes. Recommendations of researchers is for managers to be able to give guidance to tutors to the motivation of learning (street children) can continue to grow and increase, so that no more children who are not school and do not feel the education in schools and also understand how the characteristics of each child in order to be adapted to the learning that is given.

Conclusion of this research is the pattern of coaching tutor through the motivation of learning in improving the results of the study on street children Foundation Thousands of Bandung city seen from the improving learning outcomes in each week reinforced yield interviews, observation and also test obtained from citizens learn (street children). Advice in pattern construction of tutor through the motivation of learning in improving learning outcomes should be more street children developed and given a new innovation in order that children don't feel tired and bored with the gift of motivation to improve learning results.


(3)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anak adalah sebagai generasi penerus pewaris cita-cita perjuangan bangsa dan merupakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu: Hak kebutuhan untuk makan dengan zat-zat yang bergizi, kesehatan, bermain, kebutuhan emosional, pengembangan moral, spiritual, pendidikan serta memerlukan lingkungan keluarga dan sosial yang mendukung kelangsungan hidupnya. (Imadiklus.googlecode.com, psq.or.id)

Dari sekian banyak hak-hak tersebut, pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus diberikan pada setiap anak. Pendidikan perlu ditanamkan sedini mungkin, sehingga sejalan dengan fitrah Allah SWT. Dalam undang undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dalam hal ini fungsi pendidikan adalah menjaga generasi bangsa sejak dini dari berbagai tindakan tindakan negatif. Karena pendidikan berjalan seiring dengan perkembangan anak, maka pendidikan akan sangat mempengaruhi jiwa dan perkembangan anak serta akan menjadi bagian dari kepribadiannya untuk kehidupan kelak kemudian hari.

(Imadiklus.googlecode.com, psq.or.id)

Keluarga menjadi tempat pertama bagi anak untuk mendapatkan pendidikan dari kedua orang tuanya, tentunya pendidikan dalam keluarga belumlah cukup bagi anak untuk menghadapi kerasnya kehidupan. Sehingga diperlukan sekolah sebagai tempat kedua, yang akan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak. Sayangnya tidak semua anak mampu mengenyam dunia pendidikan secara penuh. Banyak faktor yang menyebabkan anak tidak dapat menikmati dunia pendidikan sebagaimana mestinya. (Imadiklus.googlecode.com, psq.or.id)

Krisis ekonomi, adalah sebagai salah satu pemicu utama terjadinya berbagai bencana yang menyebabkan banyak orang tua dan keluarga mengalami penurunan


(4)

2

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya beli, pemutusan hubungan kerja sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Berkaitan dengan itu jumlah anak putus sekolah, terlantar dan marginal semakin bertambah, selain itu akibat yang ditimbulkan terpaksa banyak anak-anak yang harus membantu orangtuanya, karena kemiskinan.

Krisis moneter yang berlangsung di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah memporak-porandakan seluruh aspek kehidupan bangsa terutama sendi-sendi perekonomian bangsa (Journal.unnes.ac.id). Krisis moneter mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan menjadi sekitar 80 juta penduduk dan diperkirakan sekitar 20 juta angkatan kerja menganggur (Journal.unnes.ac.id). Akibatnya mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya Kemiskinan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan diyakini telah mengakibatkan peningkatan eksploitasi terhadap anak dalam melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan dan keahlian tertentu, seperti pemulung, pedagang asongan, dan prostitusi. Fenomena ini terutama terjadi di daerah urban dan menyebabkan munculnya anak jalanan dan terlantar (Depdiknas, 2002).

Berdasarkan hasil survei dan pemetaan sosial anak jalanan pada tahun 1999 yang dilakukan oleh Unika Atmajaya Jakarta dan Departemen Sosial dengan dukungan Asia Development Bank, jumlah anak jalanan adalah 39.861 orang, yang tersebar di 12 kota besar. Pada tahun 2004, menurut Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial, jumlah anak jalanan sebesar 98.113 orang, yang tersebar di 30 provinsi. Khusus di wilayah Bandung kurang lebih berjumlah 5.500 anak jalanan; di wilayah Bogor 3.023 orang; dan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta kurang lebih berjumlah 8.000 orang (Sugiharto, 2004).

Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktu sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan atau tempat umum lainya (Departemen Sosial, 2005 : 5). Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan. UNDP & Departemen Sosial sebagaimana dikutip Saripudin dkk (2009) menjelaskan bahwa anak jalanan menghadapi situasi di mana hak-hak sebagai anak kurang terpenuhi, baik dari aspek pendidikan, kelangsungan hidup,


(5)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tumbuh kembang dan perlindungan. Selain itu, Ennew sebagaimana dikutip oleh Triyanti (2001) menjelaskan bahwa anak jalanan berada dalam lingkungan yang tidak kondusif baik bagi fisik maupun kejiwaan sebagai anak, sebab anak jalanan rentan terhadap berbagai bentuk penindasan, baik yang secara nyata maupun terselubung.

Melihat permasalahan yang dihadapi anak jalanan tersebut maka diperlukan upaya perlindungan dan kesejahteraan anak jalanan dengan memenuhi hak-haknya. Di Indonesia, untuk mewujudkan hak-hak anak telah dikeluarkan UU No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. UU tersebut menjelaskan bahwa anak berhak untuk tumbuh kembang secara wajar serta memperoleh perawatan, pelayanan, asuhan dan perlindungan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anak. Rumah singgah merupakan model penangan anak jalanan sebagai perwujudan dari UU tersebut (Krismiyarsi dkk, 2004).

Kondisi motivasi belajar pada anak jalanan lemah disebabkan karena kurangnya perhatian dari orangtua dan keinginan dari anak jalanan sendiri untuk belajar. Selain dengan adanya kurang motivasi juga di sebabkan karena faktor tuntutan mencari nafkah dijalanan untuk keluarganya dan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya yang kurang mencukupi (Munajat, 2001).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal penelitian yang ditemukan beberapa masalah 1. Anak jalanan memiliki motivasi belajar, membaca, menulis,dan berhitung 2. Adanya perhatian pengurus yayasan dalam mendidik anak jalanan

3. Kemampuan anak jalanan dalam aspek membaca, menulis, dan berhitung rata-rata meningkat

4. Ketekunan tutor yang ada di Yayasan Beribu dalam mendidik anak sangat baik Berdasarkan hasil identifikasi diatas permasalahan peneliti sebagai berikut : Bagaimana pembinaan tutor melalui motivasi belajar kepada anak jalanan dalam meningkatkan hasil belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung?


(6)

4

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menjabarkan rumusan masalah diatas disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pola pembinaan yang dilakukan oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung?

2. Bagaimana motivasi belajar anak jalanan saat dibina oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung?

3. Bagaimana efektivitas pola pembinaan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang kita lakukan harus mempunyai tujuan dan mengandung maksud-maksud tertentu. Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan pola pembinaan yang dilakukan tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung.

2. Mendeskripsikan motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung.

3. Mengukur efektivitas pola pembinaan dalam meningkatkan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung.

D.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu metode yang akan digunakan, dengan menentukan metode penelitian maka akan memandu seorang peneliti dalam menentukan langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus dilakukan dalam penelitiannya. “Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud” (Purwadarminta dalam Sudjana, 2005: 7). Sedangkan penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga


(7)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh pemecahannya” (Ali, 1992). Menurut Hadi (2004) “Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan”.

Dari pengertian mengenai metode dan penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data dari subjek penelitian. Sebagaimana menurut Arikunto (2006: 160), bahwa “Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Berdasarkan kecenderungan data yang di dapat dari studi ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang diambil oleh penulis adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif.

Dalam penelitian ini peneliti mempergunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin memahami secara mendalam mengenai bagaimana pembinaan tutor dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan sehingga tercapainya hasil pembelajaran yang maximal.

Metode yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Jurnal Ilmiah program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi. Bandung, vol 1, No.1. februari 2012). Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi. Di dalam penelitian ini peneliti bermaksud memperoleh gambaran secara mendalam/cermat


(8)

6

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai pembinaan tutor dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah penulis paparkan, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anak-anak dalam kesadarannya untuk belajar. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Menjadi masukan terhadap konsep-konsep teori yang memiliki keterkaitan dengan motivasi belajar khususnya pada anak jalanan.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan atau pedoman oleh pembinaan tutor dalam meningkatkan motivasi anak dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai masukan pengalaman bagi peneliti jika nanti menjadi seorang pembina.

c. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pembina dan juga orang tua dalam upaya memberikan pendidikan atau pembelajaran kepada anak-anak jalanan yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang benar.

d. Diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pembina untuk memberikan motivasi belajar kepada anak jalanan.

e. Masukan bagi pembina dalam mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan kondusif.

f. Menjadi bahan mengajar dan memberikan pembelajaran yang menarik, yang membuat anak ingin terus belajar tanpa memikirkan mencari uang.


(9)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Anggapan Dasar atau Asumsi Penelitian

Menurut Surakhmad (2006:65) “Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Dalam hal ini, penulis beranggapan jika seorang anak memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan didukung dengan kondisi lingkungan yang kondusif serta keefisienan waktu yang digunakan guru dalam pembelajaran akan berbanding lurus dengan hasil pembelajaran. Siswa harus memiliki kesadaran yang tinggi agar mudah dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ada beberapa aspek pembelajaran yang harus siswa ketahui, diantaranya yaitu pengetahuan dan sikap dalam belajar untuk dapat memperoleh hasil yang baik dalam proses belajar mengajar. Jika aspek-aspek tersebut terpenuhi maka proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik dan hasil yang di harapkan dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan siswa.

G. Struktur Organisasi

Dalam buku Pedoman Karya Tulis Ilmiah (2013:12) struktur organisasi Skripsi sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, Anggapan Dasar atau Asumsi Penelitian, dan Struktur Organisasi.

BAB II Kajian Pustaka, merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar teori penelitian.

BAB III Metode penelitian. Berisikan metode penelitian, lokasi dan subjek populasi, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB V Kesimpulan dan Saran. Berisikan kesimpulan dan saran sebagai penjelasan terakhir dan penelitian.


(10)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Yayasan Beribu Bandung Jalan Jembatan Opat No. 1 Kota Bandung.

2. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak sepuluh orang wargabelajar dan satu pengelola, alasan penulis mengambil subyek penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana pola pembinaan tutor dalam proses pembelajaran, bagaimana motivasi belajar anak jalanan dan bagaimana efektivitas pola pembinaan terhadap motivasi belajar anak jalananyang dimiliki oleh setiap warga belajar, serta melihat apa yang dirasakan oleh warga belajar ketika mengikuti pembelajaran sehingga dapat menggambarkan Pembinaan tutor dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian disini merupakan tahapan yang dilaksanakan oleh peneliti yang melakukan rancangan atau alur dari pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian itu dimulai dari permasalahan. Namun, berdasarkan hasil observasi awal yang di teliti bahwa permasalahan yang ditemukan di lapangan ada yang bersifat positif dan negatif, sehingga terdapat kesenjangan antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengatasi kesenjangan dalam penelitian ini, maka peneliti mencari teori yang sesuai untuk mengatasi atau memecahkan permasalahan melalui penelitian dan mencari tahu mengenai faktor penyebab dari kondisi permasalahan tersebut. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab


(11)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan penelitian, yaitu ada empat tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, sesuai yang dikemukakan oleh Meleong (2013: 127) yaitu:

1. Tahap Pra-Lapangan

Pada tahapan pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tahap observasi langsung ke lokasi penelitian, lokasi tersebut menjadikan tempat tesebut sebagai subjek penelitian oleh peneliti untuk meneliti suatu permasalahan yang ada di lokasi tersebut. Selanjutnya, peneliti melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait kepada pengelola yayasan tersebut, pengajar atau tutor dan anak jalanan yang sedang berada disana. Kemudian penulis melakukan wawancara kepada pengelola yayasan, tutor dan juga anak jalanan bagaimana pola pembinaan yang diberikan motivasi untuk meningkatkan hasil belajar, setelah itu penulis mengkaji dan menganalisis apa saja fokus permasalahan yang didapat dari hasil wawancara berkaitan dengan disiplin ilmu yang peneliti kaji.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahapan ini, peneliti menimbang dan memilih data yang akan menjadikan fokus masalah peneliti, serta menentukan narasumber dan metode penelitian yang diteliti ini. Yang dilakukan oleh peneliti yaitu, siapa sajakah yang akan dijadikan subjek penelitian ditempat tersebut, dalam tahap pelaksanaan lapangan ini peneliti menyusun intrumen observasi, wawancara, dan test dan selanjutnya mengumpulkan data yang ada di lapangan, serta membuat kesimpulan dari seluruh hasil data yang telah diperoleh dari lapangan.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data, peneliti menganalisis hasil data dan informasi yang ada di lapangan, karena tahap ini merupakan tahap yang menentukan dalam mencari jawaban atas permasalahan penelitian. Kegiatan analisis data ini dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi yang dihasilkan dari wawancara, observasi, dokumentasi pribadi, dokumen resmi. Kemudian data yang terkumpul diolah sesuai dengan kaidah relevansi pengolahan data dalam penelitian kualitatif. 4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap penulisan laporan ini, peneliti menyajikan keseluruhan tahapan kegiatan selama penelitian. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang telah


(12)

37

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terkumpul selama proses penelitian berlangsung. Analisis data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian sampai pada data dan informasi yang diperlukan terkumpul. Pengolahan data berupa laporan awal atas perbandingan laporan data empirik dengan teoritik, dan pengolahan data terakhir dilakukan setelah data dikumpulkan telah lengkap dan terkumpul. Tahap penulisan laporan merupakan tahap akhir penyusunan hasil penelitian. Setelah itu peneliti berkonsultasi dengan pembimbing dan di setujui untuk diujikan.

C. Metode Penelitian

Peneliti merupakan penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. (idamaya.blogspot.com)

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Metode studi kasus digunakan untuk mendeskripsikan profil motivasi belajar Warga Belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung dan kemudian mendeskripsikan pembinaan tutor dalam meningkatkan motivasi belajar anak jalanan (Warga Belajar).

Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

Dalam melakukan penelitian seseorang dituntut untuk mengetahui dan menerapkan ciri-ciri atau prisip-prinsip seperti berikut:

1) Penelitian perlu dirancang guna memecahkan sesuatu masalah tertentu. Yang pada akhir penelitian hasilnya dapat menjawab masalah tersebut.

2) Penelitian tekanannya untuk mengembangkan generalisasi, prinsip-prinsip, serta teori-teori. Dengan demikian hasilnya mempunyai nilai deskripsi dan prediksi. Dalam hubungan ini, penemuannya terfokus pada suatu objek, kelompok atau situasi tertentu yang spesifik.


(13)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Berangkat dan bermula pada masalah atau objek yang diteliti/observasi. Prosedur penelitian tak dapat digunakan untuk menjawab masalah yang tak bisa diobservasi dan tak mempunyai bukti empiris.

4) Penelitian memerlukan observasi dan deskripsi yang akurat. Untuk itu, peneliti menggunakan kuantifikasi serta berbagai alat ukur/perhitungan dan deskripsi yang cermat. (hidupedward.blogspot.com)

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam yang berada disekitar lingkungan. Meneliti objek dengan menggunakan data yang sudah ada dinamakan membuat laporan tetapi tidak dalam melakukan penelitian. Namun demikian laporan juga dapat dikatakan ppenelitian.

Tahapan dalam melakukan sebuah penelitian selain menentukan sampel, metode, pendekatan dan menyusun desain penelitian yaitu membuat instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2010: 203) bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.


(14)

39

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Pembinaan tutor melalui motivasi belajar kepada anak jalanan dalam meningkatkan hasil belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung

No Aspek Indikator Sub Indikator

1. Pola Pembinaan

Tutor 1. Perencanaan

1.1 Materi 1.2 Waktu 1.3 Personil 1.4 Tempat 1.5 Media/sarana 1.6 Biaya

1.7 Strategi 1.8 Bentuk

2. Pelaksanaan 2.1 Pola Komunikasi 2.2 Keterlibatan Belajar 2.3 Peran tutor

3. Evaluasi 3.1 Suasana Lingkungan 3.2 Aspek Evaluasi 3.3 Instrumen Evaluasi

2. Motivasi Belajar

1. Intrinsik

1.1 Tujuan 1.2 Minat 1.3 Bakat

1.4 Kesiapan Belajar

2. Ekstrinsik

2.1 Sumber Belajar/Materi 2.2 Program/Bentuk 2.3 Sarana/Media 2.4 Lingkungan

3. Efektivitas Pola Pembinaan

1. Hasil Belajar

1.1 Membaca 1.2 Menulis 1.3 Menghitung

2. Sikap Belajar

2.1Keberlanjutan 2.2Kesadaran


(15)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Proses Pengembangan Instrumen

Dalam suatu penelitian diperlukan alat pengumpul data. Hal ini penting untuk memperoleh data yang valid, untuk itu diperlukan suatu alat yang tepat dan akurat yang biasa disebut instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan manusia sebagai instrumen utama yaitu peneliti sendiri, sebagaimana menurut Sugiyono (2008: 223) “Dalam penelitian kuantitatif ‘the researcher is the key instrumen’. Mengemukakan

instrumen manusia dalam penelitian ini dipandang lebih cermat dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Manusia sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bermakna bagi penulis;

2) Manusia sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus;

3) Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan;

4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata;

5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh; 6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkanpada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan; dan

7) Manusia sebagai instrumen , respon yang aneh, dan menyimpang justru diberi perhatian.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. (Arikunto, 2006: 160)

1. Penyusunan kisi-kisi Penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian ini merupakanacuan dalam pembuatan alat pengumpul data, berupa: kisi-kisi penelitian, pedoman wawancara, pedoman


(16)

41

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi. Dalam kisi-kisi penelitian ini terdiri dari beberapa kolom yang berisi tentang pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, aspek-aspek yang diteliti, indikator, teknik pengumpulan data, sumber data.

2. Penyusunan Pedoman Wawancara

Penyusunan pedoman wawancara yang dilakukan peneliti melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan aspek yang diteliti;

b. Merumuskan pertanyaan penelitian dan menjabarkan aspek-aspek tersebut ke dalam indikator penelitian sebagai bahan untuk menetapkan hal-hal yang akan ditanyakan;

c. Menyusun item-item pedoman wawancara. 3. Penyusunan Pedoman Observasi

Penyusunan pedoman observasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan aspek yang diamati;

b. Merumuskan indikator yang akan diamati.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.


(17)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono, 2010 : 203).

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yakni teknik pengumpulan data di mana peneyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala seubyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1994: 162).

Observasi dilakukan bila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang diteliti. Observasi diperlukan untuk menjajaginya, jadi berfungsi sebagai eksplorasi dari hasil ini akan dperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang diteliti dan mungking petunjuk-petunjuk tentang cara memecahkannya.

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas (elib.unikom.ac.id)

3. Dokumentasi

Dalam uraian tentang studi pendahuluan, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda


(18)

43

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. (abdhy88.blogspot.com)

G. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data itu bentuknya teks, kata-kata tertulis, frase dan simbol-simbol yang menggambarkan atau merepresentasikan orang, tindakan dan peristiwa sosial yang ada dalam kehidupan ini. Analisis data kualitatif bisa juga dilakukan dengan sistematis dan logika yang rigit, yang tentu nuansanya berbeda dengan gaya analisis kuantitatif yang mengandalkan statistik. Di masa sekarang, peneliti kualitatif lebih bersifat eksplisit terbuka untuk ‘diuji’ orang lain. Analisis data kualitatif sekarang sudah semakin bersifat ekspisit dan sistematis langkah demi langkah (sinaukomunikasi.wordpress.com).


(19)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dirumuskan beberaap kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola pembinaan yang diberikan oleh tutor kepada warga belajar umumnya berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan warga belajarnya sendiri, dan tutor menyesuaikan dengan warga belajar agar pembelajaran yang dilakukan berjalan sesuai dengan harapan dan keinginan dari warga belajarnya dan meningkatkan juga hasil belajar dengan memberikan pola pembinaan yang baik. Pola pembinaan yang diberikan dalam meningkatkan hasil belajar adalah dengan memberikan pujian, menumbuhkan minat belajar, memberikan hadiah, dan hasrat belajar dengan cara mengajak liburan atau rekreasi.

Hasil pola pembinaan yang diberikan oleh tutor dalam meningkatkan hasil belajar yang terlibat dalam pengelolaan pembelajaran yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dapat disimpulkan oleh peneliti dengan meningkatnya hasil belajar anak jalanan (WB) dilihat dari kehadiran, selalu hadir dalam setiap pembelajaran, hadir tepat pada waktunya sebelum pembelajaran dilakukan, dan keinginan atau ketekunan dalam belajar, serta meningkatnya hasil belajar dalam setiap pembelajaran yang berlangsung.

2. Motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung pada umumnya memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda. Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu umumnya motivasi yang berasal dari kemauan diri sendiri untuk menambah ilmu atau pengetahuan, khususnya


(20)

77

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengasah kemampuan dan kemauan dalam belajar, serta keinginan mau belajar sampai ketingkat yang lebih tinggi agar pendidikan yang diperoleh maksimal, dan tidak mencari uang lagi dijalanan. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu umumnya berasal dari tutor yang selalu memberikan motivasi dalam belajar, lingkungan teman dan keluarga mendukung dan perkembangan belajar serta memotivasi untuk belajar lebih giat. Gambaran motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor setelah mengikuti pembelajaran yang diberikan, yaitu mampu menghasilkan nilai yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Hasil motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor belajar dalam meningkatkan hasil belajar

3. Efektivitas pola pembinaan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung memiliki hasil belajar yang sangat baik. Dari hasil test yang telah dilakukan saat penelitian mengenai keberaksaraan membaca, menulis, dan berhitung sudah mendapat hasil yang optimal setelah warga belajar (anak jalanan) mendapatkan membinaan dari tutor yaitu adanya peningkatan hasil nilai dari test sebelum diberikan pembinaan oleh tutor dan hasil setelah diberikan pembinaan oleh tutor itu sendiri berbeda.

Hasil perhitungan menunjukan bahwa pada aspek membaca terjadi peningkatan 55,2% menghitung mengalami peningkatan 42,7% dan aspek berhitung mengalami peningkatan 54,7%.

B. Saran

Setelah mengkaji permasalahan dalam penelitian khususnya pembinaan tutor melalui motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu sebagai berikut:


(21)

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diharapkan pengelola dapat dengan baik mengarahkan dan memberikan inovasi baru kepada para tutor di Yayasan Beribu, khususnya para tutor bagi anak jalanan agar dapat memberikan pola pembinaan yang tepat untuk warga belajar itu sendiri, sehingga dapat terlaksana dan terjadwal dengan dalam tahap proses hasil pembelajaran warga belajar itu dengan lebih baik.

2. Tutor di Yayasan Beribu Kota Bandung

Diharapkan para tutor di Yayasan Beribu Bandung, khususnya tutor bagi anak jalanan dapat lebih memahami karakteristik anak jalanan dalam sebuah proses pembelajaran disetiap pertemuan, sehingga dengan adanya pemahaman karakter dan tingkahlaku warga belajar (anak jalanan) dalam kebutuhan belajarnya dapat dioptimalkan hasil belajar yang tercapai dengan baik, baik itu dalam segi hal akademik, musik, dan lain sebagainya.

3. Peneliti Berikutnya

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam mengenai pola pembinaan yang diberikan, motivasi dalam belajar, serta efektivitas warga belajar sebelum dan sesudah serta yang selanjutnya tetap sama atau mengalami peningkatan atau bahkan menurun. Sehingga, dapat memeberikan inovasi dan masukan yang baru yang dapat diterima oleh Yayasan Beribu Kota Bandung untuk dikaji kembali dengan lebih baik.


(1)

41

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi. Dalam kisi-kisi penelitian ini terdiri dari beberapa kolom yang berisi tentang pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, aspek-aspek yang diteliti, indikator, teknik pengumpulan data, sumber data.

2. Penyusunan Pedoman Wawancara

Penyusunan pedoman wawancara yang dilakukan peneliti melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan aspek yang diteliti;

b. Merumuskan pertanyaan penelitian dan menjabarkan aspek-aspek tersebut ke dalam indikator penelitian sebagai bahan untuk menetapkan hal-hal yang akan ditanyakan;

c. Menyusun item-item pedoman wawancara. 3. Penyusunan Pedoman Observasi

Penyusunan pedoman observasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan aspek yang diamati;

b. Merumuskan indikator yang akan diamati.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.


(2)

2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono, 2010 : 203).

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yakni teknik pengumpulan data di mana peneyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala seubyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan (Surakhmad, 1994: 162).

Observasi dilakukan bila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang diteliti. Observasi diperlukan untuk menjajaginya, jadi berfungsi sebagai eksplorasi dari hasil ini akan dperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang diteliti dan mungking petunjuk-petunjuk tentang cara memecahkannya.

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas (elib.unikom.ac.id)

3. Dokumentasi

Dalam uraian tentang studi pendahuluan, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda


(3)

43

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. (abdhy88.blogspot.com)

G. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data itu bentuknya teks, kata-kata tertulis, frase dan simbol-simbol yang menggambarkan atau merepresentasikan orang, tindakan dan peristiwa sosial yang ada dalam kehidupan ini. Analisis data kualitatif bisa juga dilakukan dengan sistematis dan logika yang rigit, yang tentu nuansanya berbeda dengan gaya analisis kuantitatif yang mengandalkan statistik. Di masa sekarang, peneliti kualitatif lebih bersifat eksplisit terbuka untuk ‘diuji’ orang lain. Analisis data kualitatif sekarang sudah semakin bersifat ekspisit dan sistematis langkah demi langkah (sinaukomunikasi.wordpress.com).


(4)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dirumuskan beberaap kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola pembinaan yang diberikan oleh tutor kepada warga belajar umumnya berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan warga belajarnya sendiri, dan tutor menyesuaikan dengan warga belajar agar pembelajaran yang dilakukan berjalan sesuai dengan harapan dan keinginan dari warga belajarnya dan meningkatkan juga hasil belajar dengan memberikan pola pembinaan yang baik. Pola pembinaan yang diberikan dalam meningkatkan hasil belajar adalah dengan memberikan pujian, menumbuhkan minat belajar, memberikan hadiah, dan hasrat belajar dengan cara mengajak liburan atau rekreasi.

Hasil pola pembinaan yang diberikan oleh tutor dalam meningkatkan hasil belajar yang terlibat dalam pengelolaan pembelajaran yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dapat disimpulkan oleh peneliti dengan meningkatnya hasil belajar anak jalanan (WB) dilihat dari kehadiran, selalu hadir dalam setiap pembelajaran, hadir tepat pada waktunya sebelum pembelajaran dilakukan, dan keinginan atau ketekunan dalam belajar, serta meningkatnya hasil belajar dalam setiap pembelajaran yang berlangsung.

2. Motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor belajar di Yayasan Beribu Kota Bandung pada umumnya memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda. Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu umumnya motivasi yang berasal dari kemauan diri sendiri untuk menambah ilmu atau pengetahuan, khususnya


(5)

77

Meliya Murniasih, 2014

PEMBINAAN TUTOR MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR KEPADA ANAK JALANAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI YAYASAN BERIBU KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengasah kemampuan dan kemauan dalam belajar, serta keinginan mau belajar sampai ketingkat yang lebih tinggi agar pendidikan yang diperoleh maksimal, dan tidak mencari uang lagi dijalanan. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu umumnya berasal dari tutor yang selalu memberikan motivasi dalam belajar, lingkungan teman dan keluarga mendukung dan perkembangan belajar serta memotivasi untuk belajar lebih giat. Gambaran motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor setelah mengikuti pembelajaran yang diberikan, yaitu mampu menghasilkan nilai yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Hasil motivasi belajar anak jalanan yang dibina oleh tutor belajar dalam meningkatkan hasil belajar

3. Efektivitas pola pembinaan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung memiliki hasil belajar yang sangat baik. Dari hasil test yang telah dilakukan saat penelitian mengenai keberaksaraan membaca, menulis, dan berhitung sudah mendapat hasil yang optimal setelah warga belajar (anak jalanan) mendapatkan membinaan dari tutor yaitu adanya peningkatan hasil nilai dari test sebelum diberikan pembinaan oleh tutor dan hasil setelah diberikan pembinaan oleh tutor itu sendiri berbeda.

Hasil perhitungan menunjukan bahwa pada aspek membaca terjadi peningkatan 55,2% menghitung mengalami peningkatan 42,7% dan aspek berhitung mengalami peningkatan 54,7%.

B. Saran

Setelah mengkaji permasalahan dalam penelitian khususnya pembinaan tutor melalui motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar anak jalanan di Yayasan Beribu Kota Bandung, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu sebagai berikut:


(6)

Diharapkan pengelola dapat dengan baik mengarahkan dan memberikan inovasi baru kepada para tutor di Yayasan Beribu, khususnya para tutor bagi anak jalanan agar dapat memberikan pola pembinaan yang tepat untuk warga belajar itu sendiri, sehingga dapat terlaksana dan terjadwal dengan dalam tahap proses hasil pembelajaran warga belajar itu dengan lebih baik.

2. Tutor di Yayasan Beribu Kota Bandung

Diharapkan para tutor di Yayasan Beribu Bandung, khususnya tutor bagi anak jalanan dapat lebih memahami karakteristik anak jalanan dalam sebuah proses pembelajaran disetiap pertemuan, sehingga dengan adanya pemahaman karakter dan tingkahlaku warga belajar (anak jalanan) dalam kebutuhan belajarnya dapat dioptimalkan hasil belajar yang tercapai dengan baik, baik itu dalam segi hal akademik, musik, dan lain sebagainya.

3. Peneliti Berikutnya

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam mengenai pola pembinaan yang diberikan, motivasi dalam belajar, serta efektivitas warga belajar sebelum dan sesudah serta yang selanjutnya tetap sama atau mengalami peningkatan atau bahkan menurun. Sehingga, dapat memeberikan inovasi dan masukan yang baru yang dapat diterima oleh Yayasan Beribu Kota Bandung untuk dikaji kembali dengan lebih baik.