IMPLEMENTASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) - MANDIRI DI DESA SAPEKEN, KECAMATAN SAPEKEN,KABUPATEN SUMENEP.

IMPLEMENTASI BANTUAN LANGSUNG
MASYARAKAT DALAM PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) - MANDIRI DI DESA SAPEKEN,
KECAMATAN SAPEKEN,KABUPATEN SUMENEP

SKRIPSI

Oleh :
IMAM ALFAQIH
0941010009

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J ATIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014

DAFTAR ISI


HALAMAN J UDUL ......................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJ UAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
ABSTRAKSI ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................. 7

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................. 9

2.2 Landasan Teori ......................................................................... 12
2.2.1 Kebijakan Publik ............................................................. 12
2.2.1.1 Pengertian Kebijakan publik .......................................... 12
2.2.2 Implementasi ................................................................... 15
2.2.2.1 Pengertian Implementasi ............................................... 15
2.2.3 PNPM Mandiri Pedesaan ................................................. 16
2.2.3.1 Pengertian PNPM Mandiri Pedesaan .................. 16
2.2.3.2 Tujuan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM)Mandiri PedesaanPNPM
Mandiri Pedesaan ............................................... 18
2.2.3.3 Prinsip Dasar Program Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Pedesaan. ................................ 19
2.2.4. Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 22
2.2.4.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat................ 22
2.2.4.2 Unsur-Unsur Pemberdayaan ............................... 24

v

2.2.4.3 Program Nasioanal Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPMMdp).......................... 25

2.2.4.4 Manfaat implementasi Program (PNPM) Mandiri
dalam Bidang Ekonomi ...................................... 27
2.3 Kerangka Dasar Teori Implementasi Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri ........................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 31
3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 32
3.3 Fokus Penelitian ....................................................................... 32
3.4 Sumber Data .......................................................................... 34
3.5 Pengumpulan Data .................................................................... 36
3.6 Jenis Data

.......................................................................... 38

3.7 Teknik Analisis Data................................................................. 38
3.8 Keabsahan Data ........................................................................ 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 44
4.1.1 Wilayah Administrasi Desa Sapeken ................................ 44
4.1.2 Kependudukan ................................................................. 45

4.1.3 Keadaan Ekonomi Penduduk Desa Sapeken ..................... 48
4.1.4 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sapeken .............. 51
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

.......................................................................... 82

5.2 Saran

.......................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberi

karunia, rahmat, serta hidayah-NYA sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Implementasi Bantuan Langsung Masyarakat Dalam Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri Di Desa Sapeken Kecamatan
Sapeken, Kabupaten Sumenep”.
Dalam penulisan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan sesuai dengan
kurikulum yang ada pada fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur, progdi ilmu Administrasi Negara.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak akan
terwujud tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis akan
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Lukman Arif,
MSi, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta
saran sehingga terselesainya proposal skripsi ini. Penulis juga menghanturkan rasa
terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi, selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, MSi, selaku ketua prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Susi Hardjati, M.AP, selaku sekretaris Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

iii

4. Ayah & bunda yang sangat tercinta dan terkasih, terimakasih semuanya.”
Aku bukanlah apa-apa jika sampai saat ini kasih sayang dan pengorbananmu
yang begitu tulus yang engkau berikan kepada aku”
5. Pacarku yang tercinta yang tidak ada duanya di dunia ini, maksih atas semua
dukungan yang engkau berikan kepada aku dan selalu menjadi support dalam
Penyusunan proposal skripsi ini “I love you Fiddi”
6. Sahabat-sahabatku di prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,
maupun prodi lain, terima kasih banyak atas bantuannya.
7. Slank dan Bob Marley yang sudah menjadi inspirasiku dalam sehari-hari
berkat lagu-lagu kritis kalian maka aku sampai saat ini menjadi pribadi yang
tangguh, love you forever.

Surabaya, Januari 2015
Penulis


iv

IMPLEMENTASI BANTUAN LANGSUNG
MASYARAKAT DALAM PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) – MANDIRI
DI DESA SAPEKEN, KECAMATAN SAPEKEN,
KABUPATEN SUMENEP
ABSTRAKSI
IMAM AL FAQIH, 2015, Implementasi Bantuan Langsung Masyarakat Dalam
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri) Di Desa
Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.
Penelitian ini didasarkan atas upaya pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan agar lebih
mandiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM – Mandiri) Di Desa
Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan diskriptif kualitatif
dengan tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi serta dokumentasi. Sample atau informan dalam penelitian ini adalah
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PNPM – Mandiri dan masyarakat.

Tekhnik menentukan informan penelitian ini menggunakan tekhnik purposive
sampling, dan analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis model
interaktif (Milles dan Huberman). Keabsahan data dalam penelitian ini meliputi
derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm – Mandiri) Di Desa Sapeken,
Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep belum optimal. Hal ini dibuktikan
dengan pelaksanaan sarana prasarana dan simpan pinjam perempuan,
pelaksanaannya tidak adanya transparansi oleh PNPM – Mandiri terhadap
masyarakat.

Keyword : Implementasi Kebijakan, PNPM-Mandiri, Implementasi PNPMMandiri

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara yang dikelilingi oleh laut, hampir semua provinsi di

Indonesia memiliki perairan laut. Artinya, pasti ada daerah pesisir yang sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Sayangnya, dengan potensi kelautan
yang besar itu, tidak ada sistem pengelolaan yang terpadu berkenaan dengan
sumberdaya laut dan sumberdaya masyarakat pesisir di Indonesia. Sistem yang
ada hanya sistem pengelolaan sentralistik yang hanya memungkinkan penguasaan
sumberdaya laut di Indonesia oleh nelayan maupun masyarakat pesisir dengan
kekuatan modal yang besar. Pada awalnya, pengelolan semacam ini dimulai sejak
masa kolonial belanda setelah itu, diikuti oleh rezim Orde Baru dan Orde Lama
(Satria, 2002: 3).
Pembangunan daerah pesisir kelautan selama tiga dasawarsa terakhir
selalu diposisikan sebagai sektor pinggiran dalam pembangunan ekonomi
nasional. Dengan posisi semacam ini bidang kelautan yang didefenisikan sebagai
sektor perikanan, pariwisata bahari, pertambangan laut, industri maritim,
perhubungan laut, bangunan kelautan dan jasa kelautan serta masyarakat pesisir
bukan menjadi arus utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi nasional.
Kondisi ini menjadi sangat ironis mengingat hampir 70% wilayah Indonesia
merupakan lautan dengan potensi ekonomi yang sangat besar serta berada pada
posisi geopolitis yang penting yakni lautan Pasifik dan Lautan Hindia - kawasan
paling dinamis dalam percaturan dunia baik secara ekonomi dan politik di dunia.


1

2

Sehingga secara ekonomis dan politis sangat logis jika bidang kelautan
dan masyarakat pesisir dijadikan tumpuan dalam pembangunan ekonomi nasional
(Kusumastanto, 2002: 1). Implikasi dari tidak adanya prioritas kebijakan
pembangunan perikanan tersebut, mengakibatkan sangat minimnya prasarana
perikanan di wilayah pesisir, terjadinya abrasi wilayah pesisir dan pantai,
pengrusakan ekosistim laut dan terumbuh karang, serta belum teroptimalkannya
pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan.
Bersamaan dengan arus reformasi yang sedang berjalan, pemikiran ke arah
ekonomi daerah menjadi perhatian baru dalam pengelolaan sumber daya
masyarakat pesisir dan kelautan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa
otonomi daerah yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan pemerataan hasilhasil pembangunan, justru dijadikan alat untuk membentuk rezim baru, tidak
terkecuali dalam pengelolaan sumber daya masyarakat pesisir dan kelautan.
Sekarang ini pembangunan daerah pesisir mulai menjadi fokus utama akibat
terjadinya ketertinggalan pada masyarakat pesisir, karena selain terbatasnya dalam
mengakses sumber permodalan dan lemahnya infrastruktur kelembagaan sosial
ekonomi masyarakat di tingkat desa. Kondisi seperti ini membuat masyarakat

pesisir semakin tertinggal. Untuk itu, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir dalam kiprahnya berusaha meningkatkan pendapatan dan mengurangi
beban masyarakat pesisir.
Hal ini ditempuh dengan memberikan penguatan baik yang bersifat
ekonomi kelembagaan maupun yang sifatnya sosial-budaya yang muaranya
kepada peningkatan kesejahteraan.

3

Kemiskinan

masyarakat

pesisir

berakar

pada keterbatasan akses

permodalan dan kultur kewirausahaan yang tidak kondusif. Keterbatasan akses
permodalan ditandai dengan realisasi modal melalui investasi pemerintah dan
swasta selama periode Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (PJPT I)
yang hanya 0,02 % dari keseluruhan modal pembangunan. Konsekuensinya,
masyarakat daerah pesisir terutama nelayan, kebutuhan permodalan dipenuhi oleh
para tengkulak, toke, atau ponggawa, yang kenyataannya tidak banyak menolong
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, malah cendurung menjeratnya dalam
lilitan utang yang tidak pernah bisa dilunasi. Demikian pula kultur kewirausahaan
mereka masih bercorak manajemen keluarga dengan orientasi sekedar memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari (subsistence).
Saat ini, ada beberapa program penanggulangan kemiskinan yang telah
diluncurkan.

Adapun

program-program

yang

ditetapkan

dalam

masa

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono untuk penanggulangan kemiskinan
adalah : Program Bantuan Langsung Tunai (BLT), Pemberdayaan Masyarakat
melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility/CSR), Program Asuransi Kesejahteraan Sosial, Program Keluarga
Harapan (PKH), Program Beras Untuk Rakyat Miskin (Raskin), Kredit Usaha
Rakyat (KUR), dan terakhir adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM Mandiri) dan yang terbaru adalah Program Bantuan Langsung
Sementara (BLSM) yang merupakan program pemerintah untuk rakyat kurang
mampu atau miskin sebagai bagian dari dampak kenaikan harga BBM pada
tanggal 22 Juli 2013.

4

Program-program pemerintah yang telah diluncurkan tersebut, ada
beberapa program yang dilihat mempunyai kompetensi dalam mengurangi angka
kemiskinan. Program tersebut mempunyai kompetensi karena melibatkan
masyarakat sebagai subjek upaya penanggulangan kemiskinan. Program tersebut
salah satunya adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM – Mandiri). Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
merupakan program nasional penanggulangan kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat yang diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia
pada tahun 2007. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas penanggulangan
kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.
Dalam beberapa kasus pelaksanaan program PNPM Mandiri bahwa PNPM
mandiri perkotaan di Kecamatan Kota Batu telah diimplementasikan secara aktif
dan mandiri oleh masyarakat dan satuan kerja PNPM Mandiri perkotaan beserta
Pemerintah Daerah setempat, dan tepat sasaran. (Fauziah Yuni Aran Tika,2013).
Seterusnya bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Sepala Dalung dan Desa
Sesayap, Kalimantan sudah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh pihak
PNPM Mandiri Pedesaan. (Intan sumiyati,2013).
Keputusan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI NO :
25/KEP/MENKO/VII/2007 tentang pedoman umum pelaksanaan PNPM Mandiri yang ada di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep
mencoba meletakkan kembali dasar-dasar pengembangan kawasan pesisir dengan
berbasis pemberdayaan masyarakat.
kieffer

(1981)

adalah

Keberdayaan dalam ekonomi menurut

meningkatkan

kemampuan

individu

untuk

5

berubah,diarahkan untuk adanya akses terhadap pelayanan keuangan mikro,akses
terhadap pendapatan,akses terhadap aset-aset produktif dan kepemilikan rumah
tangga dan akses terhadap pasar.
Sasaran program seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI NO : 25/KEP/MENKO/VII/2007 adalah
masyarakat pesisir miskin. Masyarakat pesisir miskin yang memiliki pekerjaan
sebagai nelayan,pembudidaya ikan,pedagang hasil perikanan serta usaha-usaha
yang berkaitan dengan perikanan dan kelautan. Namun kondisi dilapangan
berdasarkan observasi menunjukkan bahwa yang memanfaatkan kredit adalah
mereka yang tidak miskin. Peserta program memang tergolong miskin tetapi
masyarakat yang tergolong sangat miskin justru tidak satupun yang tidak pernah
menerima bantuan kredit.
Dalam beberapa kasus seperti di pesisir Tanjung Mas Kota Semarang,
dana pinjaman ternyata tidak digunakan untuk modal usaha tetapi digunakan
untuk membiayai pendidikan anak, membangun rumah atau memenuhi kewajiban
lain. Selain itu ada persepsi bahwa bantuan pemerintah merupakan hibah yang
menyebabkan masyarakat enggan mengembalikan pinjaman secara teratur. Di sisi
lain meskipun kelayakan usaha dan kemampuan peminjaman untuk mencicil
menjadi pertimbangan dalam menentukan sasaran program, tingkat pengembalian
umumnya

masih

kecil

dan

cenderung

bervariasi

antar

bidang

usaha.(suyanto,Igit,2005)
Program PNPM – Mandiri sebagaimana dikemukakan diatas juga
dilakukan di Desa sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Program

6

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri). Sudah berjalan
kurang lebih selama tiga tahun, tetapi dalam kenyataannya masih banyak
masyarakat pesisir terutama para nelayan di daerah tersebut yang belum dapat
membangun ataupun mengembangkan usahanya, masih maraknya hubungan
patron-client antara nelayan dengan para toke atau tengkulak, sebagian besar
masyarakat pesisir di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep
belum dapat memenuhi biaya hidup yang memadai dan kegagalan dalam
menguasai potensi produktif yang tersedia. Hambatan dalam rangka penanganan
Desa Tertinggal di Desa sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep
antara lain lokasi desa yang sangat jauh dari ibu kota kabupaten dan infrastruktur
yang tidak memadai untuk mencapai Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken,
Kabupaten Sumenep, serta umumnya desa tertinggal berada pada daerah pantai,
dimana medan menuju lokasi sangat sulit akibat kondisi alam.dan sarana
transportasi yang tidak memadai Sedangkan upaya yang telah dilakukan terhadap
desa tertinggal di Kepulauan Sapeken, Sumenep.
Menurut (Suara Indonesia.2014). dengan pelaksanaan PNPM-Mandiri
yang ada di Desa Sapeken, kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep sejak
pertengahan tahun 2013 sampai sekarang kegiatan PNPM semakin tak jelas
keberadaannya, ketua Badan Kerjasama Antara Desa (BKAD) SYAMSUL
BAHRI menuturkan bahwa selama ini pengurus UPK PNPM tak pernah
menyampaikan laporan perkembangan pengelolaan keuangan PNPM, termasuk
berapa jumlah kelompok SPP,

7

Dengan melihat latar belakang dan fenomena diatas,Hal ini yang membuat
penulis merasa tetarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Implementasi
Bantuan Langsung Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM) - Mandiri Di Desa Sapeken, Kecamatan
Sapeken, Kabupaten Sumenep”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasakan pengamatan peneliti pada lokasi penelitian dan sesuai dengan
latar belakang yang ada,maka dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana
Implementasi Bantuan Langsung

Masyarakat

Dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) - Mandiri Di Desa Sapeken, Kecamatan
Sapeken, Kabupaten Sumenep”?.

1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pelaksanaan implementasi Bantuan
Langsung Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) - Mandiri Di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.

1.4. Kegunaan penelitian
a. Bagi Penulis selaku Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan melatih berfikir secara sistematik serta
menambah wahana untuk memperluas wawasan tentang Implementasi

8

Bantuan Langsung Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) - Mandiri Di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken,
Kabupaten Sumenep.
b. Bagi Instansi Terkait
memberikan masukan dan sebagai wadah sosialisasi kepada dinas
kelautan dan perikanan serta masyarakat luas dalam memperoleh bantuan
modal untuk memajukan masyarakat pesisir, khususnya masyarakat
pesisir Di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.
c. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
untuk menambah referensi di Perpustakaan Pusat pada umumnya dan
Perpustakaan Jurusan pada khususnya, serta dapat digunakan sebagai
pembantu penelitian yang akan datang yang berkaitan program
pemberdayaan masyarakat pesisir khusunya nelayan.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, oleh:
1. Pangesti, Nimang,(2005) dengan judul penelitian “Implementasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri perdesaan (PNPM-MP) di
Desa Sonowangi Kecamatan Ampel Gading Kabupaten Malang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa
Sonowangi Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan PNPM-MP di Desa
Sonowangi terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan fisik berupa rabat beton
dan kegiatan non fisik berupa simpan pinjam perempuan (SPP). Kegiatan
rabat beton di Desa Sonowangi bertujuan untuk meningkatkan kualitas
infrastruktur jalan dan jembatan sehingga bisa memberikan dampak yang baik
bagi kegiatan lainnya dan ini sudah sesuai dengan visi, misi, tujuan dan
prinsip dari PNPM-MP. Simpan pinjam perempuan (SPP) di Desa Sonowangi
dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik meskipun warga desa Sonowangi
banyak yang tidak berminat mengikuti kegiatan ini karena mereka kurang
mengerti. Kegiatan ini hanya memberikan sedikit sumbangan untuk
meningkatkan ekonomi rumah tangga miskin (RTM) dan hal ini tidak sesuai
dengan visi, misi, tujuan dan prinsip PNPM-MP; Efektivitas Hasil
Pelaksanaan PNPM-MP di Desa Sonowangi untuk kegiatan rabat beton yang

9

10

meliputi input yaitu modal; tenaga; sosialisasi; partisipasi; dan swadaya
masyarakat, proses yaitu partisipasi dalam kegiatan; keruntutan proses; target
waktu; dan kerjasama, output yaitu hasil kegiatan;penerima manfaat dan
outcomes yaitu peningkatan pendapatan dan pengurangan beban; pelestarian
semua berjalan dengan efektif dan optimal.
2. Lituhayu dan Danika,(2010) dengan judul penelitian “Implementasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Pada Simpan Pinjam
Perempuan Di Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara”.
Tujuan dalam penelitian ini: 1.Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan khususnya Simpan
Pinjam Perempuan di Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. 2) Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan khususnya Simpan
Pinjam Perempuan di Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara Tahun 2010. 3)
Untuk menemukan hambatan dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan
Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan khususnya Simpan
Pinjam Perempuan di Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara
Hasil dalam penelitian ini adalah: 1. Program Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) yang telah berjalan di Kecamatan Kembang semenjak tahun 2007 sudah
menghasilkan sejumlah 200 Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang
tersebar di berbagai desa. 2.Dalam pelaksanaannya, implementasi Simpan
Pinjam

Perempuan

(SPP)

di

Kecamatan

Kembang

mengutamakan

pemberdayaan yang mengembangkan masyarakat khususnya kaum perempuan

11

dalam pengembangan ekonomi. Pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) terdiri dari beberapa tahapan yang melibatkan seluruh elemen, mulai
dari masyarakat sebagai penerima kebijakan hingga pemerintah tingkat
kabupaten.
3. Saptanti,Dyah.(2013). dengan judul penelitian “Implementasi Program
Nasional

Pemberdayaan

Masyarakat

Mandiri

Perkotaan

Dalam

Penanggulangan Kemiskinan”
Tujuan dalam penelitian ini 1. Untuk mengetahui implementasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan
Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon dan Kelurahan Krobokan
Kecamatan Semarang Barat. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang
mempengaruhi implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng
Kulon dan Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat. 3. Untuk
mengetahui
Pemberdayaan

strategi

peningkatkan

Masyarakat

implementasi

(PNPM)

Mandiri

Program
Perkotaan

Nasional
dalam

penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng
Kulon dan Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat.
Hasil dalam penelitian ini adalah :1. Implementasi PNPM Mandiri
Perkotaan dalam penanggulangan kemiskinan di Kecamatan Semarang Barat
Kota Semarang belum efektif, karena masih terdapat kegiatan pelaksanaan
PNPM Mandiri Perkotaan yang belum dapat dilaksanakan, misalnya kegiatan
pada unit kegiatan lingkungan dan unit kegiatan ekonomi di Kelurahan

12

Gisikdrono dan Kelurahan Kalibanteng Kulon. Sedangkan implementasi
PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan kemiskinan di Kelurahan
Krobokan semua kegiatannya mampu dilaksanakan dengan baik. 2. Faktorfaktor yang mempengaruhi implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon dan Kelurahan
Krobokan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. 3.
Strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan implementasi PNPM
Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan kemiskinan di Kelurahan
Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon dan Kelurahan Krobokan harus
memperhatikan faktor-faktor komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur
birokrasi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kebijakan Publik
2.2.1.1. Pengertian Kebijakan Publik
Secara luas, kebijakan publik menurut Robert Eyestone dalam Winarno
(2008:17) didefinisikan sebagai hubungan satu unit pemerintah dengan
lingkungannya. Selanjutnya Carl J Friedrich dalam Winarno, (2008:17)
mendefinisikan kebijakan adalah: Suatu arahan tindakan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok atau pemerintahan dalam suatu lingkungan tertentu, yang
memberikan hambatan-hambatan dan kesempatankesempatan terhadap kebijakan
yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai tujuan
atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud tertentu.

13

Sementara itu, James E. Anderson dalam Winarno (2008:18) menjelaskan
bahwa “kebijkan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang
ditetapkan oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu
masalah atau suatu persoalan”. Kebijakan negara itu berupa program-program
pemerintah. Menurut Abdul Wahab (2005:3) kebijakan adalah suatu tindakan
berpola yang mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar keputusan untuk
melakukan sesuatu.
Pemikiran Santoso dalam Winarno (2008:19) mengenai kebijakan publik
adalah serangkaian instruksi dari para pembuat keputusan kepada pelaksana
kebijakan yang menjelaskan tujuantujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan.
Anderson dalam Winarno (2008:20) menjelaskan implikasi dari konsep kebijakan
publik yaitu : (a) kebijakan publik berorientasi pada maksud atau tujuan dan bukan
perilaku secara serampangan; (b) kebijakan merupakan arah atau pola tindakan yang
dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusankeputusan yang tersendiri; (c) kebijaksanaan adalah apa yang sebenarnya dilakukan
oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengendalikan inflasi, atau
mempromosikan perumahan rakyat dan bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah;
(d) kebijakan publik mungkin dalam bentuknya bersifat positif atau negatif.

Implementasi kebijakan menurut Riant Nugroho D. (2003, h.158) pada
prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak
lebih dan tidak kurang untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada
dua pilihan langka yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk
program-program atau melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari
kebijakan publik tersebut. Implementasi kebijakan ialah tindakan-tindakan yang

14

dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau ke-lompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijaksanaan
Implementasi kebijakan haruslah menampilkan keefektivan dari kebijakan
itu sendiri.Menurut Nugroho (2003, h.179) ada “4 (empat) tepat” yang perlu
dipenuhi dalam hal keefektivan implementasi kebijakan, yaitu:
a. Apakah kebijakanya sendiri sudah tepat. Ketepatan kebijakan ini dinilai dari
sejauh mana kebijakan yang ada telah bermuatan hal-hal yang memang
memecahkan masalah yang hendak dipecahkan.
b. “Tepat pelaksanaannya”, aktor implementasi kebijakan tidaklah hanya
pemerintah. Ada tiga lembaga yang dapat menjadi pelaksana, yaitu
pemerintah, kerjasama antara peme-rintah-masyarakat/swasta, atau implementasi kebijakan yang diswastakan.
c. “Tepat target”, ketepatan berkenaan dengan tiga hal. Pertama, apakah target
yang diintervensi sesuai dengan yang direncanakan, apakah tidak ada tumpang
tindih dengan intervensi lain, atau tidak bertentangan dengan intervensi
kebijakan lain. Kedua, apakah targetnya dalam kondisi siap untuk diintervensi
ataukah tidak. Ketiga, apakah intervensi implementasi kebijakan bersifat baru
atau memperbaharui implementasi kebijakan sebelumnya.
d. “Tepat lingkungan”. Ada dua lingkungan yang paling menentukan, yaitu
lingkungan kebijakan, yaitu interaksi diantara lembaga perumus kebijakan dan
pelaksana kebijakan dengan lembaga lain yang terkait.

15

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik
digunakan oleh pemerintah sebagai dasar tindakan pemerintah untuk mengatur dan
melayani masyarakat Negara adalah negara hukum, sehingga hukum menjadi batas,
penentu, dasar dan cara tindakan pemerintah serta segala instansi terkait dalam
mencapai tujuan. PNPM Mandiri Perkotaan merupakan kebijakan publik distributif
yang dibuat oleh pemerintah pusat guna menanggulangi kemiskinan karena kebijakan
ini ditujukan pada kelompok sasaran tertentu yaitu masyarakat miskin.

2.2.2. Implementasi
2.2.2.1. Pengertian Implementasi
Sebagaimana rumusan dari Mazmanian dan Sabatier (dalam Wahab
2005:68-69) mengemukakan “Implementasi adalah pelaksanaan keputusan
kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk Undang- undang namun dapat pula
berbentuk perintah- perintah atau keputusan- keputusan eksekutif yang penting
atau keputusan badan peradilan”. Lazimnya keputusan itu mengidentifikasikan
masalah- masalah yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan
proses implementasinya. Wahab (2005:65) lebih lanjut menyimpulkan bahwa
“Proses Implementasi kebijaksanaan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut
prilaku badan- badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga
menyangkut jaringan kekuatan- kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang
berlangsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku diri semua pihak
yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang
diharapkan (intended) maupun yang tidak diharapkan (spillover/negative effect)”.

16

Menurut Guntur Setiawan (Setiawan, 2004: 39) dalam bukunya yang
berjudul

Implementasi

dalam

Birokrasi

Pembangunan

mengemukakan

pendapatnya sebagai berikut Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya
serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.
Menurut Hanifah (Harsono, 2002: 67) dalam bukunya yang berjudul
Implementasi Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya. Implementasi
adalah suatu proses untuk melaksanakan kegiatan menjadi tindakan kebijakan dari
politik kedalam administrasi. Pengembangan suatu kebijakan dalam rangka
penyempurnaan suatu program.
Dari

pengertian-pengertian

di

atas

memperlihatkan

bahwa

kata

implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme
mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
2.2.3. PNPM Mandiri Pedesaan
2.2.3.1. Pengertian PNPM Mandiri Pedesaan
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan campur
tangan semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun, penanganganya
selama ini tidak berkelanjutan. Peran usaha dan masyarakat pada umumnya juga
belum optimal. Untuk itu diperlukan perubahan yang terarah dan menyeluruh
dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan adalah program nasional dalam wujud

17

kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan.(Tim Pengendali (TP)
PNPM, 2007: 19)
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPMMP) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang
digunakan

PNPM

Mandiri

dalam

upaya

mempercepat

penanggulangan

kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan di wilayah perdesaan. Program ini
dilakukan

untuk

lebih

mendorong

upaya

peningkatan

kualitas

hidup,

kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri
Perdesaan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari PNPM Mandiri dan telah
dilakukan sejak tahun 1998 melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK).
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah pembinaan
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Dalam
Negeri. Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
Dalam Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI
NO:25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 tentang Pedoman Umum Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, dijelaskan pengertian PNPM
Mandiri adalah sebagai berikut : PNPM Mandiri adalah program nasional dalam
wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri
dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan

18

prosedur program, penyediaan pendampingan, dan penataan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan
kemiskinan berkelanjutan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
Mandiri Perdesaan atau PNPMPerdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah satu
mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri
dalam

upaya

mempercepat

penanggulangan

kemiskinan

dan

perluasan

kesempatan kerja di wilayah perdesaan. PNPM Mandiri Perdesaan mengadopsi
sepenuhnya mekanisme dan prosedur Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
yang telah dilaksanakan sejak 1998.
2.2.3.2. Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan
Tujuan Umum PNPM – Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan
mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan
pembangunan. Tujuan khususnya meliputi: Keputusan Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat RI NO : 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007
1) Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin,
kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat
lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan
keputusan dan pengelolaan pembangunan.
2) Meningkatnya

kapasitas

representatif dan akuntabel.

kelembagaan

masyarakat

yang

mengakar,

19

3) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor).
4) Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan
kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan
kemiskinan.
5) Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas
pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi
kemiskinan di wilayahnya.
6) Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan
potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
7) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan
komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

2.2.3.3. Prinsip Dasar Pr ogram Nasioanal Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan
Sesuai dengan penjelasan pada Pedoman Umum PNPM, bahwa PNPM
Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi
landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang
akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatanPNPM Mandiri Perdesaan.
Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorongterwujudnya tujuan PNPM
Mandiri Perdesaan. Prinsip-prinsip itu meliputi :

20

1. Bertumpu pada pembangunan manusia
Pengertian prinsip bertumpu padapembangunan manusia adalah masyarakat
hendaknya memilih kegiatan yangberdampak langsungterhadap upaya
pembangunan manusia daripadapembangunan fisik semata.
2. Otonomi
Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan
mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif
dari luar.
3. Desentralisasi
Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yanglebih luas
kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoraldan
kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kapasitas masyarakat.
4. Berorientasi pada masyarakat miskin
Pengertian prinsip berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala
keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin.
5. Partisipasi
Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktifdalam
proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari
tahapsosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan
memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil.

21

6. Kesetaraan dan keadilan gender
Pengertian prinsip kesetaraan dan keadilangender adalah masyarakat baik lakilaki dan perempuan mempunyai kesetaraandalam perannya di setiap tahapan
program dan dalam menikmati manfaat kegiatanpembangunan,kesetaraan juga
dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saatsituasi konflik.
7. Demokratis
Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat mengambilkeputusan
pembangunan secara musyarawah dan mufakat.
8. Transparansi dan Akuntabel
Pengertian prinsip transparansi dan akuntabeladalah masyarakat memiliki
akses terhadap segala informasi dan prosespengambilan keputusan sehingga
pengelolaan

kegiatan

dapat

dilaksanakan

secaraterbuka

dan

dapat

dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupunadministratif.
9. Prioritas
Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yan
diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan
untukpengentasan kemiskinan.
10. Keberlanjutan
Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam setiappengambilan
keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahapperencanaan,
pelaksanaan,

pengendalian

dan

pemeliharaan

mempertimbangkan sistem pelestariannya.

kegiatan

harus

telah

22

2.2.4. Pemberdayaan Masyarakat
2.2.4.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan

adalah

terjemahan

dari

kata

“empowerment”

yang

mengandung kata “empower” yang juga dapat berarti pemberian kekuasaan, karena
power bukan sekedar daya, tetapi juga kekuasaan, sehingga kata daya tidak saja
bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa (Wrihatnolo dan Riant, 2007:1).
Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang
dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan
martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya (Haw.Widjaja, 2003:
169).

Pemberdayaan

masyarakat

merupakan

upaya

pemerintah

untuk

mendorong akselerasi penurunan angka kemiskinan yang berbasis partisipasi yang
diharapkan dapat menciptakan proses penguatan sosial yang dapat mengantar
masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta berlandaskan iman dan
taqwa (Sumodiningrat, 2009 : 60).
Empowerment Concept atau Konsep Pemberdayaan menurut Merriam
Webster dan Oxford English Dictionary (dalam Luthfan, 2012) mengandung dua
pengertian :
1. Empowerment is to give power or authority to. Pemberdayaan adalah
bagaimana pendelegasian sesuatu kepada seseorang atau sekelompok orang
yang bertujuanuntuk memberikan keputusan yang paling tepat terhadap
masalah yang dihadapi atau pelaksanaan suatu program.

23

2. Empowerment is to give ability or enable to. Pemberdayaan diharapkan
mampu memberikan kemampuan kepada seseorang atau sekelompok orang
untuk melakukan suatu kewenangan dengan menggunakan apa yang dimiliki
baik untuk tujuan pribadi maupun secara masyarakat. Dalam pengertian ini
memiliki unsure ekonomi dimana setelah diberdayakan masyarakat mampu
untuk berusaha meningkatkan harkat dan martabat dan melepaskan diri dari
kondisi kemiskinan.
Menurut Sumodiningrat dalam Rachmawan (2012), mengatakan bahwa
kebijaksanaan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat dipilah dalam tiga
kelompok yaitu :
1. Kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi
memberikan dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan social
ekonomi masyarakat.
2. Kebijaksanaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan
ekonomi kelompok sasaran.
3. Kebijaksanaan khusus yang menjangkau masyarakat miskin melalui upaya
khusus.
Pemberdayaan
Penanggulanan

masyarakat

Kemiskinan

menurut
(TNP2K)

Tim

Nasional

adalah

upaya

Percepatan
untuk

menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan
kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya.Pemberdayaan masyarakat
memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta

24

berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan
berbagai hasil yang dicapai.
2.2.4.2. Unsur-Unsur Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu tema sentral dalam
pembangunan masyarakat seharusnya diletakkan dan diorientasikan searah dan
selangkah dengan paradigma baru pendekatan pembangunan. Menurut Nasikun
(2000:27) paradigma pembangunan yang baru tersebut juga harus berprinsip
bahwa pembangunan harus pertama-tama dan terutama dilakukan atas inisitaif dan
dorongan

kepentingan-kepentingan

masyarakat,

masyarakat

harus

diberi

kesempatan untuk terlibat di dalam keseluruhan proses perencanaan dan
pelaksanaan pembangunannya; termasuk pemilikan serta penguasaan aset
infrastrukturnya sehingga distribusi keuntungan dan manfaat akanlebih adil bagi
masyarakat.
Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan sedikitnya 4
(empat) unsur pokok , yaitu:
1. Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru
kaitannya dengan : peluang, layanan, penegakan hukum, efektivitas negosiasi,
dan akuntabilitas.
2. Keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan
bagaimana mereka terlibat dalam kese-luruhan proses pembangunan.
3. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala
kegiatan yang dilakukan dengan meng-atas-namakan rakyat.

25

4. Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja-sama,
mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya untuk
memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.
2.2.4.3. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perdesaan
(PNPMMdP)
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM
Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah
satu program pemberdayaan masyarakat yang mendukung PNPM Mandiri yang
wilayah kerja dan target sasarannya adalah masyarakat perdesaan. PNPM Mandiri
Perdesaan

mengadopsi

sepenuhnya

mekanisme

dan

prosedur

Program

Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dilaksanakan sejak 1998-2007.
Dalam

pelaksanaannya,

program

ini

memprioritaskan

kegiatan

bidang

infrastruktur desa, pengelolaan dana bergulir bagi kelompok perempuan, kegiatan
pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di wilayah perdesaan.
Program ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
a. Pengembangan Masyarakat,
b. Dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk kegiatan pembangunan,
c. Peningkatan kapasitas pemerintah dan pelaku lokal,
d. Bantuan pengelolaan dan pengembangan program.

Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat didorong
untuk terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses
perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana

26

sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan
dan pelestariannya.Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan berada di bawah
binaan

Direktorat

Pemberdayaan

Departemen/Kementrian

Dalam

Masyarakat

Negeri.

Program

dan
ini

Desa

(PMD),

didukung

dengan

pembiayaan yang bersumber dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
partisipasi dari CSR (Corporate Social Responsibility) dan dari dana hibah serta
pinjaman dari sejumlah lembaga dan negara pemberi bantuan dibawah koordinasi
Bank Dunia.
Masyarakat dengan keberdayaan yang tinggi, adalah masyarakat yang
sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, dan memiliki
nilai-nilai instristik yang juga menjadi sumber keberdayaan, seperti sifat-sifat
kekeluargaan, kegotong – royongan, dan (khusus bagi bangsa Indonesia) adalah
keragaman atau kebhinekaan.
Pemberdayaan secara singkat dapat diartikan sebagai upaya untuk
memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat (miskin)
untuk mampu dan berani bersuara serta kemampuan dan keberanian untuk
memilih. Karena itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses terencana guna
meningkatkan skala atau upgrade utilitas dari obyek yang diberdayakan. Dasar
pemikiran suatu obyek atau target group perlu diberdayakan karena obyek
tersebut mempunyai keterbatasan, ketidakberdayaan, keterbelakangan dan
kebodohan dari berbagai aspek.

27

2.2.4.4. Manfaat implementasi program (PNPM) mandiri dalam bidang
ekonomi
Untuk melihat manfaat program PNPM Mandiri Desa Sepala dan Desa
Sesayap perlunya melihat dari pada keluaran program yang diharapkan dari
peraturan PNPM Mandiri. Yang berdasarkan PTO PNPM Mandiri bahwa
keluaran program yang diharapkan dari pada PNPM Mandiri adalah sebagai
berikut:
1. Terjadinya peningkatan keterlibatan Rumahtangga Miskin (RTM) dan
kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan pelestarian
2. Terlembaganya sistem pembangunan partisipatif di desa dan antar desa
3. Terjadinya peningkatan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi
pembangunan partisipatif
4. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan bagi
masyarakat
5. Terlembaganya pengelolaan dana bergulir dalam peningkatan pelayanan sosial
dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap RTM
6. Terbentuk dan berkembangnya BKAD dalam pengelolaan pembangunan
7. Terjadinya peningkatan peran serta dan kerja sama para pemangku
kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.
2.3. Kerangka Dasar Teori Implementasi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri
Kemiskinan adalah sebagai kondisi yang ditandai oleh serba kekurangan.
Kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, dan kekurangan

28

transportasi

yang

dibutuhkan

oleh

masyarakat.

(httpwww.bps.go.idbrs_filekemiskinan di akses di internet 13 maret 2012).
Sedangkan menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam Mafruhah
(2009 : 15), ukuran kemiskinan ditetapkan berdasarkan 12 kebutuhan dasar
manusia, yaitu: Kemiskinan, Makanan dan giji, Pendidikan, Kondisi pekerjaan,
Situasi kesempatan kerja, Konsumsi dan tabungan, Pengangkutan, Perumahan
Sandang, Rekreasi dan hiburan, Jaminan sosial dan kebebasan Dari latar belakang
kemiskinan yang terjadi inilah diimplementasikannya suatu program PNPM
Mandiri di Desa Sepala Dalung dan Desa Sesayap. Dan implementasi Menurut
Kamus Webster (dalam Abdul Wahab 1997:64) secara pendek berarti
penyediakan

sarana

untuk

melaksanakan

sesuatu

yang

menimbulkan

dampak/akibat terhadap sesuatu. Jika di lihat makna implementasi berarti suatu
proses melaksanakan keputusan kebijaksanaan biasanya dalam bentuk undangundang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif atau dekrit
presiden.
Melalui PNPM ini juga pemerintah mengeluarkan buku pedoman PNPM
Mandiri bahwa PNPM Mandiri yang merupakan program nasional dalam wujud
kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri
dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan
prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan
kemiskinan yang berkelanjutan. Dan Pemberdayaan masyarakat adalah upaya

29

untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu
maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya. Pemberdayaan
masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah
daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

30

Kerangka Ber fikir 2.1
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri
No :
25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007

Implementasi Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan
Masyarakat

Dana Bantuan
Langsung
Masyarakat

Peningkatan
kapasitas pemerintah.
Dan pelaku lokal

Bantuan pengelolaan
dan pengembangan
program

Implementasi Pemberdayaan
Masyarakat Di Desa
Sapeken,Kecamatan Sapeken,
Kabupaten Sumenep

MENINGKATNYA
KESEJAHTERAAN DAN
KESEMPATAN KERJA
MASYARAKAT MISKIN
SECARA MANDIRI
Sumber :Pedoman umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
No : 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. J enis Penelitian
Untuk memperoleh metode yang tepat dalam penelitian maka
tergantung maksud dan tujuan penelitian, Karena penelitian ini merupakan
penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain maka penelitian ini
menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan maksud
ingin mendeskripsikan dan menganalisa tentang Implementasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Desa
Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep. Secara teoritis,
menurut Bagdan dan Taylor (dalam Moleong, 2004:4), penelitian kualitatif
sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pros

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA SAPEKEN KECAMATAN SAPEKEN KABUPATEN SUMENEP MADURA

6 38 32

IMPLEMENTASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) - MANDIRI DI DESA SAPEKEN, KECAMATAN SAPEKEN,KABUPATEN SUMENEP

0 0 17