Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Kerja Optatif dan Pola Pelengkap Kemungkinan Dalam Kalimat Yang Menyatakan Kemampuan.

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Nama : Joe.Alvin Program studi : S1 Sastra China

Judul : ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA OPTATIF “会 , 能 , 可 以” DAN POLA PELENGKAP KEMUNGKINAN DALAM KALIMAT YANG MENYATAKAN KEMAMPUAN

Menyatakan kemampuan dalam bahasa Mandarin dapat menggunakan beragam cara, diantaranya adalah dengan menggunakan pelengkap kemungkinan atau kata kerja optatif “会 , 能 , 可 以” . Penulis mendapati fakta bahwa masih banyak mahasiswa/i Universitas Kristen Maranatha program studi sastra China yang masih kurang tepat dalam menyatakan kemampuan dengan menggunakan bahasa Mandarin. Penulis melihat hal ini penting untuk dianalisis mengingat bahwa menyatakan kemampuan merupakan hal yang umum dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode modekatif. Data diperoleh dari angket, soal latihan penerjemahan lisan dan soal latihan tertulis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis dan faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan mahasiswa/i dalam menyatakan kemampuan. Penelitian ini pertama akan menganalisis penyimpangan yang dilakukan mahasiswa/i dalam menyatakan kemampuan apakah termasuk kesalahan atau kekeliruan. Yang termasuk kesalahan akan dianalisa berdasarkan jenis kesalahan, ragam kesalahan, sifat kesalahan dan faktor penyebab kesalahan.

Kata kunci:


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Name : Joe.Alvin

The Study Program : S1 Literature China

Title : ERROR ANALYSIS USING OPTATIVE VERB "会, 能 , 可 以 " AND COMPLEMENTARY POSSIBILITY IN SENTENCE WHICH REPRESENT THE POSSIBILITY OF CAPABILITY

Represent capability using Chinese languange can use variety ways. Such as using a complementary possibility or the optative verb “会 ,能, 可以”. The writer got the fact, that there still many Maranatha Christian University Chinese Studies students are not correct using represent capability using Chinese languange . The writer assume this problem can analized, because represent capability are often to be used in daily life. This research using modecative method. All data are obtained from the questionnaire, exercises oral translation and written exercises. The purpose of this research to determine the types and the factors that cause errors made objects in the represent capability. This research will analyze the object of irregularities committed in represent capabilities including whether mistakes or errors. Which includes mistakes will be analyzed based on the type of error, the errors variety, the nature of the error and the causes of errors.

Keywords :


(3)

Universitas Kristen Maranatha

摘要

姓名 :郑原

专业 : 本科 汉语专 业

标题 :能愿 动词“会 ,能, 可以”和 可能补 语的偏 误分析

汉语里 有几种 表达 有无 能力做 某事 的方式 ,其 中是 用能愿 动词 会, 能,可

以 , 可以 用可 能补 语 笔 者发 现玛大 中文 本科 有很多 学生 不能 完全正

确地用 汉语表 达 能力 笔 者认 为因在 日常 生活 里 常 表达 意思 而有必

要针对 于学生 的错 误进 行分析 本 研究使 用的 是模型 法, 为了 得到实 际数据 ,

笔者给 学生发 出了 问卷 和练 题 本研究 的目 的是 为了更 进一 步地了 解学

者犯错 的种类 和原 因 首先, 笔者 分辨偏 误和 错误 ,属于 错误 的将按 照错误

的种类, 特点和 原因进 行分析 键词:


(4)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN LEMBAR PERSETUJUAN REVISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ··· i

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ··· ii

ABSTRAK ··· ··· iii

DAFTAR ISI ··· iv

DAFTAR TABEL ··· vii

DAFTAR LAMPIRAN ··· viii

1.PENDAHULUAN ··· ··· 1

1.1. Latar Belakang ··· 1

1.2.Rumusan Masalah ··· 4

1.3.Tujuan Penelitian ··· 4

1.4.Manfaat Penelitan ··· 4

1.5.Metodologi Penulisan ··· 5

1.6.Pembatasan Masalah ··· 6

1.7.Sistematika Penulisan ··· 7

2.LANDASAN TEORI ··· 8

2.1Analisis Kesalahan Berbahasa ··· 8

2.2.Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Berbahasa ··· 8

2.3.Taksonomi Kesalahan Berbahasa ··· ··· 9

2.3.1.Taksonomi Linguistik ··· 10

2.3.2.Taksonomi Siasat Permukaan ··· 10

2.3.3.Taksonomi Komperatif ··· 13

2.3.4.Taksonomi Efek Komunikatif ··· 15

2.4.Pelengkap Kemungkinan··· ··· 16

2.4.1.得/不+结果 补语/趋向补 语··· ··· 17

2.4.2. 得/不+了(liǎo) ··· 20


(5)

Universitas Kristen Maranatha

2.5.Kata Kerja Optatif 能愿 动词 ··· 22

2.5.1.Perbedaan 会 能 可以” ··· 22

2.6.Perbandingan能/不能+V dan V+可能 补 语··· 24

2.7.Perbedaan Bisa, Boleh, Dapat dan Mampu··· 25

2.7.1. Perbedaan berdasarkan Kelas Kata ··· ··· 25

2.7.2.Perbedaan berdasarkan Kecondongan Makna ··· 26

2.7.3.Perbedaan berdasarkan Ragam Bahasa ··· 27

3.JENIS DAN FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN ··· 29

3.1.Analisa Angket ··· ··· 30

3.1.1.Angket Tenaga Pengajar ··· 30

3.1.2.Angket Siswa ··· 31

3.1.3.Buku Ajar··· ··· 32

3.2.Analisa Kesalahan atau Kekeliruan ··· 32

3.3.Analisa Kesalahan Latihan Soal Bagian Pertama ··· 35

3.3.1.Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif “会” ··· 35

3.3.2.Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif “可以” ··· ··· 36

3.3.3.Menyatakan Kemampuan Menggunakan Pola Pelengkap Kemungkinan··· 37

3.4. Analisa Kesalahan Latihan Soal Bagian Kedua··· 39

3.4.1. Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif“会” ··· 39

3.4.2. Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif “能” ··· 43

3.4.3. Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif “可以” ··· 45

3.4.4. Menyatakan Kemampuan Menggunakan Pola Pelengkap Kemungkinan ··· 46

3.4.5.Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif dan Pelengkap Kemungkinan ··· 50


(6)

Universitas Kristen Maranatha

3.5.Analisa Kesalahan Latihan Soal Bagian Ketiga ··· 55

3.5.1. Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif 会 ··· ··· 55

3.5.2. Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif 能 ··· ··· 57

3.5.3 . Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif 可以 ··· 59

3.5.4.Menyatakan Kemampuan Menggunakan Pola Pelengkap Kemungkinan ··· 61

3.5.5. Menyatakan Kemampuan Menggunakan Kata Kerja Optatif atau Pola Pelengkap Kemungkinan··· 64

4.KESIMPULAN DAN SARAN··· 70

4.1.Kesimpulan ··· 70

4.2.Saran ··· ··· 72

LAMPIRAN ··· 73


(7)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Perbandingan antara Kesalahan dan Kekeliruan

(Tarigan, 2011:68) ··· 9

Tabel 2.2.Perbandingan Kecondongan Makna 会 能 dan 可以 ··· 23

Tabel 2.3.Kelas Kata “Bisa, Boleh, Dapat dan Mampu” ··· 26

Tabel 2.4.Kecondongan Makna “Bisa, Boleh Dapat, dan Mampu” ··· 27

Tabel 2.5.Ragam Bahasa “Bisa, Boleh, Dapat dan Mampu” ··· 28

Tabel 3.1.Tabel Contoh Analisa Kesalahan dan Kekeliruan ··· 33


(8)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ··· ···· 73 Lampiran 3.3.1. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif 会 ··· 73 Lampiran 3.3.2. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif 可 以 ··· 73 Lampiran 3.3.3. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Pola Pelengkap Kemungkinan ··· 74 LAMPIRAN B ··· ···· 75 Lampiran 3.4.1. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif 会 ··· ··· 75 Lampiran 3.4.2. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif 能 ··· ··· 76 Lampiran 3.4.3. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

kata kerja optatif 可以 ··· 77 Lampiran 3.4.4. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Pola Pelengkap Kemungkinan ··· 78 Lampiran 3.4.5. Menyatakan Kemampuan dengan

Menggunakan Kata Kerja Optatif atau

Pola Pelengkap Kemungkinan ··· 83 LAMPIRAN C ··· ···· 86 Lampiran 3.5.1. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif 会 ··· 86 Lampiran 3.5.2 Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif 能 ··· ··· 86 Lampiran 3.5.3 Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif 可以 ··· 86 Lampiran 3.5.4. Menyatakan Kemampuan Menggunakan


(9)

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 3.5.5. Menyatakan Kemampuan Menggunakan

Kata Kerja Optatif atau Pola


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini semakin banyak orang berminat pada bidang studi linguistik, suatu disiplin ilmu yang mengkaji bahasa. Melalui kajian linguistik, awal bahasa dan kegiatan berbahasa ditelaah. Bahasa penting untuk ditelaah, karena merupakan sarana manusia untuk mencapai berbagai tujuan.

Mempelajari bahasa asing memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk menguasai bahasa asing tersebut, memahami budaya pemakai bahasa asing tersebut, tetapi juga dapat menjadi daya jual ketika memasuki dunia kerja. Dengan berkembangnya sistem perekonomian global, menuntut kita sebagai generasi baru yang hendak memasuki dunia kerja untuk menguasai bahasa asing.

Bahasa asing sangat mungkin untuk dapat dikuasai dengan baik, karena bahasa merupakan sebuah sistem yang dalam proses pembentukannya terikat oleh kaidah-kaidah tertentu. Karena bahasa adalah sebuah sistem maka di dalamnya terdiri dari beberapa subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem gramatika dan subsistem leksikon. Subsistem-subsistem bahasa ibu pembelajar dengan bahasa asing yang dipelajarinya pasti terdapat perbedaan-perbedaan yang menyebabkan bahasa asing tidak mudah dipelajari. Pada akhirnya menyebabkan pembelajar bahasa asing sering keliru atau salah, seperti kesalahan dalam menggunakan kata atau pola kalimat dalam bahasa asing.

Perbedaan ini pun terdapat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Sebagai contoh dilihat dari subsistem fonologi, dalam bahasa Mandarin terdapat beberapa konsonan yang memiliki pelafalan bunyi plosif 1, seperti; p[ yang dalam pelafalannya dipadukan dengan bunyi

1

Plosif /bunyi letup adalah konsonan ditandai dengan obstruksi lengkap dari aliran udara keluar dengan artikulator, membangun dari tekanan udara di dalam mulut, dan akhirnya pelepasan tekanan itu.(Kamus Linguistik:2008:142)


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha aspirasi2 Sedangkan Mandarin ʰ menjadi [p], ʰ menjadi [t] dan menjadi [k], hal ini menunjukan perbedaan dalam subsistem fonologi antara bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin yang mengakibatkan kesalahan pelafalan konsonan aspirasi dalam bahasa Mandarin. Dilihat dari subsistem semantik, dalam bahasa Mandarin terdapat banyak kata yang bersinonim dekat, seperti kata 达 到 dan 到 达. Arti kedua kata tersebut dalam Kamus Besar Tionghoa-Indonesia (1995:150:174) adalah “mencapai”, namun sebenarnya kedua kata tersebut memiliki perbedaan dalam kombinasi kata. Kata 到 达 disertai dengan objek kongkret, sedangkan kata 达 到 disertai dengan objek abstrak. Banyak pelajar Indonesia yang seringkali memadupadankan kata 达 到 dengan objek yang kongkret. Hal ini menunjukkan perbedaan subsistem semantik antara bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin yang menyebabkan kesalahan dalam memadupadankan kata. Dilihat dari subsistem gramatika, posisi keterangan dalam bahasa Indonesia dapat diletakkan sebelum atau sesudah objek sehingga bersifat lebih fleksibel, akan tetapi dalam bahasa Mandarin pada umumnya keterangan diletakkan sebelum inti predikat. Banyak pelajar Indonesia yang melakukan kesalahan berikut yaitu 我 吃饭 在 家 seharusnya kalimat tersebut disusun menjadi 我 在 家 吃 饭”. Hal ini menunjukkan perbedaan dari subsistem gramatika antara bahasa Indonesia dan Mandarin yang menyebabkan kesalahan dalam penyusunan kalimat.

Dalam menyatakan kemampuan antara bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin juga terdapat perbedaan. Dewasa ini masih banyak dijumpai pelajar Indonesia yang salah dalam mengungkapkan kalimat yang mengandung makna kemampuan dalam bahasa Mandarin. Dalam bahasa Indonesia pada umumnya untuk menyatakan kemampuan, diantaranya dapat menggunakan kata “dapat, boleh dan bisa”. Dalam bahasa Indonesia ketiga kata tersebut tidak terlihat perbedan yang signifikan dalam penggunaannya. Dalam bahasa Mandarin untuk menyatakan kalimat yang mengandung makna kemampuan, diantaranya dapat menggunakan kata kerja optatif (会, 能,可 以) dan pola pelengkap kemungkinan 可 能补语 . Penggunaan kata kerja optatif dan

2

Aspirasi: artikulasi konsonan plosif dengan letupan napas yang dapat didengar.(Kamus Linguistik 2008:22)


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha pola pelengkap kemungkinan dalam bahasa Mandarin akan mempengaruhi makna yang tersampaikan oleh kalimat tersebut. Banyak dijumpai pelajar Indonesia yang secara langsung mengalihbahasakan kalimat yang menyatakan kemampuan dalam bahasa Indonesia ke bahasa Mandarin tanpa memperhatikan kaidah-kaidah dalam bahasa Mandarin, hal inilah yang menyebabkan banyak pelajar Indonesia sering kali kurang tepat dalam menyusun kalimat yang menyatakan kemampuan dalam bahasa Mandarin. Sebagai contoh dalam kalimat berikut ; “ Saya tidak dapat masuk ” banyak pelajar Indonesia yang mengalihbahasakan kalimat berikut menjadi “我 不 能 进去” pemilihan kata “不能 dalam kalimat ini tidak tepat karena “不 能” dalam kalimat di atas tidak mengandung makna “tidak dapat”, tetapi bermakna “ tidak boleh” . Sehingga untuk kalimat di atas lebih tepat menggunakan pola pelengkap kemungkinan (可 能 补 语) menjadi “ 我 进 不 去”. Dari kesalahan di atas menunjukkan bahwa banyak pembelajar Indonesia yang belum dapat mengungkapkan kalimat yang mengandung makna kemampuan dalam bahasa Mandarin dengan tepat.

Hal yang telah disampaikan di atas menarik perhatian penulis untuk menganalisa kesalahan yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi dalam penggunaan kata kerja optatif (会、能、可以) dan pola pelengkap kemungkinan (可 能 补 语) yang mengandung makna kemampuan dalam bahasa Mandarin. Penulis ingin mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan itu terjadi.

Penelitian mengenai hal serupa yaitu analisis kesalahan penggunaan 会、 能 dan 可 以 sudah pernah dilakukan oleh beberapa pembelajar bahasa Mandarin di Indonesia, salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Akan tetapi dalam penulisan tugas akhir ini penulis selain membahas kesalahan penggunaan kata kerja optatif (会 , 能 , 可 以) penulis juga akan membahas kesalahan penggunaan pola pelengkap kemungkinan ( 可 能 补 语 ). Hal tersebut dikarenakan dalam bahasa Mandarin yang berfungsi untuk mengekspresikan


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha kemampuan tidak terbatas terhadap kata kerja optatif saja (会 , 能 , 可 以) akan tetapi dapat pula menggunakan pola可能补语.

Berdasarkan masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir dengan judul : “ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA OPTATIF , ,可 以 DAN POLA PELENGKAP KEMUNGKINAN DALAM KALIMAT YANG MENYATAKAN KEMAMPUAN”

1.2. Rumusan Masalah

Penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1.Jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa/i dalam mengungkapkan kalimat yang menggambarkan kemampuan ?

2.Faktor - faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan –kesalahan tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk :

1. Mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa/i dalam mengungkapkan kalimat yang menggambarkan kemampuan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan tersebut dan cara mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang penulis harapkan dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian serta hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis.

Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat dijadikan rujukan dalam upaya pengembangan kemampuan berbahasa Mandarin bagi mahasiswa/i Indonesia, dan berguna juga untuk menjadi


(14)

6

Universitas Kristen Maranatha referensi bagi mahasiswa/i yang melakukan kajian terhadap hal yang serupa.

2. Manfaat Praktis.

a. Penulis mengharapkan seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan pengetahuan empirik penulis mengenai penerapan ilmu tata bahasa Mandarin dalam penggunaan kata yang menyatakan kemampuan.

b. Manfaat praktis yang hendak dicapai bagi pembelajar bahasa Mandarin adalah untuk membantu pembelajar bahasa Mandarin agar dapat dengan tepat mengungkapkan kalimat yang mengandung makna kemampuan dengan menggunakan kata kerja optatif (会 , 能 , 可 以) dan pola pelengkap kemungkinan (可 能 补 语). Selain itu bagi pengajar bahasa Mandarin dapat menggunakan data yang tersedia dalam tugas akhir ini untuk memahami kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik.

c. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi penelitian di bidang pendidikan dan kebahasaan, sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut pada permasalahan yang sejenis.

1.5.Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode modekatif yang berdasarkan pada teori dan pendapat dari ahli lingustik yang dikutip oleh Tarigan (2011:62) yaitu suatu metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, menyajikan serta menganalisisnya sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.

Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara :

1. Penelitian lapangan (Field Research) untuk memperoleh data primer . Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui:


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha oWawancara, yaitu mengadakan wawancara langsung dengan pengajar yang mengajarkan kalimat yang menyatakkan kemampuan dalam bahasa Mandarin .

oMenyebarkan angket kepada mahasiswa/i .

oMemberikan soal latihan kepada mahasiswa/i secara lisan dan tulisan. 2. Penelitian kepustakaan (Library Research) untuk memperoleh data

sekunder yang berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini.

Kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Universitas Kristen Maranatha yang berlokasi di Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri No.65, Bandung, Jawa Barat 40164 . Objek penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah mahasiswa/i jurusan Sastra China semester 4, 6 dan 8 di Universitas Kristen Maranatha.

Data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan jenis kesalahan dalam kalimat yang menggunakan kata kerja optatif “会 , 能 , 可 以” dan pola pelengkap kemungkinan (可 能 补 语). Data primer akan diperoleh dari hasil jawaban mahasiswa/i untuk soal latihan yang diberikan. Sedangkan angket berfungsi sebagai salah satu indikator dalam menentukan faktor penyebab mahasiswa/i tersebut melakukan kesalahan-kesalahan tersebut.

1.6. Pembatasan Masalah

Dalam bahasa Mandarin kata yang dapat digunakan untuk menyatakan kemampuan tidak terbatas pada kata kerja optatif saja akan tetapi dapat pula menggunakan pola 可能补语 . Hal tersebut berkaitan dengan konsep pemikiran pelaku saat menggunakannya. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis hanya membatasi masalah pada kesalahan penggunaan kata kerja optatif “会 ,能, 可以” dan pola pelengkap kemungkinan.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini sebagai berikut : BAB 1. PENDAHULUAN


(16)

8

Universitas Kristen Maranatha Dalam bab ini dijabarkan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan dan jadwal kegiatan penelitian.

BAB 2. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori dan pengetahuan yang dijadikan titik tolak pemikiran dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB 3. ANALISIS KESALAHAN Bab ini berisi analisa data. BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, dilanjutkan dengan saran-saran untuk melakukan tindak lanjut penelitian .


(17)

71

Universitas Kristen Maranatha BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis kesalahan yang dilakukan, didapati bahwa objek setiap semester (semester IV, VI, dan VIII) melakukan kesalahan dalam soal mengenai pelengkap kemungkinan lebih banyak dibandingkan kesalahan dalam soal mengenai kata kerja optatif . Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman objek akan kata kerja optatif lebih baik daripada pemahaman terhadap pelengkap kemungkinan.

Berdasarkan jumlah kesalahan yang dilakukan objek dalam soal latihan mengenai kata kerja optatif pada bagian kesatu, bagian kedua dan ketiga, didapati meskipun bahan ajar yang digunakan oleh angkatan 2012-2013 berbeda dengan dua angkatan lainnya, namun jumlah kesalahannya tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan buku ajar yang digunakan dalam mata kuliah China Terpadu (汉 语 综 合 课) antara mahasiswa/i pada tahun ajar 2012-2013 dengan 2013-2014, dan 2014-2015 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya tangkap objek mengenai kata kerja optatif.

Jenis kesalahan terbanyak yang dilakukan objek adalah kesalahan archi-forms, baik dalam penggunan kata kerja optatif maupun pelengkap kemungkinan. Dalam soal mengenai kata kerja optatif didapati sebagian besar kesalahan archi-forms berupa penggantian kata “会” menjadi kata “能” , kata “ 可以” menjadi kata “会”, dan kata “能” menjadi kata “会”. Sedangkan sebagian besar kesalahan archi-forms dalam soal pelengkap kemungkinan sebagian besar berupa penggantian pola pelengkap kemungkinan dengan kata kerja optatif, dan sebagian kecil berupa kesalahan dalam memilih pelengkap yang digunakan. Akan tetapi jarang ditemui kesalahan posisi baik dalam soal pelengkap kemungkinan atau kata kerja optatif. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar objek telah memahami materi posisi untuk kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan yang disampaikan tenaga pengajar. Akan tetapi untuk metode mengajar dengan membandingkan kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan masih belum menunjukan hasil yang baik.


(18)

72

Universitas Kristen Maranatha Dilihat dari jumlah kesalahan pada soal latihan mengenai posisi untuk masing-masing materi (kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan) lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kesalahan yang terdapat pada latihan pembentukan frasa dengan pelengkap kemungkinan atau kata kerja optatif. Hal ini menunjukkan bahwa objek memiliki pemahaman yang kurang akan perbedaan makna dan fungsi gramatikal antara kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan, akan tetapi memiliki pemahaman yang baik akan posisi kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan dalam sebuah kalimat.

Selain itu pada latihan mengenai pembentukan frasa dengan kata kerja optatif atau pelengkap kemungkinan, jenis kesalahan pengurangan umumnya dijumpai pada tahap awal mempelajari bahasa Mandarin. Untuk objek semester VI dan VIII telah yang mempelajari beragam kosakata dan pola gramatikal dalam bahasa Mandarin pada umumnya kesalahan berupa kesalahan archi-forms yang disebabkan oleh interferensi bahasa ibu.

Sebagian besar kesalahan yang dilakukan objek bersifat global, baik dalam soal kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan. Kesalahan tersebut juga diklasifikasikan sebagai ragam kesalahan gramatikal. Hal ini menunjukkan bahwa objek masing-masing semester memiliki pemahaman yang kurang akan fungsi gramatikal dan makna gramatikal masing-masing kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan.

Umumnya kesalahan yang dilakukan objek disebabkan oleh karena faktor penyamarataan yang berlebihan, salah menghipotesiskan konsep dan penerapan kaidah yang tidak sempurna atau disebut juga kesalahan intrabahasa. Di sisi lain terdapat sebagian kecil kesalahan yang diakibatkan interferensi bahasa ibu atau disebut juga kesalahan antarbahasa. Kesalahan antarbahasa lebih sering dijumpai pada objek semester IV dan VI. Sedangkan kesalahan intrabahasa lebih sering ditemukan pada objek semester VIII. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi semester objek maka kesalahan antarbahasa semakin menurun. Selain itu hal ini juga selaras dengan pernyataan tenaga pengajar bahwa sebagian besar objek dalam pengaplikasian bahasa Mandirin tidak dapat terlepas dari konsep bahasa ibu objek yaitu bahsa Indonesia.


(19)

73

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan persentase perbandingan penggunaan kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan yang terdapat pada latihan soal bagian kedua dan ketiga maka didapati kecendrungan objek masing-masing semester lebih sering menggunakan kata kerja optatif dalam menyatakan kemampuan, dan menggunakan pelengkap “了” (liǎo) dalam beragam kondisi. Hal ini sesuai dengan pernyataan objek bahwa sebagian besar objek kurang memahami pola pelengkap kemungkinan dikarenakan dalam bahasa Indonesia tidak terdapat pola tersebut. Hal tersebut juga dapat dikarenakan jumlah pelengkap dalam bahasa Mandarin beragam, hal ini menyebabkan banyak pelajar Indonesia yang lebih terbiasa mmenggunakan kata kerja optatif dalam menyatakan kemampuan. Selain itu saat kata “可 以” dan “能” bisa saling mengantikan, objek cenderung menggunakan kata “能” , hal ini sejalan dengan jawaban angket mahasiswa yang mayoritas memadankan kata “可以” dengan kata “boleh” dalam bahasa Indonesia. 4.2. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, disarankan: • Bagi pembelajar bahasa Mandarin

Sebaiknya pelajar lebih sering mencari buku referensi dan melakukan latihan baik secara tertulis atau lisan agar dapat memahami fungsi dan makna gramatikal masing-masing kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan. Objek diharapkan dalam penggunaan materi katakerja optatif dapat terlepas dengan konsep kata “bisa, dapat, boleh” dalam bahasa Indonesia.

• Bagi tenaga pengajar

Sebaiknya tenaga pengajar lebih sering memberikan contoh penggunaannya dalam kalimat baik untuk kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan. Selain dapat pula dengan menambah durasi waktu pengajaran terutama dalam materi pelengkap kemungkinan.

• Bagi pihak lain

Penulis pada penelitian kali ini hanya membahas mengenai jenis-jenis dan faktor-faktor kesalahan yang dilakukan oleh objek. Maka dengan demikian bagi pihak yang terkait dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti bagaimana cara mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut.


(20)

74


(21)

X

DAFTAR REFERENSI BUKU

Dewanto,Nugroho.(2009).KamusSinonim-Antonim Bahasa Indonesia.Bandung:CV.YramaWidya

Ellis,Rod.(1997). The Nature Of Learner Language.Oxford:Oxford University Press

 红尘. (2001).汉语水 平考试 模拟试 题集. 北京:华语 教学出 版社

 黄伯荣. (2006).现代汉语. 北京:高等 教育出 版社

Junaiyah.(2009).Kamus Sinonim.Jakarta:PT.Grasindo

Kamus Besar Tionghoa-Indonesia.(1995).北京:汉语 出版社

Kamus Besar Bahasa Indonesia.(1993).Jakarta:Balai Pustaka

Kridalaksana.Harimukti.(2008).Kamus Linguistik.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama

Kurshartanti,Untung yuwono,Multamia,dkk.(2009).Pesona Bahasa. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama

 李大忠.(1997).外国人 学汉语 法偏误 分析. 北京:北京 语言大 学出版 社

 李德津.(2003).外国人 使用汉 语语法. 北 京:华 语教学 出版社

 刘月华.(2004).实用现 代汉语 语法. 北京:商务 印书馆

 吕叔湘.(2003) .现代 汉语八 百词. 北京:商务 印书馆

 卢福波.(2007).实用语 法. 北京:北京语 言大学 出版社

Pedoman Teknis Penulisan Skripsi .(2016). Bandung:Jurusan Sastra China Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha

Sahertian,Diana.(2013).Kosakata Bahasa Mandarin-Workbook.Bandung:JOWA

 孙德金.(2003).汉语语 法教程. 北 京:高 等教育 出版社

Tarigan,Guntur Henry.(2011).Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.Bandung:Percetakan Angkasa

 万艺玲.(2003). 汉语 词汇教 程. 北京:高等教 育出版 社


(22)

X

 徐佳梅,崔娜.(2014).发展汉 语初级 综合.北京: 北京语 言大学

 现代汉语 词典. (2005). 北京: 北京商 务印刷 厂

 朱床明.(2005).现代汉 语使用 语法分 析. 北京:清华大 学出版 社

 朱床明.(2006).汉语教 程第一 册.北 京:北 京语言 大学 Internet:

Yuowono,Gerry.(2015). Diffrence Between “Bisa” “Boleh” “Dapat” dan

“Mampu”.ILC (Indonesian Language Consultancy). http://www.ilc-sydney.com/difference-between-bisa-boleh-and-dapat/


(1)

Universitas Kristen Maranatha BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis kesalahan yang dilakukan, didapati bahwa objek setiap semester (semester IV, VI, dan VIII) melakukan kesalahan dalam soal mengenai pelengkap kemungkinan lebih banyak dibandingkan kesalahan dalam soal mengenai kata kerja optatif . Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman objek akan kata kerja optatif lebih baik daripada pemahaman terhadap pelengkap kemungkinan.

Berdasarkan jumlah kesalahan yang dilakukan objek dalam soal latihan mengenai kata kerja optatif pada bagian kesatu, bagian kedua dan ketiga, didapati meskipun bahan ajar yang digunakan oleh angkatan 2012-2013 berbeda dengan dua angkatan lainnya, namun jumlah kesalahannya tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan buku ajar yang digunakan dalam mata kuliah China Terpadu (汉 语 综 合 课) antara mahasiswa/i pada tahun ajar 2012-2013 dengan 2013-2014, dan 2014-2015 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap daya tangkap objek mengenai kata kerja optatif.

Jenis kesalahan terbanyak yang dilakukan objek adalah kesalahan archi-forms, baik dalam penggunan kata kerja optatif maupun pelengkap kemungkinan. Dalam soal mengenai kata kerja optatif didapati sebagian besar kesalahan archi-forms berupa penggantian kata “会” menjadi kata “能” , kata “ 可以” menjadi kata “会”, dan kata “能” menjadi kata “会”. Sedangkan sebagian besar kesalahan archi-forms dalam soal pelengkap kemungkinan sebagian besar berupa penggantian pola pelengkap kemungkinan dengan kata kerja optatif, dan sebagian kecil berupa kesalahan dalam memilih pelengkap yang digunakan. Akan tetapi jarang ditemui kesalahan posisi baik dalam soal pelengkap kemungkinan atau kata kerja optatif. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar objek telah memahami materi posisi untuk kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan yang disampaikan tenaga pengajar. Akan tetapi untuk metode mengajar dengan membandingkan kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan masih belum menunjukan hasil yang baik.


(2)

72

Universitas Kristen Maranatha Dilihat dari jumlah kesalahan pada soal latihan mengenai posisi untuk masing-masing materi (kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan) lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kesalahan yang terdapat pada latihan pembentukan frasa dengan pelengkap kemungkinan atau kata kerja optatif. Hal ini menunjukkan bahwa objek memiliki pemahaman yang kurang akan perbedaan makna dan fungsi gramatikal antara kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan, akan tetapi memiliki pemahaman yang baik akan posisi kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan dalam sebuah kalimat.

Selain itu pada latihan mengenai pembentukan frasa dengan kata kerja optatif atau pelengkap kemungkinan, jenis kesalahan pengurangan umumnya dijumpai pada tahap awal mempelajari bahasa Mandarin. Untuk objek semester VI dan VIII telah yang mempelajari beragam kosakata dan pola gramatikal dalam bahasa Mandarin pada umumnya kesalahan berupa kesalahan archi-forms yang disebabkan oleh interferensi bahasa ibu.

Sebagian besar kesalahan yang dilakukan objek bersifat global, baik dalam soal kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan. Kesalahan tersebut juga diklasifikasikan sebagai ragam kesalahan gramatikal. Hal ini menunjukkan bahwa objek masing-masing semester memiliki pemahaman yang kurang akan fungsi gramatikal dan makna gramatikal masing-masing kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan.

Umumnya kesalahan yang dilakukan objek disebabkan oleh karena faktor penyamarataan yang berlebihan, salah menghipotesiskan konsep dan penerapan kaidah yang tidak sempurna atau disebut juga kesalahan intrabahasa. Di sisi lain terdapat sebagian kecil kesalahan yang diakibatkan interferensi bahasa ibu atau disebut juga kesalahan antarbahasa. Kesalahan antarbahasa lebih sering dijumpai pada objek semester IV dan VI. Sedangkan kesalahan intrabahasa lebih sering ditemukan pada objek semester VIII. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi semester objek maka kesalahan antarbahasa semakin menurun. Selain itu hal ini juga selaras dengan pernyataan tenaga pengajar bahwa sebagian besar objek dalam pengaplikasian bahasa Mandirin tidak dapat terlepas dari konsep bahasa ibu objek yaitu bahsa Indonesia.


(3)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan persentase perbandingan penggunaan kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan yang terdapat pada latihan soal bagian kedua dan ketiga maka didapati kecendrungan objek masing-masing semester lebih sering menggunakan kata kerja optatif dalam menyatakan kemampuan, dan menggunakan pelengkap “了” (liǎo) dalam beragam kondisi. Hal ini sesuai dengan pernyataan objek bahwa sebagian besar objek kurang memahami pola pelengkap kemungkinan dikarenakan dalam bahasa Indonesia tidak terdapat pola tersebut. Hal tersebut juga dapat dikarenakan jumlah pelengkap dalam bahasa Mandarin beragam, hal ini menyebabkan banyak pelajar Indonesia yang lebih terbiasa mmenggunakan kata kerja optatif dalam menyatakan kemampuan. Selain itu saat kata “可 以” dan “能” bisa saling mengantikan, objek cenderung menggunakan kata “能” , hal ini sejalan dengan jawaban angket mahasiswa yang mayoritas memadankan kata “可以” dengan kata “boleh” dalam bahasa Indonesia. 4.2. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, disarankan: • Bagi pembelajar bahasa Mandarin

Sebaiknya pelajar lebih sering mencari buku referensi dan melakukan latihan baik secara tertulis atau lisan agar dapat memahami fungsi dan makna gramatikal masing-masing kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan. Objek diharapkan dalam penggunaan materi katakerja optatif dapat terlepas dengan konsep kata “bisa, dapat, boleh” dalam bahasa Indonesia.

• Bagi tenaga pengajar

Sebaiknya tenaga pengajar lebih sering memberikan contoh penggunaannya dalam kalimat baik untuk kata kerja optatif dan pelengkap kemungkinan. Selain dapat pula dengan menambah durasi waktu pengajaran terutama dalam materi pelengkap kemungkinan.

• Bagi pihak lain

Penulis pada penelitian kali ini hanya membahas mengenai jenis-jenis dan faktor-faktor kesalahan yang dilakukan oleh objek. Maka dengan demikian bagi pihak yang terkait dapat mengembangkan penelitian ini dengan meneliti bagaimana cara mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut.


(4)

74


(5)

X

DAFTAR REFERENSI

BUKU

Dewanto,Nugroho.(2009).KamusSinonim-Antonim Bahasa Indonesia.Bandung:CV.YramaWidya

Ellis,Rod.(1997). The Nature Of Learner Language.Oxford:Oxford University Press

 红尘. (2001).汉语水 平考试 模拟试 题集. 北京:华语 教学出 版社  黄伯荣. (2006).现代汉语. 北京:高等 教育出 版社

Junaiyah.(2009).Kamus Sinonim.Jakarta:PT.Grasindo Kamus Besar Tionghoa-Indonesia.(1995).北京:汉语 出版社  Kamus Besar Bahasa Indonesia.(1993).Jakarta:Balai Pustaka

Kridalaksana.Harimukti.(2008).Kamus Linguistik.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Kurshartanti,Untung yuwono,Multamia,dkk.(2009).Pesona Bahasa. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama

 李大忠.(1997).外国人 学汉语 法偏误 分析. 北京:北京 语言大 学出版 社  李德津.(2003).外国人 使用汉 语语法. 北 京:华 语教学 出版社

 刘月华.(2004).实用现 代汉语 语法. 北京:商务 印书馆  吕叔湘.(2003) .现代 汉语八 百词. 北京:商务 印书馆  卢福波.(2007).实用语 法. 北京:北京语 言大学 出版社

Pedoman Teknis Penulisan Skripsi .(2016). Bandung:Jurusan Sastra China Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha

Sahertian,Diana.(2013).Kosakata Bahasa Mandarin-Workbook.Bandung:JOWA

 孙德金.(2003).汉语语 法教程. 北 京:高 等教育 出版社

Tarigan,Guntur Henry.(2011).Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.Bandung:Percetakan Angkasa

 万艺玲.(2003). 汉语 词汇教 程. 北京:高等教 育出版 社


(6)

X

 徐佳梅,崔娜.(2014).发展汉 语初级 综合.北京: 北京语 言大学  现代汉语 词典. (2005). 北京: 北京商 务印刷 厂

 朱床明.(2005).现代汉 语使用 语法分 析. 北京:清华大 学出版 社  朱床明.(2006).汉语教 程第一 册.北 京:北 京语言 大学

Internet:

Yuowono,Gerry.(2015). Diffrence Between “Bisa” “Boleh” “Dapat” dan

“Mampu”. ILC (Indonesian Language Consultancy).