EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TES POTENSI AKADEMIK TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI OPTIK GEOMETRI DI KELAS X SMA SWASTA JOSUA 1 MEDAN SEMESTER II T.A. 2012/2013.
Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Dan Tes Potensi Akademik Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Optik Geometri Di Kelas X SMA Swasta Josua 1 Medan
Semester II T.A. 2012/2013
TESIS
Andar S. Gultom
NIM : 8106176004
Disetujui Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
ABSTRACT
Andar S Gultom.The Effect of Cooperative Learning Model Type Student
Team Achievement Divisions ( STAD ) and Academic Potential Test for Physics Learning Outcomes in the topic of Geometrical Optics in SMA Swasta Josua 1 Medan. Thesis. Postgraduate School of the State University of Medan, 2013. The purpose of this research is to determine whether there is any difference in result of learning physics which is taught with cooperative model type STAD model and DI model in grade 10, to determine the effect of the student’s academic potential level for the Physics learning outcomes and to know whether there is an interaction between cooperative learning model type STAD and student’s academic potential as the Physics learning outcomes. This research is a quasi-experiment with two-way design. The population in this research is all students in grade 10 with research sample Class X-1 as the control class and Class X-2 as the experiment class which have 32 students in each. The data analysis technique used SPSS 17, ANOVA Factorial 2x2. Based on the test performed, it is concluded: there are differences between the Physics learning outcomes that was taught with cooperative model type STAD and DI model , There was student’s academic potential influence on Physics learning outcomes there was an interaction between cooperative model type STAD and student’s academic potential in improving learning outcomes that was show on Scheffe Test
Keywods: Cooperative learning model type STAD, DI, Academic Potential, Outcomes.
(5)
ABSTRAK
Andar S Gultom. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) dan Tes Potensi Akademik Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Optik Geometri di Sekolah SMA Swasta Josua 1 Medan. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan, 2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika dari siswa yang diajarkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan siswa yang diajarkan Model DI di kelas X, dan Untuk mengetahui pengaruh tingkat potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika, serta Untuk mengetahui Apakah ada interaksi antara Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Potensi Akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen, desain dua jalur. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dengan sampel penelitian yaitu kelas X-1 sebagai kelas control dan kelas X-2 sebagai kelas eksperimen masing-masing sebanyak 32 orang siswa. Teknik analisa data menggunakan SPSS 17, ANAVA Faktorial 2x2. Dari hasil penelitian, disimpulkan: Terdapat perbedaan hasil belajar Fisika siswa yang diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang diajarkan model DI dan terdapat pengaruh tingkat potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika serta terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan potensi akademik siswa dalam meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat dilihat berdasarkan uji lanjut Scheffe. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, DI, Potensi Akademik, Hasil Belajar.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Tes Potensi Akademik Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Optik Geometri Di Kelas X SMA Swasta JOSUA 1 Medan, T.A 2012/2013. Tesis ini disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Fisika Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari tanpa adanya dukungan, petunjuk, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, penyusunan Tesis ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan, maka tidaklah berlebihan dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, baik bantuan moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Nurdin Bukit M.Si dan Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti M.Si, selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan sabar memberikan arahan , bimbingan dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis hingga penyelesaian tesis ini,
2. Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, Prof. Dr. Marabangun Harahap M.S, Bapak Prof. Dr. Sahyar, S.Pd., M.S., M.M, sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan saran-saran sampai selesai penyusunan tesis ini.
3. Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si dan Drs. Usler Simarmata, M.Si sebagai validator instrument penelitian.
(7)
iv
4. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar,M.Si selaku Rektor UNIMED dan Bapak Prof.Dr.H.Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED serta seluruh Bapak / Ibu dosen Pascasarjana Prodi Fisika UNIMED.
5. Bapak M.Parlindungan HRP, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMA Swasta Josua 1 Medan, Ibu Sulastri dan Bapak Ahmad Nawawi S.Pd sebagai guru bidang studi Fisika, atas izin dan bantuan yang diberikan selama penelitian berlangsung.
6. Teman-teman seangkatan Program Pascasarjana Prodi Fisika Tahun 2011 yang senantiasa membantu dan mendukung penulis untuk tetap semangat menyelesaikan tesis ini.
7. Ayahanda St.Drs.Dj.Gultom dan Ibunda T. Br Siregar atas dukungan dan doa untuk keberhasilan anak-anaknya. Dan Tesis ini kupersembahkan kepada Istriku Osmawid Simatupang dan anak-anakku Argimorita Lydia, Andri Pratama , Debora Franscilia , Sarah Triutami.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga untuk penyempurnaan tesis ini kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari para pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak.
Medan , Juni 2013 Penulis,
(8)
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SKEMA ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Pembatasan Masalah ... 6
1.4. Rumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 7
1.6. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Kerangka Teoritis ... 9
2.1.1. Pengertian Belajar ... 9
2.1.2. Pengertian Pembelajaran ... 10
2.1.3. Pengertian Model Pembelajaran ... 11
(9)
vi
2.1.5. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.1.5.1. Kelebihandan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 17
2.1.6.1. Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 19
2.1.7. Pembelajaran Direct Instruction (DI) ... 20
2.1.8. Hasil Belajar ... 22
2.1.9. Tes Potensi Akademik... 22
2.1.10. Materi Pelajaran ... 23
2.2. Penelitian yang Relevan ... 24
2.3. Kerangka Konseptual ... 25
2.4. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
3.2. Populasi dan Sampel ... 29
3.2.1. Populasi Penelitian ... 29
3.2.2. Sampel Penelitian ... 29
3.3. Variabel Penelitian ... 29
3.4. Defenisi Operasional ... 30
3.5.Jenis dan Desain Penelitian ... 31
3.5.1. Jenis Penelititian... 31
(10)
vii
3.6. Prosedur Penelitian... 33
3.7. Instrumen Penelitian... 35
3.7.1. Tes Kemampuan Hasil Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 35
3.7.2.Instrumen Tes Hasil Belajar ... 37
3.8. Uji Coba Istrumen ... 38
3.8.1. Tes Hasil Belajar Pada Materi Optik Geometri ... 38
3.8.2. Angket Tes Potensi Akademik ... 41
3.9. Teknik Analis Data ... 41
3.10. Persentase Peningkatan Hasil Belajar ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1. Hasil Penelitian --- 45
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian --- 45
4.1.1.1. Uji Validitas dan Reabilitas Tes --- 45
4.1.1.2. Tingkat Kesukaran Tes --- 46
4.1.1.3. Daya Pembeda Tes --- 46
4.2. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian --- 47
4.2.1. Deskriptif Statistik Hasil Penelitian --- 47
4.2.2. Uji Asumsi --- 48
4.2.2.1. Uji T Pre-test --- 48
4.2.2.2. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar --- 49
4.2.2.3. Uji Homogenitas --- 50
(11)
viii
4.3. Pengujian Hipotesis Data Hasil Belajar --- 51
4.3.1. Uji Hipotesis Pertama --- 52
4.3.2. Uji Hipotesis Kedua --- 53
4.3.3. Uji Hipotesis Ketiga --- 53
4.3.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar --- 57
4.3.5 Pembahasan --- 58
4.3.5.1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran DI Pada Materi Optik Geometri --- 58
4.3.5.2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADdan Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran DI Dengan Potensi Akademik Pada Optik Geometri --- 60
4.3.5.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Pembelajaran DI dengan Tes Potensi Akademik dalam Mempengaruhi Hasil Belajar --- 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN --- 63
A. Kesimpulan --- 63
B. Saran --- 63
(12)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 16
Tabel 2.2.Sintaks Model Pengajaran Langsung ... 21
Tabel 3.1.Desain Penelitian Dua Group Pre-test dan Post-test ... 32
Tabel3.2.Desain Penelitian Anava ... 32
Tabel 3.3.Pedoman Penskoran Tes Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD … ... 36
Tabel 3.4.Spesifikasi Tes Hasil Belajar ... 37
Tabel 4.1.Rangkuman Validitas Test Hasil Belajar ... 47
Tabel 4.2. Data Deskriptif Statistik Hasil Belajar ... 48
Tabel 4.3.Uji T Pre-test ... 49
Tabel 4.4.Uji Normalitas ... 50
Tabel 4.5.Uji Homogenitas Nilai Pre-test ... 51
Tabel 4.6.ANAVA Dua Jalur ... 52
Tabel 4.7.TesInteraksi Model Dengan Hasil Belajar ... 54
(13)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1.Skema Hukum Pemantulan ... 77
Gambar 1.2.Skema Hukum Pembiasan ... 78
Gambar 1.3.Pemantulan Sempurna ... 79
Gambar 2.1. Proses Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar ... 96
Gambar 4.1.Pola Garis Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran DI dengan Potensi Akademik Terhadap Hasil Belajar ... 61
(14)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) -1 ... 68
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) -2 ... 85
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) -3 ... 104
Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 117
Lampiran 5. Penyelesaian Tes Hasil Belajar... 119
Lampiran 6. Instrumen Tes Potensi Akademik ... 125
Lampiran 7. Sebaran Data Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 130
Lampiran 8. Uji Validitas Test ... 145
Lampiran9. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar --- 132
Lampiran 10. Daftar Nama Siswa --- 133
Kampiran 11.Distribusi Data Penelitian Pre-test Eksperimen dan Kontrol --- 134
Lampiran 12. Distribusi Data Penelitian Post-test Eksperimen dan Kontrol --- 135
Lampiran13. Distribusi Data Penelitian Gain --- 136
Lampiran 14. Distribusi Data PenelitianTes Potensi Akademik --- 137
Lampiran 15. Data Untuk ANOVA 2 x 2 --- 138
Lampiran 16.Deskriptif Statistik Data Penelitian --- 139
Lampiran 17.Uji T Pre-test --- 142
Lampiran 18.Uji Normalitas Data Penelitian --- 143
Lampiran 19.Homogenitas Data Penelitian --- 144
(15)
xiii
Lampiran 21.Uji ANOVA --- 146
Lampiran 22. Diagram Batang Pre-test dan Post-test --- 149
Lampiran23.Gambar Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Model Pembelajaran DI denganTes Potensi Akademik Terhadap Hasil Belajar --- 151
Lampiran 24. Persentase Peningkatan Hasil Belajar --- 152
Lampiran 25.Validitas Tes --- 153
Lampiran 26 Surat Keterangan --- 157
(16)
xi
DAFTAR SKEMA
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah dan merupakan isu yang selalu diperbincangkan dalam dunia pendidikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran, yang meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa diharapkan mampu berkompetensi dalam bidang keilmuan dan mampu menghasilkan gagasan atau ide-ide baru. Dan untuk meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah
Menurut Depdiknas (Ruharjo dkk, 2012) tujuan pembelajaran Fisika di SMA adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip Fisika yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Fisika, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
(18)
sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7) meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan Fisika.
Berdasarkan tujuan tersebut, pelajaran Fisika memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai wahana mengembangkan berbagai kemampuan, dan salah satunya adalah kemampuan berfikir dalam menyelesaikan permasalahan Fisika dalam konsep Matematika .
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru bidang studi Fisika di SMA Swasta Josua 1 Medan, bahwa di sekolah tersebut guru cenderung menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Interaction), pelaksanaan pembelajaran Fisika sebagian besar dilakukan melalui hapalan dan ceramah sehingga penguasaan siswa terhadap konsep-konsep Fisika lemah, akibatnya siswa kurang berminat mempelajari Fisika. Guru cenderung memindahkan pengetahuan yang dimilikinya ke pikiran siswa, lebih mementingkan hasil dari pada proses, mengajarkan secara urut halaman per halaman tanpa membahas keterkaitan antara konsep-konsep Fisika. Hasil survei di laboratorium bahwa peralatan di laboratorium kurang memadai, sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar Fisika. Kesulitan belajar yang dialami siswa salah satunya adalah kesulitan dalam memahami konsep dan operasi matematika. Kesulitan belajar siswa tercermin dari hasil belajar siswa. Terdapat banyak siswa yang sulit melampaui nilai KKM 65, sehingga untuk menuntaskannya, guru harus mengadakan remedial kepada siswa tersebut.
Pada umumnya peguasaan konsep yang baik merupakan suatu yang bermakna, karena hal tersebut sebenarnya lebih dari hanya sekedar menghapal, yaitu
(19)
membutuhkan kemauan siswa mencari hubungan konseptual antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang sedang dipelajari di dalam kelas (Dahar, 1989). Agar pembelajaran lebih optimal, model pembelajaran dan media pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam proses penelitian ini, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pendekatan pembelajaran ini dipilih karena model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya berpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran ini akan mendorong siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatannya seperti diskusi atau pengajaran teman sebaya. Isjoni (2010) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif akan berjalan baik di kelas yang kemampuannya merata, namun sebenarnya kelas dengan kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan pendekatan kooperatif. Dengan demikian kelas yang memiliki kemampuan yang heterogen maka pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk diterapkan. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga sesuai dengan paradigma baru pendidikan Fisika dimana guru adalah sebagai fasilitator. Karena guru adalah sebagai fasilitator maka dalam pembelajaran ini siswa akan dibimbing untuk membangun pengetahuannya sendiri tentang kompetensi dasar yang akan dicapai.
Dari segi peningkatan pemahaman siswa, melalui pendekatan pembelajaran kooperatif akan diperoleh kompetensi berikut yaitu: (1) pemahaman terhadap nilai; (2) kemampuan menerapkan konsep atau pemecahan masalah; (3)
(20)
kemampuan menghasilkan sesuatu secara bersama-sama berdasarkan pemahaman terhadap materi yang menjadi objek kajian, juga dapat dikembangkan (4) softskill kemampuan berfikir kritis, berkomunikasi, bertanggungjawab, serta bekerja sama. Menerapkan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran penting, karena selain mencoba menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah, siswa juga termotivasi untuk bekerja keras dan kerja sama (Sagala, 2009).
Selain alasan tersebut di atas, materi yang disajikan adalah materi yang menuntut pemahaman tinggi terhadap nilai, konsep atau prinsip serta masalah-masalah aktual. Nugroho, dkk (2009) mengungkapkan bahwa, penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses pembelajaran membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran karena adanya saling membantu antarsiswa dalam kelompok sehingga siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit. Jadi , dengan melihat kompetensi yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan model pembelajaran ini, diharapkan hasil akhir dari pembelajaran akan memberi kontribusi positif dalam peningkatan pemahaman dan pemecahan masalah fisika.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan dampak positif dari implimentasi kooperatif bagi siswa. Zakaria Effandi (2010), dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebuah pendekatan efektif yang perlu dilibatkan guru matematik dalam pembelajaran. Sementara penelitian Ganina dan Voolaid (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan efektifitas belajar sebesar 36% dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif.
(21)
Secara konkret, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika di SMA harus didasarkan pada kebutuhan siswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Salah satu aspek penting dalam menyelesaikan permasalahan itu adalah kemampuan berpikir sebelum mengambil suatu tindakan, dan kualitas tindakan yang dilakukan sangat bergantung pada keterampilan praktis. Kemampuan berpikir sebelum melakukan tindakan dapat berarti bahwa suatu tindakan harus dipikirkan baik buruknya terlebih dahulu sebelum dilakukan. Kualitas menyelesaikan berbagai permasalahan ditentukan oleh keterampilan berpikir dan keterampilan emosional, sedangkan kualitas tindakan yang dilakukan seseorang bergantung pada keterampilan psikomotor. Ini berarti bahwa pembelajaran harus menitikberatkan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Efek Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) menggunakan Metode Eksperimen dan Potensi Akademik Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Optik Geometri Di Kelas X SMA Swasta Josua 1 Medan Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
1.2.Identifikasi Masalah
Dari uraian Latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa ( pelajaran Fisika ) yang masih rendah 2. Rendahnya pemecahan masalah dalam belajar Fisika.
(22)
3. Strategi pembelajaran yang selama ini digunakan belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
4. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang belum diterapkan. 5. Proses belajar yang masih berpusat pada guru sehingga proses belajar
mengajar kurang bermakna
6. Kurangnya pemahaman guru terhadap potensi akademik yang dimiliki peserta didik.
7. Sarana laboratorium yang belum lengkap dan kurangnya media pengajaran.
1.3.Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar Fisika di kelas X Semester I di SMA Swasta Josua 1 Medan.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang belum diterapkan.
3. Kurangnya pemahaman guru terhadap potensi akademik yang dimiliki peserta didik.
4. Kurang digunakan media pengajaran dalam proses pembelajaran
1.4.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( menggunakan Metode Eksperimen ) dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran DI ?
(23)
2. Adakah pengaruh tingkat potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika ?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD (menggunakan Metode Eksperimen) dan potensi akademik siswa terhadap hasil belajar Fisika pada materi Optik Geometri ?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (menggunakan Metode Eksperimen) dan siswa yang diajarkan Model pembelajaran DI.
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat potensi akademik terhadap hasil belajar Fisika.
3. Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( menggunakan Metode Eksperimen ) dan potensi akademik terhadap hasil belajar Fisika pada materi Optik Geometri.
1.6.Manfaat Penelitian
1. Secara Praktis
a. Bagi siswa
- Meningkatkan kemampuan keterampilan proses berfikir ilmiah untuk mencapai prestasi akademik
(24)
- Meningkatkan rasa toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman perbedaan serta pengembangan ketrampilan sosial
- Memotivasi siswa untuk lebih terampil dan berani untuk mencoba yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar bidang studi Fisika
b. Bagi Guru suatu masukan
- Menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang mengembangkan proses berfikir ilmiah.
- Mengembangkan keterampilan mengelola proses pembelajaran. - Merangsang minat untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif. c. Bagi sekolah
- Meningkatkan kualitas sesuai dengan landasan iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan.
- Terciptanya pembelajaran bidang studi Fisika yang lebih berkualitas dan inovatif.
2. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi dibidang pendidikan, terutama berkaitan dengan implementasi pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran Fisika.
(25)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan metode eksperimen memperoleh hasil belajar Fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran DI. Hal ini dapat dilihat dari skor nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai rata-rata model pembelajaran dengan DI pada materi Optik Geometri.
2. Potensi akademik tinggi dan potensi akademik rendah memberikan pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar pada materi Optik Geometri.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan metode eksperimen dan potensi akademik dalam mempengaruhi hasil belajar. Hal ini berarti model pembelajaran dan potensi akademik bersama-sama dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
B. Saran
1. Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pelajaran Fisika.
2. Peranan perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi hasil pengajaran, oleh karena itu perlu dilengkapi buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran.
(26)
3. Guru sebaiknya memperhatikan memperhatikan pola mengajar untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran Fisika.
4. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan
baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tersebut tidak
bekerja sepenuhnya.
5. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.
(27)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis, Dwi Yulianti, Langlang Handayani. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata Surya) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kerjasama Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online) 4 (2), 94-99.
Abu, A., & Joko, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Arends, Ricard I, 2008. Learning to teach.[Belajar untuk mengajar] Yogyakarta:
Pustaka pelajar
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chuan L. H. 2005. Effects of Implementations of Cooperative Learning on EFL
College Students in Taiwan. Taiwan: The Fourth Annual Wenshan
International Conference.
Dahar, R. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2005. Cooperative Learning Proyek Peningkatan Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Depdiknas. 2010. Materi pelatihan terintegrasi kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Djamarah, SB. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta.
Ganina &Voolaid. 2008. The influence Of problem solving on studying
Effectiveness in physics.
Fatirul. 2008. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press Isjoni. 2010. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Karuru, P. (2010). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam setting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa kelas VIII SMP, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, (Online) 3(2), 68-85.
(28)
Meltzer. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain in Phisic. New York: Macmillan.
Mudjiono & Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Reneka Cipta.
Nugroho, dkk. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online) 5 (2), 108-112.
Parno. Peningkatan Prestasi Belajar Matakuliah Pilihan Fisika Zat Padat Mahasiswa Pendidikan Fisika Melalui Model STAD Dan Strategi Self-Explanation, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online) 8 (2), 115-126. Purwanto, N. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
Rapi. 2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Alfabeta
Rosida, S. 2011. Pengaruh Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas 2 SMU, Jurnal Penelitian dan
Pengembangan, (Online) 6(2), 89-102.
Ruharjo. 2012. Pemecahan masalah secara analitis dan kreatif, Sarengbudi. Web.id: http;//www.sarengbud.org/disaster.htm (Rabu,23-08-2012 10.00WIB)
Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanaky. 2009: Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Saferia Insania Press. Santyasa, I. 2009. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok, (Online),
(http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/pemahaman-konsep.html,diakses Maret 2012).
Skiba R and Peterson R. 2002. Cooperative Learning, Creating a Positive Climate. (on line) www. Indiana.edu/~safeschl.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(29)
Slavin. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Praktik. Bandung: Nusa Media Subratha, Nyoman. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dan
Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, (Online) 1(2), 135-147.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Suhendra. 2005. Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Kelompok Belajar Kecil
Untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa SMA Pada Aspek Problem Solving Matematik (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Belinyu). Tesis tidak dipublikasikan. UPI: Bandung.
Suherman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung:JICA-UPI
Suprayitno, S (2008). Pengaruh Kecerdasan Matematika Logika Dan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SMA 89 Jakarta Timur,
Jurnal Teknologi Pendidikan (Online) 10 (1), 51-61.
Suprianto, W., & Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta. Sri, H. 2010. Pengaruh kecerdasan matematik-logis terhadap prestasi belajar siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Yokyakarta, Jurnal Penelitian dan Pengembangan (Online) 2 (4), 256-260.
Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kotruktivis. Surabaya: Prestasi Pustaka.
Viktor Rusdianto. 2013. Tes IQ Untuk SMA Dan Sederajat. Jakarta: Vicosta Publishing.
Zakaria, Effendi, dkk. 2010. The Effect of Cooperative Learning on Students' Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics. Malaysia: Departement of Methodology and Educational Practise University Kebangsaan Malaysia.
(1)
keanekaragaman perbedaan serta pengembangan ketrampilan sosial
- Memotivasi siswa untuk lebih terampil dan berani untuk mencoba yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar bidang studi Fisika
b. Bagi Guru suatu masukan
- Menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang mengembangkan proses berfikir ilmiah.
- Mengembangkan keterampilan mengelola proses pembelajaran. - Merangsang minat untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif. c. Bagi sekolah
- Meningkatkan kualitas sesuai dengan landasan iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan.
- Terciptanya pembelajaran bidang studi Fisika yang lebih berkualitas dan inovatif.
2. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi dibidang pendidikan, terutama berkaitan dengan implementasi pengembangan pembelajaran pada mata pelajaran Fisika.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan metode eksperimen memperoleh hasil belajar Fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran DI. Hal ini dapat dilihat dari skor nilai rata-rata hasil belajar Fisika yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai rata-rata model pembelajaran dengan DI pada materi Optik Geometri.
2. Potensi akademik tinggi dan potensi akademik rendah memberikan pengaruh yang berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar pada materi Optik Geometri.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan metode eksperimen dan potensi akademik dalam mempengaruhi hasil belajar. Hal ini berarti model pembelajaran dan potensi akademik bersama-sama dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
B. Saran
1. Siswa harus dibimbing dengan memberikan latihan yang cukup untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pelajaran Fisika.
2. Peranan perpustakaan di sekolah juga mempengaruhi hasil pengajaran, oleh karena itu perlu dilengkapi buku-buku yang berhubungan dengan pelajaran.
(3)
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran Fisika.
4. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya diperhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa dalam kelompok tersebut tidak bekerja sepenuhnya.
5. Pertimbangkan waktu dalam pelaksanaan model pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis, Dwi Yulianti, Langlang Handayani. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata Surya) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kerjasama Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online) 4 (2), 94-99.
Abu, A., & Joko, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Arends, Ricard I, 2008. Learning to teach.[Belajar untuk mengajar] Yogyakarta:
Pustaka pelajar
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chuan L. H. 2005. Effects of Implementations of Cooperative Learning on EFL College Students in Taiwan. Taiwan: The Fourth Annual Wenshan International Conference.
Dahar, R. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2005. Cooperative Learning Proyek Peningkatan Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Depdiknas. 2010. Materi pelatihan terintegrasi kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Djamarah, SB. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta.
Ganina &Voolaid. 2008. The influence Of problem solving on studying Effectiveness in physics.
Fatirul. 2008. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press Isjoni. 2010. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Karuru, P. (2010). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam setting Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa kelas VIII SMP, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, (Online) 3(2), 68-85.
(5)
Meltzer. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Phisic. New York: Macmillan.
Mudjiono & Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Reneka Cipta.
Nugroho, dkk. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online) 5 (2), 108-112.
Parno. Peningkatan Prestasi Belajar Matakuliah Pilihan Fisika Zat Padat Mahasiswa Pendidikan Fisika Melalui Model STAD Dan Strategi Self-Explanation, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (Online) 8 (2), 115-126. Purwanto, N. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
Rapi. 2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Alfabeta
Rosida, S. 2011. Pengaruh Pembelajaran Aktif Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas 2 SMU, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, (Online) 6(2), 89-102.
Ruharjo. 2012. Pemecahan masalah secara analitis dan kreatif, Sarengbudi. Web.id: http;//www.sarengbud.org/disaster.htm (Rabu,23-08-2012 10.00WIB)
Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanaky. 2009: Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Saferia Insania Press. Santyasa, I. 2009. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model
Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok, (Online),
(http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/pemahaman-konsep.html,diakses Maret 2012).
Skiba R and Peterson R. 2002. Cooperative Learning, Creating a Positive Climate. (on line) www. Indiana.edu/~safeschl.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(6)
Slavin. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Praktik. Bandung: Nusa Media Subratha, Nyoman. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dan
Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada, Jurnal Penelitian dan Pengembangan, (Online) 1(2), 135-147.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Suhendra. 2005. Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Kelompok Belajar Kecil Untuk Mengembangkan Kemampuan Siswa SMA Pada Aspek Problem Solving Matematik (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Belinyu). Tesis tidak dipublikasikan. UPI: Bandung.
Suherman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:JICA-UPI
Suprayitno, S (2008). Pengaruh Kecerdasan Matematika Logika Dan Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SMA 89 Jakarta Timur, Jurnal Teknologi Pendidikan (Online) 10 (1), 51-61.
Suprianto, W., & Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta. Sri, H. 2010. Pengaruh kecerdasan matematik-logis terhadap prestasi belajar siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Yokyakarta, Jurnal Penelitian dan Pengembangan (Online) 2 (4), 256-260.
Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kotruktivis. Surabaya: Prestasi Pustaka.
Viktor Rusdianto. 2013. Tes IQ Untuk SMA Dan Sederajat. Jakarta: Vicosta Publishing.
Zakaria, Effendi, dkk. 2010. The Effect of Cooperative Learning on Students' Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics. Malaysia: Departement of Methodology and Educational Practise University Kebangsaan Malaysia.